TEL
1. Apakah ada perbedaan kadar alfa selulosa antara kayu pokok dan cabang-cabang kayu yang
digunakan untuk pembuatan pulp?
Jawaban :
Untuk disolving pulp diharapkan kandungan alfa yang tinggi. Penelitian ini hanya menggunakan
batang pokok dengan kandungan alfa selulosa 53%. Menurut penelitian yang dilakukan Pratiwi,
bahwa antara batang dengan cabang berpengaruh tidak nyata terhadap pengolahan pulp. Pada
penelitian ini tidak digunakan cabang diduga juga berpengaruh tidak nyata. Pada penelitian ini
digunakan batang dengan diameter 5 – 7 cm.
2. Bagaimana penjelasan bahwa potensi kertas daur ulang dari pulp mekanis lebih besar dari
pulp kimia?
Jawban :
Kertas dari virgin pulp didaur ulang untuk pertama kali dan diuji karakteristiknya, bahannya dari
pulp kimia kekuatannya akan turun drastik sedangkan pulp mekanis mengalami penurunan
kekuatan yang sedikit. Pada daur ulang yang kedua dan selanjutnya penurunan kekuatan kedua
pulp tersebut tidak sesignifikan pada proses daur ulang yang pertama. Oleh karena itu potensi
daur ulang pulp mekanis lebih besar dibandingkan pulp kimia lebih. Serat kimia dibuat dengan
cara menghilangkan sebagian besar komponen kayu sedangkan serat mekanik hanya
menghilangkan sebagian kecil komponen kayu sehingga pada serat kimia tidak ada lagi ruang
untuk didaur ulang sedangkan pada serat mekanik masih ada banyak lignin dan hemiselulosa
yang memungkinkan mengalami proses daur ulang.
4. Apa langkah yang dilakukan oleh PT. Tanjung Enim Lestari Pulp dan Paper dalam sistem
pengelolahan lingkuh?
Jawaban :
Langkah yang dilakukan oleh PT Tanjungenim Lestari Pulp dan Paper diantaranya membuang
dan mengoperasikan unit pengolahan limbah cair diluar proses secara kontinyu, mengendalikan
pengoperasian peralatan dengan emisi debu dan gas yang efisiensinya tinggi, mempertahankan
dan memelihara areal hijau (buffer zone) dengan luas 252 ha disekitar pabrik guna mengurangi
pencemaran udara dan suara (kebisingan) ke pemukiman sekitar serta meningkatkan dan
mempertahankan habitat bagi fauna daratan, menjaga penyediaan air bersih untuk kebutuhan
domestik, dan membangun berbagaii fasilitas umum (poliklinik, sarana olahraga, tempat
beribadah) bagi masyarakat umum.
5. Apa yang dimaksud dengan Proses Recausticizing dan Lime Kiln Plant?
Jawaban :
Proses recausticizing merupakan suatu proses daur ulang cairan bekas pemasak kayu
(green liquor) menjadi cairan yang dapat digunakan kembali sebagai cairan pemasak (white
liquor) dengan adanya penambahan kapur, sedangkan lime kiln adalah suatu proses daur ulang
lime mud yang terbentuk dari proses recausticizing menjadi kapur kembali dengan cara
kalsinasi di dalam rotary kiln.
6. Jelaskan proses pemutihan di PT. TEL dengan menggunakan metode proses EFC (Elementry
Chlorine Free)!
Jawaban :
Proses pemutihan di PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper menggunakan proses ECF
(elementary chlorine free) yaitu proses pemutihan dengan menggunakan senyawa klor dalam
bentuk ClO2, juga ditambah peroksida untuk meningkatkan derajat keputihan jika derajat
keputihan yang diinginkan belum tercapai. Proses pemutihan memiliki beberapa tahapan
proses yang harus dilalui, tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
2.2.4.1.Second Post Washing
Tahap ini melakukan pencucian dengan menggunakan air panas dimana jumlah air yang
digunakan didasarkan pada dilution factor. Filtrat dari second post washing digunakan di first
post washing dan filtrate dari first post washing dipakai untuk cairan pengencer di screen room
yang terdapat sebelum pre- O2 washing.
2.2.4.2.DO Stage
Awalnya pulp akan diencerkan menggunaka filtrat D1D2 di screw conveyor serta
ditambah larutan asam seperti HCl dan H2SO4 untuk menstabilkan pH. Pulp yang telah diatur
keasamannya akan dipompakan menuju ke mixer untuk ditambahkan ClO2. Selanjutnya, pulp
akan direaksikan di dalam DO Tower. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menurunkan
kandungan lignin di dalam pulp. Kondisi operasi dari proses ini adalah temperatur berkisar 60-
70oC dengan konsitensi 10%, dan waktu selama 60 menit. Pulp kemudian akan dicuci di bagia
DO Pulp press menggunakan dewatering tipe A.
2.2.4.3. EO Stage
Tahap ekstraksi (Eop) adalah suatu tahapan ekstraksi lignin yang telah didegradasi dari
dalam pulp menggunakan NaOH, O2, H2O2 yang berfungsi untuk mengikat zat-zat organik dan
kandungan lignin dalam pulp serta memperkuat ikatan selulosa. Pada tahap ini lignin dari pulp
yang telah dilepaskan sebagian pada tahap D0 akan diekstraksi dan dioksidasi sehingga lignin
tersebut bisa hilang dari dalam pulp. H2O2 ditambahkan pada tahap ini yang berguna sebagai
pemutih dari pulp. Sementara NaOH digunakan untuk melarutkan lignin yang telah dilepas pada
tahap DO dan yang akan dilepas oleh O2 dari proses oksidasi. Pada tahap ini kappa number dari
pulp akan turun drastis karena mulai banyak lignin yang lepas.
Pulp yang telah encer dipompakan dari MC-pump melalui pulp heater yang juga
ditambahkan oksigen masuk ke E0 mixer sebelum masuk ke dalam E0 upflow tower. Di E0 stage,
lignin yang telah bereaksi di D 0 stage akan dilarutkan oleh alkali dan gas oksigen. Di E 0 stage
hampir semua zat pewarna dihilangkan. Konsistensi pada E 0 stage harus tinggi untuk
menghemat penggunaan bahan kimia dan steam. Pada E0 upflow tower konsistensi dijaga untuk
mencegah terjadinya chanelling. Setelah melewati E0 upflow tower, kemudian pulp jatuh ke E0
downflow tower.
2.2.4.4. Tahap Pemutihan Kembali (D1/D2)
Tahap ini merupakan tahapan untuk mennyempurnakan proses pemutihan agar
brightness pulp mencapai nilai standar ISO untuk produk siap jual. Pada proses ini digunakan
bahan kimia berupa ClO2 sebagai agen pemutih pada tahap ini. Dari D1/D2 stage bleaching pulp
dipompakan ke D1/D2 washing. Dari dillution screw, pulp jatuh ke dalam stand pipe kemudian
dipompakan dari MC-pump menuju D1 upflow tower, ClO2 untuk reaksi di tower ditambahkan ke
dalam pulp melalui chemical mixer. Jumlah ClO2 yang ditambahkan ditentukan berdasarkan
pada laju pulp produksi, pulp terlebih dahulu dipanaskan di ClO2 heater dengan filtrat EO untuk
menurunkan jumlah steam yang diperlukan untuk pemanasan pulp.
Setelah melewati D1 upflow tower kemudian pulp dipompakan lagi ke D2 upflow tower
melalui D2 mixer dan dikeluarkan ke stand pipe MC-pump. Kemudian dari D1/D2 stage bleaching
pulp dipompakan ke D1/D2 washing. Pulp dipress dan dikentalkan menjadi konsistensi tinggi
diantara dua roll, tapi tidak terjadi displacement washing dipress tersebut melainkan
dewatering press. Setelah dipress kemudian pulp masuk ke dillution screw untuk diencerkan
menjadi 12% konsistensi dan jatuh ke dalam stand pipe. Selesai dari D2, pulp secara kimiawi
telah selesai diputihkan dengan brightness 89% ISO. Pulp kemudian dikirim ke tangki
penyimpanan yang disebut Bleached High Density Tank (BHDT) untuk menurukan suhunya dan
homogenisasi. Proses pemutihan semuanya berlangsung pada konsistensi medium 10–12%.
Temperatur yang diinginkan untuk tahap-tahap pemutihan antara 60–70 oC untuk tahap D0, 60–
80oC untuk tahap Eop, dan 70–80oC untuk tahap D1/D2.
2.2.5. Pembentukan Lembaran Pulp (Pulp Machine)
Tujuan dari perancangan pulp mesin adalah untuk membuat pulp berbentuk lembaran
dengan kapasitas sebesar 1500 ton/ hari. Perkiraan teori dari kadar air lembaran pulp yang
ingin dibentuk adalah berkisar 10%. Proses ini terbagi menjadi beberapa tahapan diantaranya
Screening (Tahap Penyaringan), Wet End (Tahap Pembentukan), Drying (Tahap Pengeringan),
Cutting (Tahap Pemotongan).