Anda di halaman 1dari 21

BAB II

PERENCANAAN PENJADWALAN PROYEK

DENGAN METODE BARCHART DAN KURVA “S”

Perencanaan penjadwalan proyek konstruksi adalah


bagaimana membagi-bagi kegiatan sehingga dapat
terbentuk WBS (work break down structure) kegiatan ini
perlu diidentifikasi dan dihubungkan kegiatan satu
dengan yang kegiatan lainnya agar menjadi jelas.
Biasanya pembagian tersebut standart menurut logika
tertentu. Berdasarkan pembagian ini pula dapat
dilakukan alokasi sumberdaya dan waktu.
Langkah kedua adalah menetukan jadwal kegiatan proyek, pengelola
proyek selalu ingin mencari metoda yang dapat meningkatkan kualitas
perencanaan dan mengendalikan untuk mengahadapi jumlah kegiatan dan
kompleksitas proyek yang cenderung bertambah. Usaha tersebut membuahkan
hasil dengan ditemukannya metoda bagan balok (barchart), yaitu penyajian
perencanaan dan pengendalian, khususnya jadwal kegiatan proyek secara
sistematis dan analitis.

Bagan balok (barchart) disusun dengan maksud mengidentifikasi unsure


waktu dan ukuran dalam merencanakan suatu kegiatan, yang terdiri dari waktu
mulai, waktu penyelesaian, dan saat pelaporan. Dewasa ini metode barchart
masih digunakan secara luas. Baik berdiri sendiri maupun dikondisikan metode
lain yang lebih canggih. Hal ini disebabkan oleh karena bagan balok mudah
dibuat dan dapat dipahami sehingga amat berguna sebagai alat komunikasi dan
alat penyelenggara proyek, disamping itu sebagai alat control untuk mengetahui
bahwa apakah kegiatan proyek berjalan lambat, cepat atau sesuai rencana, tetapi
barchart tersebut lebih lengkap apabila dikombinasikan dengan kurva ‘S’
Adapun sebagai penunjang yang harus tersedia untuk membuat
barchart/bagan balok yang dilengkapi dengan kurva S meliputi:
1. Gambar-gambar konstruksi yang relevan
2. Macam-macam kegiatan/pekerjaan yang ada dan rencana kerja yang lengkap
dengan kualitasnya yaitu spesifikasinya
3. Batasan-batasan sumber daya
4. Tingkat-tingkat pelaksanaan yang diharapkan
Relevansi antara barchart dan kurva “S” ini sangat berhubungan dengan
managemen proyek, managemen supervise dan spesifikasi,serta matakuliah
estimasi biaya, sedangkan manfaatnya adalah sebagai alat indikator dan
monitoring schedule pelaksanaan proyek, disamping itu dapat dipedomani dalam
menilai kinerja kontraktor, maupun sebagai dasar untuk menilai progress dan
penarikan termin pembayaran kontraktor sesuai tertera di dalam kontrak, Kurva S
ini wajib diaplikasikan dilapangan apakah itu pelaksana atau pengawas, bahkan
pemilik proyek wajib memiliki jadwal kurva “S” sebagai bahan evaluasi dan
dasar dalam mengeluarkan pembayaran termin, tanpa kurva S maka proyek
berjalan tidak akan sempurnaTujuan jadwal konstruksi

2.1 Tujuan Jadwal/Schedule

Jadwal/schedule bertujuan agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan apa


yang telah direncanakan,yaitu sesuai dengan anggaran dan jadwal induk. Jadwal
adalah merupakan pembagian waktu secara rinci dari masing-masing
kegiatan/jenis pekerjaan, pada waktu suatu proyek mulai dari pekerjaan awal
samapai pekerjaan akhir (finishing).

Pada rencana kerja/jadwal akan tampak :

1. Uraian pekerjaan secara rinci

2. Waktu mulai dan waktu akhir dari masing-masing kegiatan tersebut serta lama
waktunya (durasi)
3. Hubungan antara masing-masing kegiatan/jenis pekerjaan dengan waktu
(lamanya, waktu mulai, waktu akhir)

Adapun tujuan dan manfaat rencana kerja/jadwal secara umum adalah:

a. Mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu bagian dari


proyek atau secara menyeluruh.

b. Mengetahui hubungan antara pekerjaan satu dengan pekerjaan yang lain.

c. Penyediaan dana/keuangan

d. Sebagai alat koordinasi dari pinjaman

e. Sebagai alat dalam pelakasanaan

f. Pengukuran dan penialaian dan evaluasi.

g. Pengendalian waktu penyelesaian

h. Penyediaan tenaga kerja, alat dan material.

Data yang dibutuhkan dan langkah-langkah pembuatan rencana kerja/jadwal.

Secara garis besar data yang diperlukan guna menunjang pembuatan rencana
kerja adalah sebagai berikut :

1). Data Tenaga Kerja (labor)

Data ini diperlukan karena sangat berpengaruh terhadap prestasi produk


pekerjaan yang berkaitan dengan masalah besaran dan harga satuan pekerjaan.
Data ini berkaitan dengan jumlah (kuantitas) dan keahlian (kualitas) unruk
menyelesaiakan suatu pekerjaan.

2). Data Pekerjaan

Prestasi atau volume besaran pekerjaan sangat dipengaruhi dan berkaitan erat
dengan peralatan. Hasil suatu pekerjaan atau presatasi dipengaruhi oleh alat
dan tenaga.
3). Data Material

Bahan atau material berkaitan dengan persediaan (jumlah), kelancaran


(transportasi) dan harga yang akan berpengaruh terhadap waktu dan harga
satuan.

4). Gambar Rencana dan Bestek

Gambar rencana dan bestek berpengaruh dalam perhitungan besaran


pekerjaan, harga satuan, jumlah harga, dan waktu penyelesaian suatu
pekerjaan.

5). Data Keterkaitan dan hunbungan Antara Satu Pekerjaan dengan Pekerjaan
lain diperoleh dari lapangan dan penmgalaman.

6). Menentukan hubungan keterkaitan atau ketergantungan anatar pekerjaan


(pekerjaan yang mendahului, sesudahnya atau pekerjaan yang bebas)

7). Mempelajari data yang berpengaruh seperti faktor-faktor yang ada di atas.

2.2 Menysusun Barchart

Barchart disiapkan dengan tangan (manual) atau dengan mengunakan


computer, tersusun pada koordinat X dan Y. disumbuh tegak lurus Y dicatat
pekerjaan atau elemen atau paket kerja dari hasil penguraian lingkup suatu
proyek, dan dilukis sebagai balok. Sedangkan disumbu horisontal X tertulis
satuan waktu, hari, minggu, atau bulan. Disini waktu mulai dan waktu akhir
masing-masing pekerjaan adalah ujung kiri dan kanan dari balok-balok yang
bersangkutan.

Pada saat membuat bagan balok atau barchart telah diperhatikan urutan
kegiatan meskipun belum terlihat hubungan ketergantungan antara satu dengan
yang lain. Format penyajian barchart yang lengkap berisi perkiraan urutan
pekerjaan, skala waktu, dan analisis kemajuan pekerjaan pada saat pelaporan.

Contoh barchart sebagai ilustrasi, tabel dibawah ini memperlihatkan bagan balok
atau barchart, pembangunan rumah jabatan gubernur

Lingkup proyek pembangunan rumah jabatan gubernur diuraikan menjadi


komponen-komponennya.

Tabel 1 jenis kegiatan dalam menyusun barchart

No Simbol Jenis Pekerjaan


Lantai I
1 A
Pekerjaan Persiapan
2 I Pekerjaan Pondasi
3 II Pek.Struktur
4 III Pek. Dinding dan Plesteran
5 IV Pek. Dinding,Pintu,Jendela,Aluminium
6 V Pek.Instalasi dst…………

Setelah diuraikan menjadi komponen-komponen yang bersangkutan dan


ditentukan urutan pelaksanaan pekerjaan, kemudian diperkirakan kurun waktu
yang diperlukan. Pada waktu pelaporan pada akhir minggu ke 6 , misalnya pada
bulan ke 2 dibandingkan antara kenyataan dan rencana seperti diperlihatkan pada
tabel dibawah ini:
Tabel 2 Perkiraan/Rencana dan kenyataan waktu yang diperlukan untuk masing-
masing elemen pekerjaan

Waktu Waktu
Rencana (Minggu) Kenyataan (Minggu)
A 2 2
I 3 3
II 3 3
III 2 2
IV 2 2
V 3 3

Penjadwalan dengan metode diagram balok atau barchart sangat cocok


di terapkan untuk proyek sederhana dan item pekerjaan yang tidak terlalu banyak,
tetapi apabila kegiatan proyek terlalu rumit, dan mempunyai item kegiatan yang
banyak maka penjadwalan diagram balok atau barchart tidak tepat, dan harus
dilengkapi dengan kurva “S” seperti di perlihatkan pada gambar

2.3 Manfaat dan penggunaan Kurva S


Kurva “S” adalah kurva yang menunjukkan progress proyek yang dapat
dilihat secara visual. Sehingga kita bisa mendapat gambaran sejauh mana proyek
telah berjalan. Nantinya kurva “S” dapat dijadikan kontrol pelaksanaan proyek
agar sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan sehingga proyek tidak
mengalami keterlambatan. Kurva-S sudah jamak bagi pelaku proyek, umumnya
proyek menggunakan S-Curve dalam perencanaan dan monitoring schedule
pelaksanaan proyek, baik pemerintah maupun swasta. Kurva “S” pada umumnya
terdiri atas dua grafik yaitu grafik rencana dan realisasi pelaksanaan. Perbedaan
garis grafik pada suatu waktu yang diberikan berupa nilai deviasi yang dapat
berupa Ahead ( realisasi pelaksanaan lebih cepat dari rencana) dan Delay
(realisasi pelaksanaan lebih lambat dari rencana). Indikator tersebut adalah satu-
satunya yang digunakan oleh para pelaku proyek saat ini atas pengamatan pada
proyek-proyek yang dikerjakan di Indonesia.
Kepraktisan menggunakan alat ini menjadikannya sebagai alat yang
paling banyak digunakan dalam proyek. Namun juga tidak sedikit proyek yang
menjadikan alat ini hanya sebatas hiasan dinding ruang rapat proyek. Mungkin
agar terlihat “keren” atau yang lain. Padahal manfaat dari Kurva-S ini cukup
banyak disamping sebagai alat indikator dan monitoring schedule pelaksanaan
proyek. Ada beberapa manfaat lain dari Kurva-S yang dapat diaplikasikan di
proyek, yaitu:
1. Sebagai alat yang diperlukan untuk membuat EVM (Earned Value Method)
2. Sebagai alat yang dapat membuat prediksi atau forecast penyelesaian proyek
3. Sebagai alat untuk mereview dan membuat program kerja pelaksanaan proyek
dalam satuan waktu mingguan atau bulanan. Biasanya untuk melakukan
percepatan.
4. Sebagai dasar perhitungan eskalasi proyek
5. Sebagai alat bantu dalam menghitung cash flow
6. Untuk mengetahui perkembangan program percepatan
7. Untuk dasar evaluasi kebijakan manajerial secara makro

Sedangkan penggunaan grafik Kurva "S" juga dijumpai dalam hal-hal


berikut.

1. Pada analisis kemajuan proyek secara keseluruhan.

2. Penggunaan sama dengan butir di atas tetapi untuk satuan unit pekerja atau
elemen-elemennya.

3. Pada kegiatan engineering dan pembelian untuk menganalisis persentase (%)


penyelesaian pekerjaan, misalnya jam orang untuk menyiapkan rancangan,
produksi gambar, menyusun pengajuan pembelian terhadap waktu.
4. Pada kegiatan konstruksi, yaitu untuk menganalisis pemakaian tenaga kerja
atau jam - orang dan untuk menganalisis presentase (%) penyelesaian serta
pekerjaan-pekerjaan lain yang diukur (dinyatakan dalam unit versus waktu)

2.4 Keuntungan dan Kerugian

1. Keuntungan
Dari uraian dan contoh diatas terlihat bahwa metode barcahrt mudah
dibuat dan dipahami. Dan sangat berfaedah sebagai alat perencanaan dan
komunikasi. Bila digabungkan dengan metode lain, misalnya Grafik “S”
dapat digunakan aspek yang lebih luas. Barchart dapat diterapkan pada
perencanaan proyek-proyek yang sifatnya tetap dari pada jenis-jenis
konstruksi yang sangat berubah-ubah dan rumit, juga dapat dikatakan
sebagai suatu sarana visual dari suatu program konstruksi.

Dari pengertian dapat diatas dapat disimpulkan barcahrt, merupakan


salah satu penjadwalan proyek yang menunjukan visualisasi suatu rencana
kegiatan yang digambarkan dalam bentuk batang/balok sebagai suatu
kegiatan.

2. Kerugian

Meskipun memiliki segi-segi keuntungan tersebut, namun penggunaan


metode barcahrt/bagan balok terbatas karena kendala-kendala berikut:

a. Tidak menunjukan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu


kegiatan dengan yang lain sehingga sulit untuk mengetahui dampak
yang diakibatkan oleh keterlambatan suatu kegiatan terhadap jadwal
keseluruhan proyek. Dan tidak dapat menunjukan jalur kritis/kegiatan
kritis secara langsung, sehingga akan mempersulit dalam pembacaan.
b. Sukar mengadakan perbaikan atau pembaharuan (updating), karena
umumnya harus dilakukan dengan membuat bagan baru, padahal tanpa
adanya pembaharuan segara menjadi “kuno” dan menurun daya
gunanya.
c. Untuk proyek berukuran sedang dan besar, lebih-lebih yang bersifat
kompleks penggunaan bagan balok akan mengahadapi kesulitan
menyusun sedemikian besar.

Jumlah kegiatan mencapai puluhan ribu, dan memiliki keterkaitan


tersendiri diantara mereka, sehigga mengurangi penyajian secara sistematis.
Tetapi jika kegiatatan tidak terlalu banyak , misalnya dengan membatasi dan
memilih yang penting saja, seperti misalnya membuat jadwal induk, maka
pemakaian barchar/bagan balok untuk perencanaan dan pengedalian menjadi
pilihan pertama, karena mudah dimengerti oleh semua lapisan pelaksana dan
pimpinan para peserta proyek.

2.5 Penggambaran Grafik Kurva “S”


Grafik dibuat dengan sumbu-X sebagai nilai kumulatif biaya atau jam-
orang yang telah di-gunakan atau persentase (%) penyelesaian pekerjaan,
sedangkan sumbu-Y menunjukkan parameter waktu. Ini berarti menggambarkan
kemajuan volume pekerjaan yang diselesaikan sepanjang siklus proyek. Bila
grafik tersebut dibandingkan dengan grafik serupa yang disusun berdasarkan
perencanaan dasar (kumulatif pengeluaran berdasarkan anggaran uang/ jam-
orang) maka akan segera terlihat jika ter-jadi penyimpangan.
Dengan memiliki sifat seperti tersebut dan pembuatannya yang relatif
cepat dan mudah, maka metode penyajian dengan grafik "S" (Gambar .2)
dijumpai secara luas dalam penyelenggaraan proyek. Grafik yang dibuat dengan
sumbu vertikal sebagai nilai kumulatif biaya atau jam-orang atau penyelesaian
pekerjaan dan sumbu horisontal sebagai waktu kalender masing-masing dari
angka 0 sampai 100 ini, umumnya akan berbentuk huruf S. Ini disebabkan
kegiatan proyek berlangsung sebagai berikut :
Gambar 2 Grafik Kurva “S”

Keterangan gambar schedule grafik Kurva “S”


1. Kemajuan pada awalnya bergerak lambat
2. Diikuti oleh kegiatan yang bergerak dalam kurun waktu yang lebih lama
3. Akhirnya kecepatan kemajuan menurun dan berhenti pada titik akhir
. Secara umum penggabaran barcahrt dan kurva S, dimanfaatkan untuk
penjadwalan sumber daya yang dapat meliputi: kegiatan, biaya tiap item
pekerjaan, bobot perkegiatan dinyatakan dalam prosen (%)

Adapun penggambarannya tertuang dalam form segi empat yang terbagi dalam
dua jalur;

Lajur horizontal : Untuk penulisan waktu

Lajur vertical : Nomor, Untuk penulisan kegiatan, biaya, bobot


kegiatan

Penjelasan untuk masing-masing kolom adalah sebagai berikut;

1) Nomor :
Dalam kolom nomor dari peta Gantt (barchart) dapat menunjukan nomor
urut dari kegiatan itu sendiri. Adapun maksud pemberian nomor kegiatan
adalah untuk mempermudah pembacaan dan sekaligus sebagai identifikasi
dari kegiatan yang ada. Nomor diberikan mulai dari angka 1 hingga n sesuai
dengan jumlah kegiatan yang sudah ada.
2) Jenis kegiatan:
Meununjukan kolom tempat kegiatan/pekerjaan dituliskan dalam suatu
diagram batang (peta Gantt) kolom jenis pekerjaan tersebut dapat juga
digantikan dengan jenis peralatan yang dipakai atau jenis bahan/material
yang akan digunakan, juga dapat untuk menjadwalkan tenaga kerja yang
dibutuhkan dan sekligus dari ketiga hal diatas (sumber daya) dapat diketahui
kebutuhan biaya konstruksinya dengan menjumlahkan biaya-biaya dari
ketiga sumberdaya tersebut setiap skala waktunya.
Dari pemjumlahan biaya tersebut akan diketahui biaya konstruksi per satuan
waktu dan dapat ditetapkan besarnya bobot biaya per satuan waktu,
kemudian dijumlahkan secara komulatif, maka akan didapatkan biaya
konstruksi kesuluruhannya. Dari data-data tersebut diatas juga dapat
digambarkan kurva “S” untuk biaya konstruksi sedangkan untuk jenis
pekerjaan dapat dituliskan jenis pekerjaan utama yang ada pada proyek
tersebut dan diurutkan menurut logikan pelaksanaan dengan maksud untuk
mempermudah bahan, alat dan tenaga kerjanya.
3) Analisa harga satuan
Harga satuan adalah jumlah harga bahan, upah tenaga kerja berdasarkan
perhitungan analitis. Harga barang didapat dipasaran, dikumpulkan dalam
satu daftar yang dinamakan daftar harga satuan bahan. Upah tenaga kerja
didapatkan dilokasi dikumpulkan dan dicatat dalam satu daftar yang
dinamakan daftar harga satuan upah. Harga satuan bahan dan upah tenaga
kerja setiap daerah berbeda-beda. Jadi dalam menghitung dan menyusun
anggaran biaya suatu bangunan/proyek harus berpedoman dengan harga
satuan bahan dan upah tenga kerja dipasaran dan lokasi pekerjaan. Sebelum
menyusun dan menghitung harga satuan pekerjaan seseorang harus mampu
menguasai analisis BOW. Analisa BOW hanya dapat dipergunakan pada
pekerjaan padat karya yang memakai peralatan konvesional. Sedangkan
bagi pekerjaan yang menggunakan peralatan modern/alat berat, analisa
BOW tidak dapat dipergunakan.
Ada tiga istilah yang harus dibedakan dalam menyusun anggaran biaya
yaitu: harga satuan bahan, harga satuan upah, dan harga satuan pekerjaan.
Dibawah ini diberikan skema harga satuan pekerjaan:

Harga Sat. Bahan

Bahan

Analisis Bahan

Harga Satuan
Harga Satuan Upah Pekerjaan

Upah

Analisi Upah

Gambar 3 Skema Harga Satuan Pekerjaan

4) Menghitung persentesae bobot setiap item kegiatan

Yang dimaksud dengan prosentase bobot pekerjaan dalam tabel Kurva “S”
ialah besarnya volume dikali dengan harga satuan dibagi harga total
keseluruhan proyek di kali seratus prosen, atau langsung biaya per kegiatan
dibagi harga total keseluruhan proyek di kali seratus prosen

Kegiatan/pekerjaan seluruhnya dinilai 100% sebagai contoh :

a. Pembersihan lapangan
Volume = 600 m2
Harga satuan per m = Rp. 1000
Harga Total = Rp 710.264.320,71

Persentase bobot yang digunakan pembersihan lapangan

volume x harga satuan


PBP= x 100 %
Total Biaya Proyek
600 x 1000
x 100 %=0,08 %
710.264 .320,71

b. Memasang Bouwplank

Volume = 100 m2

Harga satuan per m = Rp 18.000

Harga Total = Rp 710.264.320,71

volume x harga satuan


PBP= x 100 %
Total Biaya Proyek

600 x 3000
x 100 %=0,24 %
710.264 .320,71

c. Direksi Keet dan Los Kerja

Volume = 300 m2

Harga satuan per m = Rp 12.300

Harga Total = Rp 710.264.320,71

Volume x Harga Satuan


PBP = x 100 %
Biaya total Proyek

300 x 12300
x 100 % = 0,52%
710.264 .320,71

Presentase Bobot Pekerjaan Pembersihan Lapangan

Jadi seandainya pekerjaan pembersihan lapangan telah siap seluruhnya maka


persentase bobot pekerjaannya = 0,08% terhadap pekerjaan seluruhnya. Tetapi
pekerjaan pembersihan adalah salah satu item pekerjaan persiapan selain
pekerjaan memasang bouwplank, direksi keet/los kerja jadi yang ada dalam kurva
“S” adalah pekerjaan persiapan kalau dijumlahkan prosentasenya menjadi 0,08%
+0,24%+ 0,52% = 0,84% terhadap total harga/biaya proyek, sesuai yang tertera
di bobot kegiatan dalam kurva “S”
Catatan: Persentase dibulatkan menjadi 2 desimal dibelakang koma.

Dari uraian persentase bobot pekerjaan diatas dapat digambarkan dengan skema

rumus dibawah ini ::

V HSP
X x 100% = PBP
B.P

Penjelasan :

V = Volume

H.S.P = Harga Satuan Pekerjaan

B.T.P = Biaya Total Proyek

P.B.P = Presentase Bobot Pekerjaan

Untuk lebih jelasnya kita dapat melihat tabel 3 dibawah ini

Tabel 3 Perhitungan Presentase Bobot Pekerjaan


Presentase
No. Uraian
Bobot Pekerjaan
1a Pembersihan Lapangan
Volume = 600 m2
Harga satuan per m = Rp 1000
Biaya Total Proyek = Rp 710.264.320,71
Presentase Bobot Pekerjaan Pembersihan Lapangan
Volume x Harga Satuan
PBP = x 100 %
Biaya Total Proyek

600 x 1000 0,08%


x 100 %=
710.264 .320,71

1b Memasang Bouwplank
Volume = 100 m2
Harga satuan per m = Rp 18.000
Harga Bangunan = Rp 710.264.320,71

Presentase Bobot Pekerjaan Pembersihan Lapangan

Volume x Harga Satuan


PBP = x 100 %
Biaya Total Proyek

0,24 %
100 x 18000
1.1c x 100 %=¿
710.264 .320,71 0,52%
Direksi Keet dan Los Kerja
A
Dst………. (mengikuti rumus di atas) 0,84%
Pekerjaan Persiapan
2.6 Evaluasi Kinerja kurva “S”

Kurva “S” adalah pengembangan dan penggabungan dari diangram balok


dan hannun curve. Pengembangan dan penggabungan dari diagram balok dan
hannum curve sebagian dinamakan kurva “S” diagram balok dilengkapi dengan
bobot tiap pekerjaan dalam persen (%). Pada jalur bagian bawah ada persentase
rencana untuk tiap satuan waktu dan prensentase komulatif dari rencana tersebut.
Disamping itu ada persentase realisasi untuk tiap satuan waktu dari persentase
komulatif dari realisasi tersebut. Prensentase komulatif rencana dibuat sehingga
membentuk kurva “S”. pengembangan ini dinamakan kurva “S” (S Curve).
presentase komulatif realisasi adalah hasil nyata di lapangan. Hasil realisasi dari
pekerjaan suatu waktu dapat dibandingkan dengan kurva rencana. Jika hasil dari
realisasi berada diatas kurva “S” maka terjadi prestasi, untuk itu perlu evaluasi
secara menyeluruh sehingga untuk waktu selanjutnya tidak terlambat atau kalau
perlu ada penjadwalan kembali.

Dari kurva “S” dapat diketahui prensentase (%) pekerjaan yang harus dicapai
pada waktu tertentu untuk menentukan bobot tiap pekerjaan maka harus dihitung
dahulu volume pekerjaan dan biayanya serta biaya nominal dari seluruh
pekerjaan tersebut. Kurva “S” ini sangat efektif untuk mengevaluasi dan
mengendalikan waktu dan biaya proyek, untuk lebih jelasnya lihat gambar 4
grafik kurva S distribusi bobot kegiatan dan barchart.

Gambar utama kurva s gambar 4


1. Penerapan dan Variasi Kurva S Sebagai alat pengendalian
Penerapan Kurva “S” pada proyek digunakan sebagai alat pengendalian
waktu dan prestasi pekerjaan, seperti diperlihatkan pada gambar 5 berikut;
Gambar 5 Kurva S ; Prestasi pekerjaan rendah pada waktu awal, tinggi pada
waktu akhir

Gambar 5 Prestasi Pekerjaan Tinggi pada Waktu Awal,


Rendah pada Waktu Akhir

Gambar 6 Prestasi Pekerjaan Rendah pada Waktu Awal Tinggi pada


Paruh Waktu, serta Lambat Pada Waktu Akhir
Gambar 7 Prestasi pekerjaan bervariasi

2,7 Penutup
1. Kesimpulan
1) Tujuan Jadwal/schedule barchart dan Kurva “S” agar pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan perencanaan, terutama anggaran dan jadwal
induk.
2) Jadwal adalah merupakan pembagian waktu secara rinci dari masing-
masing kegiatan/jenis pekerjaan, pada waktu suatu proyek mulai dari
pekerjaan awal sampai pekerjaan akhir (finishing).
3) Kurva “S” adalah pengembangan dan penggabungan dari diangram
balok dan hannun curve. Diagram balok dilengkapi dengan bobot tiap
pekerjaan dalam persen (%), persentase rencana dapat diketahui
4) Kurva “S” juga dipakai untuk mengevaluasi waktu dan biaya proyek,
untuk tiap satuan waktu dan prensentase komulatif dari rencana maupun
realisasi tersebut.

2. Soal – Soal

1) Jelaskan, apa tujuan dan manfaat rencana kerja/jadwal secara umum ?


2) Jelaskan apa yang dimaksud Barchart (bagan balok) dalam penjadwalan
proyek dan bagaimana hubungannya dengan kurva “S” ?
3) Apa keuntungan dan kerugian dalam penggunaan bagan balok pada
jadwal rencana kerja suatu proyek?
4) Jelaskan bagaimana teknik penyajian Barchart (bagan balok) khususnya
perencanaan dan pengendalian jadwal suatu proyek. Termasuk pada
waktu pelaporan ?
5) Jelaskan bagaimana teknik penyajian kurva “S” dalam pengendalian
jadwal, termasuk pada saat merumuskan kemajuan proyek dalam menilai
bobot pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana.?
TEKNIK PENGENDALIAN PROYEK

Disusun Oleh :
RAMLAN SULTAN S.T., M.T.
IR. YOHANIS TIKUPASANG M.T.
IR. MUH. TAUFAN

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG


JURUSAN TEKNIK SIPIL

Anda mungkin juga menyukai