PEKERJAAN
2) EVALUASI;
Analisa, identifikasi masalah, pengelompokan
masalah, dan upaya pemecahan masalah
7
Pentingnya jadwal bagi seorang pengawas.
9
1.2 Penilaian Jadwal Mobilisasi Sumber Daya
Gambar 1.2.
menggambarkan
keterkaitan tingkat
keperluan sumber daya
dengan tingkat maksimum
sumber daya yang
tersedia.
13
Langkah-langkah di atas kemudian ditindaklanjuti
dengan membuat analisa terhadap hal-hal berikut :
1) Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap
kegiatan
2) Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh
kegiatan
3) Urutan setiap kegiatan
4) Metoda kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan
setiap kegiatan
5) Sumber daya yang diperlukan
6) Resiko yang terkait
7) Biaya sebenarnya untuk menyelesaikan setiap
kegiatan
14
8) Nilai pekerjaan yang diselesaikan.
Jenis-jenis jadwal antara lain:
• Analisa Jaringan Kerja -Metoda Lintasan
Kritis dan Teknik Kajian penilaian Proyek
• Diagram Balok (Bar Chart)
• Program 'linier'
15
Analisa jaringan kerja,
16
Diagram Balok (Bar Chart)
20
4) Demikian seterusnya, titik-titik koordinat yang
merupakan bobot kumulatif kemajuan pekerjaan
rencana dari bulan 1 sampai dengan bulan
terakhir ditentukan.
90
2 bulan
80
2 bulan
70 AWAL
60
1
50
Re-skedul
40
4
2
30
3
20
D = (Awal – Rencana Baru) > 0
10 REALISASI
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
24
Gambar1.14 Revisi Jadwal Akibat
Perpanjangan Waktu (Salah)
100 BATAS
RE-JADWAL 2 bulan
90
AWAL
80
Re-skedul
70
60
50
40
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
25
Gambar 1.15 Revisi Jadwal Akibat Perpanjangan
Waktu (Salah)
100
90
80 AWAL
70
60
50
Re-skedul
40
30
Melanjutkan Kurva Realisasi
20 (SALAH)
10 REALISASI
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
26
Gambar 1.16 Revisi Jadwal, Perubahan Volume,
Balance Budget, Waktu Tetap.
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
27
Gambar 1.17 Revisi Jadwal, Perubahan
Volume, Tambahan Dana, Waktu Tetap
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
28
PERPANJANGAN WAKTU
1. Pekerjaan tambah
2. Perubahan desain
3. Keterlambatan yang disebabkan pengguna jasa
4. Masalah yang timbul diluar pengendalian penyedia
jasa
5. Keadaan kahar
Catatan
Semua jaminan harus disesuaikan masa berlakunya menurut
waktu dalam amandemen kontrak
3. SHOW CAUSE MEETING (SCM)
Acuannya adalah
1) Permen PU No.43/PRT/M/2007 tentang Standar
dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi,
Buku 1, Pasal 33. Kontrak Kritis,
2) Pelaksanaannya mengacu pada Surat Edaran
Dirjen. Bina Marga No. 02/SE/Db/2010 tanggal
15 Juni 2010.
31
Show Cause Meeting/SCM
Dilakukan melalui tahap pemberian surat
peringatan, rapat pembuktian dan uji coba
kepada Penyedia Jasa. Jika dalam 3 (tiga)
kali kesempatan uji coba, paket tersebut
masih kritis maka Pejabat Pembuat
Komitmen dapat melakukan pemutusan
kontrak secara sepihak dengan
mengesampingkan Pasal 1266 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata
32
Show Cause Meeting/SCM
• Prosedur pemberian surat peringatan, rapat pembuktian dan uji
coba dilakukan sebagai berikut :
a. Apabila kontrak telah memasuki kondisi kritis, yaitu ketika
realisasi fisik pelaksanaan terlambat 10% (pada periode 0-
70%) atau terlambat 5 % (pada periode 70-100%), maka
selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) hari kalender sejak
diketahuinya kondisi kritis, PPK memberikan Surat Peringatan
Pertama kepada Penyedia Jasa dan melaporkan secara
tertulis kepada Kepala Satuan Kerja atau atasan Langsungnya
37
Show Cause Meeting/SCM
i. PPK melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan
Uji Coba Tingkat II daa apabila Penyedia Jasa gagal,
maka dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari
kalender setelah masa uji coba berakhir, PPK
dengan diketahui oleh Kasatker segera melaporkan
kepada Dirjen Bina Marga melalui Pembantu
Atasan Kasatker dengan tembusan kepada Kepala
Balai Besar/Balai Pelaksanaan Jalan Nasional/
Atasan Langsung Kepala Satauan kerja dan sekaligus
meminta pertimbangan untuk penyelesaian paket
kritis.
38
Show Cause Meeting/SCM
j. Pembantu Atasan Kasatker bertindak atas nama Dirjen
Bina Marga memberikan pertimbangan penyelesaian
paket kritis dalam waktu selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari kalender sejak menerima laporan
dari PPK tentang hasil Uji Coba Tingkat III
k. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak
menerima pertimbangan dari Pembantu Atasan Satker
atas nama Dirjen Bina Maraga, PPK harus memberikan
keputusan kepada Penyedia Jasa
45
PENGAWASAN KUANTITAS
Volume pekerjaan disesuaikan dengan kontrak
Pemeriksaan bersama sebelum pekerjaan dimulai
(MC1)
Pengukuran bersama pada tahap pelaksanaan
untuk menghitung prestasi pekerjaan (termijn)
Pemeriksaan bersama sebelum penyerahan kontrak
pekerjaan selesai 100% (PHO)
4).PENGENDALIAN BIAYA
Biaya sesuai dengan target yang tertuang dalam
dokumen kontrak
Keterkaitan dengan waktu, mutu, dan volume
Suatu perubahan tambah atau kurang harus dihitung
dalam biaya
Perubahan nilai kontrak maks 10% nilai kontrak awal
kecuali akibat pek. Tambah penganan darurat
bencana alam
Negosiasi harga untuk pekerjaan tambah yang belum
ada harga satuannya
Syarat-Syarat Kontrak
Pengendalian Biaya
Perubahan Kuantitas
- Volume MPU Akhir Berbeda 25% volume Awal & tidak
melebihi 1% dari harga Kontrak Awal
Direksi dapat menyesuaikan Harga Satuan
- Kontrak Akhir > 115% Kontrak Awal
Perubahan HS harus disetujui Pemilik
Penyesuaian Harga
- Untuk MPU (80% Nilai Kontrak)
- Pekerjaan yang terlambat Tidak berlaku
Syarat-Syarat Kontrak
Pengendalian Biaya (lanjutan)
Sertifikasi Pembayaran Bulanan
- Dapat dikoreksi setiap saat
- Pembayaran dalam waktu 28 hari
- Pembayaran MOS : Maks. 80% untuk bahan yang tertera
dalam lampiran 5 Penawaran
Retention Money
- 10% MC
- PHO 50% Retensi dikembalikan
- Retensi dapat diganti Bank Garansi
- PHO seluruh Retensi Dikembalikan
Denda Keterlambatan
- 1‰dari Nilai kontrak, perhari maks. 5% nilai kontrak
2. Penilaian Biaya Pelaksanaan
2.1 Penilaian Umum Biaya Pelaksanaan
51
Gambar 2.1 Metode perhitungan Analisis
Harga Satuan
Asumsi:
·Jenis Pekerjaan
· Lokasi
· Material
(Spesifikasi) Analisis Harga Satuan
· Informasi lain Dasar (HSD):
Analisis
· Komponen Bahan
Harga
· Komponen Alat
Satuan
· Komponen Upah
Metode Kerja: Pekerjaan
·Jenis Alat
·Cara Pelaksanaan
·Informasi lain
Overhead Harga
dan Profit Satuan
Pekerjaan
(HSP)
52
2.4 Pekerjaan Tambah Kurang
Apabila terdapat perbedaan antara kondisi lapangan
pada saat pelaksanaan pekerjaan dengan
spesifikasi teknis dan gambar yang ditetapkan
dalam dokumen kontrak, maka pengguna jasa
bersama penyedia jasa dapat melakukan perubahan
kontrak.
54
– Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh pengguna
jasa atas keterlambatan pembayaran adalah sebesar
bunga terhadap nilai tagihan yang terlambat
dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang
berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank
Indonesia, atau dapat diberikan kompensasi sesuai
ketentuan dokumen kontrak.
55
2.5 Kompensasi
56
IV. Pembuatan Amandemen/Adendum Kontrak
4.1 Pengertian dan Ketentuan Perubahan Kontrak
(Contract Change Order/CCO)
59
V. Penyelesaian Perselisihan dan Permasalahan Kontrak
62
5.3 Pemutusan Kontrak (Termination)
64
5.5 Penundaan Pekerjaan (Suspension)
Klaim dapat berasal dari salah satu pihak yang terikat dalam kontrak,
yaitu dari pengguna jasa kepada kontraktor atau sebaliknya.
Selain itu dapat pula berasal dari pihak lain yang tidak terikat
kontrak (pihak ketiga) seperti : pemasok bahan, sub penyedia jasa,
sub kontraktor atau masyarakat.
• Aspek dan objek yang dibahas dalam rapat rutin ini adalah
setiap masalah yang diketemukan dalam kegiatan
pengendalian misalnya mambahas kendala-kendala dan usulan
yang diajukan, kemudian menghasilkan keputusan dan
petunjuk pelaksanaan secara teknis terhadap setiap uraian
kegiatan yang bermasalah tersebut untuk diketahui dan
mendapat perhatian pihak-pihak terkait.
Identifikasi Persoalan
Mengidentifikasi persoalan yang dihadapi dan
membuat prakiraan pencapaian sasaran akibat dari
adanya masalah yang timbul, dan usaha-usaha
mengatasinya. Hasil evaluasi kemajuan tersebut
dituangkan dalam suatu laporan tertulis, yang
selanjutnya dibahas dalam rapat rutin oleh semua
pihak yang terkait
71
TERIMA KASIH
72