Anda di halaman 1dari 4

PEMBAHASAN

Dalam praktikum ini, dilakukan pengukuran parameter non spesifik berupa susut pengeringan
terhadap daun Sambiloto. Dengan menggunakan metode gravimetri, metode gravimetri sangat cocok
digunakan untuk penetapan susut pengeringan dan tidak membutuhkan pelarut. Dengan menghitung
susut pengeringan hingga tercapai bobot tetap, diamati pengaruh cara dan lama pengeringan pada
kualitas simplisia. Dilakukan pengeringan dengan oven pada suhu 1050C selama 15 menit. Dilakukan
pada suhu 1050C agar mendapatkan hasil pengeringan yang maksimal. Bobot pada cawan akan
semakin berkurang karena adanya pemanasan.

Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air sehingga simplisia tidak mudah
rusak dan dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Air yang masih tersisa dalam simplisia
pada kadar lebih dari 10 %, dapat menjadi media pertumbuhan mikroba. Selain itu, dengan
adanya air, akan terjadi reaksi enzimatis yang dapat menguraikan zat aktif sehingga
mengakibatkan penurunan mutu atau perusakan simplisia. Simplisia yang dikeringkan dengan
oven, lalu Simplisia yang sudah dikeringkan kemudian dimasukan deksikator yang fungsinya
untuk mendinginkan. Simplisia yang digunakan yaitu Andrographis Folium atau daun
sambiloto.

Simplisia merupakan bahan alam yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga, dan kecuali dinyatakan lain, simplisia merupakan bahan
yang telah dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani, dan
simplisia pelikan atau mineral. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh,
bagian tanaman atau eksudat tanaman. Yang dimaksud eksudat tanaman adalah isi sel yang
secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-
zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya (Depkes RI, 1989).

Suatu simplisia harus memenuhi persyaratan pemerian (makroskopik dan


mikroskopik), penetapan kadar abu, penetapan kadar abu yang tidak larut asam, penetapan
kadar abu yang tidak larut air, penetapan kadar air, penetapan susut pengeringan, penetapan
kadar sari yang larut dalam air, penetapan kadar sari yang larut dalam etanol, dan penetapan
bahan organik asing (Depkes RI, 1989).

Penetapan persyaratan simplisia menurut (WHO,1998) meliputi cara pengambilan


sampel, penetapan bahan organik asing, pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik,
penetapan bahan yang dapat terekstraksi, penetapan kadar abu total, penetapan kadar abu yang
tidak larut asam, penetapan kadar abu yang larut air, dan penetapan kadar air.
Gravimetri adalah metode analisis kuantitatif untuk menentukan berat dari suatu
unsuratau senyawa unsur dengan cara memisahkan unsur tersebut dengan persenyawaannya,
kemudian ditimbang atau proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa
tertentu. Tujuan percobaan gravimetri adalah untuk memisahkan analit dari pengganggu -
pengganggunya, untuk mengetahui kadar air pada sampel. Prinsip percobaan gravimetri yaitu
berdasarkan penguranganberat sampel, sebelum dipanaskan dan sesudah dipanaskan. Metode
gravimetri merupakan metode standar yang memiliki akurasi yang sangat tinggi. Namun
metode ini harus dilakukan di laboratorium sehingga penerapannya membutuhkan waktu dan
tenaga yang banyak untuk mendapatkan satu nilai kadar air tanah. Kebutuhan akan metode
pengukuran tidak langsung menjadi sangat mendesak sebab banyaknya waktu dan tanaga yang
dibutuhkan metode gravimetri (Underwood,1980).

Dalam percobaan kali ini dilakukan proses penetapan susut pengeringan dari suatu
simplisia. Penetapan susut pengeringan merupakan suatu metode penetapan kadar senyawa
yang mudah menguap (seperti minyak atsiri) dan air yang terdapat didalam suatu simplisia.
Adapun susut pengeringan adalah persentase senyawa yang menghilang selama proses
pemanasan (tidak hanyamenggambarkan air yang hilang, tetapi juga senyawa menguap lain
yang hilang). Pengukuran sisa zat dilakukan dengan pengeringan pada temperatur 105°C
selama 15 menit atau sampai berat konstan dandinyatakan dalam persen (metode gravimetri)
(Dirjen, 1995). Oleh karena itu, presentase susut pengeringan akan selalu lebih besar
dibandingkan dengan kadar air karena pada susut pengeringan senyawa yang mudah menguap
juga terhitung.

Dalam percobaan kali ini, digunakan simplisia daun Sambiloto, tanaman dari famili
Acanthaceae. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman obat asli Indonesia yang mempunyai
manfaat daun kegunaan yang cukup banyak dalam menanggulangi berbagai penyakit.

KLASIFIKASI TUMBUHAN
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Viridiplantae (Tumbuhan hijau)
Divisi : Tracheophyta
Subdivisi : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Acanthaceae
Genus : Andrographis
Spesies : Andrographis paniculata (Burm.f.) Wall. ex Nees
Nama simplisia : Andrographis Folium
Nama Binomial : Andrographis paniculata (Burm.f.) Wall. ex Nees
Adapun dalam praktiknya, prosedur awal yang dilakukan ialah merajang simplisia
menjadi bagian yag lebih kecil dimana tujuannya agar proses pengeringan di dalam oven dapat
maksimal. Adapun percobaan ini dilakukan secara duplo yang tujuannya untuk perbandingan
bobot akhir simplisia. Hal itu karena dalam penetapan susut pengeringan krus atau cawan
penguap serta simplisia harus berada pada bobot konstan yang merupakan manifestasi dari
keakuratan susut pengeringan akhir yang didapat. Dimana bobot konstan ialah dalam 2 kali
penimbangan berturutturut, perbedaannya maksimal 0,0005 g, penimbangan dilakukan setelah
zat dikeringkan lagi selama 15 menit (Materia Medika Indonesia, 1989). Oleh karena itu,
sebelum simplisia dikeringkan, cawan penguap terlebih dahulu dikeringkan selama satu jam
didalam oven dengan suhu 105o C yangbertujuan untuk mengurangi kadar air yang terjerap di
dalam cawan sehingga tidak akan mengganggu pada saat perhitungan susut pengeringan.

Pada dasarnya pengeringan cawan menggunakan oven tersebut harus dilakukan


berulang agar diperoleh bobot tetap, namun karena keterbatasan waktu, pengeringan cawan
penguap hanya dilakukan sekali. Setelah cawan sudah dikeringkan selama 15 menit maka
terlebih dahulu dimasukkan kedalam eksikator yang bertujuan untuk mendinginkan cawan
dengan adanya silica gel pada bagian bawah eksikator.

Setelah cawan penguap dikeringkan, dimasukkan 2 gram simplisia halus dan dilakukan
pengeringan selama 15 menit di dalam oven pada suhu 105o C yang bertujuan untuk
menghilangkan bagian air dan senyawa-senyawa lainnya yang mudah menguap (termasuk
minyak atsiri) didalam simplisia sehingga dapat ditentukan kadar susut pengeringan dari
simplisia daun Sambiloto tersebut.

Setelah dilakukan pengeringan, cawan berisi simplisia tersebut didinginkan di dalam


eksikator yang tujuannya untuk menurunkan suhu akibat pemanasan pada suhu tinggi selama
berada di oven. Adapun di bagian dasar eksikator tersebut terdapat silica gel dimana silica gel
ini berfungsi untuk menyerap molekul air yang berasal dari uap panas dari cawan. Pendinginan
ini dilakukan karena penimbangan akhir bobot simplisia tidak boleh dilakukan pada suhu tinggi
(segala jenis bahan atau alat tidak boleh ditimbang dalam keadaan panas).
Adapun perlakuan tersebut diatas (pengeringan, pendinginan, dan penimbangan)
dilakukan tiga kali yang tujuannya untuk memperoleh bobot konstan simplisia sehingga
didapatkan hasil yang lebih akurat. Perlu diingat kembali, agar hasil penetapan susut
pengeringan tepat dan berjalan maksimal, baik sampel maupun cawan harus berada dalam
bobot konstan. Jadi, apabila setelah dikeringkan tiga kali belum diperoleh bobot konstan,
lakukan pengeringan kembali hingga diperoleh bobot konstan. Dalam percobaan kali ini,
pengeringan simplisia hanya dilakukan tiga kali mengingat waktu yang diberikan cukup
singkat.

Rumus menhitung susut pengeringan

bobot awal−bobot akhir


%= x 100%
bobot awal

Berdasarkan penimbangan kedua cawan terhadap simplisia yang telah dikeringkan,


diperoleh bahwa presentase susut pengeringan simplisia Andrographis folium ialah 8,763 %
pada cawan 1 dan 9,202 % pada cawan 2. Hasil rata-rata susut pengeringa simplisia
Andrographis folium ialah 8,9825 %. Hal tersebut sesuai dengan teori dimana nilai susut
pengeringan lebih besar dari pada kadar air yang terkandung didalam simplisia daun Sambiloto.

Anda mungkin juga menyukai