Anda di halaman 1dari 42

SPESIALITE OBAT DAN ALKES

Obat Antipiretik, Analgesik, dan Antiinflamasi

Oleh:
Kelompok 1/S1 Farmasi 2018
1. Ni Putu Arik Candra Wahyuni (181017)
2. Ni Kadek Mirah Rahayu (181020)
3. Gede Arya Rizky Artana (181033)
4. Ni Kadek Ayu Sri Darma Putri (181035)
5. Ni Luh Putu Damayanti (181038)
6. Orpa Massode (181043)

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


SEKOLAH TINGGI FARMASI MAHAGANESHA
TAHUN AJARAN 2021
DENPASAR
SPESIALITE OBAT DAN ALKES
ObatAntipiretik, Analgesik, dan Antiinflamasi
Golob
Ke Dosis &
Merk Kontra- Efek at Nama
Zat Aktif BSO kua aturan Interaksi
Dagang indikasi Samping (B/BT Produsen
tan pakai
/K)
ANTIPIRETIK
Acetaminop Sirup 12 Sanmol Anak – Hipersensi Penggunaanbe Reaksihe Obat PT
hen 0 anak ½ - tivitas, rsamaan matologi, bebas Sanbe
mg 1 tab 3 x gangguanf alcohol reaksialer Farma
/ml sehari , ungsihatib dapatmeningk gipadakuli
erat atkankerusaka t dan
nhati lainnya,
kerusakan
hatiuntukp
engunaanj
angkapanj
ang.
Ibuprofen Suspe 10 Bufect Anak – Ada Tidakterdapati Jarangterj Pbat PT
nsi 0m anak 1- Riwayattu nteraksipadao adiefeksa bebas Sanbe
g/5 12th 5 kakpeptik, bat mping Farma
ml mg 3 x penderita
sehari yang
memilikiri
wayatasm
a, rhinitis
atauurtikar
ia yang
dipicuoleh
astpirinata
uobat
AINS
lainnya
Naproxen Padat ( 50 Xenifar Nyeri Pasien Asetaminofen Sakitkepal Obat Ifars
tablet) 0 pasca yang , a, keras
mg operasi : mengalam antikoagulan, mengantu
550mg isindroma furosemide, k, pusing,
perhari sma, golongan beta edema,
dosis rinitis, bloker, palpitasi,
selanjut poliphidun probenesid, takikardi,
nya gkarena metotreksat mual,
275mg aspirin, dyspepsia,
setiap 6- hamil muntah,
8 jam trimester- diare,
Gout: 3, laktasi tinnitus,
dosis alopesia,
awal angioede
825mg ma,
dilanjutk pendaraha
an n GI,
dengan gangguan
275 mg pengalihat
setiap 8 an
jam .
Asetosal Padat(t 80 Aspilet Anak – Gangguan Alkohol, Ulkuspept Obat Darya-
ablet) mg anak 2- pendaraha antikoagulan, ikum, keras Varia
3th :1 n, asma, probenesid, gangguan
tab ulkuspepti sulfonilurea GI,
sehari kumaktif peningkat
Dewasa anwaktupe
: 2-4 tab ndarahan,
sehari reaksihipe
rsensitif,
pusing,
tinitus
Metampiron Padat 50 Antalgin Dws : 1- Hipersensi Cloropromazi Anemia. Obat Hexphar
(Table 0m 2 tab 3x tivitas , n Hipotensi. keras m
t) g sehari hamil dan meningkatkan Leukopeni
.Anak menyusui risiko a
dari 5 th penderita hipotermia ,
½ -1 tab dengan pil kb ,
3 kali tekanan allopurinol
sehari . darah meningkatkan
Anak di sistolik < risiko
bawah 5 100mmHg toksisitas
th ¼ - ½
3x
sehari.

Dosis Gol
Ke
Merk dan Kontra- Efek obat Nama
Zat Aktif BSO kua Interaksi
Dagang aturan indikasi Samping (B/BT Produsen
tan
pakai /K)
ANALGETIKA NON OPIOID (+ ANTIINFLAMASI NSAID)
Acetaminop Padat 50 Panadol Dewasa Hipersensi Phenytoin, Trombosit Obat GlaxoS
hen (tablet 0 500 mg tivitas, phenobarbital, openia, bebas mithKli
) mg setiap 4- pasien cabamazepine leukopeni ne
6 jam dengan , colesyramin, a, (GSK)
sekali gangguan wafarin yang hepatotoks
asma dapat ik
meningkatkan
risiko
terjadinya
pendarahan
Asetosal Padat 50 Aspirin Dewasa Ganguan Alkohol, Mimisan, Obat Bayer
(tablet 0 81-325 pendaraha tembakau nyeri pada bebas Farma
) mg mg/ hari n, persedian Indonesi
hipersensit tangan dan a
ivitas, kaki, kulit
hemofilia, menjadi
ibu merah
menyusuai
, tukak
pepetik
aktif
Asam Padat Ponstan Dewasa Hipersensi ACEI, Gangguan Obat PT.
mefenamat (tablet mg : 500 mg tivitas Ritonavir, dan bebas Pfizer
) 3x sehari Sulfonilurea, pendaraha terbat Indonesi
siklosporin n pada as a
saluran
cerna dan
tukak
petik
Diklofenak Padat 50 Voltaren Dewasa Hipersensi Ibuprofen dan Gangguan Obat Fist
(tablet mg 50 mg tivitas, meloxicam GI seperti keras Medifar
) 3x sehari asma, dapat mual, ma
urticaria meningkatkan diare,
risiko maag kejang
perut,
dispepsia,
kembung,
sakit
kepala,
ruam kulit.
Etodolac Padat 50 Lonine Dewasa pengobata ACEI, Mengalam Obat Sunthi
(tablet 0 400-500 n nyeri Ritonavir, i ganguan bebas Sepuri
) mg mg 2x peri- Sulfonilurea, pencernaa terbat
sehari operatif siklosporin n, pusing, as
pada mual
bedah muntah,
pintas hilangnya
coroner, nafsu
riwayat makan,
hipersensit kulit dan
ivitas, mata
serangan mengunin
asma, g
angioede
ma,
urtikaria
atau
rhinitis,
kehamilan
Fenilbutazo Tablet 20 Butazoli Dosis Penyakit ACEI, Pusing, Obat Afifarm
n 0 dine awal 200 kardiovas Ritonavir, diare atu keras a
mg mg 2-3 kular, Sulfonilurea, konstipas,
kali ganguan siklosporin hepatitis,
sehari paru, ganguan
selama 2 ginjal dan penglihata
hari, hati, n,
dengan riwayat gondok,
atau tukak
setelah lambung
makan, hemoragia
kemudia saluran
n cerna
kurangi
hingga
dosis
efektif
minimu
m,
biasanya
100 mg
2-3 kali
sehari;
ANAK
berusia
di bawah
14 tahun
tidak
dianjurk
an
Ibuprofen Tablet 10 Proris 200-400 Kehamila penghambat pusing, Bebas Pharos
Kunya 0 mg n trimester selektif COX- sakit Terba Indonesi
h mg setisp 4- akhir, 2, Glikosida kepala, tas a
6 jam pasien jantung, dispepsia,
dengan Kortikosteroid diare,
ulkus , mual,
peptikum Antikoagulan, muntah,
(ulkus SSRI nyeri
duodenum abdomen,
dan konstipasi,
lambung), hemateme
hipersensit sis,
ivitas, melena,
polip pada perdaraha
hidung, n
angioede lambung,
ma, asma, ruam
rinitis,
serta
urtikaria
ketika
mengguna
kan asam
asetilsalisi
lat atau
AINS
lainnya
Indometasin Kapsul 10 Dialon 25-50 pengobata ACEI, gangguan Obat Eisai
0 mg n nyeri Ritonavir, cerna keras Indonesi
mg setiap 8- peri- Sulfonilurea, (termasuk a
12 jam operatif siklosporin diare),
pada sakit
bedah kepala,
pintas pusing dan
coroner, kepala
riwayat terasa
hipersensit ringan;
ivitas, tukak dan
serangan pendaraha
asma, n pada
angioede lambung
ma, dan usus
urtikaria
atau
rhinitis,
kehamilan
Ketoprofen Tablet 75 Kaltofen 25-50 pengobata ACEI, timbul Obat Kalbe
mg mg n nyeri Ritonavir, rasa sakit keras
setiap 6- peri- Sulfonilurea, pada
8 jam operatif siklosporin tempat
pada penyuntik
bedah an
pintas (kadang
coroner, terjadi
riwayat kerusakan
hipersensit jaringan);
ivitas, supositori
serangan a dapat
asma, menyebab
angioede kan iritasi
ma, rektum.
urtikaria
atau
rhinitis,
kehamilan
Meloksikam Tablet 15 Melocid 7,5-15 gagal ACEI, timbul Obat Molex
mg mg/ hari ginjal Ritonavir, rasa tidak Keras Ayus
(kecuali Sulfonilurea, nyaman
kalau siklosporin pada
menerima saluran
dialisis), cerna,
gagal hati mual,
berat. diare, dan
kadang
perdaraha
n dan
tukak
Naproxen Kapta 50 Xenifar 250-500 pengobata ACEI, supositori Obat Ifars
bs 0 mg 2x n nyeri Ritonavir, a dapat keras
mg sehari peri- Sulfonilurea, menyebab
operatif siklosporin kan iritasi
pada dan
bedah kadang
pintas perdaraha
coroner, n.
riwayat
hipersensit
ivitas,
serangan
asma,
angioede
ma,
urtikaria
atau
rhinitis,
kehamilan
Nabumetho Tablet 75 Goflex 1 g pengobata ACEI, Mengalam Keras Guardia
ne 0 untuk n nyeri Ritonavir, i ganguan n
mg malah peri- Sulfonilurea, pencernaa
hari operatif siklosporin n, pusing,
pada mual
bedah muntah,
pintas hilangnya
coroner, nafsu
riwayat makan,
hipersensit kulit dan
ivitas, mata
serangan mengunin
asma, g
angioede
ma,
urtikaria
atau
rhinitis,
kehamilan
Piroksikam Kapsul 20 Felden 19-20 riwayat ACEI, gangguan Obat Pfizer
mg mg/ hari tukak Ritonavir, gastrointes Keras Indonesi
lambung Sulfonilurea, tinal a
atau siklosporin seperti
pendaraha stomatitis,
n anoreksia,
lambung, epigastric
pasien distress,
yang mual,
mengalam konstipasi,
i rasa tidak
bronkospa nyaman
sme, polip pada
hidung abdomen,
dan kembung,
angioede diare,
ma atau nyeri
urtikaria abdomen,
apabila perdaraha
diberikan n
asetosal lambung,
atau obat- perforasi
obatan dan tukak
AINS lambung,
yang lain. edema,
pusing,
sakit
kepala,
ruam kulit,
pruritus,
somnolenc
e,
penurunan
hemoglobi
n dan
hematokrit
.
Celecoxib Kapsul 40 Celebre Dewasa sensitif Bisoprolol, Sakit Obat Pfizer
0 x 10 mg terhadap valsartan, kepala, keras Indonesi
mg 2x sehari sulfonami termisartan- dyspepsia, a
d, amlodipin dan nyeri
inflammat candesartan abdomen
ory bowel
disease.
Tramadol Tablet 10 Fiotram Anak- Hipersensi Antidepresan, Susah Obat Kimia
0 anak di tivita, psikotropika tidur, keras Farma
mg atas 12 epilepsi (antipsikotik sesak
tahun dan nafas,
sampai antikovulasan pusing
dewasa ) kostipasi,
50-100 gelisa,
mg/hari mula
muntah

Dosis Gol
Ke
Merk dan Kontra- Efek obat Nama
Zat Aktif BSO kua Interaksi
Dagang aturan indikasi Samping (B/BT Produsen
tan
pakai /K)
ANALGETIK OPIOID
Codein Kapsul 10 Codipro Diare Kondisi di Siprofloksasin mual, K/Psi Kimia
mg nt Cum akut, 30 mana ,ritonavir, muntah, kotro Farma
Expecto mg, 3-4 hambatan alcohol, konstipasi, pika
rant kali peristaltik antiaritmia dan rasa
sehari harus mengantu
(antara dihindari, k. Dosis
15-60 pada saat yang lebih
mg). kejang besar
Anak. perut, atau menimbul
12-18 kondisi kan
tahun: diare akut depresi
30 mg seperti napas dan
(antara kolitis hipotensi
15-60 ulseratif
mg) 3-4 akut atau
kali kolitis
sehari. akibat
antibiotik.
Morphine Injeksi 10 Morfina 10 mg Hindari Siprofloksasin mual dan Psiko Kimia
mg setiap 4 pada ,ritonavir, muntah, tropik Farma
/m jam bila depresi alcohol, konstipasi, a
L perlu (15 napas antiaritmia dan rasa
mg akut, mengantu
untuk alkoholis k. Dosis
pasien me akut, lebih
bertubuh dan bila besar:
lebih terdapat depresi
kekar); risiko napas,
ANAK: ileus hipotensi,
0-1 paralitik; dan
bulan juga
150 hindarkan kekakuan
mcg/kg pada otot
bb; 1-12 peningkat
bulan an tekanan
200 kranial
mcg/kg atau
bb; 1-5 cedera
tahun kepala
2,5-5 (mempeng
mg. 6-12 aruhi
tahun 5- respon
10 mg pupil yang
penting
untuk
penilaian
neurologis
); hindari
injeksi
pada
feokromos
itoma (ada
risiko
tekanan
darah naik
sebagai
respons
terhadap
pelepasan
histamin).
Fentanyl Transd 2,1 Duroges Dengan Hindari Siprofloksasin Myoclonic Keras Janssen
ermal mg ic napas pada ,ritonavir, movement /Psik
spontan, depresi s; tidak
/pa 50-200 napas alcohol, umum otropi
tch mcg, akut, antiaritmia laryngosp ka
kemudia alkoholis asm;
n 50 mcg me akut, jarang
sesuai dan bila asistol,
dengan terdapat insomnia.
kebutuh risiko
an; ileus
ANAK: paralitik;
3-5 juga
mcg/kg hindarkan
bb, pada
kemudia peningkat
n 1 an tekanan
mcg/kg kranial
bb atau
sesuai cedera
dengan kepala
kebutuh (mempeng
an. aruhi
Dengan respon
napas pupil yang
buatan, penting
0,3-3,5 untuk
mg; penilaian
kemudia neurologis
n 100- ); hindari
200 mcg injeksi
sesuai pada
dengan feokromos
kebutuh itoma (ada
an; anak: risiko
15 tekanan
mcg/kg darah naik
bb, sebagai
kemudia respons
n 1-3 terhadap
mcg/kg pelepasan
bb histamin).
sesuai
dengan
kebutuh
an.
Buprenorphi Tablet 2 Suboxon Awal, Hipersensi Alkohol dan Konstipasi K Kimia
ne Sublin mg 0,8-4 mg tif pada obat depresan , sakit Farma
gual /0, sebagai buprenorfi SSP dapat kepala,
5 dosis n atau meningkatkan insomnia,
mg tunggal komponen efek sedatif astenia,
produk, buprenorfin; mengantu
anak usia kombinasi k, mual
di bawah dengan dan
16 tahun, benzodiazepin muntah,
insufisiens dapat pusing dan
i meningkatkan tidak
pernafasan efek menekan sadarkan
berat, pernafasan diri,
insufisiens yang berisiko berkeringa
i hati pada t; depresi
berat, kematian. pernafasan
delirium MAOI , nekrosis
atau meningkatkan hati,
alkoholis efek opioid halusinasi.
m akut, dari
menyusui. buprenorfin.
Dosis Gol
Ke
Merk dan Kontra- Efek obat Nama
Zat Aktif BSO kua Interaksi
Dagang aturan indikasi Samping (B/BT Produsen
tan
pakai /K)
ANTIINFLAMASI (SAID)
Betamethas Semi- 5 g Benoson Sesuaipe Hipersensi Jika absorpsi Rasa Obat PT.
one padat tunjukdo tivitas, sistemik yg terbakarpa Keras Bernofar
(krim) kter dan herpes signifikan, dakulit, m
oleskank simplek, neomisin iritasi,
rim 2 – varisela, sulfat dapat ruammera
3 kali rosasea, meningkatkan h, rasa
seharipa acne efek depresan gatal,
da area vulgaris, pernapasan hipertrikos
kulit dermatitis dari is,
yang perioral, penghambat penipisank
radang anak-anak neuromuskule ulit
(BPOM, usia <2thn r
Medscape,
MIMS)
Dexamethas Tablet 0,5 dexamet Dosisaw Infeksi Penurunan lemah Obatk SQUIB
one mg hasone al 0,5-9 jamur konsentrasi otot, eras B
mg / hr sistemik; plasma osteoporos
dlm infeksi dengan is, tukak
dosister sistemik penginduksi peptik,
bagi. kecuali CYP3A4 gangguan
Maks: jika (misalnya penyembu
1,5 mg diobati barbiturate). han luka,
setiapha dengan Peningkatan keringat
ri: dosis anti konsentrasi berlebih,
infeksi plasma sakit
spesifik. dengan kepala,
Perforasi penghambat gangguan
membran CYP3A4 siklus
drum (misalnya haid,
(otic). eritromisin). hambat
Pemberian Dapat pertumbuh
vaksin meningkatkan an pada
virus pembersihan anak,
hidup ginjal dari penurunan
salisilat. toleransi
Dapat terhadap
meningkatkan karbohidra
efek t
hipokalemia
diuretik,
injeksi
amfoterisin B,
kortikosteroi,
karbenoksolo
n, dan agen
perusak K.
Dapat
meningkatkan
efek
(BPOM, antikoagulan
Medscape, warfarin.
MIMS)
Desoximeth Semi- 15 Inerson Sesuaipe Tuberkulo Penggunaan Sensasi Obat Interbat
asone padat g tunjukdo sis kulit, kortikosteroid terbakar, Keras
(salep) kter dan hipersensit lain dengan iritasi,
oleskank if/alergi desoximetaso gatal,
rim 1 – terhadap ne dapat kekeringa
2 kali desoximet meningkatkan
seharipa hasone, kadar n pada
da area cacar air, kortikosteroid kulit
kulit rosacea, dalam darah,
yang acne sehinggameni
radang vulgaris, ngkatkan
herpes risiko
simpleks terjadinya
efek samping,
(BPOM, seperti gatal
Medscape, dan iritasi
MIMS)
Methylpred Tablet 16 Tropidro dewasa: stres, Penggunaan gangguanc Obatk Tropika
nisolone l 4- herpes methylprednis airan dan eras Mas
48mg simplekso olone elektrolit,
per hari. kular, jangkapanjang ototlemah,
anak: psikotik, dapatmenurun osteoporos
0,4- kolitisulse kanresponanti is,
1,6mg/k ratif, boditubuhterh gangguan
gBB/har divertikuli adaptoksoid, pengobata
i tis, vaksinhidup, n,
ulkuspepti atauvaksinhid peningkat
kumaktifat updilemahkan antekanan
aulaten, . intra
insufisiens okular,
iginjal, stradiumc
hipertensi, ushingoid,
osteoporos supresiper
is dan tumbuhan,
wanitaha iregulerme
mil nstruasi,
kataraksub
kapsular
posterior

(BPOM,
Medscape,
MIMS)
Prednisone Tablet 5 Trifacort 1-4 Infeksi Penggunaan Mual, Obatk Trifa
mg tablet 5 jamur prednison anoreksia eras
mg per sistemik, bersama (kehilanga
hari. malaria dengan n nafsu
Anak: 1- otak, saluretik atau makan),
2 Penyakit laksatif dapat nyeri
mg/kgB jantung meningkatkan otot,gelisa
B per kongestif, ekskresi h. Edema,
hari gangguan Kalium. hipernatre
dalam 3- fungsi Pemberian mia,
4 dosis ginjal. prednison hipokalem
terbagi bersamaan ia, iritasi
dengan obat lambung,
antiinflamasi hipernatre
non steroid mia,
(OAINS) hiperkale
dapat mia.
meningkatkan Gangguan
risiko tidur
perdarahan (pada
(BPOM, gastrointestina awal
Medscape, l. terapi)
MIMS)
Prednisolon Oral 5m Lupred Dewasa Hipersensi Penggunaan Hipertensi Obat Fahrenh
e (tablet g 1-2 kali tif, ulkus bersamaan , gagal Keras eit
) sehari 5- peptikum, dengan jantung Pratapa
60mg. tuberculos aspirin tidak kongesif, Nirmala
Diminu is, dianjurkan kelemahan
m gangguan pada pasien otot,
setelah ginjal dan dengan kolitis Ulkus
makan jantung, ulserativa, peptikum,
infeksi metabolisme reaksi
jamur obat di anafilaksis
sistemik percepat ,
(BPOM, dan herpes dengan gangguan
Medscape, simpleks penggunaan pertumbuh
MIMS) okular bersamaan an anak
dengan
rifampisin,
fenitoin,
fenobarbital,
dapat
menonaktifka
n vaksin.
Triamcinolo Tablet 4 Flamico Dewasa: Purpuratro Dapatmelawa Status Obatk DexaMe
ne mg rd Awal 4- mbositope nefekagenanti Cushingoi eras dica
48 mg nikidiopati kolinesterase. d,
setiapha k, malaria Peningkatanta gangguan
ritergant serebral,in mbahantekana neurologi,
ungpeny feksijamur nintraokularde pankreatiti
akit , virus, nganantikolin s akut,
yang ataubakter ergik osteonekr
diobati; i yang (misalnya osis
dapatdip tidakdioba atropin). aseptik,
ertahank ti,psikosis Dapatmempot kelemahan
anataudi akut, TB ensiasiataume otot,
sesuaika aktif, ngurangiefeka katarak,
nsampai herpes ntikoagulanda peningkat
respons simpleks riantikoagulan an TIO,
yang keratitis, oral. gangguan
memuas mikosissis pencernaa
kandicat temik, dan n
at. parasitosis
Anak: .
Dosisdid
asarkanp
adaentit
aspenya
kit yang
dirawat

(BPOM,
Medscape,
MIMS)
PEMBAHASAN
1. Antipiretik
a. Acitaminophen → Sanmol syr 120mg/ml
Mekanisme kerja : bekerja sebagai analgesik, dengan meningkatkan
ambang rasa sakit dan sebagai antipiretik yang diduga bekerja langsung
pada pusat pengatur panas di hipotalamus.
Peringatan :
• Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan fungsi ginjal.
• Bila setelah 2 hari demam tidak menurun atau setelah 5 hari nyeri
tidak menghilang, segera hubungi Unit Pelayanan Kesehatan.
• Penggunaan obat pada penderita yang mengkonsumsi alkohol, dapat
meningkatkan risiko kerusakan fungsi hati
Bentuk sediaan lain : tablet (sanmol 500ml), suppositoria (pamol 125mg)
b. Ibuprofen → Bufect Syr
Mekanisme kerja : Produksi prostaglandin dihambat dengan mempengaruhi
enzim siklooksigenase-1 dan 2 (Cox-1 dan Cox-2) melalui jalur asam
arakidonat. Sementara itu, efek pereda demam didapat dari kemampuan
ibuprofen mempengaruhi hipotalamus di otak.

Peringatan :

• Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika pernah mengalami


alergi terhadap penggunaan obat ibuprofen atau jenis OAINS
lainnya.
• Hindari pemberian pada penderita penurunan fungsi ginjal dan hati
akut.
• Hati-hati penggunaan pada penderita pendarahan yang tidak biasa
atau tanpa sebab khusus.
• Perhatian lebih dibutuhkan jika digunakan pada penderita penyakit
kardiovaskular.
• Obat ini hanya untuk pemakaian luar tidak untuk di minum.

Bentuk sediaan lain : sirup (proris 50ml ), hufagrif 60ml


c. Nafroxen → Xenifar
Mekanisme Kerja : menghambat produksi prostaglandin. Prostaglandin
akan diproduksi saat tubuh mengalami luka atau cedera serta menyebabkan
munculnya tanda dan gejala peradangan, termasuk nyeri dan bengkak.

Peringatan :

• Jangan mengonsumsi naproxen jika Anda memiliki alergi terhadap


naproxen atau OAINS lainnya, seperti diclofenac, indomethacin,
atau ibuprofen.
• Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita asma,
tukak lambung, ulkus duodenum, penyakit ginjal, penyakit Crohn,
kolitis ulseratif, penyakit liver, penyakit jantung, tekanan darah
tinggi, gangguan pembekuan darah, diabetes, kolesterol tinggi,
atau lupus.
Buntuk sediaan lain : Xenifar syr
d. Asetosal → Aspilet
Mekanisme kerja : penghambatan sintesis prostaglandin E2 dan tromboksan
A2.

Peringatan :

• Aspirin dapat menimbulkan sakit maag atau memperparah gejalanya.


Segeralah pergi ke dokter jika gejalanya makin parah.
• Jangan memberikan aspirin kepada anak-anak, karena berisiko
menimbulkan sindrom Reye.
• Hindari menggunakan aspirin bila memiliki gangguan pembekuan
darah, seperti hemofilia, kekurangan vitamin K, atau jumlah trombosit
yang rendah.
• Beri tahu dokterjika mengalami perdarahan saat menggunakan aspirin,
terutama saat haid. Sebagai obat pengencer darah, aspirin dapat
meningkatkan jumlah darah yang keluar saat menstruasi.

Bentuk sediaan lain : hanya sediaan tablet

e. Metampiron → Antalgin
Mekanisme kerja : dengan cara menghambat produksi hormon prostaglandin,
yaitu hormon yang memicu peradangan, nyeri, dan demam.

Peringatan :

• Jangan menggunakan Antalgin bersamaan dengan obat analgetik dan


antipiretik lainnya.
• Informasikan kepada dokter jika Anda sedang atau pernah
menderita porfiria, gangguan ginjal, gangguan hati, kelainan
darah, tukak lambung, atau ulkus duodenum.
• Disarankan untuk tidak mengendarai kendaraan atau mengoperasikan
alat berat saat sedang menggunakan obat ini.

Bentuk sediaan lain : hanya sediaan tablet

f. Analgesik
1. Analgetic non-Opioid
a. Acetamonophen → Panadol
Mekanisme Kerja : Bekerja dengan mengurangi produksi prostaglandin
dengan menghambat kerja COX pada sistem syaraf pusat yang tidak
efektif dan sel endothelial. Kemampuan menghambat kerja enzim COX
yang dihasilkan otak inilah yang membuat panadol dapat mengurangi
rasa sakit kepala dan dapat menurunkan demam
Peringatan :
• Tidak mengonsumsi Panadol jika Anda alergi terhadap paracetamol
atau kandungan lain dalam produk ini.
• Jangan mengonsumsi Panadol bersama obat lain yang juga
mengandung paracetamol agar tidak terjadi overdosis parasetamol.
• Hindari konsumsi minuman berkafein, seperti kopi, teh, dan
minuman cola, saat mengonsumsi Panadol Extra.
• Jangan mengonsumsi Panadol melebihi dosis yang dianjurkan
karena bisa menyebabkan gangguan pada organ hati.

Bentuk sediaan lain: infus (paracetamol)


b. Asetosal → Aspirin
Mekanisme Kerja : Mekanisme kerja dari aspirin yaitu menghambat
enzim siklooksigenase (COX) terutama siklooksigenase-1 (COX-1)
sehingga terjadi penghambatan biosintesis prostaglandin dan
tromboksan dari asam arakhidonat.
Peringtaan :
• Dapat apat menyebabkan iritasi saluran pencernaan, karena
pelepasan prostaglandin sebagai lapisan mukosa lambung dihambat
oleh adanya asetosal.
• Tidak direkomendasikan untuk anak usia dibawah 12 tahun karena
dapat menimbulkan syndrome Reye.
• Aspirin tidak dapat diberikan pada pasien dengan kerusakan hati
(karena aspirin bersifat hepatotoksik), hipoprotombinemia,
defisiensi vitamin K, dan haemofilia, sebab dapat menimbulkan
pendarahan
• Pendarahan lambung yang berat dapat terjadi pada dosis besar dan
penggunaan kronik

Bentuk sediaan lain: suppositoria (aspirin suppositoria)

c. Asam mefenamat→ Dogesic


Mekanisme Kerja : Asam mefenamat bekerja dengan cara
menghambat kerja enzim siklooksigenase (COX), suatu enzim yang
berfungsi sebagai pembentukan prostaglandin. Prostaglandin itu
sendiri adalah suatu gejala yang terjadi akibat luka sehingga
menyebabkan rasa sakit dan peradangan.
Peringatan :
• Tidak dianjurkan untuk diberikan kepada anak di bawah 14 tahun,
wanita hamil dan pemberian tidak melebihi 7 hari.
• Dapat apat menyebabkan peningkatan enzim hepar, bahkan ikterus,
hepatitis fulminan, nekrosis hati, dan gagal hati.
• Pasien dengan nyeri perioperatif pada kasus CABG tidak boleh
mengkonsumsi asam mefenamat.

Bentuk sediaan lain: kapsul (asam mefenamat)


d. Diklofenak → Voltaren
Mekanisme Kerja : Menghambat kerja enzim siklooksigenase (COX).
Enzim ini berfungsi untuk membantu pembentukan prostaglandin saat
terjadinya luka dan menyebabkan rasa sakit dan peradangan.
Peringatan :
• Beri tahu dokter jika sedang atau pernah menderita penyakit hati
atau gangguan fungsi ginjal, sebelum menggunakan Voltaren.
• Penggunaan Voltaren pada lansia harus dilakukan secara hati-hati.
Agar aman, gunakan sesuai resep dokter.
• Hindari mengoleskan Voltaren gel pada kulit yang terinfeksi atau
luka terbuka akibat cedera.
• Jika terjadi reaksi alergi obat atau overdosis setelah menggunakan
Voltaren, segera temui dokter.

Bentuk sediaan lain: injeksi (fenavel), suppositoria (voltaren)

e. Etodolac → Lonine
Mekanisme Kerja : Menghambat produksi enzim siklooksigenase
sehingga kadar prostaglandin menurun
Peringatan :
• Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat-obatan lain,
termasuk obat herbal dan suplemen.
• Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau
merencanakan kehamilan.
• Jangan mengonsumsi minuman beralkohol dan hentikan kebiasaan
merokok selama menjalani pengobatan dengan etodolac karena
bisa meningkatkan risiko terjadinya perdarahan saluran cerna.
• Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat, efek
samping yang serius, atau overdosis setelah mengonsumsi
etodolac.

Bentuk sediaan lain: kapsul (lonene)

f. Fenilbutazon→ Butazolidine
Mekanisme Kerja : menurunkan produksi prostaglandin. Saat terjadi
cedera atau kerusakan pada tubuh, prostaglandin yang diproduksi akan
memicu reaksi peradangan sehingga muncul keluhan bengkak dan rasa
nyeri.
Peringatan :
• Tidak boleh diberikan untuk anak di bawah 13 tahun.
• Perhatikan pemberian pada penderita penyakit lambung seperti
penyakit maag ataupun tukak lambung karena bisa memperburuk
kondisi.
• Pemberian jangka panjang dapat menyebabkan perdarahan saluran
cerna.

Bentuk sediaan lain: -

g. Ibuprofen → Proris

Produksi prostaglandin dihambat dengan mempengaruhi enzim


siklooksigenase-1 dan 2 (Cox-1 dan Cox-2) melalui jalur asam
arakidonat. Sementara itu, efek pereda demam didapat dari kemampuan
ibuprofen mempengaruhi hipotalamus di otak.

Peringatan :

• Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika pernah mengalami


alergi terhadap penggunaan obat ibuprofen atau jenis OAINS
lainnya.
• Hindari pemberian pada penderita penurunan fungsi ginjal dan hati
akut.
• Hati-hati penggunaan pada penderita pendarahan yang tidak biasa
atau tanpa sebab khusus.
• Perhatian lebih dibutuhkan jika digunakan pada penderita penyakit
kardiovaskular.
Obat ini hanya untuk pemakaian luar tidak untuk di minum
Bentuk sediaan lain: kapsul (dolofen-F), suspense (moris)
h. Indometasin→ Dialon
Mekanisme Kerja : bekerja dengan cara menghambat enzim yang
memproduksi prostaglandin, yaitu zat yang menyebabkan
peradanganbekerja dengan cara menghambat enzim yang
memproduksi prostaglandin, yaitu zat yang menyebabkan peradangan
Peringatan :
• Jangan mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan mesin,
selama menjalani pengobatan dengan indometacin, karena obat ini
dapat membuat pusing.
• Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama Anda menjalani
pengobatan dengan indomethacin, karena dapat meningkatkan
risiko terjadinya perdarahan saluran pencernaan.
• Indomethacin dapat membuat kulit Anda lebih sensitif terhadap
paparan sinar matahari. Hindari melakukan aktivitas yang
membuat Anda terpapar

Bentuk sediaan lain: -

i. Ketoprofen→ Kaltofen
Mekanisme Kerja : Ketoprofen bekerja dengan menghambat enzim
cyclooxygenase (COX), yakni enzim yang bertugas memproduksi
prostaglandin. Dengan begitu, kadar prostaglandin bisa dan menurun
sehingan keluhan menjadi mengurang
Peringatan :
• Ketoprofen dapat menyebabkan perdarahan gastrointestinal dan
ulkus saluran cerna.
• Dapat menyebankan kejadian kardiovaskular yang dapat
ditimbulkan di antaranya adalah infark miokard dan stroke
• Reaksi anafilaksis pada pasien yang mengalami hipersensitivitas
terhadap obat.

Bentuk sediaan lain: suppositoria (kaltrofren)

j. Meloksikam→ Melocid
Mekansime kerja :
Melocid bekerja dengan cara menghambat reversibel siklooksigenase-
1 dan -2 (COX-1 dan -2), sehingga menghambat sintesis prostaglandin,
sehingga menurunkan keluhan
Peringatan :
• Sebelum mengonsumsi meloxicam, beri tahu dokter bila Anda
memiliki riwayat asma, gangguan pembekuan darah, gangguan
sistem pencernaan, penyakit hati, polip hidung, tekanan darah
tinggi, penyakit jantung, dan stroke.

• Meloxicam dapat menyebabkan kulit lebih sensitif terhadap sinar


matahari. Hindari paparan sinar matahari langsung, atau
gunakan tabir surya dan pakaian yang tertutup bila terpaksa
beraktivitas di luar rumah pada siang hari.
• Penggunaan meloxicam untuk jangka panjang atau dalam dosis
tinggi dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
• Jangan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol selama
menggunakan meloxicam, karena dapat meningkatkan risiko
terjadinya perdarahan saluran pencernaan.

Bentuk sediaan lain: -

k. Naproxen→ Xenifar
Mekanisme Kerja : menghambat produksi prostaglandin. Prostaglandin
akan diproduksi saat tubuh mengalami luka atau cedera serta
menyebabkan munculnya tanda dan gejala peradangan, termasuk nyeri
dan bengkak
Peringatan :
• Pasien dengan riwayat penyakit kardiovaskular atau faktor risiko
untuk penyakit kardiovaskular.
• Riwayat perdarahan GI atau ulkus peptikum, retensi cairan atau
gagal jantung.
• Gangguan ginjal dan hati.
• Kehamilan dan menyusui.
Bentuk sediaan lain: tablet (naprosyn)

l. Nabumethone→Goflex
Mekanisme Kerja : Menghambat enzim yang memproduksi
prostaglandin (senyawa yang dilepas tubuh dan mengakibatkan
peradangan)
Peringatan :
• Jangan menggunakan piroxicam sebelum atau setelah
menjalani operasi jantung. Beri tahu dokter jika sedang
menggunakan obat ini sebelum melakukan prosedur pengobatan
lainnya.
• Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat-obatan lainnya,
termasuk obat herbal dan suplemen.
• Jangan merokok dan hindari minuman beralkohol selama
menggunakan piroxicam.
• Saat mengonsumsi piroxicam, sebaiknya tidak mengemudi atau
mengoperasikan alat berat karena obat ini bisa menyebabkan rasa
kantuk, pusing, dan gangguan penglihatan.
Bentuk sediaan lain: tablet (relifex)
m. Celexccib→Celebrex
Mekanisme Kerja : Menghambat enzim cyclooxygenase-2 (COX-2)
yang bertugas memproduksi prostaglandin. Penurunan kadar
prostaglandin akan berdampak pada berkurangnya rasa nyeri dan
bengkak akibat peradangan.
Peringatan :
• Jangan mengonsumsi obat ini jika Anda alergi terhadap
celecoxib, sulfonamida atau OAINS lain, seperti aspirin
dan etoricoxib
• Jangan mengonsumsi minuman beralkohol atau merokok selama
menjalani pengobatan dengan celecoxib, karena dapat
meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
• Beri tahu dokter jika Anda menderita asma, penyakit hati, penyakit
asam lambung (GERD), penyakit ginjal, tukak lambung, ulkus
duodenum, nyeri dada (angina), gagal jantung, serangan
jantung, hipertensi, stroke, kelainan darah, atau polip hidung.
• Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat, efek
samping yang serius, atau overdosis, setelah mengonsumsi
celecoxib
Bentuk sediaan lain: tablet (celcox)
n. Tramadol→Fiotream
Mekanisme Kerja : mengikat secara stereospesifik reseptor µ-opioid di
sistem saraf pusat untuk mengeblok sensasi nyeri dan respon terhadap
nyeri (inflamasi).
Peringatan :
• Hindari menggunakan tramadol jika Anda menderita asma, ileus
paralitik, dan fenilketonuria
• Sebelum melakukan operasi, termasuk operasi gigi, penggunaan
obat ini juga perlu disampaikan kepada dokter.
• Hindari mengendarai kendaraan atau menggunakan alat berat
setelah menggunakan tramadol karena dapat menyebabkan
rasa kantuk.

Bentuk sediaan lain: -

2. Analgetic Opioid
a. Codein → Codikaf
Mekanisme kerja: menangani nyeri ringan sampai sedang dengan
mengikat reseptor µ-opioid pada system saraf pusat (SSP) dan
system saraf perifer (PNS), yang terlibat dalam transmisi rasa sakit
ke seluruh tubuh dan sistem saraf pusat sehingga mengaktifkan jalur
penghambatan dari SSP dan penghambatan neuron aferen nosiseptif
dari PNS yang menyebabkan pelepasan neurotansmitter rasa nyeri
terhambat
Peringatan:
• Hipotensi, hipotiroidisme, asma (hindari selama serangan),
dan turunnya cadangan pernapasan, hipertrofi prostat
• Wanita hamil dan menyusui
• Dapat memicu koma pada gangguan fungsi hati (kurangi
dosis atau hindari, namun banyak pasien demikian dapat
menerima morfin)
• Kurangi dosis atau hindari pada gangguan fungsi ginjal
• Penderita lansia dan sakit parah (kurangi dosis)
• Gangguan konvulasi, ketergantungan (gejala putus obatnya
berat)
• Penggunaan antitusif yang mengandung analgesik opioid
secara umum tidak dianjurkan pada anak dan sebaiknya
dihindari seluruhnya pada mereka di bawah 1 tahun.
• PERAWATAN PALIATIF. Pada pengendalian nyeri
penyakit terminal; peringatan ini tidak boleh menjadi suatu
penghalang bagi penggunaan analgesik opioid.
Bentuk sediaan lain: Injeksi
b. Morphine → Morfina
Mekanisme kerja: menangani nyeri ringan sampai sedang dengan
mengikat reseptor µ-opioid pada system saraf pusat (SSP) dan
system saraf perifer (PNS), yang terlibat dalam transmisi rasa sakit
ke seluruh tubuh dan sistem saraf pusat sehingga mengaktifkan jalur
penghambatan dari SSP dan penghambatan neuron aferen nosiseptif
dari PNS yang menyebabkan pelepasan neurotansmitter rasa nyeri
terhambat
Peringatan:
• Hipotensi, hipotiroidisme, asma (hindari selama serangan),
dan turunnya cadangan pernapasan, hipertrofi prostat
• Wanita hamil dan menyusui
• Dapat memicu koma pada gangguan fungsi hati (kurangi
dosis atau hindari, namun banyak pasien demikian dapat
menerima morfin)
• Kurangi dosis atau hindari pada gangguan fungsi ginjal
• Penderita lansia dan sakit parah (kurangi dosis)
• Gangguan konvulasi, ketergantungan (gejala putus obatnya
berat)
• Penggunaan antitusif yang mengandung analgesik opioid
secara umum tidak dianjurkan pada anak dan sebaiknya
dihindari seluruhnya pada mereka di bawah 1 tahun.
• PERAWATAN PALIATIF. Pada pengendalian nyeri
penyakit terminal; peringatan ini tidak boleh menjadi suatu
penghalang bagi penggunaan analgesik opioid.
Bentuk sediaan lain: Kapsul (Kapabloc), Tablet (MST Continus)
c. Fentanyl → Durogesic
Mekanisme kerja: menangani nyeri ringan sampai sedang dengan
mengikat reseptor µ-opioid pada system saraf pusat (SSP) dan
system saraf perifer (PNS), yang terlibat dalam transmisi rasa sakit
ke seluruh tubuh dan sistem saraf pusat sehingga mengaktifkan
jalur penghambatan dari SSP dan penghambatan neuron aferen
nosiseptif dari PNS yang menyebabkan pelepasan neurotansmitter
rasa nyeri terhambat
Peringatan:
• Hipotensi, hipotiroidisme, asma (hindari selama serangan),
dan turunnya cadangan pernapasan, hipertrofi prostat
• Wanita hamil dan menyusui
• Dapat memicu koma pada gangguan fungsi hati (kurangi
dosis atau hindari, namun banyak pasien demikian dapat
menerima morfin)
• Kurangi dosis atau hindari pada gangguan fungsi ginjal
• Penderita lansia dan sakit parah (kurangi dosis)
• Gangguan konvulasi, ketergantungan (gejala putus obatnya
berat)
• Penggunaan antitusif yang mengandung analgesik opioid
secara umum tidak dianjurkan pada anak dan sebaiknya
dihindari seluruhnya pada mereka di bawah 1 tahun.
• PERAWATAN PALIATIF. Pada pengendalian nyeri
penyakit terminal; peringatan ini tidak boleh menjadi suatu
penghalang bagi penggunaan analgesik opioid.
Bentuk sediaan lain: injeksi (Fentanyl)
d. Buprenorphine → Subuxone
Mekanisme kerja: menangani nyeri ringan sampai sedang dengan
mengikat reseptor µ-opioid pada system saraf pusat (SSP) dan
system saraf perifer (PNS), yang terlibat dalam transmisi rasa sakit
ke seluruh tubuh dan sistem saraf pusat sehingga mengaktifkan
jalur penghambatan dari SSP dan penghambatan neuron aferen
nosiseptif dari PNS yang menyebabkan pelepasan neurotansmitter
rasa nyeri terhambat
Peringatan:
• Hipotensi, hipotiroidisme, asma (hindari selama serangan),
dan turunnya cadangan pernapasan, hipertrofi prostat
• Wanita hamil dan menyusui
• Dapat memicu koma pada gangguan fungsi hati (kurangi
dosis atau hindari, namun banyak pasien demikian dapat
menerima morfin)
• Kurangi dosis atau hindari pada gangguan fungsi ginjal
• Penderita lansia dan sakit parah (kurangi dosis)
• Gangguan konvulasi, ketergantungan (gejala putus obatnya
berat)
• Penggunaan antitusif yang mengandung analgesik opioid
secara umum tidak dianjurkan pada anak dan sebaiknya
dihindari seluruhnya pada mereka di bawah 1 tahun.
• PERAWATAN PALIATIF. Pada pengendalian nyeri
penyakit terminal; peringatan ini tidak boleh menjadi suatu
penghalang bagi penggunaan analgesik opioid.
Bentuk sediaan lain: -
g. Antiinflamasi
1. Betamethasone → Benoson
Mekanisme kerja: mencegah dan mengendalikan peradangan (inflamasi)
dengan mengendalikan laju sintesis protein, menekan migrasi leukosit
polimorfonuklear dan fibroblast, dan membalikkan permeabilitas kapiler
dan stabilisasi lisosom.
Peringatan:
• Jika terjadi iritasi atau sensitisasi hentikan penggunaan.
• Harus dengan resep dokter, tidak untuk mata, etelah diberikan obat,
kulit jangan ditutup rapat dengan kasa pembalut.
• Meskipun obat ini digunakan secara topikal, hati-hati menggunakan
obat ini untuk wanita hamil dan ibu menyusui. Hal ini karena,
betamethasone diketahui berefek buruk terhadap perkembangan
janin, terutama pertumbuhan tulang.
Bentuk sediaan lain: sirup (celestamine 30mL), tablet (ocuson)
2. Dexamethasone → dexamethasone
Mekanisme kerja: mempengaruhi kecepatan sintesis protein. Molekul
hormon memasuki sel jaringan melalui membran plasma secara difusi pasif
di jaringan target, kemudian bereaksi dengan reseptor protein yang spesifik
dalam sitoplasma sel jaringan dan membentuk kompleks reseptor steroid.
Peringatan :
• Mengonsumsi dexamethasone dapat menyebabkan pusing. Hindari
melakukan aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan, seperti
berkendara, setelah mengonsumsi obat ini.
• Pasien dengan reaksi alergi obat atau overdosis setelah
menggunakan obat ini.
• Selama menggunakan dexamethasone, jangan mengonsumsi
minuman beralkohol atau obat pereda nyeri tanpa pengawasan
dokter, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan
lambung.
Bentuk sediaan lain : sirup (dextamine 60mL)
3. Desoximethasone → inerson
Mekanisme kerja: bekerja dengan menekan aktivitas sistem imun, sehingga
mencegah pembentukan mediator atau sel-sel yang memicu timbulnya
keluhan dan gejala peradangan.
Peringatan:
• Jangan menggunakan obat ini pada area mata atau dekat area mata.
• Area kulit yang dioleskan krim Inerson sebaiknya tidak dibalut
perban, karena bisa meningkatkan penyerapannya ke dalam darah
dan menimbulkan efek samping sistemik.
• Belum diketahui apakah kortikosteroid topikal bisa diekskresikan
melalui air susu ibu (ASI). Namun karena ada potensi bahaya yang
mungkin timbul pada bayi, sebaiknya penggunaan obat ini oleh ibu
menyusui dilakukan secara hati-hati.
Bentuk sediaan lain: salep (Esperson Desoximetasone 0.25%)
4. Methylprednisolone → tropidrol
Mekanisme kerja : mencegah atau menghentikan produksi zat-zat tertentu
dalam tubuh yang bisa menyebabkan peradangan, nyeri, atau
pembengkakan. Kandungan steroid dalam obat ini akan menekan zat-zat
yang dihasilkan sistem kekebalan tubuh Anda saat melawan organisme
asing.
Peringatan :
• Hindari menggunakan obat ini jika Anda sedang menderita infeksi
jamur.
• Pasien dengan diabetes, hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati,
penyakit jantung, osteoporosis, hipotiroidisme, glaukoma, katarak,
dan TBC.
Bentuk sediaan lain: injeksi (hexilon 125)
5. Prednisone → trifacord
Mekanisme kerja : bekerja dengan cara menghambat migrasi sel
polimorfonuklear. Mengurangi inflamasi dengan cara menginhibisi migrasi
sel polimorfonuklear dan mengurangi peningkatan permeabilitas kapiler.
Peringatan :
• Pasien dengan penyakit jantung, gangguan fungsi hati, tukak
lambung atau ulkus usus dua belas jari (duodenum), gangguan
kesehatan mental, pengeroposan tulang atau osteoporosis, katarak,
diabetes, epilepsi, atau mengalami gangguan pada kulit seperti
infeksi kulit, jerawat, luka terbuka, hingga rosacea.
• Jika telah digunakan untuk jangka panjang, obat jangan dihentikan
secara tiba-tiba. Konsutasikan kembali dengan dokter untuk
menghentikan obat secara bertahap.
Bentuk sediaan lain :
6. Prednisolone → lupred
Mekanisme kerja: bekerja dengan menekan reaksi sistem kekebalan tubuh
yang terlalu aktif, sehingga mengurangi peradangan dan gejala akibat reaksi
alergi.
Peringatan:
• Hindari penghentian mendadak pada penggunaan jangka lama dan
waktu lama
• Pasien dengan diabetes melitus, gangguan organ tiroid, gagal
jantung, penyakit infeksi, gagal ginjal kronik, anak selama masa
pertumbuhan, ibu hamil & laktasi, dan lanjut usia.
Bentuk sediaan lain: krim (klorfeson 10g)
7. Triamcinolone → flamicord
Mekanisme kerja : menekan sistem pertahanan tubuh yang bekerja secara
berlebih dan Cytokine yang dapat menimbulkan peradangan.
Peringatan :
• Pasien yang mengalami reaksi alergi setelah menggunakan obat
golongan kortikosteroid.
• Pasien yang sedang menderita ITP (idiopathic thrombocyitopenic
purpura), psikosis, penyakit infeksi, termasuk TBC, malaria,
mikosis, atau herpes.
Bentuk sediaan lain : salep (kenalog in orabase 0,1% 5g)
Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan mengenai obat antipiretik, analgesik, dan antiinflamasi


dapat disimpulkan bawah obat antipirerik merupakan golongan obat yang
digunakan untuk mengembalikan suhu set point ke kondisi normal, beberapa contoh
obat antipiretik memiliki kandungan zat aktif seperti acetaminop hen, ibuprofen,
naproxen, asetosal, dan metampiron. Kedua adalah obat analgesik yang merupakan
jenis golongan obat yang digunakan untuk mengurangi rasa nyeri tanpa mengurangi
kesadaran, obat analgesik dibagi menjadi 2 golongan yaitu analgesik non opioid
contohnya asam mefenamat dan analgesik opioid contohnya seperti codein.
Terakhir ada obat antiinflamasi yang mana merupakan golongan obat yang
memiliki aktivitas menekan atau mengurangi peradangan, dimana obat
antiinflamasi dibagi menjadi 2 golongan yaitu AINS dan AIS. Perlu diperhatikan
bahwa penggunaan obat antipiretik, analgesik, dan antiinflamasi harus sesuai aturan
pakai serta perlu diperhatikan peringatan setiap obat yang akan digunakan guna
menghindari terjadinya efek samping yang tidak diinginkan.
Daftar Pustaka
Anonim, 2021. MIMS Online. https://www.mims.com/indonesia/drug/info.
(Diakses 20 Maret 2021).
Anonim, 2021. Medscape Online. https://reference.medscape.com/. (Diakses 20
Maret 2021).
Pusat Informasi Obat Nasional (Pionas). Badan Pengawas Obat dan makanan
(BPOM) Republik Indonesia 2014. Informatorium Obat Nasional Indonesia
(IONI). BPOM RI. diakses 20 Maret 2021.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai