Anda di halaman 1dari 11

I.

Sebelum Penerapan Produksi Bersih


1. Deskripsi Proses
a. Persiapan Bahan Baku
Bahan baku berupa kayu dari Eucalyptus. Kayu terlebih dahulu diolah dalam chipper
agar dapat menghasilkan serpihan kayu (chip) yang akan dimasak dalam digaster.
b. Unit Pemasakan (Digaster)
Digaster merupakan alat memasak serpihan kayu menjadi bubur kertas (pulp).
Digaster merupakan bejana bertemperatur dan bertekanan tinhggi dimana chip
dimasukkan dengan sejumlah bahan kimia tertentu dengan panas dan tekanan untuk
memisahkan unsur pokok serat kayu dari unsur tidak berserat yang disebut dengan
pemasakan. Chip dibawa dengan belt conveyor masuk ke dalam digaster. Chip di
masak dengan pemasak alkali yang disebut lindi putih yang terdiri dari NaOH, Na2S
dan Na2CO3.
c. Washer
Alat pencuci yang berputar terdiri dari saringan yang menutupi silinder yang berputar
didalam cekungan dan bubur kayu menempel pada permukaan silinder. Bubur kertas
dicuci untuk membersihkan sisa-sisa larutan kimia dan lignin yang masih tertinggal.
Bubur kertas diencerkan dengan lindi hitam yang baru dan dikirim ke washer. Untuk
mencucinya menggunakan air yang suhunya 70oC. Lindi hitam pada washer dapat
memberikan kekentalan atau kekuatan pada masing-masing tahap pencucian.
d. Screening
Pada tahap penyaringan untuk memisahkan bubur kertas yang diterima, yang mana
serat yang masih kasar dan ukurannya masih besar tidak lolos dapat melewati
lubang-lubang saringan dan pergi ke pipa reject untuk di proses kembali.
e. Pulp Machine
Bagian ini merupakan tahap akhir yang berfungsi untuk mengolah bubur pulp
menjadi lembaran pulp.
a) Fourdinier
Pada tahap ini bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terdapat dalam pulp
b) Bagian Penekanan (Press Section)
Lembaran pulp harus dalam keadaan kering sebelum masuk ke dryer, dimana
pulp yang telah dilalui tahap akhir dipress jika kandungan air dalam pulp
mencapai 50%.
c) Pemotongan dan Pengemasan
Pulp yang telah dipanaskan dalam dryer selanjutnya masuk ke alat pemotong
untuk membuat ukuran kertas yang diinginkan.

2. Penggunaan Neraca Panas dan Neraca Massa


1. Neraca Massa (Kg/Hari)
a. Digaster

b. Washer

c. Screening
d. Press Section

e. Flakt Dryer

2. Neraca Panas
a. Digaster
b. Washer

c. Screening
d. Press Section

e. Flakt Dryer
II. Setelah Penerapan Produksi Bersih
1. Deskripsi Proses
a. Persiapan Bahan Baku
Bahan baku berupa kayu dari Eucalyptus yang memiliki perolehan pulp 48 %
sehingga layak untuk dijadikan bahan baku. Kayu terlebih dahulu dilakukan proses
pengulitan, pemotongan, penyaringan potongan kayu dan pencucian sebelum
diumpankan ke alat Chipper untuk mendapatkan serpihan kayu (chip) yang
diinginkan
b. Unit Pemasakan (Digaster)

Steam

Chip Pulp
Sellulosa tidak larut
30oC 30oC 170oC Lignin tidak larut
Lindi hitam
Cairan pemasak
Air

Digaster merupakan alat memasak serpihan kayu menjadi bubur kertas (pulp). Chip
dibawa dengan belt conveyor masuk ke dalam digaster. Chip di masak dengan cairan
pemasak berupa NaOH, Na2S dan Na2CO3. Cairan pemasak akan diproses di dalam
Chemical Feed Tank dan terbentuk lindi putih. Proses masakan berlangsung pada
temperatur tinggi dan tekanan diatas tekanan atmosfir sehingga dibutuhkan steam.
Larutan dan proses masak ini akan melembutkan dan akhirnya memisahkan serat
kayu yang diinginkan dari “lignin” yaitu unsur kayu semacam lem yang menahan
serat kayu bersatu. Hasil keluaran dari digaster berupa pulp, sellulosa tidak larut,
lignin yang tidak larut dan lindi hitam.
c. Washer
Air
Pulp 30oC Pulp
Sellulosa tidak larut
90 C
o Sellulosa tidak larut
Lignin tidak larut
Lignin tidak larut
Lindi hitam
150oC Air

80oAir
C
Lindi hitam

Bubur kertas dicuci untuk membersihkan sisa-sisa larutan kimia dan lignin yang
masih tertinggal. Untuk mencucinya menggunakan air yang suhunya 30oC. Lindi
hitam pada washer dapat memberikan kekentalan atau kekuatan pada masing-masing
tahap pencucian. Pada keluaran washer menghasilkan pulp tetapi masih ada sellulosa
dan lignin yang masih belum larut. Pada tahap ini menghasilkan limbah cair berupa
lindi hitam.
d. Screening
65oC
Pulp 80 C
o
65oC Pulp
Sellulosa tidak larut Air
Lignin tidak larut
Air
Sellulosa tidak larut
Lignin tidak larut

Pada tahap penyaringan untuk memisahkan bubur kertas yang diterima, yang mana
serat yang masih kasar dan ukurannya masih besar tidak lolos dapat melewati
lubang-lubang saringan dan pergi ke pipa reject untuk diproses kembali. Sellulosa
dan lignin yang tidak larut telah terpisah dari pulp, sehingga diproses kembali dengan
memasukkan ke dalam digaster agar dapat menghasilkan pulp kembali. Pulp hasil
keluaran dari proses screening masih mengandung air.
e. Pulp Machine
Bagian ini merupakan tahap akhir yang berfungsi untuk mengolah bubur pulp dan
menghilangkan kadar airnya. Pada deskripsi sebelumnya terdapat Fourdinier yang
fungsinya untuk mengeringkan pulp juga. Tetapi fungsinya tidak terlalu dibutuhkan
karena pada tahap selanjutnya ada proses pengeringan yang lebih efektif, sehingga
Fourdinier tidak dibutuhkan dan juga dapat menghemat kebutuhan pabrik. Adapun
alat yang digunakan yaitu:
a) Bagian Penekanan (Press Section)

Pulp Pulp
Air Air

Air

Pada tahap press section bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam pulp dengan
cara penekanan mekanik antara rol-rol dan felt yang berputar. Tujuan lain dari
press section adalah meningkatkan kekuatan jaringan dengan kompresi sebelum
masuk ke flakt dryer. Kekuatan jaringan diperlukan agar kertas nantinya tidak
mudah sobek. Lembaran pulp harus dalam keadaan kering sebelum masuk ke
dryer, dimana pulp yang telah dilalui tahap akhir dipress jika kandungan air dalam
pulp mencapai 50%.
b) Flakt Dryer
Steam

Pulp
Air Pulp
50oC 125 C
o

Pada flakt dryer masih ada kandungan


air dalam pulp 125oC sehingga dihilangkan dengan pemanasan.
Air
Pemanasn dilakukan dengan steam yang bersuhu 350oC. Keluaran
akhirnya menghasilkan pulp yang tidak mengandung air, air dari proses ini akan
diproses agar dapat dijadikan kembali untuk kebutuhan pabrik.

2. Penggunaan Energi
a. Kebutuhan Bahan Bakar
Bahan bakar yang digunakan pada pabrik ini sebaiknya menggunakan minyak
solar dengan pertimbangan:
a). Mudah diperoleh
b). Harga terjangkau
c). Jumlah yang terjamin
Selain minyak solar, bahan bakar alternatif dapat diperoleh dari kayu-kayu
ataupun sisa dari serpihan kayu yang tidak digunakan pada saat proses untuk
menghasilkan chip pada alat chipper.
Dibutuhkan empat unit generator agar pabrik dapat beroperasi dimana tiga unit
untuk operasi normal dan satu unit untuk cadangan.
Daya yang dihasilkan generator = 1.831,62 KW
Kebutuhan bahan bakar = 154,1 Kg/Hari
Kebutuhan Solar = 173,14/Hari
b. Kebutuhan Listrik
Perincian kebutuhan listrik sebagai berikut
a). Pada unit proses = 1134 KW
b).
c. Kebutuhan Air
Air yang diperoleh untuk kebutuhan pabrik berasa dari sungai, sehingga tidak ada
kekurangan air saat proses industri. Untuk menjamin kelangsungan penyediaan air
maka dilokasi pengambilan air dibangun fasilitas berupa bak penampung air.
Pengolahan ini meliputi penyaringan kotoran dan sampah yang terbawa bersama air,
selanjutnya dipergunakan untuk kebutuhan. Pengolahan air terdiri dari beberapa tahap
yaitu:
a). Pengendapan
b). Klarifikasi
c). Filtrasi
d). Demineralisasi
e). Daerasi

III. Pengolahan Limbah


Limbah yang dihasilkan pada proses pembuatan pulp telah diterapkan produksi
bersih sehingga limbah dapat diolah menjadi suatu produk lain yang berguna dan tidak
merusak bagi lingkungan.
1. Pada proses pengulitan pada kayu terdapat kulit-kulit kayu yang akan digunakan
sebagai bahan bakar tambahan.
2. Pada proses washing menghasilkan lindi hitam yang mengandung sisa-sisa bahan
kimia. Lindi hitam dapat ini diolah kembali dan dimasukkan ke dalam Chemical Feed
Tank untuk diumpankan kembali kedalam digeseter. Selain itu lindih hitam dapat
digunakan sebagai bahan pelunak kompon karet alam dengan sistem vulkanisasi semi
efisien dan dapat meningkatkan ketahanan usang terhadap panas.
3. Pada proses pencucian lignin hitam yang telah digunakan akan di umpankan kembali
ke dalam washer.
4. Limbah yang berupa air buangan dari washer, press section dan flakt dryer diolah
kembali dalam unit pengolahan air agar dapat digunakan kembali baik untuk
kebutuhan steam ataupun kebutuhan air dalam unit proses pada washer.

Limbah cair yang mengandung bahan organik dan bahan kimia dari buangan proses dapat
diolah agar tidak berdampak pada lingkungan . Adapun skema pengolahan limbahnya yaitu:

Influent Bak Bak Bak Bak Effluent


penampung pengendapan aerobik pengendapan
I II

Sluge Sluge

IV. KESIMPULAN
1. Sistem produksi bersih dapat mengefesienkan keseluruhan dari tiap proses dalam pabrik.
Aspek yang dapat ditinjau yaitu pada pengolahan bahan baku, proses, tata letak,
penggunaan energi, dan pengolahan limbah. Manfaat dari penerapan produksi bersih
dapat mencegah terjadinya pencemaran dan perusakan lingkungan melalui pengolahan
limbah yang baik, dapat mengurangi biaya produksi.
2. Setelah penerapan produksi bersih untuk bahan baku berupa Eucalyptus yang memiliki
perolehan pulp 48 %. Pengolahan kayu yang terlebih dahulu dilakukan proses pengulitan,
pemotongan, penyaringan potongan kayu dan pencucian dapat menghasilkan chip yang
bagus sehingga meningkatkan kualitas pulp yang dihasilkan.
3. Dalam alur proses, alat seperti fourdinier tidak dibutuhkan karena fungsinya yang sama
dengan press section dan flakt dryer untuk mengeringkan tidak terlalu dibutuhkan.
Sehingga dapat menghemat penggunaan energi ataupun meningkatkan efektiviktas dari
proses pembuatan pulp
4. Limbah cair yang dihasilkan dari proses seperti lindi hitam dapat digunakan sebagai
bahan pelunak pada kompon karet alam

Anda mungkin juga menyukai