240210130056
IV.
respirasi dan transpirasi yang merupakan sifat fisiologis dari tanaman tersebut
(Buckle, et al., 1985). Sayuran dan buah-buahan yang sudah dipanen tidak lagi
mendapatkan pasokan karbohidrat hasil fotosistesis ataupun air hasil penyerapan
dari dalam tanah namun masih terus berespirasi dan bertranspirasi sampai semua
persediaan bahan organik cadangan habis terpakai, baru proses tersebut berhenti
(Winarno, 1987). Selanjutnya terjadi pelayuan dan akhirnnya pembusukan. Daya
simpan sayuran dan buah-buahan setelah pemanenan juga sangat ditentukan oleh
suhu dan RH saat penyimpanan. Suhu akan meningkatkan aktivitas kimia dalam
sayur dan buah serta merangsang pertumbuhan mikroorganisme sehingga, dalam
penanganannya, sayur dan buah juga butuh pengemasan dan teknologi
penyimpanan yang baik untuk meminimalisir efek dari suhu dan RH tersebut. Hal
ini untuk menjaga kualitas sayur dan buah supaya tetap bagus saat sampai di
tangan konsumen.
Praktikum ini diberikan berbagai macam perlakuan pada sayuran dan
buah-buahan untuk mengetahui perlakuan mana yang terbaik mengurangi atau
mencegah kerusakan pada sayuran dan buah-buahan sehingga kesegaran sayuran
dan buah-buahan menjadi lebih lama. Dua jenis percobaan dalam praktikum
pengemasan ini, yaitu percobaan pada pengaruh berbagai jenis kemasan yang
digunakan terhadap berbagai macam suhu penyimpanan yang diberikan serta
dilakukan percobaan terhadap pengaruh jenis kemasan yang digunakan dan
jumlah ventilasi pada kemasan tersebut.
2.1 Pengaruh Jenis Kemasan dan Suhu Penyimpanan
Hal pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan bahan yang akan
dijadikan sampel. Sampel yang digunakan adalah bunga kol dan timun yang
masing-masing diberi perlakuan dengan tanpa kemasan pada suhu rendah dan
suhu ruang, menggunakan plastik PE, PP, HDPE, dan cling wrap pada suhu ruang
dan rendah (refrigrasi). Sampel sebelumnya harus dicuci terlebih dahulu untuk
menghilangkan kotoran yang menempel pada komoditi, setelah itu dilakukan
58,7573
63,9547
22,3688
29,6820
12,123
13,832
14,4085
13,4709
43,9108
63,3100
48,5207
56,2109
19,3522
28,9713
11,9178
14,3878
14,3855
13,5008
42,2966
62,8532
39,5975
36,6271
20,2365
28,9805
11,8235
14,3044
14,075
13,1445
40,4315
62,2095
27,5873
35,9526
21,9652
28,9827
9,9678
13,9126
14,2038
13,4389
36,5584
60,4577
23,3917
30,4593
21,8417
28,0294
8,483
13,951
14,244
13,4456
36,1238
59,7433
18,3488
26,8753
21,5594
28,7393
8,082
13,83
14,214
13,4156
34,4994
59,0856
hasil
pengamatan,
keduanya
sama-sama
mengalami
kerusakan. Hal ini dapat dilihat dari teksturnya pada sampel sawi yang tidak
dikemas dan disimpan pada suhu ruang yang semakin hari semakin lembek
dengan warna yang semakin mengalami kerusakan. Hal tersebut karena reaksi
pigmen yaitu klorofil yang bereaksi dengan gas pematang (etilen) sehingga warna
cepat berubah, terlebih sampel disimpan pada suhu ruang yang akan memacu
berbagai reaksi kimia untuk terjadi. Aroma yang semakin hari semakin
menunjukan aroma sayur kering hingga sampai aroma busuk, dan teksturnya
semakin melunak.
Tanpa Kemasan
PE
30
HDPE
PP
20
Clingwarp
10
0
Hari ke-
Tanpa Kemasan
PE
30
HDPE
PP
20
Clingwarp
10
0
Hari ke-
Tabel 3. Sifat Organoleptik Tomat berdasarkan Pengaruh Jenis Kemasan dan Suhu Penyimpanan
Jenis plastik
Suhu
Ruang
Perlakuan
Awal
Aroma
Tekstur
Khas tomat
Keras
Akhir
Tanpa kemasan
Refrigerasi
Awal
Akhir
Awal
Ruang
PE
Akhir
Awal
Refrigerasi
Akhir
Ruang
Awal
Akhir
HDPE
Refrigerasi
Awal
Akhir
PP
Warna
Merah
20%,
orange 80%
Ruang
Awal
Akhir
Jenis kerusakan
Keras (--)
Merah
20%,
orange 80%
Merah oranye
Merah
80%,
orange 20%
Merah
80%,
orange 20%
Merah
70%,
orange 30%
Merah 70%
kuning 20%
hijau 10%
Sama
Merah 70%
kuning 25%
hijau 5%
Sama
Merah
70%,
kuning 15%, hijau
15%
Hijau,
kuning,
Khas tomat
Keras
Khas tomat
Keras (-)
Halus (++)
Khas tomat
Keras
Khas tomat
Keras
Khas Tomat
Keras
Khas tomat
Khas tomat
Khas tomat
Keras
keras (--)
Keras
Khas tomat
Keras (-)
Khas tomat
Licin
mengkilap
Khas tomat
Mulus
dan
Bekas luka
Mengembun
Awal
merah
Merah
60%,
kuning
25%,
hiijau 15%
Merah,
oranye,
kuning, hijau
Orange 65%
Kuning 45%
Sama
Orange 80%
Kuning 20%
Akhir
Sama
Awal
Refrigerasi
Akhir
Ruang
Awal
Akhir
Cling wrap
Refrigerasi
Khas tomat
Licin
mengkilap
Khas tomat
Keras
Mengembun
Khas Tomat
Keras
Khas tomat
Sedikit lunak
Khas tomat
Keras
Khas tomat
Sama
Tabel 4. Perubahan Berat Tomat berdasarkan Pengaruh Jenis Kemasan dan Suhu Penyimpanan
Jenis plastik
Tanpa dikemas
PE
HDPE
PP
Cling wrap
Suhu
Ruang
Refrigerator
Ruang
Refrigerator
Ruang
Refrigerator
Ruang
Refrigerator
Ruang
Refrigerator
0
102,6770
100,5723
122,0890
113,0866
116,670
102,380
114,3738
130,8614
108,6138
103,4254
1
101,8240
100,0181
122,0189
112,112
114,4137
102,3725
114,3541
130,9021
108,3798
103,2931
2
101,0574
99,5735
122,008
112,574
103,9445
102,3428
114,317
130,9766
108,1318
103,5257
3
99,5702
98,0888
118,2792
113,0394
103,802
102,245
114,2479
130,916
107,5958
102,7808
4
98,5282
97,6125
121,7426
113,0970
103,68
102,17
114,2323
130,8907
107,3425
102,7796
5
96,4912
96,7776
121,7508
113,0192
103,1502
101,976
114,2653
130,8916
107,2932
102,7649
dan
Bintik hitam
Tanpa Kemasan
PE
60
HDPE
PP
40
Clingwarp
20
0
Hari ke-
Tanpa Kemasan
PE
60
HDPE
PP
40
Clingwarp
20
0
Hari ke-
saling
bertukar/bersirkulasi
sehingga
tetap
menjaga
dan
Sayuran
dan
buah-buahan
memerlukan
kemasan
yang
lebih
baik
dibandingkan dengan suhu ruang untuk penggunaan sayuran dan buahbuahan yang tidak langsung untuk dikonsumsi.
2.2 Pengaruh Jenis Kemasan dan Ventilasi pada Kemasan
Hal pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan bahan yang
akan dijadikan sampel. Sampel yang digunakan adalah pisang, sawi,
tomat, dan buncis yang diberi perlakuan dengan menggunakan plastik PE
dengan lubang 0, 6, 9,10, dan 12.
terhadap
penggunaan
plastik
cepatnya
PE
sebagai
kerusakan
yang
pengemas,
terjadi.
sedikit
Adanya
memberikan
Tabel 5. Sifat Organoleptik Buahberdasarkan Pengaruh Jenis Kemasan dan Ventilasi Kemasan
Jumlah lubang
Sampel
Tomat
Perlakuan
Awal
Akhir
Awal
0
Sawi
Akhir
Awal
Tomat
Akhir
Awal
Warna
Merah 20%, orange
80%
Aroma
Tekstur
Khas tomat
Keras
Hijau (++)
Khas sawi
Keras (--)
Batang keras
Hijau
(+++++)
hijau army
Busuk
Lembek
Khas tomat
Halus (++)/lunak
Khas tomat
Keras
Khas sawi
Halus (+)
Merah oranye
Merah 80%, orange
20%
Hijau (daun)
Hijau muda (batang)
Tomat
8
Hijau (+++++)
Berlendir
Khas tomat
Keras
Khas tomat
Khas
sawi
segar
Sedikit lunak
Batang keras, daun
lunak
Sangat
lunak,
berlendir
Licin
dan
mengkilap
Akhir
Awal
Hijau tua
Akhir
Hijau kehitaman
Busuk
Awal
Khas tomat
Sawi
10
Tomat
Busuk
Merah 70%
kuning 20%
hijau 10%
Sama
Awal
Sedikit berlubang
Keluar air berwarna
cokelat, daun dan
batang layu.
Sawi
Akhir
Jenis kerusakan
Busuk
Bintik hitam
Sawi
Tomat
Akhir
Merah
90%
orange 10%
Awal
Hijau tua
Akhir
Kuning kehitaman
Orange 65%
Kuning 35%
Sama
Awal
Akhir
Khas tomat
Sedikit lunak
Ada kerutan
Khas
sawi
segar
Bau busuk
Berlubang
daun
Busuk
Khas Tomat
Keras
Khas tomat
Sedikit lunak
Awal
Khas Sawi
Akhir
Sama
Khas sawi
Sedikit lunak
12
Sawi
dan
pada
Tabel 6. Perubahan Berat Sawi dan Tomat berdasarkan Pengaruh Jenis Kemasan dan Ventilasi Kemasan
Sampel
Tomat
Sawi
Tomat
Sawi
Tomat
Sawi
Tomat
Sawi
Tomat
Sawi
114,3650
19,3966
104,7492
25,2488
114,890
14,982
107,5389
11,9452
114,9316
14,2735
114,3132
19,6658
104,5465
24,7834
114,6382
14,876
107,3508
11,5622
114,4287
14,2658
114,3077
19,507
104,3789
24,3894
114,4023
14,1812
106,9827
10,59
113,83
14,18
114,1857
20,5212
103,96584
23,3793
1142,76
13,890
106,1966
9,6661
113,4425
14,0875
114,1203
20,4184
103,6782
22,9873
114,08
12,193
106,0127
9,1692
112,8976
13,8854
114,1052
20,3401
103,5714
22,7213
113,997
12,089
106,3208
7,7105
112,6755
13,7823
6
8
102
10
100
12
98
96
Hari ke-
Kemasan tanpa lubang sebagai kontrol dan susut bobot yang terjadi tidak
terlalu banyak. Sifat organoleptiknya pula tidak mengalami kerusakan yang berat,
Berat (gram) 15
6
8
10
9
12
5
0
Hari ke-
Kemasan tanpa lubang sebagai kontrol dan susut bobot yang terjadi tidak
terlalu banyak.
3. KESIMPULAN
- Terdapat 2 jenis percobaan yang dilakukan yaitu berbagai macam suhu
penyimpanan yang diberikan serta dilakukan percobaan terhadap pengaruh jenis
-
(tomat) buah-buahan adalah PE, PP, Clingwarp, HDPE, dan tanpa kemasan.
PE merupakan plastik terbaik dalam pengemasan tomat dan sawi.
Penyimpanan suhu rendah dapat memperlambat respirasi dibandingkan dengan
dikemas.
Semakin besar laju respirasinya, maka akan semakin banyak lubang yang ada pada
kemasan.
Semakin kecil laju respirasinya, maka akan semakin sedikit lubang yang ada pada
kemasan.
Sawi memerlukan jumlah lubang yang lebih banyak dibandingkan dengan tomat
lubang.
Lubang pada kemasan yang baik untuk pengemasan tomat adalah sebanyak 6
lubang.
DAFTAR PUSTAKA
Buckle,K.A, et al.1985.Ilmu Pangan. Penerjemah Hari Purnomo dan Adion.
Jakarta:UI-Press.
Herudiyanto, M. S.2008.Pengemasan Pangan. Bandiung: Widya Padjadjaran.
Sacharow, W dan Griffin R.C. 1970. Food Packaging. Wetsport:Avi Publishing Co.
Wetsport.
Tjahjadi, C. 2003. Buku Ajar Penangaan Segar dan Penyimpanan Sayuran
Buah-Buahan. Jatinagor:Universitas Padjadjaran.
dan
Winarno, F.G. 1987. Mutu, Daya Simpan, Transportasi dan Penanganan Buahbuahan dan Sayuran. Jakarta: Konferensi Pengolahan Bahan Pangan dalam
Swasemba da Eksport, Departemen Pertanian.
4. JAWABAN PERTANYAAN
1. Syarat-syarat apa sajakah yang harus dipenuhi untuk mengemas sayuran dan buahbuahan segar agar masa simpannya lebih lama?
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mengemas sayuran dan buah-buahan
segar agar masa simpannya lebih lama adalah sebagai berikut.
- Tidak toksik
Bahan pembuat kemasan hendaknya dipilih dari bahan yang tidak mengandung
zat yang dapat mengganggu kesehatan manusia.
- Harus punya cukup O2 dan CO2 yang permeabel, dimana permeabilitas dari
jenis plastik terhadap kedua gas ini berbeda.
- Cocok dengan jenis sayuran dan buah yang akan dikemas
Kesalahan dalam memilih bahan kemasan dapat berakibat sangat merugikan.
Sebagai contoh, produk seharusnya dikemas dengan kemasan transparan justru
dikemas dalam kemasan yang tertutup rapat. Akibatnya, konsumen harus
membuka kemasan terlebih dahulu untuk mengetahui isinya. Hal ini akan
merusak segel dan dapat menurunkan kualitas.
- Menjamin sanitasi dan syarat-syarat kesehatan
Telah dikemukan sebelumnya bahwa bahan kemasan tidak boleh toksik.
Walaupun demikan, bahan kemasan yang tidak toksik pun tidak boleh
digunakan bila dianggap tidak dapat menjamin sanitasi atau syarat-syarat
kesehatan. Contohnya karung, bila tidak mengalami pembersihan atau
pencucian sebelum digunakan untuk mengemas maka karung tersebut tidak
dibenarkan untuk digunakan.
- Dapat mencegah pemalsuan
Umumnya, komoditas yang banyak dipaslsukan mempunyai pasaran yang baik,
misalnya sayur-sayuran dari jenis hibrida. Membuat kemasan yang spesifik
merupakan cara untuk mencegah pemalsuan.
- Mudah dibuang atau didaur ulang
Umumnya, kemasan bekas akan menjadi sampah yang bermasalah. Biasanya,
untuk menarik minat para konsumen, kemasan dibuat praktis dan bermanfaat
untuk kegunaan lain.
- Ukuran, bentuk, dan berat harus sesuai
Ukuran kemasan perlu mendapat perhatian karena mempunyai hubungan erat
dengan penanganan selanjutnya, baik dalam penyimpanan, pengangkutan,
3. Menurut saudara, kemasan plastik jenis apakah yang paling baik digunakan untuk
mengemas sayuran dan buah-buahan segar? Jelaskan alasannya!
Menurut saya, kemasan plastik jenis apakah yang paling baik digunakan untuk
mengemas sayuran dan buah-buahan segar adalah PE (Polietilen) karena plastik
jenis ini memiliki permeabilitas yang tinggi terhadap gas (CO2 dan O2) sehingga
sayur dan buah-buahan segar tersebut dapat melakukan respirasi dengan baik. PE,
yaitu memiliki permeabilitas yang
(sampai -500C), halus dan fleksibel, tahan terhadap pelarut alkali, asam kecuali
asam sitrat pekat, organik dan detergen.
Respirasi dapat menyebabkan kebusukan menjadi cepat, maka pada komoditi
sayur dan buah dilakukan proses pengemasan untuk menghambat proses respirasi,
anaerobik disebabkan
oleh
kekurangan
O2
akan
mempercepat