Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

PEMBAHASAN
IV.1 HASIL PENGAMATAN

Kadar Air Ubi Kayu

(Manihot utilisima)

IV.2 PERHITUNGAN
2. Perhitungan Kadar Air
Diketahui : Cawan porselen kosong (X) = 23,3913
Berat sampel awal (Y) = 5 gr
Berat sampel setelah di oven (Z)
Ditanya : Kadar Air?
Penyelesaian :

Kadar Air x 100%

= x 100%

= 0,1185 x 100%
= 11,85
IV.3 PEMBAHASAN
Kadar air adalah presentase kandungan air suatu bahan yang dapat
dinyatakan berdasarkan berat basah atau berdasarkan berat kering. Kadar air berat
basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100%. Sedangkan kadar air
berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100% (Syarif dan Halid, 1993). Kadar
air juga merupakan satu karakteristik yang sangat penting pada bahan pangan,
karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur dan cita rasa bahan pangan.
Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet bahan
pangan tersebut (Sandjaja, 2009)
Penetapan kandungan air dapat dilakukan dengan beberapa cara. Hal ini
tergantung pada sifat bahannya. Pada umumnya penentuan kadar air dilakukan
dengan mengeringkan bahan dalam oven suhu 105-110C selama 3 jam atau
sampai didapat berat yang konstan (Winarno, 2004)
Pada praktikum Standarisasi Obat Herbal kali ini dibuat kadar air
menggunakan sampel hasil simplisia dari Umbi Ubi Kayu (Manihot utilisima
tubera) yang telah berbentuk serbuk. Pertama yang harus dilakukan dalam
praktikum ini adalah mempersiapkan alat dan bahan terlebih dahulu. Kemudian
dibersihkan alat dengan menggunakan alkohol 70%. Tujuan pembersihan alat
dengan menggunakan alkohol 70% sebab alkohol 70% mempunyai aktivitas atau
kegunaan selain sebagai antiseptik juga mempunyai kegunaan sebagai desinfektan
(Mc-Kane, 1996).
Selanjutnya cawan porselen yang telah dibersihkan dibungkus dengan
aluminium foil dan dimasukkan dalam oven untuk dikeringkan selama 10 menit
pada suhu 105C. Tujuan langkah ini dilakukan agar sisa-sisa air dan abu yang
tertinggal di dalam cawan akan hilang karena oven mampu menyerap hal-hal yang
tertinggal di dalam suatu benda (Estiasi, 2012). Setelah 10 menit cawan porselin
dikeluarkan di dalam oven dan diletakkan dalam desikator selama 15 menit.
Desikator adalah sebuah alat yang terbuat dari kaca yang bagian bawahnya diisi
bahan pengering seperti silika gel sehingga pengaruh uap air selama proses
pengeringan dapat diserap oleh silika gel tersebut (Sudarmadji, 2007)
Setelah proses pengeringan dalam desikator, timbang cawan porselin
menggunakan neraca analitik setelah sebelumnya melepaskan bungkusan
aluminium foil. Kemudian dicatat hasilnya sebagai berat massa cawan porselin
kosong (X). Kemudian dinolkan kembali dan masukan bahan serbuk simplisia
sebanyak 5 gr lalu timbang kembali dan catat hasilnya sebagai berat sampel awal
(Y).
Pada tahap selanjutnya masukkan cawan ke dalam oven selama 15-30
menit, dan ditimbang kembali sebagai berat Z atau massa sampel setelah di dalam
oven. Langkah terakhir hitung semua kadar air dari sampel dengan menggunakan

rumus x 100%.

Hasil yang didapatkan dari penentuan kadar air ini yakni nilai X (cawan
porselin kosong) adalah 23,3913. Nilai dari Y adalah 5 gr dan nilai dari Z (berat
sampel setelah di oven) adalah 27,7988. Perhitungan dengan rumus kadar air
mendapatkan hasil 11,85. Sedangkan menurut SNI jumlah kadar air maksimum
dalam ubi kayu adalah 12%. Sehingga dapat disimpulkan hasil kadar air ubi kayu
tidak berbeda jauh dari hasil pada umumnya.
Kemungkinan kesalahan yang terjadi adalah bahan yang mengikat air
terlalu kuat sulit untuk melepaskan airnya meskipun sudah dipanaskan. Analisis
kesalahan lainnya adalah bahan lain yang juga ikut menguap dan ikut hilang
dengan uap air pada saat di oven (Sudarmadji, 2007).
Mc-Kane. 1996. Microbiology Applied and Practice. Mc Graw Hill Book
Company
Syarif, Halid Y. 1993. Teknologi Pengemasan Pangan. Bandung : Arcan
Sandjaja, dkk. 2009. Kamus Gizi. Jakarta : PT Kompas Media Nusantara
Winarno. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Sudarmadji. 2007. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty : Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai