Overrun
Pengembangan volume es krim dihitung berdasarkan
perbedaan berat adonan mula-mula dengan berat es
krim pada volume yang sama. Nilai overrun dihitung
berdasarkan rumus sebagai berikut :
Waktu leleh
Merupakan sifat produk yang berkaitan dengan waktu
produk meleleh
Prinsip dasar : mengukur waktu es krim, coklat
meleleh
Kecepatan leleh : massa produk/waktu
Faktor penentu : suhu, agitasi
Waktu leleh adalah waktu yang dibutuhkan sampel es
krim untuk mencair sempurna pada suhu tersebut
dengan menggunakan satuan menit
Waktu leleh diukur dengan cara sebagai berikut:
sebanyak 10 g es krim ditempatkan pada saringan yang
diletakkan di atas wadah penampung, lalu dibiarkan leleh
pada suhu 27 ± 1 °C dan 36 ± 1 °C. Suhu 27 ± 1 °C adalah
suhu ruang atau ambien di wilayah tropis dan suhu 36 ± 1
°C diasumsikan sebagai suhu tubuh manusia
Cooking Loss
Merupakan sifat produk yang berkaitan dengan
kehilangan massa selama pemasakan
Prinsip pengukuran : mengukur massa produk
sebelum dan sesudah pemasakan
Cooking loss = [(m.awal-m.akhir)/m.awal)] x 100%
Faktor penentu pengukuran : suhu pemasakan, waktu
pemasakan, agitasi
Penentuan Kehilangan Padatan Akibat Pemasakan
(KPAP) dilakukan dengan cara merebus sekitar 5 gram
sampel 150 ml air selama 10 menit lalu sampel
ditiriskan.
sampel kemudian dikeringkan pada suhu 105 °C
sampai bobotnya konstan dan ditimbang kembali.
Kadar air sampel kering tanpa perebusan juga diukur
untuk digunakan dalam menghitung bobot kering
sebelum perebusan.
Rehidrasi
Merupakan sifat produk yang berkaitan dengan daya
serapan air pada produk kering
Prinsip dasar: mengukur berat produk sebelum dan
sesudah produk dikontakkan dengan air
Rehidrasi = [(m. Akhir-m.awal)/m.awal] x 100%
Kec. Rehidrasi = (m.akhir-m.awal)/waktu
Faktor penentu: suhu, rasio air:produk, waktu
Waktu/kec. Hancur
Mengukur waktu yang dibutuhkan suatu tablet untuk
hancur
Dasar : Waktu yang digunakan tablet hancur (tidak
tersisa dalam kain kasa)
Faktor penentu : suhu, rasio pelarut:produk, agitasi
WHC
WHC : mengukur air yang terikat oleh produk dengan cara
mengukur air bebas yang dapat dikeluarkan dari produk dengan
adanya gaya tekanan. Besarnya air bebas ini dideteksi dengan
mengukur berat dari kertas saring
mg H2O
% air bebas = ---------------------- x 100%
berat sampel
% air terikat = WHC = % air total - % air bebas
Sebanyak satu gram sampel dimasukkan ke dalam
tabung sentrifuse dan ditambahkan 10 ml akuades
kemudian dihomogenkan selama 30 detik.
Selanjutnya campuran tersebut disentrifugasi dengan
kecepatan 3000 rpm selama 35 menit. Pengukuran water
holding capacity dilakukan sebanyak tiga kali ulangan.
Water holding capacity dinyatakan dalam gram air yang
diikat/gram bahan (bk) dan dihitung dengan rumus:
Volume Pengembangan Spesifik
Prinsip pengukuran ini adalah penggantian contoh dengan biji
jewawut sehingga diketahui volumenya dan dibagi dengan berat
contoh.
Biji jewawut kering diisikan sampai penuh ke dalam sebuah wadah dan
diratakan tepat pada permukaannya.
Semua biji dalam wadah tersebut kemudian diukur volumenya dengan
gelas ukur (V1). Adonan atau roti yang akan diukur volumenya diisikan
ke dalam wadah tersebut.
Ruang yang masih tersedia kemudian dipenuhi dengan biji jewajut
sampai rata dengan permukaan wadah. Biji jewawut di dalam wadah
tersebut kemudian diukur volumenya dengan gelas ukur (V2). Selisih
V1 dan V2 menunjukkan volume adonan atau roti. Volume spesifik
adonan atau roti diperoleh dengan membagi selisih V1 dan V2 dengan
berat adonan atau roti.
Sineresis
Sineresis : mengukur air yang keluar dari produk karena
gaya berat air itu sendiri.