OLEH :
SI FARMASI 2018
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat memahami dan melakukan penetapan susut pengeringan simplisia
B. DASAR TEORI
Susut pengeringan adalah pengukuran sisa zat setelah pengeringan pada
temperatur 105 ºC selama 30 menit atau sampai berat konstan,yang dinyatakan sebagai
nilai persen (%). Tujuannya untuk memberikan batasan maksimal (rentang) tentang
besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan. Nilai untuk susut pengeringan
jika tidak dinyatakan lain adalah kurang dari 10%. Penetapan susut pengeringan
bertujuan untuk memberikan batasan maksimal tentang besarnya senyawa yang hilang
pada proses pengeringan. Dalam hal khusus (jika bahan tidak mengandung minyak
menguap / atsiri dan sisa pelarut organik menguap) identik dengan kadar air.
(Anonim,2000).
Susut pengeringan merupakan kadar bagian yang menguap dari suatu zat. Kecuali
dinyatakan lain, sebanyak 1 g sampai 2 g zat ditetapkan pada temperatur 105°C selama
30 menit atau sampai bobot tetap. Sebelum setiap pengeringan, botol dibiarkan
mendingin dalam keadaan tertutup di dalam eksikator hingga suhu kamar. Jika suhu lebur
zat lebih rendah dari suhu penetapan, pengeringan dilakukan pada suhu antara 5°C dan
10°C dibawah suhu leburnya selama 1 jam sampai 2 jam, kemudian pada suhu penetapan
selama waktu yang ditentukan atau hingga bobot tetap (Anonim, 2000)
Tujuan dari susut pengeringan adalah untuk memberikan batas maksimal
(rentang) besarnya senyawa yang hilang selama proses pengeringan .
Parameter kadar air merupakan banyaknya hidrat yang terkandung dalam bahan.
Tujuan penetapan kadar air adalah untuk memberikan batasan maksimal atau rentang
tentang besarnya kandungan air di dalam bahan. Nilai maksimal atau rentang yang diperb
olehkan terkait dengan kemurnian dan kontaminasi (Anonim, 2000)
Proses pengeringan terbagi menjadi tiga kategori :
a) Pengeringan udara atau pengeringan langsung dibawah tekanan atmosfer.
Pengeringan ini memanfaatkan udara bebas di atmosfer.
b) Pengeringan hampa udara, keuntungan dalam pengeringan ini didasarkan
dengan kenyataan penguapan air terjadi lebih cepat dibawah tekanan rendah
dari pada di bawah tekanan tinggi.
c) Pengeringan beku, pengeringan beku adalah sebuah proses yang memberikan
kualitas bahan yang baik dari segi kestabilitan aroma,warna, dan kemampuan
rehidrasi. Pengeringan ini didasarkan proses sublimisasi yang berada di
temperatur 0 ºC dan tekanan 613 Pascal.
a) Pengeringan alami
Pengeringan alami terdiri dari:
a. Sun Drying
Pengeringan dengan menggunakan sinar matahari sebaiknya
dilakukan di tempat yang udaranya kering dan suhunya lebih dari
100° Fahrenheit. Pengeringan dengan metode ini memerlukan
waktu 3-4 hari. Untuk kualitas yang lebih baik, setelah
pengeringan, panaskan bahan di oven dengan suhu 175ºF selama
10-15 menit untuk menghilangkan telur serangga dan kotoran
lainnya.
b. Air Drying
Pengeringan dengan udara berbeda dengan pengeringan dengan
menggunakan sinar matahari. Pengeringan ini dilakukan dengan
cara menggantung bahan di tempat udara kering berhembus.
Misalnya di beranda atau di daun jendela. Bahan yang biasa
dikeringkan dengan metode ini adalah kacang-kacangan.
b) Pengeringan Buatan
Pengeringan buatan terdiri dari:
a. Menggunakan alat dehidrator
pengeringan makanan memerlukan waktu yang lama. Dengan
menggunakan alat dehidrator, makanan akan kering dengan jangka
waktu 6–10 jam. Waktu pengeringan tergantung dengan jenis
bahan yang digunakan.
b. Menggunakan oven.
Dengan mengatur panas, kelembaban, dan kadar air, oven dapat
digunakan sebagai dehidrator. Waktu yang diperlukan adalah
sekitar 5-12 jam. Lebih lama dari dehidrator biasa. Agar bahan
menjadi kering, temperatur oven harus di atas 140 ºF.
Rendemen (%) =
LOD (%) =
C. KEGIATAN PRAKTIKUM
1. Alat Yang Diperlukan
Botol timbang
Timbangan elektrik
Oven
eksikator
2. Bahan Yang Diperlukan
Amylum oryzae
Buah beet
3. Cara Kerja Sistematis
a. Percobaan I :
4. Hasil Pengamatan
A. Percobaan I
Sebelum Pengeringan :
Setelah Pengeringan :
=
= 3,6 %
No Berat basah (g) Berat kering (g) Rendemen (%) b/b LOD (%)
Perhitungan Rendemen :
Rendemen (%) =
Rendemen (%) =
LOD (%) =
LOD (%) =
Berdasarkan data yang diperoleh berat simplisia kering sebanyak 151,46 g dari
berat basah sebesar 1000 g, dan diperoleh persentase berat kering terhadap berat basah
sebesar 15,146 % b/b.
D. PEMBAHASAN
Percobaan kali ini mengenai penetapan susut pengeringan yang betujuan untuk
memahami cara penetapan susut pengeringan dan menetapkan besarnya susut
pengeringan pada simplisia. Simplisia yang digunakan dalam percobaan ini adalah buah
beet. Salah satu cara dari standarisasi simplisia adalah dengan penetapan
susut pengeringan. Pengetapan susut pengeringan dilakukan dengan tujuan untuk
memberikan batasan maksimal mengenai besarnya senyawa yang hilang pada saat proses
pengeringan. Suatu simplisia tidak dapat dikatakan bermutu jika tidak memilii
persyaratan mutu yang tertera dalam monografi simplisia. Persyaratan mutu yang tertera
dalam monografi antara lain susut pengeringan, kadar abu total, kadar abu tidak larut
asam, kadar air, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol, dan kandungan kimia simplisia
meliputi kadar minyak atsiri dan kadar kurkuminoid. Persyaratan mutu ini berlaku bagi
simplisia yang digunakan dengan tujuan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan.
G. KESIMPULAN
Susut pengeringan adalah pengukuran sisa zat setelah pengeringan pada temperatur
105 ºC selama 30 menit atau sampai berat konstan,yang dinyatakan sebagai nilai persen
(%). Tujuannya untuk memberikan batasan maksimal (rentang) tentang besarnya senyawa
yang hilang pada proses pengeringan. Nilai untuk susut pengeringan jika tidak dinyatakan
lain adalah kurang dari 10%. Penetapan susut pengeringan bertujuan untuk memberikan
batasan maksimal tentang besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan
E. DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Setelah pengeringan selama 4 hari (buah beet)
Setelah di blender