Anda di halaman 1dari 48

PERENCANAAN WAKTU DAN

JARINGAN KERJA
4

1
PERENCANAAN
• Waktu
• Dana
• Tenaga kerja
• Peralatan
• Sumber daya lain: metode, informasi, dll

2
PENGENDALIAN
• Waktu, biaya, mutu
• Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu dilakukan melalui
pengawasan pelaksanaan. Pekerjaan harus
dilakukan sesuai dengan persyaratan teknik dan
peraturan-peraturan yang berlaku.
• Pengendalian Biaya
Mencakup arus uang (cash flow) proyek. Teknik
yang umum dipakai adalah melalui pengontrolan
kurva s yang dikembangkan dari bar chart.
3
Pengendalian Waktu
1. Metode jaringan kerja
– Metode Jalur Kritis (CPM)/Diagram Arrow.
– Metode PERT (konsep probabilitas dalam CPM)
– Precedence Diagram (PDM)
2. Gantt (Bar) Chart
3. Time Scale Diagram
4. Line Diagram
5. Kurva S
4
A. Diagram Balok (Bar Chart/Gantt Chart)
• Bar chart dikembangkan oleh Henry L. Gantt
awal abad 19.
• Bagan balok disusun dengan maksud
mengidentifikasi unsur waktu dan urutan
dalam merencanakan suatu kegiatan, yang
terdiri dari waktu mulai, waktu penyelesaian,
dan pada saat pelaporan.
• Bagan balok mudah dibuat dan dipahami
sehingga masih digunakan.
5
Menyusun Diagram Balok
• Tersusun pada koordinat X dan Y.
• Sumbu tegak lurus Y, dicatat pekerjaan atau
elemen atau paket kerja dari hasil penguraian
lingkup suatu proyek dan digambar sebagai
balok.
• Sumbu X, tertulis satuan waktu, misalnya hari,
minggu atau bulan.
• Diperlihatkan urutan kegiatan tapi
ketergantungan antar kegiatan tidak terlihat.
6
Format yang lazim dipakai
• Bagian atas berisi keterangan singkat proyek,
antara lain pemilik proyek, lokasi, nomor
kontrak dan tanggal pembaharuan
• Tanggal pembaharuan, pada waktu tertentu
untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan,
maka jadwal pekerjaan sering mengalamai
perubahan. Untuk ini dicatat tanggal
pembaharuan atau revisi.

7
Keterangan Kegiatan atau Pekerjaan
• Kurun waktu pekerjaan baik rencana maupun
kenyataan waktu di lapangan. Kenyataan waktu
yang digunakan yang terungkap pada waktu
pelaporan.
• Sumber daya. Penjelasan mengenai jumlah
sumber daya untuk menyelesaikan kegiatan yang
bersangkutan (jam-orang, jumlah orang)
• Garis laporan, setiap bulan ditandai dengan garis
vertikal putus sehingga diketahui seberapa jauh
kemajuan atau keterlambatan.
8
Contoh Diagram Balok
Tabel 1. Lingkup proyek pembangunan gudang kerangka besi

Simbol Jenis Pekerjaan


A Membuat spesifikasi dan desain engineering
B Membeli material untuk pondasi
C Membeli material bangunan
D Membuat pondasi
E Pabrikasi rangka bangunan
F Mendirikan bangunan

9
Tabel 2. Perkiraan dan Kenyataan Waktu yang Diperlukan

Kegiatan Waktu rancana (hari) Waktu realisasi (hari)


A 4 4
B 3 3
C 5 8
D 6 Belum tahu
E 8 Belum tahu
F 5 Belum tahu

10
Jenis
kegiatan
rencana
A realisasi
B

C Tanggal
pelaporan
D

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 hari

Gambar 1. Contoh Diagram Balok


11
• Pada Gambar 1 terlihat bahwa beberapa
pekerjaan terlambat mulai (b, d), tepat waktu
(a, c, e), dan terlambat selesai (c dan d).
Sedangkan pekerjaan e pada saat pelaoran
belum diketahui kapan selesainya
• Metode bar chart mudah dibuat dan difahami
• Bila digabungkan dengan kurva s dapat dipakai
untuk aspek yang lebih luas.

12
Kerugian Bar Chart:
• Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan
ketergantungan antar kegiatan sehingga sulit
untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh
keterlambatan satu kegiatan terhadap jadwal
keseluruhan proyek.
• Sukar mengadakan perbaikan/pembaharuan,
karena harus dibuat diagram balok baru.
• Untuk proyek berukuran sedang dan besar serta
bersifat kompleks, penggunaan bar chart akan
menghadapi kesulitan.
13
• Bar chart dalam monitoring dan pembuatan
laporan memiliki berbagai macam variasi
penerapannya, contoh:

14
Keuntungan menggunakan Gantt Chart
• Sederhana, mudah dibuat dan dipahami, sehingga sangat bermanfaat
sebagai alat komunikasi dalam penyelenggaraan proyek. Gantt Chart
sangat mudah dipahami, balok horizontal (horizontal bar) dibuat pada tiap
kegiatan proyek sepanjang garis waktu.
• Gantt chart digunakan untuk penjadwalan sederhana atau proyek-proyek
yang
kegiatannya tidak terlalu berkaitan atau proyek kecil, sedangkan network
untuk
penjadwalan proyek yang rumit.
• Gantt Chart juga dapat digunakan untuk penjadwalan operasi yang
berulang.
• Dapat menggambarkan jadwal suatu kegiatan dan kenyataan kemajuan
sesungguhnya pada saat pelaporan
• Bila digabungkan dengan metoda lain dapat dipakai pada saat pelaporan

15
Kelemahan Gantt Chart
• Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan
antara satu kegiatan dan kegiatan yang lain, sehingga sulit
untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh
keterlambatan satu kegiatan terhadap jadwal keseluruhan
proyek.
• Sulit mengadakan penyesuaian atau perbaikan/pembaharuan
bila diperlukan, karena pada umumnya ini berarti membuat
bagan balok baru.
• Gantt chart tidak bisa secara eksplisit menunjukkan
keterkaitan antara
aktivitas dan bagaimana satu aktivitas berakibat pada aktivitas
lain bila waktunya
terlambat atau dipercepat, sehingga perlu dilakukan
modifikasi terhadap Gantt chart 16
B. Line Diagram
• Tersusun pada koordinat X dan Y.
• Sumbu tegak lurus Y, dicatat volume pekerjaan
suatu proyek.
• Sumbu X, tertulis satuan waktu, misalnya hari,
minggu atau bulan.
• Lebih tepat digunakan untuk proyek yang
pekerjaannya memanjang seperti proyek jalan
atau jembatan

17
• Digram garis memperlihtakan 2 dimensi yaitu
volume pekerjaan dan waktu.
• Digram garis diberi nama vertical production
method (VPM)
• Perbedaan kemiringan dari garisnya
mencerminkan kecepatan daripada
pekerjaannya dan kemajuannya sehingga jarak
antara satu aktivitas dengan tetangganya
dapat terlihat.

18
Manfaat diagram garis
• Hubungan antar waktu (lamanya) suatu
aktivitas dan volume terlihat jelas
• Hubungan antar 2 aktivitas dapat diatur
secara: FS, SS, FF, SF
• Kecenderungan kegiatan dapat dilihat segera
(actual vs plan), dimana dalam jangka waktu
tertentu dapat segera dilihat, apakah kegiatan
pekerjaan lambat atau sebaliknya.

19
Manfaat diagram garis
• Dapat dikombinasikan dengan diagram balok,
khususnya untuk:
– Pekerjaan jalan dan jembatan
– Pekerjaan saluran dan gorong-gorong
– Pkerjaan terowongan
• Alternatif pelaksanaan dapt dikembangkan
dengan menggeser ke kiri/ke kanan atau
memiringkan atau menegakkan.

20
Kelemahan:
• Belum dapat menunjukan aktivitas yang kritis
• Tidak memberikan ramalan akan pengaruh
keterlambatan suatu aktivitas terhadap
penyelesaian proyek
• Jika aktivitas yang digambarkan banyak maka
akan tampak rumit dan sulit dibaca
• Hubungan antar aktivitas secara menyelutuh
tak dapat dilihat.

21
C. Time Scale Diagram
• Tools : Fence, Broken Fence, Flags
• Tools tersebut berfungsi sebagai konektor
• Fence dan broken fence menghubungkan
kegiatan satu dengan kegiatan yang lain.
• Flags menghubungkan kegiatan satu dengan
kegiatan yang lain yang terpisah jauh untuk
menghindari terjadinya garis fence yang
berpotongan.

22
Beberapa pemakaian fence dan
broken fence
A B D
1

A C

B D

23
K M

2
1

A D
3
2

C
1
B E

24
D. Metode CPM (Critical Path Method)
• Diketahui logika urutan dan ketergantungan
pekerjaan/kegiatannya.
• Kejadian mempunyai waktu (kapan terjadinya)
• Kegiatan mempunyai durasi (berapa lama
terjadinya)
• Simbol-simbol:

Menyatakan kejadian/event

Menyatakan kegiatan/activity
25
Anak panah:
• Aktivitas pekerjaan atau kegiatan
• Path = lintasan
• Gris lurus ada arah anak panah menuju kejadian
atau event berikutnya
• Garis tanpa skala, vektor
• Antar garis kejadian tidak boleh saling memotong
• Garis kejadian harus selalu mengarah dari kiri ke
kanan.

26
• Merupakan penghubung peristiwa
• Disebut garis dummy (I kegiatan fiktif)
• Garis putus-putus tanpa skala
• Bukan suatu kegiatan atau pekerjaan
• Tidak mempunyai dimensi waktu
• Hanya merupakan garis penghubung peristiwa
antara dua kegiatan yang tidak saling
tergantung.

27
A

• A menunjukkan kode aktivitas atau nama


pekerjaan
• d = menunjukkan waktu/durasi yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas A
• Aktivitas A dimulai dari peristiwa sebelumnya
menuju satau sampai dengan peristiwa
berikutnya.

28
A

d
Kejadian I Kejadian II

• Rangkaian 2 kejadian/peristiwa dari


kegiatan/pekerjaan A
• Kejadian I merupakan awal dimulainya
kegiatan A
• Kegiatan II merupakan akhir kegiatan A

29
Event Time EET
i
LET

• i = nomor urut kejadian/peristiwa


• EET = Earliest Event Time, waktu suatu
kejadian paling cepat dapat terjadi.
• LET = Latest Event Time, waktu suatu kejadian
paling lambat harus terjadi supaya
waktu penyelesaian proyek tidak
terlambat
30
Activity Time

A EF EET
EET ES
i j
LET LET
LS d LF

• ES = Earliest Start (waktu suatu kegiatan paling


cepat dapat dimulai)
• EF = Earliest Finish (waktu suatu kegiatan
paling cepat dapat diselesaikan)
EF  ES  d
31
• LS = Latest Start (waktu suatu kegiatan paling
lambat harus dimulai)
• LF = Latest Finish (waktu suatu kegiatan paling
cepat dapat diselesaikan)
• ES kegiatan i – j = EET event i
• LF kegiatan i – j = LET event j

LF  LS  d
32
Langkah-langkah Pembuatan CPM
• Pahami urutan (sequence) dari masing-masing
kegiatan atas pekerjaan tersebut dan
ketergantungannya (interdependensinya) antar
masing-masing kegiatan/pekerjaan yang
bersangkutan.
• Rangkaian suatu jaringan aturan atau persyaratan
• Ingat, kegiatan mana yang harus mendahului
kegiatan lain dan mana yang merupakan
kelanjutan dari kegiatan sebelumnya.

33
• Kalau jumlah macam kegiatan atau work items-
nya sedemikian banyak, maka untuk
memudahkan penyusunan CPM bisa dikerjakan
dengan mengikuti urutan pekerjaan dari masing-
masing kelompok pekerjaannya (work items
group).
• CPM dari work items group yang sudah jadi lantas
digabungkan dengan CPM detail work items yang
juga dibuat tersendiri.
• CPM gabungan merupakan CPM lengkap atas
seluruh keggiatan/pekerjaan
34
Perhitungan ke Depan (pengisian EET)

• Perhitungan ke depan dilakukan untuk


mendapatkan seluruh EET dari kejadian.
• Perhitungan ke depan dilakukan dari awal
dengan mengambil harga awal 0 (nol) untuk
selanjutnya dirunut sampai akhir.
• Jika ada dua atau lebih nilai maka diambil
yang terbesar.

35
Perhitungan ke Depan (pengisian EET)

2
3
B
7

4 26
C
4 6
12

D
6 20
5

36
Perhitungan ke Belakang (pengisian LET)

• Perhitungan ke belakang dilakukan untuk


mendapatkan seluruh LET dari kejadian.
• Perhitungan kebelakang dilakukan dari akhir
rangkaian dengan mengambil harga LET event
terakhir = harga EET-nya dan selanjutnya
dirunut sampaui ke awal.
• Jika ada dua atau lebih waktu maka yang
diambil adalah nilai yang terkecil.

37
Perhitungan ke Belakang (pengisian LET)

16
I 30
10

J
14 17
17 12
32

K
8
18
25

38
LINTASAN KRITIS
• Lintasan kritis dalam network planning ditandai
dengan garis tebal untuk membedakannya
dengan lintasan non-kritisnya.
• Melalui poin kejadian/event point dengan nilai
EETi = LETi atau LETj – EETi – d = 0
• Lintasan kritis menunjukkan bahwa
kegiatan/pekerjaan yang berada pada jalur
tersebut TIDAK BOLEH TERLAMBAT SAAT
MEMULAINYA DAN SAAT PENYELESAIAN
AKHIRNYA
39
WAKTU AMBANG (FLOATING TIME)
• Total float (FT): menyatakan berapa lama
suatu kegiatan boleh terlambat untuk tidak
mempengaruhi waktu penyelesaian proyek.
Jika TF suatu aktifitas dipakai maka TF aktifitas
lainnya akan terganggu.
TF i - j  LET j - EET i - di - j
 LF i - j - ES i - j - di - j

40
• Free Float (FF) : menyatakan berapa lama
suatu kegiatan boleh terlambat untuk tidak
mempengaruhi TF dari kegiatan tersebut.

FFi - j  EETj - EETi - di - j

41
• Independent Float (IF): menyatakan berapa
lama suatu kegiatan boleh terlambat untuk
tidak mempengaruhi total float dari kegiatan
sebelum dan sesudahnya.

IF i - j  EETj - LETi - di - j

42
Contoh waktu ambang

38 M 53
i j
38 15 59

• TF = 59 – 38 – 15 = 16
• FF = 53 – 38 – 15 = 0
• IF = 53 – 38 – 15 = 0

43
Beberapa contoh Arrow Diagram

A B D
1 2 4 5

Gambar 1

44
A 3 C
1 5

B D
2 4 6

Gambar 2

45
1
A

C
3 4

Gambar 3

46
1 4
A
B

D
C

2 5

Gambar 4

47
48

Anda mungkin juga menyukai