Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kestabilan dari suatu zat merupakan faktor yang harus diperhatikan
dalam membuat formulasi suatu sediaan farmasi. Hal itu penting mengingat
sediaannya biasanya diproduksi dalam jumlah yang besar dan juga
memerlukan waktu yang lama untuk sampai ketangan pasien yang
membutuhkannya. Obat yang disimpan dalam jangka waktu yang lama
dapat mengalami penguraian dan mengakibatkan hasil urai dari zat tersebut
bersifat toksik sehingga dapat membahayakan jiwa pasien. Oleh karena itu,
perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kestabilan suatu
zat hingga dapat dipilih suatu kondisi dimana kestabilan obat tersebut
optimum. (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004).
Stabilitas obat adalah derajat degradasi suatu obat dipandang dari
segi kimia. Stabilitas obat dapat diketahui dari ada tidaknya penurunan
kadar selama penyimpanan ( Connors,et al.,1986).
Pada pembuatan obat harus diketahui waktu paruh suatu obat. Waktu
paruh suatu obat dapat memberikan gambaran stabilitas obat, yaitu
gambaran kecepatan terurainya obat atau kecepatan degradasi kimiawinya.
Panas, asam-asam, alkali-alkali, oksigen, cahaya, kelembaban dan faktor-
faktor lain dapat menyebabkan rusaknya obat. Mekanisme degradasi dapat
disebabkan oleh pecahnya suatu ikatan, pergantian spesies, atau
perpindahan atom-atom dan ion-ion jika dua molekul bertabrakan dalam
tabung reaksi (Moechtar, 1989).
Berdasarkan hal inilah, maka penting untuk dilakukan percobaan
mengenai penentuan Stabilitas obat ini. Dimana sampel yang digunakan pada
praktikum kali ini yakni paracetamol. Adapun maksud dari dilakukannya
praktikum mengenai stabilitas obat ini tidak lain bertujuan untuk menambah
wawasan kita sebagai mahasiswa farmasi dan sebagai seorang praktikan
mengenai stabilitas dari suatu zat atau obat dan faktor yang
mempengaruhinya.
I.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami bagaimana penentuan tingkat reaksi
penguraian suatu zat dan usia simpan, dapat menerangkan faktor yang
mepengaruhi suatu zat tersebut serta menggunakan data kinetika untuk
perkiraan stabilitas dari suatu zat.
I.2.2 Tujuan Percobaan
1. Menentukan tingkat reaksi penguraian suatu zat
2. Menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas obat
3. Menentukan usia simpan suatu zat
4. Menggunakan data kinetika kimia untuk memperkirakan kestabilan suatu
zat
I.3 Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah
pengujian stabilitas suatu zat yang ditinjau dari konsentrasi yang baik atau
mendekati persyaratan (0,2-0,8) dengan melakukan pengenceran bertingkat
terlebih dahulu dan mengukur nilai absorbansi dengan menggunakan alat
spektrofotometri UV. Hasil dari pengenceran bertingkat yang memiliki nilai
basorbansi mendekati selanjutnya dimasukan pada oven dengan suhu 60℃
untuk dilihat pengaruh suhu pada stabilitas obat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Pengamatan
a. Pembuatan Larutan Induk
10 mL
1000 ppm = x 1.000.000 = 1000 ppm
10 mL
100 ppm = 1000 ppm . x = 100 ppm x 10 mL
x = 1 mL
1 ppm = 100 ppm . x = 1 ppm x 10 mL
= 0,1 mL
2 ppm = 100 ppm . x = 2 ppm x 10 mL
= 0,2 mL
3 ppm = 100 ppm . x = 3 ppm x 10 mL
= 0,3 mL
4 ppm = 100 ppm . x = 4 ppm x 10 mL
= 0,4 mL
b. Kurva Baku
No. Konsentrasi PCT (ppm) Absorbansi (A)
1. 1 4,179
2. 2 4,053
3. 3 4,259
4. 4 4,354
a = 4,0255, b = 0,0731, r = 0,7403
Absorbansi (A)

4,400

4,300

4,200

4,100

4,000

3,900
1 2 3 4

Kadar (ppm)
c. Data
Waktu (menit) Suhu (0C) Absorban (A)
10 60 4,112
15 60 4,112

Untuk Suhu 60oC


1. Waktu 10 menit
y = a + bx
4,112 = 4,0255 + 0,0731. x
x = 0,0731
2. Waktu 15 menit
y = a + bx
4,112 = 4,0255 + 0,0731. x
x = 0,0731
d. Perhitungan Konsentrasi PCT
Waktu (menit) Suhu (600C)
10 0,0731
15 0,0731
e. Perhitungan Koefisien Korelasi
Untuk Suhu 60oC
Waktu (menit) Konsentrasi (C) Log C 1/C
10 0,0731 -1,36 13,679
15 0,0731 -1,36 13,679
f. Penentuan Orde Reaksi
Waktu 10 menit
Orde Regresi Hasil
0 a 19,9269
b -9,9269
r -1
1 a 21,136
b -1,136
r -1
2 a 6,321
b 3,679
r 1

Waktu 15 menit
Orde Regresi Hasil
0 a 229,9269
b -14,9269
r -1
1 a 31,136
b -16,136
r -1
2 a 16,321
b -1,321
r -1

Orde Suhu 60oC


Waktu 10 menit Waktu 15 menit
0 -1 -1
1 -1 -1
2 1 -1
g. Penentuan Nilai Mutlak K
Suhu B K
60oC 3,679 3,679
h. Penentuan Nilai Mutlak Pada Suhu 25oC dan Usia Simpan
Suhu (K) = 273 + Suhu (oC)
1. Untuk suhu 30oC
= 273 + 30
= 303 K
2. Untuk suhu 25oC
= 273 + 25
= 298 K
3. Untuk suhu 60oC
= 273 + 60
= 333 K
Utuk nilai 1/T (x)
1. Untuk suhu 30oC
= 1/303
=3,300 x 10-3
2. Untuk suhu 25oC
= 1/298
= 3,355 x 10-3
3. Untuk suhu 60oC
= 1/333
= 3,003 x 10-3
Suhu (oC) Suhu (oK) 1/T (x) 10-6 K Log K
30 303 3300 3,679 0,5657
60 333 3003 -1,321 0,1209
25 298 3355

Perhitungan untuk suhu 25 oC pada orde 2


Log K = Log A – Ea
= 2,303 a = 0,566
Y = a + bx b = 0,00014
Y = log K r = -1
Untuk dapat nilai K pada suhu 25oC, maka diregresikan antara x dan
log K. Didapatkan nilai :
Y = a + bx
= 0,566 + (-1,4 x 10-4). 33,55 x 10-4
= 0,566 + (-4,697 x 10-6)
Y = 0,5659
Y = log K
K = antilog Y
= 3,68044
i. Perhitungan Paruh Waktu
1. Orde Nol
1 co
t =
2 K
2. Orde Satu
1 0,693
t =
2 K
3. Orde Dua
1 1
t =
2 C0.K
Pada hasil yang didapat mengikuti orde 2. Jadi, didapatkan hasil untuk
waktu paruh pada suhu 25oC
Co = 10 mg/10 mL
= 1.000 ppm
1 1
t =
2 Co.K
1
=
1000.3,68044

= 2,717 x 10-4
Waktu lama penyimpanan :
1 C0
T 90 = .
9 K

1 1000
= .
9 3,68044
1000
=
33,123

= 30,19 menit = 503 jam = 20 hari = 0,6 bulan


IV.3 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan mengenai stabilitas
obat. Kestabilan suatu zat merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam
membuat formulasi suatu sediaan farmasi karena erat hubungan untuk bisa
menentukan usia simpan dari obat tersebut atau lamanya penyimpanan yang
dibutuhkan sehingga dosis yang diterima tidak berkurang.
Stabilitas obat adalah derajat degradasi suatu obat dipandang dari
segi kimia. Stabilitas obat dapat diketahui dari ada tidaknya penurunan
kadar selama penyimpanan (Connors, et.,al, 1986).
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada percobaan ini yakni
menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan serta membersihkannya
menggunakan alkohol 70%. Digunakannya alkohol 70 % sebab alkohol 70
% mempunyai aktivitas atau kegunaan sebagai desinfektan (Shaffer, 1965),
seperti yang diketahui desinfektan merupakan bahan kimia yang digunakan
untuk mencegah terjadinya infeksi dengan membunuh jasad renik
(bakterisid), terutama pada benda mati (Shaffer, 1965; Larson,2013).
Selanjutnya, dibuat pengenceran bertingkat dari 1000 ppm sampai 4
ppm dimana selanjutnya hasil pengenceran bertingkat ini kemudian diukur
nilai absorbannya dengan menggunakan alat spektrofotometri.
Spektrofotometer umum digunakan karena kemampuannya dalam
menganalisa begitu banyak senyawa kimia serta kepraktisannya dalam hal
preparasi sampel apabila dibandingkan dengan beberapa metode analisa
(Herliani, 2008). Sementara, pengenceran bertingkat dilakukan karena
Menurut Wasteson dan Hornes (2009), tujuan dari pengenceran bertingkat
yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam
cairan.
Pengenceran dilakukan dengan melarutkan 0,01 g paracetamol
kedalam alkohol 70% yang dicukupkan sampai 10 ml, kemudian dipipet 0,1
mL dari larutan sebelumnya dan dicukupkan kembali sampai 10 ml, hal ini
terus berlanjut sampai 0,2 mL, 0,3 mL, 0,4 mL yang dicukupkan pula
sampai 10 ml. Hasil dari pengenceran ini kemudian ditutup dengan
aluminium foil dan diberi label. Dari pengenceran yang dilakukan,
kemudian diukur nilai absorbannya dengan menggunakan alat
spektrofotometri. Dari nilai absorban yang didapat, kemudian dilihat nilai
absorban yang mendekati persyaratan yakni 0,2 sampai 0,8. Hasil yang
didapat mendekati yakni nilai absorban dari pengenceran 2 ppm yakni 4,053
A.
Setelahnya untuk menentukan usia simpan dari sampel paracetamol
dilakukan yakni dengan membagi nilai absorban yang memenuhi syarat tadi
kedalam 2 buah vial dengan masing-masing sebanyak 5 mL, dimasukan
kedalam oven selama 10 sampai 15 menit. Setelah pemanasan dilakukan 2
buah vial tadi kemudian diangkat dan didiamkan beberapa menit dan
kembali diukur nilai absorbannya menggunakan spektrofotometri UV.
Mekanisme kerja spektrofotometri sinar dari sumber sinar adalah sinar
polikromatis maka dilewatkan terlebih dahulu melalui monokromator,
kemudian sinar monokromatis dilewatkan melalui kuvet yang berisi contoh
maka akan menghasilkan sinar yang ditransmisikan dan diterima oleh
detektor untuk diubahmenjadi energi listrik yang kekuatannya dapat diamati
oleh pembaca (satuan yang dihasilkan adalah absorban atau transmittan)
(Sukarjo, 1997).
Hasil yang didapat dari lamanya waktu pengamatan yakni 30,19
menit , 503 jam, 20 hari, dan 0,6 bulan. Sedangkan, nilai absorban setelah
dilakukannya pemanasan pada waktu berbeda didapati yakni 4,112 A dan
nilai absorban dari alkohol setelah dilakukan pengukuran menggunakan
spektrofotometri yaitu 10.000 A. Menurut Dirjen POM (1979), panjang
gelombang alkohol yaitu 380-780. Serta panjang gelombang paracetamol
menurut Parrot (1970), yaitu 247-254 nm.
Nilai absorbansi yang di dapatkan pada kuvet setelah diukur ke
dalam spektrofotometer Uv-Vis pada suhu 60 ºC selama 10 menit dan 15
menit adalah 4,112. Hasil yang didapatkan adalah sama. Hal ini tidak
sesuai dengan literatur dimana suhu mempengaruhi stabilitas obat. Semakin
bertambah suhu maka degradasi atau penguraian zat dalam obat seharusnya
semakin besar. Akan tetapi didapatkan hasil yang sama (Svehla,1990).
Sedangkan dilihat dari nilai absorban setelah dipanaskan kedalam oven
dapat dilihat terjadi perubahan nilai absorban dari nilai sebelum dipanaskan
dan hal ini menunjukan benar adanya bahwa suhu mempengaruhi stabilitas
suatu obat.
Dari hasil ini dapat ditarik kesimpulan bahwa suhu benar
berpengaruh pada stabilitas obat. Sedangkan dilihat dari nilai basorban yang
berbeda dengan keterangan pada literatur maka dapat diketahui adanya
kesalahan yang terjadi yang dapat disebabkan oleh kurangnya ketelitian
pada saat pengenceran.
Kemungkinan kesalahan yang terjadi menurut literatur adalah bahan
obat yang berubah, hilangnya keseragaman kandungan, menurunnya status
mikrobiologi, serta faktor lingkungan seperti suhu, kelembapan, dan cahaya
(Joshita, 2008).

Anda mungkin juga menyukai