Anda di halaman 1dari 17

BERAT MOLEKUL

 Pengertian Berat Molekul f) Menentukan volume dan labu


erlenmeyer dengan cara mengisi labu
Berat molekul (BM) atau biasa disebut molekul dengan air sampai penuh dan ditimbang.
relatif (Mr) merupakan berat suatu molekul
dalam satuan massa atom.  Data Perhitungan
 Tujuan 7.2 Menghitung BM zat volatil dengan
Untuk menentukan berat molekul senyawa menggunakan rumus gas ideal
volatil berdasarkan pengukuran masa jenis gas g : Massa zat volatil (g)
dan menerapkan pemakaian persamaan gas P : Tekanan dalam erlenmeyer : tekanan
ideal. atmosfer (atm)
T : Temperatur zat volatil :
 Dasar Teori 100,5 ℃ + 273 = 373,5 K
V : Volume erlenmeyer (L)
Senyawa volatil merupakan senyawa yang R : 0,082 L atm / mol K
mudah menguap bila terjadi peningkatan suhu. Persamaan gas ideal :
Suatu gas selalu dipengaruhi oleh perubahan  pV : nRT
tekanan dan suhu lingkungan. Molekul-molekul g
gas selalu bertumbukan sehingga menyebabkan  pV :
adanya tekanan. Gas mempunyai sifat bahwa
BM . RT
molekul-molekulnya sangat berjauhan satu sama g . RT
 pV :
lain. Sehingga hampir tidak ada gaya tarik pV
menarik atau tolak menolak diantara molekul- BM Hasil Percobaan :
molekulnya sehingga gas akan mengembang dan g . RT
 BM :
mengisi seluruh ruang yang ditempatinya pV
bagaimana pun besar dan bentuknya. 0,5 ×0,082 ×373,5
=
 Langkah Kerja
1× 0,3203
= 47,80 gr/mol
a) Menimbang labu erlenmeyer dalam BM hasil percobaan : 47,80 gr / mol
keadaan kosong dan kering. BM teoritis : 58,08 gr / mol
b) Memasukkan 5 ml cairan volatille ke  Analisa Data
dalam labu erlenmeyer, menutupnya
dengan alumunium foil dan Percobaan ini dilakukan untuk menghitung berat
mengencangkan dengan karet gelang. molekul senyawa volatil berdasarkan
Kemudian membuat lubang kecil pada pengukuran massa jenis gas. Persamaan dari
alumunium foil dengan menggunakan massa jenis tersebut dihubungkan dengan
jarum. persamaan gas ideal substitusi dari persamaan
c) Memasukkan labu erlenmeyer ke dalam tersebut digunakan untuk menghitung berat
penangas air dengan temperatur kurang molekul. Pada data pengamatan kami
dari 100℃. mendapatkan beberapa hasil yaitu sebagai
d) Membiarkan sampai seluruh cairan berikut, pertama massa erlenmeyer kosong
volatil menguap, mencatat temperatur dengan keadaan kosong dan kering sebesar
penangasnya, kemudian diangkat. Lalu 132,2 gr. Setelah ditambah aluminium foil serta
mengeringkan bagian luar labu karet gelang untuk menutup permukaan
erlenmeyer, kemudian meletakkannya erlenmeyer massa bertambah menjadi 133,3 gr.
ke dalam desikator untuk didinginkan.  Kesimpulan
e) Menimbang labu erlenmeyer yang telah Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini
dingin tanpa melepas alumunium foil adalah :
dan karet gelang.
9.1. Senyawa volatil merupakan senyawa yang
sangat sensitif terhadap suhu tinggi.
9.2. Penggunaan aliminium foil sebagai penutup 9.3. Berat molekul dapat dihitung menggunakan
erlenmeyer karena bahan tersebut inert atau persamaan gas ideal.
tidak bereaksi dengan senyawa volatil.
 Menentukan panas pelarutan dan panas
reaksi
PANAS PELARUTAN o Memasukkan aquadest ke dalam
 Pengertian kalorimeter sebanyak 100ml
dan mengaduknya.
Panas pelarutan adalah panas yang dilepaskan o Suhu mula-mula dicatat dan
atau diserap ketika satu mol senyawa dilarutkan setiap 30detik sampai suhu tidak
dalam sejumlah pelarut. berubah.
o Menambahkan 5 gram CuSO4
 Tujuan
ke dalamcalorimeter dan
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan: mengaduknya.
1. Dapat menentukan panas pelarutan CuSO4.5H2O o Mencatat perubahan suhu setiap
dan CuSO4 30 detik selama 5 menit.
2. Dapat menghitung panas reaksi dengan o Mengulangi langkah a sampai
menggunakan Hukum HESS dengan d dengan menggunakan
 Dasar Teori serbuk CuSO4 anhidrat.
 Data Perhitungan
Perubahan entalpi yang menyertai pelarutan Penentuan tetapan kalorimeter
suatu senyawa disebut panas pelarutan. Panas • ∆𝐓𝟏 kalor lepas air panas = T.air panas –
pelarutan ini dapat meliputi panas hidrasi yang T.pencampuran
menyertai pencampuran secara kimia, energy = 41,6°C – 36,4°C
ionisasi bila senyawa yang dilarutkan = 5,2 °C
mengalami peristiwa ionisasi. Kalor pelarutan
• ∆𝐓𝟐 kalor diterima air dingin = T.pencampuran
adalah entalpi dari suatu larutan yang
– T.air dingin
mengandung 1 molzat terlarut, relative terhadap
= 36,4°C –
zat terlarut atau pelarut murni pada suhu dan
29,3°C
tekanansama.
= 7,1 °C
 Langkah Percobaan
• Kalor yang dilepas air panas
 Menentukan tetapan harga kalorimeter M = P.air x V
o Memasukkan aquadest ke dalam M = 1 gr/ml x 50ml
calorimeter sebanyak 50ml. = 50 gr
o Mengukur dan mencatat suhu Q = M.C . ∆𝐓1
air dalam calorimeter (t1). = 50 gr x 4,2 j. g/°C x 5,2 °C
o Memanaskan air sebanyak 50ml = 1092 J
ke dalam gelas kimia 100ml
10°C di atas temperature kamar
(t2). • Kalor yang diterima air dingin Q = M.C. ∆𝐓
o Menuangkan air yang telah = 5o gr x 4,2 j. g/°C x 7,1°C
dipanaskan ke dalam = 1491 J
calorimeter. • Penentuan panas pelarutan H = m. Cp. ∆𝐓 +
o Mengaduk dan mencatat suhu T Ket = m = massa air
campuran yang merupakan suhu Cp = panas jenis larutan x = tetapan calorimeter
tertinggi(t3).
x= `
• Panas pelarutan hidrat
H = m. Cp. ∆𝐓 + T • Panas pelarutan anhidrat
J .g H = m. Cp. ∆𝐓 + T
¿ 100 gr x 4,2 . ( 29,9 - 29,8 )+(- J .g
℃ =100 gr x 4,2 . (32,3 - 31,9 )+(-
76,7 ⁄℃) . ( 29,9 - 29,8 ℃ )
J

= 34, 33 J 76J⁄℃) . ( 32,3 - 31,9 ℃ )
= 34, 33 𝑥 103 𝑘𝐽
= 137,32 J
= 137, 32 𝑥 103 𝑘𝐽
kimia.Pada praktikum ini digunakan dua bahan
 Analisa Data kimia yaitu CuSO4.5 H2O sebagai pentahidrat
Pada praktikum ini, telah dilakukan percobaan dan CuSO4 sebagai anhidrat.
yaitu mengenai “Panas Pelarutan”.  Kesimpulan
Praktikum ini bertujuan agar dapat menentukan Panas pelarutan CuSO4 anhidrat lebih tinggi
panas pelarutan dari CuSO4.5H2O dan CuSO4, daripada CuSO4.5H2O karena CuSO4
serta dapat menghitung panas reaksi dengan anhidrat mengikat 5 molekul air dapat
menggunakan hukum Hess. Panas pelarutan diketahui bahwa Q.CuSO4.5H2O suhu
adalah perubahan entalpi yang menyerupai dan mengalami penurunan atau endotermis
menyertai pelarutan suatu senyawa.Panas sedangkan Q.CuSO4.5H2O anhidrat
pelarutan ini dapat meliputi panas hidrasi yang mengalami kenaikan atau eksotermis.
menyertai pencampuran secara.
PANAS NETRALISASI bergantung pada tipe reaksinya. Diantaranya
 Pengertian adalah kalor netralisasi, kalor pembentukan,
Panas netralisasi adalah sejumlah panas yang kalor penguraian, dan kalor pembakaran.
dihasilkan oleh reaksi netralisasi (asam-basa).  Langkah Kerja
Netralisasi hanya terjadi antara ion  dengan ion .  Menentukan ketetapan calorimeter
 Tujuan o Memasukkan 50 ml aquadest
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa di kedalam calorimeter (labu
harapkan: dewar) yang di lengkapi dengan
- Dapat menghitung panas netralisasi thermometer. Mencatat
sesuai dengan percobaan temperature air (T1)
- Dapat menunjukkan proses reaksi o Menempatkan 50 ml aquadest
netralisasi kedalam calorimeter (labu
 Dasar Teori dewar) yang berada dalam
Kalorimeter merupakan alat yang digunakan thermostat (pendingin) yang
untuk mengukur perubahan panas. Hal ini dioperasikan pada temperature
karena calorimeter mengisap panas, sehingga 30°C. Atau temperature diatas
tidak semua panas terukur. Kalorimeter yang di T1 sekitar 10°,calorimeter (labu
gunakan dalam keadaan sederhana adalah dewar) dan isinya merupakan
calorimeter adiabatik. Di laboratorium alat ini panas kesetimbangan.
merupakan alat ukur yang teliti dan secara Temperatur air merupakan T2.
sederhana kita mengatakan bahwa bejana panas o Menuangkan air
mengalir kedalam atau keluar dari sistem. dengancepatkedalam
Penyerapan atau pelepasan kalor yang menyertai calorimeter (labudewar), dikenal
suatu reaksi dapat diukur secara eksperimen. dengan cepat dan mencatat suhu
Dikenal beberapa macam kalor reaksi tertinggi (T3).
 Menentukan panas netralisasi a. Mengambil 50 ml larutan NaOH memasukkan
kedalam calorimeter dan mencatat suhu larutan
NaOH dalam calorimeter (T4)
b. Mengambil 50 ml larutan HCL yang telah untuk menghitung panas netralisasi sesuai
tersedia dan mencampurkannya dalam larutan dengan percobaan dan menunjukan proses reaksi
NaOH , mengaduk dengan baik dan mencatat netralisasi dengan menggunakan alat yang
suhu maksimum T5 atau seperti mencari T3. disebut kalorimeter. Kalorimeter adalah
c. Mengulangi percobbaan dengan menggunakan pengukuran kuantitas perubahan panas. Sebagai
larutan asam asetat, asam sulfat, menggantikan contoh jika energi dari reaksi kimia eksotermal
asam klorida, melakukan setiap percobaan di serap air, perubahan suhu dalam air akan
minimal dua kali. mengukur jumlah panas yang ditambahkan.
 Data Perhitungan  Kesimpulan
 Menentukan panas netralisasi Dari hasil praktikum yang dilakukan dapat
a) HCL + NaOH dengan suhu konstan disimpulkan bahwa:
terakhir 37oC • Panas netralisasi dari senyawa asam dan basa
dapat dilakukan dengan alat calorimeter.
Q = m.Cp.T + x. T • Dalam perhitungan panas dengan kalorimeter
= 100 . 4,2 +x untuk menentukan hasil perhitungan harus
= 100 . 4,2 o
C + 105 o
C ditentukan tetapan calorimeter.
= 1680 + 420 Joule • Tetapan kalorimeter adalah besarnya kalor yang
= 2100 Joule diserap oleh kalorimeter untuk menaikkan suhu
Untuk 1 liter = 2100 J x 20 = 42000 J = 42 kJ satu derajat.
 Analisa Data • Proses dalam kalorimeter berlangsung secara
adiabatic yaitu tidak terjadi perpindahan panas
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dari system ke lingkungan.
dianalisa bahwa praktikum kali ini bertujuan
PENURUNAN TITIK BEKU 1. Menentukan berat jenis asam asetat
 Pengertian glasial dengan menggunakan
Penurunan titik beku adalah penurunan titik peknometer
beku pelarut akibat penambahan zat terlarut 2. mengambil 50ml pelarut di masukan alat
yang tidak mudah menguap. sambil di dinginkan,mencatat suhunya
 Tujuan untuk Setiap 30 detik hingga suhu
a) Dapat menentukan harga Kb suatu konstan kemudian melihat sudah
pelarut membeku atau belum
b) Dapat menghitung berat molekul suatu 3. Pelarut di cairkan kembali,kemudian di
zat yang tidak mudah menguap dengan tambahkan zat yang sudah di ketahui
metode titik beku. berat Molekulnya(naftalena)2 gr
 Dasar Teori mendinginkan lagi dan mencatatat
Apabila suatu zat dilarutkan dalam suatu suhunya setiap 30 detik Hingga suhunya
pelarut, maka sifat larutan itu berbeda dari konstan sampai membeku
sifat pelarut murni. Contohnya, larutan urea 4. Mencatat selisih titik beku dari
yang berbeda sifat dengan air murni biasa. percobaan 2 dan 3
Sifat-sifat larutan yang ada, seperti rasa, 5. Mengulangi percobaan 2 dan 3 dengan
warna, pH, dan kekentalan bergantung pada mengambil zat terlarut yang akan di cari
jenis dan konsentrasi zat yang terlarut. berat Berat molekunya (zat x).
Pengaruh jenis zat ya ng terlarut kecil sekali
sejauh zat yang terlarut itu tergolong  Data Perhitungan
nonelektrolit dan tidak mudah menguap.  Mencari nilai kb
Sedangkan sifat-sifat yang tiak bergantung ∆ Tb= T1-T2
pada jenis zat yang terlarut tetapi hanya ∆ Tb= 13,7 oC – 14,6 oC
pada konsentrasi partikelnya disebut dengan ∆ Tb= -0,9oC
sifat-sifat koligatif suatu larutan.
 Langkah Percobaan
Kb = 78,57 gr
BM Naftalen x ∆ T x gr asam asetat glasial 78,11 gr /mol−( )
= mol 156,68
1000. gr naftalen ¿ x 100 %= x 100 %
78,11 gr /moll −78,57
gr = -1,99%
128 x (−0,9 ) x 2 gr
mol
=−0,11 ℃/mol
1000 x 2 gr  Analisa Data
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan,
 Menentukan BM zat x dengan rumus ketika suatu zat dicampurkan kedalam suatu
yang sama pelarut. Maka otomatis bebarapa sifat fisis dari
∆ Tb= T1-T3 larutan tersebut akan mengalami perubahan baik
∆ Tb= 13,7 C – 15,1 C
o o itu perubahan titik didih, beku, tekanan uap
∆ Tb= - 1,4 oC maupun osmotik suatu larutan. Pada percobaan
kali ini kelompok kami fous pada penurunan
1000 x Kb x G 2 1000 x (−0,11) x 2
BM = = =78,57 grtitik
/molbeku, yang bertujuan untuk menentukan
∆ T b x G1 1,4 x 2 BM zat x berdasarkan penurunan titik beku
larutan dengan menggunakan pelarut asam asetat
 % kesalahan glasial
BM teori−BM praktek Pada percobaan ini dapat dianalisa bahwa
%kesalahan= x 100 %
BM teori pencampuran antara pelarut dan zat
terlarut(naftalena) menyebabkan penurunan titik
beku. Pencampuran naftalena yang menurunkan
hidrokarbon kristalin aromatik berbentuk
padatan berwarna putih dengan rumus molekul
C10H8.
 Kesimpulan
Dari percobaan diatas didapat :
 Nilai kb sebesar = -0,11.
 BM zat x dengan rumus yang sama sebesar = -
78,57 gr/mol.
 % kesalahan sebesar = -1,99%.
1000 × 3,36 × 5,5
KENAIKAN TITIK DIDIH 20,58 × 50
 Pengertian = 18.400
Selisih antara titik didih larutan dengan titik 1. 029
didih pelarut itu disebut Kenaikan Titik = 17,95
Didih Larutan (∆Tb = boiling point  ▲Tb = T2 – T3
elevation). 66,25 – 45,67
 Tujuan = 20,58
Setelah melakukan percobaan Mahasiswa  Nilai Kb = Mr air × Massa air × ▲Tb
diharapkan dapat untuk menentukan 1000 × Massa glukosa
berat molekul zat yang tidakmudah menguap 18 × 50 × 20,58
atau non volatile dengan methodkenaikan titik 1000 × 5,5
didih. 18.522
 Dasar Teori 5.500
Suhu dimana cairan mendidih dinamakan titik = 3,36
didih. Titik didih adalah temperatur dimana  % Kesalahan
tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer. BM Teori – praktek ×100%
Suhu (temperatur) dimana tekanan uap sebuah Teori
zat cair sama dengan tekanan eksternal yang 174-17,95 × 100%
dialami oleh cairan. Kenaikan titik didih 174
larutan bergantung pada jenis zat terlarut, 156,05 ×100 %
konsentrasi larutan, serta eletrolit atau non 174
elektrolit zat terlarut. Untuk membuktikan = 0,89=89%
pengaruh ketiga faktor tersebut terhadap  Analisa Data
kenaikan titik didih maka perlu dilakukan Pada percobaan kali ini yaitu kenaikan titik
percobaan ini. didih, kenaikan titik didih di pengaruhi oleh
 Langkah Kerja energi kalor dan konsentrasi zat
1. Menimbang 5,5 g Glukosa dan 5,5 g zat X. terlarut.semakin banyak energi atau kalor yang
2. Memanaskan 50 ml aquadest dalam di peroleh maka akan semakin cepat suhu zat
erlenmeyer dan ukur titik didihnya. mendidih.
3. Melarutkan Glukosa ke dalam 50 ml  Kesimpulan
aquadest lalu panaskan dan ukur titik didihnya. Titik didih adalah suhu saat tekanan uap jenuh
4. Melakukan no.3 terhadap zat X. cairan sama dengan tekanan udara
5. Mengulangi langkah diatas sekali lagi. luar.kenaikan titik adalah selisih titik didh
larutan dengan titik didih pelarut factor yang
 Data Perhitungan mempengaruhi titik didih adalah konsentrasi
 Mencari nilai Kd dan harga Kb.semakin tinggi konsentrasi,maka
Kd = M ×▲Tb × Massa air kenaikan tidik didih larutan semakin
1000 × Massa glukosa tinggi.kenaikan titik didih tidak di pengaruhi
oleh jenis zat yang terlarut.
18 × 26,12 × 50
1000 × 5,5
CAMPURAN BINNER
23.508  Pengertian
5.500 Campuran biner adalah campuran yang
= 4,27 terdiri atas dua zat yang dapat bercampur.
 BM K2SO4 = 78+32+64 = 174  Tujuan
 ▲Tb = T1 – T2 Setelah melakukan percobaan ini
66,25 – 40,13 mahasiwa diharapkan :
= 26, 12 1. Mengetahui dan dapat membuktikan bahwa
 Menentukan BM zat x dengan rumus campuran dua buah (atau lebih) azeotropik
yang sama atau zeotropik.
M2 = 1000 × Kb × Massa glukosa 2. Dapat membuat diagram fase dua komponen.
▲Tb × Massa air 3. Dapat menentukan indeks bias suatu zat atau
campuran dengan menggunakan reflaktometer. titik didih dari campuran-
4. Mengikuti penerapannya pengetahuan ini di campuran pada point 2
beberapa industri kimia (pabrik arak dan dengan menggunakan
spiritus). modifikasi labu didih
 Dasar Teori Claisen seperti pada gambar
1. ETANOL (III).
Etanol (C₂H₂OH) (memiliki f) Bila suhu campuran cairan
nama trivial etil alkohol) adalah turunan yang di didihkan itu mulai
senyawa organik yang memiliki dua atom tetap (kostan), ambil lah,
karbon, dengan rantai lurus (alifatik). Alkohol destilatnya sebanyak 0,5 - 1
mempunyai sifat fisik tidak berwarna dan ml diambil dengan
memiliki bau khas. Dan dapat menyala bila mengalirkannya ke dalam
tersulut api. Karena hal inilah etanol dapat botol timbang yang dingin
dijadikan sebagai bahan bakar alternative dan g) Tentukan indeks bias
diminati saat ini. cuplikan pada kondisi yang
2. DISTILASI sama seperti pengamatan
Distilasi atau penyulingan pada point 3.
adalah suatu metode pemisahan Bahan kimia h) Bandingkan hasil
berdasarkan perbedaan kecepatan atau pengamatan pada point 8
kemudahan menguap (volalitas bahan). Dalam dengan grafik yang dibuat
penyulingan, campuran zat dididihkan pada point 4.
sehingga menguap, dan uap ini kemudian i) Buat grafik %mol vs titik
didinginkan kembali kedalam bentuk didih air dan Etanol.
cairan.Zat yang memiliki Titik didih lebih
rendah akan menguap lebih dahulu.  Data Perhitungan
3. AZEOTRO  Campuran 80% etanol dengan 20% air
Azeotrop adalah campuran dari
dua atau lebih cairan dalam sedemikian rupa X Mol =
sehingga komponen yang tidak dapat diubah Pair x Vair
dengan distilasi sederhana. Hal ini terjadi BM Air
karena ketika azeotrop direbus, uap memiliki
Pair x Vair Petanol x Vetanol
proporsi yang sama dari konstituen sebagai +
campuran direbus. BM Air BM etanol
 Langkah Kerja =
Tentukan masing-masing indeks bias dari air 1 gr/ml x 20 ml
dan Etanol dengan refaktometer pada suhu 18 gr/mol
tertentu. 1 gr/ml x 20 ml 0,789 gr/ml x 80 ml
a) Buatlah campuran a +
air/etanol dengan komposisi 18 gr/mol 46 gr/mol
0-20-40-60-80 dan mol %, 1,11
masing-masing sebanyak
=0,4475
= 1,11+1,37
200 ml.
b) Tentukan masing-masing X etanol = 1 - 0,4475 = 0,5525
indeks bias dari campuran-
campuran cairan itu dengan  Analisa Data
reflaktometer pada suhu Pada pratikum kali ini ,di lakukan percobaan
tertentu. dstilasi campuran binner antara etanol dengan
c) Buat grafik (dengan skala aquadest dan mencari titik didih dan titik uap
agak besar) hubungan antara dari masing masing campuran
komposisi cairan dengan tersebut.penentuan titik didih dan titik uap di
indeks biasnya. tentukan pada saat di lakukan destilasi. Setelah
d) Tentukan masing-masing melakukan destilasi terhadap campuran binner
titik didih dari air dan etanol dan aquadest,jika volume aquadest yang
Etanol (sebagai koreksinya). di tambahkan semakin banyak,maka larutan
e) Tentukan masing-masing akan terus mengalami kenaikan titik didih.titik
didih zat cair adalah suhu tetap pada cair
mendidih.pada suhu ini,tekanan uap zat cair
sama dengan tekanan udara di sekitarnya.hal
inimenyebabkan terjadinya penguapan bagian
zat cair. Pengukuran tekanan uap campuran di
lakukan sebagai kecendrungan molekul dalam
permukaan cairan untuk berubah menjadi uap,
Jika suhu diuapkan atau di naikan tekanan uap
cairan akan naik sampai tekanan uap cairan
yang sama dengan uap atmosfer.pada keadaan
ini cairan akan mendidih.sushu pada saat
tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap
atmosfer disebut titik didih.cairan yang
mempunyai tekanan uap yang lebih tinggi
pada suhu kamar akan mempunyai titik didh
lebih rendah daripada cairan yang tekanan
uapnya rendah pada suhu kamar.
 Kesimpulan
1. Distilasi atau penyulingan adalah suatu
metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan
menguap (volalitas bahan)
2.titik didh zat cair adalah suhu tetap pada cair
mendidih.
DIAGRAM TERNER
 Pengertian
Diagram
terner adalah diagram fasa
sistem yang digambarkan dalam
satu bidang datar berupa
segitiga sama sisi dan dapat
menggambarkan sistem tiga
komponen zat dalam berbagai
fasa. Jumlah fasa dalam sistem
zat cair tiga kompoNen
tergantung pada daya saling
larut antar zat cair tersebut dan
suhu percobaan.
 Tujuan
Membuat kurva
kelarutan suatu cairan yang
terdapat dalam dua cairan
tertentu.
 Dasar Teori
Jumlah fasa
dalam sistem zat cair tiga
komponen tergantung
pada daya saling larut
antara zat cair tersebut dan
suhu percobaan. Andaikan
ada tiga zat cair A,B dan
C. A dan B saling larut
sebagian. Penambahan zat
C kedalam campuran A
dan B akan memperbesar
atau memperkecil daya
saling larut A dan B
Pada percobaan ini hanya akan
ditinjau sistem yang
memperbesar daya saling larut
A dan
B dalam hal ini A dan C serta B
dan C saling larut sempurna.
 Langkah Kerja
a) Dalam labu
Erlenmeyer yang
bersih, kering dan
tertutup, buatlah 9
macam campuran
cairan A dan C yang
saling larut sempurna
dengan komposisi
tertentu, semua
pengukuran volume
dilakukan dengan
buret. Titrasi tiap
campuran dalam labu
1 s/d 9 dengan zat B
sampai tepat timbul
kekeruhan, dan catat
jumlah volume zat B
yang digunakan.
Lakukan titrasi
dengan perlahan
lahan.
b) Tentukan rapat massa
masing-masing cairan murni
A,B dan C.
c) Catat suhu ruangan
sebelum dan sesudah.
teradsorbsi disebut adsorbat. Adsorben
 Data Perhitungan umumnya adalah padatan adsorbat umumnya
 Analisa Data adalah padatan sedangkan adsorAbatnya
Pada percobaan ini hanya ditinjau dari sistem adalah cairan atau gas. Proses adsorbsi
yang memperbesar daya saling antar cairan A merupakan proses kesetimbangan baik
dan B. Dalam hal ini A (Kloroform) dan C adsorbsi gas maupun cairan. Contoh proses
(Asam Asetat) serta B (Air) dan C (Asam adsorbs yang digunakan sehari-hari misalnya:
Asetat) saling larut sempurna. Percobaan penyerapan air oleh zat pengering, penghilang
Diagram Terner ini bertujuan untuk membuat warna dalam industry tekstil.
kelarutan kurva suatu cairan (Air) yang  Langkah Percobaan
terdapat dalam dua campuran tertentu. Metode 1. Buat larutan C H 3 COOH 1N 250 ml.
yang digunakan adalah titrasi dengan 2. Encerkan menjadi larutan dengan
menambahkan air (zat ketiga) yang mampu konsentrasi 0,5 0,25 ,0125, 0,0625 N, masing-
menambahkan atau mengurangi kelarutan dari masing 100 ml.
dua campuran yaitu kloroform dan asam 3. Siapkan 5 buah erlenmeyer yang berisi 50
asetat, serta untuk mencari volume titran (air) ml C H 3 COOH 1N, 0,5N 0,25N 0,125N
pada titik akhir titrasi yaitu titik pada saat 0,0625N
terjadi perubahan warna dari larutan tak 4. Masukkan masing-masing 0,5 gram karbon
berwarna menjadi agak keruh dan kembali tak aktif dalam erlenmeyer pada no.3 sebelumnya
berwarna. dipanaskan selama 15 menit pada suhu 60° C.
 Kesimpulan 5. Mengocok campuran tersebut selama 10
Berdasarkan percoban yang tekah dilakukan, menit,diamkan selama 1 jam.
dapat disimpulkan bahwa : 6. Kocok kembali selama 1 menit.
7. Menyaring larutan tersebut dengan ketas
1) Diagram terner adalah diagram fasa sistem saring ukur volume filtrate.
yang digambarkan dalam satu bidang datar 8. Ambil 10 ml untuk titrasi (menentukan
berupa suatu segitiga sama sisi. konsentrasi setelah adsorpsi).
2) Tingkat kepolaran suatu zat dapat 9. Ambil 10 ml sisa larutan yang tidak
mempengaruhi kelarutan zat tersebut diadsorpsi untuk titrasi (menentukan
dengan zat lainnya. konsentrasi sebelum adsorpsi).
3) Perbedaan komposisi larutan kloroform dan 10. Titrasi filtrat dengan larutsn NaOH 0,1 N
asam asetat menyebabkan perubahan daya da indikator fenolftalein sampai terjdi
saling larut antara kedua zat tersebut saat perubahan warna (jumlah filtrat yang dititrasi
dititrasi dengan air. sebaiknya tidak sama antara konsentrasi asam
tertinggi dan yang terendah).
ISOTERMN FREUNDLICH
(ISOTERMN ADSORBSI FREUNDLICH)  Data Perhitungan
 Pengertian - Awal Konsentrasi
Adsorben adalah zat penyerap, sedangkan 3 ,4 ml x 0,1 N
adsorbat adalah zat yang diserap (Giyatmi, =0,69
1. 1 N = 5
2008). Adsorben merupakan zat padat yang
dapat menyerap komponen tertentu dari suatu 27,5 ml x 0,1 N
=0 , 55
fase fluida. 2. 0,5 N = 5
 Tujuan 15,5 ml x 0,1 N
1. Mempelajari proses adsorbsi karbon aktif =0 , 31
dengan larutan asam organic. 3. 0,25 N = 5
2. Mempelajari besarnya tetapan Isotermn 6 ,5 ml x 0,1 N
Absorbsi Freundlich.
=0 , 13
4. 0,125 N= 5
 Dasar Teori
5,5 ml x 0,1 N
Adsorbsi adalah gejala mengumpulan =0, 11
molekul-molekul suatu zat (gas, cair) pada 5. 0,0625 N= 5
permukaan zat lain (padatan, cair) akibat mmol gr
adanya kesetimbangan gaya. Zat yang - (x) = (a-b) ml x 50 ml x 60 mmol
mengadsorbsi disebut adsorben dan zat yang
1. (0,69 - 0,57) x 50 x 60 = 0,12 x 50 x 60 = sebagai zat yang dapat menyerap
360 zat lain (adsorben)
2. (0,55 - 0,43) x 50 x 60 = 0,12 x 50 x 60 =  Semakin besar konsentrasi asam
360 asetat, maka semakin besar zat
3. (0,31 - 0,25) x 50 x60 = 0,06 x 50 x 60 = dalam larutan asam asetat yang
180 terserap / semakin besar
4. (0,15 - 0,13) x 50 x 60 = 0,02 x 50 x 60 = 60 konsentrasi asam asetat maka
5. (0,152 - 0,11) x 50 60 = 0,042 x 50 x60 = semakin banyak larutan NaOH
126 digunakan.
x
- m
 Faktor yang mempengaruhi
360 adsorbsi yaitu karakteristik
=0 ,36
1. 1000 komponen sistem isoterm
adsorbsi (adsorbsi dan
360 adsorben),temperatur dan
=0 ,36 konsentrasi adsorbat
2. 1000
180
=0 ,18
3. 1000 PERSAMAAN ARRHENIUS DAN
60 ENERGI AKTIVASI
=0 ,06
4. 1000
 Pengertian
126 Persamaan Arrhenius adalah rumus untuk
=0 ,126
5. 1000 ketergantungan suhu tingkat reaksi.
 Tujuan
 Analisa Data
Pada praktikum Isoterm Freundlich (Isoterm Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh suhu
adsorbsi Freundlich) yang telah dilakukan terhadap laju reaksi.
terdapat suatu tujuan yaitu untuk mempelajari Mahasiswa dapat menghitung
proses adsorpsi karbon aktif dengan larutan energi aktivasi (Ea) dari hasil
asam organik serta menentukan besarnya pengamatan dengan
asumsi bahwa adsorben mempunyai menggunakan persamaan
kemampuan yang heterogen dan tiap molekul Arrhenius.
mempunyai persamaan yang paling banyak  Dasar Teori
digunakan saat ini. Dalam percobaan ini Energi aktivasi adalah energi minimum yang
menggunakan karbon aktif sebagai adsorben dibutuhkan oleh suatu reaksi kimia agar dapat
asam asetat dengan berbagai konsentrasi yang berlangsung. Energi aktivasi memiliki simbol
adsorbat, serta larutan NaOH 0,1 N sebagai Ea dengan E menotasikan energi dan a yang
larutan standar. ditulis subscribe menotasikan aktivasi. Kata
 Kesimpulan aktivasi memiliki makna bahwa suatu reaksi
Dari praktikum yang telah dilakukan,dapat kimia membutuhkan tambahan energi untuk
disimpulkan bahwa dapat berlangsung.
 Isoterm Freundlich berdasarkan  Langkah Kerja
asumsi bahwa adsorben  Menyiapkan sistem sesuai yang tertera
mempunyai permukaan yang dibawah ini
heterogen dan tiap molekul Tabung 1 berisi 5 ml H2O2 dan 5 ml
mempunyai persamaan yang air
paling hanya digunakan saar ini.
Tabung 2 berisi 10 ml KI, 1 ml
 Pada proses adsorbsi ini, asam
Na2S2O3 dan 1 ml amilum
asetat berfungsi sebagai zat
terlarut yang diserap ( adsorbat)  Kedua tabung reaksi
dan karbon aktif berfungsi diletakkan dalam gelas
piala 600 ml yang berisi
air sesuai dengan suhu Kecepatan reaksi adalah perubahan
pengamatan, sampai konsentrasi pereaksi ataupun produk terhadap
masing-masing tabung 1 satuan waktu. 
dan tabung 2 suhunya  Tujuan
sama sesuai dengan suhu Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari
pengamatan, untuk pengaruh suhu dan perubahan konsentrasi
pengamatan 0ºC terhadap laju reaksi.
dilakukan dengan  Dasar Teori
bantuan. Kecepatan Reaksi
Kecepatan reaksi atau laju reaksi adalah
 Data Perhitungan perubahan konsentrasi zat pengurangan
 R2 = 0,534 pereaksi atau penambahan produk) persatuan
 R = 0,7307 waktu. Laju menyatakan seberapa cepat atau
 y = mx + b seberapa lambat suatu proses berlangsung.
 y = -6,1323x – 209 Hubungan Molaritas dengan Laju Reaksi
 m = -6,1323 Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut
 m = -Ea/R dari setiap satuan volume zat pelarut.
 -6,1323 = -Ea/R Hubungan molaritas dengan laju reaksi adalah
 -Ea = -6,1323 x 0,7307 bahwa semakin besar molaritas suatu zat,
 -Ea = -4,48087 KJ/mol makan semakin cepat suatu reaksi
berlangsung.
 Langkah Kerja
 Analisa Data Bagian A
Pada praktikum persamaan 1. Sebanyak 25 Ml Na2S2O3
arrhenius ini bertujuan untuk dimasukan kedalam beaker
mengetahui bagaimana pengaruh glass.
suhu terhadap laju reaksi dan 2. Kemudian
menghitung energi aktivasi ditambahkan 2 ml HCI 1
dengan menggunakan persamaan M dan pada saat
arrhenius. Pada percobaan kami dilakukan penambahan,
memvariasikan suhunya yaitu (0- larutan diaduk selama 2
40)C kisaran suhu (0-20)C menit.
kami menggunakan bantuan 3. Dicatat waktu yang
campuran air dan es batu, diperlukan sampai larutan
sedangkan (30-40)C kami menjadi keruh
menghangatkan dengan hot plate.
 Data Perhitungan
 Kesimpulan 1. Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju
Reaksi
Ada percobaan dapat - Menentukan Konsentrasi
disimpulkan bahwa : Na2 S2 O 3 Pada Campuran
Berdasarkan jarak suhuyang dipelajari, reaksi
yang berbanding terbalik dengan suhu. M1 x V1 = M2 x V2
Diperoleh energi aktivasi sebesar -4,48087
KJ/mol. 0,25 m x 25 ml = M2 x 50 ml
M2 = 0,125 M
- Menghitung Harga V (Laju
PENGARUH SUHU DAN
Reaksi)
KONSENTRASI TERHADAP
KECEPATAN REAKSI
1 1
 V= = = 0,0061
 Pengertian t 163
Pengaruh suhu terhadap laju reaksi
- Menentukan konsentrasi Na2S2O3 dalam 2. Pada percobaan pengaruh konsentrasi
campuran terhadap kecepatan reaksi yaitu semakin kecil
konsentrasi Na2S2O3 pada campuran, maka
M 1 x V1 = M2 x V2 waktu yang dibutuhkan untuk larutan
0,25M x 10ml = M2 x 50ml mengendap akan semakin lama serta laju
reaksi yang dihasilkan semakin kecil.
M2 = 0,05 M
3. Pada percobaan pengaruh suhu terhadap
kecepatan reaksi yaitu semakin tinggi suhu
maka waktu yang diperlukan semakin cepat
- Menghitung harga V dan laju reaksinya pun semakin besar.

1 1
 V= = = 0,00274
t 364 KONSTANTA KECEPATAN REAKSI

 Pengertian
 Analisa Data
Konstanta laju reaksi (k)adalah tetapan yang
 Pada percobaan kali ini yaitu pengaruh
harganya bergantung pada jenis pereaksi,
konsentrasi dan suhu pada kecepatan
suhu, dan katalis. 
reaksi bertujuan untuk menentukan
 Tujuan
orde reaksi. Laju reaksi adalah cepat
Mahasiswa diharapkan mampu
lambatnya suatu reaksi kimia
menggunakan salah satu manfaat metode
berlangsung dimana dalam laju reaksi
titrasi yakni penentuan konstanta reaksi.
ini terdapat orde reaksi yaitu
banyaknya factor konsentrasi zat yang  Dasar Teori
mempengaruhi laju reaksi. Dalam Jika salah satu dari reaktan sangat berlebih,
pratikum ini digunakan orde satu maka konsentrasinya dianggap tetap selama
terhadap tio sulfat. berlangsungnya reaksi, maka reaksi akan
mengikuti rekasi tingkat laju Misalnya
 Pada pratikum kali ini
konsentrasi dari yodida pada reaksi diatas
dilakukan dua percobaan, yang mana
besar, maka selama terjadi rekasi
percobaan pertama adalah pengaruh
konsentrasi ini dianggap tetap (tidak
konsentrasi terhadap laju reaksi. Pada
berubah). KI digunakan bersama dengan
percobaan kali ini digunakan larutan
silver iodida (Agl) adalah senyawa kimia
HCl 1 M yang volumenya 2 ml dan
penting dalam film photograph/kertas film.
larutan Na2S2O3 yang volumenya
KI juga merupakan komponen dalam
diencerkan dengan berbagai volume
beberapa desinfektan dan pada produk
sehingga didapat variasi konsentrasi
perawatan rambut (hair treatment).
Na2S2O3.
Potassium iodida ditemukan banyak pada
 Kesimpulan
sintesis senyawa organik, terutama pada
peroses pemisahan aril iodida dalam proses
pengamatan.
Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat
 Langkah Kerja
disimpulkan bahwa :
 Masukkan 50 ml larutan 0.4 N larutan
1. Faktor – factor yang mempengaruhi laju KI ke dalam labu erlenmeyer,
reaksi yaitu : kemudian memasukannya ke dalam
termostat dan suhu dipertahankan
 Suhu pada 25°C.
 Konsentrasi  Encerkan 20 ml larutan K2S2O,
 Tekanan dengan 80 ml air dan mengambil 50
 Luas Permukaan ml hasil pengenceran dan meletaknnya
 Katalis ke dalam labu Erlenmeyer dan
memasukannya ke dalam thermostat.
 Tuangkan larutan KI pada suhu
konstan 25°C ke dalam K2S2O, dan
menghidupkan stopwatch secara 2. Semakin tinggi konstanta reaksi, maka
serentak. semakin cepat laju reaksinya.
 Pada saat pengukuran dan mencatat 3. Semakin lama reaksi berlangsung,
interval waktu (3,8,15,20,30,40,50,60) maka semakin kecil konstanta reaksi
dan mengambil masing-masing 10 ml dan semakin lambat pula
dan memasukkan ke dalam sejumlah
air yang besar.
 Mentitrasi sampel dengan 0.01 N HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)
Natrium Tio Sulfat (x ml) dan
 Pengertian
menggunakan larutan kanji sebagai
Hasil kali kelarutan (Ksp) dinyatakan
indicator.
sebagai hasil kali ion-ion (satuan Molar)
 Mencampur 50 ml larutan KI dengan
dalam larutan jenuhnya, dengan masing-
sisa larutan encer Kalium Persulfat
masing konsentrasi berpangkatkan bilangan
dan menutup labu serta menjaga
koefisiennya. Pada larutan jenuh senyawa ion
temperature 60°C selama beberapa
AxBy , konsentrasi zat di dalam larutan sama
saat.
dengan harga kelarutannya dalam satuan mol
 Mendinginkan larutan tersebut dan Lˉ¹.
mempertahankan pada suhu 25°C
 Tujuan
selama 15 menit dan mentitrasi
 Dapat mengenal prinsip-prinsip hasil
dengan Natrium Tiosulfat
kali kelarutan.
 Menghitung kelarutan elektrolit yang
 Data Perhitungan
bersifat sedikit larut.
#Harga Konstanta Kecepatan Reaksi
 Menghitung panas pelarutan ( ∆H0 )
k' k’ = slope
K 2= b = konsentrasi analit
PbCl2 dengan menggunakan sifat
b ketergantungan Ksp pada suhu.
1. Suhu (60℃)  Dasar Teori
a. t = 3 menit Hasil kali kelarutan hasil
k' konsentrasi ion-ion suatu elektrolit (Ksp)
K 2=
b dalam larutan yang tepat jenuh. Timbal
0,0002 Klorida (PbCl2) sedikit larut dalam air.
¿ Keseimbangan yang terjadi dalam larutan
0,0163
= 0,0123 PbCl2 jenuh dapat ditulis sebagai berikut :
PbCl2(s) Pb2+(aq) + 2Cl-(aq)
 Analisa Data  Langkah Kerja
 Pada praktikum konstanta kecepatan 1. Menyiapkan larutan Pb(NO3)2 0,75M
reaksi ini bertujuan untuk menentukan sebanyak 250 ml dan KCl 1ml
konstanta reaksi. Pada awalnya sebanyak 100 ml.
dilakukan pembuatan larutan, yaitu 2. Masukkan 10 ml Pb(NO3)2 0,75M
larutan amilum 3%; larutan Na2SO3 kedalam tiap tabung reaksi, baru
0,01M ; larutan KI 0,4 M dan larutan menambahkan KCl sebanyak yang
K2S2O8 0,05 M. Setelah selesai dicantumkan. Pada saat pencampuran
membuat larutan, tuangkan 50 ml dan setelah pencampuran, tabung
larutan KI 0,4 M ke dalam erlenmeyer reaksi harus dikocok. Biarkan selama
bila suhu larutan tersebut lebih dari 5 menit dan amati apakah sudah
25C maka suhu diturunkan terlebih terbentuk endapan atau belum
dahulu dengan direndam pada es batu endapan putih.
hingga suhu mencapai 25°C. 3. Mengulangi langkah diatas untuk
 Kesimpulan menentukan banyaknya volume KCl
0,1M yang menyebabkan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat terbentuknya endapan sampai
disimpulkan bahwa: ketelitian 0,1M.
1. Semakin tinggi suhu reaksi, maka 4. Pada tabung reaksi yang lain,
semakin rapat laju reaksi menyiapkan larutan 0,075M Pb(NO3)2
sebanyak 10 ml dalam 5 tabung reaksi
dengan masing-masing tabung reaksi ¿
ditambah KCl 1M mulai dari 1,5 ml,
2ml 2,5 ml, 3ml, dan 4 ml. Ksp = (0,065217) x (0,017014) =
5. Menempatkan larutan yang dibuat 0,00111
pada point 4, yang sudah terbentuk
endapan pada penangas air yang  Analisa Data
diatasnya ada gelas kimia. Ketika Dalam percobaan penentuan hasil kali
gelas kimia dipanaskan dengan kelarutan, digunakan dua larutan yaitu
penangas air, gunakan termometer Pb(NO3)2 0,075M dan KCL 1M. Endapan
untuk mengaduk larutan secara PbCl2 merupakan endapan yang sedikit larut
perlahan-lahan, mencatat suhu ketika dalam air pelarutan endapan dilakukan dengan
endapan tepat larut, melakukan hasil metode pemanasan. Hal ini dilakukan dengan
yang sama pada tabung reaksi yang tujuan untuk mempercepat proses pelarutan
lain. Mencatat hasil pengamatan pada endapan. Semakin banyak endapan yang
tabel. terbentuk, makin lama proses pelarutan dan
makin besar juga suhu yang dibutuhkan
 Data Perhitungan endapan untuk larut.
 Persamaan reaksi  Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan
PbCl2(s) Pb2+(aq) + 2 Cl-(aq) dapat disimpulkan bahwa :
Pb(NO3)2 + 2KCL PbCl2 1. KSP adalah hasil kali konsentrasi ion-
+ 2KNO3 ion dari larutan jenuh garam yang
suukar larut dalam air.
 Perhitungan Nilai Ksp, [Pb2+], dan 2. Semakin banyak endapan yang yang
[Cl-]2 dilarutkan maka berbanding lurus
1. ¿ dengan suhu.

Anda mungkin juga menyukai