I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu untuk :
- Menentukan laju disolusi sediaan tablet.
- Menggunakan alat penentuan laju disolusi.
- Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju disolusi
Tetapan disolusi adalah fungsi dari tebal lapisan difusi, sedangkan tebal
lapisan difusi adalah fungsi dari kecepatan pengadukan.
Jika volume media relatif besar sehingga Ct <<< Cs, maka akan tercapai
kondisi “sink”, dari persamaan (1) dapat disederhanakan menjadi :
dc
= K. S. (Cs) ...................................... (2)
dt
IV. PROSEDUR
Prosedur dan peralatan uji disolusi yang digunakan umumnya sudah
tertera dalam farmakope. Pemilihan alat disolusi, media disolusi, kecepatan
pengadukan untuk suatu bahan aktif, umumnya telah tercantum dalam
monografi yang tertera pada farmakope. Untuk sediaan tablet dan kapsul,
alat yang biasa digunakan adalah alat tipe 1 (rotating basket/keranjang) dan
tipe 2 (paddle/dayung).
A. Prosedur uji disolusi dengan metode dayung untuk Tablet
Parasetamol
1. Wadah disolusi dicelupkan dalam suatu penangas air, lalu diisi
dapar fosfat 5,8 sebanyak 900ml.
2. Penangas air diatur, sehingga mempertahankan suhu media disolusi
di bagian dalam wadah disolusi pada 37 ± 0,5°C.
3. Pasang pengaduk dayung pada motor pengaduk, atur posisinya
sehingga sumbu tangkai terletak di tengah wadah disolusi dan antara
dayung dengan dasar wadah ± 2,5cm.
4. Bila suhu larutan dapar telah konstan 37 ± 0,5°C tablet
dimasukkan, lalu tunggu tablet mencapai dasar, baru motor
penggerak dihidupkan dengan kecepatan 50rpm.
5. Pengambilan sampel dilakukan pada rentang waktu: 5, 10, 15, 20, 25
dan 30 menit.
6. Larutan disolusi diambil sebanyak 5,0ml dengan alat suntik yang
telah dilengkapi dengan penyangga saringan (filter holder) dengan
kertas
saring millipore 0,45μm pada bagian tengah antara bagian atas
pengaduk dan permukaan media dan tidak lebih dekat dari 1cm dari
dinding wadah, lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
7. Pada setiap pengambilan sampel media disolusi harus diganti
dengan volume yang sama suhunya dengan suhu media percobaan.
Pada waktu pengambilan larutan disolusi harus dijaga agar partikel
sediaan tidak ikut terambil, sebab akan mengganggu uji disolusi.
8. Penetapan kadar parasematol yang terlarut dilakukan dengan
spektrofotometer UV-Vis.
5 0.621 0.723
10 0.645 0.760
15 0.720 0.945
20 0.745 0.975
25 0.810 1.140
30 0.860 1.310
B. Pengolahan Data
1. Perhitungan konsentrasi parasetamol
- Tentukan konsentrasi parasetamol yang terlarut dengan
menggunakan persamaan kurva baku yang tersedia
- Konsentrasi dalam 900ml = konsentrasi (ppm) x 900��
1000��
𝑥 �𝑔
- % terlarut = x 100% = …… %
500�𝑔Kurva baku paracetamol
Kadar (ppm) Absorbansi
2.096 0.1356
5.240 0.3441
8.384 0.5395
10.480 0.6733
20.968 1.4065
Persamaan garis y = 0.06740x – 0.01610 (r = 0.99928)
��−� 0.720+0.01610
x= = = 10.9213 ppm
� 0.06740
Konsentrasi x pengenceran = 10.9213 ppm x 25 = 273.0325 ppm
900 𝑚𝐿
Konsentrasi (dalam 900 mL) = 273.0325 ppm x y= 245.72925 mg
245 .729 25 𝑚𝑔 a
% terlarut = 𝑥 100% = 49.14585 %
500 𝑚𝑔
4) Konsentrasi 20 menit 1000 𝑚𝐿
��−� 0.745+0.01610
x= = = 11.2922 ppm
� 0.06740
Konsentrasi x pengenceran = 9.4525 ppm x 25 = 282.305ppm
900 𝑚𝐿
Konsentrasi (dalam 900 mL) = 282.305 ppm x 1000 ��𝐿 = 254.0745 mg
245 .074 5 𝑚𝑔
% terlarut = 𝑥 100% = 50.8149 %
500 𝑚𝑔
5) Konsentrasi 25 menit
y = bx + a
��−� 0.810+0.01610
x= = = 12.2566 ppm
� 0.06740
Konsentrasi x pengenceran = 12.2566 ppm x 25 = 306.415 ppm
900 𝑚𝐿
Konsentrasi (dalam 900 mL) = 306.415 ppm x y= 275.7735 mg
275 .773 5 𝑚𝑔 a
% terlarut = 𝑥 100% = 55.1547 %
500 𝑚𝑔
6) Konsentrasi 30 menit 1000 𝑚𝐿
��−� 0.860+0.01610
x= = = 12.9985 ppm
� 0.06740
Konsentrasi x pengenceran = 12.9985 ppm x 25 = 324.9625ppm
900 𝑚𝐿
Konsentrasi (dalam 900 mL) = 324.9625 ppm x = 292.46625 mg
292 . 46625 𝑚𝑔
% terlarut = 500 𝑚𝑔
𝑥 100% = 58.49325 %1000 𝑚𝐿
1000 𝑚𝐿
246 .730 5 𝑚𝑔
% terlarut = 𝑥 100% = 49.3461 %
500 𝑚𝑔
2) Konsentrasi 10 menit
y = bx + a
��−� 0.760+0.01610
x= = = 11.5148 ppm
� 0.06740
Konsentrasi x pengenceran = 11.5148 ppm x 25 = 287.87 ppm
900 𝑚𝐿
Konsentrasi (dalam 900 mL) = 287.87 ppm x y= 259.083 mg
259 . 083 𝑚𝑔 a
% terlarut = 𝑥 100% = 51.8166 %
500 𝑚𝑔
3) Konsentrasi 15 menit 1000 𝑚𝐿
��−� 0.945+0.01610
x= = = 14.2596 ppm
� 0.06740
Konsentrasi x pengenceran = 14.2596 ppm x 25 = 356.49 ppm
900 𝑚𝐿
Konsentrasi (dalam 900 mL) = 356.49 ppm x y= 320.841 mg
320 .841 𝑚𝑔 a
% terlarut = 𝑥 100% = 64.1682 %
500 𝑚𝑔
4) Konsentrasi 20 menit 1000 𝑚𝐿
��−� 0.975+0.01610
x= = = 14.7047 ppm
� 0.06740
Konsentrasi x pengenceran = 14.7047 ppm x 25 = 367.6175 ppm
900 𝑚𝐿
Konsentrasi (dalam 900 mL) = 367.6175 ppm x = 330.85575 mg
1000 𝑚𝐿
330 .855 75 𝑚𝑔
% terlarut = 𝑥 100% = 66.17115 %
500 𝑚𝑔
5) Konsentrasi 25 menit
y = bx + a
��−� 1.140+0.01610
x= = = 17.1528 ppm
� 0.06740
Konsentrasi x pengenceran = 17.1528 ppm x 25 = 428.82 ppm
900 𝑚𝐿
Konsentrasi (dalam 900 mL) = 428.82 ppm x y= 385.938 mg
385 .93 8 𝑚𝑔 a
% terlarut = 𝑥 100% = 77.1876 %
500 𝑚𝑔
6) Konsentrasi 30 menit 1000 𝑚𝐿
��−� 1.310+0.01610
x= = = 19.6750 ppm
� 0.06740
Konsentrasi x pengenceran = 19.6750 ppm x 25 = 491.875 ppm
900 𝑚𝐿
Konsentrasi (dalam 900 mL) = 491.875 ppm x = 442.6875 mg
1000 𝑚𝐿
442 .687 5 𝑚𝑔
% terlarut = 𝑥 100% = 88.5375 %
500 𝑚𝑔
Tabel 2. Perhitungan % parasetamol terlarut
Waktu Absorban Konsentrasi Konsentrasi x Koreksi Konsentrasi %
(menit) (ppm) Pengenceran konsentrasi (dalam 900ml) terlarut
(ppm)
5 0,723 10.9658 274.145 246.7305 49.34
10 0,760 11.5148 287.87 259.083 51.81
15 0,945 14.2596 356.49 320.841 64.16
20 0,975 14.7047 367.6175 330.85575 66.17
25 1,140 17.1528 428.82 385.938 77.18
30 1,310 19.6750 491.875 442.6875 88.53
30
20
10
0
0 5 10 15 20 25 30 35
VI. TUGAS
- Menentukan komposisi dan perhitungan berat dapar fosfat pH 5,8 (lihat
Farmakope Indonesia ed III)
90 10 5.9
80 20 6.2
70 30 6.5
60 40 6.6
50 50 6.8
40 60 7.0
30 70 7.2
20 80 7.4
10 90 7.7
5 95 8.0
VIII. PUSTAKA
1. Abdou, H.A., 1989, Dissolution, Bioavailability & Bioequivalence, Mack
Publishing Co., Easton Pennsylvania.
2. Carstensen, J.T., 1993, Pharmaceutical Principles of Solid Dosage
Form, Technomic Publishing Company, Inc., Lancaster, Pennsylvania.
3. Carstensen, J.T., 1977, Pharmaceutics of Solid and Solid Dosage
Form, John Wiley and Sons, Inc., New York.
4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, Farmakope
Indonesia, ed. 4, Jakarta.
5. Florence A.T., and Attwood D., 1998, Physicochemical Principles of
Pharmacy, 3rd Ed. The Macmillan Press Ltd.
6. Hanson, W.A., 1991, Handbook of Dissolution Testing, 2nd Ed Revised,
Aster Publishing Corp. Eugene, Oregon.
7. Martin, A., 1993, Physical Pharmacy, 4th ed., Lea & Febiger, Philadelphia,
London, p.324-361.