Anda di halaman 1dari 4

Botani Farmasi (Karakteristik Simplisia)

Karakterisasi simplisia dapat dilakukan dengan


melakukan penetapan kadar abu, kadar sari, kadar air, dan susut pengeringan.
Parameter kadar abu merupakan pernyataan dari jumlah abu fisiologik bila
simplisia dipijar hingga seluruh unsur organik hilang. Abu fisiologik adalah abu
yang diperoleh dari sisa pemijaran (Depkes RI, 2000).
Penetapan fisis dari sediaan jamu (simplisia) dilakukan berupa penetapan
kadar abu sisa pemijaran (kadar abu total) dan kadar abu yang tidak larut dalam
asam (Anonim, 2007). Pemeriksaan ini digunakan untuk mengidentifikasi suatu
simplisia karena tiap simplisia mempunyai kandungan atau kadar abu yang
berbeda-beda, dimana bahan anorganik yang terdapat dalam simplisia tersebut ada
yang terbentuk secara alami dalam tumbuhan. (Anonim, 2007)
Prinsipnya adalah bahan dipanaskan pada temperature dimana senyawa
organik dan turunannya terdekstruksi dan menguap hingga tersisa unsur mineral
organik, penetapan kadar abu bertujuan memberi gambaran kandungan mineral
internal dan eksternal dalam simplisia, mulai dari proses awal sampai
terbentuknya ekstrak. Kadar abu diperiksa untuk menetapkan tingkat pengotoran
oleh logam-logam dan silikat (Anonim, 2007). Kadar Abu dibagi atas dua macam
yaitu kadar abu larut air dan kadar abu tidak larut asam.
Kadar abu total (sisa pemijaran) dan abu yang tidak dapat larut dalam
asam dapat ditetapkan melalui metode yang resmi. Dalam hal ini terjadi pemijaran
dan penimbangan, total abu kemudian dididihkan dengan asam klorida, disaring,
dipijarkan dan ditimbang abu yang tidak larut dalam asam dimaksudkan untuk
melarutkan kalsium karbonat, alkali klorida sedangkan yang tidak larut dalam
asam biasanya mengandung silikat yang berasal dari tanah atau pasir. Jumlah

kotoran, tanah, tanah liat dan lain-lain yang terdapat dalam sample uji disebut
sebagai zat anorganik asing yang terbentuk dalam bahan obat atau melekat pada
bahan obat pada saat pencampuran (Anonim, 2007).
Uji kadar sari dari suatu ekstrak bahan obat alam dimaksudkan agar
dapat memberikan gambaran awal sejumlah kandungan, dengan cara melarutkan
ekstrak sediaan dalam pelarut organik tertentu (etanol atau air) (Anonim, 2007).
Kadar Sari juga dibedakan atas dua jenis yaitu kadar sari larut air dan kadar sari
larut etanol.
Dalam menetapkan besarnya kadar sari yang terkandung dalam bahan obat
tradisional (ekstrak) dilakukan beberapa kali penimbangan hingga diperoleh bobot
tetap/konstan. Bobot konstan yang dimaksud adalah dua kali penimbangan
berturut-turut berbeda tidak lebih dari 0,5 mg tiap gram sisa yang ditimbang
(Anonim, 2007). Cara perhitungan kadar sari (Anonim, 2007)
ekstrak

adalah Berat

= [berat penimbangan total berat cawan kosong]. Sedengkan kadar

sari larut etanol (N) = 5 x berat ekstrak/Berat sample x100%.


Pada uji kadar air, Air dalam bahan pangan artinya bebas dan terikat. Air
bebas, terdapat dalam ruang-ruang antarsel dan intergranular dan pori-pori yang
terdapat pada bahan. Air yang terikat secara lemah karena terserap (teradsorbsi)
pada permukaan koloid makromolekulaer seperti protein, pektin pati, sellulosa.
Selain itu air juga terdispersi di antara kolloid tersebut dan merupakan pelerut zatzat yang ada di dalam sel. Air yang ada dalam bentuk ini masih tetap mempunyai
sifat air bebas dan dapat dikristalkan pada proses pembekuan.
Air yang dalam keadaan terikat kuat yaitu membentuk hidrat. Ikatannya
berifat ionik sehingga relatif sukar dihilangkan atau diuapkan. Air ini tidak
membeku meskipun pada suhu 0o F. Kadar air adalah banyaknya hidrat yang
terkandung zat atau banyaknya air yang diserap dengan tujuan untuk memberikan
batasan minimal atau rentang tentang besarnya kandungan air dalam bahan
(Depkes RI, 2000).
Metode penentuan kadar air dapat dilakukan dengan berbagai cara
diantaranya yaitu Oven Pengering (Thermogravimetri), Titrasi Karl Fisher
(dengan reaksi kimia), dan Destilasi Azeotrop.

Penentuan kadar air dengan Oven Pengering (Thermogravimetri).


Pengeringan adalah suatu metode untuk mengeluarkan atau menghilangakan
sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air tersebut dengan
menggunakan energi panas. Biasanya kandungan air bahan tersebut dikurangi
sampai suatu batas agar mikroba tidak dapat tumbuh lagi didalamnya Prinsip dari
metode oven pengering adalah bahwa air yang terkandung dalam suatu bahan
akan menguap bila bahan tersebut dipanaskan pada suhu 105o C selama waktu
tertentu. Perbedaan antara berat sebelum dan sesudah dipanaskan adalah kadar air.
Kelemahannya antara lain: Bahan lain di samping air juga ikut menguap
dan ikut hilang bersama dengan uap misalnya alkohol, asam asetat, minyak atsiri,
dan lain-lain. Dapat terjadi reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau
zat mudah menguap lain. Contoh gula mengalami dekomposisi atau karamelisasi,
lemak mengalami oksidasi dan sebagainya. Bahan yang mengandung bahan yang
dapat mengikat air secara kuat sulit melepaskan airnya meskipun sudah
dipanaskan.
Penentuan Kadar Air dengan cara Destilasi (Thermovolumetri). Prinsip
penentuan kadar air dengan destilasi adalah menguapkan air demgan pembawa
cairan kimia yang mempunyai titik didih lebih tinggi daripada air dan tidak dapat
campur dengan air serta mempunyai berat jenis lebih rendah daripada air. Zat
kimia yang dapat digunakan antara lain: toluen, xylen, benzen, tetrakhlorethilen
dan xylol.
Cara penentuannya adalah dengan memberikan zat kimia sebanyak 75-100
ml pada sampel yang diperkirakan mengandung air sebanyak 2-5 ml, kemudain
dipanaskan sampai mendidih. Uap air dan zat kimia tersebut diembunkan dan
ditampung dalam tabung penampung. Karena berat jenis air lebih besar daripada
zat kimia tersebut maka air akan berada dibagian bawah pada tabung penampung.
Bila pada tabung penampung dilengkapi skala maka banyaknya air dapat
diketahui langsung.
Susut Pengeringan adalah pengukuran sisa zat setelah pengeringan pada
temperature 1050C selama 30 menit atau sampai berat konstan, yang dinyatakan
sebagai nilai prosen. Dalam hal khusus (jika bahan tidak mengandung minyak
menguap/atsiri dan sisa pelarut organic menguap) identik dengan kadar air, yaitu

kandungan air karena berada di atmosfer/lingkungan udara terbuka. Tujuannya


adalah untuk memberikan batasan maksimal (rentang) tentang besarnya senyawa
yang hilang pada proses pengeringan. Nilai atau rentang yang diperbolehkan
terkait dengan kemurnian dan kontaminasi. (Sekolah Tinggi Farmasi Bandung,
Kelas Ekstensi 2013)

Anda mungkin juga menyukai