Anda di halaman 1dari 6

BAB V

PEMBAHASAN

Praktikum mengenai “Uji Sterilitas Sediaan Steril Injeksi Vitamin C”


dilaksanakan pada hari Senin, 12 Oktober 2020 pada pukul 12.20-15.4 secara
virtual melalui media Zoom. Uji sterilitas merupakan suatu cara pengujian untuk
mengetahui suatu sediaan atau bahan farmasi atau alat-alat kesehatan yang
dipersyaratkan harus dalam keadaan steril. Dengan demikian sediaan dan
peralatan tersebut harus bebas dari mikroorganisme. Jadi, hanya dikenal sediaan
dan peralatan tersebut steril atau tidak steril, tidak ada istilah hampir atau setengah
steril (Radji,2010).

Uji sterilitas dilakukan terhadap produk dan bahan yang sebelumnya


telah mengalami proses pensterilan yang telah diberlakukan. Hasilnya
membuktikan bahwa prosedur sterilisasi dapat diulang secara efektif. Tetapi
umumnya disetujui bahw kontrol yang dilaksanakan selama proses validasi
memberikan jaminan lebih efektifnya proses sterilisasi. Uji ini dilakukan terhadap
sampel yang dipilih untuk mewakili keseluruhan lot bahan tersebut. Sampel bisa
diambil dari kemasan atau wadah akhir suatu produk, atau sebagai bagian dari
tangku bulk cairan atau dari bahan bulk lainnya (Lachman dkk., 2008).
Menurut Farmakope edisi IV (1995), uji sterilitas digunakan untuk
menetapkan apakah suatu bahan/sediaan farmasi yang diharuskan steril memenuhi
syarat sesuai dengan uji sterilitas seperti yang tertera pada masing-masing
monografi, dimana untuk penggunaannya sesuai dengan prosedur pengujian
sterilitas sebagai bagian dari pengawasan mutu pabrik, seperti yang tertera dalam
sterilisasi dan jaminan sterilitas bahan. Uji sterilitas ini dapat dilakukan pada
sediaan obat seperti obat tetes mata, injeksi, infus maupun pada alat kesehatan
seperti kasa steril, jarum suntik, benang bedah, dan lain-lain.
Salah satu tujuan uji sterilisasi pembuatan sediaan steril adalah untuk
meminimalkan ketidakpercayaan terhadap pengujian produk akhir. Tiga prinsip
yang terlibat dalam proses uji sterilisasi sediaan steril diantaranya adalah
(Zinda,2008) :
1) Untuk membuat sterilitas kedalam sediaan
2) Untuk menunjukkan tingkat kemungkinan maksimum yang pasti
dimana proses dan metode sterilisasi memiliki sterilisasi yang
terpercaya terhadap semua unit dari batch sediaan.
3) Untuk memberikan jaminan yang lebih luas dan mendukung hasil dari
uji sterilitas sediaan akhir.

Tujuan dari praktikum ini diantaranya untuk mengetahui sterilitas injeksi


vitamin C dan menginterpretasikan hasil uji sterilitas sediaan steril yang dikaji
berdasarkan persyaratan FI dan CPOB. Sediaan steril yang diujikan adalah
sediaan injeksi Vitamin C yang telah dibuat pada praktikum sebelumnya. Uji
sterilitas yang dilakukan menggunakan media tioglikolat cair. Media berfungsi
untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat
fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya
harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi
pada media (Depkes RI, 1995). Selain itu, juga dibuat kontrol yang dignakan
sebagai perbandingan terhadap sediaan yang terjamin steril dan media yang
digunakan, serta digunakan untuk mengetahui apakah kontaminasi berasal dari
proses pengerjaan atau berasal dari media yang digunakan.
Uji sterilisasi menurut Farmakope Indonesia Edisi IV dapat dilakukan
dengan dua prosedur pengujian yang terdiri dari metode inokulasi langsung ke
dalam media uji dan metode teknik filtrasi membran. Prosedur berikut dapat
digunakan untuk menetapkan apakah bahan farmakope yang harus steril
memenuhi syarat berkenaan dengan uji sterilitas seperti yang tertera pada masing-
masing monografi (untuk penggunaan prosedur uji sterilisasi sebagai bagian dari
pengawasan mutu di pabrik, seperti yang tertera pada Sterilisasi dan Jaminan
Sterilitas Bahan (Depkes RI,1995).
Prinsip dari metode inokulasi didasarkan pada mencampurkan sampel
serta media secara langsung guna melihat ada atau tidaknya mikroorganisme yang
ditandai dengan kelarutan dalam media. Cara kerja dari metode inokulasi
langsung berupa sampel (sediaan obat atau alat kesehatan) diinokulasikan ke
media pengujian secara langsung. Prosedur yang kedua yakni dapat dilakukan
dengan menggunakan filtrasi membran. Teknik ini digunakan apabila bahan yang
diuji tidak bisa diuji menggunakan inokulasi langsung. Metode pengujian ini
menggunakan penyaring yange memilki ukuran tertentu (<0,45 µm ). Prinsip dari
metode ini adalah menyaring sampel uji berbentuk cairan yang larut dalam
pembawa air menggunakan membran khusus. bakteri. Kemudian, diinokulasikan
membran ke media pengujian secara keseluruhan (Depkes RI, 1995).
Media yang digunakan untuk uji sterilitas yakni media tioglikolat. Media
tioglikolat memenuhi syarat media uji dimana mampu menunjukkan pertumbuhan
yang nyata dalam semua wadah media yang diinokulasi dalam kurun waktu 7
hari. Media ini juga memiliki spektrum yang luas, karena mampu menumbuhkan
bakteri anaerob dan aerob, jadi bisa melihat lebih dari satu jenis bakteri (Lukas,
2011).
Komponen penyusun media tiglikolat diantaranya sebagai berikut (Depkes
RI, 1995) :

L-Sistin P 0,5 g
NNatrium klorida P 2,5 g
DDekstrosa monohidrat / anhidrat P 5,5 g / 5,0 g
AAgar 0,75 g
YYeast extract (larut dalam air) 5,0 g
PPancreatic digest of casein 15,0 g
NNatrium tioglikolat P atau 0,5 g
AAsam tioglikolat P 0,3 ml
LLarutan natrium resazurin P 1,0 ml

(1 dalam 1000) dibuat segar


AAir Murni 1000 ml
ppH setelah sterilisasi 7,1±0,2

Langkah pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan untuk uji sterilitas. Alat dan bahan yang akan digunakan
disterilisasi terlebih dahulu untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme. Alat
dan bahan yang akan disterilisasi dibungkus terlebih dahulu menggunakan kertas
perkamen. Pemilihan kertas perkamen didasarkan untuk mengurangi resiko robek
pada saat proses sterilisasi berlangsung. Selanjutnya, dimasukkan dan ditata rapi
di dalam autoklaf.
Prinsip kerja autoklaf yaitu dengan menggunakan uap air panas bertekanan
untuk membunuh dan menghilangkan kotoran dan mikroba yang terdapat pada
alat atau bahan yang akan digunakan dalam praktikum atau percobaan
(Andriani,2016). Langkah pertama yang dilakukan dalam sterilisasi basah adalah
dimasukkan alat yang telah dibungkus kertas secara rapi ke dalam autoklaf.
Selanjutnya ditutup rapat autoklaf dan mulai dipanaskan proses ini kurang lebih
berjalan selama 11 menit. Selanjutnya dikeluarkan udara di autoklaf. Menurut
Tim Sandle (2013) saat mengoperasikan autoklaf, sangat penting untuk
memastikan udara yang terperangkap dibuang sebelum dimulainya sterilisasi
siklus. Udara dapat bertindak sebagai insulator dan mencegah panas mencapai
populasi mikroba.
Selanjutnya ditunggu hingga autoklaf mencapai suhu 121oC kurang lebih
selama 15 menit. Setelah suhu mencapai 121oC dihitung waktu kesetimbangan
dan mulia dilakukan proses sterilisasi selama 15 menit. Setelah proses sterilisasi
maka dilanjutkan dengan diturunkan suhu autoklaf kemudian autoklaf dapat
dibuka.Setelah proses sterilisasi 15 menit tidak boleh langsung membuka autoklaf
sebelum menurunkan suhunya karena perbedaan tekanan antara suhu didalam
autoklaf dan udara dapat membuat alat retak (pecah).Setelah itu alat dikeluarkan
dari autoklaf dan disimpan diruang steril.
Proses sterilisasi basah menggunakan basah menggunkan autoklaf telah
diaur suhu dan tekanannya. Tekanan pada autoklaf diatur sebesar 15-17,5 Psi dan
suhunya 121oC. Hal ini mengacu pada penelitian yang telah dilakukan
bahwasanya pada suu 121oC akan dihasilkan uap air sebanyak 865 mL dalam
waktu 15 menit. Prinsip autoklaf didasarkan pada prinsip dari tekanan, yaitu
ketika tekanan gas dinaikkan maka temperaturnya akan meningkat. Ketika uap
mencapai suhu 121oC - 148oC tekanan pada chamber berada pada 15 Psi.
Umumnya uap pada autoklaf akan mengalami siklus gravity-displacement,
dimaan udara akan keluar dari chamber akibbat adanya perpindahan gravitasi
(Nikhilesh,2013).
Sterilisasi panas lembab sangat efektif meskipun pada suhu yang tidak
begitu tinggi, karena uap air berkondensasi pada bahan yang disterilkan,
dilepaskan panas sebanyak 636 kalori per gram uap air pada suhu 121oC. Panas ini
mendenaturasikan atau mengkoagulkasikan protein pada organisme hidup,
kemudian mematiannya (Cahyani, 2009). Kelebihan dari sterilisasi jenis ini yaitu
tidak beracun, murah, cepat membunuk mikroba serta spora serta efisien dalam
waktu pemanasan (Tim Sandle,2013).
Selanjutnya, dilanjutkan dengan proses membuat media. Tahap-tahap
pembuatan media Thioglikolat Cair adalah dicampurkan dan panaskan seluruh
bahan media thioglikolat cair hingga larut, kemudian atur pH larutan dengan
Natrium hidroksida 1 N hingga setelah sterilisasi 7,1±0,2. Jika diperlukan
penyaringan, maka saring selagi panas menggunakan kertas saring. Selanjutnya,
tempatkan media dalam tabung yang sesuai dan mampu memberikan
perbandingan permukaan dengan kedalaman media sedemikian rupa, sehingga
tidak lebih dari setengah bagian atas media yang mengalami perubahan warna
sebagai indikasi masuknya oksigen pada akhir masa inkubasi. Dilanjutkan dengan
sterilisasi dalam autoklaf. Apabila lebih dari sepertiga bagian atas menjadi warna
merah muda, maka media dapat diperbaiki satu kali dengan pemanasan diatas
penangas air atau dalam uap yang mengalir bebas hingga warna merah muda
hilang. Gunakan media thioglikolat cair untuk inkubasi dalam kondisi aerob (30° -
35°C) (Depkes RI, 1995).
Proses uji sterilitas

DAFTAR PUSTAKA
Andriani,Ririn.2016.Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk
Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal
Mikrobiologi Vol.1 No.1
Depkes RI. 1995. Farmakope Indoenesia IV. Jakarta : Depkes RI
Lachman, dkk. 2008. Teori dan Praktik Farmasi Indutsri Edisi Ketiga. Jakarta :
UI Press
Lukas, S.,.2011.Formulasi Steril. Yogyakarta : Penerbit Andi
Nikhilesh, B et al. 2013. A Review : Steam Sterilization A Method of
Sterilization. Journal of Biological and Scientifix Opinions. Vol 1 (2)
Radji, Maksum. 2010. Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan
Kedokteran. Jakarta: EGC.
Tim Sandle. 2013. Sterility,Sterilisation and Sterility Assurance For
Pharmaceuticals.USA : Published by Woodhead Publishing Limited

Zinda, R. 2008. Validasi Sediaan Steril : Dasar-dasar. Jakarta : Cahaya Ilmu

Anda mungkin juga menyukai