RKS Ulp 2021 Ok
RKS Ulp 2021 Ok
DAFTAR ISI
Hal.
BAB - VII SYARAT - SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ................................................................ 1
VII.1. KETENTUAN UMUM & PEKERJAAN PERSIAPAN ................................................... 1
VII.1.1. PENGUKURAN ............................................................................................................ 1
VII.1.1.1. Survey Lokasi ............................................................................................................... 1
VII.1.1.2. Ketelitian ....................................................................................................................... 1
VII.1.1.3. Penentuan Ukuran ........................................................................................................ 1
VII.1.1.4. Duga lantai.................................................................................................................... 1
VII.1.1.5. Memasang papan bangunan: ....................................................................................... 1
VII.1.1.6. Rencana Kerja dan cara-cara pelaksanaan .................................................................. 2
VII.1.2. BUKU HARIAN............................................................................................................. 2
VII.1.3. LAPORAN .................................................................................................................... 2
VII.1.4. PENYEDIAAN .............................................................................................................. 3
VII.1.5. PAGAR PROYEK DI LUAR DAN DI DALAM GEDUNG.............................................. 3
VII.1.6. DIREKSI KEET ............................................................................................................ 3
VII.1.7. JALAN MASUK KE TEMPAT PEKERJAAN ............................................................... 3
VII.1.8. AIR KERJA .................................................................................................................. 4
VII.1.9. LISTRIK KERJA ........................................................................................................... 4
VII.1.10. KESELAMATAN KERJA (JAMSOSTEK) DAN KEAMANAN ..................................... 4
VII.1.10.1. Keselamatan Kerja / Keamanan: .................................................................................. 4
VII.1.10.2. Kebersihan / kesehatan ................................................................................................ 4
VII.1.10.3. Perburuhan / Jaminan Sosial ........................................................................................ 5
VII.1.11. PERLINDUNGAN ......................................................................................................... 5
VII.1.11.1. Wilayah orang lain ........................................................................................................ 5
VII.1.11.2. Milik Umum ................................................................................................................... 5
VII.1.11.3. Bangunan yang ada ...................................................................................................... 5
VII.1.11.4. Keamanan .................................................................................................................... 5
VII.1.11.5. Kesejahteraan, keselamatan kerja dan pertolongan pertama ....................................... 6
VII.1.12. MOBILISASI DEMOBILISASI ALAT............................................................................ 6
VII.1.13. PELAKSANAAN PEKERJAAN DILUAR JAM KERJA NORMAL ............................... 6
VII.1.14. KEBERSIHAN DAN KERAPIAN .................................................................................. 6
VII.1.15. PEGAWAI PENYELENGGARA DARI KONTRAKTOR ............................................... 6
VII.1.16. P E N G A W A S A N................................................................................................... 7
VII.1.17. GAMBAR PELAKSANAAN DI LAPANGAN................................................................ 7
VII.1.18. UKURAN ...................................................................................................................... 7
VII.1.19. KETIDAK SESUAIAN ANTARA GAMBAR, URAIAN & SYARAT-SYARAT DAN BQ 7
VII.1.20. CONTOH ...................................................................................................................... 7
VII.1.21. BAHAN-BAHAN DAN BARANG-BARANG JADI ....................................................... 8
VII.1.22. SYSTEM PEMBAYARAN ............................................................................................ 8
VII.1.23. TAHAPAN PENYERAHAN PEKERJAAN ................................................................... 8
VII.1.24. GAMBAR REVISI DAN GAMBAR YANG DILAKSANAKAN (AS BUILT DRAWING) 8
VII.2. KETENTUAN / TAMBAHAN & PEKERJAAN PENGUJIAN ........................................ 1
VII.2.1. PEKERJAAN PEMBONGKARAN (lihat BQ) .............................................................. 1
VII.2.2. PEKERJAAN PERBAIKAN (lihat BQ) ........................................................................ 1
VII.2.3. PEKERJAAN LABORATORIUM / TEST, OLAH DATA DAN PELAPORAN ............. 1
VII.3. PEKERJAAN SIPIL ...................................................................................................... 1
VII.3.1. PEKERJAAN BETON .................................................................................................. 1
Belanja modal bangunan gedung kantor - belanja jasa konsultansi perencanaan
Biro pengadaan barang/jasa sekretariat daerah Prov. Sulawesi Selatan, Tahun 2021
Syarat-Syarat Teknis Pelaksanaan RKS - II
VII.1.1. PENGUKURAN
VII.1.1.2. Ketelitian
Kelalaian atau kekurang telitian Kontraktor dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan
untuk mengajukan tuntutan.
VII.1.3. LAPORAN
VII.1.4. PENYEDIAAN
Baik sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan mulai / berlangsung pihak pelaksana
dianjurkan untuk mendirikan barak pekerja lengkap dengan KM/WC, gudang-gudang
penyimpanan dan perlindungan bahan-bahan bangunan
Bila direksi keet belum ada, maka dapat digunakan bangunan yang lama, dan setelah
kegunaannya selesai, bangunan tersebut adalah milik Proyek/Pemberi Tugas tidak
dibongkar jikalau tidak ada perintah dari Pemberi Tugas.
Semua gudang dan perlengkapan Pemborong dan sebagainya pada waktu
penyelesaian pekerjaan harus dibongkar dan disingkirkan dari tapak, juga segala
pekerjaan yang terganggu harus diperbaiki.
Jalan masuk ke tempat pekerjaan harus dinyatakan dan dibuat atas biaya pemborong,
sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan, dengan seizin Direksi.
Air untuk keperluan pekerjaan harus diusahakan oleh Pemborong sendiri. Pemborong
harus membayar segala ongkos pengadaan dan penyambungan air yang dipakai dan
pembongkarannya kembali. Pemberi tugas dalam hal ini tidak bertanggung kawab atau
pengganti biaya yang dikeluarkan oleh Pemborong umtuk keperluan itu.
Kontraktor harus mengadakan fasilitas listrik secukupnya yang berasal dari PLN
dengan memasang meteran baru dengan kekuatan 40 A berikut dengan panel kontrol.
Setelah pembangkit tenaga sementara atau penerangan buatan yang dipergunakan
untuk pekerjaan harus diadakan oleh Pemborong, termasuk pemasangan sementara
dari kabel-kabel, meteran, upah, dan tagihan dan pemberiannya kembali pada waktu
pekerjaan selesai adalah beban Pemborong. Sebelumnya harus ada persetujuan dan
ketentuan-ketentuan lain dari Direksi.
VII.1.11. PERLINDUNGAN
Pemborong juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi
terhadap saluran air, telepon, listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh operasi-
operasi Pemborong. Ia wajib membayar segala ongkos dan biaya yang berhubungan
dengan pemasangannya kembali beserta perbaikan-perbaikannya.
VII.1.11.4. Keamanan
Pemborong bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk bahan-
bahan bangunan dan perlengkapan instalasi di tapak, hingga kontrak selesai dan
diterima baik oleh Pemberi Tugas. Ia harus menjaga perlengkapan dan bahan-bahan
dari segala kemungkinan kerusakan untuk seluruh pekerjaan termasuk bagian-bagian
yang dilaksanakan oleh Sub Pemborong dan menjaga agar pekerjaan bebas dari air
kalau hujan lebat dan banjir, memompa, menimba, atau seperti apa yang dikehendaki
atau diinstruksikan.
VII.1.16. PENGAWASAN
1. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh
Konsultant Pengawas dibantu dengan Perencana (jika sewaktu-waktu dibutuhkan).
2. Pada setiap saat Konsultant Pengawas dan Perencana atau petugas-petugasnya
harus dapat mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan
dan peralatan. Kotraktor harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
3. Bagain-bagian yang telah dikerjakan teteapi luput dari pengamatan Konsultan
Pengawas adalh menjadi tanggung Jawab Kontraktor.
4. Ditempat pekerjaan, Konsultan Pengawas menempatkan petuga-petuga pengawas
yang bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan.
VII.1.18. UKURAN
Ukuran yang harrus diikuti adalah ukuran dengan angka dan tidak daripada ukuran
skala dari gambar-gambar. Jika merasa ragu-ragu tentang suatu ukuran, Pemborong
harus segera meminta nasihat Pemberi Tugas atau wakilnya di pekejaan.
Penjelasan tambahan:
▪ Kontrak Lumpsum berarti gambar dan RKS mengikat.
▪ Kontrak unit price berarti volume dan harga satuan mengikat.
▪ Bangunan vertikal umumnya mempunyai sifat kontrak lumpsum.
▪ Dan bangunan horisontal umumnya mempunyai sifat kontrak unit price.
VII.1.20. CONTOH
Contoh bahan yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus segera
disediakan tanpa kelambatan atas biaya Pemborong, dan contoh-contoh tersebut harus
sesuai dengan standard contoh yang telah disetujui.
Contoh-contoh tersebut diambil dengan jalan atau cara begitu pula hingga dapat
dianggap bahwa bahan atau pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam
pelaksanaan pekerjaan nanti.
Standard contoh yang telah disetujui disimpan oleh Pemberi Tugas atau wakilnya untuk
dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan-bahan atau cara mengerjakan yang
dipakai tidak sesuai dengan standard contoh, baik kualitas maupun sifat-sifatnya.
VII.1.24. GAMBAR REVISI DAN GAMBAR YANG DILAKSANAKAN (AS BUILT DRAWING)
Untuk semua penyimpangan pekerjaan yang belum terdapat dalam gamabr-gamabr,
baik penyimpanan Itu atas perintah Pemberi Tugas atau tidak, Pemborong harus
membuat gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang dilaksanakan (gambar revisi),
yang memperlihatkan dengan jelas perbedaan antara gambar-gambar kontrak dengan
pekerjaan yang dilaksanakan dan dalam waktu tidak lebih dari 4 (empat) setelah
pelaksanaan perubahan gambar tersebut harus sudah selesai dilaksanakan.
Pekerjaan pembongkaran hanya dapat dimulai apabila telah mendapat izin tertulis
dari pengawas atau direksi. Dan rekanan harus meminta kepada direksi agar
pelaksanaan pembongkaran dapat dilihat langsung paling tidak pada awal
pembongkaran.
Penanganan atau metode perbaikan dikerjakan atau mengacu pada spesifikasi yang
telah ditentukan pada masing-masing pekerjaan.
Kecuali disebutkan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan-
ketentuan seperti yang tertara dalam :
NI – 2 – PBI 1971
NI – 3 – 1970
NI – 5 – 1961
NI – 8 – 1974
STKM – JIS G 3445
PB 1989
VII.3.1.1.1. S e m e n
Yang digunakan adalah terdiri dari suatu jenis merk dan mutu yang baik atas
persetujuan direksi dan ditetapkan harus memakai produk lokal, semen yang tidak
boleh digunakan adalah :
• Pasir urugan dan pasir pasangan yang digunakan adalah pasir dari jenis yang baik
serta bersih dan tidak tercampur dengan tanah liat atau kotoran/bahan organis
lainnya.
• Pasir dapat berupa pasir alam atau pasir buatan yang dihasilkan dari alat – alat
pemecahan batu.
• Pasir untuk campuran beton dipakai yang berbutir kasar dan bersih Lumpur/bahan
organis lainnya.
• Pasir harus terhindar dari batu – batu tajam dan keras. Butir – butir halus bersifat
kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
• Pasir tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap berat
kering).
• Pasir laut tidak boleh dipakai untuk semua mutu beton. Selanjutnya pasir harus
memenuhi syarat – syarat PBI 71 Bab 3.3. atau SK-SNI Bab.I
• Kerikil dapat berupa kerikil alam atau batuan – batuan yang diperoleh dari
pemecahan batu.
• Bahan ini harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori, bebas dari
bahan – bahan yang dapat merusak fungsinya terhadap konstruksi.
• Dalam segala hal, syarat-syarat ini disesuaikan dengan ketentuan dalam PBI 1971
Bab 3.
• Kerikil harus disimpan diatas permukaan bersih dan keras serta dihindarkan
terjadinya pengotoran serta tercampur adukan.
• Bahan untuk batu gunung keculi dipersyaratan lain, harus sesuai dengan PUBB
1977 NI-3.
• Batu gunung / kali yang digunakan berukuran sesuai standar kebutuhan untuk
pondasi dan untuk pasangan batu kosong bahwa pondasi, berstruktur cukup kuat
dan awet serta tidak keropos.
• Kerikil/batu pecah beton sebelum digunakan harus dicuci dengan air sampai bersih
(bila kotor). Penumpukan bahan kerikil/batu pecah beton harus dipisahkan dengan
material lain.
VII.3.1.1.4. Air
Air yang digunakan harus air tawar bersih tidak mengandung minyak, asam, garam,
alcohol atau bahan lain yang dapat merusak beton.
Untuk seluruh pelaksanaan agar menggunakan air yang tidak mengandung minyak,
asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak
bangunan, memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI-1970 / NI-3. Dalam
hal ini harus dinyatakan dengan hasil test dari laboratorium yang berkompeten.
Khusus untuk beton jumlah air yang digunakan untuk membuat adukan disesuaikan
dengan jenis pekerjaan beton, dapat ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran berat
serta harus dilakukan dengan tepat
VII.3.1.1.5. Additive
Untuk mencapai slump yang disyaratkan dengan mutu yang tinggi, bila diperlukan
campuran beton dapat menggunakan bahan-bahan additive merk POZZOLITH 300 R
atau setara. Bahan tersebut harus disetujui oleh Pengawas. Additive yang mengandung
chloride tidak boleh dipergunakan.
Penyimpanan/penimbunan pasir dan split harus dipisahkan satu dengan yang lain
hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak tercampur untuk mendapatkan
perbandingan adukan beton yang tepat. Air yang digunakan (Lihat syarat-syarat
teknis bahan;Pasal 1.1.11).
▪ Besi Beton.
e. Tiang-tiang satu dengan lain harus diikat dengan palang papan/balok secara
menyilang. Pembukaan acuan baru dibuka setelah memenuhi syarat-syarat
yang dicantuan dalam SNI 2847:2013/SNI 2847:2019.
VII.3.2.1. Umum
Lingkup pekerjaan Pemborong termasuk semua persiapan, pengerjaan, pengadaan
peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan instalasi-instalasi plumbing
selengkapnya.
Untuk pekerjaan-pekerjaan tersebut di bawah ini sampai selesai dan berfungsi baik,
yaitu:
a) Penyediaan air bersih
b) Pembuangan air hujan, Saluran kotoran dan pembuangannya.
VII.3.2.2. Standard
Semua pekerjaan harus dilakukan dengan baik dan penuh keahlian dan sesuai dengan
spesifikasidan gambar-gambar. Harus mentaati semua persyaratan standard yang
berlaku di Indonesia antara lain
d) Jika dibutuhkan penutup saluran, maka digunakan plat beton cor bertulang
dengan camp. 1 pc: 2psr: 3 krk, dengan ketebalan 10 cm, dengan peil
disesuaikan dengan kebutuhan.
VII.3.2.6. Instalasi/Pemasangan
Semua pekerjaan pemasangan pipa-pipa harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
seperti di bawah ini:
i. Cara pemasangan harus mengikuti / mengacu pada standar patent dari pabrik
dimana bahan tersebut diproduksi kecuali ditentukan lain oleh direksi / pengawas.
ii. Pipa-pipa air harus dipasang sedemikian rupa hingga tidak ada hawa busuk yang
keluar dari pipa tersebut, tidak ada rongga-rongga udara, letaknya lurus dan rata.
iii. Pipa-pipa panjang harus dipakai pada konstruksi saluran-saluran pipa, kecuali jika
panjang saluran yang dibutuhkan tidak membutuhkan seluruh panjangnya pipa.
iv. Pipa-pipa harus dipasang sedemikian rupa hingga tidak banyak dilakukan tekanan-
tekanan.
yang menyumbat disingkirkan. Uliran harus dipotong dengan teliti dan tidak boleh
dari 3 uliran yang kelihatan di luar fitting.
vi. Saluran pipa dan sambungan-sambungan harus dibuat dengan cermat hingga
menjamin pengaliran air yang lancar dan memungkinkang drainage total dan
pengontrolan sistimnya. Jika diperlukan, lubang pemeriksaan atau lubang untuk
membersihkan pipa-pipa buangan harus diadakan.
vii. Ujung-ujung Pipa dan Lubang-lubang harus segera ditutup selama pemasangan
untuk mencegah kotoran memasuki pipa dan pasangan.
viii. Pipa pembuangan untuk kotoran padat, yakni dari kloset ke bak pembuangan
harus dibuatkan penghawaan
VII.3.2.8. Pengujian
i. Pengujiam sistem-sistem pengalihan air
Semua pipa-pipa air dan saluran-saluran utama harus diuji hingga tekanan
hydroliknya 10 kg/cm2 atau dua kali tekanan yang biasa, mana saja yang lebih
kecil.
Air harus diperiksa memasuki saluran-saluran utama dengan pomp adan dibiarkan
mengalir dengan tekanan yang ditentukan selama satu jam. Tidak oleh menutup
pipa, bagian pipa atau fittingnya, atau parit-parit galian sebelum disetujui oleh
Pemberi Tugas.
Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan pada
bangunan, terlebih dahulu harus ada pengajuan contoh (Requesheet) untuk mendapat
persetujuan dari pengawas / Direksi
Bata harus dari mutu terbaik dan dari satu pabrik dengan pembakaran yang sempurna
dan merata. Kekerasan memenuhi persyaratan bahan-bahan dengan ukuran harus
memenuhi persyaratan NI-10 dan PUBB NI3.
Bata harus bebas dari retak-retak dan mempunyai sudut yang siku dan ukuran yang
seragam (tempat satu sama lain)
Bata harus bata biasa dari tanah liat hasil produksi lokal dengan ukuran-ukuran nominal
5 x 11 x 22 cm, yang dibakar dengan baik dan bersudut runcing dan tanpa cacat atau
mengandung kotoran. Berkwalitas baik dan tidak banyak/mudah patah/hancur bila kena
air. Meskipun ukuran bata yang bisa diperoleh di suatu daerah mungkin berbeda
dengan ukuran tersebut di atas, harus diusahakan supaya tidak terlalu menyimpang
dari ukuran-ukuran tersebut.
Meskipun ukuran bata yang biasa diperoleh di suatu daerah mungkin berbeda dedngan
ukuran tersebut di tas, harus diusahakan supaya tidak terlalu menyimpang dari ukuran-
ukuran tersebut.
Sesuai dengan pasal S1 dari A.V. 1941, minimum kuat tekan ultimate harus 30 kg/cm2
Semen Portland yang digunakan harus memenuhi syarat yang tercantum dalam
“Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8”.
Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah produki Semen Gresik
atau yang setaraf. Pemilihan salah satu produk adalah mengikat dan dipakai untuk
seluruh pekerjaan.
Air yang digunakan tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan
organis atau bahan-bahan lainnya yang dapat merusak beton, baja tulangan atau
jaringan kawat baja.
Pasir yang digunakan adalah butir-butir tajam dan keras, bersih dan tidak mengandung
bahan-bahan organis, garam dan asam alkali.
• Pasir urugan dan pasir pasangan yang digunakan adalah pasir dari jenis yang baik
serta bersih dan tidak tercampur dengan tanah liat atau kotoran/bahan organis
lainnya.
• Pasir dapat berupa pasir alam atau pasir buatan yang dihasilkan dari alat – alat
pemecahan batu.
• Pasir untuk campuran beton dipakai yang berbutir kasar dan bersih Lumpur/bahan
organis lainnya.
• Pasir harus terhindar dari batu – batu tajam dan keras. Butir – butir halus bersifat
kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
• Pasir tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap berat
kering).
• Pasir laut tidak boleh dipakai untuk semua mutu beton. Selanjutnya pasir harus
memenuhi syarat – syarat PBI 71 Bab 3.3.
Dan juga bata sebelum dipasang harus dibasahi dulu dengan cara direndamkan dalam
air hingga jenuh dan pada waktu dipasang tidak boleh ada genangan air pada
permukaannya.
Pasangan bata harus rapi,lurus dan sama tebal.
Pemasangan bata sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk perekat harus sama
setebal 1cm. Siar-siar harus dikerok dengan kedalaman ± 1cm dengan rapi,kemudian
disirami air untuk dilanjutkan dengan plesteran.semua pertemuan horizontal maupun
vertical harus terisi dengan baik dan penuh.
Pasangan bata dibawah lantai atau terurug oleh tanah harus diberapen dengan aduk
kedap air 1:2.
Untuk setiap dinding bata ½ bata dan atau lebih yang luasnya lebih dari 12m2 untuk
dinding dalam dan luasnya dari 8m2 untuk dinding luar harus diberi kolom penguat
beton (kolom praktis) dengan ukuran ± 12x15 dengan tulangan 4xØ 12mm sengkang
Ø8mm tiap jarak 15 cm dan ditambah balok penguat kearah horizontal.
Jenis adukan
Jenis adukan berikut harus dipakai sesuai dengan yang diinstruksikan dalam gambar
atau dalam uraian dan syarat-syarat ini:
• M1 = Pas. tembok adukan (1 pc : ½ kp : 5 Psr) atau (1 pc : 4 Psr)
• M2 = Pasangan tembok trasraam 1 pc: 2 psr
Semua pasangan bata dilaksanakan dengan adukan M1 dimulai dari ketinggian 20cm
diatas lantai dasar maupun lantai atas dan untuk pasangan bata kedap air
dilaksanakan dengan adukan M2 digunakan untuk daerah-daerah sbb:
• Dinding Kamar mandi / WC setinggi 150 cm dari permukaan sloof beton
• Dinding tertanam dalam tanah (diberapen sampai permukaan tanah).
Diusahakan aduk perekat dalam keadaan belum mengeras. Jarak waktu percampuran
aduk perekat dengan pemasangan tidak lebih dari 30 menit terutama untuk aduk kedap
air.
Adukan harus dicampur dalam alat tempat mencapur yang telah disetujui atau
dicampur dengan tangan di atas permukaan yang keras. Sangat dilaranag memakai
adukan yang sudah mulai mengeras atau membutuhkan untuk dipakai lagi.
Hubungan pasangan bata dan konsen, kolom praktis dan plat beton yang dipakai
sebagai landasan lantai,memakai angker Ø 8mm,tidak dibenarkan penggunaan angker
dari paku.
Selama pasangan dinding ini belum difinish,kontraktor wajib untuk memelihara dan
menjaga dari kerusakan-kerusakan atau pengotoran bahan. Jika pada saat akan
difinish terdapat kerusakan,kontraktor sampai dinyatakan diterima oleh pengawas.
uirzet yang disetujui. Semua unit harus betul-betul kering kalau mau dipakai, hanya
ujung-ujungnya dibasahi jika dianggap perlu untuk mengatur pengisapan.
Bata dipasang dengan adukan pengikat sambungan 10 mm, didasari dengan baik dan
sambungan-sambungan yang terus lurus dan rata. Dalam pemasangan tembok tidak
boleh meneruskan di satu bagian lebih dari satu meter tingginya.
Mengorek sambungan
Semua sambungan harus dikorek paling sedikit 0,5 cm, agar finish dinding dapat
melekat dengan baik.
Perlindungan
Dalam pemasangan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu-waktu hujan lebat
harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu
yang sesuai untuk perlindungan.
Perawatan
Dinding tembok harus dibasahi teus-menerus selama paling sedikit 7 (tujuh) hari
setelah didirikan.
Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan pada
bangunan, terlebih dahulu harus ada pengajuan contoh (Requesheet) untuk mendapat
persetujuan dari pengawas / Direksi
Bidang yang akan memerlukan plesteran dengan aduakan 1pc:2ps digunakan untuk
daerah-daerah sebagai berikut:
- Semua dinding yang berfungsi sebagai turap (penahan tanah) hingga ketinggian
20cm dari permukaan lantai finish bagian ter-atas.
- Semua dinding hingga ketinggian 30cm dari permukaan lantai.
- Dinding untuk daerah basah (km/wc) setinggi 1,5 mtr.
- Pondasi batu bata atau trasram yang bersentuhan dengan bahan urugan tanah
atau pasir.
Plesteran halus (acian) dipakai campuran semen dan air hingga mendapat campuran
yang homogen. Acian dilaksanakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering benar).
Untuk pasangan bata sebelum diplester harus dibasahi dulu dan siar-siarnya dikerok
sedalam ± 1cm.
Permukaan beton yang akan diplester harus dibersihkan dari sisa-sisa bekesting dan
kemudian dikerek (scratch) terlebih dahulu atau diberi kamprotan adukan.
Tebal minimal plesteran adalah 15mm dan tebal maximal 25mm.Untuk plesteran yang
tebal lebih dari 25mm,harus diberi tulangan dari kawat ayam. Tebal total dinding ½ bata
setelah diimplester tidak lebih dari 1,5cm,sedangkan tebal total dinding bata tidak lebih
dari 25cm.
Belanja modal bangunan gedung kantor - belanja jasa konsultansi perencanaan
Biro pengadaan barang/jasa sekretariat daerah Prov. Sulawesi Selatan, Tahun 2021
Syarat-Syarat Teknis Pelaksanaan RKS - 4
Untuk semua bidang pasangan bata dan beton yang akan difiniskan dengan cat dipakai
plesteran halus (acian) diatas permukaan plesterannya.
Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda yang bertemu dalam suatu bidang
datar,harus diberi naad dengan ukuran lebar 0,7cm dan dalam 0,5cm.
Sebelum plesteran kering betul, dapat dilakukan Pengacian tembok dengan campuran
1 PC : 8 PCputih. Diaci/digosok hingga permukaannya licin dan rata.
VII.4.3.3. Umum
1. Cara pemasangan semua peralatan listrik (armatur lampu, kabel, saklar, lemari
pembagi dll), harus dilakukan dengan rapi, memenuhi persyaratan-persyaratan
yang ditetapkan oleh PLN setempat.
2. Semua peralatan yang digunakan harus dalam keadaan baru, memenuhi syarat-
syarat kekuatan listrik dan mekanis yang distandardkan dan disetujui terlebih
dahulu oleh pemilik atau badan yang ditunjuk oleh pemilik.
3. Kualitas semua peralatan minimum harus sama dengan kualitas alat-alat buatan
TIGER, SIEMENS, atau pabrik sejenis.
4. Pekerjaan Instalasi
Semua pekerjaan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh perusahaan yang
ternama dan dapat dipercaya atau oleh pekerja-pekerja Pemborong yang ahli.
Seluruh pekerjaan instalasi listrik harus dilaksanakan sesuai dengan edisi paling
akhir dari “Peraturan Umum Instalasi-instalasi Listrik di Indonesia”, atau peraturan-
peraturan setempat lainnya yang lazim (berlaku), dan harus memerlukan
persetujuan Pemerintah dan Pemberi Tugas.
Perusahaan instalasi tersebut harus mempunyai izin usaha khusus untuk pekerjaan
instalasi yang disahkan oleh PLN pada lokasi eksploitasi dimana proyek dibangun,.
Pekerjaan pada sub Kontraktor ini harus dengan sepengetahuan Pemberi Tugas.
5. Gambar-gambar
Diagram dari instalasi-instalasi listrtik ditunjukan dalam gambar kontrak. Diagram-
diagram ini hanya menunjukan pekerjan instalasi yang akan dipasang. Aliran dan
pengaturan saluran-saluran, kawat-kawat, kedudukan saklar (switch). Stopkontak-
stopkontak, papan sekering (panel board) dan sebagainya dalam garis besarnya
harus seperti yang ditunjuka, dapat diperoleh jika dikehendaki untuk disesuaikan
dengan keadaan bangunan, tapi tergantung kepada persetujuan Pemberi Tugas,
meskipun persetujuan seperti itu tidaj membebaskan Pemborong dari tanggung
jawab untuk mendirikan instalasi dengan cara yang ahli, yang betul dan tepat
fungsinya, ukuran-ukurannya dan sifat-sifat pekerjaan selanjutnya.
Pemborong harus menyerahkan gambar kerja (shop drawings) tentang sakelar-
sakelar dan papan sekering dan untuk tiap satuan (unit) bangunan, menyediakan
gambar-gamabar instalasi yang persis seperti yang dipasang (as installes drawing).
2. Kabel – kabel.
• Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan
minimal 0,6 KV dan 0,5 KV untuk kabel NYM dari merk yang lolos
standard yang diizinkan.
• Pada prinsipnya, kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah; Jenis NYM
dan NYA untuk kabel penerangan.
• Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus
dimintakan persetujuan terlebih dahulu pada Direksi.
• Penampang kabel minimum yang dapat dipergunakan adalah 2,5 mm.
3. Lampu - Lampu.
• Fitting lampu dari type yang baik jenis Broco/Ellips.
• Model dan type lampu tercantum seperti di BQ.
5. Grounding.
• Kawat Grounding dapat dipergunakan kawat telanjang ( BBC = Bare
Copper Conductor ).
• Besarnya kawat Grounding yang bisa digunakan, minimal berpenampang
sama dengan penampang kabel masuk, (incoming feeder).
• Elektrode Pentanahan untuk Grounding digunakan pipa Galvanized
dengan diameter minimal satu inchi. Diujung pipa tersebut dipasang
Copper Rod sepanjang 0,5 m. Elekrode Pentahanan yang dipantek
didalam tanah, minimal sedalam 6 m atau sampai menyentuh permukaan
air tanah.
2. Kabel – kabel.
• Semua kabel dikedua ujungnya harus diberi tanda dengan Cable Merk yang
jelas dan tidak mudah lepas, untuk mengidentifikasikan arah beban.
• Setiap Kabel Daya, pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasi- kan phasenya dengan PUIL.
• Kabel Daya yang dipasang, harus di Klem dan disusun dengan rapih.
• Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya penyambungan, kecuali pada
kabel penerangan.
• Seluruh kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton, harus
dibuatkan Sleeve dari pipa PVC, dengan diameter minimum 2,5 kali
penampang kabel.
VII.4.3.6. Pentanahan.
1. Semua bagian dari sistem listrik harus ditanahkan.
2. Elektroda Pentanahan harus ditanam dengan kedalaman sesuai standard.
3. Tahanan Pentanahan maximum adalah 2 Ohm.
VII.4.3.7. Pengujian.
1. Sebelum semua peralatan utama dari sistem listrik itu dipasang, harus diadakan
terlebih dahulu pengujian secara individual.
Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan pada
bangunan, terlebih dahulu harus ada pengajuan contoh (Requesheet) untuk mendapat
persetujuan dari pengawas / Direksi
VII.4.4.4. Bahan-Bahan
a. Bahan yang digunakan jenis bahan:
▪ GRC (Clasiboard) tebal 4 mm, yang bermutu baik, produksi Jayaboard, atau
setara.
▪ Gypsun dengan tebal 9 mm, yang bermutu baik, produksi Jayaboard, atau
setara
b. Pengikat berupa paku, mur, baut, kawat, sekrup dan lain-lain harus digalvanisir
sesuai dengan NI-5 Bab VI Pasal 114, 15 dan 17.
c. Bahan perekat tahan air yang digunakan setara dengan Herferin.
d. Finishing langit-langit digunakan bahan Cat Metrolite, Vinotex atau setara, sesuai
VII.4.4.5. Pelaksanaan
a. Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang berada di
atasnya harus sudah terpasang seperti misalnya pipa-pipa, kabel dan lain-lain.
b. Kontraktor wajib membuat mock-up sesuai dengan petunjuk Direksi Lapangan
sebelum pekerjaan mulai dipasang untuk mendapat persetujuan.
c. Penyimpanan bahan rangka, penutup plafond dan material lain di tempat pekerjaan
harus diletakkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, kering dan
tidak lembab serta tidak terkena cuaca langsung.
d. Harus diperkirakan semua sambungan dalam pemasangan klos, baut, angker-
angkerdan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan/menjaga kerapian terutama untuk bidang-bidang tampak tidak
boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
e. Semua unit-unit plafond metal puring harus terpasang rapi dan kuat sesuai dengan
pola gambar rencana.
f. Penyambungan plafond Gypsum dengan Gypsum atau celah pada pertemuan
antaranya, tidak dibenarkan. Dan pertemuan antara Gypsum dengan profil gypsum
dibuat sedemikan rupa agar rapat dan lengket.
g. Pengecatan
- Disarankan agar memakai TOTAL KOTE Primer (Ex. JAYABOARD), atau
setara
- Langit-langit GRC dan Gypsun yang sudah terpasang harus dicat dengan Cat
VAEP (Vinyl Acrylic Emulsion Paint) sesuai dengan uraian dalam Bab
Pekerjaan Pengecatan.
- Hasil pengecatan plafond pada langit harus rata, bersih, tidak belang dan
warna yang rata.
Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan pada
bangunan, terlebih dahulu harus ada pengajuan contoh (Requesheet) untuk mendapat
persetujuan dari pengawas / Direksi
VII.4.5.4. Bahan-Bahan
a. Granit untuk lantai dan dinding
Granit yang digunakan adalah granit kwalitas seperti Egypt Red atau yang setara.
Warna, tipe dan pola ditentukan dalam gambar, dengan ukuran 60x60 cm. Alas
lantai digunakan dari beton cor camp 1pc : 3kr : 5ps tebal 7 cm, setelah pasir urug
ruang dipadatkan
Granit yang telah terpasang rapi, selanjutnya dipoles agar didapatkan permukaan
yang mengkilap.
Granit Tiles/ Homogenous Tiles yang telah terpasang rapi, selanjutnya dibersihkan
agar didapatkan permukaan yang mengkilap.
Alas lantai digunakan dari beton cor camp 1pc : 3kr : 5ps tebal 7 cm, setelah pasir
urug ruang dipadatkan
Lantai untuk kamar mandi/WC, menggunakan bahan dari ubin Keramik jenis kasar
dan berkualitas baik (siku, rata dan KW1) tidak pecah.
Untuk lantai dan dinding, menggunakan keramik dengan ukuran sesuai gambar,
dari jenis KW1 dan bermotif yang dipasang rata dan nat lurus dan tidak berongga.
Ubin keramik untuk dinding dan lantai yang cacat tidak boleh dipasang dengan
tetap memperhatikan permukaan dinding keramik yang harus rata dan
pemasangannya rapih dan bersih.
VII.4.5.6. Pelaksanaan
VII.4.5.6.1. Pemeriksaan
a. Sebelum mulai memasang ubin, Pemborong harus memeriksa apakah persiapan
dasarnya sudak baik dan yakin bahwa dasar pasir sudah betul-betul padat.
b. Semua pasangan pipa-pipa, penanaman ke tanah, saluran-saluran dan sebagainya
harus dilaksanakan dan diperiksa sebelum memulai memasang ubin.
c. Cara mencampur adukan alas tersebut harus dicampur dalam alat tempat
mencampur adukan alas tersebut harus dicampur dalam alat tempat mencampur
yang telah disetujui atau dicampur dengan tangan di atas permukaan yang keras.
Sangat dilarang memakai adukan yang sudah mulai mengerah atau
membubukannya/menghancurkannya untuk dipakai lagi
d. Permukaan dinding bata/beton harus diberi plester yang rata dulu, sebelum lapisan
ubin keramik dipasang.
l. Lebar Nat yang dianjurkan, untuk lantai ± 3 mm dengan adukan pengisi nat dari
semen Tegel special hingga berisi penuh dan dioles dengan jari tangan atau
dengan menggunakan bahan dari karet atau gabus misalnya ; potongan sandal
jepit swallow agar permukaan menjadi mulus dan mengkilap dipandang mata.
m. Pengisian siar-siar dengan bahan grouting dilaksanakan paling sedikit 4 (empat)
hari setelah pemasangan keramik/homogeneous tile mengering.
n. Pemasangan semen nat, dilaksanakan paling cepat 24 jam sesudah pemasangan
tegel keramik lantai.
o. Siar-siar/nat harus diisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan dalam persyaratan
bahan, warna sesuai dengan warna keramik yang dipasang.
p. Pemotongan ubin harus dihindarkan buila terpaksa harus dipotong, maka potongan
terkecil tidak boleh kurang dari ½ ukuran ubin. Pemotongan harus dilakukan
dengan hati-hati dan memakai alat pemotong elektrik.
q. Apabila mutu dan cara pemasangan tersebut diatas tidak memenuhi mutu standard
atau percontohan yang sudah disepakati, maka direksi/pengawas wajib melakukan
perintah pembongkaran secara tertulis kepada pelaksana kontraktor dilapangan
r. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda hingga
rapih dan bersih.
s. Hasil pemasangan keramik harus dilindungi dari hal-hal yang dapat menimbulkan
kerusakan atau cacat, bila hal ini terjadi sebelum penyerahan pekerjaan maka
harus diperbaiki atas biaya Direksi Lapangan.
t. Setiap 4m x 4m harus dipasang sealant.
Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan pada
bangunan, terlebih dahulu harus ada pengajuan contoh (Requesheet) untuk mendapat
persetujuan dari pengawas / Direksi
f. Behan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan
bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang
dipersyaralkan.
g. Unluk keseragaman warna disyararkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-profil
harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit,
jendela, pintu dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap
unit di dapatkan wama yang sama.
h. Pekerjaan mesin polong, mesin punch, drill, sedemikian sehingga diperoleh hasil
yang telah dirangkai untuk jendela bukaan dan pintu mempunyai toleransi ukuran
sebagai berikut :
• untuk tinggi dan lebar 1 mm.
• untuk diagonal 2 mm.
VII.4.7. PEKERJAAN DAUN PINTU RANGKA KAYU LAPIS HPL (ENGINEERING DOOR)
VII.4.7.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan - bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan daun pintu rangka kayu lapis HPL meliputi seluruh detail yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar dan disetujui Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas.
untuk pekerjaan halus harus dari kuningan (beras) pemakaian jenis engsel untuk
satu daun pintu menggunakan tiga buah engsel, sedangkan untuk daun jendela
menggunakan dua buah engsel jendela atau sesuai dengan yang tertera dalam
gambar. Pintu-pintu harus diberi door closer kecuali pada daun pintu PVC dan
door stopper dari karet yang ditanam pada lantai, kalau keadaan tidak
mengizinkan, door Stoper ditanam pada dinding.
3. Pemasangan dan penggantungan tidak boleh kandas baik terhadap ambang atas
maupun terhadap lantai keramik, sehingga daun dapat dengan leluasa dibuka dan
ditutup tanpa da halangan sedikitpun.
3. Perapihan dan penyempurnaan pada semua pertemuan antara tembok dan kozen
aluminium harus dilakukan secara berhati-hati agar tidak mengganggu/merusak
lapisan permukaan Aluminium.
4. Semua pengujian kozen, daun pintu, daun jendela, kaca mati, penggantung harus
dipastikan berfungsi dengan baik dan kokoh sebelum pekerjaan dianggap selesai.
Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan pada
bangunan, terlebih dahulu harus ada pengajuan contoh (Requesheet) untuk mendapat
persetujuan dari pengawas / Direksi
VII.4.9. PEKERJAAN DINDING PARTISI (Sistem Ceiling / Rangka Hollow, Finishing HPL)
VII.4.9.4. Bahan-Bahan
a. Bahan yang digunakan jenis bahan:
▪ Multipleks 9 mm, yang bermutu baik dan disetujui oleh direksi dan pengawas.
▪ Multipleks 18 mm, yang bermutu baik dan disetujui oleh direksi dan pengawas.
▪ HPL (High Pressure Laminated), yang bermutu baik dan disetujui oleh direksi
dan pengawas, Setara TACO
b. Pengikat berupa paku, mur, baut, kawat, sekrup dan lain-lain harus digalvanisir
sesuai dengan NI-5 Bab VI Pasal 114, 15 dan 17.
c. Bahan perekat yang digunakan setara dengan Lem Fox (Putih Maupun Kuning).
d. Finishing HPL partisi digunakan bahan Taco atau setara.
e. Rangka dinding partisi:
1. Rangka metal hollow galvanis 4/4 dan 2/4, dan alumunium (ceiling) tinggi
maksimal 30 mm. Dengan produksi BMS, MMJ atau setara. (sesuaikan peil
dalam gambar) - lihat gambar rencana / detai dan BQ.
2. Rangka hollow 4/4, tebal 2 mm yang dicat dengan anti karat (digalvanisir)
dengan modul 60 cm x 120 cm (lihat gambar rencana / detai dan BQ)
VII.4.9.5. Pelaksanaan
a. Sebelum dilaksanakan pemasangan partisi, pekerjaan lain yang berada di
didalamnya harus sudah terpasang seperti misalnya pipa-pipa, kabel dan lain-lain.
b. Kontraktor wajib membuat mock-up sesuai dengan petunjuk Direksi Lapangan
sebelum pekerjaan mulai dipasang untuk mendapat persetujuan.
c. Penyimpanan bahan rangka, penutup plafond dan material lain di tempat pekerjaan
harus diletakkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, kering dan
tidak lembab serta tidak terkena cuaca langsung.
d. Harus diperkirakan semua sambungan dalam pemasangan klos, baut, angker-
angkerdan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan/menjaga kerapian terutama untuk bidang-bidang tampak tidak
boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
e. Semua unit-unit partisi harus terpasang rapi dan kuat sesuai dengan pola gambar
rencana.
f. Penyambungan dinding partisi atau celah pada pertemuan antaranya, tidak
dibenarkan. Dan pertemuan antara panel partisi dibuat sedemikan rupa agar rapat
dan lengket.
g. Finishing
- Disarankan agar memakai HPL yang berkualitas Baik, Seperti TACO atau
setara
- Hasil Pemasangan HPL Pada partisi harus rata, bersih, tidak belang dan warna
yang rata.
Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan pada
bangunan, terlebih dahulu harus ada pengajuan contoh (Requesheet) untuk mendapat
persetujuan dari pengawas / Direksi
VII.4.10. PEKERJAAN DINDING PARTISI (Rangka Metal Stud/U Runner, Finishing HPL)
ASTM-C-22-91
ASTM-C-36-83
ASTM-C-840-83
ASTM-E-119-83
VII.4.10.4. Bahan-Bahan
a. Bahan yang digunakan jenis bahan:
▪ Multipleks 9 mm, yang bermutu baik dan disetujui oleh direksi dan pengawas.
▪ Multipleks 18 mm, yang bermutu baik dan disetujui oleh direksi dan pengawas.
▪ HPL (High Pressure Laminated), yang bermutu baik dan disetujui oleh direksi
dan pengawas, Setara TACO
b. Pengikat berupa paku, mur, baut, kawat, sekrup dan lain-lain harus digalvanisir
sesuai dengan NI-5 Bab VI Pasal 114, 15 dan 17.
c. Bahan perekat yang digunakan setara dengan Lem Fox (Putih Maupun Kuning).
d. Finishing HPL partisi digunakan bahan Taco atau setara.
e. Rangka dinding partisi:
1. Rangka Metal Stud/U Runner, tebal 0.7 mm (Galvanized) dengan modul 60 cm
x 120 cm (lihat gambar rencana / detai dan BQ)
VII.4.10.5. Pelaksanaan
a. Sebelum dilaksanakan pemasangan partisi, pekerjaan lain yang berada di
didalamnya harus sudah terpasang seperti misalnya pipa-pipa, kabel dan lain-lain.
b. Kontraktor wajib membuat mock-up sesuai dengan petunjuk Direksi Lapangan
sebelum pekerjaan mulai dipasang untuk mendapat persetujuan.
c. Penyimpanan bahan rangka, penutup plafond dan material lain di tempat pekerjaan
harus diletakkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, kering dan
tidak lembab serta tidak terkena cuaca langsung.
d. Harus diperkirakan semua sambungan dalam pemasangan klos, baut, angker-
angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan/menjaga kerapian terutama untuk bidang-bidang tampak tidak
boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
e. Semua unit-unit partisi harus terpasang rapi dan kuat sesuai dengan pola gambar
rencana.
f. Penyambungan dinding partisi atau celah pada pertemuan antaranya, tidak
dibenarkan. Dan pertemuan antara panel partisi dibuat sedemikan rupa agar rapat
dan lengket.
g. Finishing
- Disarankan agar memakai HPL yang berkualitas Baik, Seperti TACO atau
setara
- Hasil Pemasangan HPL Pada partisi harus rata, bersih, tidak belang dan warna
yang rata.
Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan pada
bangunan, terlebih dahulu harus ada pengajuan contoh (Requesheet) untuk mendapat
persetujuan dari pengawas / Direksi
VII.4.11.3. Bahan-Bahan
Cat serta pelapis-pelapis lain yang akan digunakan dan disetujui di sini adalah
produksi: ICI, Mowilex, Nippon Paint, Dana Paint, Vinotex, Metrolite, Internasional atau
setara sesuai dengan penggunaannya yang telah disetuji Direksi Lapangan.
d. Seluruh permukaan balok kayu / rangka kayu plafond maupun penggantung harus
di Residu anti rayap atau di meni (Ex.Gelatik) atau yang di rekomendasikan
pengawas.
Cat mengkilat digunakan merk Impra, yaitu muali dari lapisan Wood filler, Wood
Stin, Sending Sealer dan lapisan Celar Doff. Tata laksana pengecatan harus
mengikuti petunjuk patent dari pabrik.
VII.4.11.6. Pelaksanaan
a. Cat Tembok/Plafond
- Sebelum pengecatan dinding dimulai Kontraktor harus membuat contoh-contoh
warna kepada Direksi Lapangan untuk disetujui.
- Kontraktor harus melaksanakan pengecatan atas semua permukaan sesuai
dengan aturan pakai yang dijelaskan oleh pabrik pembuat cat.
- Permukaan bidang yang akan dicat harus dibersihkan lebih dahulu dari segala
kotoran, debu, minyak dan dan dibuat rata serta dalam keadaan kering dengan
kadar air max. 15%! ditest.
- Pengecatan tembok disyaratkan menggunakan roller atau semprot texture
pada tempat-tempat sesuai dengan gambar atau petunjuk Direksi Lapangan.
- Lapisan pengecatan jenis vinyl acrylic emulsion harus mencapai minimal 2
(dua) kali, dilakukan pada dinding interior, jenis weather shield digunakan untuk
dinding exterior sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatannya dan persetujuan
Direksi Lapangan.
- Plesteran harus diberi waktu secukupnya untuk mongering dan jangan dipulas
(dicat) sampai permukaannya betul-betul kering (kadar lembab 8 %). Semua
pekerjaan plesteran atau semen yang cacat harus dipotong dan diperbaiki
dengan plesteran dari jenis yang sama.
- Retak-retak sedikit harus (retak rambut) ditambal dengn penambal keras dan
tidak menyusut, retak-retak yang lebar harus dipotong dengan pinggir-
pinggirnya dan tambal dengan plesteran sekelilingnya. Sebelum permukaan
plesteran diberi satu lapisan cat dasar yang tahan sekali, debu-debu yang
menempel pada permukaannya harus dibersihkan dengan lap yang kering dan
kasar lalu dilanjutkan dengan menyekannya memakai lap yang dibasahi
dengan air bersih lalu dikeringjkan.
b. Cat Besi/baja/logam
- Kontraktor harus membersihkan bagian dari baja yang akan dicat anti karat
Khusus untuk daerah pantai atau bergaram yang berada pada radius 10 km dari
bibir pantai harus diberlakukan pengecetan khusus dengan metode pelaksanaan
sbb:
Bahan besi / baja / logam sebelum dikirim ke lokasi pekerjaan, harus dicat
terlebih dahulu untuk menghindari korosi yang berlebihan selama pengiriman,
sebelum pemasangan / erection atau sebelum ditutup dengan cat penutup /
finishing
Sebelum dicat, besi / logam harus dibersihkan dari karat, minyak dan kerak
dengan cara digosok dan disikat dengan sikat baja. Kemudian permukaan besi
/ logam segera dicat / ditutup dengan cat anti karat / dizincromate minimal 3
lapis dengan cat merk Nippon Paint atau setara.
Selanjutnya setelah terpasang dicat kembali dengan cat khusus untuk daerah
pantai yakni cat marine coat sebanyak 3 lapis. Cat yang digunakan adalah
Nippon Paint atau yang setara.
Besi / baja / logam yang akan dicat harus dibersihkan dari karat, minyak dan
kerak dengan cara menggosok, menyikat dengan sikat baja, logam kemudian
harus segera ditutup dengan cat meni, cat dasar dan cat akhir dengan lapisan
sebagai berikut :
- Permukaan bidang yang akan dicat harus dibersihkan lebih dahulu dari segala
kotoran, debu, minyak dan dan dibuat rata serta dalam keadaan kering dengan
kadar air max. 15%, ditest.
- Pengecatan atap disyaratkan menggunakan kuas atau semprot pada tempat-
tempat sesuai dengan gambar atau petunjuk Direksi Lapangan.
Selanjutnya permukaan yang telah bersih dan dalam kondisi kering diplamur /
diplamir. Plamur atau plamir dilakukan sebanyak 3 lapis. Dinding yang telah
diplamur dan diamplas harus dalam kondisi yang rata dan licin untuk selanjutnya
dicat. Sebelum pengecetan
Dilaksanakan pada permukaan tembok bagian dalam, dinding atau plafond GRC
beton expose dengan menggunakan bahan Ex. Metrolite, Vinotex.
Sedangkan untuk Dinding tembok, beton expose bagian Luar menggunakan bahan
Ex. Mowilex.
f. Waterprofing
- Lantai yang akan water proofing harus dibersihkan dari lapisan campuran yang
melekat sementara, dibetel sedemikian rupa hingga bersih dan rata.
- Pengecatan dengan system COATING untuk daerah seperti yang ditunjukkan
dalam gambar. Sedangkan untuk daerah exterior (atap plat dan talang atap)
dan WC juga menggunakan MEMBRANE. Sistem pelapisan dan urutan jenis
lapisan mengikuti petunjuk patent dari pabrik pembuatnya.
h. Cat yang lain sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat dan petunjuk Direksi
Lapangan.
VII.4.11.7. Keahlian
Pekerjaan mengecat hanya boleh dilaksanakan oleh orang-orang yang sudah ahli dan
berpengalaman dalam bidang ini, seorang mandor yang betul-betul cakap harus selalu
mengawasi di tempat tersebut selama pekerjaan itu dilaksanakan.
Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan pada bangunan, terlebih
dahulu harus ada pengajuan contoh (Requesheet) untuk mendapat persetujuan dari pengawas / Direksi
VII.4.12.2. Bahan-Bahan
▪ Karpet Kualitas Terbaik (jenis 1 sisi yang telah dilapisi dengan gabus) – Warna
ditentukan kemudian.
▪ Lem Fox
▪ Dll.
VII.4.12.3. Pelaksanaan
a. Sebelum pemasangan karpet sebaiknya peralatan dan bahan disiapkan serta lantai
yang akan dipasangi karpet dibersihkan terlebih dahulu.
b. Pelaksana harus meneliti keadaan permukaan lantai sebelum pekerjaan dimulai.
c. Permukaan lantai harus dalam keadaan kering, rata, bersih dan bebas dari cacat
d. Pelaksana harus memberitahukan secara tertulis kepada direksi lapangan bila
keadaan lapangan tidak memuaskan untuk penyelesaian pekerjaan secara
sempurna. Pekerjaan tidak boleh dimulai bila kerusakan / kekurangannya belum
diselesaikan.
e. Permukaan dasar lantai karpet (leveling screed) harus cukup halus, rata dan datar.
f. Sebelum pemasangan karpet terlebih dahulu dipasang lapisan karet/Foam atau
underlayer.
g. Setelah pemasangan underlayer selesai dan telah terpasang rapi maka selanjutnya
dipasang karpet menggunakan lem resin atau Lem fox kuning atau yang
diperkenankan sesuai petunjuk pemasangan dari pabrik.
h. Pemasangan karpet harus dilaksanakan sendiri oleh suppliernya, sebagai orang
yang ahli di dalam bidang tersebut.
i. Setiap pertemuan lantai karpet dengan material lain, harus diberi list pancing dari
profil aluminium atau material lain sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar
detail rencana.
j. Hasil pemasangan karpet harus rata, kuat, tidak menggelembung dan bebas noda
akibat pekerjaan lain. Sambungan-sambungan yang terjadi harus rapi dan tidak
terlihat.
k. Setelah pemasangan, seluruh karpet harus dibersihkan dengan alat vacuum dan
siap untuk dipakai. Apabila masih ada pekerjaan lain di lokasi yang sudah dipasang
karpet, harus diberi pelindung/proteksi agar tidak rusak dan kotor.
Pelaksana/kontraktor bertanggungjawab atas kerusakan-kerusakan yang terjadi.
l. Untuk setiap jenis dan warna dari bahan-bahan lunak disediakan sisa minimal
sebesar 5% untuk cadangan penggantian apabila ada kerusakan dan diserahkan
kepada pihak Pemberi Tugas.
m. Alur pemasangan sesuai gambar kerja atau petunjuk direksi
c. Material lain yang belum terdapat dalam persyaratan diatas, tetapi diperlukan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini harus kualitas terbaik dari
jenisnya dan harus disetujui oleh Direksi Pengawas.
d. Ukuran dari unit-unit bahan yang dipasang sesuai dengan yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar, dari produk yang telah disetujui oleh Direksi
Pengawas.
e. Pekerjaan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang terampil/ahli dengan hasil
yang baik dan sempurna.
Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan pada
bangunan, terlebih dahulu harus ada pengajuan contoh (Requesheet) untuk mendapat
persetujuan dari pengawas / Direksi
VII.4.13.2. Bahan-Bahan
▪ Wallpaper (jenis yang Terbaik atau kualitas yang baik) – Warna ditentukan
kemudian.
▪ Lem Fox
▪ Dll.
VII.4.13.3. Pelaksanaan
n. Penyiapan Dinding atau bidang yang akan dipasangkan Wallpaper dengan cara
melakukan pembersihan dari segala bentuk kotoran seperti debu atau bahan
organic lainnya.
o. Dinding atau bidang yang akan dipasangi wallpaper harus sudah dalam kondisi rata
dan tidak berpori atau retak sebelum dilem atau dipasangkan wallpaper.
p. Pengeleman dilakukan pada satu sisi yakni pada bidang yang akan dipasangio
wallpaper.
q. Pengeleman harus merata tampa ada bagian yang tidak dilem.
r. Sistem pengeleman dilakukan dengan cara mengikuti tata cara pengeleman.
h. Material lain yang belum terdapat dalam persyaratan diatas, tetapi diperlukan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini harus kualitas terbaik dari
jenisnya dan harus disetujui oleh Direksi Pengawas.
i. Ukuran dari unit-unit bahan yang dipasang sesuai dengan yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar, dari produk yang telah disetujui oleh Direksi
Pengawas.
j. Pekerjaan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang terampil/ahli dengan hasil
yang baik dan sempurna.
Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan pada
bangunan, terlebih dahulu harus ada pengajuan contoh (Requesheet) untuk mendapat
persetujuan dari pengawas / Direksi
• Toleransi untuk setiap pekerjaan halus adalah ukuran-ukuran jadi tidak melebihi 0-2
mm (seperti pintu dan kusen) kecuali telah dijelaskan masing-masing pada bab
terdahulu.
• Apabila pekerjaan telah diselesaikan seluruhnya ( 100 %) dan diterima baik oleh
Direksi, Pemborong mempunyai kewajiban membuat as built drawing (gambar yang
sesuai dengan pelaksanaan di lapangan) dan disahkan oleh Direksi bersama
Konsultan Supervisi.
VII.6. P E N U T U P
2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini adalah merupakan susunan dari beberapa bab
dan sub bab yang menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan saling
melengkapi satu sama lain
3. Bilamana ada ketikjelasan atau dianggap tidak jelas / meragukan dalam penjelasan
/ keterengan di dalam RKS atau gambar rencana / detail dll, maka hendaknya
segera ditanyakan atau diperjelas ke pihak direksi atau pengawas untuk
selanjutnya dikonsultasikan kepada pihak perencana.
4. Hal-hal yang belum jelas atau belum tercantum di dalam RKS dan gambar rencana
tetapi pada kenyataannya harus dikerjakaan, maka harus terlebih dahulu dibuatkan
gambar shop drawing dan RKS oleh pelaksana, dan disetujui oleh pengawas dan
direksi dan diketahui oleh konsultan perencana.
6. Semua akibat yang timbul dari pelaksanaan pekerjaan yang keliru, menjadi
tanggung jawab kontraktor