Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN TEORI

.1 Definisi Kertas

Kertas didefinisikan dalam bentuk metode produksi, yaitu bahan

lembaran yang terbuat dari jaringan alam serat selulosa yang telah

diendapkan dari suspensi berair. Produk yang diperoleh adalah jaringan

serat interlocking dengan struktur kira-kira berlapis sekitar 30-300 pm tebal.

Lebar dari Serat individu berada pada kisaran 10 sampai 50 pm, dan

selembar tulisan kertas ketebalan 100 pm akan diharapkan sekitar 5 sampai

10. ( J.C.Roberts,Hal:13)

Beberapa produk kertas membutuhkan kertas putih. Salah satu

alasannya adalah kualitas cetaknya. Kertas yang lebih putih memberikan

kontras yang lebih baik antara kertas dan cetak. Kebersihan kertas itu lain

alasan pemutihan. Kotoran di pulp mungkin sebaliknya muncul di atas

kertas sebagai titik-titik, memburuk percetakan. Alasan ketiga untuk

memutihkan adalah kemampuan kertas untuk menahan penuaan. Zat dalam

bubur kertas bisa mengubah kertas menjadi kuning dan rapuh seiring

berjalannya waktu, terutama zat terhubung ke lignin. Bahan pemutih

menghilangkan struktur lignin yang rentan terhadap perubahan warna dari

kertas Namun, tidak semua pemutihan ditujukan untuk menghilangkan

lignin. Lignin mengeluarkan pemutihan terutama dilakukan pada pulp

kimia, sedangkan pulp mekanis yang kaya lignin adalah mengalami

1
2

modifikasi struktur lignin yang menyerap cahaya. Pemutihan biasanya

dilakukan dalam beberapa tahap, menggunakan bahan kimia yang berbeda

di setiap tahap. Bahan kimia yang digunakan untuk pemutihan pulp mekanik

adalah dithionite dan hydrogen peroxide. Bahan kimia Pulp dikelantang,

atau dimodifikasi, dengan oksigen sebelum memasuki pabrik pemutihan

yang sebenarnya. Ada sejumlah bahan kimia berbeda yang digunakan untuk

pemutihan, misalnya hidrogen peroksida, klorin dioksida, ozon dan asam

perasetat. (Monica EK,Hal:6)

Proses produksi kertas terdiri dari beberapa tahapan kegiatan

sehingga menjadi produksi kertas yang siap dipasarkan di dalam negeri

maupun luar negeri. Adapun proses produksi sebagai berikut :

a. Pengumpulan Bahan Baku


b. Stock Preparation
c. Paper Machine
d. Finishing
e. Rewinder

.2 Proses Repulping

Bahan baku untuk mendapatkan pulp adalah selulosa, sehingga

selulosa harus dipisahkan dari campurannya. Pemisahan selulosa untuk

mendapatkan pulp dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu secara mekanis,

semikimia dan kimia. Cara mekanis hanya dapat dipakai untuk memisahkan

selolusa dari jenis kayu yang lunak seperti cemara.

Pulp yang dihasilkan dari cara ini memiliki kualitas/kekuatan yang

rendah (mudah robek). Pada pengolahan secara semikimia selain


3

menggunakan bahan kimia pemisahan dilanjutkan dengan cara memasak

kayu tersebut dengan bahan kimia tertentu.

Penggunanaan bahan kimia yang berbeda menyebabkan sifat dan

penggunaan kertas juga berbeda. Pemakaian natrium karbonat atau natrium

hidroksida akan menghasilkan pulp berwarna coklat dan seratnya kuat,

sehingga bahan ini sering digunakan. (Dian Nur Fibrianto,Hal:70).

.3 Proses Produksi Kertas

Bahan baku yang digunakan pada PT. Indah Kiat Pulp and Paper

Serang Mill dalam proses pembuatan kertas dibagi menjadi 2 golongan,

yaitu :
1.1 Serat Alam ( Virgin Pulp )
Virgin Pulp adalah bahan mentah pulp murni yang terbuat

dari kayu pohon yang mengandung banyak serat, digunakan sebagai

bahan bubur kertas yang mengalami proses pemasakan baik secara

mekanis maupun secara kimia, berdasarkan jenis tumbuhan dikenal 2

macam pulp alam yaitu :


a. NUKP / NBKP
Bahan baku yang berasal dari tumbuhan jenis serat yang

paling panjang yang belum pernah mengalami pemutihan sehingga

menjadi pulp yang warnanya masih berwarna coklat seperti kayu.

NBKP ( Needle Bleached Kraft Pulp ) merupakan jenis serat

panjang yang telah diputihkan. NBKP/NUKP berasal dari

tumbuhan serat panjang (>1600µm). Perbedaan antara


4

NBKP/NUKP adalah NBKP mengalami proses pemutihan sehingga

proses yang dihasilkan berwarna putih sedangkan NUKP belom

mengalami pemutihan sehingga pulp yang dihasilkan berwarna asli

yaitu cokelat muda.


b. LBKP ( Leaf Bleached Kraft Pulp )
Bahan baku yang berasal dari tumbuhan yang memiliki

jenis serat pendek dan sudah mengalami pemutihan shingga saat

diolah menjadi pulp sedah berwarna putih. LUKP (Leaf

Unbleached Kraft Pulp) merupakan jenis serat pendek yang

belum mengalami pemutihan. LBKP/LUKP berasal dari

tumbuhan yang memiliki serat pendek (<1600µm). Perbedaan

LUKP dan LBKP adalah LBKP merupakan bahan baku yang

mengalami proses pemutihan sehingga pulp yang dihasilkan

berwarna cekelat muda. Persamaan dari kedua jenis virgin pulp

adalah dalam proses pemasakannya, sama-sama menggunakan

proses sulfat atau kraft. Dalam. proses pembuatan kertas, LBKP

dan NBKP dicampur sebagai bahan baku bagian atas kertas

white liner kraft. Begitu juga dengan NUKP dan LUKP, kedua

pulp dicampur sebagai bahan baku bagian bawah kertas white

liner kraft dan ternyata kedua jenis pulp ini mempunyai

pengaruh yang berbeda terhadap kualitas kertas yang

dihasilkannya. Kertas yang terbuat dari pulp serat pendek akan

memiliki formasi yang baik akan tetapi kekuatannya kurang

sedangkan kertas yang terbuat dari pulp serat yang panjang


5

memiliki kekutan yang tinggi akan tetapi formasinya kurang

baik oleh karena itu biasanya untuk menghasilkan kertas yang

kuat dan memiliki formasi baik, perlu adanya pencampuran

(blending). Namun saat ini PT. Indah Kiat Pulp and Paper

Serang Mill hanya menggunakan LBKP/LUKP karena harga

NBKP/NUKP mahal.

Proses pembuatan pulp dimulai dari penyediaan bahan

baku, dengan cara mengambil dari hutan tanam industri

kemudian disimpan dengan tujuan untuk pelapukan dan

persediaan bahan baku. Dari tempat penampungan chip dibawa

dengan konveyor ke bejana pemasak (digester). Steam dimasak

dengan beberapa tahap. Pertama di kukus (presteamed),

kemudian baru dipanaskan dengan steam di steaming vessel,

chip di masak dengan cairan pemasak yang disebut dengan

cooking liquor. Setelah dimasak, proses selanjutnya pulp di

saring (screaning) di screaning tower, bubur kertas mengandung

zat yang tidak diinginkan dari asupan yang berbeda. Di satu sisi,

ada komponen kayu selain serat pulp terpisah, seperti bagian

padat dari cabang dan kulit kayu, kulit kayu. Di sisi lain,

kontaminan non-kayu tertentu dibawa bersamaan dengan

serpihan kayu atau memasuki proses pabrik pulp dengan rute

lain. Kontaminan ini bisa termasuk batu dan pasir, serta puing
6

logam atau plastik. Tujuan penyaringan dan pembersihan adalah

untuk menghilangkan kotoran. (Herbert Sixta,Hal:561)

1.2 Kertas Bekas (Waste Paper)


Sejalan dengan meningkatnya permintaan akan kertas,

perlu dilakukan pula peningkatan produksi kertas dan pulp dan saat

ini penggunaan sumber daya alam yang berlebihan maka akan

mengakibatkan semakin langkanya sumber serat primer (serat

alami kayu) yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Terdapat cara

alternatif yaitu salah satunya dengan memanfaatkan limbah kertas

(kertas bekas) yang umumnya diolah menjadi kertas industri. Ada 4

(empat) macam kertas bekas yang digunakan di PT. Indah Kiat

Pulp and Paper Serang Mill:


a. AOCC (American Old Corrugated Carton)
AOCC adalah kertas bekas kotak karton bergelombang

yang didatangkan dari Amerika. AOCC termasuk kertas yang

mempunyai serat panjang yang cukup banyak. AOCC

mengalami proses refining satu atau dua kali, karena harganya

cukup mahal.

b. LOCC (Local Old Corrugated Carton)


LOCC merupakan bahan baku kertas karton gelombang

yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. LOCC

mengandug komposisi serat panjang dan pendek, karena telah

sering mengalami proses refining lebih dari dua kali, jadi serat

panjangnya sudah tidak sekuat serat panjang yang di hasilkan


7

dari AOCC sehingga LOCC dijadikan baha baku untuk bagian

bawah (bottom) pada kertas liner


c. ONP/OMP (Old News Paper/Old Magazine Paper)
ONP/OMP merupakan bahan baku kertas yang berasal

dari kertas koran atau majalah bekas. Jenis kertas ini termasuk

kertas yang banyak mengandung pada proses pembuburan jenis

kertas ini dapat dengan mudah bisa dihancurkan.


d. Kertas A5 dan A7
Kertas A5 merupakan kertas bekas impor dari Amerika

yang sudah lebih dari 2 (dua) kali daur ulang. Kertas A7

merupakan kertas bekas impor yang baru mengalami satu atau

dua kali daur ulang sehingga kualitas seratnya masih cukup

baik. Kertas diimpor dari Amerika, Swedia atau Afrika. Kertas

A7 mempunyai kandungan serat panjang lebih banyak

dibandingkan dengan kertas A5. Untuk mendapatkan formasi

serat kertas yang kuat, kertas A7 dan A5 dicampur sebagai

bahan baku kertas line board.


Dalam proses pembuatan kertas, bahan baku

merupakan faktor yang sangat penting, yang dapat

mempengaruhi atau menentukan hasil akhir yang baik ataupun

kurang baik. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

kualitas tersebut adalah sebagai berikut :


a.Lamanya penyimpanan bahan baku
Sebaiknya bahan baku tidak terlalu lama disimpan.

Karena semakin lama disimpan akan menimbulkan masalah

seperti perubahan warna dan adanya lubang-lubang kecil

yang disababkan oleh aktivitas mikrooganisme.


8

b. Letak penyimpanan
Di dalam menyimpan bahan baku harus disimpan

ditempat yang bebas banjir dan dalam kondisi kering

sehingga kondisi bahan tidak rusak serta letak penyimpanan

bahan baku yang berbentuk chip di alam terbuka dan untuk

kertas pada tempat yang tertutup.


c.Kelembaban
Bila kondisi ruangan bahan baku memiliki

kelembaban yang tinggi maka akan meningkatkan

pertumbuhan mikroorganisme dan jamur yang akan

memakan selulosa dan hemiselulosa pada bahan baku

tersebut.

d. Temperatur
Kondisi yang baik untuk pemeliharaan bahan baku

yaitu pada suhu angan yang tidak panas maupun dingin.


2.4 Stock Preparation (SP)
Stock Preparation merupakan awal dalam proses produksi kertas.

Bahan baku yang berupa pulp diolah menjadi bubaran pulp dan ditambah

bahan-bahan kimia tertentu. Buburan pulp tersebut kemudian mengalami

proses pembersihan, penggilingan, dan pencampuran sebelum dikirim ke

PM (Paper Machine). Tujuan dari Stock Preparation adalah membentuk

karakteristik atau menyesuaikan sifat-sifat serat dan bahan lainnya dengan

kertas yang akan dibuat, misalnya kertas cetak, kertas pembungkus, kertas

tulis, dan lain-lain. Kertas yang dibuat dari serat-serat yang belum

mengalami pengolahan di Stock Preparation tidak akan memberikan hasil

yang memuaskan, karena kertas yang dihasilkan mempunyai sifat yang


9

kurang baik, yaitu kekuatan rendah, memiliki pori-pori yang tinggi, dan

formasinya kurang bagus. Proses penyiapan stock di SP terdiri dari

beberapa tahapan antara lain:


2.1. Repulping Stage (Tahap Pembuburan)
Tahap pembuburan adalah proses penguraian bahan baku

secara mekanis menjadi pulp, sehingga bubur yang dihasilkan

mudah di transportasikan dengan menggunakan pompa. Pada tahap

pembuburan bahan baku akan dihancurkan oleh pengaduk

(agitator) dan turbulensi yang kuat tanpa merusak serat dengan

menggunakan air sebagai medianya. Agitator tangki penyimpanan

harus dari jenis aliran tinggi yang menggunakan sedikit energi

untuk mengedarkan bantalan kadar dasar tangki ke bawah harus

dilakukan dengan segala cara, kepala penggerak harus serendah

mungkin sehingga ketinggian tangki bisa dimaksimalkan di dalam

ruangan. ( Ronald G.Macdonald,Hal:10)


Serat dapat mencapai sistem stock preparation dalam

berbagai bentuk, dapat berupa lumpur langsung dari pabrik pulp,

wastepaper, basah atau kering pecah, dll. Terlepas dari bentuk di

mana ia diterima, langkah pertama dalam persiapan stok adalah

untuk resuspend serat dalam air pada konsistensi yang diinginkan

dan untuk berbaur dengan komponen lainnya.(Dr. Michael

J.Kocurek,Hal:155)
Konsentrasi padatan kering (konsistensi) pada pulper

berkisar anatara 4-5%. Buburan yang terbentuk kemudian tertarik

dengan cepat kedalam pusat putaran (vortex) lalu di transportasikan


10

dengan High Conistensy Purifier (HCP). Accept yang masuk ke

HCP di alirkan secara sentrifugal, kemudian dialirkan ke

Sedimentator (penampung air reject). Sementara accept yang akan

mengalir keluar melalui lubang di atasnya dan masuk ke dalam

Dump Chest.

2.2 Screening Stage (Tahap Penyaringan)


Setelah tahap pembuburan, kemudian pulp yang

terbentuk akan mengalami proses penyaringan. Tujuan dari tahap

penyaringan adalah untuk memisahkan stok dari kotoran yang lebih

besar dari serat dan tertahan pada lubang screen baik yang

berbentuk slot maupun hole. Screening dilakukan secara bertahap

dengan mengurangi ukuran lubang. Tahap pertama adalah grid

kasar, seperti tanah liat dan parasut lainnya. Tahap selanjutnya

adalah tangki pembuangan bubur. Tahap ketiga adalah penyaringan

dilakukan pada bahan masing-masing tepat. (Ronald

G.Macdonald,Hal:8)
Kotoran yang dipisahkan biasanya berupa gumpalan

serat, plastik dan lain-lain. Pada tahap Screening dibagi menjadi 2

tahap:
a. Tahap Pre-sorting (Coarsen Screen)
Tujuan dari tahap presorting untuk menyediakan stok

yang lebih baik sehingga masih menghasilkan kotoran yang

berupa reject yang masih terbawa banyak dan tidak mungkin

langsung disetting, maka reject yang tersisa di buang secara

terpisah menjadi 2 macam yaitu: heavy reject (kotoran berat).


11

dan ligh reject (kotoran ringan). Pada tahap presorting stok

memasuki Turbo Separator (TBO) secara tangensial kemudian

ditarik dan diaduk oleh impeller, sehingga menyebabkan gerak

perputaran yang kuat hingga heavy reject akan terlempar ke

dinding melalui heavy drit trap dialirkan ke centrifugal cleaner.

Accept dari centrifugal cleaner akan di kembalikan ke reject dari

TBO sedangkan reject langsung dibuang. Sedangkan pada light

reject dari TBO akan dipompakan ke combisorter (CBS) agar

diperoleh kembali serat yang masih terbawa dari light reject,

sedangkan accept masuk ke sebuah tangki (chest). Serat yang

berasal dari light reject dan accept dari TBO di kirim ke chest

yang sama, sedangkan untuk reject dikeluarkan melalui

conveyor menuju reject press dan dibuang ke tempat

pembuangan.
b. Tahap Sorting (Spectra Screen)
Spectra screen merupakan screening tahap kedua yang

biasa digunakan untuk penyaringan atau memisahkan segala

macam bubur kertas dan kotoran. Pada tahap ini accept dari

chest TBO dan combisorter (CBS) akan di pompakan ke spectra

screen (STS). Stok yang masuk secara tangensial ke dalam

screen basket dan stok yang lolos saringan dialirkan ke suatu

chest. Reject dari STS akan di kirim ke centrifugal cleaner,

untuk accept dari STS masuk ke chest yang sama dengan accept

dari STS dan reject akan di pompakan ke STS.


12

2.3 Cleaning Stage (Tahap Pembersihan)


Pada tahap ini sangat menentukan dalam proses produksi.

Tahap cleaning merupakan tahap terakhir dari tahap pembersihan

kontaminan berat, dimana tahap ini sangat efisien dan sangat

penting dalam proses produksi. Pada tahap pembersihan

kontaminan berat, dimana tahap ini sengat efisien dan sangat

penting dalam proses produksi. Pada tahap pembersihan kotoran

dipisahkan dari stok berdasarkan perbedaan berat jenis (specific

gravity) karena adanya ukuran pengotor yang besarnya hamper

sama dengan ukuran serat, tetapi berbeda berat jenisnya. Pengotor

yang dipisahkan berupa pasir lembut, pasir kaca dan partikel-

partikel lain Stok (accept) yang dari STS dipompakan ke

centrifugal cleaner yang terdiri dari 4 tahap. Accept masuk ke

hydrodisk (HDY) dan reject akan masuk ke centrifugal cleaner.

Pada tahap selanjutnya serat akan dikirim ke HDY, pada akhir

tahap centrifugal cleaner akan dialirkan ke mini sorter yang akan

masuk kembali ke centrifugal cleaner, sedangkan untuk reject

dialirkan ke hydrosieve untuk diambil kembali airnya kemudian

dibuang.
2.4 Washing Stage (Tahap Pembersihan)
Pencucian bertujuan untuk menghilangkan kotoran debu

atau debu yang menempel pada serat. Tahap ini dilakukan di HDY.

Stok yang masuk ke HDY dikentalkan sampai pada konsentrasi

0.5-3 % kemudian stok dicuci dan dibiarkan overflow ke discharge


13

pit dan dikirim ke suatu chest. Pada tahap ini terjadi pengentalan,

sehingga tahap ini disebut dengan proses thickening.


2.5 Fiber Separating Stage (Tahap Pemisahan Serat)
Pada tahap ini serat dipisahkan dalam bentuk long fiber

dan akan fiber. Kotoran yang masih tercampur dengan stok seperti

film, plastik, serta kontaminan lainnya akan terikat keluar bersama

long fiber untuk selanjutnya diolah pada proses dispersion,

sedangkan dalam short fiber tidak ada kontaminan yang ikut,

sehingga dapat langsung menuju blending chest. Pemisahan serat

menggunakan multifactur, dimana serat panjang masuk pada tahap

selanjutnya, sedangkan serat pendek lolos dari screen pada kisaran

konsentrasi 3-4%, disebut dengan proses fractionating.


2.6 Dispertion Stage (Tahap Dispersi)
Tahap dispersei untuk memisahkan kotoran-kotoran

seperti wax, aspal dan bahan lainnya yang tidak dapat dihilangkan

pada proses sebelumnya. Kotoran-kotoran tersebut akan terusrai

pada temperatur 100 C’C, dengan demikian wax, aspal dan getah

yang terbawa stok akan mencair. Aliran yang masuk pada

konsentrasi 25-35%.
2.7 Refining Stage ( Tahap Penggilingan)
Serat-serat selulosa hasil pemasakan atau serat bekas akan

mengalami perlakuan mekanis, untuk mendapatkan serat yang baik,

yaitu dengan penggilingan. Kertas yang dibuat dari pulp yang tidak

digiling memiliki kualitas kertas yang tidak baik. Pada tahap ini

bahan baku berupa kertas stok yang berasal dari Disk Disintgrator

(DDI) akan mengalami penguraian serat di Double Disk Deflaker


14

(DDD) tanpa mengubah derajat giling, namun untuk menggunakan

bahan baku virgin pulp dan waste paper yang belum memenuhi

standar persyaratan, derajat giling akan dinaikkan menggunakan

Double Disk Rejiner.


2.8 Blending Stage (Tahap Pencampuran)
Tahap pencampuran merupakan tahap akhir dari proses

yang ada pada stock preparation sebelum dikirim ke paper

machine, dimana kualitas hasil sangat ditentukan pada proses.

Bahan serat sebelum dimasukkan ke blending top dan blending

bottom umumnya dipisahkan menjadi Long Fibre (Serat Panjang),

Short Fibre (Serat Pendek), Waste paper (Kertas Bekas), dan Broke

Paper (Kertas Sisa dari PM)


Proses pencampuran di Stock Preparation unit dilakukan

di dua tempat, karena di paper machine akan dibentuk kertas yang

terdiri dari dua lapisan, yaitu top dan bottom layer. Tujuan dari

pencampuran agar campuran menjadi homogen dan suspense terus

diaduk, sehingga terjadi pengendapan. Proses pencampuran bahan

yang berupa serat maupun bahan kimia, yaitu filler, dye, rosin size,

dry strength agent serta wet strength agent dan selanjutnya dikirim

ke mixing chest.
3.5. Paper Machine (PM)
Dibagian paper machine bubur pulp yang berasal dari SP diolah

sehingga menghasilkan lembaran-lembaran kertas dalam bentuk jumbo roll.

Dalam pembuatan kertas di PM, beberapa bagian yang perlu diperhatikan

diantaranya:
.5.1 Approach Flow system
15

Stok yang berupa campuran dari mixing chest selanjutnya

akan masuk ke machine chest untuk menambahkan bahan-bahan

kimia, seperti Alumunium Sulfat, modified starch, retention aid dan

defoamer. Dari mesin chest stock akan diumpankan ke stuffbox

yang memiliki level konstan untuk menjaga aliran stok. Jika stok

yang diumpankan ke mesin chest melebihi batas level, maka akan

dikembalikan ke mesin chest. Karena konsistensi stok masih tinggi

untuk memaski paper machine, maka dilakukan penurunan

konsistensinya dengan cara stok dari stuffbox akan dilewatkan

melalui pipa yang menghubungkan ke silo, sehingga dengan

adanya perputaran angin dari fan, maka air di silo akan terbawa

bersama stok. Setelah memenuhi standar konsistensinya, maka

selanjutnya stok akan melewati screen dengan diameter hole 3 mm.

Hal ini bertujuan untuk mencegah kontaminan yang berukuran

besar saat stok yang masih memiliki turbulensi perlu dilewatkan

pada pulse attenuator untuk menurunkan turbulensi. Stok dari

pulse attenuator akan memasuki head box untuk mengalirkan

bubur kertas dengan volume yang tepat ke wire part.


1.5.2. Wire Part
Stok dari pulse attenuator akan memasuki head box,

kemudian stok disebarkan di atas wire yang berputar. Pada saat stok

jatuh ke wire, makin terjadi drainase, sehingga terbentuk lembaran-

lembaran. Pada proses pembentukan dilengkapi alat bantu

penghisap air dengan sistem vacum, yaitu berupa suction bos, foil
16

dan forming shoe. Alat tersebut dipasang sepanjang wire part,

sehingga pada lembaran kertas yang keluar dari wire part memiliki

kadar air kurang dari 80%.


.5.3 Press Part
Pada proses ini air akan dikeluarkan lagi dengan cara

melewatkan lembaran pada dua buah roll yang bertekanan dan

terdapat jlet yang membantu mengurangi kadar air, sehingga

lembaran yang dihasilkan memiliki kadar air yang rendah. Pada

tahap ini terjadi konsolidasi lembaran, sehingga terbentuk ikatan

antar serat yang baik. Kadar air dalam lembaran kertas setelah

melalui proses penekanan berkisar 48-52%.

.5.4 Dryer Part


Merupakan proses pengeringan untuk mengurangi kadar

air di dalam bahan (moisture), dengan media pemanas berupa

steam. Ada tiga tahapan dalam proses pengeringan, yaitu:


1.1. Main Dryer
Pada tahap ini, temperatur yang digunakan tidak

terlalu tinggi, mengingat, kadar air yang masih cukup

besar, sekitar 50%. Kadar air lembaran kertas setelah

melewati main dryer adalah sekitar 12%.


1.2. Size Press
Di dalam size press lembaran kertas akan

mengalami pelapisan (surface sizing) dengan

menggunakan bahan kimia (starch) yang telah diolah di

starch kitchen. Tujuan dari surface sizing adalah untuk


17

meningkatkan kehalusan permukaan kertas. Kadar air

pada bagian ini meningkat dari 12% menjadi 25%.


1.3. After Dryer
Lembaran kertas yang keluar dari size press akan

diproses kembali di bagian after dryer karena kandungan

air yang ada pada lembaran kertas bertambah ketika

melewati bagian size press. Setelah melalui proses after

dryer kadar air pada lembaran kertas sekitar 7-9% sesuai

standar baku mutu dari permintaan pasar.


.6 Finishing
Pada proses finishing, melakukan penggulungan dan

penyempurnaan pada kertas yang telah melalui proses pada mesin kertas

sebelum mengalami proses pemotongan. Kertas jumbo roll yang merupakan

hasil akhir dari PM diuji kualitas di Departemen Quality Control. Ada pun

proses akhir yang terdiri dari:


.6.1 Calendering
Kertas yang keluar dari after dryer akan melalui

calendaring, yaitu dilewatkan pada dua buah roll yang

permukaannya licin, yang berguna untuk memperoleh kelicinan

kertas yang baik dan mengatur ketebalan kertas.


.6.2 Reeling
Pada proses ini kertas digulung menjadi suatu gulungan

besar yang disebut jumbo roll. Panjang kertas dan berat kertas

sudah diatur terlebih dahulu. Setelah panjang dan beratnya sesuai

dengan set point, lembaran akan diputuskan dengan tali khusus dan

akan di lanjutkan ke dalam mesin rewinder.


.7 Rewinder
18

Rewinder merupakan tahapan proses lanjutan. Kertas carbonless

hasil produksi berbentuk jumbo roll akan di teruskan ke mesin rewinder

untuk di potong dan dibuat menjadi roll yang lebih kecil atau sesuai

permintaan customer. Pemotongan jumbol roll menjadi roll yang lebih kecil

tersebut dilakukan pada selanjutnya menggunakan mesin rewinder.

(Septyani Prihatiningsih, Septyani dan Tjipto Suwandi, Hal:75).

Anda mungkin juga menyukai