Anda di halaman 1dari 11

PERCOBAAN 5 : UJI DISOLUSI

I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu untuk :
- Menentukan laju disolusi sediaan tablet.
- Menggunakan alat penentuan laju disolusi.
- Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju disolusi

II. TEORI UMUM


Disolusi adalah proses melarutnya suatu bahan padat. Proses ini sangat
penting, terutama untuk bahan aktif yang digunakan secara per oral untuk tujuan
pemakaian sistemik.
Laju disolusi dapat didefinisikan sebagai jumlah bahan aktif yang terlarut
per unit waktu pada kondisi antar muka cair/padat, suhu dan komposisi pelarut
yang standar. Untuk bahan aktif dengan kelarutan rendah, laju disolusi sering
merupakan tahap pembatas yang mengendalikan absorpsi bahan aktif tersebut.
Secara kuantitatif, berdasarkan hukum difusi Fick II, laju disolusi
dirumuskan oleh Noyes-Whitney sebagai berikut:
dc = K. S. (Cs − Ct) .............................. (1)
dt
dc/dt = laju disolusi, K = tetapan disolusi, S = luas permukaan zat
aktif
Ct = kadar zat aktif yang larut pada waktu tertentu, Cs = kadar larutan jenuh

Tetapan disolusi adalah fungsi dari tebal lapisan difusi, sedangkan tebal
lapisan difusi adalah fungsi dari kecepatan pengadukan.
Jika volume media relatif besar sehingga Ct <<< Cs, maka akan tercapai
kondisi “sink”, dari persamaan (1) dapat disederhanakan menjadi :
dc
= K. S. (Cs) ...................................... (2)
dt

Uji disolusi dilakukan untuk tujuan-tujuan antara lain :


1. Menentukan kesesuaian produk dengan persyaratan disolusi
yang tertera pada monografi
2. Pengawasan mutu rutin di industri farmasi untuk mengawasi
konsistensi antar bets.
3. Sebagai indicator untuk melakukan optimasi formula sediaan.
Ada beberapa cara untuk menyatakan hasil uji disolusi, antara lain :
1. Jumlah bahan aktif yang harus terlarut pada suatu waktu tertentu.
2. Efisiensi disolusi

III. ALAT DAN BAHAN


A. ALAT
- Alat disolusi terdiri dari satu unit
- Spektrofotometer uv-vis
- Labu ukur: 10, 25, 50 dan 100ml
- Pipet volum: 1, 2, 3 dan 5ml
- Gelas ukur 1000ml
- Gelas beker 50, 100, 500 dan 1000ml
- Alat suntik
- Penyangga saringan (filter holder)
- Kertas saring Millipore 0,45μm dengan diameter 13mm
B. BAHAN
- Tablet parasetamol 500mg
- Larutan dapar fosfat pH 5,8

IV. PROSEDUR
Prosedur dan peralatan uji disolusi yang digunakan umumnya sudah
tertera dalam farmakope. Pemilihan alat disolusi, media disolusi, kecepatan
pengadukan untuk suatu bahan aktif, umumnya telah tercantum dalam
monografi yang tertera pada farmakope. Untuk sediaan tablet dan kapsul,
alat yang biasa digunakan adalah alat tipe 1 (rotating basket/keranjang) dan
tipe 2 (paddle/dayung).
A. Prosedur uji disolusi dengan metode dayung untuk Tablet
Parasetamol
1. Wadah disolusi dicelupkan dalam suatu penangas air, lalu diisi
dapar fosfat 5,8 sebanyak 900ml.
2. Penangas air diatur, sehingga mempertahankan suhu media disolusi
di bagian dalam wadah disolusi pada 37 ± 0,5°C.
3. Pasang pengaduk dayung pada motor pengaduk, atur posisinya
sehingga sumbu tangkai terletak di tengah wadah disolusi dan antara
dayung dengan dasar wadah ± 2,5cm.
4. Bila suhu larutan dapar telah konstan 37 ± 0,5°C tablet
dimasukkan, lalu tunggu tablet mencapai dasar, baru motor
penggerak dihidupkan dengan kecepatan 50rpm.
5. Pengambilan sampel dilakukan pada rentang waktu: 5, 10, 15, 20, 25
dan 30 menit.
6. Larutan disolusi diambil sebanyak 5,0ml dengan alat suntik yang
telah dilengkapi dengan penyangga saringan (filter holder) dengan
kertas
saring millipore 0,45μm pada bagian tengah antara bagian atas
pengaduk dan permukaan media dan tidak lebih dekat dari 1cm dari
dinding wadah, lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
7. Pada setiap pengambilan sampel media disolusi harus diganti
dengan volume yang sama suhunya dengan suhu media percobaan.
Pada waktu pengambilan larutan disolusi harus dijaga agar partikel
sediaan tidak ikut terambil, sebab akan mengganggu uji disolusi.
8. Penetapan kadar parasematol yang terlarut dilakukan dengan
spektrofotometer UV-Vis.

B. Pembuatan larutan baku Parasetamol


1. Buat larutan parasetamol dengan konsentrasi 2,0 sampai 10,0 ppm.
2. Amati absorban larutan tersebut dengan spektrofotometer
pada panjang gelombang maksimum (243nm).
3. Buat kurva baku (konsentrasi vs absorban) dan persamaan
garis regresi y = bx + a (lihat pada percobaan kelarutan).
C. Pengukuran konsentrasi Parasetamol terlarut dengan
Spektrofotometer UV-vis
1. Hidupkan spektrofotometer, tunggu 10 sampai 15 menit.
2. Masukkan media disolusi ke dalam kuvet dengan pelarut kemudian
scan untuk mendapatkan “baseline” pada panjang gelombang 200 –
400nm.
3. Isi kuvet dengan larutan sampel, dan ukur absorbannya pada
panjang gelombang maksimum.

V. DATA DAN PERHITUNGAN


A. Data Hasil Percobaan
Tabel 1. Hasil pengukuran absorban larutan sampel
Waktu Absorban Absorb
(menit)
Obat parasetamol generik Obat parasetamol p

5 0.621 0.723
10 0.645 0.760
15 0.720 0.945
20 0.745 0.975

25 0.810 1.140
30 0.860 1.310

B. Pengolahan Data
1. Perhitungan konsentrasi parasetamol
- Tentukan konsentrasi parasetamol yang terlarut dengan
menggunakan persamaan kurva baku yang tersedia
- Konsentrasi dalam 900ml = konsentrasi (ppm) x 900��
1000��
𝑥 �𝑔
- % terlarut = x 100% = …… %
500�𝑔Kurva baku paracetamol
Kadar (ppm) Absorbansi
2.096 0.1356
5.240 0.3441
8.384 0.5395
10.480 0.6733
20.968 1.4065
Persamaan garis y = 0.06740x – 0.01610 (r = 0.99928)

OBAT PARASETAMOL GENERIK


1) Konsentrasi 5 menit
y = bx + a
��−� 0.621+0.01610
x= = = 9.4525 ppm
� 0.06740
Konsentrasi x pengenceran = 9.4525 ppm x 25 = 236.3125 ppm
900 𝑚𝐿
Konsentrasi (dalam 900 mL) = 236.3125 ppm x = 212.68125 mg
1000 𝑚𝐿
212 .681 25 𝑚𝑔
% terlarut = 𝑥 100% = 42.53625 %
500 𝑚𝑔
2) Konsentrasi 10 menit
y = bx + a
��−� 0.645+0.01610
x= = = 9.8086 ppm
� 0.06740
Konsentrasi x pengenceran = 9.8086 ppm x 25 = 245.215 ppm
900 𝑚𝐿
Konsentrasi (dalam 900 mL) = 245.215 ppm x y= 220.6935 mg
220 . 6935 𝑚𝑔 a
% terlarut = 𝑥 100% = 44.1387 %
500 𝑚𝑔
3) Konsentrasi 15 menit 1000 𝑚𝐿

��−� 0.720+0.01610
x= = = 10.9213 ppm
� 0.06740
Konsentrasi x pengenceran = 10.9213 ppm x 25 = 273.0325 ppm
900 𝑚𝐿
Konsentrasi (dalam 900 mL) = 273.0325 ppm x y= 245.72925 mg
245 .729 25 𝑚𝑔 a
% terlarut = 𝑥 100% = 49.14585 %
500 𝑚𝑔
4) Konsentrasi 20 menit 1000 𝑚𝐿

��−� 0.745+0.01610
x= = = 11.2922 ppm
� 0.06740
Konsentrasi x pengenceran = 9.4525 ppm x 25 = 282.305ppm
900 𝑚𝐿
Konsentrasi (dalam 900 mL) = 282.305 ppm x 1000 ��𝐿 = 254.0745 mg
245 .074 5 𝑚𝑔
% terlarut = 𝑥 100% = 50.8149 %
500 𝑚𝑔
5) Konsentrasi 25 menit
y = bx + a
��−� 0.810+0.01610
x= = = 12.2566 ppm
� 0.06740
Konsentrasi x pengenceran = 12.2566 ppm x 25 = 306.415 ppm
900 𝑚𝐿
Konsentrasi (dalam 900 mL) = 306.415 ppm x y= 275.7735 mg
275 .773 5 𝑚𝑔 a
% terlarut = 𝑥 100% = 55.1547 %
500 𝑚𝑔
6) Konsentrasi 30 menit 1000 𝑚𝐿

��−� 0.860+0.01610
x= = = 12.9985 ppm
� 0.06740
Konsentrasi x pengenceran = 12.9985 ppm x 25 = 324.9625ppm
900 𝑚𝐿
Konsentrasi (dalam 900 mL) = 324.9625 ppm x = 292.46625 mg
292 . 46625 𝑚𝑔
% terlarut = 500 𝑚𝑔
𝑥 100% = 58.49325 %1000 𝑚𝐿

Tabel 2. Perhitungan % parasetamol terlarut


Waktu Absorban Konsentrasi Konsentrasi x Koreksi Konsentrasi %
(menit) (ppm) Pengenceran konsentrasi (dalam 900ml) terlarut
(ppm)
5 0,621 9.4525 236.3125 212.68125 42.53
10 0,645 9.8086 245.215 220.6935 44.13
15 0,720 10.9213 273.0325 245.72925 49.14
20 0,745 11.2922 282.305 254.0745 50.81
25 0,810 12.2566 306.415 275.7735 55.15
30 0,860 12.9985 324.9625 292.46625 58.49

OBAT PARASETAMOL PATEN


1) Konsentrasi 5 menit
y = bx + a
��−� 0.723+0.01610
x= = = 10.9658 ppm
� 0.06740
Konsentrasi x pengenceran = 10.9658 ppm x 25 = 274.145 ppm
900 𝑚𝐿
Konsentrasi (dalam 900 mL) = 274.145 ppm x = 246.7305 mg

1000 𝑚𝐿
246 .730 5 𝑚𝑔
% terlarut = 𝑥 100% = 49.3461 %
500 𝑚𝑔
2) Konsentrasi 10 menit
y = bx + a
��−� 0.760+0.01610
x= = = 11.5148 ppm
� 0.06740
Konsentrasi x pengenceran = 11.5148 ppm x 25 = 287.87 ppm
900 𝑚𝐿
Konsentrasi (dalam 900 mL) = 287.87 ppm x y= 259.083 mg
259 . 083 𝑚𝑔 a
% terlarut = 𝑥 100% = 51.8166 %
500 𝑚𝑔
3) Konsentrasi 15 menit 1000 𝑚𝐿

��−� 0.945+0.01610
x= = = 14.2596 ppm
� 0.06740
Konsentrasi x pengenceran = 14.2596 ppm x 25 = 356.49 ppm
900 𝑚𝐿
Konsentrasi (dalam 900 mL) = 356.49 ppm x y= 320.841 mg
320 .841 𝑚𝑔 a
% terlarut = 𝑥 100% = 64.1682 %
500 𝑚𝑔
4) Konsentrasi 20 menit 1000 𝑚𝐿

��−� 0.975+0.01610
x= = = 14.7047 ppm
� 0.06740
Konsentrasi x pengenceran = 14.7047 ppm x 25 = 367.6175 ppm
900 𝑚𝐿
Konsentrasi (dalam 900 mL) = 367.6175 ppm x = 330.85575 mg
1000 𝑚𝐿
330 .855 75 𝑚𝑔
% terlarut = 𝑥 100% = 66.17115 %
500 𝑚𝑔
5) Konsentrasi 25 menit
y = bx + a
��−� 1.140+0.01610
x= = = 17.1528 ppm
� 0.06740
Konsentrasi x pengenceran = 17.1528 ppm x 25 = 428.82 ppm
900 𝑚𝐿
Konsentrasi (dalam 900 mL) = 428.82 ppm x y= 385.938 mg
385 .93 8 𝑚𝑔 a
% terlarut = 𝑥 100% = 77.1876 %
500 𝑚𝑔
6) Konsentrasi 30 menit 1000 𝑚𝐿

��−� 1.310+0.01610
x= = = 19.6750 ppm
� 0.06740
Konsentrasi x pengenceran = 19.6750 ppm x 25 = 491.875 ppm
900 𝑚𝐿
Konsentrasi (dalam 900 mL) = 491.875 ppm x = 442.6875 mg

1000 𝑚𝐿
442 .687 5 𝑚𝑔
% terlarut = 𝑥 100% = 88.5375 %
500 𝑚𝑔
Tabel 2. Perhitungan % parasetamol terlarut
Waktu Absorban Konsentrasi Konsentrasi x Koreksi Konsentrasi %
(menit) (ppm) Pengenceran konsentrasi (dalam 900ml) terlarut
(ppm)
5 0,723 10.9658 274.145 246.7305 49.34
10 0,760 11.5148 287.87 259.083 51.81
15 0,945 14.2596 356.49 320.841 64.16
20 0,975 14.7047 367.6175 330.85575 66.17
25 1,140 17.1528 428.82 385.938 77.18
30 1,310 19.6750 491.875 442.6875 88.53

2. Buat kurva waktu (t) terhadap persen terlarut


(Untuk melihat profil disolusi & perhitungan ED)

OBAT PARACETAMOL GENERIK


70
58.49
60 55.15
49.14 50.81
50 44.13
42.53
40

30

20

10

0
0 5 10 15 20 25 30 35

OBAT PARACETAMOL PATEN


100
88.53
90
77.18
80
64.16 66. 17
70
60 51. 81
49.34
50
40
30
20
10
0
0 5 10 15 20 25 30 35
3. Perhitungan Efisiensi Disolusi (ED)
Area di bawah kurva
ED = Area di bawah kurva total x 100%

OBAT PARACETAMOL GENERIC


5’ = ½ x 5 x 42.53 = 106.325
42 .53 + 44 .13
10’ = 2 x 5 = 216.65
15’ = 44 .13
2 + 49 .14
x 5 = 233.175
20’ = 49 .14
2 + 50 .81
x 5 = 249.875
25’ = 50 .81
2 + 55 .15
x 5 = 264.9
30’ = 55 .15
2 + 58 .49
x 5 = 284.1
Total = 106.325 + 216.65 + 233.175 + 249.875 + 264.9 + 284.1
= 1355.025
135 5 .025
ED = 3000 x 100% = 45.16 %

OBAT PARACETAMOL PATEN


5’ = ½ x 5 x 49.34 = 123.35
49 .34 + 51 .81
10’ = 2
x 5 = 252.875
15’ = 51 .81
2 + 64 .16
x 5 = 289.925
20’ = 64 .16
2 + 66 .17
x 5 = 325.825
25’ = 66 .17
2 + 77 .18
x 5 = 358.375
30’ = 77 .18
2 + 88 .53
x 5 = 414.275
Total = 123.35 + 252.875 + 289.925 + 325.825 + 358.375 + 414.275
= 1764.625
176 4 .625
ED = 3000 x 100% = 58.82 %

VI. TUGAS
- Menentukan komposisi dan perhitungan berat dapar fosfat pH 5,8 (lihat
Farmakope Indonesia ed III)

Larutan NaH2PO4 Larutan Na2HAPO4


pH
0.8% mL 0.947% mL

90 10 5.9

80 20 6.2

70 30 6.5

60 40 6.6
50 50 6.8

40 60 7.0

30 70 7.2

20 80 7.4

10 90 7.7

5 95 8.0

- Menentukan persyaratan uji disolusi tablet


parasetamol.
Disolusi <1231> (FI VI,1364)
Media disolusi : 900 mL. Dapar fosfat pH 5,8.
Alat tipe 2 : 50 rpm
Waktu : 30 menit
Prosedur lakukan penetapan jumlah C8H9NO2 yang terlarut dengan
mengukur serapan alikot, jika perlu encerkan dengan media disolusi dan
serapan larutan baku paracetamol BPFI dalam medua yang sama pada
Panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 243 nm.
Toleransi dalam waktu 30 menit harus larut tidak kurang dari 80% (Q)
C8H9NO2 dari jumlah yang tertera pada etiket.

VII. DISKUSI DAN KESIMPULAN


Berdasarkan hasil praktikum uji disolusi tablet paracetamol yang
telah dilakukan, diketahui bahwa kedua sampel yang telah memenuhi syarat
disolusi tablet paracetamol yaitu dalam waktu 30 menit obat terlarut tidak
kurang dari 80%. Dibuktikan dengan hasil praktikum yaitu % kelarutan
sampel A pada 30 menit sebesar 58.59% (tidak memenuhi) Dan sampel B
sebesar 88.53% (memenuhi) Dan hal ini menunjukkan bahwa zat aktif yang
ada pada tablet paracetamol (obat generic) dan paracetamol (obat paten)
dapat terlarut dengan baik karena telah memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan oleh farmakope VI, dimana kadar tidak kurang dari 80%.

VIII. PUSTAKA
1. Abdou, H.A., 1989, Dissolution, Bioavailability & Bioequivalence, Mack
Publishing Co., Easton Pennsylvania.
2. Carstensen, J.T., 1993, Pharmaceutical Principles of Solid Dosage
Form, Technomic Publishing Company, Inc., Lancaster, Pennsylvania.
3. Carstensen, J.T., 1977, Pharmaceutics of Solid and Solid Dosage
Form, John Wiley and Sons, Inc., New York.
4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, Farmakope
Indonesia, ed. 4, Jakarta.
5. Florence A.T., and Attwood D., 1998, Physicochemical Principles of
Pharmacy, 3rd Ed. The Macmillan Press Ltd.
6. Hanson, W.A., 1991, Handbook of Dissolution Testing, 2nd Ed Revised,
Aster Publishing Corp. Eugene, Oregon.
7. Martin, A., 1993, Physical Pharmacy, 4th ed., Lea & Febiger, Philadelphia,
London, p.324-361.

Anda mungkin juga menyukai