Anda di halaman 1dari 15

A.

TIME SCHEDULE
1. Pengertian Time schedule

Time schedule (jadwal pelaksana) adalah suatu alat pengendali prestasi


pelaksanaan proyek secara menyeluruh agar dalam pelaksanaan atau
pengerjaan suatu proyek dapat berjalan dengan lancar dan tertata. Di sini
menerangkan kapan waktu selesainya pekerjaan, waktu yang dibutuhkan
pekerjaan atau durasi kerja dan perkiraan waktu selesainya pekerjaan.

Jadwal pelaksanaan dapat dibuat dalam bentuk harian, mingguan bahkan


bulanan. Hal tersebut tergantung pada lamanya waktu rencana pelaksanaan
dalam sebuah suatu pekerjaan proyek. Sebagai contoh untuk pekerjaan dengan
durasi 2 mingguan sampai 1 bulanan akan cocok bila dibuat dengan jadwal
pelaksanaan harian.

2. Fungsi Time Schedule


a. Sebagai pedoman kontraktor untuk melaksanakan suatu pekerjaan dan
sebagai pedoman direksi untuk mengontrol apakah suatu pekerjaan
berlangsung sesuai jadwal atau tidak.
b. Sebagai pedoman untuk mengevaluasi suatu pekerjaan yang telah
diselesaikan.
c. Sebagai pedoman untuk mengatur kecepatan suatu pekerjaan.
d. Untuk menentukan tahap-tahap pekerjaan sesuai dengan urutan waktu
pelaksanaan.
e. Untuk memperkirakan biaya yang harus disediakan dalam jangka waktu
tertentu, serta untuk memperkirakan jumlah tenaga kerja, jumlah dan
macam peralatan, serta material yang digunakan.
3. Jenis Time Schedule

Dalam proyek konstruksi terdapat beberapa jenis model instrumen


penjadwalan yang biasa digunakan baik untuk proyek yang berskala kecil
sampai yang besar baik yang bersifat formal maupun non formal. Secara
umum dalam proyek konstruksi sering kita temukan jenis penjadwalan atau
schedule berupa penjadwalan diagram batang/Gantt Chart dan Curve-S yang
berfungsi memproyeksikan kemajuan progres bobot pekerjaan dan waktu
pelaksanaan. Namun jika dikaji secara luas model penjadwalan memiliki
beberapa jenis dan fungsi yang dapat digunakan dalam proses perencanaan
maupun selama proses konstruksi berlangsung, Ada beberapa bentuk time
schedule dalam proyek konstruksi, diantaranya:

a. Schedule Waktu Tertentu

Schedule waktu tertentu seperti Schedule harian, schedule


mingguan, bulanan, tahunan.

b. Bar chart

Sekumpulan daftar kegiatan yang disusun dalam kolom arah


vertikal, dan kolom arah horizontal menunjukkan skala waktu. Saat
mulai dan akhir dari sebuah kegiatan dapat terlihat dengan jelas
sedangkan durasi kegiatan digambarkan oleh panjangnya diagram
batang.

c. Curve-S

Sebuah jadwal pelaksanaan yang disajikan dalam bentuk table dan


bagan menyerupai huru S. Model penjadwalan semacam ini berupa
penjadwalan yang berfungsi untuk memberikan informasi berupa bobot
pekerjaan (Sb-y) dengan index dari 0 – 100% berdasarkan waktu durasi
proyek (Sb-x) sehingga hubungan kedua sumbu tersebut membentuk
kurva yang berbentuk S. Curve-S umumnya berguna dalam
memonitoring kemajuan pekerjaan dalam pelaksanan konstruksi guna
bermanfaat dalam memberikan bukti laporan atas proses administrasi
pembayaran kepada pihak pemilik/owner berdasarkan kemajuan proyek
yang telah dikerjakan serta dapat mengetahui kemajuan kinerja waktu
pelaksanaan proyek apakah proyek mengalami kemajuan waktu
pekerjaan atau keterlambatan/varian Curve-S.

d. Gantt Chart

Berupa model penjadwalan atau schedule yang memproyeksikan


item pekerjaan/pada sumbu y terhadap waktu pelaksanaannya yang
berupa model diagram batang/Gantt secara horizontal sepanjang waktu
total penjadwalan pada sumbu x/durasi proyek. Model penjadwalan ini
berfungsi memberikan informasi urutan item pekerjaan yang akan
dikerjakan secara sistematis dan juga dapat memberikan informasi
berupa kemajuan proyek berdasarkan jadwal rencana dan aktual selama
proses konstruksi dan tidak memberikan informasi lainnya seperti
kinerja biaya, jalur kritis dan bobot pekerjaan.
e. Earned Value Management (EVM)/Earned Value Analysis (EVA)

Model penjadwalan atau schedule semacam ini pada dasarnya


merupakan instrumen pengukuran kinerja/performance nilai hasil
terhadap waktu dan biaya suatu proyek khusunya di bidang konstruksi.
Parameter dasar pada metode EVM yaitu:

1) Budgeting Cost Work Performance (BCWP)/Earned Value (EV)

Yaitu nilai hasil bobot pekerjaan aktual di lapangan dikalikan


dengan harga satuan pekerjaan pada setiap item pekerjaan yang
telah dikerjakan.

2) Actual Cost Work Performance (ACWP)

Merupakan parameter yang menunjukkan biaya aktual yang telah


dikeluarkan pada suatu pekerjaan sampai periode dilakukannya
evaluasi kinerja.

3) Budgeting Cost Work Scheduled (BCWS)/Planned Value/PV

Parameter yang menunjukkan rencana biaya yang akan


dikeluarkan berdasarkan perencanaan schedule yang dibuat.

Pemodelan penjadwalan kinerja ini juga dapat menganalisis


tingkat penyimpangan/varians waktu dan biaya proyek, indeks
kinerja waktu dan biaya serta dapat digunakan dalam
meramalkan/estimasi total waktu dan biaya proyek secara
keseluruhan berdasarkan index kinerja proyek yang telah dikerjakan
sampai pada saat proyek dievaluasi. Earned Value Management
(EVM)/Earned Value Analysis (EVA).
f. Network Planning/Jaringan Kerja

Jadwal kegiatan pekerjaan berbentuk diagram network, model Ini


digunakan dalam penyelenggaraan proyek yang produknya adalah
inormasi mengenai kegiatan kegiatan yang ada didalam proyek yang
bersangkutan merupakan model instrumen pengukuran jadwal proyek
dengan menggunakan logika jaringan kerja untuk mendeteksi item
pekerjaan yang berada pada jalur kritis maupun untuk mengetahui waktu
detail pekerjaan yaitu dapat menentukan waktu yang paling cepat atau
Early Time dan waktu paling lama atau Latest Time untuk dikerjakan
dan waktu selesainya pada setiap item pekerjaan yang akan
dilaksanakan.

Model jaringan kerja bisa berupa Critical Path Method (CPM),


Predence Diagram Method (PDM) dan Program Evaluation Review
Technique (PERT). Ketiga model jaringan kerja tersebut disesuaikan
dengan jenis proyek yang akan dikerjakan misalnya untuk metode PERT
lebih ideal gunakan jika proyek masih tergolong baru dimana waktu
estimasi penjadwalannya masih belum pasti dimana perobabilitas waktu
pelaksanaannya dapat lebih cepat ataupun lama.

g. Resources Scheduled Distribution

Model penjadwalan ini merupakan uraian dari penjadwalan


sebelumnya dimana dalam penjadwalan ini hanya berfokus pada sumber
daya yang akan dijadwalkan selama proses konstruksi baik distribusi
jadwal tenaga kerja, material dan peralatan proyek. Fungsi dari model
penjadwalan ini yaitu dapat memberikan informasi target alokasi
sumber daya berdasarkan jumlah yang akan direncanakan/digunakan
pada periode pelaksanaan proyek, sehingga dapat mencegah terjadinya
keterlambatan waktu alokasi sumber daya proyek di lapangan yang
tentunya mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek secara keseluruhan.
4. Pembuatan Time Schedule

Pembuatan jadwal pelaksanaan (Time Schedule) harus memperhatikan


beberapa faktor:

a. Kondisi Atau Keadaan Lapangan

Seperti memantau kondisi di lapangan, mempelajari medan yang


akan dibangun untuk proyek konstrusi tersebut atau Penelitian
dilapangan, sehingga didapat data-data yang diperlukan dalam
pelaksanaan.

b. Metode Pelaksanaan

Spesifikasi pekerjaan dan gambar secara lengkap yang sesuai dengan


persyaratan mutu pekerjaan yang diperlukan dan Peralatan yang
digunakan dalam pelaksaan proyek.

c. Sumber Daya Manusia (SDM)

Kemampuan dan keahlian yang dimiliki para pekerja, hal ini sangat
berpengaruh pada waktu pelaksanaan pekerjaan.

d. Perkiraan Iklim Dan Cuaca


Faktor cuaca juga mempengaruhi jalannya pelaksanaan, misalnya
pengecoran berjalan kurang baik karena adanya hujan.

e. Jenis Pekerjaan Dan Spesifikasi Teknis

Seperti jenis pekerjaan penggalian, pengecoran atau pekerjaan akan


dimulainya proyek, apakah jalan akses masuk perlu dibuat atau sudah
ada, apakah lokasi proyek di tengah hutan dan mempertimbangkan
terlebih dahulu pekerjaan penebasan pohon, land clearing atau
pemindahan tanah.

f. Batasan Yang Ditentukan.

Daerah dimana pekerjaan kontruksi tersebut memiliki batas yang


jelas pada suatu wilayah dan abash secara hukum.

g. Peraturan Pemerintah Daerah

Peraturan yang dibuat dari pemda setempat karena daerah tersebut


berkaitan dengan budaya atau adat dan ijin lahan dan sebagainya yang
menjadi acuan dasar untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi.

Untuk dapat menyusun time schedule atau jadwal pelaksanaan proyek


yang baik dibutuhkan:

a. Gambar kerja proyek


b. Data lokasi proyek berada
c. Rencana anggaran biaya pelaksanaan proyek
d. Bill of Quantity (BQ) atau daftar volume pekerjaan
e. Data cuaca atau musim di lokasi pekerjaan proyek.
f. Data jenis transportasi yang dapat digunakan disekitar lokasi proyek.
g. Metode kerja yang digunakan untuk melaksanakan masing-masing item
pekerjaan.
h. Data kebutuhan tenaga kerja dan ketersediaan tenaga kerja yang di
butuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan.
i. Data sumberdaya meliputi material, peralatan, sub kontraktor yang
tersedia disekitar lokasi pekerjaan proyek berlangsung.
j. Data sumber daya material, peralatan, sub kontraktor yang harus
didatangkan ke lokasi proyek.
k. Data keuangan proyek meliputi arus kas, cara pembayaran pekerjaan,
tenggang waktu pembayaran progress dan lain-lain
l. Data kapasitas prosduksi meliputi peralatan, tenaga kerja, sub kontraktor,
material.
5. Kriteria Estimator

Penjadwalan atau schedule suatu proyek konstruksi selayaknya harus


direncanakan secara matang dan optimal guna menghindari terjadinya
keterlambatan waktu proyek/overun scheduled serta dampak-dampak buruk
lainnya.

Suatu perencanaan penjadwalan atau schedule proyek konstruksi yang


baik ditentukan oleh beberapa faktor penentu khususnya ditujukan bagi
seorang estimator schedule, diantaranya:

a. Kemampuan dalam mengestimasi waktu alokasi sumber daya (peralatan,


material dan man power) yang akan dialokasikan selama proyek
konstruksi berlangsung. Hal ini penting mengingat seringnya terjadi
penyimpangan waktu transportasi sumber daya selama proses konstruksi
misalnya yang paling sering terjadi yaitu keterlambatan dalam pengiriman
material ke lokasi proyek yang tentunya akan berpengaruh secara
langsung terhadap durasi total pelaksanaan proyek yang telah
direncanakan terlebih jika keterlambatan tersebut berada pada jalur
kritis/Critical Path.
b. Keteraturan yang sistematis dan runtun dalam tahapan perencanaan
pelaksanaan pekerjaan konstruksi, misalnya urutan sistematis item
pekerjaan mulai dari tahap awal sampai akhir yang berurutan dan logis
sesuai dengan kondisi serta perencanaan alokasi sumber daya saat proyek
konstruksi berlangsung. Hal ini juga ditentukan dari tingkat pengalaman
seorang estimator scheduled dalam penjadwalan suatu proyek yang akan
dilaksanakan.
c. Kemampuan estimasi lama durasi waktu pelaksanaan pada suatu item
pekerjaan juga menentukan tingkat keberhasilan perencanaan
penjadwalan suatu proyek konstruksi dimana pada faktor ini diperlukan
analisis terhadap besar produktivitas sumber daya yang akan digunakan
misalnya produktivitas tenaga kerja/man power dan peralatan/equipment
terhadap volume total pekerjaan yang akan dikerjakan. Bahkan dalam hal
ini seorang estimator dapat secara langsung menentukan nilai durasi
waktu pelaksanaan berdasarkan pengalaman empiris yang biasa terjadi di
lapangan.

Produktivitas Resources:

Kapasitas Volume / Waktu Kerja Resources (Cycle Time)

Total Durasi Waktu:

Volume Total / (Jumlah Resources x Produktivitas Resources)

d. Kemampuan estimasi terhadap hal-hal yang mungkin dapat terjadi diluar


perencanaan selama proses konstruksi berlangsung. Ini juga menjadi
faktor tambahan yang setidaknya harus dimiliki oleh seorang estimator
schedule dalam memprediksi durasi suatu item pekerjaan. Hal tersebut
bisa berasal dari faktor internal maupun eksternal misalnya faktor cuaca,
kerusakan peralatan, timbulnya kecelakaan kerja, masalah sosial,
timbulnya klaim, dan sebagainya.
Namun yang paling penting yaitu keahlian dan pengalaman seorang
estimator schedule dalam menganalisis perencanaan penjadwalan proyek
secara optimal serta pada proses monitoring dan pengendaliannya. Hal ini
dikarenakan pada phase planning/perencanaan suatu proyek harus dilakukan
dengan matang sehingga sekurang-kurangnya dapat menekan tingkat risiko
potensi penyebab keterlambatan khususnya pada saat phase pelaksanaan
konstruksi dengan tingkat kompleksitas yang tinggi. Dari paparan berbagai
strategi dan model penjadwalan suatu proyek konstruksi di atas kiranya dapat
bermanfaat bagi pihak yang berkecimpung dalam bidang industri konstruksi.
Beberapa hal perlu diperhatikan ketika membuat project schedule, seperti:

a. Alokasi Resource Pada Pekerjaan

Resource bisa berupa berbagai hal seperti manusia, barang, peralatan


computer dan proyektor, tempat ruang rapat, misalnya atau layanan
seperti training atau tim pendukung out source yang dibutuhkan dan
mungkin ketersediaannya terbatas.

Bagaimanapun juga resource yang utama adalah manusia. Pertama,


project manager akan mengalokasikan orang-orang tertentu untuk suatu
pekerjaan. Kemudian, selama pekerjaan tersebut berlangsung, orang
tersebut mungkin menjadi terlalu sibuk sehingga tidak bisa dialokasikan
untuk pekerjaan lainnya. Perhatikan bahwa pemilihan pelaku perlu
disesuaikan dengan kemampuan dan beragai hal lain karena ada pekerjaan
yang dapat dilakukan oleh siapa saja, tetapi umumnya pekerjaan hanya
dapat dikerjakan oleh satu atau beberapa orang saja.

b. Identifikasikan Setiap Ketergantungan

Sebuah pekerjaan disebut memiliki ketergantungan jika melibatkan


aktivitas, resource atau work product yang dihasilkan pekerjaan/aktivitas
lain. Contoh: test plan tidak mungkin dilaksanakan selama software
belum ditulis, program baru dapat ditulis setelah class atau modul dibuat
dan dideskripsikan pada tahapan desain. Tiap pekerjaan pada WBS perlu
diberi nomor, dengan angka tersebut bergantung pada nomor pekerjaan
syaratnya. Berikut ini adalah sedikit gambaran tentang bagaimana suatu
pekerjaan menjadi tergantung pada pekerjaan lainnya.

c. Buat Jadwalnya

Tiap pekerjaan juga memiliki jangka waktu pekerjaan. Dengan


demikian jadwal bisa dibuat, contoh: Tiap pekerjaan ditunjukkan dengan
kotak, sedangkan ketergantungan antar pekerjaan ditunjukkan dengan
gambar panah. Kotak hitam berbentuk wajik antara D dan E (pada
gambar di atas) disebut milestone atau pekerjaan tanpa durasi. Milestone
digunakan untukmenunjukkan kejadian penting pada jadwal. Sedangkan
kotak hitam panjang antara C danD yang juga mengandung potongan
wajik menunjukkan summary task atau dua subpekerjaan yang memiliki
induk yang sama. Jadwal bisa dibuat dalam bentuk Gantt Chart, PERT
atau diagram semacamnya Contoh Gantt Chart yang dibuat dengan
sebuah tool manajemen proyek.

6. Risk Plan

Risk plan adalah daftar resiko/masalah yang mungkin terjadi selama


proyek berlangsung dan bagaimana menangani terjadinya resiko tersebut.
Bagaimanapun juga ketidakpastian adalah musuh semua rencana, termasuk
rencana proyek. Terkadang ada saja waktu-waktu yang tidak menyenangkan
bagi proyek, banyak kesulitan terjadi misalnya suatu resource tiba-tiba tidak
tersedia. Oleh karenanya risk plan adalah persiapan terbaik menghadapi
ketidakpastian. Langkah-langkah berikut dapat menjadi acuan untuk
mendapatkan Risk Plan:

a. Pembahasan Resiko Potensial


Project manager akan memimpin sebuah sesi/rapat untuk
mengidentifikasikan masalah-masalah yang mungkin akan muncul.
Anggota tim akan dipancing untuk mengemukakan resiko-resiko yang
terpikirkan. Project manager akan menuliskannya di papan tulis setiap ada
yang mengemukakan pendapat yang relevan. Sedikit pendapat mungkin
akan muncul pada awalnya, kemudian berlanjut dengan tanggapan yang
susul-menyusul hingga akhirnya suasana mendingin sampai akhirnya
pendapat terakhir diutarakan.

Resiko yang dimaksud disini adalah resiko spesifik. Jika suatu resiko
dirasa belum spesifik maka project manager akan memancing agar
permasalahan disampaikan secara lebih spesifik. Sumber masalah yang
baik lainnya adah asumsi-asumsi yang muncul ketika membuat Vision
and Scope dan melakukan estimasi dengan metode Wideband Dephi.

b. Estimasi Dan Resiko/Masalah

Tim akan memberikan rating untuk setiap resiko. Nilainya berkisar


dari 1 masalah dengan resiko kecil hingga 5 masalah dengan resiko besar,
kemungkinan munculnya besar, mungkin menghabiskan biaya besar dan
sulit untuk membereskannya.

c. Buat Sebuah Risk Plan

Tim akan mengidentifikasi langkah-langkah yang akan di ambil


untuk mengatasi masalah-masalah yang akan muncul tersebut, dimulai
dari resiko bernilai lima. Penjadwalan Proyek PERT adalah suatu alat
manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan,
mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada didalam
suatu proyek. PERT yang memiliki kepanjangan Program Evalution
Review Technique adalah suatu metodologi yang dikembangkan oleh
Angkatan Laut Amerika Serikat pada tahun 1950 untuk mengatur
programmisil. Sedangkan terdapat metodologi yang sama pada waktu
bersamaan yang dikembangkan oleh sektor swasta yang dinamakan CPM
atau Critical Path Method.

- Karakteristik Pert

Dari langkah-langkah penjelasan metode PERT maka bisa dilihat suatu karakteristik
dasar PERT, yaitu sebuah jalur kritis. Dengan diketahuinya jalur kritis ini maka suatu
proyek dalam jangka waktu penyelesaian yang lama dapat diminimalisasi.

Ciri-ciri jalur kritis adalah:

a) Jalur yang biasanya memakan waktu terpanjang dalam suatu proses.

b) Jalur yang tidak memiliki tenggang waktu antara selesainya suatu tahap kegiatan
dengan

c) mulainya suatu tahap kegiatan berikutnya.

d) Tidak adanya tenggang waktu tersebut yang merupakan sifat kritis dari jalur kritis.

- Karakteristik proyek

a) Kegiatannya dibatasi oleh waktu sifatnya sementara, diketahui kapan mulai dan
berakhirnya.

b) Dibatasi oleh biaya.

c) Dibatasi oleh kualitas.

d) Biasanya tidak berulang-ulang.

- Manfaat Pert

a) Mengetahui ketergantungan dan keterhubungan tiap pekerjaan dalam suatu


proyek.

b) Dapat mengetahui implikasi dan waktu jika terjadi keterlambatan suatu pekerjaan.
c) Dapat mengetahui kemungkinan untuk mencari jalur alternatif lain yang lebih
baik untukkelancaran proyek.

d) Dapat mengetahui kemungkinan percepatan dari salah satu atau beberapa jalur
kegiatan.

e) Dapat mengetahui batas waktu penyelesaian proyek.

Sekian untuk pembahasan dalam materi manajemen konstruksi mengenai time


schedule dan hal hal lain yang berkaitan semoga memberikan manfaat lebih bagi
pembaca. Sekian dan Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai