ACARA III
PENYIMPANAN DINGIN PRODUK HORTIKULTURA
1.2 Tujuan
Mengetahui pengaruh penyimpanan pada suhu rendah terhadap mutu buah dan
sayur segar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PRAKTIKUM
PERLAKUKAN KONDISI
Suhu Ruang Bagian buah tertutupi jamur
Bagian buah tertutupi jamur
Suhu 100 C Masih utuh
Masih utuh
Suhu Fluktuasi Masih utuh (terdapat sedikit jamur)
Masih utuh (terdapat sedikit jamur)
4.2 Pembahasan
Penyimpanan komoditi hortikultura merupakan salah satu usaha untuk
memperahankan komoditi dari sejak panen hingga saatnya digunkan. Kondisi
tersebut maka menuntut agar hasil bahan pangan tetap dalam konsisi yang segar
dan sekaligus masih memiliki kualitas yang baik. Penyimpanan dengan metode
pendinginan dapat memperlambat kecepatan reaksi metabolisme. Penyimpnana
hasil bahan pangan dengan suhu renah dapat memperpanjang masa hidup
jaringan di dalam bahan pangan tersebut. pendinginan dapat memperpanjang
masa simpan ini diakibatkan keatifan respirasi menurun dan pertumbuhan
mikroorganism penyebab pembusukan pangan di hambat atau diperlambat.
Pada praktikum yang telah dijalankan terdapat 3 perlakukan, yaitu
menggunakan suhu ruangan, suhu 10°C, dan suhu berfluktuasi. Hasil yang
diperoleh dari praktikum kali ini pada perubahan berat bahan, yaitu pada
perlakuan suhu ruangan mengalami penyusutan berat sebanyak 3-13 gram,
perlakukan suhu 10°C mengalami penyusutan berat sebanyak 28-34 gram, dan
pada suhu yang berfluktuatif mengalami penyusutan berat sebanyak 13-25 gram.
Pada hasil praktikum pengaruh perlakukan pada warna dan teksur menunjukan
hasil pada perlakukan suhu 10°C dengan warna tetap dan agak lembek, pada
perlakukan suhu fluktuatif jingga tua dan lembek, pada perlakukan suhu ruangan
menunjukan warna hijau tua dan memiliki tekstur sangat lembek. Pada hasil
kondisi bahan menunjukan hasil pada perlakukan suhu 10°C kondisi masih utuh,
pada perlakukan suhu fluktuatif dengan kondisi masih utuh dan terdapat sedikit
jamur, pada perlakukan suhu ruangan bagian daging buah sudah tertutupi jamur.
Berdasarkan hasil pengamatan yang sudah dilakukan kondisi ini
menunjukan bahwa perlakuan dengan menggunakan suhu 10°C hasil yang
bagus, dimana penyusutan berat bahan lebih sedikit dibandingan dengan
perlakukan yang lain yaitu 15-20 gram, untuk warna tetap dan bertekstur sedikit
lember, dan kondidi masih utuh. Hal ini sesuai dengan pendapat Samad (2006),
mengatakan bahwa penyimpanan pada suhu dingin dapat mengurangi respirasi,
memperlambat proses penuaan, memperlambat kelayunan. Penyimpanan pada
suhu rendah sangat diperlukan untuk sayuran dan buah yang mudah rusak
karena dapat mengurangi kecepatan proses metabolisme.
Pada kondisi perlakukan yang fluktuatif menunjukan penurunan berat
bahan yang cukup drastis yaitu 20-25 gram dengan jikau tua, agak lembek dan
sedikit jamur. Perubahan yang cukup drastis ini disebabkan oleh uddara yang
tidak stabil, dimana pada awalnya bahan ini di dalam suhu 10°C dan
dipindahkan ke suhu ruangan dan dipindahkan lagi ke suhu 10°C. Ketidak
stabilan suhu ini yang harus dihndari dalam proses penyimpanan bahan
hortikultura. Untuk memperoleh hasil penyimpnana yang baik, suhu pendingin
harus tetap dijaga agar tetap konstan. Menuruk Davit, dkk, (2016), fluktuasi
suhu ditandai dengan adanya air pada permukaan komositi simpanan, hal ini
menandakan bahwa telah terjadi kehilangan air yang cepat pada komodoti bahan
tersebut. Penyimpanan pada suhu rendah dapat memperlambat pertumbuhan
mikroorganisme perusak baik bakteri maupun cendawan. Penyimpanan pada
suhu rendah yang stabil dapat mempertahankan tekstur alami karena
pendinginan dapat menghambat laju respirasi dan transpirasi kehilangan air.
Menurut hasil yang diamati penyimpanan buah pepaya yang paling
cocok digunakan yaitu dengan suhu 10°C. Menurut Hamaisa (2007),
mengatakan buah pepaya yang disimpan pada suhu 10°C mencapai umur
simpan 20 hari penyimpanan, dan pengurangan kuakitas buah dapat diperlambah
dengan suhu 10°C dibandingan dengan suhu diatas 15 ° C. Perubahan warna,
penuruanan keerasan, peningkatan total padatan, dan susut bobot dapat dihambat
selama suhu ruang siman 10°C. Ketika penyimpanan buah pepaya dibawah
optimum nantinya akan menyebabkan pembekuan atau terjadi chilling injury,
sedangkan suhu di atas optimum akan menyabkan umur simpan menjadi lebih
singkat.
BAB V
KESIMPULAN
Hasil yang diperoleh dari praktikum kali ini yaitu masing-masing perlakuan
mengalami penyusutan berat buah yakni pada perlakukan perlakuan suhu ruangan
mengalami penyusutan berat sebanyak 3-13 gram, perlakukan suhu 10°C
mengalami penyusutan berat sebanyak 28-34 gram, dan pada suhu yang
berfluktuatif mengalami penyusutan berat sebanyak 13-25 gram. Pada hasil
praktikum pengaruh perlakukan pada warna dan teksur menunjukan hasil pada
perlakukan suhu 10°C dengan warna tetap dan agak lembek, pada perlakukan suhu
fluktuatif jingga tua dan lembek, pada perlakukan suhu ruangan menunjukan warna
hijau tua dan memiliki tekstur sangat lembek. Penerapan penanganan buah pepaya
melalui penyimpanan suhu rendah dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari
dimana dapat mengurangi kerusakan dan penurunan mutu. Penyimpanan pada suhu
rendah yaitu 10°C juga dapat mengurangi respirasi dan transpirasi, sehingga
pertumbuhan bakteri dapat diperlambat.
DAFTAR PUSTAKA
AKK Agraris Kanisius (AKK). 2000. Petunjuk Praktik Bertanamn Buah Dan Sayur.
Kanisius. Jakarta
Hamaisa, A, dkk. 2007. Pengaruh Suhu Penyimpanan Terhadap Suhu Simpan Dan
Kualitas Buah Pepaya (Carica papaya L.) Varietas IPB 1 Selama
Penyimpanan Permatangan Buatan. PERTETA
Suhu 100 C
Suhu Fluktuasi
Suhu 100
C
Suhu
Fluktuasi