Anda di halaman 1dari 31

Pengecilan Ukuran

(Size Reduction)

Mata Kuliah Satuan Operasi


Reducing the size of raw materials that are too large to be used.
The operation can be divided into two major categories: solid or liquid

Tiga jenis gaya yang umum digunakan

1. Impact forces
2. Attrition forces
3. Cutting forces
4. Compression forces
5. Shearing forces
1. Impact :
The act of one body striking another or
the force with which one thing hits another.

Fig 1. Mechanism of impact


2. Attrition :
In this method due to rubbing action of two surfaces which
are moving relative to each other, resulting in shear forces,
the particle size is reduced.

Fig 2. mechanism of attrition


3. Cutting :
The material is cut on a small scale by means of a
sharp blade, knife, root cutter or any other sharp
instrument ; cutter mill is used on large scale.

Fig 3. mechanism of cutting


4. Compression or Rolling :
In this method the material is crushed by application of
pressure between two rollers.

Fig 4. mechanism of compression


5. Shearing :
When the material is passing through the stationery
and rotating discs due to shear force, the size is
reduced (Colloid Mill).
Partikel dikompres diantara ujung-ujung dua permukaan
keras yang bergerak secara tangensial

Ilustrasi shear force Fig 5. colloid mill Fig 6. straight blunt mill
Keberhasilan grinding bergantung
pada:
• Mechanical stress followed by rupture (pecah)
• Energi yang digunakan, dimana bergantung pada sifat bahan:
• Hardness of the material
• Tendensi/kecenderungan bahan untuk retak (friability)
• Kadar air bahan
• Kandungan serat pada bahan
• Durasi/waktu perlakuan

Efisiensi energi dilakukan dengan mengatur penggunaan energi


minimum yang diperlukan untuk memecahkan bahan, supaya tidak
banyak energi yang dihilang/dilepas sebagai panas
1. Perlakuan mekanis
(stress) pada bahan
2. Bahan menyerap stress
secara internal dan
diterima sebagai strain
energy
3. Local strain energy
mencapai level kritis,
terjadi keretakan
disepanjang garis
weakness. Energi yang
tersimpan dilepaskan.
Mechanism of fracture

Diagram strain-stress untuk berbagai


jenis makanan (E=Elastic limit; Y=
Yield point; B= Breaking point; O-E=
Elastic region; E-Y= inelastic
deformation; Y-B= region of ductility;
(1) = keras, kuat, bahan yang
rapuh/brittle; (2) = keras, kuat,
bahan yang elastis/ductile; (3) = soft,
lemah, bahan yang elastis dan (4) =
soft, bahan lemah-rapuh (After
Loncin and Merson, 1979)
The important factors to be studied in
grinding process:
1. Energi yang digunakan
2. Jumlah permukaan baru yang terbentuk oleh
perlakuan grinding
Beberapa hukum yang digunakan untuk menghitung energi
minimum yang diperlukan untuk proses pengecilan ukuran:

• Hukum Kick (Kick’s Law)


• Hukum Rittinger (Rittinger’s Law)
• Hukum Bond
Teori dasar: Energi yang diperlukan untuk menciptakan
perubahan dL didalam partikel dari ukuran dimensi
 
tertentu L merupakan fungsi pangkat sederhana dari L:

•1. Hukum Kick


Kick beranggapan bahwa energi yang diperlukan untuk mengecilkan ukuran bahan
secara langsung proporsional/sebanding dengan rasio pengecilan ukuran dL/L

(1)

adalah kekuatan hancur suatu bahan,


ukuran awal rata-rata partikel, ukuran rata-rata partikel halus
2. Hukum Rittinger
• Energi yang diperlukan untuk pengecilan ukuran secara langsung
proporsional, bukan terhadap perubahan dimensi Panjang, melainkan
terhadap perubahan luas permukaan.

(2)
Hukum Bond
• (3)

L dinyatakan dalam mikron, adalah jumlah energi yang diperlukan


untuk mereduksi satuan massa bahan dari ukuran partikel besar
menjadi partikel berukuran 100µm, rasio reduksi q dinyatakan sebagai
q=.
Hukum
Hukum Kick Hukum Bond
Rittinger
• Partikel kasar • Partikel halus • Partikel
• Peningkatan • Terbentuk berukuran
luas area luas mikron
permukaan pada (10¯⁶m)
per unit permukaan
massa relatif baru
kecil
Permukaan baru yang terbentuk akibat
grinding (1)
•• Luas permukan per satuan massa dikenal sebagai specific surface

dan

Dimana adalah volume partikel, adalah luas permukaan partikel, adalah dimensi
partiket dan p, q adalah factor yang menghubungkan geometri partikel.
Permukaan baru yang terbentuk akibat
grinding (2)
• Shape factor didefinisikan sebagai q/p=λ (lambda), sehingga untuk kubus
atau bola λ=1.
• Berdasarkan hasil eksperimen, bahwa untuk mayoritas bahan ketika
dihaluskan, shape factor dari partikel yang dihasilkan kurang lebih 1.75.

• Rasio luas permukaan terhadap volume adalah:


λ/ (4)
Permukaan baru yang terbentuk akibat
grinding (3)
• Jika terdapat massa m partikel densitas jumlah partikel adalah tiap
area
• Jadi total area
(5)

Dimana adalah luas permukaan total suatu bubuk


Peralatan Grinding
• Crushers  Compressive action
• Grinders  combined shear and impact with compressive forces
Peralatan Grinding (1)
• Crushers
• Jaw crusher dan gyratory crusher adalah alat berat dan tidak banyak
digunakan dalam industry pangan
Peralatan Grinding (2)
• Grinders

Roller mill
Emulsification/Emulsifikasi
• Adalah suspensi stabil dari suatu cairan atas lainnya, cairan-cairan
tersebut menjadi immiscible (tak bercampur).
• Terdapat dua fase:
• Fase terdispersi : butiran partikel yang tersebar
• Fase pendispersi/kontinyu: fase lain selain yang terdispersi (liquid)
• Emulsi stabil ketika dapat bertahan tanpa perubahan, untuk periode
waktu yang lama, tanpa terjadi coalescing/penggabungan butiran fase
terdispersi satu sama lain, atau muncul atau mengendap.
Emulsification/Emulsifikasi
• Stabilitas emulsi dikendalikan oleh:
• Interfacial surface forces
• Size of the disperse phase droplets
• Viscous properties of the continuous phase
• Density difference between the two phase

Ukuran butiran partikel terdispersi berkisar antara diameter 1-10 µm.


Emulsification/Emulsifikasi
• Hukum Stoke memberikan indikasi kualitatif atas faktor fisik yang
mempengaruhi stabilitas emulsi.
• Hal ini disebabkan adanya kemungkinan bahwa aliran relatif dari
partikel dibawah gaya gravitasi menabrak emulsi, sehingga stabilitas
ditingkatkan oleh kecepatan pengendapan.
D = diameter ayakan (m)
g = gravitasi (10 m/s2)
ρρ = densitas bahan (kg/m3)
ρ = densitas air (kg/m3)
μ = viskositas (0,9142 x 10-3)

Pentingnya ukuran partikel, dinyatakan dalam istilah kuadrat. Juga


ditunjukkan mengapa emulsi lebih stabil ketika perbedaan densitasnya
kecil dan ketika viskositas dari fase kontinyu tinggi.
Latihan Soal
1. Gula dihaluskan dari kristal yang memungkinkan bahwa 80% lolos
ayakan 500 µm (US Sieve No. 35), turun ke ayakan yang
memungkinkan bahwa 80% lolos ayakan 88 µm (No. 170), dan
sebuah motor 5 horsepower diketahui hanya cukup untuk keluaran
yang diperlukan tersebut. Jika persyaratannya diubah dimana
penggilingan hanya diturunkan 80% melalui ayakan 125 µm (no.
120) tetapi keluarannya ditingkatkan sebesar 50% akankah motor
yang tertinggal memiliki kekuatan yang cukup untuk
mengoperasikan grinder? Asumsikan dengan persamaan Bond.
2. Luas Permukaan kristal garam

Didalam analisis garam halus menggunakan ayakan Tyler, ditemukan


bahwa 38% total garam lolos ayakan 7 mesh dan tertangkap pada
ayakan 9 mesh. Untuk satu dari fraksi-fraksi terhalus, 5% lolos ayakan
80 mesh namun tertahan pada ayakan 115 mesh. Estimasikan luas
permukaan dari kedua fraksi didalam sampel garam 5 kg, jika densitas
garam adalah 1050 kgm¯³ dan shape factor (λ) adalah 1.75.
•3. Bahan dihaluskan dari 6 mm menjadi 0.0012 mm menggunakan
motor berkekuatan 10 hp. Akankah motor ini cukup kuat untuk
mengecilkan ke ukuran partikel sebesar 0.0008 mm? Asumsikan
persamaan Rittinger dan bahwa 1 hp=745.7 W (abaikan pada
persamaan tersebut).
4. Berdasarkan pengukuran bahan berukuran seragam dari suatu
pengering, disimpulkan bahwa luas permukaan bahan adalah 1200 m².
Jika densitas bahan adalah 1450 kgm¯³ dan total beratnya 360 kg.
Hitunglah diameter ekuivalen partikel jika nilai λ adalah 1.75
5. Ditemukan bahwa energi yang diperlukan untuk mereduksi partikel
dari diameter rata-rta 1 cm menjadi 0.3 cm adalah 11 KJKg¯¹. Perkirakan
kebutuhan energi untuk mereduksi partikel yang sama dari diameter
0.1 cm menjadi 0.01 cm.
Asumsikan:
a. Hukum Kick
b. Hukum Rittinger
c. Persamaan Bond
dyahayuftp@gmail.com
Soal susulan Luas Permukaan kristal gula halus

Didalam analisis gula halus menggunakan ayakan Tyler, ditemukan


bahwa 43% total gula lolos ayakan 9 mesh dan tertangkap pada ayakan
11 mesh. Untuk satu dari fraksi-fraksi terhalus, 5% lolos ayakan 80
mesh namun tertahan pada ayakan 115 mesh. Estimasikan luas
permukaan dari kedua fraksi didalam sampel gula 5 kg, jika densitas
gula adalah 809 kgm¯³ dan shape factor (λ) adalah 1.75.

Anda mungkin juga menyukai