PELATIHAN
SUPERVISOR PEKERJAAN
LANSEKAP/PERTAMANAN
(LANDSCAPE SUPERVISOR)
2005
KATA PENGANTAR
Modul ini disusun berdasarkan dokumen kontrak yang selama ini dipakai oleh
proyek-proyek pemerintah terutama proyek di lingkungan Departemen Pekerjaan
Umum.
Saran dan masukan yang positif untuk penyempurnaan modul sangat diharapkan
dan dihargai.
LEMBAR TUJUAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pengertian .............................................................................................. I-1
1.2 Maksud dan Tujuan ................................................................................ I-1
1.3 Syarat Penyusunan Laporan .................................................................. I-2
1.4 Manfaat dan Konsekuensi ...................................................................... I-2
1.5 Fungsi dan Syarat Laporan .................................................................... I-3
1.5.1 Fungsi Laporan ........................................................................... I-3
1.5.2 Syarat Laporan ........................................................................... I-4
RANGKUMAN
DAFTAR PUSTAKA
HAND OUT
DAFTAR MODUL
Nomor
Kode Judul Modul
Modul
1 LS – 01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
7 LS – 07 Dokumen Kontrak
11 LS – 11 Pemeliharaan Taman
PANDUAN INSTRUKTUR
A. BATASAN
KODE MODUL : LS - 12
.
TEMPAT KEGIATAN : Ruangan Kelas lengkap dengan fasilitasnya.
B. RENCANA PEMBELAJARAN
1. Ceramah : Pembukaan/
Bab I, Pendahuluan
Menjelaskan tujuan Mengikuti penjelasan TIU OHT
instruksional umum(TIU) dan dan TIK dengan tekun dan
Tujuan instruksional khusus aktif
(TIK) Mengikuti penjelasan
Menjelaskan maksud dan maksud dan tujuan
tujuan administrasi lapangan administrasi lapangan dan
dan pelaporan. pelaporan.
Menjelaskan pengertian Mengikuti penjelasan
administrasi lapangan dan pengertian administrasi
pelaporan. lapangan dan pelaporan.
Mengajukan pertanyaan
Waktu : 5 menit apabila ada yang kurang
jelas.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 PENGERTIAN
Laporan merupakan kumpulan informasi mengenai setiap aktivitas dan pencapaian hasil
pelaksanaan pekerjaan yang disusun pada periode-periode tertentu selama masa
pelaksanaan pekerjaan secara obyektif dan akuntabel.
Laporan yang menyajikan hal-hal berkaitan dengan pelaksanaan proyek pada dasarnya
merupakan pertanggungjawaban tugas yang diberikan pemberi tugas kepada pihak yang
diberi tugas.
Menurut tujuannya, laporan disusun untuk memberi keterangan, memulai suatu tindakan,
mengkoordinasi proyek, menyarankan sesuatu langkah dan tindakan, dan merekam
kegiatan.
Laporan untuk memberi keterangan terdiri dari laporan berkala dan laporan khusus.
Laporan berkala memuat keterangan yang bersifat rutin dan bentuk serta susunannya
biasanya telah ditentukan. Namun jika belum ditentukan, terlebih dahulu diidentifikasi
pokok-pokok masalah yang perlu dimasukkan, seperti tentang personalia, peralatan,
bahan, keuangan, kelancaran pekerjaan, volume pekerjaan, waktu pelaksanaan dan
permasalahan lainnya. Laporan khusus dibuat untuk menyampaikan suatu kejadian atau
keadaan yang khusus, seperti kejadian keterlambatan pelaksanaan proyek, kejadian
kegagalan pekerjaan konstruksi, bencana alam dan permasalahan khusus lain di luar hal
yang bersifat rutin.
Laporan untuk memulai suatu tindakan, memusatkan perhatian kepada suatu tindakan
termasuk alasannya. Laporan ini harus bersifat tegas, terperinci, dan jelas. Penekanan
diberikan pada apa, bagaimana, siapa, kapan, dan di mana termasuk perincian
kegiatannya.
Laporan untuk menyarankan suatu langkah atau tindakan berisi langkah atau
tinadakan yang harus diperbuat penerima laporan termasuk alsannya, manfaat yang akan
diperoleh, serta hal-hal lain yang terkait misalnya waktu, uang, alat, tenaga dan alat.
Dalam laporan jenis ini juga perlu dimuat resiko yang harus dihadapi apbila saran tersebut
ditolak atau diterima.
Laporan untuk merekam kegiatan terbagi dalam laporan kemajuan dan laporan
akhir.Laporan kemajuan dapat berupa laporan berkala maupun setiap waktu. Sesuai
jangka waktu yang ditetukan seperti bulanan, triwulanan, atau tahunan, laporan ini
menyajikan semua kegiatan selama masa laporan termasuk rincian yang perlu
disampaikan berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan. Laporan akhir merangkum semua
aspek pekerjaan setelah semua pelaksanaan pekerjaan selesai. Rangkuman tersebut
bersifat menyeluruh terhadap hal-hal yang telah lewat. Laporan ini tidak terlepas dari
laporan kemajuan dan pembuatannya mengacu pada laporan kemajuan sebelumnya.
Untuk dapat mendukung maksud dan tujuan pembuatan laporan seperti disebutkan di
atas, maka setiap jenis laporan yang telah ditentukan dalam kontrak, perlu disusun secara
tepat waktu, obyektif, lengkap, akurat, dan akuntabel dalam menggambarkan keseluruhan
informasi mengenai realisasi aktivitas dan pencapaian hasil pelaksanaan pekerjaan,
termasuk di dalamnya semua permasalahan dan penanganan yang diambil.
Laporan yang disusun secara tepat waktu, objektif, lengkap, dan akurat sangat
bermanfaat untuk:
memenuhi persyaratan dan ketentuan dokumen kontrak;
mempermudah penyusunan laporan selanjutnya; dan
Supervisor Pekerjaan Lansekap/Pertamanan (Landscape Supervisor) I-2
Modul LS-12 : Administrasi Lapangan dan Pelaporan Bab I : Pendahuluan
Ditinjau dari siklus pengendalian, laporan merupakan salah satu unsur penting dalam
pengawasan dan merupakan umpan balik bagi perencanaan. Dengan sistem laporan
yang baik, pimpinan akan mampu membandingkan hasil-hasil nyata dengan hasil-hasil
yang seharusnya dicapai dan berarti pula pi,pinan mampu bertanggung jawab secara
sempurna atas pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan padanya.
Sebagai salah satu alat mekanisme pengawasan, maka laporan bertujuan agar kepada
pimpinan dapat disajikan informasi yang memuat fakta-fakta yang mencakup 3 pokok
dasar, yakni:
1) Mencerminkan kemajuan-kemajuan hasil yang dicapai dan menggambarkan keadaan
secara nyata dari proyek.
2) Mengetengahkan pelbagai masalah, kesulitan, dan hambatan yang dihadapai proyek
termasuk penyebabnya.
3) Memuat pemikiran, pertimbangan, dan pandangan serta saran-saran pemecahan
masalah secara tepat.
Laporan sebagai salah satu alat manjemen yang mempunyai fungsi-fungsi sebagai
berikut:
Agar laporan memberikan daya guna yang optimal, maka laporan harus memenuhi
syarat-syarat dan berisi informasi yang baik, sesuai kebutuhan bagi pimpinan atau pihak
yang berkepentingan untuk pengambil keputusan atau tindakan.
Syarat-syarat tersebut sebagai berikut:
Laporan yang benar-benar obyektif akan mampu menggali dan menyajikan kondisi-
kondisi nyata, kemampuan pelaksanaan, kekurangan/hambatan yang terjadi dan lain-lain.
Apapun obyeknya, faktor laporan harus dapat dimengerti oleh si penerima. Data yang
dimasukkan harus erat hubungannya atau relevan dengan masalah yang akan
dikemukakan, sehingga keputusan yang akan diambil pimpinan banyak tergantung pada
kualitas laporan tersebut.
Laporan harus memuat data yang diseleksi dari sekian banyak dan ragam data agar
permasalahan yang disampaikan cukup jelas dan tidak kabur. Informasi yang bebas dari
kesalahan dan tepat atu akurat akan lebih berguna bagi penerima laporan dalam menilai
permasalahan dan mengambil keputusan tindak lanjutnya. Penyusun laporan harus
menempatkan dirinya pada penerima/pembaca laporan sehingga susunan kalimat, materi
serta istilah yang digunakan harus dapat benar-benar dimengerti.
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1.1 PENGERTIAN 1
1.2 Maksud dan Tujuan 1
1.3 SYARAT PENYUSUNAN LAPORAN 2
1.4 MANFAAT DAN KONSEKUENSI 2
1.5 fungsi dan syarat laporan 3
1.5.1 FUNGSI LAPORAN 3
1.5.2 SYARAT LAPORAN 4
BAB II
PENYUSUNAN ADMINISTRASI PEKERJAAN
2.2 PENGARSIPAN
Semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan (direksi pekerjaan, penyedia
jasa, direksi teknis, dan perencana), wajib menyimpan dan memelihara dokumen
pelaksanaan pekerjaan selama umur rencana konstruksi atau maksimal 10 (sepuluh)
tahun terhitung sejak penyerahan akhir pekerjaan. Hal ini diperlukan untuk dapat
memenuhi ketentuan-ketentuan dibawah ini:
Dokumen pelaksanaan pekerjaan yang harus disimpan oleh direksi pekerjaan dan
diserahkan kepada penyelenggara jalan, antara lain terdiri dari:
Dokumen kontrak, termasuk addendum/amandemen;
Seluruh laporanpelaksanaan pekerjaan;
Seluruh korespondensi selama pelaksanaan pekerjaan;
Berita Acara pembayaran, beserta lampirannya;
Berita acara dan notulen rapat;
Foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan (sebelum, sedang, selesai dikerjakan);
Gambar terlaksana (as-built drawing);
Laporan akhir.
BAB II 1
PENYUSUNAN ADMINISTRASI PEKERJAAN 1
2.1 PEMBUATAN LAPORAN 1
2.2 PENGARSIPAN 1
2.3 ARSIP DOKUMEN PELAKSANAAN PEKERJAAN 1
BAB III
PEMBUATAN DAFTAR USULAN DAN PERUBAHAN PEKERJAAN
Walaupun pekerjaan tambah kurang tidak diinginkan oleh karena akan mengakibatkan
perubahan biaya dan memperbolehkan perpanjangan waktu, Konsultan harus
menyiapkan kemungkinan timbulnya perintah perubahan yang tidak diharapkan yang
mungkin timbul selama pembangunan tersebut.
Pekerjaan yang diperlukan perintah perubahan akan dinilai pada harga dan biaya sesuai
Dokumen Kontrak. Bagaimanapun, dalam kontrak tidak memuat pembayaran yang dapat
digunakan untuk kerja tambahan yang diperlukan atau harga satuan yang ditetapkan
dalam jadual penawaran, Konsultan akan merekomendasikan harga baru akan membantu
Pemimpin Proyek dalam negosiasi dengan Kontraktor. Konsultan akan tetap memberitahu
Pemimpin Proyek pada aspek utama dari perintah perubahan, khususnya kemajuan
pekerjaan yang dibuat.
Proses Klaim
Jika terjadi klaim oleh Kontraktor, Konsultan akan memberikan evaluasi yang
bijaksana dan mengikuti prosedur untuk klaim yang ada dalam ketentuan dokumen
perjanjian kontrak. Evaluasi akan dimulai dengan menelaah klaim secara hati-hati,
dengan berdasar data pendukung yang diajukan.
Konsultan juga akan melihat acuan dari data yang digunakan seperti surat menyurat,
data laporan, hasil tes laboratorium, catatan survei, catatan harian, jadual, dokumen
kontrak, catatan cuaca, sertifikat pembayaran, foto-foto dan sebagainya. Setelah data
yang diperlukan untuk klaim sudah didapatkan, selanjutnya akan dibuat studi
pendekatan dari setiap kejadian yang berkaitan dengan klaim.
Penyelesaian Perselisihan
Jika perselisihan timbul, sama dengan garis besar proses klaim di atas, Konsultan
akan menerima penyerahan alasan-alasan perselisihan secara tertulis dari Kontraktor,
termasuk data pendukung penyebab perselisihan itu. Konsultan akan membantu
Pemimpin Proyek menyelidiki permasalahannya untuk menyelesaikan perselisihan
tersebut.
Guna pengendalian biaya pelaksanaan proyek, hal-hal pokok yang perlu diperhatikan
antara lain sebagai berikut :
Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang sudah diterima dari segi
pengukuran/ kuantitas dan kualitas, sehingga biaya yang dikeluarkan adalah
benar-benar untuk pekerjaan yang sudah memenuhi spesifikasi.
Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang tercantum dalam kontrak dan
harga satuan pekerjaan yang sudah ada dalam kontrak pelaksanaan, sehingga
biaya proyek dibayarkan sesuai dengan item pekerjaan yang ada dalam kontrak.
Pekerjaan dapat terlambat atau bermasalah akibat kondisi cuaca atau bencana alam
misalnya banjir dan gempa bumi. Untuk itu perlu diajukan usulan yang memenuhi proses
seperti berikut ini :
Pengumpulan Data dan Dokumen Kontrak Kontraktor akan dilakukan dalam jangka waktu
1 (satu) minggu.
Konsultan akan melakukan pengecekan secara detail terhadap seluruh kelengkapan data
yang ada dan akan dipergunakan sebagai acuan pelaksanaan konstruksi, antara lain :
- Persyaratan Kontrak;
- Spesifikasi Teknis; dan
- Gambar Rencana.
Dalam hal ini Konsultan memberikan catatan tambahan yang mungkin masih diperlukan
sebagai penjelasan detail yang dibutuhkan dalam pelaksanaan konstruksi.
Pada tahap ini, Konsultan akan memeriksa jadwal kerja yang diajukan oleh
Kontraktor dan akan meninjau jadwal kerja dari berbagai aspek, a ntara lain:
- Waktu Pelaksanaan;
- Metode Konstruksi / Pelaksanaan;
- Pengadaan dan penyiapan dan pengujian bahan / material; Mobilisasi
dan penggunaan peralatan;
- Organisasi kerja:
- Sub Kontraktor (apabila ada);
- Sumber daya manusia;
- Sistem dokumentasi;
- Dan lain-lain.
Tim Supervisi Lapangan akan memeriksa apakah lokasi/ lokasi yang diperlukan
Kontraktor untuk Kantor, Base Camp, Gudang, Tempat Pabrikasi dan
pelaksanaan aktivitas lainnya cukup memadai dan memenuhi persyaratan di
dalam spesifikasi umum, dan Konsultan akan memeriksa apakah
lokasi/kawasan yang diperlukan benar-benar tersedia dan Kontraktor telah
merundingkannya dengan pemiliknya yang syah.
Hal lainnya yang akan diperiksa adalah mengenai ketersediaan air dan instalasi
yang diperlukan.
Usulan lay out dari plant ini harus secepatnya disediakan oleh Kontraktor
sebelum pemeriksaan lapangan di atas dapat dilaksanakan.
Akan diperiksa tentang kelengkapan Kantor Direksi Teknik dan Staffnya, jika di
dalam kontrak tercantum.
d. Bengkel
B) Sistem Pencatatan
Sesuai ketentuan kontrak, kontraktor dalam waktu 15 hari setelah terbitnya SPMK
harus menyampaikan program kerja berupa jadual pelaksanaan kepada Direksi
Pekerjaan. Jadual pelaksanaan tersebut secara rinci harus memuat rencana
pelaksanaan pekerjaan termasuk semua informasi uraian mengenai pengaturan
dan metode kerja untuk pelaksanaan pekerjaan.
Apabila program kerja tersebut tidak sesuai lagi dengan pelaksanaan pekerjaan,
kontraktor dengan seizin Direksi Pekerjaan dapat merevisi program kerjanya untuk
menyesuaikan dengan kondisi pelaksanaan pekerjaan agar dapat menjamin
penyelesaian pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu penyelesaian sesuai
kontrak.
Supervisor Pekerjaan Lansekap/Pertamanan (Landscape Supervisor) III-6
Modul LS 12 : Administrasi Lapangan dan Pelaporan Bab III :Pembuatan Daftar Usulan dan
Perubahan Pekerjaan
Pada prinsipnya waktu yang disepakati dalam Surat Perjanjian Kontrak adalah tetap.
Namun demikian apabila dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut ada hal-hal yang dinilai
layak untuk menjadi penyebab perlunya perpanjangan waktu pelaksanaan, maka menjadi
tugas Pinpro/Pinbagpro untuk segera mempelajari permasalahannya dan kemudian
memperhitungkan jumlah hari yang layak disepakati untuk perpanjangan waktu
pelaksanaan. Penetapan perpanjangan waktu pelaksanaan tersebut tidak boleh
menunggu sampai PHO (Provisional Hand Over). Adapun yang dimaksud dengan hal-hal
yang dinilai layak untuk pengusulan perpanjangan waktu pelaksanaan adalah sebagai
berikut :
a. Pekerjaan tambah.
b. Perubahan disain
c. Keterlambatan pekerjaan yang disebabkan oleh Pihak Pinpro/Pinbagpro.
d. Masalah yang timbul di luar kendali kontraktor.
e. Keadaan kahar
Keterlambatan pekerjaan karena alasan cuaca / hujan tidak dapat dibenarkan untuk
alasan perpanjangan waktu kontrak, kecuali hujan yang luar biasa dan hal ini harus
didukung dengan data curah hujan pada saat pelaksanaan kontrak dibandingkan dengan
data curah hujan pada tahun-tahun sebelumnya.
80
Prosen
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan
Original Actual Revised
Catatan
Construction period = 9 bulan, pada 6 bulan pertama terjadi keterlambatan yang cukup
berat. SCM terlambat, namun hasil SCM merekomendasikan perpanjangan waktu 3 bulan.
Pada bulan ke 6, schedule bergeser kekanan dengan prosen schedule = prosen schedule
rencana pada bulan 6-3 = bulan ke 3. Selebihnya bulan ke 7, 8, 9, 10, 11, dan 12 berturut-
turut sama dengan bulan ke 4, 5, 6, 7, 8 dan 9 original schedule.
BAB III 1
PEMBUATAN DAFTAR USULAN DAN PERUBAHAN PEKERJAAN 1
3.1 PEMBUATAN DAFTAR USULAN UNTUK PERUBAHAN PEKERJAAN 1
3.1.1 PEKErjaan Tambah Kurang 1
3.1.2 Klaim dan perselisihan 1
3.1.3 AKIBAT KONDISI CUACA ATAU BENCANA ALAM 3
3.2 USULAN UNTUK PERUBAHAN PEKERJAAN 6
3.2.1 REVISI PROGRAM KERJA 6
3.2.2 PERPANJANGAN WAKTU PELAKSANAAN 7
3.2.3 PERPANJANGAN WAKTU KONTRAK 8
3.2.4 PROSEDUR PERMINTAAN PERPANJANGAN WAKTU
KONTRAK 9
3.2.5 REVISI JADWAL PELAKSANAAN 9
BAB IV
PEMBUATAN LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN
Pelaksana proyek harus membuat buku harian yang mencacat seluruh rencana dan
realisasi kegiatan pekerjaan yang selanjutnya akan dipakai sebagai bahan penyusunan
lapran harian. Laporan harian ini mencakup informasi harian mengenai semua
kelengkapan yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan, realisasi
kemajuan pekerjaan, perbandingan antara realisasi pekerjaan terhadap rencana kerja,
dan permasalahan yang ada, yang antara lain terdiri dari:
Tenaga kerja: tugas, penempatan, dan jumlah;
Bahan: jenis dan jumlah;
Peralatan: jenis, kapasitas, jumlah, dan kondisi;
Perubahan desain, gambar rencana;
Perintah dan persetujuan untuk melaksanakan pekerjaan;
Realisasi pekerjaan, termasuk perbandingan dengan rencana terhadap jenis dan
kuantitas pekerjaan terlaksana;
Cuaca dan kondisi alam yang mempengaruhi pelaksanaan;
Dokumentasi foto hasil pelaksanaan pekerjaan, yang diambil dari satu titik tetap untuk
satu obyek yang sama;
Permasalahan yang mempengaruhi produksi pekerjaan.
Sebagai tambahan, laporan harian ini merupakan dasar bagi penyusunan pelaporan
lainnya. Oleh karena itu, suatu laporan harian yang lengkap dan akurat akan sangat
bermanfaat untuk keperluan penyusunan laporan mingguan.
Laporan bulanan secara umum merupakan rangkuman laporan mingguan yang berisi
hasil kemajuan pekerjaan bulanan. Penyusunan laporan bulanan ini juga sangat
dipengaruhi oleh kelengkapan dan keakurasian laporan mingguan yang telah disusun
sebelumnya.
Secara garis besar, laporan bulanan merupakan rangkuman informasi mengenai
kemajuan pelaksanaan pekerjaan bulanan secara teknis, finansial, dan manajemen, yang
antara lain terdiri dari:
Ringkasan kemajuan pelaksanaan pekerjaan;
Sketsa kemajuan pelaksanaan pekerjaan;
Perbandingan realisasi dan rencana kemajuan pelaksanaan pekerjaan (kurva-S),
serta deviasi yang terjadi;
Sertifikat dan perincian pembayaran bulanan;
Foto dokumentasi, rangkuman kondisi cuaca harian,
Review design, CCO, dan perubahan Kontrak (bila ada);
Rangkuman tentang berbagai permasalahan yang timbul beserta upaya
pemecahannya sesuai dengan hasil penetapan dalam rapat bulanan. Seyogyanya, hal
ini dibuat dalam suatu format yang berisi, antara lain:
Supervisor Pekerjaan Lansekap/Pertamanan (Landscape Supervisor) IV-2
Modul LS 12 : Administrasi Lapangan dan Pelaporan Bab IV : Pembuatan Pelaksanaan
Kemajuan Pekerjaan
Setiap jenis laporan seperti tersebut di atas, kecuali laporan direksi teknis dan laporan
akhir direksi pekerjaan, dibuat dengan melalui 3 (tiga) tahapan proses sebagai berikut:
dibuat oleh penyedia jasa,
diperiksa oleh direksi teknis, dan
disetujui oleh direksi pekerjaan.
Untuk keperluan distribusi laporan, maka setiap laporan dibuat dalam jumlah rangkap
tertentu, yaitu sebagai berikut:
LAPORAN
URAIAN DIREKSI
HARIAN MINGGUAN BULANAN AKHIR
TEKNIS
Direksi Pekerjaan
Asli Asli Asli Asli Copy-3
(Pengguna Jasa)
Atasan Pengguna Jasa - - Copy-1 Copy-1 Asli
Atasan Langsung
- - Copy-2 Copy-2 Copy-1
Pengguna Jasa
Penyedia Jasa (Kontraktor) Copy-1 Copy-1 Copy-3 - Copy-2
Direksi Teknis (Konsultan
Copy-2 Copy-2 Copy-4 - -
Supervisi)
Jumlah 3 3 5 3 4
Laporan tugas inspektur lebih detail dari lingkup tugas yang menjadi tanggung
jawabnya laporan pemimpin proyek atau site Engineer merupakan kondisi secara
umum. Semua laporan harian tersebut merupakan arsip permanen pada penyelesaian
proyek.
Laporan Bulanan diperlukan sebagai dasar pembayaran, terdiri dari rangkuman data
berupa:
Kemajuan fisik di lapangan, termasuk perbandingan bobot realisasi dan rencana,
serta deviasi yang terjadi;
Hasil pengawasan pelaksanaan pekerjaan;
Hasil pengujian kualitas pekerjaan;
Hasil perhitungan kuantitas pekerjaan;
Permasalahan yang terjadi di lapangan dan penanganan yang telah dilakukan
sesuai hasil penetapan dalam rapat bulanan;
Kelengkapan dokumen berupa foto dokumentasi, kondisi cuaca, perubahan
Kontrak (bila ada).
Supervisor Pekerjaan Lansekap/Pertamanan (Landscape Supervisor) IV-4
Modul LS 12 : Administrasi Lapangan dan Pelaporan Bab IV : Pembuatan Pelaksanaan
Kemajuan Pekerjaan
o Dokumentasi photo pada kondisi awal, selama masa pelaksanaan, dan akhir
pekerjaan.
Laporan Khusus dibuat oleh konsultan dan diserahkan kepada Pemimpin Proyek
atas kejadian-kejadian yang tidak terduga seperti:
Persoalan-persoalan penting mengenai kondisi tanah antara lain, longsoran, erosi
karena banjir.
Perpanjangan waktu pelaksanaan
Penyimpangan terhadap spesifikasi
Hal-hal lain yang dianggap perlu.
Laporan Akhir Proyek disusun oleh direksi pekerjaan berdasarkan Laporan Akhir direksi
teknis, dilengkapi dengan informasi kegiatan yang dilakukan selama masa pemeliharaan
sampai dengan serah terima pekerjaan akhir (FHO). Tambahan informasi ini antara lain
terdiri dari:
Hasil pemeriksaan terhadap pekerjaan pemeliharaan, dan penyelesaian sisa
pekerjaan;
Ringkasan dan perincian perhitungan akhir; dan
Lampiran tambahan, yang terdiri dari:
o Sertifikat Berakhirnya Masa Pemeliharaan;
o Berita Acara Penyerahan Akhir (FHO);
o Gambar terlaksana (as-built drawing); dan
o Dokumentasi photo pada kondisi awal, selama masa pelaksanaan, dan akhir
pekerjaan.
Pada prinsipnya, pembuatan laporan telah diatur dan harus mengikuti ketentuan-
ketentuan yang tercakup dalam berbagai keputusan sebagai berikut:
Keppres No. 80/2003: Lampiran I, Bab II.D.2.c mengenai Laporan hasil Pekerjaan;
Kepmen Kimpraswil No. 257/2004 mengenai Syarat-syarat Umum Kontrak, Bab
IV.A.26 mengenai Laporan Hasil Pekerjaan;
Kepmen Kimpraswil No. 349/2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kontrak Jasa
Pelaksanaan Konstruksi (Pemborongan), Bab VI Huruf R angka 12 mengenai Laporan
Hasil Pekerjaan
Supervisor Pekerjaan Lansekap/Pertamanan (Landscape Supervisor) IV-6
Modul LS 12 : Administrasi Lapangan dan Pelaporan Bab IV : Pembuatan Pelaksanaan
Kemajuan Pekerjaan
Kepmen Kimpraswil No. 349/2004, Bab V.R.12 mengenai Laporan Hasil Pekerjaan;
UU No. 18/1999 tentang Jasa Konstruksi;
PP No. 29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi; dan
Syarat Umum Dokumen Kontrak.
BAB IV 1
PEMBUATAN LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN 1
4.1 LAPORAN HARIAN 1
4.2 Laporan Mingguan 2
4.3 Laporan Bulanan 2
4.4 Tugas DAN Tanggung-Jawab PEMBUAT laporan 3
4.5 Laporan DIREKSI TEKNIS 4
4.6 LAPORAN AKHIR PROYEK 6
4.7 RUJUKAN Laporan 6
RANGKUMAN
BAB I: PENDAHULUAN
Laporan merupakan kumpulan informasi mengenai setiap aktivitas dan pencapaian hasil
pelaksanaan pekerjaan yang disusun pada periode-periode tertentu selama masa
pelaksanaan pekerjaan secara obyektif dan akuntabel.
Laporan yang disusun secara tepat waktu, objektif, lengkap, dan akurat sangat bermanfaat
untuk:
memenuhi persyaratan dan ketentuan dokumen kontrak;
mempermudah penyusunan laporan selanjutnya; dan
dapat dipergunakan sebagai:
o bahan pemantauan, evaluasi, dan pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan; dan
o dokumen pendukung pada proses serah terima pekerjaan
Laporan sebagai salah satu alat manjemen yang mempunyai fungsi-fungsi sebagai
Pertanggungjawaban (Accountability), Pengawasan (Control), Penyampaian informasi,
Alat/bahan pengambil keputusan.
Agar laporan memberikan daya guna yang optimal, maka laporan harus memenuhi syarat-
syarat yaitu Laporan harus benar dan obyektif, Laporan harus jelas dan cermat, Laporan
harus lengkap, Laporan harus tepat mengenai sasaran, Laporan harus tepat pada waktunya,
Laporan harus tepat penerimaannya.
Dalam membuat laporan kita perlu mengumpulkan informasi mengenai setiap aktivitas dan
pencapaian hasil pelaksanaan pekerjaan pada periode-periode tertentu selama masa
pelaksanaan pekerjaan. Untuk itu diperlukan pengumpulan informasi seperti Dokumen
kontrak, termasuk addendum/amandemen; seluruh laporan pelaksanaan pekerjaan; seluruh
korespondensi selama pelaksanaan pekerjaan; Berita Acara pembayaran, beserta
lampirannya; berita acara dan notulen rapat; foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan
(sebelum, sedang, selesai dikerjakan); Gambar terlaksana (as-built drawing).
Dalam membuat daftar usulan untuk perubahan pekerjaan, harus disusun berupa daftar
yang menunjukkan pekerjaan berubah akibat adanya pekerjaan yang disebabkan oleh
pekerjaan tambah kurang, klaim dan perselisihan serta akibat kondisi cuaca atau bencana
alam.
Umumnya penyebab terjadinya perubahan dalam suatu kontrak dapat diakibatkan oleh revisi
program kerja, perpanjangan waktu pelaksanaan, perpanjangan waktu kontrak, revisi jadwal
pelaksanaan.
Penyusunan laporan kemajuan pekerjaan ini sangat dipengaruhi oleh kelengkapan dan
akurasi laporan.
Untuk keperluan pengawasan pelaksanaan pekerjaan di lapangan, maka sesuai ketentuan
kontrak perlu dibuat laporan hasil pekerjaan berupa Laporan harian, Laporan Mingguan,
Laporan Bulanan, Laporan Triwulanan, dan Laporan Akhir.
DAFTAR PUSTAKA
Ball, L., Better Homes and Garden, Step by Step Garden Basic,
Australia: Meredith Books, 2000
Harris C.W. and Dines, N.T., Time Saver Standards for Landscape
Achitecture, Mc. Graw-Hill Book Company, 1988