Anda di halaman 1dari 6

1.

Pengertian Kurva S, Network Planning, dan PDM ( Precedence Diagram


Method ).

A. Kurva S / S Curve
Kurva-S atau S-Curve adalah suatu grafik hubungan antara waktu pelaksanaan
proyek dengan nilai akumulasi progress pelaksanaan proyek mulai dari awal hingga
proyek selesai.
Kurva-S sudah jamak bagi pelaku proyek. Umumnya proyek menggunakan S-
Curve dalam perencanaan dan monitoring schedule pelaksanaan proyek, baik
pemerintah maupun swasta.
Kurva-S ini secara gampang akan terdiri atas dua grafik yaitu grafik yang
merupakan rencana dan grafik yang merupakan realisasi pelaksanaan.
Perbedaan garis grafik pada suatu waktu yang diberikan merupakan deviasi yang
dapat berupa Ahead (realisasi pelaksanaan lebih cepat dari rencana) dan
Delay (realisasi pelaksanaan lebih lambat dari rencana).
Indikator tersebut adalah satu-satunya yang digunakan oleh para pelaku proyek
saat ini atas pengamatan pada proyek-proyek yang dikerjakan di Indonesia. Terdapat
dua macam kurva-S yakni kurva-S rencana dan kurva-S aktual.

Ada beberapa manfaat lain dari Kurva-S yang dapat diaplikasikan di proyek, yaitu:
• Sebagai alat yang dapat membuat prediksi atau forecast penyelesaian proyek
• Sebagai alat untuk mereview dan membuat program kerja pelaksanaan proyek
dalam satuan waktu mingguan atau bulanan. Biasanya untuk melakukan
percepatan
• Sebagai dasar perhitungan eskalasi proyek
• Sebagai alat bantu dalam menghitung cash flow
• Untuk mengetahui perkembangan program percepatan
• Untuk dasar evaluasi kebijakan manajerial secara makro

Contoh Kurva S
B. Network Planning / Jaringan Kerja
Network Planning atau jaringan kerja adalah suatu teknik yang digunakan oleh
seorang manager untuk merencanakan, menjadwalkan dan mengawasi aktivitas
pekerjaan suatu proyek dengan menggunakan pendekatan atau analisis waktu (time)
dan biaya (cost) yang digambarkan dalam bentuk simbol dan diagram.
Menurut Handoko (2010), manfaat Network Planning adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan suatu proyek yang kompleks.


2. Scheduling pekerjaan-pekerjaan sedemikian rupa dalam urutan yang praktis dan
efisien.
3. Mengadakan pembagian kerja dari tenaga kerja dan dana yang tersedia.
4. Scheduling ulang untuk mengatasi hambatan-hambatan dan keterlambatan-
keterlambatan.
5. Menentukan Trade Off (kemungkinan pertukaran) antara waktu dan biaya.
6. Menentukan probabilitas penyelesaian suatu proyek tertentu

Terdapat beberapa teknik atau metode yang digunakan dalam menuliskan network
planning, yaitu sebagai berikut:

1. Metode diagram grafik (Chart Method Diagram), digunakan untuk prencanaan


dan pengendalian proyek dalam bentuk diagram grafik.
2. Teknik manajemen jaringan (Network Management Technique), digunakan
untuk perencanaan dan pengendalian proyek berbasis teknologi informasi (IT).
3. Prosedur dalam penilaian program (Program Evaluation Procedure),
digunakan untuk merencanakan, mengendalikan, dan menilai kemajuan suatu
program.
4. Analisis jalur kritis (Critical Path Analysis), digunakan untuk penjadwalan dan
mengendalikan sumber daya proyek.
5. Metode jalur kritis (Crtical Path Method), digunakan untuk menjadwalkan dan
mengendalikan proyek yang sudah pernah dikerjakan sehingga data, waktu dan
biaya setiap unsur kegiatan telah diketahui oleh evaluator.
6. Teknik menilai dan meninjau kembali (Program Evaluation and Review
Technique), digunakan pada perencanaan dan pengendalian proyek yang belum
pernah dikerjakan

Simbol-simbol yang digunakan dalam menggambarkan suatu network planning


adalah sebagai berikut:

a. Anak Panah
Simbol anak panah ini menunjukkan sebuah kegiatan atau aktivitas.
Kegiatan adalah segala tindakan yang memakan waktu tertentu dalam
pemakaian atau penggunaan sejumlah material, tenaga kerja, serta peralatan
produksi (resources) yang ada. Kepala anak panah menunjukkan arah tiap
kegiatan, yang menunjukkan bahwa suatu kegiatan dimulai pada permulaan
dan berjalan maju sampai akhir dengan arah dari kiri ke kanan.
b. Lingkaran
Simbol lingkaran menunjukkan suatu kejadian (event), baik kejadian atas
berakhir atau selesainya suatu kegiatan tertentu atau kejadian dimulainya
kejadian yang lain jadi dalam hal ini berarti bahwa satu simbol lingkaran itu
sekaligus menunjukkan dua buah kejadian yaitu, kejadian selesainya kegiatan
yang satu serta dimulainya kegiatan yang lain. Titik awal dan akhir dari sebuah
kegiatan karena itu dijabarkan dengan dua kejadian yang biasanya dikenal
sebagai kejadian kepala dan ekor. Kegiatan-kegiatan yang berawal dari saat
kejadian tertentu tidak dapat dimulai sampai kegiatan-kegiatan yang berakhir
pada kejadian yang sama diselesaikan.

c. Anak Panah Putus-putus


Simbol anak panah yang terputus-putus menunjukkan kegiatan semu
(dummy activity), yang digunakan untuk memperbaiki logika ketergantungan
dari gambar diagram network, jadi sebenarnya kegiatan tersebut tidak ada,
akan tetapi hanya digunakan untuk mengalihkan arus anak panah guna
memperbaiki kebenaran logika urutan kegiatan proses produksi.

Kegiatan semu itu memiliki tiga sifat, yaitu:

1. Waktu yang digunakan untuk melakukan kegiatan tersebut adalah relative sangat
pendek dibandingkan dengan kegiatan biasa. Oleh karena itu maka kegiatan semu
ini dianggap tidak memerlukan waktu.
2. Menentukan boleh tidaknya kegiatan selanjutnya dilakukan. Hal ini berarti bahwa
apabila kegiatan semu itu belum selesai dikerjakan maka kegiatan selanjutnya
belum boleh dimulai.
3. Dapat mengubah jalur kritis dan waktu kritis.

Aturan yang digunakan dalam menggambar network planning adalah sebagai


berikut:

1. Di antara dua kejadian yang sama, hanya boleh digambarkan satu anak panah.
2. Nama suatu aktivitas dinyatakan dengan huruf atau dengan nomor kejadian.
3. Aktivitas harus mengalir dari kejadian bernomor rendah ke kejadian bernomor
tinggi.
4. Diagram hanya memiliki sebuah saat paling cepat dimulainya kejadian (initial
event) dan sebuah saat paling cepat diselesaikannya kejadian (terminal event)

Menurut Haming dan Nurnajamuddin (2011), langkah-langkah penyusunan


diagram jaringan kerja (network planning) adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan visi (vision) dan tujuan (goals) dari proyek, visi dan tujuan proyek
akan menjadi dasar perumusan kegiatan.
2. Mengidentifikasi pekerjaan yang harus diselesaikan pada proyek yang
bersangkutan.
3. Mengidentifikasi urutan pelaksanaan pekerjaan sehingga pengerjaan berlangsung
secara sistematis.
4. Mengidentifikasi waktu pengerjaan setiap pekerjaan yang ada.
5. Membuat diagram pengerjaan proyek.
6. Menetapkan jalur kritis proyek.
7. Menghitung standar deviasi jalur kritis proyek.
8. Menghitung probabilita penyelesaian proyek sesuai yang diminta oleh pemilik
proyek.
9. Menghitung biaya nyata proyek.
10. Mengevaluasi alternatif percepatan yang mungkin.

Contoh Network Planning


• Jika kegiatan A harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum kegiatan B
dapat dimulai.

• Jika kegiatan C, D, dan E harus selesai sebelum kegiatan F dimulai.

• Jika kegiatan G dan H harus selesai sebelum kegiatan I dan J.

• Jika kegiatan K dan L harus selesai sebelum kegiatan M dapat dimulai,


tetapi kegiatan N sudah boleh dimulai bila kegiatan L sudah selesai.
• Jika kegiatan P, Q, dan R mulai dan selesai pada lingkaran kejadian yang
sama.

C. PDM ( Precendence Diagram Method )


Precedence Diagramming Method (PDM) adalah sebuah metode yang yang dapat
digunakan untuk membuat penjadwalan suatu proyek. Selain menggunakan metode
PDM, penjadwalan proyek juga dapat dilakukan dengan menggunakan metode Gantt
charts, activity on the node (AON), critical path analysis, dan program evaluation and
review technique (PERT). Metode PDM dapat digunakan secara mudah untuk
memahami hubungan diantara aktivitas proyek, yang pada dasarnya mentitik
beratkan pada persoalan keseimbangan diantara biaya dan waktu penyelesaian
proyek.
Diagram PDM mirip dengan teknik diagram AON dan berdasarkan pada 4
hubungan dasar fundamental, yaitu:
1. Finish-to-start (FS): Hubungan akhir-ke-mulai merupakan hubungan
yang paling sering terjadi diantara aktivitas dan menandakan adanya
sebuah hubungan logis. Berdasarkan gambar di atas, Task B tidak bisa
dimulai sampai Task A selesai.
2. Start-to-start (SS): Hubungan mulai-ke-mulai merupakan hubungan
yang terjadi ketika diantara aktivias yang terjadi, keduanya dapat
ataupun harus terjadi diwaktu yang sama. Meskipun mulai di waktu yang
sama, kedua aktivitas tersebut dapat selesai di waktu yang berbeda.
3. Finish-to-finish (FF): Hubungan akhir-ke-akhir terjadi apabila diantara
dua aktivitas yang terjadi memiliki waktu selesai atau berakhir yang
sama, meskipun waktu mulai mereka maupun durasi aktivitas
berlangsung tersebut berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
Apabila kedua aktivitas FF telah selesai, maka aktivitas selanjutnya
dapat dimulai.
4. Start-to-finish (SF): Hubungan mulai-ke-akhir merupakan hubungan
yang paling jarang terjadi dan paling dapat digantikan dengan hubungan
finish-to-start yang memiliki kebalikan dengan hubungan SF.
Berdasarkan gambar diatas, Task A tidak dapat berakhir hingga Task B
dimulai.
Keuntungan dari penggunaan PDM ini ketika menyusun jadwal proyek adalah
manajer proyek dapat dengan mudah menentukan waktu tunggu dan jeda dari
berbagai aktivitas. Disamping itu, lead time juga memungkinkan adanya kegiatan
yang bertabrakan satu sama lain.
Berikut adalah beberapa istilah yang terdapat pada PDM:
1. TE = E adalah waktu paling awal dari suatu aktivitas yang dapat terjadi
(Earliest Time of Occurance).
2. TL = L adalah waktu paling akhir dari suatu aktivitas yang boleh terjadi
(Latest Allowable Event / Occurance Time).
3. ES, adalah waktu mulai paling awal suatu aktivitas (Earliest Start Time).
4. EF, adalah waktu selesai paling awal suatu aktivitas (Earliest Finish
Time).
5. LS, adalah waktu paling akhir aktivitas boleh dimulai (Latest Allowable
Start Time).
6. LF, adalah waktu paling akhir aktivitas boleh selesai dimulai (Latest
Allowable Finish Time).
7. D, adalah kurun waktu dari suatu aktivitas, yang pada umumnya
dinyatakan dalam satuan waktu hari, minggu, bulan, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai