1. Oral barrier Penghambat mucus (komposisi: air, garam, enzim, asam nukleat), viskoelastis, berukuran sangat kecil (100-1000nm) pH barrier HCO3 (sedikit basa) 2. Nasal terdapat mucus 3. Paru – paru adanyanya surfaktan, adanya selaput paru (pleura) 4. BBB sawar darah otak, cairan serebro/cairan darah otak itu sendiri, dan caira intrasel Membran Sel Phospholipid bilayer, struktur utama sel dan mengelilingi sel adanya plasma membrane (struktur fleksibel tapi barrier yang kuat) yang menghalangi cairan interstisial masuk. Ukuran 70-100Å (ketebalan membrane plasma) 1. Lipid bilayer phospholipid, kolesterol, glikolipid 2. Protein integral, lipoprotein, protein perifer Teori 1. Membrane sel (Davson&Danielli) 2 lapis phospholipid (lipid bilayer), kepala polar dan ekor hidrofobik. Hanya obat yang bersifat hidrofobik yg dapat larut atau lewat 2. Cairan mosaic (Singer&Nicolson/1972) tidak hanya lipid tetapi ada protein yg digunakan untuk molekul selain lipid bisa lewat (ex: ion, air, dll). Transmembran protein, sbg protein kanal
Phospholipid 2 ekor bagian luar kepala
Surfaktan 1 ekor bagian dalam ekor (hidrofobik) Phospholipid penyusun membrane sel, seperti surfaktan Non-polar saturated (ekornya tidak bengkok) dan unsaturated (menyebabkan ekornya bengkok) Kolesterol berfungsi untuk membuat lipid menjadi stabil, mencegah kristalisasi membrane, imobilisasi bagian terluar membrane, perlekatan protein perifer. Glikolipid berfungsi sbg proteksi, insolator (temperature), tempat berikatan Membrane protein 50-70nm, terdiri dari protein integral dan protein perifer (di permukaan membrane, ex: antigen) Protein integral: alpha-helix, helical bundle, beta-barrel Protein perifer: enzim Transport Membran, Pasif tidak membutuhkan att dan Aktif membutuhkan atp Gas mudah lewat membrane sel ex: CO2, N2, O2 Molekul ukuran kecil mudah lewat membrane sel ex: urea, etanol Air dibatasi, ion dan asam amino tidak bisa lewat Bisa masuk atau lewat hidrofobik molekul dan ukuran partikel yang kecil 1. Transport pasif memindahkan molekul dan cairan ke suatu membrane NI KADEK AYU SRI DARMA PUTRI/181035/S1 2018 Difusi (perpindahan senyawa yang kecil), Difusi terfasilitasi (perpindahan protein), Filtrasi, Osmosis. Difusi J= J = -D dM dC S . dt dX Faktor difusi, permukaan area, ketebalan membrane, perbedaan konsentrasi, ukuran partikel, temperature, pKa (jika larut lipid memiliki nilai k yang tinggi), dan afinitas obat thp komponen jaringan Faktor affecting rate of diffusion, yaitu kelarutan, ukuran molekul, ketebalan membrane sel, gradient konsentrasi, permukaan area membrane, dan komposisi lipid bilayer. Difusi terfasilitasi, tidak perlu energy karena adanya protein carrier atau pembawa. Plasma memiliki pH = 7.4. rasio = ¿ ¿
Melewati kanal ion dan protein (glukosa/GLUT1-5)
Osmosis, perpindahan air dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi Hipotonik (airnya masukjadinya bengkak), Isotonik (stabil), Hipertonik (airnya keluarmengkerut) Filtrasi, perpindahan melalui pori-pori. Merupakan proses pemisahan solute dari solvent, akibat adanya tekanan hidrostatik (penting: absorpsi, ekskresi, proses). Contohnya pada capsula bowman pada ginjal NB: Difusi sederhana Energy kinetik Difusi terfasilitasi Energy kinetic Osmosis Energy kinetic Filtrasi Tekanan hidrostatik 2. Transport Aktif, memerlukan energy dan protein carrier. Perpindahan molekul dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. Tipe transport aktif yaitu tipe primer dan tipe sekunder 4 tipe membrane: pompa P (2 polipeptida alpa dan beta dan berikatan dengan atp), pompa F&V, dan pompa ABC (senyawa-senyawa antitumor). Transport aktif primer, berikatan langsung dengan ATP. Transport melalui pompa ion (Na+K+ATPase, Ca+ATPase, H+K+ATPase untuk depolarisasi) sekunder, membutuhkan energy, tapi tidak berikatan langsung dgn ATP. Pertama yaitu antiport (dari konsentrasi tinggi ke rendah dan menghasilkan energy) dan kedua yaitu symport Aturan Fisiologi dari P-glikoprotein Transport pori Endositosis dan Eksitosis harus hidrofilik senyawanya 1. Transport ion endosistosis (fagositosis), pinositosis (vitamin), reseptor pinositosis 2. Transport paracellular