Anda di halaman 1dari 44

LAMPIRAN D

PERHITUNGAN PERENCANAAN ALAT UTAMA

D.1 Continous Stirred Tank Reaktor : Muh. Nur Ichsan Tamiogy (180140142)

Gambar D.1 Continous Stirred Tank Reaktor (CSTR-100)

Kode : CSTR-100
Fungsi : Tempat terjadinya reaksi PF resin dari
Phenol dan Formaldehida
Tipe Perancangan : Silinder tegak dengan Torispherical flange dan dishedhead
sebagai tutup atas dan bawah
Kondisi Operasi,
Temperatur : 95oC = 368,15 oK
Tekanan : 1 atm
Laju alir massa : 4.419,188.kg/jam
Katalisator : Asam Sulfat
Jenis Reaksi : Eksotermis
Konversi : 98%

Reaksi yang terjadi di dalam reaktor adalah :


C7H5OH + HCOH H2SO4 C7H8O

Phenol Formaldehida PF Resin


Dasar pemilihan reaktor dan perancangannya yaitu:
1. Fase reaksi cair-cair dan prosesnya kontinyu.
2. Pada Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) suhu dan komposisi campuran
dalam reaktor selalu seragam. Hal ini memungkinkan melakukan suatu proses
isotermal dalam reaktor CSTR.
3. Pada reaktor CSTR volume reaktor relatif besar dibandingkan dengan reaktor alir
pipa, maka waktu tinggal juga besar, sehingga zat pereaksi dapat lebih lama
bereaksi didalam reaktor.
4. Dipilihnya perancangan berupa silinder tegak dengan Torispherical flanged and
dished head sebagai tutup atas dan bawah, karena tekanannya dibawah 10 bar.

Tabel D.1 Neraca Massa Reaktor CSTR-100


Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
Alir F1 Alir F2
Phenol 3.418,7018 68,3731
Formaldehida 1.068,8956 0
Asam Sulfat 2.725,7511 2.725,7511
PF Resin 0 4.419,1887
Air 1.108,4897 1.108,4897
Total 8..321,8026 8.321,8026

Tabel D.2 Neraca Massa Reaktor CSTR-100


Komponen Masuk (mol/jam) Keluar (mol/jam)
Alir Mol (F1) Alir Mol (F2)
Phenol 36,3255 1,043
Formaldehida 35,5990 1,043
Asam Sulfat 1,000 1,000
PF Resin - 24,897
Air 0,374 23,854
Total 50,794 50,794
D.1.1 Data Fisis dan Termal
Kondisi campuran cairan yang bereaksi didalam reaktor setiap saat mengalami
perubahan untuk tiap increment panjang reaktor. Persamaan yang digunakan untuk
menghitung kondisi campuran cairan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menghitung Berat Molekul Umpan


Berat molekul umpan merupakan berat molekul campuran cairan yang dapat
dihitung dengan persamaan:
BM Campuran = Ʃ (Bmi.yi)
Dimana:
Bmi = Berat molekul komponen i (g/mol)
yi = Fraksi mol komponen

Tabel D.3 Berat Molekul Campuran Umpan


Komponen Bmi (gr/mol) Yi (mol Fraction) Bmi x Yi
Phenol 94,113 0,2253 21,1994
Formaldehida 30,026 0,2204 6,62823
Asam Sulfat 98,08 0,1723 16,9024
PF Resin 124,138 0 0
Air 18,01 0,4697 6,8738
Total 420,392 1,00000 51,6038

2. Menghitung Densitas Campuran


Densitas umpan merupakan densitas umpan campuran cairan yang dapat
dihitung menggunakan persamaan:
Densitas Campuran = Ʃ (ρi × yi)
Dimana:
ρi = densitas komponen i (kg/m3 )
yi = Fraksi massa komponen
Tabel D.4 Densitas Campuran Umpan
Komponen ρi (kg/m3) Xi (Mass. Fraction) ρi x Xi
Phenol 1.055,93 0,4108 433,7875
Formaldehid 752,445 0,1284 96,6475
Asam Sulfat 1.122,31 0,3275 367,6036
PF Resin 1.850,81 0 0
Air 997,986 0,1332 132,9343
Total 5963,400 1 1.030,9729
Densitas campuran dihitung menggunakan persamaan:
ρ mix = ∑(xi. ρi)
= 1.030,9729 kg/m3
D.1.3 Menentukan Konsentrasi Awal
Densitas campuran = 1.030,9729 kg/m3
Laju alir massa = 8.321,8388 kg/jam
Laju alir mol (FAO) = 161,2642 kmol/jam
laju alir massa
Laju alir volumetrik (V0) = densitas campuran
8.321,8388 kg/jam
= 1.030,9729 kmol/m3

= 8,0718 m3/jam
laju alir mol
Konsentrasi awal (CA0) = laju alir volumetrik
161,2642 kmol/jam
= 8,0718 m3 /jam

= 19,9786 kmol/m3
Faktor keamanan 20% maka volume yang akan mengisi reaktor adalah 80%
Vr = 0,8 x 8,0718 m3/jam
= 6,4574 m3/jam

D.1.4 Laju Reaksi


Reaksi utama adalah reaksi oksidasi antara asam salisilat dan metanol yang
menghasilkan C8H8O3, dengan reaksi sebagai berikut:
C7H6O2 + HCOH H2SO4 C8H8O3

Atau bisa disederhanakan menjadi:


A+B C
Untuk nilai Ea (energi aktivasi) diperoleh sebesar 135,85 kJ/mol dan untuk
nilai A (faktor prieksponensial) diperoleh sebesar 28,99 sehingga untuk nilai k dapat
diperoleh dari persamaan berikut:
k = Aе-Ea/RT
Dimana:
K = Konstanta kecepatan reaksi
E = Energi aktivasi (J/mol) = 135,85 kJ/mol = 13585 J/mol
R = Tetapan gas ideal (J/mol.K) = 8,314 J/mol.K
T = Suhu (K) = 368,15 K
A = Frekuensi tumbukan = 28,99

K = Aе-Ea/RT
K = (28,99) е-(135,88)/(8,314)(368,15)
K = (28,99) е-0,04524
K = 27,7077/jam

1. Menghitung Waktu Tinggal Reaktor


Waktu tinggal atau residence time adalah lamanya waktu dimana zat tertentu
tetap berada dalam suatu kolom. Berikut ini adalah waktu tinggal fluida dalam reaktor
dengan reaksi orde 2.
(-rA ) = K1 CA CP
(Levenspiel, hal. 103)
𝐶𝐴𝑂 𝑋𝐴
τ = V/Fv = −𝑟𝐴

Keterangan :
CAO = konsentrasi formaldehida mula - mula
CPO = konsentrasi fenol mula – mula
τ = waktu tinggal
V = volume reaktor
Fv = laju alir
XA = konversi formaldehida
Jika,
CA = CAO – (1 – XA)
Cp = CPO – CAO XA
CAO = 35,5990
CPO = 36,3255
M = CPO / CAO
= 1,0204
Maka,
-rA = k [ CA0 (1-XA)] [CPO - CAO XA]
= k CA02 (1-XA) (CPO / CAO - XA)
= k CA02 (1-XA) (1,0204 - XA)
= 22,7077 . 35,59902 (1- 0,98) (1,0204 – 0,98)
= 28.777,2139 x (0,02)(0,0404)
= 23,2519
Steady state,
FA0 = V0 . CAO
τ = V/V0
FA0 . XA = (-rA) V
𝑉 𝑋𝐴
=
𝐹𝐴0 −𝑟𝐴
𝑉 𝑋𝐴
=
𝑉0 𝐶𝐴0 −𝑟𝐴
τ 𝑋𝐴
=
𝐶𝐴0 −𝑟𝐴

𝐶𝐴0 𝑋𝐴
τ=
𝐾𝐶2𝐴0 (1−𝑋𝐴 )(𝑀−𝑋𝐴 )
35,5990 . 98%
τ=
27,7077 .35,5990 2 (1−98%)(1,0204−98%)

τ = 1,5003 jam = 90,018 menit

D.1.5 Menghitung Volume Reaktor


Untuk menghitung volume reaktor pada CSTR sebagai berikut:
FA0 . X
V = −rA
161,2642 kmol⁄jam x 0,98
= 23,2519 kmol⁄m3 .jam

= 49,0014 m3
= 504,1070 ft3
Ruang bebas reaktor direncanakan 20% dari volume minimum reaktor, maka :
Volume reaktor, V = 0,2 x 49,0014 m3
= 9,8003 m3

D.1.6 Menghitung Diameter dan Tinggi Tangki


Diameter tangki (Dt)
Volume tangki = volume silinder
Vt = ¼ x π x Dt 2 x H
Dimana:
H = (3/2) x Dt
h = (1/4) x Dt
Vt = ¼ x π x Dt x (3/2 x Dt)
3 8 x Vt
Dt = √3xπ

3 8 x 49,0014
Dt =√ 3 x 3,14

3 392,0112
=√ 9,42

= 3√41,6148
= 3,4654 m
= 136,4331 in
Tinggi tangki H
3
Hs = 2 Dt
3
= 2 x 3,4654 m
= 5,1981 m
= 222.8897 in

1. Menghitung Diameter Tutup dan Tinggi Tutup


Perhitungan diameter tutup dan tinggi tutup
Diameter Tutup = Diameter Reaktor
= 3,4654 m
= 136,4331 in
Tinggi Tutup (Hh) = D/4 (Wallas,1990)
3,4654 m
= 4

= 0,8664 m
= 22,6102 in

2. Menghitung Tebal Shell


Perhitungan tebal shell tangki
π D3
Volume tutup tangki (Vh) = 6
(Brownell and Young, 1079)
3,14 x 3,46543
= 6

= 21,7790 m3

Menghitung Volume Cairan dalam shell (Vc) = Volume reaktor – 2.Vh


= 49,0014 m3 – (2 x 21,7790 m3)
= 5,4434 m3
Vc
Menghitung Tinggi Cairan (Hc) =1
4
π D2

5,4434 m3
=1
4
3,14 x (3,4654 m)2

= 2,0010 m
D.1.7 Menghitung Tekanan desain
Keterangan :
ρ = total densitas (kg/m3)
g = percepatan gravitasi = 32,174 ft/det2
gc = Faktor konversi percepatan gravitasi = 32,174 ft/det2
P = tekanan hidrostatik (Psi)
Phidrostatik = ρh g
= 1030,9729 x 2,0010 x 9,8
= 20.217,1724 Pa
= 2,9322 psi
Poperasi = 1 atm
= 14,6959 Psi
Pdesain = Phidrostatik + Poperasi
= 2,9322 psi + 14,6959 Psi
= 17,6281 psi

D.1.8 Menghitung Tebal Reaktor


Direncanakan bahan konstruksi Stainless Steel dimana:
Joint Effeiciency (E) = 0,8 (Peters et.al., 2004)
Allowable Stress (S) =18.750 Psi (Brownell dan Young, 1959)
Corrosion allowance (CA) = 0,125 in (Perry & Green,1999)
r = 1,7327 m = 68,2165 in
Pdesign = 17,2571 psi

Maka, Tebal shell tangki:


P×r
t = SE - 0,6 P + C (Brownell and Young , 1959)
17,2571 psi × 68,2165 in
= (18.750 psi × 0,8) - (0,6 × 17,2771 psi) + 0,125 in x 20 tahun

= 2,5106 in
= 0,0638 m
ID shell =D
= 136,4331 in
OD shell = ID + 2t
= 136,4331 in + (2 × 2,5106) in
= 141,4543 in

D.1.9 Menentukan Dimensi Tutup Reaktor


Ada beberapa jenis head reaktor yang bisa digunakan sebagai berikut :
1. Flanged and Standard Dished Head
Digunakan untuk vessel proses vertikal bertekanan rendah, terutama digunakan
untuk tangki penyimpan horizontal, serta untuk menyimpan fluida yang volatil.
Jika flat head digunakan untuk tangki bertekanan tinggi atau tangki berdiameter
besar, maka tebalnya harus besar pula (Brownell and Young, 1959).
2. Torispherical Flanged and Dished Head
Torispherical head paling banyak digunakan pada desain tangki penyimpanan.
Head jenis ini cocok digunakan untuk tangki dengan tekanan operasi mencapai
15 bar dan harganya cukup ekonomis. Pada tekanan operasi diatas 10 bar, biaya
torispherical head perlu dibandingkan dengan ellipsoidal head, sebab bisa jadi
ellipsoidal head yang lebih ekonomis (Brownell and Young, 1959).
3. Elliptical Flanged and Dished Head
Digunakan untuk tangki dengan tekanan tinggi dalam rentang 100 psig dan
tekanan di atas 200 psig (Brownell and Young, 1959).
4. Hemispherical Head
Hemispherical Head merupakan bentuk head yang paling kuat diantara ketiga
head lainnya sehingga cocok digunakan untuk tekanan operasi yang sangat
tinggi. Untuk ketebalan yang sama, hemispherical head mampu menahan
tekanan dua kali lebih besar daripada torispherical head. Tentu saja, biaya
pembuatan head jenis ini juga paling mahal diantara ketiga head lainnya.
5. Ellipsoidal Head
Ellipsoidal head cocok digunakan untuk tangki dengan tekanan operasi diatas 15
bar.
Dari pertimbangan-pertimbangan diatas dan tekanan operasi perancangan yang
dibuat, untuk tekanan 10-15 bar maka dipilih torispherical head and disshed head.

Gambar D.2 Ukuran Tutup Reaktor

Tutup reaktor terbuat dari bahan yang sama dengan shell, maka:
Diameter tutup = 3,4654 m = 136,4332 in
Tebal tutup tangki = 2,5106 in = 0,0638 m
Dari tabel 5.7 Brownell and Young, 1959 diperoleh:
r = 132in = 3,3528 m
Radius sudut dalam, icr = 8 3/8 in = 0,2127 m
Straight flange, sf = 1 1/2 in = 0,0381 m
Dimensi keseluruhan (OA) = t + b + sf (Brownell dan Young, 1959)
Dimana :
OA = tinggi keseluruhan tutup tangki
a = radius dalam
b = pinggang bagian dalam
r = radius pinggang
ID
a = 2

3,4654 m
= 2

= 1,7327 m
AB = a – icr
= 1,7327 m – 0,2127 m
= 1,5198 m
BC = r – icr
= 3,302 m – 0,2127 m 2,3098
= 3,0893 m 9,5438

AC = √BC2 -AB2

= √(3,0893 m)2 -(1,5198 m)2

= 2,6896 m
b = r – AC
= 3,302 m – 2,6896 m
= 0,6124 m
OA = t + b + sf
= 0,0638 m + 0,6124 m + 0,0381 m
= 0,7143 m
= 28,1220 in
Tinggi keseluruhan reaktor
H = Hs + (2 × OA)
= 5,1981 m + (2 × 0,7143 m)
= 6,6267 m
= 21.7411 ft
= 260.8937 in
Perhitungan dimensi pengaduk dilakukan berdasarkan rumus pada Tabel 3.4-1
dan Gambar 3.4-4 Geankoplis 1993.
Da H C 1
= 0,3 s/d 0,5 =1 =
Dt Dt Dt 3

W 1 L 1 J 1
= = =
Da 5 Da 4 Dt 12

Dimana:
C = Jarak pengaduk dari dasar tangki (m)
Da = Diameter pengaduk (m)
Dt = Diameter tangki (m)
H = Panjang efektif tiang pengaduk (m)
J = Lebar baffle (m)
L = Panjang daun pengaduk (m)
W = Lebar pengaduk (m)
▪ Diameter pengaduk (Da)
Da = 0,3 (Dt) = 0,3(3,4654 m)
Da = 1,0396 m
▪ Tinggi efektif tiang pengaduk (H)
H = Dt
H = 3,4654 m
▪ Jarak pengaduk dari dasar tangki (C)
1 3,4654 m
C = Dt =
3 3
C = 1,1551 m
▪ Lebar pengaduk (W)
1 1,0396 m
W = Da =
5 5
W = 0,2079 m
▪ Panjang daun pengaduk (L)
1 1,0396 m
L = Da =
4 4
L = 0,2599 m
▪ Lebar baffle (J), dimana jumlah baffle yang digunakan yaitu 4 unit
1 3,4654 m
J = Dt =
12 12
J = 0,2888 m

D.1.10 Kecepatan Putaran Pengaduk


Kecepatan putaran pengaduk dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut :
600 WELH
N = π Da(in) √2Da(in) (Rase, 1957)

Dengan :
Dt = diameter reaktor
N = kecepatan putaran pengaduk (rpm)
WELH = water equivalent liquid high (in)
WELH = ZI x Sg
ZI = Hc + OA + Sf
Sg = specific gravity
Dari perhitungan yang diperoleh :
Da = 1,0396 m
= 40,9291 in
Hc = 2,0010 m
= 78,7795 in
OA = 0,7143 m
= 28,1220 in
Sf = 1 ½ in
ρair = 952,2 kg/m3
ρcampuran = 1.030,9729 kg/m3

Sehingga diperoleh,
ρcampuran
Sg = ρair

1.030,9729 kg/m3
= 952,1 kg/m3

= 1,0828

ZI = Hc + OA + Sf
= 78,7795 in + 28,1220 in + 1 ½ in
= 108,4015 in

WELH = Hc x Sg
= 78,7795 in x 1,0828
= 83,3024 in
Maka,
600 WELH
N = π Da(in) √2Da(in)

600 85,3024
= 3,14 x 40,9291 √2 x 40,9291

= (4,6686) (1,0421)
= 4,8651 rpm
= 0,5088 rps
Untuk menentukan aliran menggunakan rumus:
Da2 x N x ρ
NRe = μ

Dimana,
Da = Diameter reaktor (ft) = 3,4108 ft
N = Jumlah putaran (rps) = 0,5088 rps
ρ = densitas campuran (lb/ft3 ) = 64,3615 lb/ft3
µ = viskositas campuran (lb/ft.s) = 0,0005 lb/ft.h

(3,4108 ft)2 (0,5088 rps) (64,3615 lb/ft3 )


N’Re = 0,0005 lb/ft.s

= 736.023,1948

▪ Bilangan Power Pengaduk (NPo)


Nilai NPo dapat diperoleh dari Gambar 3.4-4 Geankoplis berdasarkan
nilai N’Re yang telah didapatkan sebelumnya
NPo = 3

▪ Kebutuhan daya pengaduk (P)


P = NPo ‧ ρ ‧ N3 ‧ Da5
P = 3 ‧ 1.030,9729 kg/m3 ‧ (0,5088 rps)3 ‧ (1,0396 m)5
P = 0,8628 hp
Efisiensi motor (Ƞ) = 80% (Gambar 14.38 Peters dan Timmerhaus, 1991)
0,8628 hp
P=
80%
P = 1,0785 hp
Direncanakan menggunakan motor pengaduk dengan daya 1,0785 hp

D.1.11 Menentukan Poros Pengaduk


1. Menentukan diameter poros
16 x τ
D = (πxS)

Dimana,
S = maksimum design, bearing stress yang diizinkan (lb/in2)
T = momen putar (lb/in) = 63,025 lb/in
D = diameter poros (in)

Untuk mencari nilai Ʈ,


TxH
Ʈ = N

Dimana,
H = daya motor pada poros = 1,0785 hp
N = putaran pengaduk = 4,8651 rpm

Sehingga,
lb
63,025in x 1,0785
τ = 4,8651

= 13,9714 lb/in2

Bila menggunakan Hot Roller Steel SAE 1020 (mengandung 20% carbon), dengan
batas = 36.000 lb/in2, maka:
S = 20% x 36.000 lb/in2
= 7.200 lb/in2

Jadi,
16 x τ
D = (πxS)
16 x 13,9714 lb/in2
=( )
3,14 x 7.200 lb/in2

= 0,0099 in

2. Menentukan panjang poros


L = H + l – ZI
Dimana,
L = panjang poros (in)
l = panjang pengaduk

H = tinggi silinder (h) + tinggi tutup atas


= 5,1981 m + 0,7143 m
= 5,9061 m
= 232,5236 in

Maka,
L = (232,5236 in + 10,2322 in) – 108,4015 in
= 134,3543 in
= 3,4126 m

D.1.12 Menentukan Ukuran Nozzle Masuk dan Keluar Reaktor


1. Nozzle Feed Masuk Phenol dan Formaldehida
Laju alir massa = 5.585,8727 kg/jam = 3,4208 lb/s
Ρliquid = 901 kg/m3 = 56,2476 lb/ft3

Laju alir massa


Q = ρ campuran
3,4208 lb/s
=
56,2476 lb/ft3

= 0,0608 ft3/s

Asumsi aliran
Dari Peters dan Timmerhause 3th, persamaan 45 hal 381, didapat :
Di optimal = 3,9 x Q0,45 x ρ0,13
= 3,9 x (0,0608)0,45 x (56,2476)0,13
= 1,8675 in

Digunakan pipa standar 2 in, (Geankoplis, 1993) Appendix A.5, dimana :


Dnom = 2 in Sch ST 40 S
OD = 2,375 in = 0,1979 ft
ID = 2,067 in = 0,1723 ft
Luas Area (A) = 0,02330 ft2

2. Nozzle Feed Masuk Asam Sulfat

Laju alir = 2.735,9657 kg/jam = 1,6755 lb/s

ρumpan = 1.804 kg/m3 = 112,6200 lb/ft3


laju alir
Debit, QL =
ρumpan

1,6755 lb/jam
=
112,6200 lb/ft3
= 0,0149 ft3/s
Dari Peters & Timmerhause, persamaaan 45 hal 381, didapat:
Di Optimal = 3,9 × QL0,45 × ρ0,13
= 3,9 × (0,0149 ft3/det)0,45 × ( 112,6200 lb/ft3)0,13
= 1,0854
Digunakan pipa standar 1 1/4 in, (Geankolpis, 1993) Apendix A.5, dimana:
OD = 1,660 in = 0,045 ft
ID = 1,380 in = 0,030 ft
Luas (A) = 0,01040 ft2

3. Nozzle Produk
Laju alir = 8.321,8026 kg/jam = 5,0962 lb/s

ρumpan = 1.204 kg/m3 = 75,1633 lb/ft3


laju alir
Debit, QL =
ρumpan
5,0962 lb/s
=
75,1633 lb/ft3
= 0,0678 ft3/s
Dari Peters & Timmerhause, persamaaan 45 hal 381, didapat:
Di Optimal = 3,9 × QL0,45 × ρ0,13
= 3,9 × (0,0678 ft3/det)0,45 × (75,1633 lb/ft3)0,13
= 2,0371 in
Digunakan pipa standar 2 1/2 in, (Geankolpis, 1993) Apendix A.5, dimana:
OD = 2,875 in = 0.2396 ft
ID = 2,649 in = 0,2208 ft
Luas (A) = 0,03322

D.1.13 Desain Handhole


Lubang handhole dibuat berdasarkan standard yang ada yaitu 10 in (Brownell
and Young Fig. 3.12 hal 51). Berdasarkan Fig 12.2 Brownell and Young, didapatkan
dimensi pipa:

Ukuran pipa nominal (NPS) = 10 in


Diameter luar pipa = 16 in
Ketebalan flange minimum (T) = 1 3/16 in
Diameter bagian lubang menonjol (R ) = 12 ¾ in
Diameter lubang pada titik pengelasan (K) = 10,75 in
Diameter hubungan pada alas (E) = 12 in
Panjang julikan (L) = 4 in
Diameter dalam flange (B) = 10,02 in
Jumlah lubang baut = 12 buah
Diameter = 7/8 in ft2
D.1.14 Perencanaan Flange pada Sambungan Head dengan Shell
Flange merupakan salah satu aksesoris yang dipasang pada reaktor dengan
fungsi sebagai penghubung dengan sistem perpipaan yang terkoneksi dengan reaktor.
Pada vessel, penggunaan flange juga bertujuan untuk mempermudah perbaikan dan
perawatan dari reaktor. Digunakan jenis slip-on flanges karena digunakan secara luas,
mudah dalam pengelasan dan biaya awalnya rendah.

Gambar D.3 Tipe Flange dan Dimensinya


Direncanakan:
P desain = 17,6281 psi
T desain = 95oC
Material flange = SA 283 Grade C
Bolting steel = SA 193 Grade B7
Material gasket = asbestos composition, stainless steel
Ketebalan shell = 3 in
Diameter dalam shell = 3,4654 m = 136,4331 in
Tegangan dari material flange = 12.650 psi
Tegangan dari bolting material (fb) = 20.000 psi

Perhitungan lebar gasket:


do y−pm
=√
di y−p (m+1)

Dimana,
P = tekanan desain (psi)
Do = diameter luar gasket (in)
Di = diameter dalam gasket (in)
y = yield stress (lb/in2)
m = faktor gasket

Dari Gambar 12.11 Brownell and Young, untuk material gasket stainless steel
diperoleh:
y = 9.000 lb/in2
m = 3,75

sehingga,
do 9.000−(15,57090693 x 3,75)
=√
di 9.000−15,57090693 (3,75+1)

do
= √1,00198
di
do
= 1,00099
di
do = 1,00099 x 136,4331 in
do = 136,5682 in

maka, lebar gasket maksimum:


do−di
N =
2
136,5682 in−136,4331 in
N =
2
N = 0,0675 in

Digunakan gasket dengan lebar 0,0675 in


G = di + lebar gasket
= 136,4331 in + 0,0675 in
= 136,5006 in

D.1.15 Perhitungan Beban Baut (Bolting)


1. Beban agar gasket tidak bocor (Hy)
Dari gambar 12.12 column I Tipe 1a (hal 229) Brownell young, 1959 yaitu:
N
bo =
2
0,0675 in
=
2
= 0,03375 in

Nilai bo = b
Sehingga b = 0, 03375 in
Dengan menggunakan persamaan 12.88 hal 54 (Brownell young, 1959) adalah:
Wm2 = Hy = π x b x G x y
Dimana,
Hy = berat beban bolt maksimum (lb)
Bo = effective gasket (in)
G = diameter gasket rata-rata (in)
Sehingga,
Wm2 = Hy = 3,14 x 0,03375 in x 136,5006 in x 9.000 lb/in2
= 130.190,8598 lb

2. Beban untuk menjaga joint tight saat operasi (Hp)


Dengan menggunakan persamaan 12.90 Brownell and Young hal.240, yaitu:
Hp = 2b x π x G x m x P
= 2 x 0,03375 in x 3,14 x 136,5006 in x 3,75 x 17,6281 psi
= 1.912,5146 in2.psi
3. Beban karena tekanan internal (H)
Dengan menggunakan persamaan 12.89 Brownell and Young hal.240, yaitu:
π x 𝐺2
H = xP
4
3,14 x (136,5006 in)2
= x 17,6281 psi
4
= 257.836,4316 in2.psi
Jadi, beban total pada kondisi operasi (Wm1) adalah:
Wm1 = H + Hp
= 257.836,4316 in2.psi + 1.912,5146 in2.psi
= 259.748,9462 in2.psi
Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh Wm2 ˂ Wm1, sehingga beban
pengontrol berada pada Wm1.

4. Perhitungan luas minimum boltingarea (Am1)


Dengan menggunakan persamaan 12.92 Brownell and Young hal.240, yaitu:
Wm1
Am1 =
fb
259.748,9462 in2.psi
=
20000 psi

= 12,9874 in2

5. Menghitung bolt size optimum


Berdasarkan Tabel 10.4 hal.188 Brownell and Young digunakan baut dengan
ukuran 1 in, maka didapatkan:
Root area = 0,551 in2
Boltspacing standard (BS) = 2¼ in
Minimal radian distance (R) = 1 3/8 in
Edgedistance (E) = 1 1/16 in
Maximum fillet radius (R) = 7/16 in
Am1
Jumlah baut minimum = root area
2,572
= 0,551

= 23,5707 buah
Jadi digunakan baut dengan ukuran 1 in sebanyak 24 buah.
Boltingarea diameter (C) = ID shell + 2 (1,45 × Ho ) + R
Dimana,
ID shell = 136,4331 in
Ho shell = tebal shell = 3 in
Sehingga,
C = 136,4331 in + 2 (1,45 × 3 in) + 1,375 in
= 144,1581 in
Perhitungan diameter Flange luar :
Flange OD (A) = C + 2E
= 144,1581 in + (2 × 1,0625 in)
= 146,2831 in
Koreksi lebar gasket
Ab actual = jumlah bolting × root area
= 23,5707× 0,551 in2
= 12,9875 in2
Lebar gasket minimum
Ab actual ×fallaw
Nmin =
2yaπG

12,9875 in2 × 20.000


=
2 × 9.000 × 3,14 × 136,5006 in
51.392 in
=
3.652.966,728
= 0,033 in
D.1.16 Perhitungan Moment
1. Untuk bolting up condition (no internal pressure)
Beban desain diberikan dengan persamaan 12.94, Brownell and Young
hal.240 didapatkan:
Am1 + Abactual
W = x fa
2

12,9874 in2 × 12,9875 in2


= x 20.000
2
= 1.686.738,575 lb

Hubungan lever arm diberikan pada persamaan 12.101 hal 242 (Brownell young,
1959)
hG = ½ (BC-G)
= ½ (144,1581 in – 136,5006 in)
= 3,8287 in

Moment flange,
Ma = W x hg
= 1.686.738,575 lb x 3,8287 in
= 6.458.015,982 lb.in

2. Untuk kondisi beroperasi


W = Wm1
= 259.748,9462 lb

Moment and force pada daerah dalam flange (HD):


HD = 0,785 x B2 x P
= 0,785 x (136,4331)2 x 17,6281 psi
= 257.581,4936 lb

Lever arm (hD)


hD = ½ (BC – B)
= ½ (144,1581 in – 136,4331 in)
= 3,8625 in

Jumlah moment komponen (MD)


MD = HD x hD
= 51.063,301 lb x 5,0375 in
= 994.908,5191 lb.in

Perbedaan antara beban baut flange dengan gaya hidrostatik total (HG) adalah:
HG = Wm1 – H
= 259.748,9462 lb – 257.836,4316 lb
= 1.912,5146 lb

Moment komponen (MG)


MG = HG x hG
= 1.912,5146 lb x 3,8287 in
= 7.322,4446 lb.in

Perbedaan antara gaya hidrostatik total dengan gaya hidrostatik dalam area flange
adalah:
HT = H - HD
= 257.836,4316 lb – 257.581,4936 lb
= 254,9380 lb
Hubungan lever arm
hT = ½ (hD + hG)
= ½ (3,8625 in + 3,8287 in)
= 3,8456 in
Moment diberikan:
MT = HT x hT
= 254,9380 lb x 3,8456 in
= 980,3896 lb.in

Jadi, total moment pada keadaan operasi (Mmax) adalah:


Mmax = MD + MG + MT
= 994.908,5191 lb.in + 7.322,4446 lb.in + 980,3896 lb.in
= 1.003.211,3530 lb.in

D.1.17 Perhitungan Tebal Flange


Y Mmax
t =√ fa x B

Dimana,
A
K =B
146,1581 in
= 136,4331 in

= 1,07128

Untuk k = 1,1887 maka diperoleh Y = 29 (Brownell and Young Fig 12.22),


sehingga:
29 x 1.003.211,3530 lb.in
t =√ 20.000 x 136,4331 in

= 2,2653 in

Gambar D.4 Detail untuk flange and bolt pada head reaktor
D.1.18 Menentukan Tebal Jacket
Perencanaan jacket berdasarkan (Brownell young, 1959)
Ditetapkan jarak jacket = 5/8 in
Diameter luar reaktor (OD) = 3,5929 m
Diameter dalam jacket (IDj) = Diameter luar reaktor + jarak jacket
= 141,4543 in + 5/8 in
= 142,0793in
= 3,6088 m

Menghitung tebal jacket


Direncanakan bahan konstruksi bahan Carbon steel SA 283 grade C
PxD
t = + CA x Umur alat
2SE−0,2P

Dimana,
Umur Alat = 20 tahun
P = tekanan desain (psi) = 17,6281 psi
D = Diameter dalam jacket = 142,0793 in
S = Working stress yang diizinkan (psi) = 18.750 psi
E = Effisiensi pengelasan = 0,8
CA = Korosi yang diizinkan (in) = 0,125

PxD
t = + CA x Umur alat
2SE−0,2P
17,6281 psi x 142,0793 in
= + 0,125 in/tahun x 20 tahun
2 x 18.750 psi x 0,8−0,2 x 17,6281 psi

= 2,5669 in
= 0.0653 m

Maka untuk outside diameter jacket (ODj)


ODj = IDj + 2t
= 3,6088 m + (2 × 0,0653 m)
= 3,7394 m

1. Nozzle Masuk Air Pendingin

Laju alir = 10.236,0945 kg/jam = 6.2685 lb/s

ρumpan = 1.007 kg/m3 = 62,8649 lb/ft3


laju alir
Debit, QL =
ρumpan

6,2648 lb/s
=
62,8649 lb/ft3
= 0,0996 ft3/s
Dari Peters & Timmerhause, persamaaan 45 hal 381, didapat:
Di Optimal = 3,9 × QL0,45 × ρ0,13
= 3,9 × (0,0996 ft3/det)0,45 × ( 62,8649 lb/ft3)0,13
= 2,3664 in
Digunakan pipa standar 2 1/2 in, (Geankolpis, 1993) Apendix A.5, dimana:
OD = 2,875 in = 0.2396 ft
ID = 2,649 in = 0,2208 ft
Luas (A) = 0,03322 ft

2. Nozzle Keluar Air Pendingin


Nozzle Keluar = Nozzle masuk
Sehingga, Digunakan pipa standar 2 1/2 in, (Geankolpis, 1993) Apendix A.5,
dimana:
OD = 2,875 in = 0.2396 ft
ID = 2,649 in = 0,2208 ft
Luas (A) = 0,03322 ft
D.1.19 Menghitung berat reaktor
Berat reakto terdiri dari :
1. Berat shell dan tutupnya
a. Menghitung berat silinder
Ws = ¼ x π x (OD2 - ID2) x H x ρ
Dimana,
Ws = berat silinder reaktor (lb)
OD = diameter luar silinder reaktor (in)
ID = diameter dalam silinder reaktor (in)
H = tinggi silinder (in)
ρ = densitas bahan konstruksi (lb/in3)

Maka,
1
Ws = 4 x 3,14 ((141,4543 in)2 – (136,4331 in)2) x 222.8897 in x 1,134 lb/in3

= 276.852,9060 lb

b. Menghitung berat tutup atas


Wd =A×t×ρ
A = luas tutup atas (in2)

A = 6,28 × Rc × h
= 6,28 × 63 in × 119,6947 in
= 47.356,0432 in2

Wd =Axtxρ
= 47.356,0432 in2 x 2,413 in × 1,134 lb/in3
= 129.582,3299 lb

c. Menghitung berat tutup bawah


Berat tutup bawah = Berat tutup atas
= 129.582,3299 lb

2. Menghitung berat cairan dalam silinder (Wc)


Wc =m×t
Dimana,
m = laju alir massa masuk (kg/jam)
t = waktu tinggal (jam)

Wc =m×t
= 8.321,8388 kg/jam × 1,5003 jam
= 12.385 kg
= 27.525,2751 lb

3. Menghitung berat poros pengaduk (Wp)


Wp =V×ρ
Dimana,
V = Volume poros pengaduk (in3)

V = ¼ x π x D2 x L
= ¼ x 3,14 x (0,0099 in)2 x 10,2323 in
= 0,00079 in3

Maka,
Wp =V×ρ
= 0,00079 in3 × 1,134 lb/in3
= 0,00089 lb

4. Mengitung berat pengaduk


Wi = V x ρ
Dimana,
V = volume pengaduk (in3)
V = 6 x (L x W x J)
= 6 x (10,2323 in x 8,1850 in x 11,3701 in)
= 5.713,5691 in3

Maka,
Wi = 5.713,5691 in3x 1,134 lb/in3
= 6.499,5994 lb

5. Menghitung Berat attachment


Berat attachment meliputi seluruh perlengkapan seperti nozzle dan
sebagainya.
Wa = 18% x Ws
= 18% x 276.852,9060 lb
= 17.235,0799 lb

Berat total,
WT = Ws + 2Wd + Wc + Wp + Wi + Wa
= 276.852,9060 lb + 2(129.582,3299 lb) + 27.525,2751 lb + 0,00089 lb
+ 6.499,5994 lb + 49.833,5231 lb
= 619.875,9643 lb
= 281.171,008 kg
Dengan faktor keamanan adalah 10%, maka berat total reaktor adalah:
= 1,1 × 281.117,008 lb
= 309.228,7088 lb

D.1.20 Menghitung Penyangga


Berat untuk perancangan = berat total reaktor
= 281.117,008 lb
Reaktor disangga dengan 4 kaki, kaki penyangga dilas di tengah- tengah
ketinggian (50% dari tinggi total reaktor).

Gambar D.5 Sketsa penyangga reaktor


a. Lug planning
Digunakan kaki (lug) tipe I-beam dengan pondasi dari cor atau beton, Karena
kaki dilas pada pertengahan ketinggian reaktor, maka ketinggian kaki :
Hlug =½H+L
= ½ × 21.7411 ft + 5 ft
= 54,3528 ft
= 625,2336 in
Keterangan :
H = tinggi total reaktor 21.7411 ft
L = jarak antara bottom reaktor ke pondasi (digunakan 5 ft)

Gambar D.6 Kaki penyangga tipe I beam


Dipilih digunakan I-beam 6 in (Brownell&Young, App. G,item 2)
Dimensi I-beam:
Kedalaman beam : 6 in
Lebar flange : 3,565 in
Web thickness : 0,465 in
Ketebalan rata-rata flange : 0,359 in
Area of Section (A) : 5,02 in2
Berat : 17,25 lb

Peletakan dengan beban ekstentrik (axis 1-1) :


I = 26 in4
S = 8,7 in3
R = 2,28 in
Peletakan tanpa beban ekstentrik (axis 2-2) :
I = 2,3 in4
S = 1,3 in3
R = 0,68 in
Cek terhadap peletakan sumbu axis 1-1 maupun axis 2-2 :
Axis 1-1
l/r = 652,2336 in/2,28 in

= (l/r < 120, memenuhi) (B & Y, 1959).

Stress kompresif yang diizinkan (fc):


18000
Fc = I2
(pers 4.21 B & Y, 1959).
1+
18000 r2

18.000
= 140,3222
1+
18000 (2,28)2

= 14.870,7384 lb/in2
fc < 15.000 psi, sehingga memenuhi ( B & Y, 1959).
Jarak antara center line kolom penyangga dengan center line line shell (a):
a = ½ × lebar flange + 1,5
= ½ × 3,565 + 1,5
= 3,2825 in
y = ½ × lebar flange
= ½ × 3,565 in
= 1,7825 in
Z = I/y
= 26 in4 /1,7825 in
= 14,5862 in3
Beban kompresi total maksimum tiap lug (P) :

Gambar D.7 Sketsa beban tiap lug


ΣW
P = n

Umumnya vessel dengan penyangga lug atau lug supported memiliki


ketinggian yang lebih rendah dibandingkan skirt supported vessel, sehingga wind
load sangat minor pengaruhnya. Wind load cenderung mempengaruhi vessel jika
vessel dalam keadaan kosong. Berat vessel dalam keadaan terisi oleh water
cenderung stabil (Hal 197, Brownell & Young, 1959).
∑W = 1,2 × berat total perancangan
= 1,2 × 281.117,008 lbm
= 377.340,4096 lb
ΣW
P = n
377.340,4096 lb
= 4

= 84.335,1024 lb
Keterangan :
Pw = beban angin total pada permukaan yang terbuka, lbm
H = tinggi reaktor di atas pondasi, ft
L = jarak dari fondasi ke bagian bawah reaktor, ft
Dbc = diameter anchor-bolt circle, ft
n = jumlah penyangga, n
ΣW = berat reaktor lb
Menghitung beban ekstentrik :
Pa
fac = Z
84.335,1024 lb × 3,2825 in
= 14,5862 in3

= 13.913,1649 lb/in2
f = fc – fac
= 14.620,886 lb/in2– 13.913,1649 lb/in2
= 1.707,7218 lb/in2
Luas penampang lintang :
P
A = f
84.335,1024 lb
= 5.777,0986 lb/in2

= 15,2432 in2 < A tabel (10,22 in2), sehingga memenuhi.


Axis 2-2
l/r = 140,322 in / 0,74 in
= 189,6243 (l/r >120 tidak memenuhi)
Lug Planning
P = 97.029,01 lb
Masing-masing penyangga memiliki 4 baut (bolt)
Beban maksimum tiap baut L
P
Pbolt = nb
97.029,01 lb
= 4

= 24.257,2524 lb
Luas lubang baut :
P bolt
Abolt = f bolt
24.257,2524
= 12.000

= 2,0214 in2
Keterangan :
F bolt = stress maksimum yang dapat ditahan oleh setiap baut
= 12.000 psi
Digunakan baut standar dengan diameter = 2 ¼ in (Tabel 10.4 B&Y, 1959).
Ketebalan plat horizontal :
6 My
thp = √fallow
Pbolt 2l
My = 4π
[(1+µ) ln πe + (1-γ1)]
Dengan :
thp = tebal horizontal plat, in
My = bending momen maksimum sepanjang sumbu radial, in-lb
P = beban baut maksimum, lb
A = panjang kompresi plate digunakan
h = tinggi gusset
= 20 in (Brownell & Young 1959)
b = lebar gusset, in
l = jarak radial dari luar horizontal plate luar ke shell, in
µ = passion ratio (untuk steel, µ= 0,3)
f allow = stress yang diizinkan = 12,000 psi
γ1 = konstanta dari tabel 10.6 Brownell and Young,1959)
e = jarak konentrasi beban
= setengah dari dimensi, in
=½x
Ketebalan plat kompresi :
b
I
= 10 ¼ in / 6 in
= 1,70833 in
Dari tabel 10.6 Brownell and Young, 1959 diperoleh γl
γl = 0,009683
24.257,2524 2×6
My = 4π
[(1+0,3) ln π × 0,8125 + (1-0,0968)]

= 6.155,0463 lb-in
6 × 6.155,0463
thp =√ 12.000

= 1,7542 in (digunakan plat standar 178 in)


Ketebalan gusset
Tg = 3/8 × thp
= 3/8 × 1,875 in
= 5/7 in
Dipilih tebal standar = 5/7 in = 0,7031 in

Gambar D.8 Detail Lug

• Base Plate Planning


Digunakan I-beam dengan ukuran 10 in dan 35 lb/ft
Panjang kaki (H lug) = 18,31 ft
Sehingga berat satu lug = 18,31 ft × 35 lb/ft
= 640,24020 lb
Beban base plate
Pb = berat 1 lug + P
= 640,24020 lb + 56.093,0931 lb
= 56.733,3333 lb

Gambar D.9 Sketsa area base plate

Base plate area :


Pb
Abp = f
56.733,3333
= 300

= 189,1111 in2
Dengan :
Pb = base plate loading
F = kapasitas bearing (untuk cor, f = 300 psi)

Untuk posisi lug 1-1


Abp = lebar (le) × panjang (pa)
= (0,8 fw + 2n) (0,95 hb + 2m)
Dengan :
Fw = lebar flange
Hb = kedalaman beam (10 in)
m = n (diasumsikan awal)

Abp = lebar (le) × panjang (pa)


189,1111 in2 = (0,8 fw + 2n) (0,95 hb + 2m)
= (0,8 × 4,944 + 2n) (0,95 × 10 + 2m)
Didapat nilai n = 2,9991 in
maka,
Ie = (0,8 fw + 2n)
= (0,8 × 4,944) + (2 × 2,9991)
= 9,9932 in
Pa = (0,95 hb + 2m)
= (0,95 x 10) + (2 × 2,9991)
= 15,4940 in
Umumnya dibuat pa = Ie maka dibuat pa =Ie = 12,37920 in
Abp baru = Ie × pa
= 9,9932 in × 15,4940 in
= 154,8750 in2

(Ie-0,8 fw)
n baru = 2
9,9932 -(0,8 × 4,944)
= 2

= 3,0190 in
15,4940 - (0,95 hb)
m baru = 2
15,4950 - (0,95 × 10)
= 2

= 2,9975 in
Tekanan aktual, Pa :
Pb
Pa = Abp baru
56.733,3333
= 154,8750

= 366,3168 psi
Tebal base plate
Tbp = (0,00015 × Pa × n2)1/2
= (0,00015 × 366,3168 × 3,01902)1/2
= 0,7077 in (digunakan plat standar 1 in)

D.1.21 Perancangan Pondasi


Perancangan pondasi dengan sistem konsttruksi beton terdiri dari campuran
semen, kerikil, pasir dengan perbandingan 1:2:3. Direncanakan pondasi berbentuk
limas terpancung. Dianggap hanya gaya vertical dari berat kolom yang bekerja pada
pondasi.
Berat vessel, termasuk perlengkapan nya yang diterima oleh :
I-beam pada kondisi operasi = 388.116,0385 lb
Berat I-Beam yang diterima oleh base plate = 56.733,3333 lb
Jadi berat total yang diterima oleh pondasi = 444.849,3718 lb

digunakan tanah dengan ukuran :


Luas bagian atas (a) = 5.100,80 in2 (71,42 in × 71,42 in)
Luas bagian bawah (b) = 5.840,00193 in2 (76,41991 in × 76,41991 in)
= 40,55557 ft2

Tinggi pondasi = 30 in
Volume pondasi = 1/3 × tinggi pondasi × ((a + b) + (a × b)1/2)
= 163.987,07205 in3
= 94,89993 ft3
Berat pondasi (W) = V × densitas beton
= 94,89993 ft3 × 140 lb/ft
= 13.285,98963 lb

Jadi berat total yang diterima tanah adalah


Wtot = berat total yang diterima pondasi + berat pondasi
= 444.849,3718 lb + 13.285,98963 lb
= 458.135,3615 lb
Tegangan tanah karena beban (Г) = P/F < 10 ton/ft2
Keterangan :
P = beban yang diterima tanah (lb)
F = Luas alas (ft2)
Jadi tegangan karena beban (Г) :
Wtot
Г = b
458.135,3615 lb
= 40,55557

= 11.296,4843 lb/ft2
= 5,5363 ton/ft2< 10 ton/ft2

D.1.22 Sistem Pengendalian


Tujuan pengendalian adalah agar reaktor bekerja pada kondisi yang
diharapkan. Instrumen pengendali yang digunakan yaitu:
a. Flow Controller (FC), dengan alat berupa venturimeter, mengatur laju umpan
masuk sehingga selalu sesuai dengan komposisi yang diinginkan.
b. Temperature Controller (TC), menunjukkan temperatur reaktor dan mengatur
laju alir air pendingin.
c. Level Controller (LC), yang bertujuan untuk menjaga ketinggian cairan
dalam reaktor agar tidak meluap dengan mengatur valve keluaran reactor.
d. Pressure Controller (PC), menjaga tekanan dalam reaktor.

Anda mungkin juga menyukai