Sumber gambar: Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan, Jakarta
c. Metode Gravimetri (= susut pengeringan)
Cawan kosong dipanaskan dalam oven pada suhu 105 0C selama 30
menit, didinginkan dalam eksikator selama 15 menit, lalu ditimbang
(W0).
Masukkan + 10 gr ekstrak dalam wadah yg telah tara (W1).
Keringkan dalam oven pada suhu 105 oC selama 3 jam didinginkan
dalam eksikator selama 15-30 menit timbang
Lanjutkan pengeringan dan timbang dg jarak 1 jam sampai perbedaan
antara 2 penimbangan berturut2 tdk lebih dari 0,25% (W2).
Kadar air (%) = (W1 – W2) x 100
(W1 – W0)
2. Penetapan Susut Pengeringan
Prinsip : Pengukuran sisa zat setelah pengeringan pada
temperatur 105 oC selama 30 menit atau sampai berat
konstan yang dinyatakan sebagai nilai prosen (%)
Dalam hal khusus, jika bahan tdk mengandung minyak
menguap/m. atsiri & sisa pelarut organik menguap maka
identik dg kadar air yaitu kandungan air karena berada di
atmosfer/lingkungan udara terbuka
Tujuan : memberi batasan maksimal (rentang) tentang
besarnya senyawa yg hilang pd proses pengeringan
2. Penetapan Susut Pengeringan
Cara:
botol timbang dangkal bertutup
dalam kondisi kosong
dipanaskan 105 °C selama 30
menit, dinginkan & tara
masukan 1-2 g ekstrak, ratakan
masukan ke dalam oven,
buka tutupnya, keringkan pada
suhu 105 °C selama 30 menit
dlm keadaan tertutup dinginkan
dlm eksikator hingga suhu
kamar, timbang.
Catatan:
Sebelum tiap pengeringan, biarkan botol dalam keadaan
tertutup mendingin dalam eksikator
Jika sulit kering dan mencair pada pemanasan,
tambahkan 1 g silika yg telah ditimbang seksama
(sebelumnya silika dikeringkan dan disimpan dulu dalam
eksikator sampai suhu kamar) campuran ekstrak+silika
dipanaskan lagi pada suhu tersebut sampai bobot tetap
Lakukan hingga bobot tetap: perbedaan 2x penim-bangan
berturut-turut setelah dikeringkan/dipijar selama 1 jam <
0,25% atau perbedaan penimbangan tsb <0,5 mg
3. Penentuan Bobot Jenis
Prinsip : masa persatuan volume pada suhu kamar
tertentu (25 °C) yang ditentukan dg alat khusus
piknometer atau alat yg lainnya
Tujuan :
memberikan batasan tentang besarnya masa per
satuan volume yg merupakan parameter khusus
ekstrak cair sampai ekstrak pekat (kental) yg masih
dapat dituang
Memberikan gambaran kandungan kimia terlarut
3. Penentuan Bobot jenis
Prosedur:
piknometer (dlm kondisi bersih, kering dan
telah dikalibrasi), ditimbang Ekstrak cair
(suhu ±20 °C) dimasukan ke dalam
piknometer atur suhu piknometer+ekstrak
hingga suhu ±25 °C), tutup buang
kelebihan ekstrak cair piknometer+ekstrak
ditimbang. Lakukan hal yg sama thdp air.
Cara hitung:
BJ = pikno+ekstrak/pikno+air x BJ air
Catatan:
- Jika arang tidak hilang: tambahkan air panas 2 ml saring
dgn kertas saring bebas abu filtrat masukan Kembali dlm
krus, uapkan dgn waterbath, pijarkan kembali bersama kertas
tersebut dalam krus yg sama hingga bobot tetap, timbang.
5. Penetapan Kadar Abu
(lanjutan)
b. Kadar abu larut dalam air
(jumlah garam mineral organik dalam ekstrak: asam oklasat, asam malat, dsb)
Abu yang diperoleh dari kadar abu total, didihkan dengan 25
ml aquades (tutup dgn kaca arloji) selama 5 menit
Kumpulkan bagian yang tidak larut dalam air, saring dengan
kertas saring bebas abu
Bilas dengan dgn air panas, pijarkan bahan yg larut air
dalam krus di dalam oven pada suhu >450 °C selama 15
menit hingga bobot tetap, dinginka dlm desikator 30 menit
dan ditimbang
Hitung kadar abu yang tidak larut asam terhadap bahan yang
telah dikeringkan
5. Penetapan Kadar Abu
(lanjutan)
c. Kadar abu tidak larut dalam asam
Tujuan: ukur keberadaan cemaran silika dari pasir/tanah
Abu yang diperoleh dari kadar abu total, didihkan dengan 25
ml H2SO4 / HCl encer P (tutup dgn kaca arloji) selama 5
menit
Kumpulkan bagian yang tidak larut dalam asam, saring
dengan kertas saring bebas abu
Cuci dgn air panas, pijarkan kertas saring yang mengandung
bahan yg tidak larut asam dalam krus di atas hotplate hingga
bobot tetap, dinginka dlm desikator 30 menit dan ditimbang
Hitung kadar abu yang tidak larut asam terhadap bahan yang
telah dikeringkan
6. Penetapan Cemaran Mikroba
Definisi: menentukan adanya mikroba patogen
secara analisis mikrobiologi
Tujuan: memberikan jaminan bahwa ekstrak tidak
boleh mengandung mikroba patogen dan non
patogen melebihi batas yang ditetapkan akan
berpengaruh pd stabilitas ekstrak dan berbahaya
bagi kesehatan
Mikroba patogen : Salmonella thypi, E. Coli,
Bacillus subtilis, Aspergillus flavus, S.aureus
Batasan cemaran mikroba:
a) ALT : < 104 kol/g
b) Angka kapang /kamir : < 103 kol/g
c) MPN coliform : < 3 kol/g
d) Mikroba patogen : negatif
Prosedurnya :
1. Uji Angka Lempeng Total
2. Uji Nilai Duga Terdekat (MPN) Coiliform
Sterilisasi Ekstrak
1. Merendam semua ekstrak ke dalam etanol 70%
semalam kemudian diuapkan dengan tangas air
stainless
2. Semua ekstrak disterilkan dengan sinar UV - 18
jam
Penetapan Angka Lempeng Total (ALT)
Prinsip: pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil
setelah cuplikan diinokulasikan pada media
lempeng agar dengan cara tuang dan diinkubasi
pada suhu yang sesuai.
Media : Plate Count Agar (PCA)
Pereaksi : Pepton dilution Fluid (PDF), Fluid
Casein Digest Soy Lecithin Polysorbat (FCDSLP),
minyak mineral (parafin cair), tween 80 dan 20
Prosedur : Monografi ekstrak tumbuhan obat
Indonesia, 2006 hal 219
Penghitungan : dipilih cawan petri yang
menunjukkan jumlah koloni 30 - 300. Jumlah
koloni dihitung kemudian dirata-rata dan dikalikan
dengan faktor pengencerannya. Hasil dinyatakan
dengan ALT dalam tiap gram.
Prosedur ALT