Anda di halaman 1dari 26

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

(RKS)

PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN

DINAS KOPERASI UMKM DAN PERINDUSTRIAN


KOTA BALIKPAPAN
JL. RUHUI RAHAYU BALIKPAPAN

KEGIATAN:
PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN SIKHPK TERITIP

PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN JALAN SIKHPK TERITIP - PAKET I

SUMBER DANA : DAK


TAHUN ANGGARAN : 2017
DAFTAR ISI
SYARAT - SYARAT TEKNIS

BAB I SYARAT-SYARAT UMUM DAN TEKNIS Halaman


Pasal 1 : PEKERJAAN 1
PENDAHULUAN....................................................... .
PEKERJAAN 1
JALAN…................................................................... .
Pasal 2: PENYEDIAAN TENAGA 1
KERJA..................................................... .
Pasal 3 : MEMULAI 2
PEKERJAAN................................................................... .
Pasal 4 : MOBILISASI……………………………………………………….……. . 3
Pasal 5 : PAPAN NAMA 3
PROYEK.................................................................. .
Pasal 6 : RENCANA KERJA…………………….…………………………………. 3
Pasal 7 : PELAKSANAAN PENYEDIA BARANG/JASA/KONTRAKTOR……….. 4
Pasal 8 : KENAIKAN HARGA……………………………………………….…….. 4
Pasal 9: PEKERJAAN TAMBAH KURANG…………….……........................... … 5
Pasal 10 : GUDANG BAHAN……………………………………..……………….. 5
Pasal 11 : KEBERSIHAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA........... … 6
Pasal 12 : SARANA DAN PERALATAN 7
KERJA..................................................
Pasal 13 : LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN………................ 8
Pasal 14 : PENJELASAN RKS DAN GAMBAR……..………… ........................ … 8
Pasal 15 : TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR /
10
PEMBORONG.................... .
Pasal 16 : RESIKO………………………………….............................................. 11
Pasal 17 : DENDA DAN GANTI RUGI…………………………………………...... 12
Pasal 18 : KETENTUAN DAN SYARAT BAHAN – 12
BAHAN………......................
Pasal 19 : PEMERIKSAAN BAHAN 13
BAHAN………......................................... .
Pasal 20 : PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA………......................................... 13
.
Pasal 21 : PENGUKURAN KONDISI AWAL DAN PENENTUAN STA + 0.00 ...... . 14
Pasal 22 : PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN………........................................ .
15 Pasal 23 : PEMERIKSAAN HASIL
PEKERJAAN………........................................ . 16

BAB II SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN JALAN


Pasal 1 : U M U
M .......................................................................................... . 17
Pasal 2 : PEKERJAAN PENDAHULUAN………….. ................................... …. 17
Pasal 3 : PEKERJAAN JALAN LEBAR 9,5 M….….................................... . … 18
Pasal 4 : PEKERJAAN JALAN LEBAR 6 M................................................. …. 20

BAB III PEKERJAAN LAIN – LAIN DAN PENUTUP


Pasal 1 : MASA PELAKSANAAN, MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA
PEKERJAAN……………………………….. ............................................. 23
Pasal 2 : PEKERJAAN PEMBERSIHAN………………............................................ 23
Pasal 3 : FOTO DOKUMENTASI………..……………............................................ 24
Pasal 4 : PENUTUP……………….……..……………............................................ 24
1

BAB I
SYARAT - SYARAT TEKNIS
PASAL 1
41.1Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah meliputi:
A. PERINTISAN JALAN
I. UMUM
II. PEKERJAAN DRAINASE
III. PEKERJAAN TANAH
IV. PEKERJAAN PERKERASAN SIRTU
V. PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI/GUNUNG
B. PEKERJAAN PLAT DUICKER (2 UNIT)
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
II. PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
III. PEKERJAAN BETON PLAT DUICKER
41.2Sertifikasi Badan Usaha :
A. Klasifikasi Bidang Usaha : Bangunan Sipil
B. Sub Kuaifikasi : SI 003 Jasa Pelaksanaan Konstruksi Jalan Raya ( Kecuali
jalan layang ), jalan, rel kereta api dan landas pacu bandara
C. Kualifikasi Usaha : Perusahaan Kecil

PASAL 2
PENYEDIAAN TENAGA KERJA

2.1 Selama masa pelaksanaan KONTRAKTOR harus menyediakan tenaga inti yang
cukup memadai untuk pekerjaan ini
2.2 Pada setiap tahapan pekerjaan konstruksi, KONTRAKTOR harus menyediakan
pelaksana lapangan,tenaga mandor, tukang dan pekerja yang cukup trampil serta
cukup jumlahnya.
2.3 Jadwal Hasil Pekerjaan dan Alur Pekerjaan
Kontraktor harus mulai melaksanakan pekerjaan di lapangan selambatlambatnya
dalam tujuh (7) hari kalender setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
dari Owner dan harus menyelesaikan pekerjaan selama 3 (Tiga) bulan atau 90
(Sembilan puluh) hari kalender

2.4 Tenaga Ahli


No Profesi/Keahlian Pendidikan Jabatan Pengalaman
2

Kerja
Ahli Madya
Manajemen
1 Proyek S1 Teknik Sipil Project Manager 10 Tahun

2 Ahli Muda Teknik


Jalan S1 Teknik Sipil Site Manager 5 Tahun

2.5 Tenaga Penunjang


No Profesi/Keahlian Pendidikan Jabatan Pengalaman
Kerja
TS 28 - Pelaksana Lapangan
1 Pekerjaan Jalan – mempunyai SMK Tenaga 3 Tahun
SKT Penunjang
TS 012 - Tukang Besi-beton / Tenaga
2 Barbender / Bar bending – SMK Penunjang 2 Tahun
mempunyai Sertifikat K3
3 TS 013 - Tukang Cor Beton / SMK Tenaga 2 Tahun
Concretor / Concrete Operations Penunjang
– mempunyai Sertifikat K3
4 TS 004 - Juru Ukur / Teknisi SMK Tenaga 2 Tahun
Survey Pemetaan - mempunyai Penunjang
SKT
5 TA 005 - Tukang Pasang Batu / SMK Tenaga 2 Tahun
Stone (Rubble) Penunjang
6 Petugas K3 – mempunyai SMK Tenaga 2 Tahun
Sertifikat K3 Penunjang

Pasal 3
MEMULAI KERJA
Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal penunjukan dan perintah kerja
pelaksanaan pekerjaan (SPK), pihak Kontraktor / Pemborong harus sudah memulai
melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan.
Apabila setelah 1 (satu) minggu Kontraktor / Pemborong yang ditetapkan belum
melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan, maka akan diberlakukan
ketentuan yang telah dibuat oleh Panitia / Pengguna Jasa
Pasal 4
MOBILISASI
Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :
3

4.1 Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi


yang diajukan bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya ke lokasi
dimana alat itu akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
4.2 Pembuatan kantor Kontraktor / Pemborong, gudang dan lain-lain di lokasi proyek
untuk keperluan pekerjaan ini.
4.3 Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong dapat
berbagai perubahan, pengurangan dan atau penambahan terhadap alat-alat
konstruksi serta alat kerja lainnya
4.4 Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja,
Kontraktor /Pemborong harus menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan
Pengawas untuk disetujui.

Pasal 5
PAPAN NAMA PROYEK
Kontraktor / Pemborong harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan
ketentuan yang berlaku atas biaya Kontraktor / Pemborong.

Pasal 6
RENCANA KERJA
6.1 Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor / Pemborong
wajib membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa
bar chart dan S-curve bahan dan tenaga.
6.2 Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari kalender
setelah Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima oleh Kontraktor /
Pemborong. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan
disahkan oleh Pemberi Tugas / Pemimpin / Ketua Proyek.
6.3 Kontraktor / Pemborong wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2
(dua) kepada Konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pemilik Proyek dan
Perencana. 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding bangsal
Kontraktor /Pemborong di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan/
prestasi kerja.
6.4 Kontraktor / Pemborong harus selalu dalam pelaksanaan penbangunan pekerjaan
sesuai dengan Rencana Kerja tersebut.
6.5 Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor /Pemborong
berdasarkan Rencana Kerja tersebut

Pasal 7
PELAKSANAAN PENYEDIA BARANG/JASA/KONTRAKTOR
4

7.1 Kontraktor / Pemborong harus menempatkan pelaksana (Mandor) di lapangan


yang menguasai masalah teknis dan administrasi pelaksanaan pembangunan serta
dapat mengambil keputusan yang dilakukan di lapangan.
7.2 Pelaksana di lapangan harus mengerti gambar-gambar perencanaan
pelaksanaannya dan menguasai bidangnya.
7.3 Jangka waktu masa kontrak 90 (sembilan puluh) hari kalender dihitung sejak
penandatangan kontrak dengan masa pemeliharaan 90 (Sembilan puluh) hari
kalender yang dimulai sejak serah terima pertama.

Pasal 8
KENAIKAN HARGA
8.1 Kenaikan harga bahan-bahan, alat-alat dan upah selama pelaksanaan pekerjaan
berlangsung ditanggung sepenuhnya oleh Penyedia Barang/Jasa/Kontraktor.
8.2 Kontraktor / Pemborong tidak dapat mengajukan tuntutan kecuali apabila
terjadi tindakan moneter yang di umumkan secara resmi dan diatur dalam
Peraturan Pemerintah untuk pekerjaan Penyedia Barang/Jasa/Kontraktor.

Pasal 9
PEKERJAAN TAMBAH KURANG
9.1 Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan pada saat
pelaksaan dengan gambar dan spesifikasi yang dituangkan dalam dokumen
kontrak, maka Pengguna Barang/Jasa/Pemberi Kerja bersama Kontraktor /
Pemborong dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi antara lain :
a. Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam
kontrak.
b. Mengurangi atau menambah jenis pekerjaan.
c. Mengubah spesifikasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan.
d. Melaksanakan pekerjaan tambahan yang belum tercantum dalam kontrak
yang di perlukan untuk menyelesaikan sebagian atau seluruh pekerjaan
barang / jasa.
9.2 Pekerjaan tambah tidak boleh melebihi 10% ( sepuluh persen) dari harga yang
tercantum dalam perjanjian/kontrak awal.
9.3 Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh Pengguna Barang/Jasa/Pemberi Kerja
secara tertulis kepada Penyedia Barang/Jasa/Kontraktor, lalu ditindak lanjuti
dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu kepada ketentuan yang
tercantum dalam perjanjian/kontrak awal.
9.4 Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam berita acara sebagai dasar penyusunan
addendum kontrak.
5

9.5 Adanya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dijadiakan alasan untuk mengubah
waktu penyelesaian, kecuali atas persetujuan tertulis Pengguna
Barang/Jasa/Pemberi Kerja.

Pasal 10
GUDANG BAHAN
10.1 Gudang Bahan Material, Pemborong / Kontraktor berkewajiban membuat
gudang yang dapat dikunci untuk menyimpan material dan alat kerja, yang
mana tempatnya / lokasinya akan ditentukan oleh Pengguna Jasa dan Konsultan
Pengawas
10.2 Gudang bahan material dibuat dan dibiayai oleh Kontraktor / Pemborong,
setelah selesai pelaksanaan pembangunan / pekerjaan tersebut, harus segera
dibongkar/dibersihkan oleh Kontraktor / Pemborong, dan bahan-bahan
bekasnya menjadi milik Kontraktor / Pemborong.
10.3 Kontraktor / Pemborong berkewajiban menjaga keamanan dan kebersihan area
pekerjaan.

Pasal 11
KEBERSIHAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
11.1 Selama masa pekerjaan, Kontraktor / Pemborong harus senantiasa memelihara
kebersihan lokasi pekerjaan, setiap saat sampah-sampah pekerjaan selalu
diangkut dan dikumpulkan di suatu tempat yang telah ditentukan.
11.2 Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih,
sehat dan cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja dan personil yang
terlibat dalam proyek.
11.3 Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan kotak PPPK (P3K) di
tempat pekerjaan.
11.4 Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan,
Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan
pekerja, bahan dan peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan Pemberi
Tugas. Dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan, maka Kontraktor /
Pemborong harus bertanggung jawab untuk memperbaikinya.
11.5 Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor / Pemborong secepat mungkin
memberitahukan kepada Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan yang
perlu untuk keselamatan korban kecelakaan tersebut.
11.6 Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor / Pemborong wajib menyediakan
helm proyek, sepatu both dan sarung tangan di sesuaikan dengan jumlah
pekerja dilapangan.
11.7 Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri
Tenaga Kerja Nomor 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men/1984 tanggal 27 Januari
6

1984 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977 bagi


Tenaga Kerja Borongan Harian Lepas pada Kontraktor Induk maupun Sub
Kontraktor yang melaksanakan proyek-proyek Departemen Pekerjaan Umum,
Pihak Kontraktor /Pemborong yang sedang melaksanakan pembangunan
/pekerjaan agar ikut serta dalam program Jaminan Keselamatan Kerja (BPJS
Ksesehatan dan BPJS Ketenaga) dan memberitahukan secara tertulis kepada
Pemberi Tugas dan Konsultan pengawas.

Pasal 12
SARANA DAN PERALATAN KERJA
Kontraktor / Pemborong harus menyediakan, peralatan kerja berikut alat bantu
lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan pengamanan,
pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil
pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai
dengan sempurna sampai dengan diserah-terimakannya pekerjaan tersebut kepada
Pengguna Jasa.
12.1 PERALATAN KERJA
Menyediakan alat-alat kerja seperti
a. Bulldozer 100 – 150 Hp – 1 Unit
b. Exavator 80 – 140 - 1 Unit c
c. Tandem Roller 6 – 8 T - 1 Unit
d. Dump Truck - 3 Unit

12.2 BAHAN-BAHAN BANGUNAN


Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap
jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.
12.3 PENYEDIAAN AIR
12.3.1 Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor / Pemborong
dengan Menyediakan air dari luar.
12.3.2 Air harus bersih, bebas dari : bau, lumpur, minyak dan bahan kimia
lainnya yang dapat menurangi kualitas pekerjaan. Penyediaan air harus
sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Konsultan Pengawas dan
Pengguna Jasa
12.3.3 Kontraktor / Pemborong harus menyediakan tempat penampung air
untuk keperluan pekerjaan.
7

Pasal 13
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN
13.1 Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala
hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik
bersifat teknis maupun administratif.
13.2 Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor / Pemborong harus
memberikan data-data yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.
13.3 Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan secara rutin dibuat oleh Kontraktor dan
Konsultan Pengawas (rangkap 3)
13.4 Laporan-laporan tersebut di atas setiap minggu dan bulannya, harus diserahkan
kepada Pejabat Pelaksan Teknis Kegiatan untuk bahan monitoring.

Pasal 14
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
14.1 Bila gambar yang menyangkut spesifikasi teknis tidak sesuai dengan Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat / berlaku adalah RKS.
14.2 Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignemen, lokasi seksi (bagian)
dan detail gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja.
Kontraktor / Pemborong harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud
gambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dari kesalahan
atau kelalaian dalam gambar atau dari ketidak-sesuaian antara gambar dan
spesifikasinya. Setiap deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan dalam gambar
dan spesifikasi atau gambar kerja yang mungkin diperlukan oleh keadaan
darurat konstruksi atau lain-lainnya, akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas
dan disahkan secara tertulis.
14.3 Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran
yang semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya.
Permukaan-permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis,
lapisan bagian dan ukuran yang tercantum dalam gambar, kecuali bila ada
ketentuan lain dari Konsultan Pengawas.
14.4 UKURAN.
14.2.1. Ukuran - ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam
Centi meter ( cm ) untuk pekerjaan Arsitektur dan Sipil, Khusus
ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur, pada dasarnya adalah
ukuran jadi seperti dalam keadaan jadi / selesai ( “finished”).
14.2.2. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor / Pemborong wajib
melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas yang
selanjutnya akan memberikan keputusan ukuran mana yang akan
dipakai dan dijadikan pegangan.
8

14.2.3. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka
pengukuran skala tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Setiap deviasi dari gambar karena
kondisi lapangan yang tak terduga akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas dan disahkan secara tertulis. Kontraktor / Pemborong tidak
dibenarkan merubah atau mengganti ukuran ukuran yang tercantum di
dalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan
Pengawas / Pimpinan Proyek, dan segala akibat yang terjadi adalah
tanggung jawab Kontraktor / Pemborong baik dari segi biaya maupun
waktu.
14.5 PERBEDAAN GAMBAR.
14.2.1. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu
disiplin kerja, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar
yang mengikat (berlaku).
14.2.2. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak-telitian di dalam
pelaksanaan satu bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian
pekerjaan lainnya, maka didalam hal terdapat ketidakjelasan,
kesimpang siuran, perbedaan perbedaan dan ataupun ketidak-sesuaian
dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja, Kontraktor /
Pemborong diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengawas secara
tertulis dan selanjutnya diadakan pertemuan dengan Konsultan
Pengawas / Pimpinan Proyek dan Konsultan Perencana, untuk
mendapat keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan.
14.2.3. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh
Kontraktor/Pemborong untuk memperpanjang / meng-“klaim” biaya
maupun waktu pelaksanaan.
14.6 PERUBAHAN, PENAMBAHAN, PENGURANGAN PEKERJAAN DAN PEMBUATAN “AS
BUILT DRAWING“.
14.2.1. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan
pengurangan pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen Kontrak.
14.2.2. Setelah pekerjaan selesai dan diserah-terimakan, Kontraktor /
Pemborong berkewajiban membuat gambar-gambar yang memuat
seluruh perubahan, dan sesuai dengan kenyataan yang telah
dikerjakan / dibangun oleh Kontraktor / Pemborong ( As Built Drawing
). Biaya untuk penggambaran “As Built Drawing”, sepenuhnya menjadi
tanggungan Kontraktor / Pemborong.
9

Pasal 15
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR / PEMBORONG
15.1. Kontraktor / Pemborong harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas
pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
15.2. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat,
mengawasi, menegur atau memberi nasehat tidak mengurangi tanggung jawab
penuh tersebut di atas.
15.3. Kontraktor / Pemborong bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang
timbul akibat pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor / Pemborong berkewajiban
memperbaiki kerusakan tersebut dengan biaya Kontraktor / Pemborong sendiri.
15.4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan,
maka Kontraktor / Pemborong berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan
kepada Pemberi Tugas melalui Konsultan Pengawas. Apabila hal ini tidak
dilakukan, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas segala kerusakan
yang timbul.
15.5. Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja
yang dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
15.6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor / Pemborong dalam
melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor / Pemborong.
15.7. Selama pembangunan belangsung, Kontraktor / Pemborong harus menjaga
keamanan bahan / material, barang milik proyek, milik Konsultan Pengawas
dan milik Pihak Ketiga yang ada di lapangan sampai tahap serah terima. Bila
terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah
dipasang maupun yang belum, adalah tanggung jawab Kontraktor / Pemborong
dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya Pekerjaan Tambah.
15.8. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor / Pemborong harus segera
mengangkut bahan bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak
dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan. Segala pembiayaannya menjadi
tanggung jawab Kontraktor / Pemborong.

Pasal 16
RESIKO
16.1. Jika hasil pekerjaan Kontraktor / Pemborong musnah/rusak sebagian atau
keseluruhan akibat kelalaian Kontraktor / Pemborong sebelum diserahkan
kepada Pengguna Barang/Jasa/Pemberi Kerja, maka Penyedia Kontraktor /
Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerugian termasuk
biaya yang timbul akibat keadaan tersebut.
16.2. Jika hasil pekerjaan Kontraktor / Pemborong sebagian atau seluruhnya
musnah/rusak diluar kesalahan kedua belah pihak akibat keadaan memaksa
10

atau force majeur maka segala kerugian yang timbul akibat keadaan ini akan
ditanggung oleh kedua belah pihak.

Pasal 17
DENDA DAN GANTI RUGI
17.1. Besarnya denda kepada Kontraktor / Pemborong atas keterlambatan
penyelesaian adalah 1/1000 (satu per seribu) dari harga kontrak atau bagian
kontrak untuk setiap hari keterlambatan.
17.2. Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh Pengguna Barang/Jasa/Pemberi Kerja
atas keterlambatan pembayaran adalah sebesar nilai tagihan yang terlambat
dibayar berdasar tingkat suku bunga yang berlaku atau dapat diberikan
kompensasi sesuai ketentuan dalam dokumen kontrak.
17.3. Tata cara pembayaran denda dan/atau ganti rugi diatur dalam dokumen
kontrak.
17.4. Jika Kontraktor / Pemborong setelah mendapatkan peringatan tertulis 2 (dua)
kali berturut-turut tidak mengindahkan kewajibanya sebagaimana tercantum
dalam dokumen kontrak, maka Pengguna Barang/Jasa/Pemberi
Kerjaberhak/dapat memutuskan hubungan kerja / kontrak secara sepihak.

Pasal 18
KETENTUAN DAN SYARAT BAHAN – BAHAN
Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini
maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan
dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dalam A.V. 1941 dan Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI
Tahun 1982), Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta
ketentuanketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia.
Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti
material, peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas
terbaik untuk tujuan yang dimaksudkan.

Pasal 19
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN
19.1. Bahan-bahan yang didatangkan / dipakai harus sesuai dengan contoh contoh
yang telah disetujui Konsultan Pengawas
19.2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang
ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dari lokasi proyek
selambat-lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam dan tidak boleh dipergunakan.
19.3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Konsultan
Pengawas dan ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka Konsultan
11

Pengawas berhak memerintahkan pembongkaran kembali kepada Kontraktor /


Pemborong, yang mana segala kerugian yang diakibatkan oleh pembongkaran
tersebut menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong sepenuhnya.
19.4. Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong harus
memberikan penjelasan lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya
material dan tempat pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Pasal 20
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA
20.1. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan
tanah permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh tumbuhan dan
puing-puing didalam area kerja, kecuali benda-benda yang telah ditentukan
harus tetap di tempatnya atau yang harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan
Pasal-pasal yang lain dari spesifikasi ini. Pekerjaan ini mencakup pula
perlindungan/penjagaan tumbuhan dan benda-benda yang ditentukan harus
tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.
20.2. Konsultan Pengawas akan menetapkan batas-batas pekerjaan, dan menentukan
semua pohon, semak, tumbuhan dan benda-benda lain yang harus tetap berada
di tempatnya. Kontraktor / Pemborong harus menjaga semua jenis benda yang
telah ditentukan harus tetap di tempatnya.
20.3. Segala obyek yang ada di permukaan tanah dan semua pohon, tonggak, kayu
lapuk, tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan
rintangan lainnya yang muncul, yang tidak diperuntukan berada disana; harus
dibersihkan dan atau dibongkar serta dibuang. Pada daerah galian, segala
tunggul dan akar harus dibuang dari daerah galian.

Pasal 21
PENGUKURAN KONDISI AWAL DAN PENENTUAN STA + 0.00
21.1. PEKERJAAN PENGUKURAN KONDISI TAPAK.
21.1.1 Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan melakukan
pengukuran kondisi “existing” lokasi terhadap posisi rencana pekerjaan.
Hasil pengukuran harus diserahkan kepada Pimpinan Proyek / Konsultan
Pengawas.
21.2.1 Ketidak-cocokan yang terjadi antara Gambar Kerja dan keadaan yang
sebenarnya di lapangan, harus segera dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas
21.3.1 Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya dilakukan dengan alat
alat waterpass & theodolit.
12

21.4.1 Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas
segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil
yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
21.5.1 Sebagai keharusan dari Kontrak ini dan tanpa biaya tambahan,
Kontraktor / Pemborong harus menyediakan khusus untuk digunakan
oleh Konsultan Pengawas segala peralatan, instrumen, personil dan
tenaga survey, dan lain-lain material yang mungkin dibutuhkan dalam
memeriksa pekerjaanpekerjaan lain yang terkait

Pasal 22
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN
22.1 IJIN MEMASUKI TEMPAT KERJA.
22.1.1. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor /
Pemborong, tetapi karena bahan / material ataupun komponen jadi
maupun mutu pekerjaannya sendiri ditolak oleh Konsultan Pengawas /
Direksi, harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya
Kontraktor / Pemborong dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas / Direksi.
22.1.2. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutupi atau menjadi tidak terlihat
sebelum mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas, dan
Kontraktor / Pemborong harus memberikan kesempatan sepenuhnya
kepada Petugas / Ahli dari Konsultan Pengawas untuk memeriksa dan
mengukur pekerjaan yang akan ditutup dan tidak terlihat.
22.1.3. Kontraktor / Pemborong harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas
kapan setiap pekerjaan sudah siap atau diperkirakan akan siap diperiksa
dan Konsultan Pengawas tidak boleh menunda waktu pemeriksaan,
kecuali apabila Konsultan Pengawas memberikan petunjuk tertulis
kepada Kontraktor / Pemborong apa yang harus dilakukan.
22.1.4. Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam
(dihitung dari waktu diterimanya Surat Permohonan Pemeriksaan, tidak
terhitung hari libur / hari raya) tidak dipenuhi / ditanggapi oleh
Konsultan Pengawas, maka Kontraktor / Pemborong dapat meneruskan
pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas / Pimpinan Proyek.
22.1.5. Bila Kontraktor / Pemborong melalaikan perintah, Konsultan Pengawas /
Pimpinan Proyek berhak menyuruh membongkar bagian pekerjaan
sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki.
13

22.1.6. Biaya pembongkaran dan pemasangan / perbaikan kembali menjadi


tanggungan Kontraktor / Pemborong, tidak dapat di-klaim sebagai biaya
pekerjaan tambah maupun alasan untuk perpanjangan waktu
pelaksanaan

22.2. KEMAJUAN PEKERJAAN


22.2.1. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus
disediakan oleh Kontraktor / Pemborong demikian pula metode / cara
pelaksanaan pekerjaan harus diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga
diterima oleh Konsultan Pengawas.
22.2.2. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu
waktu menurut penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk
menjamin penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan atau pada
waktu yang diperpanjang, maka Konsultan Pengawas harus memberikan
petunjuk secara tertulis langkah-langkah yang perlu diambil guna
melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada
waktu yang telah ditentukan
22.3. PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN.
Bila Kontraktor / Pemborong atau petugas lapangannya tidak berada di tempat
kerja dimana Konsultan Pengawas bermaksud untu memberikan petunjuk atau
perintah, maka petunjuk atau perintah itu harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh
semua petugas pelaksana atau petugas yang ditunjuk oleh Kontraktor /
Pemborong untuk menangani pekerjaan itu.

Pasal 23
KESEDIAAN PENYEDIA JASA
Jika dalam proses pembangunan fisik sedang berjalan, terjadi pemotongan anggaran
dari pemerintah pusat maka, Kontraktor/Pemborong bersedia mengikuti ketentuan
yang ada dan tidak diperkenankan mengajukan tuntutan atau gugatan dalam bentuk
apapun
14

BAB II
SYARAT - SYARAT TEKNIS
PERINTISAN JALAN

Pasal 1
UMUM
1.1. LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan
dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan di bawah
ini, yaitu:
A. PERINTISAN JALAN
I. UMUM
a. Papan Nama Proyek
II. PEKERJAAN DRAINASE
a. Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
b. Pasangan Batu dengan Mortar
c. Pekerjaan Pipa PVC 6”
III. PEKERJAAN TANAH
a. Timbunan Pilihan dari Sumber Galian
b. Pembersihan Lapangan dan Perataan Tanah Dasar
IV. PEKERJAAN PERKERASAN SIRTU
a. Urugan Sirtu (Agregat Kelas C)
V. PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI/GUNUNG
a. Pekerjaan Pasangan Batu 1:4, untuk Dinding Penahan Jalan
B. PEKERJAAN PLAT DUICKER (2 UNIT)
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Pekerjaan Pemasangan Bowplank
II. PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
a. Galian Tanah Sedalam 1,00 meter untuk Plat Duicker
b. Urugan Pasir Bawah Pondasi
c. Urugan Kembali Tanah Hasil Galian
d. Pasangan Batu Kali/Gunung untuk Pondasi Plat Duicker 1:4
e. Plesteran Lantai dan Dinding Dalam Duicker Plat, 1:3 t = 15 mm
III. PEKERJAAN BETON PLAT DUICKER
a. Pekerjaan Bekesting
b. Pekerjaan Penulangan Plat dengan Besi Polos
c. Pekerjaan Beton Struktur K-300
15

Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan Persiapan adalah suatu pekerjaan awal yang merupakan satu
kesatuan pekerjaan yang tidak terpisahkan dari pekerjaan utama yang diatur
dalam Rencana Kerja dan Syarat (RKS) dan Surat Perjanjian/Kontrak, pekerjaan
pendahuluan pada kegiatan ini yaitu pembuatan papan nama proyek, membuat
gudang kerja/sewa gudang yang dilengkapi meja, kursi, dan dapat digunakan
untuk menyimpan material di lapangan, mempersiapkan/pembersihan lokasi
yang akan dibangun, serta pemasangan bouwplank.

Pasal 3
PEKERJAAN GALIAN
Perkerjaan Galian ini meliputi:
1. Pekerjaan Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
2. Galian Tanah Biasa Sedalam 1.00 meter untuk Plat Duicker
Pekerjaan Galian Tanah
- Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan
menurut ukuran ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar, atau
menurut ukuran dan ketinggian lain, yang mungkin akan diperintahkan
oleh Direksi. Ukuran yang berdasarkan atau berhubungan dengan
ketinggian tanah, atau jarak terusan harus ditunjukkan kepada Direksi
lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan tanah pada setiap tempat.
Yang dimaksud dengan “ketinggian tanah” dalam spesifikasi adalah tinggi
“permukaan tanah” sesudah pembersihan lapangan dan sebelum
pekerjaan tanah dimulai.
- Seluruh galian dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan bidang-bidang
yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan yang ditunjukkan
dalam gambar kerja atau sesuai dengan yang diarahkan/ditunjukkan oleh
Direksi.
- Bila ada galian yang perlu disempurnakan seharusnya diinformasikan ke
Direksi untuk ditinjau.
- Tidak ada galian yang langsung/ditutupi dengan tanah/beton tanpa
diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi. Seluruh proses pekerjaan menjadi
tanggung-jawab Penyedia Jasa.
- Kemiringan yang rusak atau berubah, karena kesalahan pelaksanaan
harus diperbaiki oleh dan atas biaya Penyedia Jasa.
- Apabila pada saat pelaksanaan penggalian terdapat batu-batu besar
dengan diameter lebih besar dari 1.00 m yang tidak dapat disingkirkan
dengan alat Excavator, maka pembayaran volume ini akan termasuk
16

kedalam pembayaran item Galian Batu atas sepengetahuan Direksi


pekerjaan.
- Pengukuran untuk pembayaran pada galian tanah biasa akan dibuat
dalam meter kubik dimana tanah galian dari permukaan kupasan sampai
yang sesuai ditunjukan dalam garis-garis bidang yang sesuai dalam
gambar. Pembayaran untuk galian tanah biasa dibuat dalam meter kubik
untuk item dalam BoQ.
- Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan
ditumpuk pada suatu tempat yang disetujui Direksi, material yang
layak/bisa dipakai untuk timbunan dan material yang tidak layak.
Material yang layak selanjutnya akan dipakai untuk timbunan tanah biasa
dan timbunan kembali, sedangkan material yang tidak layak selanjutnya
akan dibuang keluar daerah irigasi atau ke suatu tempat yang tidak akan
mengganggu areal pertanian dan fungsi jaringan.
- Luasnya penggalian harus sekecil mungkin menurut Direksi. Penggalian
dimulai dari muka tanah dengan harus mengambil lebar yang cukup
sesuai gambar atau ditentukan lain oleh Direksi.
- Tidak ada galian yang langsung/ditutupi dengan tanah/ beton tanpa
diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi. Seluruh proses pekerjaan menjadi
tanggung-jawab Penyedia Jasa. Kemiringan yang rusak atau berubah,
karena kesalahan pelaksanaan harus diperbaiki oleh dan atas biaya
Penyedia Jasa.
- Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan
ditumpuk pada suatu tempat yang disetujui Direksi, material yang
layak/bisa dipakai untuk timbunan dan material yang tidak layak.
Material yang layak selanjutnya akan dipakai untuk timbunan tanah biasa
dan timbunan kembali, sedangkan material yang tidak layak selanjutnya
akan dibuang keluar atau kesuatu tempat yang tidak akan mengganggu
areal pekerjaan dan dirapihkan.
- Semua galian untuk pondasi dinding penahan/Saluran akan dilaksanakan
dalam kondisi. Tidak ada tambahan biaya terhadap harga satuan tender
dalam BoQ untuk galian yang disebabkan material menjadi basah.
- Galian akan dibuat sepenuhnya sesuai dengan ukuran yang diperlukan
dan akan diselesaikan terhadap garis dan ketinggian yang ditentukan
kecuali terdapat batu menonjol sendiri akan diijinkan untuk melebar
dalam garis yang telah ditentukan tidak lebih dari 20 (dua puluh)
sentimeter dimana permukaan tidak dilindungi dengan beton.
- Jika permukaan dilindungi dengan beton secara umum harus rata seperti
ditentukan oleh Direksi.
17

- Pekerjaan galian tanah untuk bangunan akan diukur sebagai dasar


pembayaran hingga mencapai elevasi yang diperlihatkan dalam gambar
atau bila tidak diperlihatkan dalam gambar sampai mencapai garis
elevasi sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan.

Pasal 3
PEKERJAAN GALIAN

1. Pasangan Batu Dengan Mortar


p

2.

3. Pembersihan Lapangan dan Perataan Tanah Dasar


- Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tanah, pembersihan lokasi
pekerjaan dari semua tumbuhan harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa
setelah mendapat persetujuan dari Direksi.
- Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar
dan pembabatan rumput liar yang tumbuh sepanjang dasar saluran, talud
luar dan dalam, serta di atas tanggul saluran, sehingga profil saluran
terlihat rapih kembali seperti sebelumnya.
- Sampah yang berasal dari pembersihan harus diatur dan disebar disekitar
lokasi yang dijamin tidak akan mengganggu kegiatan pertanian.
Pengaturan dari semua sampah tersebut harus sesuai petunjuk Direksi.
Kemudian Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, mengisi lubang-
lubangnya dengan tanah dan dipadatkan kemudian membuang dari
tempat pekerjaan semula bahan-bahan hasil pembersihan lapangan.
Untuk semua pohon dan semak-semak yang tidak harus dibersihkan /
tidak harus ditebang dan tetap berada di tempatnya, maka Penyedia
Jasa harus melindunginya dari kerusakan.
- Semua bahan yang akan dibakar harus ditumpuk dengan rapi dan apabila
keadaan mengijinkan harus dibakar sampai habis. Penumpukan untuk
pembakaran harus dikerjakan dengan cara dan pada tempat-tempat
tertentu agar tidak menimbulkan resiko terhadap bahaya kebakaran.
Semua pembakaran harus sesempurna mungkin sehingga bahan yang
dibakar akan menjadi abu. Penyedia Jasa setiap saat harus mengambil
langkah-langkah pencegahan secara khusus untuk mencegah penyebaran
api dan harus mempunyai peralatan sesuai untuk digunakan dalam
pencegahan dan pemadaman.
18

- Pembersihan lokasi pekerjaan termasuk penebangan pohon dan semak


belukar, dimana lokasi tersebut akan dipakai untuk bangunan-bangunan
permanen, jalan masuk, tanggul-tanggul dan saluran-saluran. Sedangkan
bidang lain yang diperlukan untuk menunjang pekerjaan tidak
diperhitungkan dalam pembayaran.
- Kupasan adalah penggalian humus (tanah organik) berikut rumput, yang
akan dilakukan pada semua dasar tanggul, pada lokasi material galian
yang dipakai kembali sebagai bahan timbunan, pada semua dasar jalan,
pada lokasi borrow area yang disetujui, semua lokasi yang tercantum
pada Gambar dan seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.
- Pelaksanaan kupasan harus dilakukan dengan cara mengupas semua
material yang tidak cocok untuk timbunan atau untuk pondasi dan semua
bahan organik seperti rumput, tanah lapis atas dan sisa akar, yang tidak
termasuk didalam pembersihan medan. Kedalaman minimum pekerjaan
kupasan adalah 0,20 meter.
- Bahan hasil kupasan harus ditumpuk. Tumpukan semua material/sampah
hasil kupasan harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.

Pasal 4
PEKERJAAN JALAN LEBAR 6 M
1. Pancang Kayu Galam diameter 10 – 4 M menggunakan metode cerucuk
pada setiap badan jalan sebelum dilakukan pengurugan
2. Pekerjaan Urugan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area pembangunan harus
sudah bersih dari humus, akar tanaman, benda-benda organis, sisa-sisa
bongkaran dan bahan lain yang dapat mengurangi kualitas pekerjaan ini.
Penghamparan tanah urugan dilakukan lapis demi lapis dan langsung
dipadatkan sampai mencapai permukaan / peil yang diinginkan. Ketebalan
perlapis setelah dipadatkan tidak boleh melebihi 50 cm. Setiap kali
penghamparan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas yang
menyatakan bahwa lapisan di bawahnya telah memenuhi kepadatan yang
disyaratkan, dan seluruh prosedur pemadatan ini harus ditulis dalam
Berita Acara yang disetujui Konsultan Pengawas.
a. Lapisan tanah lunak (lumpur) yang ada harus dihilangkan dengan
dikeruk, sebelum pekerjaan pengurugan dimulai.
Pada saat pengerukan dan pengurugan, daerah ini harus dikeringkan.
b. Pemampatan dan pemadatan harus dilakukan sesuai dengan artikel
yang bersangkutan
c. Tidak boleh dilakukan pengurugan atau pemadatan selama hujan
deras. Jika permukaan lapisan yang sudah dipadatkan tergenang oleh
19

air, Kontraktor / Pemborong harus membuat alur-alur air pada


bagian teratas untuk mengeringkannya sampai mencapai kadar air
yang benar dan dipadatkan kembali.
3. Penimbunan menggunakan Agregat tebal 30 cm, di padatkan
menggunakan alat berat.
4. Pemasangan Plastik Cor.
5. Pekerjaan Cetakan ( bekisting ). Bekisting untuk seluruh pekerjaan
Jalan ini memakai kayu Papan meranti dengan tebal minimum 3 cm.
untuk mendapatkan kekuatan dan kekakuan yang sempurna, atau dari
bahan lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas
6. Pemasangan Wiremesh diameter M 8
7. Pekerjaan Pengecoran
a. Jalan tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan bekisting, ukuran
dan letak sesuai dengan gambar pelaksanaan, Sebelum pengecoran
dimulai, permukaan-permukaan yang berhubungan dengan
pengecoran harus sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu dimana
akan dicor beton baru, harus bersih dan lembab / basah ketika dicor
dengan beton baru. Pembersihan harus berupa pembuangan semua
kotoran, pembuangan beton-beton yang mengelupas atau rusak, atau
bahan-bahan asing yang menutupinya. Semua genangan air harus
dibuang dari permukaan beton lama tersebut sebelum beton baru
dicor. Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai bahan perekat
beton yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
c. Perlu diperhatikan letak / jarak / sudut untuk setiap penghentian
pengecoran yang masih akan berlanjut, terhadap sistem struktur /
penulangan yang ada.
d. Konstruksi jalan boleh dicor hanya ketika Konsultan Pengawas atau
wakilnya yang ditunjuk serta Staf Kontraktor yang setaraf ada
ditempat / lokasi pekerjaan, dan persiapannya betul-betul telah
memadai.
e. Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar
pengangkutan ke tempat posisi terakhir sependek mungkin, sehingga
pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara
kerikil dan spesinya. Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar
dalam beton yang disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukup
tinggi, atau sudut yang terlalu besar, tidak diijinkan. Kalau
diperkirakan pemisahan yang demikian itu mungkin akan terjadi,
Kontraktor harus mempersiapkan tremie atau alat lain yang cocok
untuk mengontrol
20
21

BAB III
PEKERJAAN LAIN – LAIN DAN PENUTUP

Pasal 1
MASA PELAKSANAAN, MASA PEMELIHARAAN
DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN
1. 1. Masa Pelaksanaan pekerjaan akan ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama
dengan peserta pelelangan dalam AANWIJZING.
1. 2. Masa pemeliharaan adalah terhitung sejak saat penyerahan pertama yang akan
ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama dengan peserta pelelangan dalam
AANWIJZING.
1. 3. Selama masa pemeliharaan ini pemborong diwajibkan untuk mengatasi segala
kerusakan-kerusakan yang terjadi tanpa ada tambahan biaya.
1. 4. Selama masa pemeliharaan tersebut pemborong masih harus menyediakan
tenaga-tenaga yang diperlukan.
1. 5. Dalam masa ini pemborong masih bertanggung jawab penuh seluruh pekerjaan
yang telah dilaksanakan.
.
Pasal 2
PEKERJAAN PEMBERSIHAN
2.1. Semua daerah disekitar lokasi yang perlu dibersihkan seperti yang ditentukan
oleh pengawas, harus dibersihkan dari segala bongkaran, sampah dan bahan –
bahan lain yang mengganggu
2.2. Semua kerusakan milik umum atau perseorangan yang diakibatkan pekerjaan
pembersihan yang dilakukan oleh Penyedia Jasa harus diperbaiki atau diganti
oleh Penyedia Jasa
2.3. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan
akan dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas, dengan dibuat Berita
Acara yang disyahkan oleh Pengguna Jasa

Pasal 3
FOTO DOKUMENTASI
3.1. Pembuatan foto dokumentasi harus dilakukan pada waktu :
• Permulaan pekerjaan ( 0% )
• Setiap proses dan berakhirnya setiap item kerja ( 50% )
• Setelah selesainya pekerjaan secara keseluruhan ( 100% )
3.2. Pengambilan foto harus berwarna
22

Pasal 4
PENUTUP
4. 1. Apabila dalam Spesifikasi teknis ini untuk uraian bahan – bahan, pekerjaan –
pekerjaan yang tidak disebut perkataan atau kalimat “diselenggarakan oleh
Kontraktor” maka hal ini harus dianggap seperti disebutkan.
4. 2. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian – bagian yang nyata
termasuk dalam pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebut kata demi
kata dalam RKS ini, haruslah diselenggarakan oleh Kontraktor dan diterima
sebagai “hal” yang disebutkan.
4. 3. Sebelum melakukan penawaran atas pekerjaan dimaksud agar dilakukan survey
lapangan dengan maksud mengetahui lokasi dan letak lahan, dan sebelum
melakukan kegiatan pekerjaan dimulai juga terlebih dahulu mensosialisasikan
secara tertulis kepada pihak – pihak yang bersinggungan langsung terutama
masyarakat di sekitarnya

Disetujui : KONSULTAN PERENCANA


KUASA PENGGUNA ANGGARAN CV. ALFA BORNEO ENGINEERING

HAMDANI MANSUR, ST
SUPARTO. ST, MSi Direktur
NIP. 1968 0727 1997 03 1 003
Balikpapan, Juni 2017
Diketahui :
KEPALA DINAS KOPERASI UMKM DAN PERINDUSTRIAN
KOTA BALIKPAPAN

Dra. DOORTJE S MARPAUNG, MM


23

NIP. 196330108 1989 10.2 001

Anda mungkin juga menyukai