Anda di halaman 1dari 31

FITOKIMIA

Tahapan Proses Isolasi

ISOLAT
FRAKSI
EKSTRAK

BAHAN UJI

pemantauan (contoh
dengan KLT), Uji aktivitas

pemantauan (contoh dengan KLT),


dapat dipandu dengan uji aktivitas,
(tergantung tujuan)

penyiapan bahan, karakterisasi,penapisan


fitokimia

Karakterisasi, uji
kemurnian, uji
aktivitas, uji
farmakologi,toksikologi

SENYAWA
DENGAN
AKTIFITAS
TERTENTU

Persiapan Sebelum

EKSTRAKSI

Penyiapan Bahan

Uji
Pengolahan bahan

Determinasi

Pengumpulan bahan

(dilakukan pada isntansi yang


ahli)

Meliputi: sortasi basah,


pencucian pembersihan,
perajangan jika perlu,
penjemuran, sortasi kering,
dan pembuatan serbuk (misal
digiling)

Pengolahan BAHAN
Sortasi Basah
Pencucian& Pembersihan
Perajangan

Pengeringan, Sortasi Kering


pembuatan serbuk

Pengeringan
Pengeringan bahan bertujuan untuk mendapatkan bahan yang awet,
tidak rusak dan dapat digunakan atau disimpan dalam jangka waktu
relatif lama

Pengeringan adalah suatu prosses pengurangan kandungan air


untuk menghentikan reaksi enzimatis

Beberapa jenis simplisia justru diinginkan reaksi enzimatis.

Pembuatan Serbuk
Pembuatan serbuk (penghalusan/ comminution)
Yaitu fragmentasi simplisia menjadi partikelpartikel dengan tenaga mekanik

KARAKTERISASI
Bahan uji

Makroskopik dan Mikroskopik

penetapan kadar abu total


penetapan kadar abu yang larut dalam air
penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam
penetapan susut pengeringan
penetapan kadar air
pemeriksaan logam berat.

penetapan kadar sari larut etanol


penetapan kadar sari larut air

Parameter
Kadar Abu
Pengertian & Prinsip
Bahan dipanaskan pada temperatur dimana senyawa organik dan
turunannya terdestruksi dan menguap. Sehingga tinggal unsur
mineral dan anorganik.

Tujuan
Memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal
yang berasal dari proses awal sampai terbentuk ekstrak

Nilai
Maksimal rentang yang diperbolehkan terkait dengan kemurnian
dan kontaminasi

Prosedur
Penetapan Kadar Abu
2-3 g bahan
yg telah
digerus dan
ditimbang,
dimasukan ke
dalam krus
silikat yang
telah
dipijarkan
dan ditara,
ratakan

Pijarkan
perlahanlahan hingga
arang habis,
dinginkan,
timbang, jika
dg cara ini
arang tidak
habis + air
panas saring
melalui
kertas saring
bebas abu

Pijarkan sisa
kertas dan
kertas saring
dalam krus
yang sama

Masukan
filtrat ke
dalam krus,
uapkan,
pijarkan
hingga bobot
tetap,
timbang,
hitung kadar
abu terhadap
bahan yang
telah
dikeringkan
di udara

Prosedur
Kadar Abu Yang Tidak Larut Asam

Abu yang diperoleh pada


penetapan kadar abu, didihkan
dengan 25 mL asam sulfat encer
selama 5 menit

Kumpulkan bagian yang tidak


larut dalam asam, saring melalui
krus kaca masir atau kertas saring
bebas abu, cuci dengan air panas

Pijarkan hingga bobot tetap,


timbang. Hitung kadar abu yang
tidak larut asam terhadap bahan
yang tealh dikeringkan di udara

Parameter
Susut Pengeringan
Pengertian & Prinsip
Pengukuran sisa2x zat setelah pengeringan pd temperatur 1050C selama 30
menit atau sampai berat konstan. Yg dinyatakan dalam nilai prosen. Dalam hal
khusus (jika bahan tidak mengandung minyak atsiri dan sisa pelarut organik)
identik dengan kadar air karena berada di atmosfer/lingkungan udara terbuka

Tujuan
Memberikan batasan maksimal (rentang) tentang besarnya senyawa hilang
pada proses pengeringan

Nilai
Minimal rentang yang diperbolehkan terkait dengan kemurnian dan
kotaminasi

Parameter
Kadar Air
Pengertian dan Prinsip
Pengukuran kandungan air yang berada di dalam bahan
dilakukan dengan cara yang tepat diantara cara titrasi,
destilasi atau gravimetri

Tujuan
Memberikan batasan minimal atau rentang tertentu
besarnya kandungan air di dalam bahan

Nilai
Maksimal atau rentang yang diperbolehkan terkait dengan
kemurnian dan kontaminasi

Parameter
Unsur Logam Berat
PENGERTIAN
DAN PRINSIP

TUJUAN

menentukan kandungan logam berat secara spektroskopi


serapan atom lainnya yg lebih valid

Memberikan jaminan bahwa ekstrak tidak mengandung


logam berat tertentu (Hg, Pb, Cd dll) melebihi nilai yang
ditetapkan karena berbahaya (toksik) bagi kesehatan

Maksimal atau rentang yang diperbolehkan


NILAI

Mamberikan
Gambaran
awal jumlah
senyawa
kandungan

Nilai

Melarutkan bahan
dengan pelarut
(alkohol atau air)
untuk ditentukan
jumlah solut yang
identik dengan
jumlah senyawa
kandungan secara
gravimetri. Dalam hal
tertentu dapat diukur
senyawa terlarut
dalam pelarut lain
misalnya : heksana,
diklormetan, metanol

Tujuan

Pengertian dan Prinsip

Parameter
Senyawa Terlarut dalam Pelarut
Tertentu
Nilai minimal
atau rentang
yang
ditetapkan
terlebih
dahulu

Penapisan

Fitokimia (Fansworth, 1966)


Tanin

Alkaloid

Flavonoid

Saponin

Kuinon

Triterpe
noid dan
Steroid

Penapisan

Alkaloid
2 g serbuk bahan
dilembabkan
dengan 5 ml
ammonia 21 %
dan digerus
dalam mortir

ditambahkan 20
ml kloroform dan
digerus kuatkuat. Campuran
disaring,
filtratnya
digunakan untuk
percobaan
(larutan A)

Larutan A
diekstraksi 2 kali
dengan larutan
asam klorida 10
% (larutan B)

Larutan A
diteteskan pada
kertas saring,
ditetesi pereaksi
dragendorf.
Pengamatan
positif bila
timbul warna
merah jingga

Larutan B
sebanyak 5 ml
dalam tabung
reaksi diuji
dengan
penambahan
pereaksi Mayer
dan Dragendorf

Penapisan

Alkaloid
lanjutan
Senyawa Alkaloid Memiliki Atom N dengan
Elektron Bebas, Sehingga terbentuk Reaksi :

Logam

Senyawa
Kompleks

Penapisan

Flavonoid
1 g serbuk bahan
ditambah 100 ml air
panas, didihkan selama
15 menit kemudian
disaring

Filtrat sebanyak 5 ml
ditambah serbuk Mg dan
ditambah 2 ml larutan
alkohol-HCl (1:1) ,
dikocok kuat-kuat

ditambahkan amil alkohol


dibiarkan memisah.
Pengamatan positif bila
timbul warna
merah/kuning/jingga
pada lapisan atas

Reaksi identifikasi Flavonoid

Penapisan

Saponin
1 g serbuk simplisia
ditambahkan air panas,
didihkan, fitrat disaring

dimasukkan dalam tabung


reaksi, kemudian dikocok
kuat-kuat selama 10 detik

terbentuk buih yang mantap


selama tidak kurang 10
menit setinggi
1 cm.
Pada penambahan HCl 2 N,
buih tidak hilang

Penapisan

Tanin
1 g serbuk
didihkan
dalam 100 ml
air selama 15
menit
kemudian
disaring

Sebanyak 5 ml
filtrat
direaksikan
dengan
larutan besi
(III) klorida
1%.

Dalam tabung
reaksi yang
lain, 5 ml
filtrat
ditambahkan
dengan
larutan
gelatin

ditambahkan
dengan larutan
gelatin. Hasil
positif
ditunjukkan
dengan adanya
warna hijau biru
hitam pada
penambahan
FeCl3

Penapisan

Tanin
lanjutan
Filtrat dari serbuk
ditambah pereaksi
Steasny, kemudian
dipanaskan dalam
tangas air

Hasil Positif yang


menunjukkan tanin
katekat dengan
adanya endapan
berwarna merah
muda

Larutan dipisahkan
dan dijenuhkan
dengan larutan Naasetat dan FeCl3 1%
Hasil positif untuk
tanin galat ditandai
dengan
terbentuknya warna
biru tinta atau
hitam

Reaksi Identifikasi Tanin

Penapisan

Kuinon

1 gr serbuk
ditambah 100 ml
air panas didihkan
selama 15 menit
kemudian disaring

Bila dalam sampel


tidak terdapat
tanin, maka ke
dalam 5 ml filtrat
ditambah beberapa
tetes NaOH 1 N

Hasil positif bila


terbentuk warna
merah

Penapisan

Kuinon
lanjutan
2 g serbuk sampel dimaserasi dalam HCL 1
dengan benzen dan tabung 2 sebanyak 5 ml
diekstaksi dengan campuran eter - klorform (2:1)

kedua fase organik masing-masing dikeringkan


dengan Na2SO4 anhidrat dan diuapkan sampai
sepersepuluh (0,5 ml)

Kedua ekstrak masing-masing dikocok dengan


larutan NaOH 30 %. Terjadinya warna
jingga/merah violet menunjukkan adanya tanin

Reaksi identifikasi Kuinon

Penapisan
Triterpenoid & steroid
1 g serbuk dimaserasi dengan eter selama 2 jam,
kemudian disaring
filtrat sebanyak 5 ml diuapkan dalam cawan penguap,
kedalam residu ditambahkan 2 tetes asam asetat
anhidrat kemudian ditambah beberapa tetes asam
sulfat pekat
Bila terbentuk warna ungu biru/hijau kemungkinan
triterpenoid /steroid

Reaksi identifikasi
Triterpenoid & Steroid

Tugas
Bandingkan cara penapisan fransworth dan
MMI
Cari metode mengenai pengeringan
Metode pembuatan serbuk
Prosedur penentuan karakteristik simplisia

Anda mungkin juga menyukai