Anda di halaman 1dari 6

Nama : Munawar Mardin

Kelas : 4B TKI
NIM : 432 22 209
Mata Kuliah : Perancangan Pabrik Kimia

TUGAS SINTESIS PROSES

Pabrik Pulp Dari Batang Kapas Dengan Proses Kraft Sulfat

Proses pembuatan pulp dari batang kapas ini dilakukan dengan metode Chemical Pulping Process
(proses kimia). Dalam Chemical Pulping Proses ini pemasakan bahan baku yang berserat menjadi pulp
dengan penambahan bahan kimia.

A. Sulfite Process

Bejana pemasak diisi dengan jumlah maksimum serpih, yang kualitasnya mempunyai pengaruh
yang lebih nyata pada kualitas akhir pulp daripada dalam pembuatan pulp kraft. Belerang dioksida bahan
kimia pokok yang digunakan dalam semua proses sulfit, dapat dibuat dengan pembakaran belerang murni
atau besi sulfida (pirit) dalam pembakar berputar atau penyemprot dengan keberadaan udara, atau paling
tidak diperoleh tambahan dalam bentuk cairan. Proses yang khas dalam pembuatan pulp kalsium bisulfit
asam adalah dengan memasukkan gas belerang dioksida dan air lewat batu kalsium karbonat (batu kapur)
ke dalam menara penyerap.

Persamaan reaksinya:

SO2 + H2O H2SO3


2H2SO3 + CaCO3 Ca(HSO3)2 + CO2 + H2O

Proses sulfit lebih peka terhadap spesies kayu daripada proses kraft.

Dalam banyak cara, lindi yang dihasilkan dipompakan melalui menara pemulihan bertekanan
rendah dan akhirnya mencapai bejana bertekanan tinggi (penimbunan), dimana lindi pemasak yang
sebenarnya dibuat dengan cara penggabungan uap air dan belerang dioksida yang dibebaskan dengan
lindi dari menara yang baru. Sebelum dimasukkan kedalam bejana pemasak, lindi pemasak dipanaskan
hingga suhu awal, yang tergantung dari jenis proses yang digunakan. Lindi dipanaskan dengan
penginjeksian uap langsung atau dengan pemanasan tidak langsung dengan menggunakan penukar panas
hingga mencapai suhu pemasakan maksimal, yang bervariasi antara 125 oC – 180 oC, pada tekanan antara
5 – 7 bar.
Suhu pemasakan dikontrol dengan uap, dan dengan pengurangan tekanan bila pemasakan selesai,
isi dalam bejana pemasak dipindahkan kedalam tangki penghembus pada tekanan sekitar 2 bar sementara
lindi yang tersisa dipindahkan, air pencuci dimasukkan. Pulp yang telah siap dicuci disaring dan
dibersihkan untuk memilih yang ditolak, dan akhirnya dikentalkan. Pulp yang tidak dikelantang telah siap
lebih lanjut dapat dikelantang, dikeringkan atau ditambahkan untuk mengisi mesin kertas.

Gambar 1. Block diagram proses pembuatan Pulp dengan proses sulfit

B. Soda Process

Proses soda dingin atau kaustik dingin pada dasarnya meliputi perlakuan serpih- serpih dengan
larutan natrium hidroksida pada suhu yang umumnya antara 20 oC - 30 oC dan defibrasi penggiling akhir.
Proses ini hampir semata-mata digunakan untuk kayu keras berkerapatan tinggi seperti oak, tetapi juga
untuk tumbuhan bukan kayu. Pada umumnya konsentrasi NaOH rendah (0,25 – 2,5 %) atau hingga 10 %.

Pembuatan pulp soda dingin membutuhkan sedikit modal instalasi, disamping itu biaya bahan kimia dan
pemrosesan lebih rendah daripada proses batu asah, karena pemakaian energi rendah. Pulp yang
dihasilkan berkisar antara 85 dan 95 %, dengan demikian selektivitas pelarutan lignin dan puliosa rendah.
Kerugian utama pulp soda dingin adalah derajat putihnya rendah (40-50 %) yang dapat ditingkatkan
dengan pengelantangan dengan peroksida-hiproklorida dua tahap.

Pada umumnya sifat-sifat kekuatan dan harga-harga derajat giling pulp soda dingin yang
berkualitas tinggi sedikit lebih unggul bila dibandingkan dengan pulp kayu asah kayu lunak.
Gambar 2. Block diagram proses pembuatan Pulp dengan proses soda dingin

C. Kraft atau Sulphate Process

Proses kraft/ sulfat merupakan salah satu teknik pokok pembuatan pulp alkalis dan merupakan
dasar untuk sejumlah proses alkalis yang dimodifikasi, yang meliputi pembuatan pulp kraft. Pada
dasarnya kayu dimasukkan kedalam bejana pemasak dalam bentuk serpih bersama dengan lindi pemasak
yang segar (lindi putih) dari alur pemulihan bahan kimia. Jantung dari sistem pembuatan pulp adalah
bejana pemasak. Sistem-sistem bejana pemasak yang pokok adalah terputus (sistem batch). Bejana
pemasak dapat dipanaskan secara langsung dengan uap atau tidak langsung dengan pertukaran panas
dalam sistem sirkulasi lindi pemasak. Pemasakan kraft biasa dilakukan pada suhu antara 160 oC - 180 oC,
pada tekanan antara 7-11 bar. Setelah pemasakan, pulp dan limbah lindi pemasak (lindi hitam)
dikeluarkan dari bagian bawah bejana pada tekanan yang diturunkan masuk kedalam tangki penghembus
dengan kapasitas volume beberapa pemasakan. Kotoran ukuran besar yang tidak cukup masak (mata
kayu) disaring pada penyaring mata kayu dan biasanya dikembalikan kedalam bejana untuk pemasakan
ulang. Lindi pemasak bekas dikeluarkan setelah pencucian pulp dengan arus yang berlawanan dan
diproses lebih lanjut didalam pemulihan.

Lebih lanjut pulp disaring, dibersihkan, kadang-kadang digiling sedikit, dan akhirnya dikentalkan
dan disimpan untuk proses lebih lanjut.
Gambar 3. Block diagram proses pembuatan pulp dengan proses kraft/ sulfat

D. Uraian Proses

Bahan baku yang digunakan pada proses pembuatan pulp dari bahan baku batang kapas
dibagi menjadi 4 tahap proses, yaitu:

a. Persiapan bahan baku


b. Reaksi
c. Pemisahan produk
d. Penanganan produk
Pembuatan Pulp dari batang kapas dengan Proses Kraft (Sulfat)

Pada proses pembuatan pulp, langkah pertama yang harus dilakukan adalah pemasakan
(Digesting), dimana bahan baku batang kapas dipotong-potong menjadi chips dicampur dengan
mother liquor yaitu NaOH, Na2S dan Na2CO3 yang terlebih dahulu dilarutkan dalam tangki
pencampur. Didalam digester dipanaskan dengan bantuan steam melalui sparger, setelah dilakukan
pemisahan di rotary vacuum washer I untuk memisahkan filtrat dari cake (pulp). Selanjutnya pulp
yang terbentuk dialirkan ke bleaching tank untuk proses pemucatan dengan bantuan chlorine yang
kemudian dialirkan menuju rotary vacuum washer II untuk dipisahkan filtrat dan cakenya. Pulp yang
telah dipisahkan selanjutnya akan dikeringkan di roll dryer, sehingga kandungan pulp akhir yang
didapat dari proses ini adalah 95 %.

a. Persiapan bahan baku

Sebelum diproses menjadi pulp, dilakukan proses pendahuluan pada bahan baku yaitu proses
pemecahan kayu menjadi potongan kecil-kecil (chipping). Pertama-tama batang kapas dari stock pile
diumpan pada cutting machine (C-112) dengan bantuan belt conveyor, batang dipotong menjadi 5 cm
kemudian diumpankan menuju chipper (C-113) untuk dipotong menjadi chip kecil-kecil dengan
ukuran 5 mm. Untuk larutan pemasak yang berupa bahan baku NaOH, Na 2S dan Na2CO3 dari
masing-masing bin diumpankan kedalam tangki pencampur (M-121) untuk dilarutkan dengan
penambahan air proses dimana kadar larutan pemasak 12,5 %.

b. Reaksi

Larutan pemasak dari tangki pencampur dialirkan ke heater (E-122) sebelum dimasak ke dalam
digester. Chip batang kapas dan larutan pemasak dari tangki pencampur kemudian dialirkan menuju
digester (Q-120) dengan perbandingan 4 : 1. Pemanasan pendahuluan dengan suhu 90 C - 176 C
o o

selama 1,5 jam sedang delignifikasi terjadi pada suhu 165 C -176 C kemudian pemasakan konstan
o o

pada suhu 176 C selama 0,5 jam dan tekanan 9,13 atm. Proses ini berlangsung secara eksotermis
o

dengan penambahan steam yang dikontakkan langsung pada bagian bawah digester melalui sparger
dimana sebagian steam akan terkondensasi.

Reaksi yang terjadi:


Reaksi delignifikasi dengan larutan NaOH:
R-COOH(S) + NaOH(aq) R-COONa(aq) + H2O(l) (R-Lignin)
(Na-Lignate)

c. Pemisahan produk
Selanjutnya pulp dialirkan menuju ke rotary vacuum washer I (H-131) disini terjadi proses
pemisahan antara cake (pulp) dan filtrat, dimana filtrat yang terpisah akan diolah kepengolahan
limbah cair, sedangkan cake (pulp) diumpankan melalui screw conveyor (J-132) dan bucket elevator
(J-133) menuju bin pulp (F-134). Dari bin pulp, produk dimasukan pada bleaching tank (R-130)
dengan kondisi suhu operasi sebesar 81 C dan tekanan 1 atm. Dimana pada bleaching tank ini terjadi
o

proses pemucatan dengan bantuan Cl2 dari tangki penampung Cl2 (F-135) yang sudah distabilkan
tekanan dan volumenya pada regulator, sehingga didapatkan reaksi sebagai berikut:

Chlorinasi lignin:

2Na-lignate(s) + Cl2(g) lignin(l) + 2NaCl(s)

d. Penanganan produk

Pulp yang telah dibleaching kemudian dicuci dan dipisahkan dari larutan di rotary vacum
washer II (H-137). Filtrat dari rotary vacum washer II dialirkan ke pengolahan limbah, sedangkan
pulp dipompa (L-138) menuju ke roll press (X-144) untuk dilemaskan agar mudah dibentuk menjadi
pulp sheet. Kemudian pulp sheet dimasukan ke dalam roll dryer (B-140) untuk mengurangi
kandungan air di dalam pulp. Dalam roll dryer pulp dikeringkan dengan menggunakan udara panas
yang bersuhu 110 C yang dikontakan secara langsung dengan pulp. Selanjutnya pulp dialirkan ke
o

storage produk (F-144) untuk dilakukan pengemasan dan siap dipasarkan.

Anda mungkin juga menyukai