SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN SPAM LEMBANG MARANTE
KAB. TORAJA UTARA
.
DAFTAR ISI
BAB V SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEMASANGAN POMPA TENAGA SURYA ....... IV-1
5.1 Umum......................................................................................................... IV-1
5.2 Uji Coba ..................................................................................................... IV-3
5.3 Lain - lain ................................................................................................... IV-4
BAB VI SPESIFIKASI TEKNIS MEKANIKAL, ELEKTRIKAL DAN GENERATOR SET ............. V-1
6.1 Umum......................................................................................................... V-1
6.2 Generator Set Diesel.................................................................................. V-3
6.3 Pekerjaan Elektrikal ................................................................................... V-5
6.4 Persyaratan Khusus Pemasangan Pompa dan Genset .............................. V-12
BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA HDPE DAN ACCESSORIES ................... VI-1
7.1 Persyaratan Umum.................................................................................... VI-1
7.2 Pipa & Fitting ............................................................................................. VI-2
7.3 Katup Aliran / Valve ................................................................................... VI-10
7.4 Pemadam Kebakaran (Fire Hydrant).......................................................... VI-13
7.5 Test Bench ................................................................................................. VI-14
7.6 Water Meter............................................................................................... VI-14
7.7 Tangki Fiber Glass ...................................................................................... VI-16
BAB VIII SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA STEEL DAN ACCESSORIES .................... VII-1
8.1 Umum ......................................................................................................... VII-1
8.2 Pengepakan ................................................................................................ VII-2
8.3 Pipa Baja ..................................................................................................... VII-3
8.4 Valve ........................................................................................................... VII-7
8.5 Pengetesan dan Pemeriksaan .................................................................... VII-11
BAB IX SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA DAN ACCESSORIES ....... VIII-1
9.1 Pendahuluan .............................................................................................. VIII-1
9.2 Pekerjaan Tanah ........................................................................................ VIII-3
9.3 Konstruksi Pengaman ................................................................................ VIII-9
9.4 Pekerjaan Perpipaan ................................................................................. VIII-12
9.5 Pengadaan Pipa.......................................................................................... VIII-13
9.6 Pengujian Tekanan Hidrostatis................................................................... VIII-23
9.7 Pembersihan Perpipaan ............................................................................. VIII-24
BAB I
SPESIFIKASI UMUM
1. Kontraktor harus melindungi pemilik dari atas paten lisensi karena hak cipta melekat pada barang,
bahan jasa yang digunakan atau disediakan kontraktor untuk pelaksanaan pekerjaan.
2. Apabila ada perbedaan standar yang disyaratkan dengan standar yang dianjurkan kontraktor,
kontraktor harus menjelaskan secara tertulis kepada Direksi pekerjaan, sekurang – kurangnya
28 hari sebelum Direksi pekerjaan menetapkan setuju atau tidak
3. Dalam hal Direksi pekerjaan menetapkan bahwa standar yang dianjurkan kontraktor tidak
menjamin secara subtansial sama atau lebih tinggi dari standar yang disyaratkan, maka kontraktor
harus tetap memenuhi ketentuan yng disyaratkan dalam Dokumen Kontrak.
4. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal bagi para calon
penawar untuk dapat menyusun penawaran yang realistis dan kompetitif sesuai dengan kebutuhan
Pemilik tanpa catatan atau catatan lain dalam Penawaran mereka.
5. Kecuali ditentukan lain dalam kontrak Spesifikasi harus mensyaratkan semua barang dan bahan
yang akan digunakan dalam pekerjaan adalah baru belum digunakan dari tipe/model yang terakhir
diproduksi / dikeluarkan dan termasuk semua penyempurnaan yang berlaku terhadap desain dan
bahan yang digunakan.
6. Dalam spesifikasi agar digunakan sebanyak mungkin Standar Nasional (SNI, SII, SKSNI, dsb) untuk
bahan barang dan jasa pengerjaan/pabrikasi dari edisi atau revisi terakhir atau standar informasi
(ISO, dsb) / standar negara asing (ASTM, dsb ) padanannya (equivalensinya) yang secara
subtansial sama atau lebih tinggi dari standar Nasional yang disyaratkan. Apabila standar nasional
untuk barang, bahan dan pengerjaan/jasa/fabrikasi tertentu belum ada, dapat digunakan standar
Internasional atau standar negara asing.
7. Standar satuan yang digunakan pada dasarnya adalah MKS, sedangkan penggunaan standar
satuan lain juga dapat digunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.
8. Mempunyai Workshop yang memiliki Sertifikat Inspeksi Teknis IPA yang dikeluarkan Balitbang PU
atau lembaga Terakreditasi oleh KAN yang dikeluarkan oleh Badan Litbang PU yang masih berlaku
dan bukan surat keterangan.
I-4
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS UMUM––– PEKERJAAN SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
C. Spesifikasi Umum
D. SpesifikasiKhusus
1) Lapangan
2) Bangunan/Desain/Pengerjaan spesifik
3) Bangunan-bangunan umum dan fasilitas-fasilitas publik
4) Perancah
5) Pengaturan lalu lintas
6) Pengendalian Lingkungan
a. Apabila ketentuan untuk satu bagian Pekerjaan menggunakan dasar standar pengerjaan
atau standar pabrikasi tertentu dengan beberapa peraturan maka pertama-tama harus
dicantumkan ketentuan berikut :
Perubahan
Ketentuan ini didasarkan pada standar …………………………….
( satu atau lebih standar pengerjaan atau standar pabrikasi)
Perubahan dari ketentuan dasar tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Kata-kata yang merupakan tambahan dari standar dan merupakan bagian dari
Spesifikasi akan ditampilkan dalam huruf kursil/italic.
I-5
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS UMUM––– PEKERJAAN SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
2. Kata-kata yang akan dihapus dalam standar dan bukan merupakan bagian dari
Spesifikasi akan ditampilkan denga huruf yang dicoret (strike out)sehingga kata-kata
/ kalimat asli dari standar yang digunakan masih dapat dibaca.
b. Lingkup pekerjaan
c. Dokumen Acuan Standar
d. Uraian ketentuan-ketentuan untuk Mata Pekerjaan yang bersangkutan apabila tidak
digunakan standar tertentu.
I-6
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS UMUM––– PEKERJAAN SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
BAB II
SPESIFIKAS TEKNIS – UMUM
PEKERJAAN SIPIL
2.1 MOBILISASI
2.1.1 Umum
Pekerjaan harus termasuk pula pekerjaan demobilisasi dari daerah kerja yang dilaksanakan oleh
pihak Kontraktor pada akhir kontrak, termasuk membongkar kembali seluruh instalasi- instalasi,
peralatan dari tanah milik Pemerintah, dan Pihak Kontraktor diharuskan untuk melaksanakan
pekerjaan perbaikan dan penyempurnaan pada daerah kerja, sehingga kondisinya sama dengan
keadaan sebelum Pekerjaan dimulai.
Dalam waktu 2 minggu setelah diterbitkannya SPMK, Kontraktor harus menyerahkan peta
rencana yang menunjukkan lokasi yang diinginkan untuk :
- Kantor Lapangan untuk Direksi
- Kantor Lapangan Kontraktor (letaknya berdekatan dengan Kantor Lapangan Direksi
untuk mempermudah komunikasi)
- Gudang perlengkapan, bengkel perawatan peralatan dan tempat penimbunan material
milik Kontraktor.
- Jalan untuk alat-alat berat dan truk.
- Tempat penimbunan sementara untuk hasil galian
Penentuan lokasi kantor lapangan, gudang dan tempat penimbunan bahan, bengkel dan
tempat penimbunan sementara untuk hasil galian harus disetujui Direksi terlebih dahulu.
II-1
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS UMUM––– PEKERJAAN SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Bila diperlukan tambahan tempat, maka Kontraktor harus mengusahakannya sendiri dan
menanggung semua biaya yang timbul untuk pertambahan tersebut. Lokasinya harus disetujui
Direksi terlebih dahulu.
Kontraktor harus menyediakan dan merawat ruang kantor yang lengkap, untuk digunakan oleh
Direksi di lapangan.
Lokasi, tata letak dan konstruksi dari ruang kantor tersebut harus disetujui terlebih dahulu oleh
Direksi dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
(a) Ruang kantor harus bersifat sementara, namun dibangun cukup kokoh, menggunakan
panel-panel prefab atau sebuah ―mobile unit‖ yang dibuat khusus untuk itu.
(b) Dinding-dindingnya tertutup rapat dan dicat dengan baik agar mudah dibersihkan.
(c) Jendela-jendelanya dari kaca tetapi harus ada lubang udara yang ditutup dengan kawat
nyamuk. Daun jendela dapat dibuka/tutup dan dilengkapi dengan tirai untuk menahan
cahaya matahari langsung.
(d) Ruang Kantor harus dilengkapi dengan jaringan dan aliran listrik untuk penerangan
ruangan. Penerangan dengan lampu TL yang dilengkapi dengan diffusers dan stop kontak
untuk alat-alat listrik.
(e) Ruang Kantor juga harus dilengkapi dengan aliran air bersih yang cukup, selokan dan juga
saluran air buangan.
(f) Ruang Kantor hendaknya ber AC, kapasitas dari AC hendaknya cukup untuk mengatur
suhu sampai 24 0 C dan konstan.
(g) Unit Kantor harus meliputi :
- Ruang Kantor Direksi (minimum 2 ruang @ 20 meter persegi).
- Kantor sekretariat 20 meter persegi.
- Fasilitas toilet dan kamar mandi lengkap dengan dinding pemisah dan sebuah pintu
tersendiri untuk dipakai khusus oleh Direksi dan staffnya.
(h) Ruang Kantor harus dilengkapi dengan meja tulis berlaci, satu meja rapat dengan enam
kursi, satu filling kabinet, satu almari, kotak sampah dan perlengkapan lain yang diperlukan
untuk melaksanakan tugas-tugas lapangan. Jenis meja/kursi dan perlengkapan tersebut
harus disetujui Direksi.
Fasilitas-fasilitas tersebut diatas tetap menjadi milik Kontraktor. Pada suatu saat yang disetujui
dalam masa pemeliharaan, Kontraktor harus membongkar bangunan kantor lapangan dan
memperbaiki keadaan lapangan sesuai perintah wakil Direksi.
II-2
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS UMUM––– PEKERJAAN SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Kontraktor harus mengusahakan sendiri pengadaan dan perawatan semua fasilitas yang bersifat
sementara yang diperlukan seperti pengadaan daya listrik, air, sambungan telepon dan lain-
lain. Biaya yang timbul untuk fasilitas sementara ini sepenuhnya menjadi tanggung- jawab
Kontraktor. Semua fasilitas sementara ini harus selalu tersedia selama masa Kontrak.
Kontraktor harus menyediakan/mengatur sendiri pengadaan daya (tenaga listrik) selama masa
pelaksanaan pembangunan (Konstruksi). Merupakan kewajiban Kontraktor untuk
mengatur/mengusahakan adanya daya (tenaga listrik) jika daya tersebut diperlukan pada saat
pemasangan dan pengujian sebelum daya listrik yang permanen tersedia. Semua biaya yang
timbul akibat penggunaan daya selama masa pelaksanaan pembangunan (konstruksi)
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan pada saat mulai Kontrak Perlengkapan berikut ini untuk
dipakai oleh Direksi (dan staffnya) selama pengawasan :
- 6 (enam) topi helm pengaman
- 6 (enam) pasang sepatu lapangan
Barang-barang tersebut harus disediakan dalam ukuran-ukuran yang ditentukan oleh Direksi
dan staffnya dan harus diganti dengan yang baru jika menjadi usang ketika dipakai dalam masa
kontrak.
Kontraktor harus menyediakan dan mengelola peralatan-peralatan untuk dipakai oleh Direksi
atau orang yang diberi wewenang oleh Direksi selama masa pelaksanaan proyek, dengan
perincian minimum adalah sebagai berikut :
- 2 (dua) Waterpass,
- 3 (tiga) Levelling staff panjang 4 m,
- 1 (satu) Theodolite
II-3
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS UMUM––– PEKERJAAN SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan yang terdaftar dalam butir 1.1. harus diselesaikan dalam
waktu 10 (sepuluh) hari terhitung setelah tanggal mulainya pekerjaan.
Dalam hal dimana pihak Kontraktor tidak menyelesaikan mobilisasi sesuai dengan batas waktu
yang ditentukan atau kalau menurut pendapat Direksi, ternyata pelaksanaan mobilisasi tidak
lancar sesuai Program mobilisasi yang telah disepakati bersama, maka dalam hal ini Direksi
Teknik berhak untuk menempuh kebijaksanaan, untuk mobilisasi diambil setinggi- tingginya 70
% dari ketentuan seperti disebutkan dalam butir 1.0.
2.1.10.1 Pengukuran
Pengukuran atas kemajuan Mobilisasi akan ditentukan oleh Direksi, berdasarkan atas hasil
kemajuan pekerjaan mobilisasi yang telah dicapai dan telah disetujui seperti diuraikan
dalam sub pasal di atas.
Pembayaran Pekerjaan Mobilisasi harus dibayar dalam tiga angsuran secara harga
borongan (lump sum) dibawah ini, di mana dalam pembayaran ini sudah dan harus
dperhitungkan segala biaya yang diperlukan untuk pengadaan dan penempatan seluruh
peralatan, dan untuk persiapan dan pengadaan seluruh buruh-buruh, bahan – bahan,
perlengkapan – perlengkapan dan kebutuhan biaya tak terduga lainnya untuk
menyelesaikan pekerjaan seperti diuraikan dalam sub pasal diatas.
(i) 50 % (lima puluh persen) apabila pekerjaan mobilisasi telah selesai 50 %.
(ii) 20 % (dua puluh persen) bila seluruh peralatan yang diperlukan sesuai dengan daftar
peralatan di dalam penawaran Kontraktor telah lengkap berada seluruhnya di
lapangan serta seluruh gambar survey, ketentuan-ketentuan, laporan dan data – data
lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan rincian rancangan akhir telah diserahkan
pula dan diterima oleh Direksi.
(iii) 30 % (tiga puluh persen) setelah pekerjaan demobilisasi rampung seluruhnya.
II-4
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS UMUM––– PEKERJAAN SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Kecuali apabila diperinci lain, semua bahan dan mutu kerja hendaknya sesuai dengan standard
nasional yang berlaku dan tidak kurang dari ketentuan standard di Indonesia.
Untuk tujuan inspeksi atau pengujian, Kontraktor akan diminta membuat salinan standard yang
diusulkan untuk Direksi atau Wakilnya dalam bahasa Indonesia.
Dimana digunakan singkatan-singkatan berikut ini, maka singkatan ini mempunyai arti sebagai
berikut :
AASHO = American Association of State Highway Officials.
ACI = American Concrete Standard Institute
ANSI = American National Standard Institute
ASA = American Standard Association
ASTM = American Society of Testing and Materials
AWS = American Welding Society
AWWA = American Water Works Association
BS = British Standard Association
DIN = Deutsche Industrie Norm
ISO = International Organization for Standardization
IEC = International Electro Technical Commision
NI = Indonesia National Standard
PBI’1971 = Peraturan Beton Bertulang Indonesia Th 1971
PBI’1997 = Peraturan Beton Bertulang Indonesia Th 1997
PPPJR’1982 = Peraturan Pelaksanaan Pembangunan Jalan Raya 1982
PUIL = Peraturan Umum Instalasi Listrik
SIT = Standard Industri Indonesia
Kontraktor dengan persetujuan oleh Direksi diperbolehkan untuk menyediakan material-material yang
sesuai dengan suatu standard yang equivalen dengan standard Nasional atau International yang diakui,
asalkan dapat mencantumkan standard mana yang akan dipakai pada saat tender dan menyerahkan
standard resminya dalam Bahasa Indonesia untuk digunakan oleh Direksi.
II-5
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS UMUM––– PEKERJAAN SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Gambar-gambar kerja yang terinci termasuk rencana kerja, jenis/bentuk tulangan dan
jumlahnya, cetakan beton, cofferdam pengering dan saluran penyalur air hujan, papan nama
proyek, rambu-rambu lalulintas, rambu-rambu batas kerja di proyek, harus disediakan oleh
Kontraktor demi untuk kemajuan pekerjaan dan untuk memenuhi pelaksanaan program tepat
pada waktunya, sesuai dengan Persyaratan Kontrak. Kontraktor harus mengecek semua
gambar-gambar dari Direksi dengan cermat dan memberitahu Direksi tentang sesuatu
kesalahan atau kekurangan yang ditemui.
Kontraktor tidak berhak untuk menuntut sesuatu pembayaran tambahan berkenaan dengan
kekurangan – kekurangan yang ada pada gambar-gambar terinci tersebut, kecuali jika Direksi
telah memberikan perintah perubahan.
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi, untuk disetujui gambar-gambar dari pekerjaan-
pekerjaan sementara/penunjang, termasuk pekerjaan untuk perlindungan, pekerjaan cetakan
beton, gambar cofferdam dan saluran pembuang air hujan, daftar pembengkokan besi beton,
jadwal waktu kerja, gambar rincian dan gambar-gambar pekerjaan yang diberikan oleh Direksi.
II-6
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS UMUM––– PEKERJAAN SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
kepada Direksi dalam waktu 7 hari setelah menerima perubahan-perubahan tersebut dan harus
merincikan hal-hal khusus yang dirasa keberatan, Direksi akan mempertimbangkan lagi masalah
tersebut. Gambar-gambar tersebut harus dipasang pada papan gambar diruang kerja dan
kantor lapangan, untuk memudahkan pengecekan dari pihak Direksi.
2.4.1 Umum
Bab ini mengemukakan ketentuan untuk pengangkutan dan penanganan tanah, batu kali,
bahan – bahan lain dan peralatan.
2.4.2 Pelaksanaan
2.4.2.1 Standard
Proses kerja harus dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Nasional, Propinsi dan Pemerintah
Daerah yang mengatur pekerjaan seperti persyaratan untuk perlindungan sumber daya alam
dan lingkungan.
2.4.2.2 Koordinasi
II-7
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS UMUM––– PEKERJAAN SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
mempercepat penyelesaian seluruh proyek tersebut, dan dalam semua keputusannya harus
diterima sebagai keputusan akhir dan tidak ada alasan untuk mengadakan tuntutan.
Jalan-jalan dan jembatan yang ada berdekatan dengan proyek dan digunakan oleh
Kontraktor di dalam pelaksanaan operasi Pekerjaan, khususnya pada jalan masuk ke sumber
galian dengan muatan berat, harus sepenuhnya dipelihara oleh Kontraktor dengan biaya
sendiri sepanjang waktu Pekerjaan dan harus ditinggalkan dalam suatu kondisi yang dapat
dipergunakan, serta kualitas dan fasilitas yang tidak lebih buruk daripada sebelum operasi
Kontraktor dimulai.
Kontraktor harus memenuhi syarat-syarat dan undang-undang yang berlaku didalam negara Republik
Indonesia selama masa berlakunya Kontrak, yang menyangkut syarat-syarat keselamatan kerja,
kesehatan dan kesejahteraan dari karyawan Kontraktor, Direksi atau Pemberi Tugas.
II-8
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS UMUM––– PEKERJAAN SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
(c) Semua petunjuk-petunjuk dan rekomendasi-rekomendasi pabrik untuk penggunaan, aplikasi atau
pemanfaatan atau mesin-mesin hendaknya dipatuhi.
Perlu perhatian khusus untuk melindungi semua karyawan bila menggunakan peralatan elektris
atau material yang menimbulkan debu halus, khususnya produk-produk yang bahan dasarnya dari
asbes. Operator hendaknya berada di tempat-tempat yang aman dan memakai alat pelindung
pernapasan yang baik dan kaca mata. Baju lapangan juga harus disediakan bila perlu.
(d) Tiap derek/alat pengangkat, lift, sling, rantai, tambang, ―pulley block‖ dan lain-lain alat
pengangkat, yang dipergunakan di dalam pekerjaan hendaknya diperiksa dengan seksama oleh
ahlinya paling tidak 3 bulan sekali dan hendaknya diberi beban hingga 150 % dari beban kerja
yang aman dan hendaknya diberi catatan mengenai tanggal pengujian dan beban kerja yang aman.
Semua bagian dan roda-roda kerja, baik yang terpasang mati maupun yang dapat dipindah- pindahkan,
termasuk alat-alat pemancang dan pengikat ―crane‖ dan mesin lift hendaknya mempunyai konstruksi
yang baik, bahan yang kuat, kekuatan yang layak dan harus terpelihara dengan baik. Semua bagian dan
roda gigi hendaknya diperiksa oleh seorang ahli paling sedikit
12 bulan sekali. Daftar peralatan dan pemeriksaannya hendaknya dibuat dan selalu diteliti oleh
Kontraktor dan siap untuk diperiksa oleh Direksi.
2.6 KEBERSIHAN
2.6.1 Umum
Selama jangka waktu kegiatan pembangunan Kontraktor harus menjaga kebersihan agar lokasi
pekerjaan bebas dari penimbunan bahan-bahan yang tak terpakai, puing dan sampah, yang
disebabkan oleh operasi pembangunan. Pada waktu penyelesaian pekerjaan semua bahan-
bahan yang terpakai dan yang berlebihan, sampah, alat-alat, perlengkapan dan mesin- mesin
harus dikeluarkan, semua permukaan yang terlihat harus dibersihkan dan proyek ditinggalkan
dalam suatu kondisi yang siap untuk ditempati, sesuai keputusan Direksi.
II-9
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS UMUM––– PEKERJAAN SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
(c) Menyediakan wadah-wadah drum di tempat kerja untuk mengumpulkan bahan-bahan yang
tak terpakai, puing dan sampah yang menunggu pembuangannya dari tempat kerja.
(d) Membuang bahan-bahan yang tak terpakai, puing dan sampah pada daerah-daerah
pembuangan yang ditunjuk, dan sesuai dengan peraturan Nasional, Propinsi dan Kota serta
Undang-undang anti-pencemaran.
(e) Tidak mengubur sampah dan bahan-bahan yang tidak terpakai di tempat kerja proyek
tanpa persetujuan Direksi.
(f) Tidak membuang bahan-bahan yang tak terpakai yang mudah menguap seperti minyak
atau pengecer cat ke dalam saluran buangan hujan atau sanitasi.
(g) Tidak membuang bahan-bahan yang tak terpakai ke dalam aliran atau saluran.
2.7.1 Laporan
(a) Kontraktor diharuskan membuat laporan berkala kemajuan pekerjaan untuk setiap satu
minggu kegiatan dengan mengisi formulir evaluasi kemajuan pekerjaan sesuai petunjuk
Direksi.
Ringkasan laporan tersebut harus mencantumkan keadaan cuaca, jumlah pengerahan
tenaga kerja, tenaga pengawas dan pelaksana, alat-alat yang dipergunakan, jumlah
pengiriman bahan-bahan bangunan ke lokasi pekerjaan, kemajuan fisik dari pekerjaan
yang telah selesai, masalah – masalah yang timbul di lapangan serta pemecahan, dan
rencana kerja minggu berikutnya.
(b) Laporan lain seperti Laporan Harian dan lain-lain sesuai dengan uraian dalam syarat- syarat
umum kontrak.
2.7.2 Dokumentasi
(a) Kontraktor diharuskan membuat dokumentasi kemajuan pekerjaan fisik secara berkala
dalam bentuk potret-potret dan diserahkan kepada Direksi sesuai uraian dalam syarat-
syarat umum kontrak.
(b) Judul protret, nomor urut tanggal pengambilan harus dicantumkan dalam album pada
bagian bawah masing-masing potret.
(c) Foto-foto harus memperlihatkan kemajuan pekerjaan, ciri-ciri tertentu dari pekerjaan,
peralatan atau hal-hal lain yang menarik perhatian sehubungan dengan Pekerjaan, atau
lingkungannya harus dibuat sedikitnya tiga kali, yakni :
I. Sebelum memulai pekerjaan pelaksanaan pekerjaan;
II. Selama berlangsung pekerjaan;
III. Setelah selesai pekerjaan atau setelah selesai periode pemeliharaan;
II-10
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS UMUM––– PEKERJAAN SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
IV. Kejadian dan keadaan yang khusus atau yang diminta oleh Direksi.
Foto-foto ini harus dilakukan sedikitnya dari tiga posisi (depan, belakang, dan samping),
serta pada posisi yang sama untuk masing-masing kejadian.
(d) Ukuran dari foto-foto tersebut tidak boleh kurang dari 140 x 90 mm dan empat lembar
hasil cetak masing-masing foto (di albumkan), dengan membubuhkan nomor seri tanggal
pengambilan dan keterangan ringkasnya harus disampaikan kepada Direksi.
(e) Negatif film dari potret-potret yang dibuat menjadi milik Pemberi tugas dan setiap orang
yang ingin mendapatkan cetakannya harus dengan persetujuan tertulis dariDireksi.
(f) Semua klise/negatif filmnya harus diberi nomor, ditempatkannya dalam arsip dan disimpan
di lokasi dan menjadi milik Pemberi Proyek.
Biaya foto-foto tersebut seperti ditentukan harus ditanggung oleh Kontraktor dan harus
dianggap termasuk dalam Lump Sum disajikan dalam Daftar Pengajuan Biaya.
Semua data perubahan yang terlihat pada perangkat kerja Gambar Catatan harus dipindahkan
secara seksama pada gambar asli yang bersangkutan dari Gambar Catatan Akhir. Suatu Uraian
lengkap dari semua perubahan yang dibuat selama pembangunan dan lokasi yang sebenarnya
dari semua jenis harus ditunjukkan dengan jelas. Perhatian harus diberikan pada setiap catatan
dengan tanda di sekitar daerah atau daerah-daerah yang dipengaruhi. Semua catatan
perubahan harus dibuat pada gambar asli secara rapi dan konsisten dengan menggunakan tinta
(bukan pensil).
2.8.1 Umum
Kontraktor harus melaksanakan Pekerjaan Harian sebagaimana yang diperlukan atau diminta
oleh Direksi. Hanya atas perintah tertulis dan instruksi dari Direksi yang akan diperhitungkan
sebagai pekerjaan tambahan dengan dasar pekerjaan harian (daywork).
Standard pengerjaan untuk hal-hal pekerjaan harian (daywork) dimaksud dengan yang
ditetapkan dalam spesifikasi.
Harga satuan untuk tenaga kerja yang dibayar sesuai dengan rencana anggaran biaya
(harga satuan upah) harus sudah meliputi biaya upah dan persentase tambahann untuk
II-11
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS UMUM––– PEKERJAAN SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
menutup biaya peralatan maupun perlengkapan yang digunakan dalam pekerjaan sebagai
overhead cost dan keuntungan, semua tanggung jawab sosial yang dibayar oleh Kontraktor
sehubungan dengan adanya peraturan pemerintah atau perjanjian antara kelompok tenaga
kerja dan Kontraktor misalnya : libur, kontribusi asuransi dan biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk merekrut tenaga kerja, dan semua biaya langsung maupun tak langsung.
Semua pekerjaan harian (daywork) dilaksanakan selama masa kerja yang biasa digunakan
dan tidak ada waktu lembur yang dapat dibayarkan untuk pekerjaan harian kecuali
Kontraktor telah memperoleh persetujuan tertulis dari Direksi, khusus untuk pekerjaan
harian (daywork) tersebut.
Kontraktor harus bertanggung – jawab untuk mensupervisi semua pekerjaan harian tersebut.
Tambahan untuk lembur kerja malam, bekerja pada hari libur maupun untuk bekerja dalam
kondisi yang sangat sukar akan dibayar sesuai dengan peraturan pemerintah yang ada atau
perjanjian antara kelompok pekerja dan Kontraktor, dengan presentase tambahan untuk
biaya upah, tetapi hanya dalam hal dimana pekerjaan tersebut diperintahkan oleh Direksi.
2.8.2.2 Peralatan-Peralatan
Biaya yang dibayarkan untuk sewa peralatan yang telah berada di lapangan harus termasuk
untuk depresiasi, asuransi dan pemeliharaan serta semua bahan bakar, oli dan lain-lain.
Tambahan pada peralatan yang ditentukan. Kontraktor harus menawarkan dalam harga
satuan per jam untuk peralatan yang baik, yang disebut dalam Rencana Anggaran Biaya.
Biaya tersebut harus mencakup semua keperluan minyak dan pemeliharaan untuk mesin
dan operator apabila tidak ditentukan secara khusus dalam biaya pekerja. Peralatan tersebut
harus diartikan dalam keadaan lengkap, termasuk semua perlengkapan seperti halnya kabel,
pipa hisap dan fitting, mortar, rail, tali, pulley, rantai, blok dan tabel hisap dan semua
peralatan yang biasanya diperlukan untuk pengoperasian peralatan tersebut di lapangan.
Biaya sewa dibayarkan hanya untuk waktu yang bersangkutan dan atas perintah Direksi.
Selanjutnya biaya peralatan tersebut harus tercakup pula biaya-biaya untuk peralatan-
peralatan kecil yang bersangkutan tanpa suatu batasan tertentu, semua peralatan tangan,
kunci-kunci, shovel, barrows, sekop, gergaji tangan, keranjang, pemukul, trestle, tatah,
selang, dan peralatan lain.
II-12
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS UMUM––– PEKERJAAN SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
2.8.2.3 Bahan-bahan
Biaya – biaya dalam Rencana Anggaran Biaya yang dibayarkan untuk material harus
termasuk pembelian, pengangkutan, asuransi, overhead dan keuntungan maupun semua
transport dan pembongkaran, penyimpanan, dan semua biaya yang diperlukan untuk
pemasangan dilapangan.
Kualitas material yang diperlukan untuk pekerjaan harian (daywork) harus sesuai dengan
spesifikasi.
Material lain yang sejenis seperti paku, sekrup, kawat pengikat dan sebagainya tidak akan
diperhitungkan terpisah.
Sehubungan dengan semua pekerjaan yang dilaksanakan atas dasar pekerjaan harian
Kontraktor harus melaksanakan setiap hari selama berlangsungnya kepada Direksi pada hari
yang sama suatu daftar dalam bentuk duplikasi, nama, pekerjaan, biaya rata-rata dan waktu
bekerja untuk setiap pekerja dalam pekerjaan tersebut dan catatan yang menunjukkan uraian
dan kuantitas dari semua material dan tipe, biaya rata-rata, waktu yang digunakan untuk
pekerjaan tersebut.
Satu copy dari daftar dan catatan harus ditandatangani oleh Direksi, apabila telah disetujui, dan
dikembalikan kepada Kontraktor. Setiap akhir bulan Kontraktor harus menyerahkan kepada
Direksi dan Kontraktor baru menerima pembayaran setelah dikeluarkan sertiifikatnya oleh
Direksi.
Biaya tenaga kerja, material, peralatan yang tercantum dalam penawaran akan dipergunakan
dalam evaluasi pembayaran pekerjaan harian.
Kontraktor harus mengadakan beberapa pengujian yang tidak merusak (―non destructive testǁ) di
lapangan sesuai kehendak Direksi untuk memastikan bahwa standard yang telah ditentukan benar-
benar dipenuhi.
Jika kuantitas dan kualitas telah memuaskan pihak Pemberi Tugas dalam segala aspek yang sesuai
dengan Spesifikasi, maka Direksi akan mengeluarkan ―Berita Acara Penerimaan‖ (Acceptance) sebagai
lampiran pengajuan permintaan pembayaran tahap akhir sesuai dengan aturan yang dinyatakan di
dalam Kontrak.
II-13
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS UMUM––– PEKERJAAN SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Khususnya inspeksi dan atau pengujian berikut ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor hingga diterima
oleh Direksi.
Catatan : Istilah struktur kedap air juga diartikan untuk semua struktur yang tertanam di bawah
tanah, yang harus kedap terhadap air tanah yang dapat meresap ke dalam struktur. Ketinggian
permukaan air tanah dapat sama tinggi dengan permukaan tanah dan struktur bawah tanah
harus kedap terhadap perembesan dan tetap kering dalam keadaan apapun juga.
Setelah pekerjaan selesai, semua struktur dinding kedap air harus dibersihkan dengan baik,
disapu dan disikat dengan sikat yang kaku, mula-mula dengan air sedikit kemudiaan dengan
di semprot air, sesuai persetujuan Direksi.
Setelah selesai pencucian, airnya harus dikeringkan dengan ember atau disedot keluar dan
semua endapan dibuang dan dibersihkan sehingga Direksi merasa puas.
Semua struktur kedap air harus diuji kekedapan airnya setelah selesai pelaksanaan sesuai
dengan cara-cara berikut ini atau sesuai pengarahan Direksi.
Dalam hal struktur dengan dinding-dinding pemisah, masing-masing bak/tanki harus diuji
secara terpisah sendiri-sendiri. Dalam hal struktur dibawah atau semi bawah tanah,
pengujian harus dilakukan sebelum saluran-saluran pembuangan air atau blok filter atau
tanah urugan diurug ke dinding dan tidak boleh ada bahan – pengurugan dilakukan sebelum
Direksi memberikan izin tertulis setelah pengujian selesai dengan hasil memuaskan.
Pengujian tidak boleh dilakukan sebelum struktur yang akan diuji telah selesai secara
strukturil (termasuk atap, jika ada) dan telah diterima secara memuaskan oleh Direksi
kecuali masalah kedap airnya, terutama untuk pekerjaan penyelesaian akhir, pengisian tidak
dilakukan kurang dari 28 hari setelah selesai pengecoran bagian terakhir dari pekerjaan
struktur yang akan terkena tekanan akibat pengisian dari struktur.
Struktur tersebut harus diisi dengan air bersih sampai ke batas atas disain ketinggiaan air
(pipa-pipa aliran atau lubang-lubang yang lain pada dinding harus disumbat sementara
sesuai seperti yang disetujui oleh Direksi).
II-14
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS UMUM––– PEKERJAAN SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Kecepatan pengisian harus wajar dan konstan dan tidak lebih dari 2.5 m tingginya dalam
waktu 24 jam, kecuali untuk struktur-struktur yang kecil, dimana kecepatan yang lebih tinggi
dapat diijinkan oleh Direksi.
Struktur yang sudah diisi harus tetap penuh (sampai ketinggian maximal yang diperlukan)
untuk jangka waktu sekurang-kurangnya 72 jam sesudah pengisian berakhir, agar betonnya
dapat menyerap air, pada akhir dari setelah itu ketinggian airnya dicatat dengan teliti.
Selanjutnya struktur tersebut harus diuji untuk jangka waktu selanjutnyaa sekurang-
kurangnya 168 jam, (48 jam untuk saluran-saluran dan struktur yang lebih kecil yang sudah
disetujui oleh Direksi), dan akan dianggap kedap air, jika :
Jika tiap-tiap bagian struktur diuji secara sendiri-sendiri maka dinding-dinding pemisah
harus tetap kedap air.
ii. Lantai dibawah sistem drainage dari struktur (jika ada) harus tetap kering, tidak naik
sebagai akibat pengisian air pada struktur.
iii. Tidak ada perubahan yang berarti pada ketinggian air dalam struktur selama pengujian,
faktor air hujan dan penguapan untuk struktur yang terbuka harus diperhitungkan pada
waktu pengujian. Untuk maksud pasal ini, batas yang dianggap tidak ada perubahan
adalah 3 mm.
Atap reservoir-reservoir dan bak-bak/tanki-tanki harus diuji sifat kedap airnya sebelum
membran kedap airnya dipasang dengan cara mengisinya dengan air sampai kedalaman
minimal 50 mm selama 72 jam.
Plat atap dikatakan kedap air jika tidak ada kebocoran-kebocoran atau tanda-tanda
rembesan jalur yang lemban yang tampak pada ―soffit‖.
Jika ada bagian-bagian dari struktur yang gagal dalam pengujian, Kontraktor harus
segera mengambil langkah-langkah yang perlu untuk memastikan sifat dan lokasi cacat-
cacat atau kebocoran-kebocoran, kemudian harus mengosongkan strukturnya, dan
memperbaiki kerusakan-kerusakan yang ada dengan cara yang disetujui oleh Direksi,
memanfaatkan tenaga-tenaga ahli pekerjaan ini.
II-15
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS UMUM––– PEKERJAAN SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Tanda-tanda perembesan yang terlihat di dinding sesi bagian luar harus diperbaiki dari
sisi tempat air (sisi bagian dalam). Perbaikan pada dinding sisi bagian luarnya saja tidak
akan diterima. Hal ini juga berlaku untuk ―bobbin holes‖ (lubang-lubang kelos).
Bila perbaikan pekerjaan telah selesai sesuai persetujuan Direksi, pengujian dan
perbaikan (jika diperlukan) harus diulangi sampai hasil pekerjaan benar-benar sempurna.
Jika perlu, dalm hal-hal yang luar biasa dan sifat kedap airnya kurang, Direksi boleh
menolak sebagian dari suatu struktur atau bagian-bagian dari struktur.
Semua pekerjaan pipa harus diuji sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam bagian 9
Spesifikasi Teknik Ayat 9.1 – Ayat 9.5.
Untuk mengetahui bahwa semua pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat berfungsi dengan
baik dan telah sesuai dengan persyaratan teknis yang diminta, maka Kontraktor diwajibkan
menguji seluruh pekerjaannya dengan standard uji masing-masing yang telah ditetapkan dalam
peraturan atau spesifikasi peralatan.
Semua bahan yang kurang baik, pemasangan yang kurang sempurna yang diketahui pada saat
pemeriksaann/pengujian harus segera diganti dengan baru/disempurnakan sampai dapat
berfungsi dengan baik dan sesuai standard uji yang ada.
Pengujian seluruh sistem instalasi listrik diselenggarakan setelah seluruh pekerjaan dianggap
selesai dipasang dan atas persetujuan pengawas dan pemberi tugas.
II-16
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS UMUM––– PEKERJAAN SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Bila dalam pengujian beban ternyata tidak disediakan sumber daya listrik, maka kontraktor
harus menyediakan sumber daya listrik sendiri berupa Genset 3 phase dengan kapasitas yang
memadai.
Semua biaya yang diperlukan untuk pengujian ini menjadi tanggung jawab pihak kontraktor,
termasuk biaya pengurusan dan pengesahan instalasi dari instansi yang berwenang (PLN
Depnaker).
1. Semua pekerjaan, pemasangan, perlengkapan dan bahan yang telah dipasang oleh
kontraktor harus digaransi selama 3 (tiga) bulan sejak masa penyerahanpertama.
2. Selama masa garansi ini semua perlengkapan, bahan dan pengerjaannya yang kurang
baik/rusak (yang bukan disebabkan oleh salah pakai, salah operasi) harus secepatnya
diganti atau diperbaiki atas tanggungan kontraktor.
Setiap yang sistem tertutup, termasuk tempat cairan dan gas, sesuai permintaan Direksi, harus
diuji dahulu untuk melihat kekuatan mekanikalnya dan kebocoran-kebocoran pada tekanan
yang tidak kurang dari 1,5 kali dari maksimum tekanan kerja maksimal atau tekanan yang
diperlukan sesuai standard yang berlaku.
Inspeksi dan pengujian setelah pekerjaan selesai harus dilakukan/diikuti oleh Kontraktor sesuai
dengan perintah Direksi selama waktu commissioning dengan prosedur sebagai berikut :
a. Setelah selesainya inspeksi dan pengujian masing-masing bagian pekerjaan atau komponen-
komponen peralatan, maka harus dilakukan ―Performance test‖ dari beberapa/suatu
bagian pekerjaan yang telah selesai.
b. Setelah pengujian pada butir ―a‖ diatas selesai dilakukan, maka harus dilakukan pengujian
untuk seluruh sistem (start up).
c. Peralatan-peralatannya harus diuji dalam segala aspek fungsi yang diperkirakan sebanyak-
banyaknya sesuai kemungkinan yang bisa dilakukan pada waktu pengujian.
d. Semua pelaksanaan pengujian harus dimonitor dan dicatat dengan baik dan disusun dalam
suatu laporan – pengujian.
e. Semua penggantian, perbaikan, modifikasi ataupun pekerjaan tambahan yang disebabkan
karena kesalahan Kontraktor dalam mensuply alat maupun pemasangannya merupakan
tanggung jawab dan beban Kontraktor sesuai dengan batas-batas tanggungjawabnya.
II-17
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS UMUM––– PEKERJAAN SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
f. Apabila tidak ditemukan lain maka Commissioning dan ―Start Up‖ seluruh sistem
diselenggarakan dalam masa pemeliharaan atas Kontrak Pekerjaan Konstruksi ini dan/atau
sampai dengan seluruh sistem dapat dioperasikan dan berfungsi dengan baik.
Jika Kontraktor lalai untuk memperbaiki keadaan yang tidak sempurna atas kesalahan yang
menjadi tanggung-jawabnya selama waktu yang dianggap wajar, sesudah pemberitahuan oleh
Pemberi Tugas, maka Pemberi Tugas dapat melakukan usaha-usaha perbaikan sendiri.
Biaya yang terjadi dan dikeluarkan oleh Pemberi Tugas akan dipotong dari uang yang menjadi
hak atau akan menjadi hak Kontraktor.
Pemberi Tugas berhak untuk memutuskan alternatif mana yang dianggap terbaik, pada saat
itu.
Jika kwalitas dan kuantitas hasil pelaksanaan pekerjaan telah memuaskan pihak Pemberi Tugas
dalam segala aspek yang sesuai dengan spesifikasi, maka Direksi akan mengeluarkan berita
acara penerimaan dan pembayaran tahap akhir sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan
didalam Kontrak.
II-18
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
BAB III
3.1 UMUM
Kontraktor harus menyimpan ditempat pekerjaan minimum satu dari setiap Standar Nasional,
yang sesuai/dipakai sebagai spesifikasi dan sebagai tambahan harus menyimpan ditempat
pekerjaan semua Standar Nasional yang digunakan untuk penyediaan material, cara
pelaksanaan dan dipergunakan oleh Direksi/Pelaksana Konstruksi.
III-1
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Biaya penyediaan buku tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari Kontraktor dan
akhir pekerjaan buku tersebut menjadi millik Kontraktor.
Semua material dan cara pelaksanaan mungkin tidak seluruhnya dirinci disini atau termasuk
dalam Standar Indonesia, hendaknya seperti yang telah biasa dipergunakan pada pekerjaan
yang bermutu. Direksi akan menentukan apakah bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam
pekerjaan cocok/baik sesuai dengan standar untuk keperluan pekerjaan tersebut.
Daftar harga dan biaya upah harian yang diserahkan Kontraktor pada Tender Dokumennya,
yang menjadi bagian dari pada kontrak, harus meliputi semua yang berhubungan dengan
penyelenggaraan (handling) semua buruh, material, peralatan, instalasi/mesin dan peralatan,
penyusutan, overhead, keuntungan, pengobatan, pajak, ijin, pelayanan social, asuransi
kecelakaan dan semua yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.
III-2
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
3.2 BAHAN-BAHAN
3.2.1.1 Persyaratan
Semua semen harus semen Portland yang sesuai dengan persyaratan dalam Standar
Indonesia NI-8 dan standar SII sebagai berikut :
1. SII.0455-81 Semen dengan Agregat Beton
2. SNI.0450-89-A Semen dengan Agregat Beton
3. SII.0031-81 Semen Portland
4. PUBI Peraturan Umum Bangunan Indonesia, Tahun 1982.
III-3
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
tanah, harus cukup besar untuk memuat semen dalam jumlah cukup untuk
pekerjaan tersebut.
Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan datangnya semen, semen yang
lama harus digunakan lebih dahulu dari pada yang baru datang. Hendaknya semen
dalam zak jangan sampai ditumpuk lebih tinggi dari 2m.
2. Timbangan-timbangan yang baik dan teliti diadakan oleh Kontraktor untuk
menimbang semen didalam gudang atau dimanapun dan juga harus melengkapi
segala timbangan untuk keperluan penyelidikan.
Semua bahan pasir kerikil dan bahan-bahan bangunan tembok yang dipakai untuk semen
bangunan dan pekerjaan yang akan dilaksanakan termasuk dalam Dokumen Kontrak, dan
untuk semua tujuan yang bersangkutan dan yang mungkin dikehendaki oleh Direksi
Pekerjaan, harus terdiri dari bahan-bahan yang diperinci dan harus sesuai dengan berkas
permintaan yang diberikan Direksi.
1. Kontraktor harus mengangkut, membongkar dan menimbun semua pasir, kerikil dan
bahan-bahan bangunan lainnya sebagaimana diminta untuk melaksanakan pekerjaan
bangunan pengolahan air limbah dan fasilitas penunjang.
2. Tempat dan pengaturan dari semua daerah penimbunan harus mendapat persetujuan
dari Direksi Pekerjaan.
Kontraktor harus membersihkan bahkan/memperbaiki saluran pembuang air, pada
semua tempat untuk penimbunan bahan bangunan.
Kontraktor harus mengatur semua pekerjaan penimbunan pasir, kerikil dan batu
belah, sehingga tidak mengaganggu kegiatan lain dan tidak terganggu oleh timbunan
hasil galian saluran atau tidak saling mencampur dengan bahan bangunan lain.
Kontraktor harus menanggung sendiri segala biaya untuk untuk pengolahan kembali
pasir, kerikil ataupun bahan pasangan batu, yang terpisah atau kotor karena timbunan
yang tidak sempurna dan lalai dalam pencegahan yang cukup.
Kontraktor harus mengatur semua pekerjaan penimbunan dengan cara yang
sedemikian dengan menaruh semua bahan langsung ditimbun diatas bahkan terakhir
dan dengan lapisan tidak lebih dari 1,25 m. Pasir, kerikil dan bahan batu tidak boleh
dipindahkan dari timbunan, kecuali bila dipakai dan diperlukan untuk meratakan jalan
yang dapat dilalui oleh truk, untuk menempatkan lapisan-lapisan berikutnya.
III-4
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
3.2.2.3 Pasir
Syarat kualitas untuk bahan pasir tersebut harus dipenuhi sesuai dengan aturan yang
berlaku di Indonesia yaitu sebagai berikut :
- SII.0077-75 Agregat Halus Aduk Beton, Cara menentukan kadar Organik
- SII.0076-75 Agregat halus Aduk Beton, Cara penentuan Butir Halus Lebih Kecil
dari 50 Mikron.
- PUBI’1982 Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia, Th 1982.
III-5
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
tepat dari pasir alam. Pasir harus mempunyai ―modulus kehalusan butir‖ anatara 2
sampai 32 atau jika diselidiki dengan Saringan Standar, sesuai dengan Standar
Indonesia untuk beton PBI 1971 dan PBI 1997 atau dengan ketentuan sebagai
berikut :
Jika prosentase satuan tertinggal dalam saringan No. 16 adalah 20 % atau kurang,
batas maksimum untuk prosentase atau dalam saringan N0. 8 dapat naik sampai 20
%.
(9) Pasir untuk spesi/mortar yang digunakan untuk lapisan batu, plesteran batu,
pasangan batu harus pasir alam, bila diselidiki dengan saringan standar, harus
sesuai dengan ketentuan-ketentuan berikut :
Prosentase Timbangan
Saringan No.
Melalui Saringan
8 100
100 15
(10) Segera pasir alam dan pasir campuran harus disediakan untuk penyelidikan oleh
Direksi Pekerjaan untuk menetapkan apakah yang dihasilkan sesuai dengan
permintaan dalam spesifikasi ini.
Kontraktor harus menyediakan bantuan tersebut tanpa memungut biaya, bila direksi
menghendakinya mendapatkan contoh-contoh yang representatif untuk tujuan-
tujuan penyelidikan dan pengawasan, biaya laboratorium ditanggung oleh
Kontraktor, biaya laboratorium ini harus sudah termasuk didalam Daftar Kuantitas
dan Harga.
III-6
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Syarat kwalitas untuk bahan agregat kasar tersebut harus dipenuhi sesuai dengan aturan
yang berlaku di Indonesia yaitu sebagai berikut :
- SII.0457-81 Agregat Beton, Cara Uji Butiran Ringan
- SII.0052-80 Agregat Beton Mutu dan Cara Uji
- SII.0456-81 Agregat Kasar Untuk Beton, Cara Uji Butiran Pipihdan
panjang
- SII.0087-75 Agregat Kasar Untuk Beton, Cara Penentuan Daya Aus Gesek,
Mempergunakan Bejana Los Angeles
- SII.0051-74 Agregat Untuk Aduk Beton, Cara Penentuan Besar Butiran
- PUBI’1982 Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia, Th 1982
(1) Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui Hal ini terdiri dari
agregat, atau pecahan atau bahan pengisi lain atau kombinasi dari ini semua seperti
yang telah dirincikan.
(2) Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah pecah,
tipis atau panjang-panjang, bersih dari alkali, bahan-bahan organic atau dari
substansi yang rusak dalam jumlah yang merugikan. Besarnya prosentase dari
semua substansi yang merusak dari bahan yang rusak dalam jumlah berapapun
tidak boleh mencapai 3 % dalam beratnya. Agregat kasar harus berbentuk baik,
padat, awet dan tidak berpori.
(3) Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm
sampai 70 mm, atau sampai ukuran dalam batas-batas sebagaimana dirinci untuk
pekerjaan-pekerjaan khusus. Agregat kasar harus mempunyai modulus kehalusan
butir antara 6,0 sampai 7,5 atau bila diselidiki dengan saringan standar harus sesuai
dengan Syarat Umum.
(4) Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh Direksi
ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi maka Kontraktor harus menyaring
atau mengolah kembali bahannya atas beban sendiri, untuk menghasilkan agregat
sampai disetujui Direksi.
Syarat kualitas untuk bahan pasangan atau batu harus dipenuhi sesuai dengan aturan
yang berlaku di Indonesia yang sebagai berikut :
- SII.0378-80 Batu Alam untuk Bahan Bangunan
- SNI.0394-89-A Batu Alam untuk Bahan Bangunan
- SII.0021-78 Bata Merah untuk Bahan Bangunan, Mutu dan
Cara Uji
- PUBI’1982 Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia, Tahun 1982.
III-7
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Batu adalah batu pecah berasal dari gunung batu atau batu-batu besar dari sungai yang
bermutu, mempunyai berat jenis minimal 2,4 ton/m 3. Kekuatan tekanan tidak boleh kurang
dari 400 kg/cm2.
Bahan baja tulangan beton harus baru dan dari mutu dan ukuran sesuai dengan Standar
Indonesia untuk beton NI-2, dan standar yang berlaku di Indonesia, yaitu sebagai berikut
:
- SII.0136-84 Baja Tulangan Beton
- SII.1191-84 Baja Tulangan Beton dalam Bentuk Gulungan
- PBI’1971 Peraturan Beton Indonesia tahun 1971
- PUBI’1982 Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia, Th 1982
(1) Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat, karat,
minyak, gemuk dan pelapisan yang akan merusak atau mengurangi daya letaknya.
(2) Kontraktor harus mempersiapkan daftar pembengkokan tulangan dalam bentuk
yang sesuai dengan gambar dan disetujui oleh Direksi.
(3) Baja tulangan beton harus bengkok/dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk
dan ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-gambar konstruksi yang diberikan
kepada Kontraktor atau yang telah dibuatkan tabelnya oleh Kontraktor.
3.2.3.3 Pemasangan
(1) Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar/perhitungan dan
dipastikan tidak terjadi pergeseran/pemindahan dengan pemakaian kawat pengikat
tulangan beton pada perpotongan/pertemuan tulangan dan rangka tulangan harus
didukung oleh pengganjal blok beton (batu tahu), perenggang (spacer)
sebagaimana yang dibutuhkan.
(2) Baja tulangan beton untuk plat (slab) langsung dari atas tanah harus didukung
dengan blok beton yang dicetak lebih dahulu. Permukaan dari blok beton harus
rata berukuran kira-kira 7,5 cm x 10 cm x tebal 5 cm.
(3) Jarak terkecil anatara batang parallel harus satu diameter dari batang-batang tetapi
jarak terbuka sekali-kali jangan kurang dari 1,2 kali ukuran terbesar dari agregat
kasar kerikil.
III-8
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
3.2.3.4 Penyambungan
(1) Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain dari yang
ditunjukkan pada gambar, bentuk dari sambungan harus ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan.
(2) Overlap pada sambungan untuk tulangan-tulangan dinding tegak (vertical) dan
kolom sedikitnya harus 40 kali diameter batang dan harus mendapatkan
persetujuan Direksi Pekerjaan.
3.2.4 Air
Air yang dipakai semua beton, spesi/mortar harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan
organic basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. Air
tersebut harus dilihat atau kalau perlu diuji dulu oleh Direksi untuk menetapkan sesuai
tidaknya
Kayu dipakai untuk bahan cetakan beton, rambu-rambu lalu lintas, jembatan sementara,
jembatan sementara masuk ke rumah penduduk dan bedeng kerja di lapangan.
(1) Kayu untuk cetakan beton bisa dipakai kayu meranti, kayu untuk jembatan
sementara bias digunakan kayu Meranti atau Kayu Bali atau (Kruing atau Rasamala)
atau jenis lainnya yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
(2) Kayu bangunan harus dari kualitas yang baik, lurus dan sebelum dipakai untuk
cetakan beton harus diratakan dulu.
Bagian ini meliputi pembuangan dan penimbunan kembali lapis atas (top soil), semua
pekerjaan penggalian dan penimbunan termasuk penggalian untuk pekerjaan jalan, saluran
air hujan dan gorong-gorong, pembuangan tanah kelebihan atau material-material lain yang
tidak dikehendaki keluar proyek serta pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan itu
yang disesuaikan dengan gambar-gambar dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Semua penggalian dan pekerjaan tanah yang diperlukan harus dilaksanakan menurut kontrak
dan semua hal-hal yang bersangkutan dengan tersebut, harus dilaksanakan sesuai dengan
syarat-syarat dan petunjuk-petunjuk yang diberikan disini.
III-9
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Syarat-syarat dan petunjuk yang diberikan disini harus diterapkan, kecuali bilamana syarat
dan petunjuk tersebut dirubah secara tertulis oleh Direksi untuk bagian-bagian pekerjaan
tertentu.
3.3.2 Pembersihan
Semua daerah disekitar jalur yang perlu dibersihkan seperti yang ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan, harus dibersihkan dari segala pohon-pohon, sampah dan bahan lain yang
mengganggu dan bahan-bahan itu harus dipindahkan dari tempat kerja atau dibuang, kecuali
bila ada ketentuan lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Umumnya hanya pohon-pohon
yang mengganggu bangunan yang dimaksudkan dalam spesifikasi ini yang harus dipindahkan,
sedang pohon-pohon yang disepanjang jalan tetap dibiarkan disuatu tempat selama tidak
mengganggu, dan/atau ditunjuk ditempat-tempat yang ditunjuk oleh Direksi disepanjang tepi
jalan atau batas tanah (right of way) dan tetap menjadi milik Employer. Pagar-pagar, dinding-
dinding, bangunan-bangunan reruntuhan dan tempat- tempat pekerjaan-pekerjaan harus
dibuang menurut persetujuan Direksi Pekerjaan. Pekerjaan dianggap disetujui sesudah semua
bahan-bahan yang tidak berguna dan peralatan dikumpulkan. Kontraktor diminta untuk
memulai pembersihan jauh sebelum pekerjaan pembangunan dimulai.
Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat buat penimbunan dan penimbunan
kembali, juga seluruh sisa-sisa puing, reruntuhan-reruntuhan, sampah-sampah harus
disingkirkan dari lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung jawab
Kontraktor.
3.3.3 Penggalian
- Semua penggalian yang dilakukan secara mekanis harus dihentikan pada batas 10 cm
sebelum kedalaman yang ditetapkan/diinginkan pekerjaan selanjutnya harus dikerjakan
dengan tangan.
- Galian Tanah untuk pembentukan dasar badan jalan harus disesuaikan kedalamannya
dengan peil rencana pada gambar bestek dan mendapat persetujuan tertulis dari Direksi
Pekerjaan.
III-10
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
- Bilamana kedalaman galian ternyata lebih dalam dari batas yang ditentukan maka bagian
ini harus ditimbun kembali dengan bahan yang akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
Bahan pengisi tersebut dapat berupa tanah urug, pasir padat atau beton tumpuk. Biaya-
biaya tambahan akibat dari penggalian yang lebih ini menjadi tanggungan Kontraktor.
- Bidang-bidang dasar dan dinding galian dimana konstruksi akan dibuat langsung
diatas/pada bidang dasar/dinding tersebut, harus dikerjakan dengan tepat mengikuti
garis-garis kedalaman/kemiringan yang ditentukan dan bilamana diminta oleh Direksi
Pekerjaan harus disiram dan dipadatkan baik-baik dengan alat-alat yang tepat sehingga
didapat suatu bidang (dasar/dinding) yang padat dan kokoh.
- Apabila pada waktu penggalian dijumpai lapisan tanah yang tidak sesuai untuk dasar
pondasi, maka atas petunjuk Direksi Pekerjaan Lapisan tanah tersebut harus dikeluarkan
dan diisi kembali dengan bahan yang sesuai serta dipadatkan dengan baik lapis demi
lapis Q = 15 cm.
- Bidang-bidang dasar tanah pondasi harus dijaga tetap kering rata dan kokoh. Untuk itu,
bila dasar pondasi rencana berada pada kondisi tidak pada lapisan keras/batuan, maka
penggalian harus ditunda minimal 20 cm sebelum mencapai batas galian yang ditentukan,
kecuali pekerjaan dasar pondasi (urugan pasir dan lantai kerja) dapat dikerjakan
seluruhnya segera setelah penggalian mencapai kedalaman yang ditentukan. Tanah
pondasi yang menjadi berlumpur karena apapun harus segera diperbaiki dan
mengeluarkan lumput tersebut dan mengganti/mengisi kembali dengan bahan yang
ditentukan Direksi Pekerjaan dan dipadatkan baik lapis demi lapis Q = 15 cm.
- Bila dipandang perlu Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan untuk melengkapi lobang
galian yang akan/sedang dibuat, dengan turap penahan untuk mencegah longsor yang
mungkin terjadi. Turap – turap ini harus direncanakan sedemikian rupa sehingga
keamanan pekerja-pekerja cukup terjamin. Persetujuan yang diberikan Direksi untuk
penggunaan jenis bahan dan konstruksi tertentu tidak membebaskan Kontraktor dari
akibat yang mungkin terjadi sewaktu penggalian. Semua pekerjaan penggalian sedapat
mungkin dikerjakan dalam keadaan kering.
Bila diperlukan bendungan darurat, maka konstruksi bendungan harus cukup kokoh dan
rapat untuk masuknya air. Pompa harus disediakan secukupnya dan digunakan sesuai
dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.
- Lapisan keras batuan yang akan menjadi dasar pondasi harus dibersihkan dari tanah,
kotoran-kotoran dan bagian-bagian yang lepas. Celah-celah dan retakan-retakan harus
diisi dengan adukan yang sama dengan adukan pondasi nantinya. Dalam hal demikian
pekerjaan pondasi dapat langsung dikerjakan diatas lapisan tersebut, tanpa lantai kerja.
III-11
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
- Sekeliling lubang galian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari timbunan tanah hasil
galian. Sedikitnya sebelum pekerjaan ditinggalkan, sekeliling lubang galian dalam jarak
minimum 3 m harus bersih dari timbunan tanah.
Dasar dari sisi galian, dimana akan didirikan bangunan harus selesai dengan rapi sesuai
dengan yang dikehendaki Direksi Pekerjaan. Tempat tersebut harus dibasahi dengan air dan
ditumbuk atau digilas dengan alat yang cocok dengan maksud supaya terbentuk suatu pondasi
yang kuat. Jika waktu penggalian material yang digali melampaui garis dan tingkat yang telah
ditentukan, galian yang melampaui batas tadi harus ditimbun lagi seluruhnya dengan material
yang terpilih kemudian ditumbuk atau digilas lapis demi lapis yang tebalnya tidak lebih dari
15 cm.
Jika tanah pondasi asli (natural foundation) terganggu atau longgar karena pekerjaan-
pekerjaan penggalian-penggalian kontraktor, ia harus dipadatkan dengan menumbuknya atau
menggilasnya atau jika Direksi Pekerjaan menghendakinya ia harus dipindahkan atau diganti
dengan bahan yang terpilih yang seluruhnya harus dipadatkan.
Jika pada suatu tempat penggalian bangunan atau penggalian bentuk bangunan lainnya yang
dikehendaki dipakai bahan yang tidak cocok untuk pondasi menurut ketentuan Direksi
Pekerjaan, maka Direksi Pekerjaan akan memerintahkan secara tertulis untuk memindahkan
barang-barang yang tidak cocok tersebut dan mengisinya kembali dengan menumbuknya atau
mengilasnya lapis demi lapis yang tebalnya tidak lebih 15 cm.
Tanah yang tidak dapat bertahan pada lereng-lereng seperti ditunjukkan digambar atau yang
ditentukan oleh Direksi Pekerjaan dan material-material yang mungkin longsor kedaerah
galian, disepanjang garis galian, harus dipindahkan oleh Kontraktor menurut cara yang
disetujui. Lereng-lereng tersebut harus diselesaikan kembali menurut garis dan tingkat yang
ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan.
Kontraktor mungkin diminta pula untuk menggali daerah-daerah yang mungkin akan longsor
diluar batas-batas penggalian seperti itu perlu untuk mencegah kerusakan pada pekerjaan.
1) Diharapkan bahwa semua bahan-bahan dari galian yang dimaksudkan akan cocok
untuk dipakai dalam pembangunan-pembangunan yang dikehendaki menurut
spesifikasi ini. Dimana dapat dikerjakan, semua bahan-bahan harus diletakkan langsung
dari penggalian ke tempat-tempat terakhir yang telah direncanakan, kecuali
III-12
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
jika bahan tersebut menurut perintah Direksi Pekerjaan harus ditetapkan ditempat yang
telah direncanakan. Sepanjang masih dapat dikerjakan sebagaimana ditetapkan oleh
Direksi Pekerjaan semua bahan-bahan yang telah direncanakan untuk digunakan dalam
penanggulangan harus dilaksanakan agar kadar air cukup dengan cara menyiramnya
atau cara-cara lain yang cocok sebelum dan selama penggalian.
2) Seluruh bahan timbunan disekitar bangunan-bangunan yang berada pada lereng-
lereng, dan garis-garis batas yang telah ditentukan pembayarannya untuk bangunan,
dan berada dibawah permukaan tanah asli dinyatakan sebagai timbunan kembali atau
timbunan kembali yang dipadatkan (compacted back fill) dan semua timbunan atau
timbunan kembali disekitar bangunan dan diatas permukaan tanah asli harus dikerjakan
sebagai membuat tanggul atau tanggul yang dipadatkan, kecuali ada ketentuan yang
lain pada gambar-gambar atau disebut lain pada syarat-syarat.
3) Dimana tanah yang baik dari penggalian yang ditentukan tidak mencukupi untuk
pembuatan tanggul, bendung pengelak, penimbunan kembali dan pekerjaan tanah
lainnya yang diperlukan seperti tertera didalam gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan
maka yang baik dapat diambil dari daerah pengambilan yang direncanakan seperti yang
telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
4) Bahan hasil galian yang mengandung akar-akar, humus, dan bahan-bahan lain yang
mengganggu dan bahan-bahan galian yang tidak diperlukan untuk penimbunan
kembali, penanggulangan dan bangunan lain yang diperlukan menurut spesifikasi ini
harus ditempatkan ditempat penimbunan (Spoil bank) yang berbatasan dengan saluran
irigasi dan saluran-saluran drainase, jalan air, muara serta pembuangan yang
merembes yang terletak pada atau diluar jalan yang diperintahkan untuk ditimbuni, dan
daerah-daerah pembuangan lainnya yang direncanakan oleh Direksi Pekerjaan, tempat
penimbunan (Spoil bank) yang berbatasan dengan tanggul-tanggul saluran harus
bersambungan kecuali untuk celah-celah (gaps) dengan selang-selang yang pantas
untuk Drainage seperti yang ditunjukkan pada gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan.
Semua tempat penimbunan dan daerah pembuangan dan dirapikan menurut garis-garis
teratur yang ditunjukkan pada gambar-gambar atau menurut petunjuk-petunjuk dari
Direksi Pekerjaan.
- Material timbunan kecuali ditentukan lain, harus dari bahan galian pekerjaan ini.
- Galian tambahan hanya boleh dikerjakan bila tidak ada tanah yang cukup baik dari
hasil galian untuk keperluan timbunan.
- Hasil galian setempat dipakai untuk timbunan asalkan sesuai dengan spesifikasi. Ini
merupakan tanggung jawab dari Kontraktor didalam penempatan danpemadatannya.
III-13
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Material dari galian setempat yang dipakai untuk timbunan tidak cukup sehingga diperlukan
tambahan material yang didatangkan dari luar. Kontraktor harus mencari sumber dari material
yang dibutuhkan, mendapatkan dengan memberi contoh 100 kg kepada Direksi Pekerjaan
untuk diperiksa dan harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum digunakan.
Persetujuan dari contoh tersebut tidak melepaskan tanggung jawab Kontraktor terhadap
pekerjaan tersebut. Contoh tanah dan test yang dilaksanakan untuk menentukan data dan
permeabilitas dari tanah lapangan. Test kepadatan dan permeabilitas sesuai ASTM atau BS
standar atau yang setara.
Jenis material timbunan yang digunakan untuk timbunan kolam-kolam pengolahan limbah
terdiri dari lempungan berbatu atau lempung berpasir bebas dari bahan organik atau bahan
lainnya yang merugikan. Material tersebut harus kedap air dan tidak peka terhadap pemuaian
dan penyusutan.
Syarat-syarat dari material yang didatangkan dari luar mengikuti kriteria sebagai berikut :
- Ukuran partikel maks : maks = 75 mm
- Liquid limit (LL) : 30 % LL 70 %
- Indeks Plastisitas : 15 % IP 40 %
Lapisan tanah bagian harus dikupas tidak lebih dari 150 mm, dan diletakkan sesuai dengan
perintah Direksi Pekerjaan. Tanah hasil pengupasan tersebut kemungkinan dapat digunakan
sebagai timbunan dengan persetujuan dari Direksi Pekerjaan terlebih dahulu.
III-14
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
- Timbunan harus disebarkan didalam satu jalur yang lurus. Timbunan hanya disebarkan
pada permukaan yang benar dan telah diinspeksi dan disetujui oleh DireksiPekerjaan.
- Timbunan harus disebarkan lapis per lapis dengan bulldozer atau dengan metode lain
yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
- Selama penyebaran, semua bahan seperti sampah atau batu-batu yang lebih besar dari
ukuran yang ditentukan harus dipindahkan dari daerah yang akan ditimbun.
- Selama pelaksanaan, Kontraktor harus menjamin adanya buruh, peralatan dan bahan
timbunan yang cukup sesuai kebutuhan.
- Bahan organik tidak diinginkan dipakai sebagai timbunan dan bahan timbunan tidak
boleh dicampur dengan bahan yang mengandung organik.
- Peralatan pemadatan harus sesuai dengan jenis material yang dipakai sebagai timbunan.
Kontraktor harus membuat metode pemadatan secara detail, dan minimum 6 lintasan
yang diperlukan untuk pemadatan.
- Pemadatan timbunan yang diletakkan lapis berlapis dengan ketebalan maksimum 150
mm sebelum pemadatan. Setiap lapis dipadatkan dengan sekurang-kurangnya mencapai
95 % dari maksimum drydensty laboratorium sesuai yang ditentukan dalam ASTM test
B-1557 atau modified AASHO.
- Pengujian moisture content optimum dari bahan timbunan harus ditentukan dilapangan
dan dilaboratorium.
3.4.1 Umum
3.4.1.2 Bahan
(1) Semua Portland harus dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan dalam semen Portland.
(2) Semua besi beton harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
yang ditetapkan tentang besi beton.
III-15
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
(3) Semua pasir dan agregat kasar yang digunakan dalam beton, spesi/mortar dan
spesi injeksi dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Kontraktor sesuai dengan
syarat-syarat yang sudah diterangkan.
(4) Air yang dipakai harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
didepan.
(1) Kelas dan mutu beton harus sesuai dengan standar Beton Indonesia NI-2 dan PBI-
1971, menurut table dibawah ini.
KATEGORI
CONTOH DARI PENGAWASAN TERHADAP
’bm
’bm PENGGUNAAN BANGUNA
S=46kg/c
KLS MUTU kg/cm2 BANGUNAN AIR N KUALITAS KEKUATAN
m2
BERSIH (TUJUAN) AGREGAT TEKANAN
Jika tidak ditentukan lain, yang diartikan kekuatan tekan beton senantiasa ialah kekuatan
tekan yang diperoleh dari pemeriksaan benda uji kubus yang berisi 15 cm ( 0,06) pada
umur 28 hari.
III-16
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
(2) Untuk beton mutu ―B‖ campuran yang biasa untuk pekerjaan non structural
dipakai perbandingan dari semen Portland, terhadap pasir dan agregat kasar tidak
boleh kurang dari 1:8. Banyaknya semen untuk tiap m3 sedikitnya harus 225 kg.
(3) Untuk beton mutu K 175, campuran nominal dari semen Portland, pasir dan
kerikil/batu pecahan harus digunakan dengan perbandingan volume 1:1,5:2,5 atau
banyaknya semen untuk tiap m3 beton minimum harus sampai 325kg.
(4) Untuk mutu K 175 mutu-mutu lainnya yang lebih tinggi harus dipakai ―campuran
yang direncanakan‖ (job mix formula/design mix). Campuran yang direncanakan
diketemukan dari percobaan-percobaan campuran yang memenuhi kekuatan
karakteristik yang diisyaratkan. Banyaknya semen untuk tiap m3 beton paling tidak
harus 325 kg.
(5) Tingkat agregat yang kasar untuk kelas II-derajat K125 dan untuk kelas II- derajat
K 175 – beton harus berada dalam batas yang telah ditentukan diatas dan
kontraktor harus memperoleh derajat yang patut, bila perlu akan dites oleh Direksi
Pekerjaan, dengan mengkombinasikan ukuran agregat yang proporsional agar
didapat derajat yang patut.
(6) Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai
pekerjaan (sesuai kelas mutu) harus dipakai dari waktu selama berjalannya
pekerjaan , demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang
dihasilkan. Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan
ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan, juga mempunyai kepadatan yang
tepat, kekedapan, awet dan kekuatan yang dikehendaki, dengan tidak memakai
semen terlau banyak.
Faktor air semen dari beton (Tidak terhitung air yang dihisap oleh agregat) tidak boleh
melampaui 0,55 (dari beratnya) untuk kelas III dan jangan melampaui 0,60 (dari
beratnya) untuk kelas lain-lainnya. Pengujian beton dilakukan Direksi Pekerjaan dan
perbandingan campuran harus diubah jika perlu untuk tujuan atau penghematan yang
dikehendaki, kegairahan bekerja, kepadatan, kekedapan, awet atau kekuatan dan
Kontraktor tidak berhak atas penambahan kompensasi disebabkan perubahan yang
demikian.
3.4.2.3 Mengaduk
(1) Bahan-bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton yaitu ―Batch Mixer‖ atau ―Portable Continuous Mixer‖ selama
III-17
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
sedikitnya1,5 menit sesudah semua bahan (kecuali untuk air dalam jumlah yang
penuh) ada dalam mixer. Waktu pengadukan ditambah bila mesin pengaduk
berkapasitas lebih besar dari 1,5 m 3. Direksi berwenang menambah waktu
pengadukan jika gagal mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan dan
warna yang merata/seragam. Beton harus seragam dalam komposisi dan
konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali bila dimintakan adanya perubahan
dalam komposisi atau konsistensi. Air harus dituangkan lebih dahulu dan selama
pekerjaan mencampur. Pengadukan yang berlebih-lebihan (lamanya) tidak
diperkenankan.
(2) Pencampuran dengan tangan diizinkan jika pada lokasi-lokasi tertentu sebuah
Portable Mixer tak mungkin digunakan menurut pendapat Direksi Pekerjaan. Untuk
mempermudah pencampuran ini kontraktor akan membuat beton massif dengan
ketebalan tidak kurang dari 5 cm, licin, rata dengan luas 2 cm 2, diliputi dengan
parapet setinggi 10 cm.
3.4.2.4 Suhu
Suhu beton sewaktu dicor/dituang, tidak boleh lebih dari 32 oC dan tidak kurang dari 4,5
C. Bila suhu beton antara 27 oC dan 32 oC, beton harus diaduk ditempat pekerjaan untuk
o
kemudian langsung dicor. Bila lebih dari 32 oC, Kontraktor harus mengambil langkah-
langkah efektif, misalnya mendinginkan agregat dengan mencampur air dan mengecor
pada waktu malam hari bila perlu, mempertahankan suhu beton, untuk dicor pada suhu
dibawah 32 oC.
3.4.2.5 Pengecoran
(1) Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton,
penyokong dan pengikatan dan penyiapan-penyiapan permukaan yang
berhubungan dengan pengecoran yang telah disetujui oleh DireksiPekerjaan.
(2) Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran
beton (cetakan, lantai kerja) harus bersih dari air yang menggenang, reruntuhan
atau bahan lepas.
(3) Permukaan-permukaan Construction Joints harus bersih dan lembab ketika ditutup
dengan beton baru atau adukan; dibersihkan dengan cara-cara yang disetujui dan
kemudian dicuci seluruhnya dengan penyemprotan air dengan tekanan udara
sebelum pengecoran beton baru. Pembersihan dan pencucian harus dilaksanakan
pada kesempatan terakhir dari pengecoran beton. Semua genangan-genangan air
harus dibuang dari permukaan Construction Joints sebelum beton baru dicor.
(4) Cara-cara dan alat yang digunakan untuk pengangkatan beton harus sedemikian
sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa
III-18
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
III-19
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
III-20
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
III-21
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Umur beton 3 7 14 21 28
(hari)
III-22
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Apabila salah satu syarat diatas tidak dipenuhi maka Kontraktor wajib menyelidikinya
sebab-sebab dari penyimpangan serta melaporkan hasilnya kepada Direksi disertai usul-
usul mengenai perbaikan-perbaikan selanjutnya dan pengecoran beton harus segera
dihentikan.
Pada pekerjaan beton dengan jumlah dari masing-masing mutu beton kurang dari 60 m 3
dipakai konstruksi sebagai berikut :
(1) Internal pengambilan benda uji kira-kira sama. Apabila disebabkan alasan tertentu
pengumpulan 20 benda uji tidak dapat tercapai maka Direksi dapat
mempertimbangkan lain dan pengambilan benda uj boleh kurang dari 20 buah asal
pengambilan dilakukan pada interval waktu yang kira-kira sama sehingga
randominasi dapat dicapai dengan baik.
(2) Apabila yang terkumpul kurang dari 20 maka beton dianggap memenuhi syarat
apabila nilai rata-rata dari setiap 4 hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut lebih
besar (’ bk + 0,82 Sr). Agar dalam waktu singkat sudah ada gambaran tentang
mutu beton maka dianjurkan untuk membuat benda uji untuk diperiksa pada umur
3 dan 7 hari. Tetapi penilaian mutu beton tetap pada umur 28 hari.
Tindakan yang diambil bila dari pemeriksaan benda uji tidak memenuhi syarat:
(1) Jika pengecoran belum selesai maka pengecoran harus dihentikan dan dalam waktu
singkat diadakan percobaan non destruktif pada bagian konstruksi yang dianggap
meragukan. Untuk itu dapat dilakukan pengujian dangan concrete tester atau
mengambil benda uji dari bagian konstruksi (pada tempat-tempat yang tidak terlalu
banyak mempengaruhi kekuatan konstruksi dan harus dibawah pengawasan
seorang ahli).
Mutu beton dianggap memenuhi syarat dan pengecoran bias dilanjutkan apabila
kekuatan tekan beton karakteristik minimal sama dengan 80 % dari nilai kekuatan
beton karakteristik yang disyaratkan.
(2) Apabila tidak dipenuhi persyaratan diatas maka dapat diambil percobaan
pembebanan langsung dan dianggap memenuhi syarat dan pengecoran bisa
dilanjutkan bila kekuatan beton karakteristik minimal sama dengan 70 % dari nilai
yang disyaratkan.
(3) Apabila syarat-syarat diatas masih belum terpenuhi maka harus dicari pemecahan,
misal dengan memberikan kekuatan-kekuatan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Apabila tidak bias dilaksanakan demikian, baru bagian konstruksi yang meragukan
tersebut dibongkar.
III-23
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
(4) Semua biaya yang dikeluarkan harus ditanggung oleh Kontraktor karena hal
tersebut dianggap disebabkan oleh kesalahan Kontraktor.
Pada benda uji kubus , harus dibuat dengan mempunyai dua dinding yang berhadapan
dan dapat terdiri dari plat baja, kaca dan sebagainya yang permukaannya rata (kayu tidak
boleh dipakai). Cetakan diolesi sebelumnya dengan vaselin, lemak atau minyak agar
mudah dilepas dari betonnya. Kemudian diletakkan diatas bidang alas rata yang tidak
menyerap air.
Pada adukan beton yang encer, adukan beton diisikan ke dalam cetakan dalam 3 lapis
yang kira-kira sama tebalnya dan masing-masing lapis ditusuk 10 kali dengan tongkat
baja diameter 16 mm dengan ujung yang dibulatkan.
Pada adukan beton yang kental cetakan harus diberi sambungan tambahan keatas
kemudian adukan diisikan sekaligus. Selanjutnya adukan dipadatkan sesuai dengan cara
pelaksanaannya nanti.
Jarum penggetar harus dimasukkan sentries tanpa menyentuh dasar cetakan. Kubus-
kubus uji yang baru saja dicetak harus disimpan ditempat yang bebas dari getaran dan
ditutupi dengan karung basah selama minimal 24 jam dan setelah catakannya dilepas
maka harus diberi tanda dan disimpan pada tempat yang mempunyai suhu sama dengan
udara luar.
Pada pengujian, tekanan dikerjakan pada bidang yang rata dan tekanan berangsur-
angsur dinaikkan dengan kecepatan 6-4 kg/cm2 tiap detik. Sebagai beban hancur dari
kubus beban tertinggi yang ditunjukkan oleh pesawat penguji tersebut tidak boleh
mempunyai kesalahan yang melampaui 3 % pada setiap pembebanan diatas 10 % dari
kapasitas maksimum.
3.5.1 Umum
III-24
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Seluruh pemasangan, lining dan paving batu yang perlu dibangun menurut spesifikasi ini
dan seluruh maksud yang bertalian yang mungkin ditentukan oleh Direksi, harus terdiri
dari bahan-bahan yang dirinci disini.
Syarat-syarat dan ketentuan yang dinyatakan disini akan berlaku untuk semua pekerjaan
pasangan batu, kecuali kalau diubah oleh Direksi untuk suatu pekerjaan tertentu.
3.5.1.2 Batu
Semua batu untuk pekerjaan pasangan batu harus sesuai dengan syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan yang dinyatakan untuk batu yang dirinci dalam Spesifikasi ini.
3.5.2.3 Pemasangan
III-25
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
(1) Cara dan perlengkapan untuk pengangkutan batu dan adukan akan sedemikian
rupa sehingga tidak akan menunda pemakainan adukan.
(2) Batu tidak boleh dipasang pada waktu hujan yang cukup deras atau cukup lama
untuk menghanyutkan adukan. Adukan yang telah dihamparkan yang luluh oleh
hujan harus disingkirkan dahulu dan diganti sebelum mengeras sepenuhnya.
3.5.2.5 Perawatan
(1) Semua pekerjaan batu yang memakai spesi/adukan harus dirawat dengan air
(water curing) atau cara lain yang diterima. Semua cara dan pelaksanaan
Kontraktor untuk perawatan bagian-bagian dari pekerjaan harus disetujui Direksi.
(2) Jika perawatan dilakukan dengan air, pekerjaan batu harus tetap basah paling tidak
selama 14 hari, (kecuali ditentukan dilain bagian dari spesifikasi ini) dengan
menutupi dengan bahan yang menyerap air.
III-26
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
III-27
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
memanjang dan dalam batas tertentu tidak banyak mengandung batu-batu yang lunak,
yang mudah hancur, kotoran atau bahan-bahan lain yang mudah membusuk.
Kerikil pecah atau batu pecah untuk lapisan pondasi hendaknya terdiri dari hasil
pemecahan kerikil atau batu.
Untuk bahan kerikil sebelumnya harus diayak terlebih dahulu sehingga agregat hasil dari
pemecahan kerikil itu tidak kurang dari 50 % beratnya terdiri dari partikel yang
mempunyai sekurang-kurangnya satu bidang pecahan.
lapis pondasi terdiri dari batu pecah atau kerikil pecah yang mengikuti persyaratan
dibawah ini :
Material campuran untuk lapis pondasi ini harus terdiri dari material alam yang diayak
halus atau pasir yang mempunyai daya ikat cukup.
III-28
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
III-29
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
3.6.2 Pelaksanaan
III-30
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
b. Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah peralatan yang sesuai untuk dapat melaksanakan
pekerjaan sebaik-baiknya termasuk mesin gilas, alat-alat sapu, Pembuangan debu,
spinkler, alat-alat pengangkut asphalt dan alat-alat untuk memanaskan asphalt.
c. Membersihkan Permukaan Lapis Pondasi
Sebelum dilaksanakan penghamparan asphalt, permukaan lapis pondasi harus
dibersihkan dari debu, kotoran-kotoran, bahan-bahan lepas dan bahan-bahan yang
rapuh kedudukannya, dengan sikat kawat, sapu lidi, sapu ijuk dan dipukul- pukul
dengan karung atau alat-alat mesin peniup debu bila ada.
Bila permukaan lapis pondasi dalam keadaan sangat kering dan berdebu, maka
sebelumnya harus disiram dengan air secukupnya dengan spinkler.
Kamparan asphalt dilakukan bila permukaan lapis sudah dalam keadaan sedikit
lembab.
d. Penghamparan Asphalt dan Material Penutup
Penetapan tentang banyaknya asphalt yang harus dihamparkan permeter persegi
menurut gambar pelaksanaan hendaknya ditaksirkan sebagai perkiraan. Ditempat-
tempat dimana oleh Konsultan Pengawas dipandang perlu, harus ditambah sesuai
dengan petunjuknya.
Untuk memeriksa jumlah asphalt yang telah dihamparkan kenyataannya, dapat
dilakukan sebagai berikut :
- Kertas karton 50 x 50 cm yang telah ditimbang diletakkan pada pemukaan base
course dan dihamparkan dengan asphalt sesuai dengan prosedur
pelaksanaan, setelah selesai karton tersebut ditimbang lagi. Selisih berat
dibagi luas karton merupakan jumlah asphalt persatuan, jumlah sebenarnya
yang telah dihamparkan.
Sebelum asphalt menyerap masuk kedalam lapis pondasi (belum mengering) atau
apabila konsultan pengawas berpendapat asphalt tersebut masih akan nempel
pada roda-roda lalu-lintas, maka jalan tersebut belum boleh dibuka untuk umum.
Apabila secepatnya akan digunakan untuk lalu-lintas, paling tidak harus jam
terhitung dari saat penghamparan dan sesudah dihampar dengan material
penutup (bloter material, pasir kasar, debu batu, dan sebagainya) baru lalu lintas
diijinkan melewatinya.
Bila satu jalur telah selesai dihampar dengan asphalt dan akan dihampar dengan
material penutup setebal 3 cm maka harus disisakan lapisan asphalt pada jalur
tersebut selebar 20 cm untuk tidak dihamparkan dengan material penutup.
Hal ini diperlukan agar terjadi keadaan saling menutup (over lapping) bila jalur
sebelahnya dilaksanakan.
III-31
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Kontraktor harus melindungi dan menjaga hasil pekerjaan yang telah jadi, selama
kurang lebih lima hari sebelum memberikan lapisan lain (surfacing) diatasnya.
Bagian-bagian yang tampak asphaltnya atau kurang penghamparan bloter
materialnya harus segera ditambahkan sesuai dengan petunjuk Konsultan
Pengawas (Direksi).
e. Lapisan Asphalt Penetrasi
Sebelum agregat mulai ditebarkan, permukaan base harus dibersihkan, dan lubang-
lubang ditutup dengan bahan dan cara yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Untuk permukaan yang tidak beraspal harus terlebih dahulu disiram dengan priem
coat MP/RC sebanyak 0,5 – 1 kg/m2 atau dengan aspal 60 – 70 aspal yang
dipanaskan hingga 100 – 200 0 C dicampur dengan 20 % minyak tanah. Penebaran
Agregat (batu pokok) dilakukan dengan menggunakan grider yang bentuknya
menurut ketebalan yang diisyaratkan dan disetujui Konsultan Pengawas. Segera
setelah ditebarkan, lapisan digilas agar batu menduduki posisinya dengan kokoh .
Penggilasan dilakukan tidak sampai menjadi padat betul.
Asphalt 60 – 70 disiramkan diatas lapisan batu pokok tadi pada temperatur 120 –
170 0 C, jumlah aspal yang disiramkan disesuaikan dengan ketentuan (umumnya 1
kg asphalt /m2 tiap tebal 1 cm lapisan asphalt penetrasi).
Segera setelah asphalt disiramkan, diusahakan agar temperatur masih diatas 100 0
C, batu kunci ditebarkan secukupnya dan digilas sampai padat. Sambil melakukan
penggilasan, batu kunci ditebarkan pada tempat – tempat yang perlu agar ruang
kosong diantaranya dapat terisi. Sebelum dilakukan penyiraman yang kedua,
permukaan harus bersih dari kotoran-kotoran, batu-batu lepas, dan bahan-bahan
lainnya yang tidak dikehendaki. Penyiraman kedua dilakukan pada temperatur
asphalt sekitar 1200C dengan jumlah 1 ½ kg/m2 (seal coat) baru kemudian
diatasnya ditebarkan batu split dan digilas lagi sehingga padat. Batu split
merupakan lapisan penutup setebal kira-kira 1 m. Setelah penyelesaian terakhir,
jalan dapat dibuka untuk lalu-lintas kendaraan.
III-32
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
- Ketebalan sirtu setelah padat, tebalnya harus sesuai dengan gambar bestek, baik
kerataan dann kemiringannya (ada sertifikat laboratorium)
- Persyaratan gradasi dan mutu bahan sirtu sesuai dengan RKS Umum.
III-33
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
- Setelah sosotan aspal panas merata, lapisan ini ditaburi dengan abu batu sebanyak
0,005 m3/m2.
III-34
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
- Hasil produksi dari Asphalt Mixing Plant/AMP harus diperiksakan oleh pemborong
untuk tiap 100 ton dan paling sedikitnya 2 (dua) kali sehari yaitu pada adukan
ketiga pagi hari dan adukan ketiga sebelum berhenti, pemeriksaan ini harus
dilakukan sesuai dengan petunjuk Direksi.
a. Stabilitas marshal
b. Flow
c. Vold in mix
d. Extrasi
e. Gradasi
- Kelalaian pemborong untuk memeriksa Asphalt Mixing Plant (AMP-nya) secara
teratur dan terus menerus sehingga pekerjaan selesai, dapat mengakibatkan
ditolaknya pekerjaan dengan segala akibat ditanggung oleh pemborong.
- Diatas lapisan konstruksi-konstruksi jalan yang akan dilapisi dengan lapisan hotmix
harus diberi lapisan pelengket terlebih dahulu dari aspal emulsi sebanyak 0,70
kg/m2 untuk Teac Coating kecuali ditentukan lain. Lapisan pelengket ini harus
dipasang dengan mesin penyemprot dan harus merata hingga menutupi seluruh
lapisan bawahnya. Diatas lapisan lengket yang belum sempurna dan baik, tidak
boleh digelar (menguap bahan tambahannya, air dan lain-lain) dengan lapisan
hotmix.
- Pengangkutan aspal beton sebelum digelar harus ditutupi dengan terpal. Aspal
beton yang digelar/dipasang dijalan tidak boleh kurang dari 140 0 C kepanasannya.
Aspal beton yang kurang dari 140 0 C atau lebih, dan berakhir 1200C.
- Aspal beton harus digelar mesin penggelar (finisher) yang diperlengkapi dengan
alat pengatur ketebalan yang bekerja baik. Datangnya hotmix dari Asphalt Mixing
Plant (AMP) harus diatur sedemikian rupa hingga tidak terjadi kekosongan dalam
mesin penggetar.
- Segera setelah aspal beton dicampur permukaan harus diperiksa lagi bentuk dan
ketebalan, bilamana perlu harus segera diperbaiki ukuran pemadatan dilakukan
sebagai berikut :
Penggilingan pertama dengan mesin gilas 2 atau 3 as, berat 8 ton dengan 2
atau 4 lintas kecepatan 3 atau 4 km, sehingga pengelasan tidak
menyebabkan lendutan atau bergelombang, dengan temperatur aspal beton
antara 1400 C atau lebih, berakhir 120 0 C.
Penggilingan kedua dengan pneumatic tyred roiler 10-20 ton dengan tekanan
ban 70-80 psi, dengan kecepatan 5-10 km/jam dan temperatur aspal beton
antara 1100 C berakhir 900 C (100 C) dengan 12 lintasan atau tekanan ban
90 psi, dengan minimal 8 lintasan.
III-35
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
III-36
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
- Tiga atau empat kali lintasan dianggap cukup untuk memadatkan blok sampai peil
rencana dan merangsang naiknya sebagian lapisan pasir ke celah-celah interblock.
Permukaan interblock setelah dipadatkan harus rata dan tidak turun lagi.
- Apabila diperlukan pemotongan interblock harus dipotong menggunakan mesin
potong interblock.
- Setelah pemadatan pertama selesai, celah-celah antara interblock diisi pasir pengisi
celah. Bahan pengisi harus bersih, tidak mengandung garan-garam atau bahan
kimia lainnya yang dapat merusak atau membuat cacat. Pasir pengisi harus dalam
keadaan kering agar tidak sulit masuk ke dalam celah-celah.
- Setelah celah diisi pasir pengisi, lalu dipadatkan lagi dengan alat pemadat sebanyak
2 (Dua) atau lintasan celah-celah yang masih belum terisi harus segera ditambah
pasir pengisi sambil diikuti pemadatan kembali sampai seluruh celah- celah terisi
penuh.
3.6.3.8 Pekerjaan Jalan Setapak dan atau Jalan Lingkungan Dari Beton
- Konstruksi untuk jalan orang/setapak dan atau jalan Lingkungan dibuat dari Beton
dengan campuran 1 PC : 2 Ps : 3 Sp di cor langsung diatas lapisan pasir yang telah
dipadatkan terlebih dahulu.
- Lapisan beton tumbuk ini tidak merupakan plat beton yang menerus, tetapi terputus
luas satu lapisan merupakan empat persegi panjang dengan ukuran (1,5
– 2) m. Lapisan yang satu dengan yang lainnya dibuat alur yang lebarnya tidak
lebih dari yang lebarnya 1,5 cm.
- Plesteran pada permukaan plat tersebut tidak diperbolehkan sama sekali, jadi
sebelum beton tersebut mengering harus sudah dilaksanakan
perapihan/pengeringan.
- Setelah selesai pengecoran harus dilakukan perawatan dengan menjaga
kebasahannya agar tidak terjadi pengeringan yang mendadak penyiraman beton
setelah pengecoran 7 (tujuh) hari setelah pengecoran.
- Setelah pelat beton mengeras (kurang lebih 7 hari) setelah pengecoran diatas plat
beton diadakan penyosotan dengan aspal panas.
- Sedang plat beton yang disosot tersebut harus dibersihkan dari bahan-bahan lepas
dari kotoran-kotoran serta harus dalam keadaan kering.
- Aspal panas yang disosotkan diatas plat beton tersebut adalah sebanyak 1,5 kg/m 2.
- Diatas sosotan aspal tersebut ditaburi merata dengan pasir beton/abu sebanyak
0,005 m3/m2.
III-37
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
3.7.1 Uraian
Pekerjaan ini akan terdiri dari strukjtur baja dan bagian baja dari struktur baja komposit,
dilaksanakan dengan penyesuaian yang mendekati arah, kelandaian dan dimensi yang
diperlihatkan pada Gambar atau yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan ini akan
meliputi pelaksanaan baru dengan lengkap dan pelebaran serta perbaikan dari struktur yang
ada. Pekerjaan akan meliputi penyediaan, pembuatan, pemasangan dan pengecatan dari
logam pelaksanaan sebagaimana diperlukan dalam Spesifikasi ini atau sebagaimana yang
diperlihatkan pada Gambar. Logam pelaksanaan akan termasuk struktur baja, paku keling,
pengelasan, baja khusus dan campuran, elektroda metalik (logam) dan penempaan dan
pengecoran baja. Pekerjaan ini harus juga terdiri dari setiap pelaksanaan logam tambahan
yang tidak terkecuali disediakan, semua sesuai dengan Spesifikasi dan dengan Gambar.
a) Diameter Lubang
Lubang pada bagian utama : + 1,2 mm – 0,4 mm
Lubang pada bagian sekunder : + 1,8 mm – 0,4 mm
b) Alinyemen Lubang
Bagian utama, ditempatkan di bengkel : 0,4 mm
Bagian Sekunder, ditempatkan di lapangan : 0,6 mm
C) Gelagar
Lendutan Balik : penyimpangan dari lendutan balik (camber) yang ditentukan 0,2
mm per meter panjang balok atau 6 mm, dipilih yang lebih kecil.
Penyimpangan lateral dari garis lurus antara pusat-pusat perletakan 0,1 mm per meter
panjang balok sampai suatu maksimum sebesar 3 mm.
Penyimpangan lateral antara sumbu badan dan sumbu flens dalam gelagar susun:
maksimum 3 mm.
Kombinasi lengkungan dan kemiringan dari flens pada gelagar atau balok yang diatas
akan ditentukan dengan pengukuran keseimbangan pada ujung flens dari suatu garis
tegak lurus terhadap bidang badan melalui perpotongan sumbu badan dengan
permukaan luar dari pelat flens. Keseimbangan ini tidak akan melebihi 1/200 dari lebar
keseluruhan flens atau 3 mm dipilih yang lebih besar.
f) Panjang
Penyimpangan lateral pada garis lurus adalah 1 mm per meter panjang.
g) Kerataan Permukaan
Permukaan perletakan yang dikerjakan dengan mesin harus menghasilkan kerataan yang
memuaskan Direksi dengan penyimpanan maksimum yang diperkenankan sebesar 0,25
mm pada setiap bidang bujur sangkar dengan sisi 0,5 m.
a) Kontraktor harus mengajukan laporan pengujian pabrik yang menunjukkan kadar kimia
dan pengujian fisik untuk setiap mutu baja yang digunakan dalam pekerjaan. Jika ini
tidak tersedia maka Direksi Pekerjaan harus memerintahkan Kontraktor untuk
melaksanakan pada sebuah lembaga pengujian yang disetujui, pengujian yang
diperlukan untuk menetapkan mutu dan sifat lain dari baja. Hal ini harus diajukan dengan
atau sesuai dengan sertifikat pabrik.
b) 3 (tiga) salinan dari semua Gambar Kerja terinci yang disiapkan oleh atau atas nama
Kontraktor harus diajukan kepada Direksi Pekerjaan untuk persetujuannya. Persetujuan
ini tidak mutlak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab pekerjaan menurut
Kontrak tersebut.
c) Kontraktor harus mengajukan program dan metode pelaksanaan yang diusulkan
termasuk semua Gambar Kerja dan rencana yang diperlukan untuk pekerjaan sementara.
Data yang diajukan harus sebagaimana diperlukan dan meliputi tanggal- tanggal untuk
kunjungan bengkel, penyerahan dan pemasangan, penunjang sementara dan
pemasangan turap untuk gelagar selama pemasangan, rincian sambungan dan
III-39
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
penghubung, pengalihan lalu lintas pada atau jauh dari jembatan yang ada dan setiap
keterangan yang berhubungan lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
d) Kontraktor harus memberikan Direksi Pekerjaan secara tertulis sekurang-kurangnya 24
jam sebelum ia bermaksud untuk memulai pembongkaran struktur yang ada pemasangan
pekerjaan yang baru.
Pekerjaan baja baik dilapangan pabrik dan ditempat kerja, harus disusun di atas blok, rak atau
pelat sedemikian rupa sehingga tidak berhubungan dengan tanah dan dengan suatu cara yang
disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Bila pekerjaan baja disusun dalam beberapa tingkat atau
lapis, maka penyangga untuk semua tingkat harus berada dalam beberapa tingkat atau lapis,
maka penyangga untuk semua tingkat harus berada dalam satu garis.
Bahan-bahan harus dilindungi dari pengkaratan dan kerusakan lainnya dan harus tetap bebas
dari kotoran, minyak, lemak, dan bahan-bahan asing lainnya. Permukaan yang akan dicat
harus dilindungi dengan seksama baik di bengkel pabrik maupun dilapangan. Uliran untuk
penyetelan harus dilindungi dari kerusakan.
3.7.5 Bahan-bahan
1) Baja Struktur
Kecuali ditunjukkan lain pada Gambar, baja karbon untuk pelaksanaan paku keling, baut
atau dilas harus sesuai dengan persyaratan AASHTO M183M-90 : Structural Steel. Baja
ini harus mempunyai suatu tegangan leleh minimum sebesar 250 N/mm2 dan suatu
tegangan tarik sampai putus minimum sebesar 400 N/mm 2. Mutu dari baja, dan data
yang berhubungan lainnya harus ditandai dengan jelas pada unit-unit yang
menunjukkan identifikasi selama fabrikasi dan pemasangan.
5) Sertifikat
Semua bahan baku atau proses pencetakan yang dipasok untuk pekerjaan harus,
bilamana diminta oleh Direksi Pekerjaan, disertai sertifikat dari pabrik pembuatannya
yang menyatakan bahwa bahan tersebut telah di produksi sesuai dengan formula
standar dan memenuhi semua ketentuan dalam pengendalian mutu dari pabrik.
Sertifikat harus menunjukkan semua hasil pengujian sifat-sifat fisik dari bahan baku,
dan diserahkan ke Direksi Pekerjaan tanpa biaya tambahan.
Ketentuan ini harus digunakan, tetapi tidak terbatas pada produk-produk yang dirol
atau bagian-bagian, baut, bahan dan pembuatan landasan (bearing) jembatan dan
galvanisasi.
3.7.6 Pelaksanaan
i. Perakitan Bengkel
Bilamana diperlukan oleh Direksi Pekerjaan unit-unit harus dirakit di bengkel pembuatan
sebelum penyerahan ke tempat kerja.
III-41
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
lurus pada sumbu baut. Bagian yang dilepas harus dipasang rapat satu sama lain
bila dirakit degan gasket atau setiap bahan-bahan yang dapat didesak lainnya.
Bila dirakit, maka semua permukaan sambungan, termasuk yang kepala baut, mur
atau ring harus bebas dari kerak pabrik dan harus juga bebas dari serpihan kotoran
dan bahan-bahan asing lainnya. Cat diperkenankan dalam sambungan jenis bidang
kontak.
b) Penyelesaian Permukaan Bidang Kontak
Permukaan bidang kontak dan daerah yang dekat sekitar bagian baja harus
dibersihkan dari semua karat, kerak pabrik, cat, lemak, pernis atau bahan-bahan
asing lainnya. Setiap serpihan atau kerusakan lain yang akan mengganggu
dudukan kuat dari bagian-bagian atau akan mencampuri perkembangan dari
pergeseran antara bagian tersebut harus dihilangkan. Permukaan bidang kontak
harus disempurnakan dengan suatu kekasaran yang sesuai. Tidak ada sambungan
akan dibuat sampai permukaan yang akan dihubungkan telah diperiksa dan
diterima oleh Direksi Pekerjaan.
c) Baut Tarik
Perhatian khusus harus diberikan pada perbedaan ketebalan pelat dari bagian yang
ditempatkan untuk menjamin bahwa tidak ada perlengkungan terjadi dan bahwa
logam dasar dan pelat sambung berada dalam kontak. Alat pengencang baik kunci
putar maupun mekanis, sebagaimana disetujui oleh Direksi Pekerjaan, harus
digunakan untuk mengencangkan baut-baut.
Setiap peralatan yang digunakan dalam pengencangan baut harus dikalibrasi
secara teratur hingga dapat diterima oleh ketentuan Direksi Pekerjaan. Nilai torsi
yang diberikan pemasok harus disahkan sebelum setiap baut digunakan dalam
pekerjaan.
Pengencangan dapat dilaksanakan baik dengan metode putar bagian atau metode
torsi sebagaimana disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
iv. Pengelasan
Prosedur pengelasan untuk las di bengkel dan di tempat kerja, termasuk keterangan
mengenai persiapan tepi paduan harus diajukan, secara tertulis, untuk persetujuan
Direksi Pekerjaan sebelum memulai pekerjaan. Tidak ada prosedur pengelasan yang
disetujui atau rincian yang terlihat pada Gambar, akan dibuat tanpa persetujuan dari
Direksi Pekerjaan.
Metode pembuatan setiap alat pelengkap sementara harus disetujui oleh Direksi
Pekerjaan. Setiap pelengkap sementara harus diperbaiki hingga diterima oleh Direksi
Pekerjaan. Bilamana diperlukan perbaikan las, maka dilakukan atas persetujuan Direksi
Pekerjaan. Permukaan las yang terlihat harus dibersihkan dari residu kerak. Semua
percikan las harus dihilangkan dan permukaan yang terkena harus dibalut dan
dibersihkan. Untuk memungkinkan ketebalan lebar las sepenuhnya yang harus
III-42
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
disediakan pada ujung sambungan las tumbuk, maka bagian perpanjangan pelat
―run-on‖ dan ―run-off‖ harus digunakan.
v. Pengangkutan
Setiap bagian harus dicat atau ditandai dengan suatu tanda pemasangan untuk
identifikasi dan suatu diagram pemasangan harus dilengkapi oleh Kontraktor dengan
tanda-tanda pemasangan yang terlihat padanya.
Bagian struktur harus dibebani dengan suatu cara yang sedemikian hingga dapat
diangkut dan dibongkar pada tujuannya tanpa mengalami deformasi, atau kerusakan
lainnya yang berlebihan. Baut dengan suatu ukuran panjang dan diameter dan mur
lepas atau ring dari setiap ukuran harus dikemas secara terpisah. Pin, bagian kecil dan
kemasan, baut, ring dan mur harus diangkut dalam kotak, krat atau kubah, tetapi berat
kotor dari setiap kemasan tidak boleh melebihi 150 kg. Suatu daftar dan uraian dari
bahan-bahan tersebut harus ditandai secara sederhana pada bagian luar dari setiap
kemasan pengangkutan.
III-43
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Bagian-bagian harus dirakit secara seksama seperti terlihat pada rancangan dan
setiap tanda yang berpasangan harus diikuti. Bahan-bahan harus dikerjakan
dengan hati-hati sehingga tidak ada bagian-bagian yang bengkok, patah atau
rusak. Penggunaan palu yang dapat melukai atau mengubah bagian-bagian tidak
boleh dilakukan. Permukaan bidang kontak dan permukaan yang akan berada
dalam hubungan permanen harus dibersihkan sebelum bagian-bagian tersebut
dirakit. Kecuali dipasang dengan metode kantilever, maka bentangan rangka harus
dipasang dengan suatu cara sedemikian hingga memberikan pada rangka
– rangka tersebut anti-lendutan yang layak. Setiap pemblokkan sementara harus
tinggal ditempat hingga sambungan kabel tarik sepenuhnya dibalut dan semua
hubungan rangka lainnya telah diberi pin dan baut.
Baut permanen dalam sambungan tiang dari bagian tekan tidak boleh ditekan
masuk atau dikencangkan hingga bentangan berayun. Sambungan tiang dan
hubungan lapangan harus mempunyai separuh dari lubang diisi dengan baut dan
pin pasangan silindris (setengah baut dan setengah pin) sebelum pembuatan
dengan baut tegangan tinggi. Sambungan tiang dan hubungan yang menyangga
lalu-lintas selama pemasangan harus mempunyai lubang diisi sebanyak ¾ - nya.
b) Komponen Yang disediakan Pemilik
Komponen yang disediakan oleh pemilik harus dipasang dengan hati-hati dan teliti
sesuai dengan buku petunjuk dan Gambar yang disediakan pabrik pembuatnya.
Untuk pekerjaan kayu atau kayu bangunan ini bahwa lingkup pekerjaan yaitu menyediakan
tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan rapi. Pekerjaan ini
meliputi antara lain : balok, kolom, lantai, atap dan kusen pintu dan jendela.
Untuk kayu atau kayu bangunan tersebut, diperlukan jenis kayu yang akan dipakai yaitu :
1) Bila tidak ditentukan lain maka semua kayu yang digunakan harus kayu dengan mutu
baik sesuai dengan PPKI. Semua kayu harus bebas dari getah-getah, cacat-cacat kayu
seperti mata kayu, retak-retak bengkok dan sebagainya, dan harus sudah mengalami
proses pengeringan udara minimum 3 bulan.
2) Kadar air dari semua kayu dipakai untuk pekerjaan halus harus lebih kecil dari 20 %.
Harus dijaga agar kadar air tersebut konstan baik pada saat penyimpanan, pengerjaan
maupun sampai pada penyelesaian pekerjaan.
3) Macam kayu yang akan digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan ini dapat dilihat dalam
gambar detail dan Rencana Anggaran Biaya.
III-44
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
4) Segera setelah kayu diterima ditempat pekerjaan, maka kayu-kayu ditumpuk agar tidak
menyentuh tanah pada tempat-tempat yang disetujui oleh Direksi. Penumpukkan harus
dilakukan dengan baik sehingga tidak menyebabkan perubahan bentuk. Kayu-kayu
tersebut menjadi rusak atau tidak sesuai untuk dgunakan lagi, maka kayu tersebut akan
ditolak dan harus diganti oleh pemborong atas tanggungannya.
5) Ukuran-ukuran kayu harus sesuai dengan yang disyaratkan. Ukuran-ukuran yang
penyimpangan harus disesuaikan dari petunjuk dari Direksi.
6) Pesiapan, penyambungan dan pemasangan dari pekerjaan kayu harus sedemikian rupa
sehingga penyusutan pada bagian tertentu atau arah tertentu tidak boleh mempengaruhi
kekuatan dan bentuk akhir dari pekerjaan dan tidak merusakkan bahan.
7) Bidang pintu dan Panil Penutup dinding :
a. Bahan yang digunakan untuk panil penutup dinding adalah papan kayu sedangkan
bahan yang digunakan untuk pintu adalah plywood, dengan jenis Teak Plywood
dengan muka berkualitas baik untuk tampak. Tiap lembar Plywood yang digunakan
harus mempunyai tanda/cap dari pabrik yang dikenal.
b. Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, kawat dan lain-lainnya harus digalvanisasi
sesuai dengan NI – 5.
c. Penimbunan kayu ditempat pekerjaan sebelum pemasangan harus diletakkan pada
tempat/ruangan yang kering dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan harus dilindungi dari kerusakan.
8) Peraturan Pengawetan dan kekeringan kayu harus sesuai dengan persyaratan yang
berlaku yaitu ―Seluruh bahan kayu harus diawetkan dengan sistem ―Hickson’s Timber
Preservation dengan ―Tanaliti CU 116/diffusol CA Concentratex atau cara-cara lain
pengawetan kayu yang diusulkan oleh Kontraktor dan harus mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu dari Direksi Pengawas.
9) Sebelum kayu dipesan untuk dikerjakan terlebih dahulu mengajukan contoh kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
1. Harga satuan yang ditawarkan pada Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan (Bill of
Quantities) untuk jenis pekerjaan yaitu lantai, kolom, atap, dan dinding atau jenis
pekerjaan lain, maka harga tersebut harus meliputi harga pembelian kayu,
pengangkutan, pembongkaran, penyimpanan, penempatan pada tempat dari pemakaian
terakhir.
2. Semua biaya untuk mendapatkan bahan tersebut diatas termasuk angkutan dan
penyimpanan harus dimasukkan dalam harga satuan, yang ditawarkan dalam Bill of
Quantities untuk jenis-jenis pekerjaan yang sesuai, dimana bahan-bahan tersebut akan
digunakan.
III-45
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
1. Guna mendapatkan hasil kerja yang baik dan sempurna, maka bagian-bagian pekerjaan yang
nyata seharusnya termasuk dalam pekerjaan ini, tetapi tidak disebutkan dalam RKS maupun
gambar, tetap harus dilaksanakan oleh kontraktor dan diterima sebagai hal yang disebutkan.
2. Pelaksanaan dari bagian pekerjaan tersebut sesuai dengan petunjuk direksi.
3.10.1 Laporan
(a) Kontraktor diharuskan membuat laporan berkala kemajuan pekerjaan untuk setiap satu
minggu kegiatan dengan mengisi formulir evaluasi kemajuan pekerjaan sesuai petunjuk
Direksi.
Ringkasan laporan tersebut harus mencantumkan keadaan cuaca, jumlah pengerahan
tenaga kerja, tenaga pengawas dan pelaksana, alat-alat yang dipergunakan, jumlah
pengiriman bahan-bahan bangunan ke lokasi pekerjaan, kemajuan fisik dari pekerjaan
yang telah selesai, masalah – masalah yang timbul di lapangan serta pemecahan, dan
rencana kerja minggu berikutnya.
(b) Laporan lain seperti Laporan Harian dan lain-lain sesuai dengan uraian dalam syarat-
syarat umum kontrak.
3.10.2 Dokumentasi
(a) Kontraktor diharuskan membuat dokumentasi kemajuan pekerjaan fisik secara berkala
dalam bentuk potret-potret dan diserahkan kepada Direksi sesuai uraian dalam syarat-
syarat umum kontrak.
(b) Judul protret, nomor urut tanggal pengambilan harus dicantumkan dalam album pada
bagian bawah masing-masing potret.
(c) Foto-foto harus memperlihatkan kemajuan pekerjaan, ciri-ciri tertentu dari pekerjaan,
peralatan atau hal-hal lain yang menarik perhatian sehubungan dengan Pekerjaan,
peralatan atau hal-hal lain yang menarik perhatian sehubungan dengan Pekerjaan atau
lingkungannya harus dibuat sedikitnya tiga kali, yakni :
I. Sebelum memulai pekerjaan pelaksanaan pekerjaan;
II. Selama berlangsung pekerjaan;
III. Setelah selesai pekerjaan atau setelah selesai periode pemeliharaan;
IV. Kejadian dan keadaan yang khusus atau yang diminta oleh Direksi.
Foto-foto ini harus dilakukan sedikitnya dari tiga posisi (depan, belakang, dan
samping), serta pada posisi yang sama untuk masing-masing kejadian.
III-46
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS––– PEK. SIPIL
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
(d) Ukuran dari foto-foto tersebut tidak boleh kurang dari 140 x 90 mm dan empat lembar
hasil cetak masing-masing foto (di albumkan), dengan membubuhkan nomor seri tanggal
pengambilan dan keterangan ringkasnya harus disampaikan kepada Direksi.
(e) Negatif film dari potret-potret yang dibuat menjadi milik Pemberi tugas dan setiap orang
yang ingin mendapatkan cetakannya harus dengan persetujuan tertulis dari Direksi.
(f) Semua klise/negatif filmnya harus diberi nomor, ditempatkannya dalam arsip dan
disimpan di lokasi dan menjadi milik Pemberi Proyek.
Biaya foto-foto tersebut seperti ditentukan harus ditanggung oleh Kontraktor dan harus
dianggap termasuk dalam Lump Sum disajikan dalam Daftar Pengajuan Biaya.
Semua data perubahan yang terlihat pada perangkat kerja Gambar Catatan harus dipindahkan
secara seksama pada gambar asli yang bersangkutan dari Gambar Catatan Akhir. Suatu Uraian
lengkap dari semua perubahan yang dibuat selama pembangunan dan lokasi yang sebenarnya
dari semua jenis harus ditunjukkan dengan jelas. Perhatian harus diberikan pada setiap
catatan dengan tanda di sekitar daerah atau daerah-daerah yang dipengaruhi. Semua catatan
perubahan harus dibuat pada gambar asli secara rapi dan konsisten dengan menggunakan
tinta (bukan pensil).
III-47
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
BAB IV
4.1 LOKASI DAN PERIJINAN PEMBUATAN SUMUR DALAM (SUMUR UJI/ PRODUKSI)
4.1.1 LOKASI
Lokasi/tempat kegiatan pembuatan sumur dalam, berupa sebidang tanah dengan ukuran minimal
10 x 15 x 1 m2, yang harus sudah dibebaskan (tata letak titik rencana sumur terlampir).
Lokasi/tempat tersebut dipilih atas dasar rekomendasi dari Konsultan Perencana Bidang Air Minum
yang sudah disahkan oleh unit Eselon Terkait serta rekomendasi Dinas ESDM Daerah setempat.
Lokasi rencana sumur diupayakan berdekatan dengan sumber tenaga listrik/PLN dan berdekatan
dengan jalan umum.Pompa submersible multi stage pump lengkap dengan submersible electric motor
yang dilengkapi sensor dry running, thermal protection, overload dan sensor level air sebagai pengaman
pompa & motor bila sumber air kosong.
4.1.2 PERIJINAN
Lokasi tempat rencana sumur dalam (berupa gambar situasi) merupakan lampiran surat ijin pembuatan
sumur dalam dari instansi Pemerintah Daerah setempat yang Berwenang. Ijin kegiatan pembuatan
sumur dalam dari lingkungan setempat (dinyatakan dan disyahkan oleh kelurahan setempat). Ijin
pemanfaatan/pengambilan air tanah dalam secara terus menerus dari Dinas ESDM Daerah setempat
Seluruh perijinan harus sudah dimiliki sebelum kegiatan pekerjaan pembuatan sumur dalam
dilaksanakan.
IV-1
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Personil Pengeboran air tanah dalam rangka pembuatan sumur dalam. Merupakan unsur utama, maka
penyediaan jasa harus mempunyai tenaga yang lengkap sebagai pelaksana pembuatan sumur dalam,
termasuk tenaga-tenaga ahli dan berpengalaman dalam menggunakan alat/peralatan pengeboran air
tanah dan perlengkapan lain yang berkaitan dengan pelaksanaan pengeboran air tanah.
Nama-nama tenaga pelaksana sesuai dengan profesi dan pengalamannya dituangkan dalam daftar
sebagai berikut :
DAFTAR PERSONIL PELAKSANA PENGEBORAN
Di dalam dokumen penawaran penyedia jasa harus melampirkan daftar pengalaman pernah
melaksanakan pembuatan sumur dalam/ sumur-sumur dalam yang sudah dikerjakan dengan baik
(dilengkapi dengan lokasi dan data teknis kontruksi sumurnya).
DAFTAR PENGALAMAN PEMBUATAN SUMUR DALAM
NO JUMLAH SUMUR DATA TEKNIS TAHUN KETERANGAN
DALAM (BUAH) KONSTRUKSI PEMBUATAN
SUMUR
1
2
3
4
5
4.4 PERALATAN
Tingkat keberhasilan pembuatan sumur dalam sangat dipengaruhi oleh peralatan, oleh karena itu
penyedia jasa harus mempunyai peralatan pengeboran air tana (unit Drilling) yang lengkap dengan alat-
alat bantu, alat-alat/sarana pengaman kerja dan alat-alat/sarana penunjang lainnya.
IV-2
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Didalam unit sumur bor/mesin Bor, yang berupa alat berat umumnya dilengkapi dengan mesin
penggerak danperalatan pengangkat (katrol). Dalam penawaran penyedia jasa harus melampirkan jenis
mesin/alat Bor yang dimiliki, lengkap dengan merk, Type, tahun pembuatan; jenis mesin penggerak
yang dilengkapi dengan besar tenaganya serta kemampuan fasilitas kontrol yang ada. Mesin bor harus
mampu menggunakan stang Bor berdiameter 89 mm atau lebih.
DAFTAR MESIN BOR
Penyedia Jasa harus menyediakan Drill Collar dan stabilizer, dalam setiap pengeboran air tanah dalam,
sehingga kelurusan lobang bor dapat dijamin.
Penyedia jasa harus menyediakan pompa lumpur untuk sirkulasi lumpur pengeboran, dengan spesifikasi
antara lain sbb :
a) Jenis Pompa double piston
b) Kapasias 600 l/m pada viscositas setara dengan 23 Kg/Cm 2
c) Pompa lumpur digerakkan dengan tenaga penggerak berkekuatan 80 PK atau lebih
IV-3
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
4.4.5 COMPRESSOR
Penyedia jasa harus menyediakan compresor berkekuatan 22 Bar (vareable) untuk tujuan melaksanakan
development sumur (air lift)
Penyedia jasa harus menyediakan pompa submersible dengan spesifikasi yang disesuaikan dengan
kondisi/konstruksi sumur dalam dan kapasitas sumur. Pompa submersible ini digunakan untuk uji
pemompaan dan pengambilan contoh air dari dalam sumur.
Penyedia jasa harus menyediakan alat ukur debit air yang dapat dipertanggung jawabkan (water meter,
cipoletti atau thompson) alat ukur ini digunakan dalam rangka uji pemompaan.
Penyedia jasa harus menyediakan alat ukur tinggi muka air, yang akan digunakan dalam rangka uji
pemompaan dan recovery test. Alat ukur ini harus dapat bekeja secara elektronik.
Penyedia jasa harus menyediakan peralatan pancing (sistem hidraulic, sistem tap, sistem kurung, sistem
jepit dll). Untuk sewaktu-waktu dibutuhkan dilapangan.
Penyedia jasa harus menyediakan alat Jetting (jetting nozzle tool), alat ini dipergunakan dalam rangka
pembersihan kotoran yang ada dicelah-celah saringan/dalam sumur.
Penyedia jasa harus menyediakan alat pengontrol kelurusan karena alat ini sangat membantu dalam
rangka konstruksi sumur dalam.
Penyedia jasa harus menyediakan alat timbangan lumpur dan ayakan lumpur yang setiap saat dipakai
untuk mengontrol kondisi kekentalan lumpur pemboran selama sirkulasi.
IV-4
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Penyedia jasa harus menyediakan satu unit peralatan logging yang mampu mengukur sampai
kedalaman 300 m secara akurat dan automatic. Umumnya pelaksanaan pengukuran geofisika lubang
bor bertujuan mendapatkan informasi keadaan fisik aquifer melalui sifat kelistrikan yang berhubungan
dengan resistivity dan spontaneous potentialnya).
Penyedia jasa harus menyediakan 1 unit peralatan las yang mampu mengelas besi setebal 2 Cm.
4.4.15 GEN-SET
Penyedia jasa harus menyediakan 1 unit gen-set 3 phase, 35 KVA, dan 1 unit genset 1 phase 15 Kva.
Gen-set tersebut harus dilengkapi dengan panel dan kabel-kabel untuk dapat dimanfaatkan dilapangan.
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan pembuatan sumur dalam, maka diharuskan agar penyedia
jasa menyediakan peralatan-peralatan lainnya, antara lain sbb:
TABEL PERALATAN
NO NAMA/MERK/TAHUN SPESIFIKASI JUMLAH KETERANGAN
Mesin bor, u batu keras
Drill rod API standart .......m Dia. 75 mm, 89 mm
Bit ( mata bor) Tricone Rotari 15 Dia. 100 – 300 mm
Widia & Wing
Drill collar & stabilizer 300-400 kg 1
Compressor 20 Bar 1
Pompa Lumpur 200 psi 1 Double Piston
Pompa Submersible 1 s/d 5 l/d, 2
Head= 40 m
Gen-set 60 PK 1
Welding Tool Set 130 Amp 1
Tackle 50 ton 1
Cangkul/Linggis 2
Table Set 1 Unit
Kunci Pipa 2 Buah Dia 300 mm
Alat Pancing 2 Buah
Logging Unit 1 Unit Automatic self recording
Pelurus/Dammy 1
Mud Balance 1
Marsh Funnel 1
Kotak sample 1 Unit
Angsang Sample 3 Unit
Kantong Sample 3 Pack
IV-5
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Drum 200 liter 6 buah
Slang Dia ...... ...... m
Jetting Nozzle Baja ....... bh Dia. 75 mm
Air Lift Tool Slang & pipa 110 m Dia. 20 mm – 50 mm
baja sch 40
4.6 BAHAN-BAHAN
IV-6
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
a) Bahan penunjang/perlengkapan kerja, tali temali, sarung tangan, topi lapangan (helmet), sepatu
kerja dll.
b) Bahan pakai habis, Bahan bakar/solar,oli mesin dan fat, kawat las, ATK dll.
DAFTAR BAHAN
B. BAHAN KONSTRUKSI
NO NAMA BAHAN SPESIFIKASI JUMLAH KETERANGAN
IV-8
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
simbol dan deskripsinya). Pekerjaan ini menjadi tanggung jawab wellsite geologist dari pihak
pemborong.
Data-data kecepatan pengeboran permeter dan diskripsi batuan yang di dapat (permeter
kedalaman), harus dicatat dan dibuat suatu LOG BOR, sampai dengan total kedalaman yang
sesuai dengan rencana;
Apabila terjadi permasalahan di dalam kegiatan pengeboran, maka pihak penyedia jasa harus
melapor kepada pemberi tugas, namun sirkulasi lumpur pemboran harus tetap dijaga, agar
dinding sumur tidak runtuh.
Segera setelah pekerjaan pembuatan Pilot Hole selesai dilakukan, maka pihak penyedia jasa
(kontraktor) harus melaporkan hasil rekaman pembuatan pilot hole yang berupa LOG BOR (sementara).
Sehingga disepakati, apakah pekerjaan pembuatan sumur dalam ini dilanjutkan atau dihentikan.
Apabila prospek (ada potensi) maka pekerjaan dapat dilanjutkan dengan rencana kegiatan melakukan
pendataan/ melalui perekaman data geofisika lubang bor (LOGGING). Apabila tidak prospek maka
pekerjaan dihentikan dan lubang bor harus segera ditutup/ ditimbun dengan tanah setempat.
IV-9
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Pihak penyedia jasa (kontraktor) harus melaksanakan pekerjaan logging dengan cermat dan teliti. Perlu
dilakukan supervisi dari pihak pemberi tugas, sehingga rekaman hasil logging dapat disaksikan bersama.
Rencana detail konstruksi sumur dalam, dibuat berdasarkan penilaian hasil rekaman Log Bor yang
dikorelasikan dengan penilaian hasil logging pada tiap-tiap kedalaman yang sama.
Apabila terbaca adanya gejala yang tidak menguntungkan (misalnya kandungan air tanah asin), maka
pihak penyedia jasa harus segera melapor kepada pemberi tugas untuk segera mengambil keputusan.
Pihak penyedia jasa tidak diperbolehkan membuat konstruksi sumur dalam tanpa seizin pemberi tugas
(izin resmi) yang dilampirkan gambar-gambar detail konstruksi sumur dalam dan data-data log bor serta
data loggingnya.
Ketentuan:
1. Apabila data-data log bor dan logging menunjukkan gejala terdapat potensi ar tanah dalam yang
dapat dimanfaatkan sebagai air baku untuk air minum, maka pekerjaan pembuatan sumur dalam
dapat dilanjutkan;
2. Apabila data-data log bor dan logging menunjukkan gejala yang tidak menguntungkan/air tanah
tidak potensial atau bermasalah, maka pekerjaan pembuatan sumur dalam dihentikan. (dengan izin
rensmi dari pemberi tugas, pihak penyedia jasa harus menutup lubang bor untuk tujuan
pengamanan);
3. Pihak penyedia jasa harus menyiapkan gambar detail konstruksi dan keterangannya, atas dasar
korelasi dari data-data log bor vs logging. Sehingga dapat dilihat dan dibaca dengan jelas serta
alasan-alasan apa saja yang mendasarinya.
Gambar konstruksi sumur dalam dan keterangannya merupakan aplikasi dari data-data log bor vs
logging, yang dapat dituangkan dalam satu lembar gambar (Gambar contoh).
5.1.5 KONSTRUKSI
Sesaat sebelum tahapan ini dilakukan, pihak pemborong harus melaksanakan pengenceran lumpur
didalam lubang bor dengan cara melakukan injeksi air bersih kedalam lubang bor sehingga cairan
didalam lubang bor benar-benar bersih dari cairan lumpur pemboran dan material lainnya.
Apabila cairan lumpur pengeboran di dalam lubang bor sudah bersih, maka tahapan konstruksi bisa
dikerjakan dengan cara hati-hati dan harus teliti dan akurat. Pihak pemberi tugas harus melakukan
pengawasan secara ketat agar peletakan posisi saingan tidak salah letak, serta sistem penyambungan
antar pipa, antar saringan dan antara pipa dan saringan dilakukan/dikerjakan dengan sempurna (untuk
pipa-pipa besi/galvanis yang penyambungannya dengan las, maka bagian sambungan harus diperkuat
dengan besi beton dan diberi lapisan anti karat/coating). Seluruh perpipaan harus lurus vertikal; apabila
terdapat ketidaklurusan konstruksi harus diulang. Pipa pizometer diletakkan sejajar menempel diluar
pipa jambang.
Dalam kegiatan konstruksi ini, penyedia jasa harus menyediakan peralatan bantu berupa katrol/crane
yang mampu menahan beban > 50 ton. Peralatan las yang mampu mengelas besi setebal 20 mm dan
peralatan bantu lainnya yang setiap saat dibutuhkan.
Pelaksanaan konstruksi sumur dalam harus cermat, teliti dan akurat (tidak diperbolehkan meleset dari
design).
Pengelasan antar pipa dan screen, diharuskan teliti, rapi, kuat dan akurat seta tidak boleh ada
kebocoran pada tempat-tempat yang dilas.
IV-11
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Centralizer agar ditempatkan pada bagian luar dari pipa dan tidak diletakkan pada daerah screen. Jarak
antar centralizer satu dengan lain antara 3 s/d 6 meter.
Untuk menjaga kelurusan seluruh konstruksi sumur dalam, maka bandul pelurus harus selalu dipasang
didekat pipa yang sedang dikonstruksi (disambung/dilas). Setelah bahan-bahan konstruksi sudah
dimasukkan kedalam lubang, untuk menjaga agar tidak bergerak perlu ditahan dan diperkuat, sambil
memasukkan gravel/kerikil (yang sudah diseleksi dan disediakan) kedalam lubang anulus sambil dijajaki
dengan pipa, hingga timbunan gravel tersebut mencapai ketinggian (kedalaman) sesuai dengan design
dan dijajaki lagi dengan pipa sehingga susunan gravel semakin padat (stor gravel). Untuk lebih
meyakinkan, pipa jambang digoyang-goyang bila masih goyang, perlu dijajaki lagi dengan pipa agar
gravel semakin padat.
IV-12
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
bantuan jet/nouzle. Penyemburan air bersih dilakukan secara berputar sambil digerakkan naik-turun
selama 60 s/d 120 menit.
4. Setelah penyemburan air bersih pada bagian-bagian saringan, maka penyedia jasa harus
melaksanakan kegiatan ”air lift” tekanan bervariasi dari tiupan lemah hingga tiupan kuat keseluruh
ruangan sumur dalam, dengan harapan kotoran-kotoran yang ada di dalam ruang sumur dalam
dapat dikeluarkan. Kegiatan ini dilakukan selama 60 menit, sambil mengambil contoh air yang keluar
dari dalam sumur.
5. Penyedia jasa harus melakukan kegiatan water jetting dan air lift berganti-ganti, selama masih ada
material/kotoran yang keluar dari dalam sumur. Apabila contoh air yang keluar dari dalam sumur
(selama air lift berlangsung) sudah bersih dan jernih (tidak ada material terikut/ kekeruhan < 3
NTU), maka pekerjaan developing selesai.
Catatan:
- Pada saat pekerjaan developing ini dilaksanakan, biasanya terjadi proses pemadatan gravel, untuk
itu penyedia jasa harus selalu mengontrol proses pemadatan susunan gravel tersebut, sehingga
perlu dilakukan stor gravel tambahan sesuai dengan design yang ada;
- Agar sumber air tanah dalam yang masuk kedalam sumur tidak terkontaminasi oleh benda-benda
dan cairan yang setiap saat bisa masuk melalui lubang annulus, maka diharuskan agar penyedia
jasa memasang sanitary seal diatas tumpukan gravel yang sudah tersusun di sekeliling konstruksi
sumur dalam tersebut. Sanitary seal berupa packer karet dengan ketebalan 1 s/d 2 cm yang
dipasang tepat diatas permukaan tumpukan gravel dan menutupi gravel dengan sempurna, dengan
maksud agar tidak ada cairan yang dapat masuk ke ruang antar butir dari susunan gravel (diameter
luar packer berimpit dengan dinding lubang bor, dan diameter dalam packer berimpit dengan
dinding luar pipa jambang yang dikontruksi). Selanjutnya packer karet yang sudah terpasang
dengan sempurna tersebut ditimbun dengan clayball hingga menutup lubang annulus dengan
ketebalan/ketinggian timbunan antara 1 hingga 2 meter;
- Untuk mengetahui kesempurnaan pemasangan sanitary seal dapat dikontrol dengan kedalaman
permukaan air tanah statis di dalam lubang sumur tidak sama dengan muka air statis di luar lubang
sumur (hukum torycelli/pipa U);
- Apabila pemasangan sanitary seal sudah baik dan berfungsi, maka penyedia jasa dapat melanjutkan
kegiatan/prosedur selanjutnya, yaitu pekerjaan pumping test.
IV-13
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Pemompaan uji penurunan bertingkat dilaksanakan dalam 4 tahap dengan debit yang berbeda,
diawali dengan debit yang terkecil dan diakhiri dengan debit yang terbesar, dimana debit yang
terbesar (tahap terakhir) ditentukan sebesar 0,75 x debit maksimum sumur yang diperkirakan
berdasarkan pekerjaan Developing.
Sedangkan untuk debit pada tahapan yang lain ditentukan dengan membagi besaran debit
terbesar (terakhir) oleh jumlah tahapan yang akan dilaksanakan .
Pergantian besarnya debit pemompaan ketahapan berikutnya dilakukan secara tak terganggu
(menerus) dengan cara langsung dibesarkan krannya.
Interval waktu perekaman data pada pelaksanaan Step Drawdown Test akan diatur menurut
siklus semi log, yakni :
mnt ke 0 sampai dengan mnt ke 5 Setiap O,5 mnt, tinggi m.a.t (meter)
mnt ke 5 sampai dengan mnt ke 20 Setiap 1,0 mnt, tinggi m.a.t (meter)
mnt ke 50 sampai dengan mnt ke120 Setiap 10,0 mnt, tinggi m.a.t (meter)
Hasil test ini berupa rekaman data Draw down (s) versus waktu (t), pada masing-masing debit.
Evaluasi data lapangan atas hasil Step Drawdown Test ini diharapkan dapat memberikan
masukan mengenai :
– Debit optimum yang akan dipergunakan untuk penetuan debit pada pelaksanaan Time
Drawdown Test/Long Periode test.
– Stabilitas konstruksi sumur.
b. Long Periode Test/ Time Draw Down Test (Constant rate test)
Pengujian ini dilakukan dengan kapasitas tetap ( 3 L/dt) secara terus menerus selama 2 x 24
jam (lihat tabel isian long periode test). Pada akhir pemompaan harus diambil contoh airnya
dan dianalisa laboratorium (dijelaskan di bawah).
Pencatatan data penurunan muka air tanah selama pemompaan, pengamatan untuk 2 jam
pertama akan dilaksanakan sesuai dengan aturan interval waktu seperti disajikan pada step
drawdown test, sedang untuk perioda selanjutnya akan dicatat pada setiap selang waktu
sebagai berikut:
mnt ke 100 sampai dengan mnt ke180 Setiap 15 mnt, tinggi m.a.t (meter)
mnt ke 180 sampai dengan selesai Setiap 30 mnt, tinggi m.a.t (meter)
IV-14
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Perekaman data lapangan berupa penurunan muka air (s) versus waktu (t) pada debit
pemompaan yang bersangkutan.
Hasil parameter yang diharapkan untuk diperoleh pada pelaksanaan pemompaan uji ini antara
lain, adalah:
– Kapasitas jenis sumur yang diuji.
– Jangkauan pengaruh pemompaan (radius of influence), apabila ada sumur observasi
– Koefisien transmisivitas & permeabilitas.
– Koefisien simpanan (storage coefficient), yang dinyatakan dengan Debit aman (Q Safe
yield)
c. Recovery test
Kegiatan ini dilakukan sesaat setelah long periode test selesai, jadi tanpa selang waktu (lihat
tabel isian recovery test) baik pada step draw down test maupun pada long periode test/ time
draw down test.
Test ini akan dilakukan dengan penganturan selang waktu pencatatan data seperti pada tahap
step draw down test dan time draw down test di muka.
Akhir kegiatan time recovery test ini ditentukan dimana kambuhan muka air tanah telah
mencapai elevasi seperti pada saat dimulainya step drawdown test, dengan koreksi fluktuasi
muka air tanah yang datanya diperoleh dari pelaksanaan kegiatan pendahuluan.
Apabila terjadi gangguan pada saat pemompaan uji, maka pengujian harus diulang, oleh karena itu
peralatan harus dalam kondisi yang baik (sehat) dan harus teliti. Pihak pemborong harus melakukan
analisa hasil pengujian ini sehingga dapat memberikan rekomendasi kapasitas pemompaan yang
aman (safe yield).
Selama kegiatan pumping test berlangsung, pihak pemberi tugas bersama-sama dengan pihak
pemborong melakukan supervisi secara menerus dan menganalisa serta mengevaluasi hasil
pumping test tersebut.
Analisa kualitas air
Pihak penyedia jasa harus melakukan/melaksanakan pengambilan contoh air ± 2 Liter (yang diambil
pada saat pumping test hampir selesai) da menganalisa contoh air tersebut dilaboratorium, sehingga
hasil analisa kualitas air tersebut dapat dijadikan acuan/rekomendasi “apakah sumber air tanah
pada sumur tersebut dapat dimanfaatkan sebagai air baku untuk air minum”.
IV-15
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
5.1.11 PEMELIHARAAN
Selama kurun waktu 3 (tiga) bulan, atau sesuai dengan kontrak masa pemeliharaan, pihak pemborong
masih bertanggungjawab atas masalah yang timbul sebagai akibat pelaksanaan pembuatan sumur
dalam tersebut.
Alokasi laporan:
a. Proyek/ Satker ………………………………………………...…................................ 6 laporan
b. Pengelola ……………………………………………………………................................ 2 laporan
c. Dinas ESDM (setempat) ………………………………………………......................... 1 laporan
d. Kemen. PUPR khususnya Dit. Pengembangan Air Minum .......................... 1 laporan
IV-16
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
BAB V
5.1 UMUM
Pekerjaan pompa yang dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan pompa tenaga surya berikut
dengan kelengkapannya untuk kebutuhan kapasitas 2.5 liter perdetik dengan head 130-160 meter yang
meliputi ruang lingkup sebagai berikut :
2. Pengangkutan kelapangan
3. Pemasangan dilapangan
4. Test (Uji Coba)
5. Pelatihan operator
Solar cell yang disupply harus dapat mengoperasikan pompa secara automatis melalui Panel control.
V-1
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Level switch untuk mengontrol level air pada reservoir
Junction box yang terdiri dari circuit breaker DC dan Surge protection
Pipa riser apabila sumber air bersumber dari sumur bor
Penyedia barang harus menyertakan Data Aplikator yang dimana menuliskan nama paket pekerjaan dan
sumber data aplikator, yang memberikan informasi untuk gambar instalasi, kurva unjuk kerja pompa
yang berupa : kapasitas/debit, head, dan daya yang diperlukan dan spesifikasi detail dari pompa.
V-2
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Renewable Solar Inverter (RSI) harus dapat memiliki built-in MPPT ( maximum power poin ttracking )
agar power yang dibangkitkan oleh solar cell dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh pompa. RSI
inverter dapat berfungsi ganda sebagai controller sekaligus sebgai alat proteksi dengan spesifikasi :
Maximum Power Point Tracking
DC kekonversi AC3 phase
Dapat menerima 2 input voltase AC dan DC
Enclosure class IP 66 (kedap air) dan tidak memerlukan tambahan fan
Dapat menyesuaikan perubahan intensitas cahaya terhadap putaran Motor
Koneksi ke dry running switch
Koneksi ke water level switch dan,
History operasional pompa
Dapat memproteksi kelebihan/kekurangan tegangan, beban kerja motor, suhu, arus
V-3
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
pengoperasian yang dipersyaratkan oleh pabrikan pompa
Kontraktor wajib memberikan informasi identitas perangkat sistem pompa tenaga surya dan
cara perawatan dan rambu rambu keselamatan kerja yang direkomendasikan oleh pabrikan
pompa
Kontraktor wajib memberikan informasi /contact person teknisi yang dapat dihubungi oleh
operator jika terjadi masalah pada sistem dan alamat yang jelas untuk
5.3 LAIN-LAIN
Masa pemeliharaan dihitung untuk masa 365 hari kalender setelah penyerahan pertama. dimana penawar
diharuskan untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi pada waktu masa pemeliharaan atas
beban sendiri terkecuali kalau kerusakan tersebut disebabkan oleh salah operator dalam pengolahannya.
Penawaran harus dapat memberikan jaminan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun kepada Pengguna
barang/jasa bahwa alat yang ditawarkan mampu beroperasi seperti syarat yang dikeluarkan oleh
Kementerian Terkait, dengan kapasitas/kemampuan produksi yang dibuktikan dengan performance test
pada uji coba.
Petunjuk operasional untuk menjalankan Pompa Tenaga Surya ini harus dibuat dengan rincian, jelas dan
dilengkapi dengan skematik/ gambar-gambar yang mudah dipahami.
V-4
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
BAB VI
SPESIFIKASI TEKNIS
MEKANIKAL, ELEKTRIKAL DAN GENERATOR SET
6.1 UMUM
V-1
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
V-2
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
- Pengelasan
Permukaan yang akan dilas harus bersih dari karat, debu dan kotoran lainnya.
Pengelasan dilakukan dengan menggunakan mesin otomatis, memperhatikan
ketebalan dan jenis bahan benda yang akan dilas.
- Jaminan (Garansi)
Jika dalam waktu satu tahun setelah peralatan dipakai ternyata ada komponen
yang rusak disebabkan oleh ketidakmutuan cara pengerjaan peralatan maka atas
biaya Kontraktor, komponen atau peralatan seutuhnya harus diganti sehingga
memuaskan pemilik.
6.2.1 Lingkup
- Syarat-syarat ini mengenai pembuatan, pengujian di pabrik, penyerahan,
pengangkutan sampai dengan pemasangan dan uji jalan dan uji pemakaian atas
generator set (genset) bermesin diesel 3 fase, 4 kawat AC 220/380 volt, 50 Hz,
1500 rpm.
- Kontraktor harus melengkapi genset dengan pelumas perlengkapan standar,
tenaga kerja, alat kerja, alat tangki penyimpanan, tangki bahan bakar harian, baut
angker, bantalan karet, rangkaian kabel, panel kendali yang melekat atau terpisah
ke genset, dan segala sesuatu yang diperlukan untuk uji coba. Panel kendali
terdapat output circuit breaker.
- Pemasangan genset harus mengikuti peraturan yang berlaku di Indonesia, bila ada
dan memenuhi syarat-syarat teknis.
- Kontraktor atau sub Kontraktor pemasangan harus mempunyai sertifikat untuk
keperluan yang sesuai yang diterbitkan oleh PLN.
V-3
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
V-4
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
tegangan listrik dilakukan secara otomatis dan manual yang menempel pada
generators. Secara otomatis dan manual yang menempel pada generators. Secara
otomatis adalah dengan mempergunakan piranti elektronika yang mampu mengatur
tegangan keatas (ke bawah) sebesar 5 % dari tegangan yang ditentukan.
6.3.1 Umum
- Pekerjaan elektrikal meliputi perancangan, pengadaan, pemasangan dan uji
pemakaian sistem elektrikal.
- Semua peralatan harus disediakan untuk menerima daya listrik 380 volt, 3 fase, 50
Hz dan lampu-lampu pada 220 volt, 1 fase 50 Hz.
V-5
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
- Semua bahan, peralatan dan cara pemasangan harus mengikuti PUIL Indonesia dan
standart Internasional lainnya terbitan terakhir, kecuali ditentukan lain.
- Semua barang untuk elektrikal harus sama sekali baru, merupakan hasil dari pabrik
terkenal, selama dan setelah pemasangan semua barang harus cukup terlindung dari
cuaca sehingga mengurangi kemungkinan cacat dan rusak.
- Gambar dan pemasangan harus mengikuti ketentuan PLN sehingga instalasi siap
disambung ke jaringan PLN tanpa syarat lagi dari PLN, apabila sewaktu-waktu
diperlukan.
6.3.2 Semua peralatan akan dipasang dan harus dapat berjalan dengan baik pada
kondisi sebagai berikut :
- Ketinggian kurang dari 1000 m diatas permukaan laut.
- Suhu maksimum sekitar 40 C.
- Kelembaban nisbi rata-rata 85 %
V-6
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
- Jalan tersebut harus diisolasi dari bus horizontal dan siap dibuka.
- Busnya dari tembaga dan diperkuat untuk menahan 14 KA RMS simetrik. Bus
horizontal utama harus berkekuatan 300 A dan yang vertikal 150 A. Bus netral
dan bus bumi harus dari tembaga dengan kapasitas separuhnya.
- Bagian vertikal harus dibuat mill steel setebal 2 mm minimum dan dilengkapi
satu pintu untuk satu bagian vertikal.
- Trafo harus dipasang untuk kegunaan pengukuran.
- Semua meter harus ditempel pada pintunya sendiri. Satu set hand change –
over switch harus diadakan untuk mencegah paralel running dari sumber daya
generator set diesel pada keadaan normal.
- Pintu dengan hand menempel dimuka, kecuali LP breaker. Bila breaker pada
posisi ON atas pintu secara mekanis terkunci untuk mencegah pintu terbuka.
- Tombol pijit, lampu indikator dan meter telah dirakit di pabrik lengkap dengan
kabel-kabelnya.
- Lubang ventilasi diadakan atas permintaan dan lebih disukai yang jenis gril.
Lubang itu dari bagian dalam harus diberi saringan untuk mencegah masuknya
serangga, ular dan tikus.
6.3.4.2 Switch Board
- Low voltage Self Supporting metal-clad switch board. Struktur switch board
dibuat dari plat mill steel dilas kepada besi siku 50 x 50 x 5 dan dasar besi kanal
100 x 50. Pintu depan dibuat dari plat setebal 3 mm. Switch board jenis terbuka
(outdoor type) harus diberi pelindung yang kedap air yang pintu- pintunya diberi
gasket.
- Low voltage wall mounted
Low voltage wall mounted switch board dibuat dengan memakai plat baja.
Switch board harus dirakit di pabrik switch board yang dihubungkan ke suatu
pelayanan 4 kabel harus mempunyai bus netral yang terisolasi.
- Lubang ventilasi diadakan jika diminta dan disukai yang jenis grill dan
mempunyai saringan dari bagian dalam.
- Semua switch board harus mempunyai handle dan dapat dikunci.
- Bus harus dari tembaga diperkuat untuk menahan 14 KA RMS simetrikal.
Kekuatan bus utama minimum 300 A. Bus netral dan bus bumi juga dari
tembaga dengan kapasitas separuhnya. Semua breaker, motor starter, meter,
lampu indikator, tombol pijit, alat kontrol harus dirakit di pabrik lengkap denan
kabel-kabelnya.
6.3.4.3 Name plate
Name plate harus dilaminasi dengan plastik, hurufnya putih terukir pada dasar
hitam.
V-7
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
V-8
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
- Suatu relay thermal overload dengan piranti open phase (2 E relay) harus
diadakan untuk tiap motor.
- Ammeter jenis moving iron menempel di pintu panel dan dioperasikan oleh
suatu trafo arus dan dapat diatur.
- Pilot lamp, tombol pijit berpencar dan selector harus diadakan dan masing-
masing diberi plat petunjuk.
- Selector switch untuk pengoperasian Hand/OFF/AUTO atau
LOKAL/OFF/REMOTE.
6.3.4.8 Kapasitor
Semua kapasitor harus dari jenis yang biasa dipakai untuk industri 400 V, 3 fase,
50 Hz. Mereka juga dilengkapi dengan discharge resistor sehingga tegangan residu
dapat diturunkan menjadi maksimum 50 volt dalam waktu 1 menit setelah
pengosongan sirkit, rakitan kapasitor harus dipasang untuk setiap nomor.
6.3.4.9 Instrumen
Untuk mengoperasikan pompa air bersih dilakukan dengan cara :
- Semua instrumen hendaknya mudah dilepas/dipasang dengan sistem per
ataupun jepitan/kancingan.
- Semua ampermeter yang terpasang untuk elektro motor hendaknya
mempunyai skala khusus dan pembacaan 8 kali beban maksimum dari motor,
kepekaan yang diperlukan 1,5 atau lebih.
- Semua volt meter hendaknya mudah dilepas/dipasang dengan sistem per
ataupun jepitan/kancingan, volt meter harus dilindungi dengan HBC fusus.
- Semua peralatan indikator hendaknya diberikan tanda garis merah untuk
menunjukkan posisi maksimum ataupun beban normal.
6.3.4.10 Instalasi Panel (Panel Wiring)
- Kabel-kabel untuk instalasi panel hendaknya isolasinya terbuat dari PVC atau
sejenis thermo plastic yang mempunyai daya tahan 600 V listrik dan cocok
untuk suhu kerjanya. Penampang kabel konduktor minimum 2 mm.
- Semua ujung-ujung kabel harus diberikan nomor sesuai sirkitnya yang cocok
dengan diagram panelnya dan hendaknya dibuat dengan warna-warna yang
berbeda-beda atau kabel yang berbeda-beda.
- Harus diperhatikan pengamanan dari kabel yang melintas dari panel satu ke
panel yang lain, harus tidak terjadi kerusakan pada panel kabel tersebut.
6.3.4.11 Pengoperasian
Untuk pengoperasian pompa air benam dengan cara :
ON dengan cara manual (tangan)
OFF dengan cara pressure switch
V-9
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
V-10
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
V-11
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
6.3.7 Grounding
Semua saluran metal, panel, travo, generator pelindung kabel dan peralatan lain
hendaknya dihubungkan dengan tanah sebaik-baiknya. Hubungan dapat dengan las
exothermic bila terlindung, dan bila diluar dengan sistem baut.
Semua peralatan grounding harus dengan sistem clamp yang baik.
6.4.1 Umum
Pemborong harus bertanggungjawab dan menyelesaikan semua pekerjaan
pemasangan, pengujian dan pekerjaan-pekerjaan khusus lainnya seperti ketentuan-
ketentuan berikut ini.
Semua biaya termasuk untuk pengangkutan, buruh, bahan dan biaya-biaya lainnya yang
diperlukan dalam pemasangan pompa dan genset harus sudah termasuk dalam harga
kontrak.
V-12
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
ruangan yang cukup luas. Jika beberapa pompa yang akan dipasang di dalam
satu ruangan, harus diberi ruangan antara yang cukup antara pompa yang
satu dengan yang lainnya.
c. Pemempatan Instrumentasi
Alat-alat ukur dan instrumentasi lainnya harus dipasang sedemikian rupa
hingga mudah dilihat dan dibaca oleh operator.
6.4.2.2 Pondasi
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pemasangan pondasi untuk tumpuan
pompa jenis sentrifugal adalah :
a. Kekuatan
Pondasi harus dapat sepenuhnya menyerap getaran pompa dan
penggeraknya, disamping harus menahan beratnya sendiri. Untuk itu berat
atau massa pondasi itu sendiri harus memenuhi persyaratan berikut :
Untuk pompa yang dikopel langsung dengan motor listrik, berat pondasi
harus lebih dari 3 (tiga) kali berat mesin.
Untuk pompa yang dikopel langsung motor bakar torak, berat pondasi
harus lebih dari 5 (lima) kali berat mesin.
b. Landasan
Jika pompa yang dikopel langsung dengan penggerak mula atau digerakkan
melalui roda gigi, maka semuanya harus dipasang pada satu landasan. Apabila
diperlukan transmisi sabuk (belt), pompa dan motor penggerak dapat
mempunyai landasan yang terpisah.
c. Letak Landasan terhadap Balok
Jika pompa akan dipasang pada lantai lempeng (slab) beton, maka garis
sumbu landasan pompa sebaiknya diletakkan tepat segaris di atas sumbu
balok lantai, lebih baik jika landasan pompa dapat berdiri di atas dua balok.
d. Kedataran Landasan
Agar landasan dapat duduk mendatar dengan baik pada pondasi perlu
disediakan celah sebesar 10 – 30 mm antara bidang atas dan bidang dasar
landasan. Hal ini dimasksud untuk dapat menyetel kedataran landasan.
Setelah landasan disetel datar pada pondasi kemudian celah diisi dengan aduk
(grout) atau mortar.
e. Lain-lain
Pada waktu membuat pondasi, harus disediakan lubang-lubang persegi yang
cukup besar untuk baut jangkar agar pelurusan (alignment) dapat dilakukan
dengan mudah pada waktu pemasangan. Pompa baru boleh dipasang pada
pondasi setelah beton mengeras sepenuhnya.
V-13
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
V-14
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
V-15
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
tidak boleh digunakan karena posisi yang baru dari kaki motor sudah bergeser
terhadap landasan.
6.4.2.5 Pemipaan
Kapasitas pemompaan dan umur pompa seringkali ditentukan oleh kesempurnaan
pemipaan. Karena itu pemipaan harus direncanakan untuk mendapatkan bentuk
penampilan pompa yang optimal. Pemasangannya pun harus dilakukan secara
benar.
Untuk menjaga pompa agar tidak terkena gaya yang berlebihan yang berasal dari
sistem pipa maka pipa isap, pipa keluar dan katup-katup harus ditumpu pada lantai
atau dinding bangunan. Selain itu bila diperkirakan akan ada pemuaian dan
pengerutan pipa atau penurunan tanah, dapat dipertimbangkan untuk melengkapi
pemipaan yang menghubungkan pipa dan pompa harus dikencangkan secara
merata. Untuk ini baut dikencangkan secara berangsur- angsur dalam urutan yang
saling menyilang secara simetris. Dengan cara ini flens dapat dirapatkan secara
merata sehingga kemungkinan kebocoran air atau udara menjadi lebih kecil.
Bagian hal khusus mengenai bagian-bagian pemipaan akan diuraikan lebih lanjut
secara terperinci di bawah ini.
6.4.2.6 Pipa Isap
Pipa ini memerlukan penanganan tertentu untuk memberikan bentuk penampilan
yang baik pada instalasi pompa, seperti diuraikan di bawah ini.
a. Pencegahan Kebocoran
Pengamanan khusus perlu diberikan terhadap kemungkinan masuknya udara
ke dalam pipa isap karena dalam hal ini tidak mudah dideteksi. Bila mungkin,
penggunaan pipa ulir harus dihindari dan sebagai gantinya dipakai pipa
berflens.
b. Pencegahan Kantong Udara
Dalam hal pompa beroperasi mengisap zat cair, pipa isap harus dipasang
dengan cara sedemikian rupa hingga pipa akan mempunyai arah menurun
dari pompa ke tadah isap dengan kemiringan 1/50 sampai 1/200. Hal ini
dimasksudkan untuk menghindari terbentuknya kantung udara. Kemiringan ini
tidak boleh berubah secara mendadak sepanjang pipa.
c. Pemasangan Saringan
Untuk mencegah benda-benda asing dan sampah terisap ke dalam pompa
tadah isap baru boleh diisi air setelah dibersihkan secara sempurna. Pada
pintu masuk ke dalam tadah isap harus diapsang saringan (screen).
V-16
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
V-17
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
6.4.3 GENSET
6.4.3.1 Penempatan Genset
Penempatan genset harus memperhatikan beberapa hal, yaitu letak genset, faktor
lingkungan, penempatan instrumentasi dan tingkat keamanan seperti berikut :
a. Letak Genset
Pemasangan genset dan pompa dapat dipasang pada satu ruangan yang sama
atau terpisah. Bila genset dan pompa diletakkan dalam satu ruangan maka
dibutuhkan ruangan yang cukup luas dan sirkulasi udara harus baik dengan
jalan membuat ventilasi yang cukup banyak.
b. Faktor Lingkungan
Penempatan genset harus dijamin terlindung dari terik matahari, angin dan
hujan.
c. Penempatan Instrumentasi
Alat-alat ukur dan instrumentasi lainnya harus dipasang sedemikian rupa
hingga mudah dilihat dan dibaca oleh operator.
d. Tingkat Keamanan
Faktor ini harus juga diperhatikan sehingga ruangan/bangunan perlu
dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran.
6.4.3.2 Pondasi
Persyaratan yang harus terpenuhi dalam pemasangan genset, pada dasarnya sama
dengan persyaratan pemasangan pompa. Pondasi harus sepenuhnya menyerap
getaran genset dan dapat menahan beratnya sendiri. Pondasi itu sendiri lebih dari
5 (lima) kali berat mesin.
6.4.3.3 Pemasangan
Genset yang terdiri dari motor bakar diesel dan generator yang harus diletakkan
pada pondasi sedemikian rupa hingga sumbu poros kedua mesin tersebut dapat
menjadi segaris dan mendatar sempurna.
Genset pada umumnya sudah diluruskan diatas suatu landasan oleh pabrik
pembuatnya. Meskipun demikian perangkat ini tidak boleh langsung dijalankan
setelah dipasang di tempat, karena landasan yang dipakai umumnya tidak
mempunyai kekakuan yang tinggi.
Peletakan, pelurusan, penetapan dan pemeriksaan kelurusan pada genset dapat
mengacu pada pemasangan pompa karena pada dasarnya pelaksanaan kerjanya
sama.
Pemasangan knalpot harus diperhatikan agar kebisingan dapat dikurangi dan sisa
hasil pembakaran dapat dibuang ke luar ruangan dengan jalan membuat saluran
yang mengarah ke udara bebas.
V-18
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ME
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
6.4.4 PEMASANGAN
6.4.4.1 Pemasangan Kabel
Kabel yang dipasang harus memenuhi persyaratan teknis dan penempatan kabel
harus diperhatikan. Cara pemasangan kabel perlu memperhatikan hal berikut :
Kabel yang dipasang di dalam tanah harus dibungkus/dilindungi dengan pipa
PVC.
Kabel yang dipasang di atas permukaan tanah/lantai perlu dibuatkan
saluran/gorong-gorong atau dibungkus/dilindungi dengan pipagalvanis.
Kabel yang dipasang di dinding harus dimasukkan ke dalam pipa PVC atau
galvanis serta diklem pada tembok.
Pemasangan kabel di udara harus benar-benar aman dari jangkauan
mahkluk hidup serta mempergunakan tiang penyangga.
Kabel disatukan dengan menggunakan alat penyambung, sepatu kabel serta
menggunakan baut-mur pengencang.
V-19
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA HDPE & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
BAB VII
SPESIFIKASI TEKNIK
PENGADAAN PIPA HDPE DAN ACCESSORIES
LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan untuk paket ini adalah mengadakan dan menyediakan seluruh pipa, fitting dan
accesoriesnya seperti yang ditentukan dalam daftar kuantitas bahan, termasuk semua baut-baut, mur, packing
karet, ring-ring, serta bahan-bahan pendukung lainnya yang diperlukan untuk paket ini.
Pipa, fitting dan accessories yang telah dapat diproduksi di Indonesia, harus dilampiri dengan
Surat lzin Penggunaan Sll (Standard Industri Indonesia)/ SNI (Standard Nasioial Indonesia) dan
Departemen Perindustrian, oleh produsen/pabrik pembuat serta dapat menunjukkan pengalaman
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.
Bahan pipa yang diadakan/ditawarkan dapat berlainan dengan bahan yang tercantum dalam
spesifikasi teknis ini, dengan persyaratan bahwa kualitasnya secara keseluruhan sekurang-
kurangnya harus sama dengan yang tercantum dalam persyaratan teknis bagian 2.1. Untuk pipa
PVC dan bagian 2.2. untuk pipa-pipa baja, serta harus dilengkapi dengan gambar-gambar detail
sambungan (Detail Junction) termasuk didalamnya ukuran dan spesifikasi dari bahan yang
digunakan.
Seluruh pipa, fitting dan accesoriesnya harus sesuai dan dapat digunakan di daerah tropis dengan
temperatur air antara 20° s.d 30° dan derajat keasaman (pH) antara 6 s.d 8. Seluruh pipa, fitting
dan accesoriesnya akan ditanam dalam tanah, kecuali untuk kebutuhan hal-hal yang khusus.
Standard kualitas yang digunakan untuk spesifikasi teknis ini, adalah standard yang berlaku
secara Nasional di Indonesia dan yang diakui secara Internasional.
VII-1
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA HDPE & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Jika terjadi perbedaan antara Standar Indonesia (Sll) dengan Standar Intemasional, maka
Standar Indonesia yang akan berlaku dan jika standar Indonesia tidak menetapkan
kriteria/persyaratan yang dibutuhkan, maka dapat digunakan persyaratan yang sesuai dengan
Standard Internasional seperti di atas.
Sebelum pipa, fitting, dan accessories, dipabrikasi atau dikirim, rekanan harus menyerahkan
gambar-gambar pabrikasi (Shop Drawing) kepada Direksi/Pemberi tugas untuk mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu.
Gambar-gambar pabrikasi yang digunakan untuk seluruh pipa, fitting dan accesoriesnya, harus
meliputi:
a. Jenis material yang digunakan, dimensi, ketebalan, panjang, jenis-jenis khusus, bentuk
berat, kelas, batasan yang diizinkan seita kualitas.
b. Standar dari Produsen, dimana material dan bahan pipa dipabrikasi.
c. Gambar-gambar pabrikasi secara lengkap termasuk detail-detail khusus, adaptor, fitting
dan desain penyambungan pipa.
d. Prosedur pengujian ( jika ada).
e. Metoda pelapisan dan perlindungan material pipa, jika ada.
7.2.1.1 Umum
- Pipa HDPE harus memenuhi standar kualitas yang ditetapkan dalam Sll 0161-81 atau
AWWA C 201-202 dan Standard Intemasional lain yang sama atau lebih tinggi.
VII-2
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA HDPE & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Ukuran Diameter
Diameter luar rata-rataa
Nominal luar nominal Ovulitas
(mm)
DN/OD (mm) maksimum b
d d
(mm) dn em maks em maks
40 40 40 40.4 1.4
50 50 50 50.4 1.4
63 63 63 63.4 1.5
75 75 75 75.5 1.6
90 90 90 90.6 1.8
110 110 110 110.7 2.2
125 125 125 125.8 2.5
140 140 140 140.9 2.8
Catatan Toleransi bands sesuai dengan ISO 11922-1 dihitung sebagai berikut.
a) Kelas A : 0,009 dn dibulatkan ke nilai yang lebih besar 0,1 mm dengan nilai minum
0,3 mm dan nilai maksimum 10,0 mm.
b) Kelas B : 0,006 dn dibulatkan ke nilai atas lebih besar 0,1 mm dengan nilai minimum
0,3 mm dan nilai maksimum 4,0 mm.
c) Kelas N : (dibulatkan menjadi 0,1 mm)
Untuk diameter ≤ 75 mm (0,08 dn + 1)mm,
Untuk diameter ≥ 90 mm dan ≤ 250 mm (0,02 dn) mm,
Untuk diameter □ 250 mm (0,035 dn) mm
Dibulatkan ke atas sebesar 0,1 mm
VII-3
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA HDPE & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Seri pipa
SDR 6 SDR 7,4 SDR 9 SDR 11 SDR 13,6 SDR 17
S 2,5 S 3,2 S4 S5 S 6,3 S8
Nominal tekanan (PN)a
[Bar]
PE 80 PN 25 PN 20 PN 16 PN 12,5 PN 10 PN 8
PE 100 - PN 25 PN 20 PN 16 PN 12,5 PN 10
Ketebalan dindingb
Ukuran
Nominal emin emax emin emax emin [millimeter]
emax emin emax emin emax emin emax
40 6.7 7.5 5.5 6.2 4.5 5.1 3.7 4.2 3 3.5 2.4 2.8
40 8.3 9.3 6.9 7.7 5.6 6.3 4.6 5.2 3.7 4.2 3 3.4
63 10.5 11.7 8.6 9.6 7.1 8 5.8 6.5 4.7 5.3 3.8 4.3
75 12.5 13.9 10.3 11.5 8.4 9.4 6.8 7.6 5.6 6.3 4.5 5.1
90 15 16.7 12.3 13.7 10.1 11.3 8.2 9.2 6.7 7.5 5.4 6.1
110 18.3 20.3 15.1 16.8 12.3 13.7 10 11.1 8.1 9.1 6.6 7.4
125 20.3 23 17.1 19 14 15.6 11.4 12.7 9.2 10.3 7.4 8.3
140 23.3 25.8 19.2 21.3 15.7 17.4 12.7 14.1 10.3 11.5 8.3 9.3
160 26.6 29.4 21.9 24.2 17.9 19.8 14.6 16.2 11.8 13.1 9.5 10.6
180 29.9 33 24.6 27.2 20.1 22.3 16.4 18.2 13.3 14.8 10.7 11.9
200 33.2 36.7 27.4 30.3 22.4 24.8 18.2 20.2 14.7 16.3 11.9 13.2
225 37.4 41.3 30.8 34 25.2 27.9 20.5 22.7 16.6 18.4 13.4 14.9
250 41.5 45.8 34.2 37.8 27.9 30.8 22.7 25.1 18.4 20.4 14.8 16.4
280 46.5 51.3 38.3 42.3 31.3 34.6 25.4 28.1 20.6 22.8 16.6 18.4
315 52.3 57.7 43.1 47.6 35.2 38.9 28.6 31.6 23.2 25.7 18.7 20.7
355 59 65 48.5 53.5 39.7 43.8 32.2 35.6 26.1 28.9 21.1 23.4
*SNI 4829.2:2012
VII-4
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA HDPE & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Seri pipa
SDR 21 SDR 26 SDR 33 SDR 41
S 10 S 12,5 S 16 S 20
Nominal tekanan (PN)a
[Bar]
PE 80 PN 25 PN 20 PN 16 PN 12,5
PE 100 - PN 25 PN 20 PN 16
Ketebalan dindingb
Ukuran
emin emax emin [millimeter]
e e emax emin emax
Nominal max min
40 2.0c 2. - - - - - -
50 2.4 2. 2.0 2.3 - - - -
63 3.0 3. 2.5 2.9 - - - -
75 3.6 11 18 3.3 - - - -
*SNI 4829.2:2012
VII-5
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA HDPE & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
- Bahan pipa harus dimanufaktur dan baja, yang berdasarkan hasil analisis menunjukkan
bahwa kadar air sulfurnya (S) tidak melebihi 0,05 % dan kadar phosfor (P) tidak melebihi
0,05 %.
- Panjang standar pipa harus 6 m, dengan toleransi tidak melebihi 6 mm atau disesuaikan
dengan standar lain yang dapat diterima. Setiap pipa harus diuji di pabrik, dengan
pengujian tekanan hidrolis minimum sebesar 50 atm, jika ada pipa yang gagal atau rusak
dalam pengujian tekanan hidrolis tersebut, harus diganti dengan yang baru.
VII-7
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA HDPE & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
- Untuk pipa yang akan dipasang di atas permukaan tanah harus dicat dasar sebagai pelapis
primer dan kemudian dilapisi dengan cat, pelindung epoxi. Sedangkan untuk pipa yang
akan ditanam di tanah, disamping dilapisi dengan cat dasar juga dengan coal tar
enamel dua lapis.
- Pelindung dalam pipa dan pelengkapnya harus sesuai dengan standar AWWA C-205 atau
BS S - 534, dengan menggunakan bahan pelapis "Cement Mortar".
- Pelindung dalam pipa tidak boleh mengandung bahan yang larut dalam air serta beracun
dan dapat menimbulkan rasa dan bau pada air minum setelah pembersihan pipa
(Flushing).
- Pelapisan permukaan bagian dalam pipa dilakukan secara sentrifugal dengan
membersihkan dahulu permukaan pipa dari serpihan, karat, kotoran atau bahan lainnya
yang tidak dikehendaki. Ketebalan lapisan cement mortar harus berkisar antara 6 mm
s/d 10 mm untuk ukuran diameter minimal pipa antara 100 mm s/d 900 mm.
- Setelah pelapisan bagian dalam pipa selesai, ujung-ujung pipa harus ditutup sampai
dengan saat pengiriman dan pengangkutan serta ditandai dengan tanggal pelaksanaan
pelapisan pada setiap batangan pipa.
VII-8
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA HDPE & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
d. Setiap flange tunggal harus diberi tanda sesuai dengan diameter nominal dalam
mm, nama pabrik pembuatnya atau merek dagang dan tahun pembuatnya.
B. Gasket
Gasket untuk flange harus sesuai dengan standar ISO 4633-1983 serta mempunyai
diameter yang sama dengan masing-masing luar flange dan harus dilengkapi dengan
bentuk lubang yang sama dengan bentuk flange.
Gasket flange harus terbuat dari karet, diperkuat dengan satu atau dua lapis perantara.
Ketebalan 3 mm dan harus dapat menahan arus listrik.
VII-9
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA HDPE & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
7.3.1 Umum
Rekanan harus menyediakan dan mengadakan semua katup aliran sesuai dengan keperluan pada
daftar kuantitas material. Semua katup-katup untuk jenis yang sama harus dari satu
pabrik/manufaktur. Katup-katup tersebut harus dilengkapi nama pabrik pembuatnya, tekanan
kerja, diameter dan arah aliran pada badannya.
Tekanan Kerja
Semua katup harus direncanakan untuk tekanan kerja tidak kurang dari 10 kg/cm 2. Setiap katup-
katup kalau ditutup kedap terhadap tekanan yang bekerja pada katup tersebut.
Katup-katup harus sesuai untuk pengoperasian yang sering melakukan penutupan maupun
pengontrolan aliran. Baik dioperasi untuk waktu yang lama, yang dijalankan pada sistem terbuka
maupun tertutup. Semua bagian-bagian katup yang berhubungan langsung dengan kimia harus
tahan terhadap karat yang ditimbulkan.
Pelumasan
Semua katup-katup dan ulir yang dioperasikan dengan aliran air penuh harus dilumasi dari luar
secara tersendiri.
Stuffing Box
Stuffing Box harus dari jenis "Gland Packing" jika tidak ditentukan lain. Stuffing box harus
dilengkapi dengan gelang perunggu dan "Square falx packing". Semua baut, sekrup, kancing dan
mur yang dipakai untuk menghubungkan stuffing box harus sedemikian, sehingga dapat diatur
atau dibongkar pasang tanpa mengganggu bagian-bagian lain atau operasi packing gland.
VII-10
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA HDPE & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Operator
Katup-katup harus disediakan lengkap dengan tangki pemegang, roda pemegang rantai,
magnetic operator dan sebagainya seperti yang ditujukkan pada gambar pabrikasi. Katup-katup
dapat dibuka dengan cara memutar berlawanan dengan arah jarum jam atau panah
penunjukkannya yang dibuat oleh pabrik pembuatnya.
Gambar-gambar Pabrikasi
Rekanan harus mengajukan gambar-gambar pabrikasi (shop Drawing) kepada Direksi/Pemberi
Tugas untuk disetujui. Gambar-gambar tersebut harus mencakup:
a. Daftar dan urutan material
b. Detail seal dan bagian-bagian yang dapat berubah
c. Nama Pabriknya
d. Ukuran, Detail, baban dan tebal setiap item.
Rekanan harus mengajukan gambar-gambar dan pabriknya untuk setiap katup sesuai dengan
syarat-syarat yang ditentukan.
a. Badan Katup kupu-kupu harus terdiri dari besi cor atau baja dan harus jenis yang pendek
sesuai dengan ASTM A-126. Katup kupu-kupu harus sesuai untuk dioperasi secara mekanis
dengan listrik atau dengan tekanan udara.
b. Disc seating harus dari bahan kuningan dan replaceable cadless, disc gasket harus dari karet,
yang diikatkan pada disc dengan baut baja tidak berkarat. Karet gasket lebih disukai yang
diperkuat dengan logam.
c. Katup-katup harus mampu dijalankan dengan aliran maksimum yang dapat terjadi pada
aliran pada keadaan-keadaan tertentu.
d. Mekanisme untuk setiap katup, kecuali jika ditentukan lain, diikat atau ditahan pada badan
katup dengan sepotong pemisah jarak. Mekanisme pengoperasian untuk katup-katup yang
lain hanis ditinggikan pada kedudukan lantai yang sesuai dan akan dioperesikan melalui
tangki yang sama seperti yang ditunjukkan dalam gambar pabrikasi dan persyaratan pada
AWWA C-504. Sumbu putar dari semua valve disc harus horizontal kecuali jika ditetapkan
lain.
e. Setiap mekanisne pengoperasian harus dapat diganti atau dapat diperiksa dan diperbaiki.
Cara pencegahan harus dibuat agar cakram tidak terkunci pada saat terbuka penuh atau
pada posisi ditutup rapat ketika mekanisme pengoperasian dihilangkan. Semua bagian
mekanisme pengoperasian harus selalu diperiksa, diatur, diperbaiki dan diganti.
VII-11
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA HDPE & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
f. Mekanisme pengoperasian untuk semua katup dapat melakukan penguncian, dengan arti
bahwa air tidak dapat mengakibatkan cakram bergerak dari posisi yang telah ditetapkan
lain.
a. Katup-Katup Penahan harus sesuai untuk digunakan pada posisi horizontal atau vertikal
yang arah alirannya ke atas, sesuai dengan standar AWWA C-508-82.
b. Katup penahan dengan diameter moninal 300 mm dan lebih besar harus dan jenis "non
slamming" dengan "Concreatic Spring Loaded Disc" atau " Conreatic Rubber Membrance".
c. Katup penahan dengan diameter lebih kecil dari 300 mm harus dibuat sedemikian rupa
sehingga cakram (disc) atau alat-alat lain sehingga pelengkapnya mudah dibuka dan diganti
tanpa harus membuka seluruh katup dan perpipaan.
d. Badan katup harus terdiri dari cor dengan kekuatan tarik minimum 2.200 kg/cm 3. Cakram
harus dari perunggu dengan besi cor atau perunggu seluruhnya.
e. Body seat harus dengan ulir cepat dan disekrup ke dalam kedudukan yang benar pada
badan. Muka dari cincin harus dihaluskan dengan mesin.
f. Setiap katup harus mampu menahan tekanan hidrolis 20 kg/cm 2 dengan ujung kepala besar.
Pengujian harus menunjukkan tidak adanya kebocoran pada logam dan sambungan.
Jenis, ukuran dan perpipaan katup-katup hendaknya sesuai yang ditunjukkan dalam gambar
pabrikasi. Semua gate valve yang dipergunakan dalam jalur pipa hendaknya mampu untuk
tekanan kerja 120 m kolom air, doubel disc, badan besi tuang, bingkai tembaga, gate valve tanpa
tangki pemutar sesuai dengan persyaratan AWWA C-500. Pengakhiran ujung-ujung katup
hendaknya mempunyai penyambung flange, kecuali bila ditunjukkan lain dalam gambar. Flange
untuk katup hendaknya sesuai dengan ANSI B-16.1 untuk flange dan fitting mur 2 (dua) inchi
persegi dan membuka ke arah yang seragam, permukaan-permukaan luar dan dalam setiap katup
hendaknya dilapisi atau dipoles dengan 2 (dua) lapisan aspal.
Rumah katup harus dengan badan katup yang bulat, terdiri dari perunggu dan tekanan rata- rata
10 kg/cm2. Cakram harus dapat diperbaharui, katup-katup harus mempunyai batang terbuka,
roda-roda tangan yang sekrup dengan ulir. Kepala cakram dan seterusnya dibuat dari cor-coran
perunggu 85-5-5-5. Cakram harus dari campuran setengah lunak atau seperti yang disyaratkan
oleh pabrik pembuatnya.
VII-12
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA HDPE & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
a. Katup hampa udara dan katup pelepas udara berbadan kuat sekali dibuat dan besi cor atau
bahan besi tempa, pelampung dari baja tahan karat dan direncanakan untuk tekanan kerja
10 kg/cm2. Katup mempunyai katup penutup secara menyeluruh yang digunakan selama
pemeliharaannya.
b. Semua unsur yang bergerak harus dibuat dan baja tahan karat atau perunggu.
c. Katup yang berlubang lebar (pemecah kehampaan) harus mempunyai lubang yang
berbentuk bulat, terbuka penuh bila ruang katup kosong dan tertutup repat dengan
sendirinya bila ruangnya penuh air.
d. Katup berlubang kecil (pelepas udara) digerakkan terapung dan tertutup bila ruang katupnya
penuh dengan air.
e. Katup berlubang rangkap adalah bersifat gabungan antara katup berlubang kecil dengan
katup berlubang lebar. Katupnya akan mengeluarkan gelembung-gelembung udara yang
kecil-kecil bila jaringan kena tekanan, terbuka penuh mulutnya bila ruang katup kosong dan
tertutup rapat dengan sendirinya, bila ruangnya penuh dengan air.
f. Setiap katup diuji di bawah tekanan hidrostatis 10 kg/cm 2 dan tanpakebocoran.
a. Setiap susunan pemadam kebakaran terdiri dan bagian atas, pemadam, siku-siku, katup
pembuka, alat sambungan atau peralihan yang diperlukan untuk menyambung katup dengan
pipa yang ada. Pemadam kebakaran harus direncanakan demikian rupa, bila bagian atas
pecah, air dari pipa tidak akan mengalir keluar.
b. Pemadam kebakaran berbadan besi cor, dilapisi seluruhnya dengan perunggu atau
campuran logam tahan karat, type pemadam kebakaran di atas tanah dan harus mempunyai
lubang masuk 100 mm. Setiap pemadam kebakaran harus dilengkapi pipa penyambung
dengan pompa motor secara langsung yang berukuran 100 mm. Setiap pemadaman
kebakaran harus tahan tekanan kerja 10 kg/cm 2 dengan katupnya dalam keadaan terbuka
atau tertutup.
Gelang pengedap (Nipple) slang karet dibuat dari kuningan atau logam tahan karat.
Pemadam kebakaran pada bagian basah dilamuri kembali mengikuti petunjuk pabriknya,
kecuali bagian atas pemadam kebakaran tersebut sebelah luarnya harus dicat merah.
VII-13
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA HDPE & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
7.5.1 Umum
Test bench adalah alat kalibrasi yang digunakan untuk mengukur akurasi / ketepatan
dan meteran air ½ ―, ¾ ‖, 1‖ perlengkapan test bench tersebut antara lain :
Inlet Valve
Manometer
Mechanical Clamp
Conecring Head
Vacum Valve
Flow Endicator
Tabung Ukur
Outlet Valve
Tangki Air
Meja Test Bench
Perpipaan
Meja test bench terbuat dari pelat besi atau besi siku dengan ketebalan 3 – 5 mm, dengan
disesuaikan pada panjang dan lebar alat tersebut. Tangki Test Bench terbuat dari pelat besi
dengan ketebalan 2 – 3 mm atau fibre glass tebal 5 – 6 mm, kapasitas 100 – 200 liter. Conection
Head terbuat dari bahan kuningan / brass, sedangkan perpipaan yang digunakan terbuat dari
bahan GIP medium class. Manometer yang digunakan mampu menahan tekanan minimum 12
bar, dengan range pengukuran dari 0 – 10 bar Inlet / Outlet Valve yang digunakan dari jenis Ball
Valve mampu menahan tekanan minimum 12 bar.
7.6.1 Umum
a. Water meter yang dibutuhkan mempunyai Type Drinking Multijet, Dry Dial, Magnetic Drive,
Straight Line Reading, dengan Body Coper Alloy / Bronze (untuk ½ ― - 1 ½ ― stainles
spindle).
Water Meter Induk yang diameternya lebih besar dari 2" harus mempunyai Body Cast
Iron.
b. Kemampuan uji Water Meter pada temperatur 40 °C mampu menahan Working Pressure
minimal sebesar 10 Kg/ Cm2.
VII-14
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA HDPE & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
c. Pada setiap Body Water Meter / bagian yang terlihat dari luar harus jelas kelihatan tanda
panah arah aliran ukuran merk.
d. Persyaratan lain yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
Accuracy limit dan starting flow rate adalah maksimum yang diizinkan, sehingga tidak
diperbolehkan lebih besar dari nilai yang tersebut dalam tabel di atas.
Untuk 1 (satu) kali operasional dapat mengkalibrasi minimal 10 buah meteran air. Test bench ini
dapat digunakan dengan baik pada kapasitas pengaliran minimum 10 - 30 liter/jam dan maximum
4 - 10 m3/jam.
Seluruh bahan besi yang digunakan telah dilakukan proses anti karat dengan pengecatan atau
epoxy pada bagian luar dan dalam.
Pengadaan water meter tersebut harus disuplai lengkap dengan brosur dan buku petunjuk
pemakaian.
a. Pengadaan water meter tersebut harus disuplai lengkap dengan jointing materialnya
(coupling, mur baut dan gasket) sesuai dengan sistem sambungan.
b. Pengadaan Water Meter tersebut harus sudah sesuai dengan Undang - Undang No. 2
Tahun 1981 oleh Direktorat Metrologi.
VII-15
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA HDPE & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
c. Meter air harus dilengkapi tempat penyegelan yang baik, sehingga meteran air tersebut
tidak dapat dibuka atau diubah peralatan dalamnya tanpa merusak segel.
d. Bahan-bahan yang digunakan harus tahan korosi baik langsung maupun tidak
langsung.
e. Bahan-baban yang digunakan harus tahan terhadap temperatur air, 40 °C.
f. Bahan pada bagian penutup, kepala, dan bahan Water Meter harus memenuhi
syarat kadar tembaga minimal 65 %.
g. Baut, skrup harus terbuat dari bahan tahan korosi.
Pembuatan Box Meter disesuaikan dengan ukuran gambar bestek yang dapat terbuat dan Fiber
Glass atau pelat baja penutup, sedangkan untuk bahan fiber glass lidah kunci terbuat dan besi
plat. Ketebalan untuk Fiber Glass 3 mm dan untuk lidah kunci 2 mm dengan dilengkapi 1 (satu)
buah kunci slot untuk setiap Box Meter. Setiap lidah kunci besi plat dari Box Meter harus
dilengkapi dengan cat anti karat.
7.7.1 Bahan
Kecuali ditentukan lain dalam syarat-syarat pemasukan Penawaran beserta lampirannya, maka
supplier yang telah ditunjuk sebagai pemenang pelelangan atas permintaan Direksi harus
menyampaikan Brochure dan alat bantunya yang mencakup : Type material, ukuran panjang,
tebal dinding, bentuk, berat, kelas, batasan-batasan yang diijinkan dan mutunya, Standard
bahan. Detail-detail khusus sambungan sedangkan alat bantu yang mempunyai type khusus
yang tidak tercakup dalam brochure agar dibuatkan gambar kerja tersendiri yang mencakup data-
data seperti tersebut diatas.
7.7.2 Perlengkapan
Perlengkapan alat bantu dan Tangki harus disupplai secara lengkap termasuk jointing
materialnya, persyaratan dan standard bahan-bahan dan sistim sambungan harus sesuai dengan
Standard SII baik untuk alat bantu PVC maupun GIP dan lain-lain.
Jika tidak ditentukan lain maka kebutuhan alat-alat bantu untuk Tangki sesuai dengan
daftar/gambar bestek dan atas persetujuan Direksi.
VII-16
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA HDPE & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
VII-17
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA STEEL & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
BAB VIII
SPESIFIKASI TEKNIK
PENGADAAN PIPA STEEL DAN ACCESSORIES
8.1 UMUM
Pemasok harus menyediakan dan menyerahkan semua pipa, fitting, valve, coupling, mur, baut,
gasket, material penyambung dan bahan pelengkap sebagaimana dirinci dan disebutkan dalam
Daftar Kuantitas Barang atau dalam gambar (Drawing).
Pemasok harus menyediakan perpipaan dari semua material sebagaimana yang dirinci di sini
dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas Barang. Semua pipa, fittings, valve dan accessories
harus sesuai untuk pemakaian di daerah tropis, beriklim lembab dan bersuhu udara 32 0C.
Pemasok harus menyediakan suatu pernyataan dari Pabrik Pembuat Barang yang menyatakan
bahwa barang yang diproduksi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana dirinci dalam Spesifikasi
Teknis. Pemasok juga harus menyampaikan sertifikasi laporan tentang uji kimiawi dan fisik yang
telah dilakukan di pabrik. Pemasok diharuskan untuk menyerahkan keterangan- keterangan
tentang cara-cara penyimpanan dan cara penanganan barang yang harus mendapat persetujuan
dari Pihak Pembeli terlebih dahulu. Acuan standard international atau national atau publikasi
yang tertera di dalam Spesifikasi Teknis ini dimaksudkan sebagai kerangka acuan / konfigurasi,
tipe dan kualitas secara umum.
8.1.2.1 Kesepakatan
Referensi standard nasional ataupun internasional yang ada dalam spesifikasi ini
dimaksudkan untuk menunjukkan konfigurasi jenis dan mutu secara umum. Barang-
barang yang disediakan harus memenuhi standard yang diterima secara
VIII-1
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA STEEL & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
internasional yang dinyatakan bahwa kualitas secara keseluruhan paling sedikit sama
dengan yang dibutuhkan oleh standard yang telah ditentukan.
8.1.2.2 Singkatan-Singkatan
Bila ada singkatan-singkatan dalam Spesifikasi Teknis ini, maka singkatan-singkatan
tersebut dianggap mengacu kepada spesifikasi, standard atau metoda dari masing-
masing negara atau asosiasi internasional.
ASTM : American Society of Testing Material (Lembaga Pengujian Material
Amerika).
AWWA : American Water Works Association (Asosiasi Pekerjaan Pengairan
Amerika).
BS : British Standard (Standar Inggris).
ISO : International Organization for Standardization (OrganisasiInternasional
untuk Standarisasi).
JIS : Japanese Industrial Standard (Standar Industri Jepang).
SII : Standard Industry Indonesia.
8.2 PENGEPAKAN
Pipa, fitting dan accessories harus disimpan oleh pemasok tidak langsung bersentuhan
dengan permukaan tanah, dan harus diberi penopang, diberi alas dan diikat serta
ditutup sehingga tidak terkena sinar matahari secara langsung.
Tumpukan pipa-pipa tidak boleh saling bersentuhan satu dengan yang lain secara
langsung dan ditumpuk sesuai aturan dan ketentuan yang ditetapkan oleh pabrikan.
Coupling dan sambungan (dan semua komponen terkait) dan barang serupa yang lain
harus disimpan di tempat yang bersih, kering tidak langsung diletakkan di permukaan
tanah / lantai dan terlindung atau pada daerah yang tertutup yang disediakan oleh Pihak
Pembeli.
VIII-2
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA STEEL & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Apabila ada item barang yang harus disimpan mempunyai keawetan yang terbatas atau
mengharuskan untuk disimpan di tempat tertentu, maka cara penyimpanannya harus
sesuai dengan instruksi pabrik.
Lahan penyimpanan disediakan oleh Pihak Pembeli dan Pemasok barang akan menjamin
keamanannya.
Setiap kendaraan yang akan mengangkut pipa harus mempunyai panjang badan
sedemikian rupa sehingga yang diangkutnya tidak menggantung. Pipa yang besar
dimuat ke kendaraan sedemikian rupa supaya aman selama dalam perjalanan.
Cara pengemasan pipa, kedua ujung pipa dilengkapi dengan pelindung ujung pipa (end
protector) tanpa merusak lapisan seng.
Pipa-pipa tersebut harus ditangani sesuai dengan rekomendasi pabrik. Pipa sama sekali
tidak boleh dijatuhkan atau digulingkan dari kendaraan atau didorong sedemikian rupa
sehingga bertabrakan satu dengan yang lain, dan juga tidak boleh diseret atau ditarik.
Perlakuan tersebut di atas berlaku juga untuk valve, fitting dan accessories.
Pipa baja/ steel harus dibuat dari plat atau lembaran baja dan sambungannya
menggunakan pengelasan tumpul (arc-welded) atau pengelasan listrik, dikerjakan di
pabrik, di tes dan dibersihkan.
Lembaran atau plat-plat baja harus mempunyai batas keruntuhan minimum tidak
kurang dari 266 N/mmz (2300 kg/cm2) dan harus memenuhi standard berikut :
SNI 07-0949-1989 Plat Baja Carbon untuk uap dan bejana tekan.
SNI 07-0822-1989 Baja Carbon strip canai panas untuk pipa.
SNI 07-1338-1989 Baja Carbon tempat
ASTM A 283, Grade D
ASTM A 570, Grade 33
JIS G 3101, Class 2
JIS G 3452, SGP
JIS G 3457, STYP
VIII-3
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA STEEL & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Fabrikan pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI-07-0822-1989 atau SII
2527-90 atau JIS G 3454 dan JIS G 3457. Ketebalan dan kelebaran pengelasan harus
cukup merata pada seluruh panjang pipa dan dibuat secara otomatis, kecuali atas
persetujuan pengguna barang boleh dilakukan pengelasan manual dengan prosedur
yang sesuai oleh tukang yang berpengalaman.
Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling yang dibuat di
pabrik harus dengan pengelasan sudut (Butt Welded). Banyaknya pengelasan pabrik
maksimum yang diizinkan adalah satu pengelasan memanjang dan tiga pengelasan
keliling untuk setiap batang pipa. Panjang setiap batang pipa adalah 6 (enam) meter
atau kurang, kecuali ditentukan lain.
Kecuali ditentukan lain, pipa dengan ukuran diameter nominal berikut ini harus
mempunyai ukuran diameter luar dan ketebalan dinding minimum sebelum dilapisi
pelindung dalam dan luar sebagai berikut :
Berat
Nominal Pipa
Diameter Dalam Diameter Luar Tanpa Lapis
Tebal
Ukuran Nominal (mm) Seng
Sebelum
Diulir
(mm) (inch) Nominal Maks. Min. (inch) (kg/m)
15 ½ 21.3 21.8 21.0 2.6 1.21
20 ¾ 26.9 27.3 26.5 2.6 1.56
25 1 33.7 34.2 33.3 3.2 2.41
32 1¼ 42.4 42.9 42.0 3.2 3.10
40 1½ 48.3 48.8 47.9 3.2 3.56
50 2 60.3 60.8 59.7 3.6 5.03
65 2½ 76.1 76.6 75.3 3.6 6.42
Medium 80 3 88.9 89.5 88.0 4.0 8.36
100 4 114.3 115.0 113.1 4.5 12.2
125 5 139.7 140.8 138.5 5.0 16.6
150 6 165.1 166.5 163.9 5.0 19.8
200 8 219.1 221.3 216.9 6.4 33.32
250 10 273.0 275.7 270.3 6.4 41.75
300 12 323.8 327.0 320.6 6.4 49.71
*SNI 0039 : 2013 (ERW / HFW)
VIII-4
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA STEEL & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
8.3.3 Fitting
Semua fitting baja / steel harus dari bahan yang sama dan difabrikasi sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan pada bagian 3.2 dan harus didisain dengan kekuatan yang
sama dengan pipanya. Ring penguat saddle penguat dapat dipasang pada bagian luar
bilamana perlu, sesuai dengan AWWA Manual M11 atau standard pembuatan yang
dapat disetujui. Ketebalan dinding minimum dan diameter luar dinding harus sesuai
dengan persyaratan yang dispesifikasi dalam bagian 3.2 dan standard berikut ini :
Fitting dengan diameter 125 mm atau lebih kecil : JIS B 2311
Fitting dengan diameter 150 mm atau lebih besar : JIS B 2311 (sampai dengan 500
mm) dan JIS G 3451 atau AWWA C 208.
― Bendǁ yang mempunyai sudut difleksi sebesar 22,5 derajat dan lebih kecil harus
terdiri dari dua potongan bend. Bend yang mempunyai sudut difleksi lebih besar dari
22,5 derajat sampai dengan 45 derajat harus difabrikasi dengan menggunakan tiga
potongan bend. Bend yang mempunyai sudut difleksi lebih besar dari 45 derajat harus
terdiri dari empat potongan bend.
8.3.4 Sambungan
a. Lengkungan dan pipa baja yang akan dipasang di tanah harus mempunyai satu
ujung pipa polos. Ujung pipa yang lain harus berbentuk socket menurut DIN 2461
atau mempunyai selongsong luar yang dilas. Selongsong luar harus dari mutu
Schedule 40 atau standard yang setara. Selongsong ini boleh dipotong dari pipa
yang sesuai atau dibuat dari strip baja karbon. Tebal dinding dan panjang
selongsong minimal harus sesuai dengan tebal minimal pipa.
b. Pipa-pipa baja yang akan dipasang diatas tanah dapat dilas menumpu atau
disambung dengan flens menurut pilihan kontraktor.
a. Tebal dinding lengkungan minmal harus sama dengan tebal dinding pipa lurus yang
akan disambungnya. Radius lengkung adalah 5S (radius lengkung 2,5 kali diameter
pipa) atau 3S (radius lengkung 1,5 kali diameter pipa) jika ruang yang tersedia
tidak memungkinkan pemakaian lengkung 5S.
b. Reducer (tapers) harus bertipe konsentris kecuali untuk bagian penyedot pipa
dimana harus dipakai reducer eksentris. Panjang semua reducer minimal harus 3
x selisih diameter ujung yang besar dengan yang kecil. Tebal dinding reducer
VIII-5
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA STEEL & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
minimal harus sama dengan diameter pipa baja yang lurus pada ujung yang
diameternya lebih besar dimana reducer dipasang.
8.3.6.1 Pipa dan Alat Bantu Yang Mengalirkan Air Agresif Bukan Kapur
Pipa dan alat bantu yang mengalirkan air agresif yang bukan kapur.
a. Semua pipa baja dan alat bantu harus dilapisi didalam dengan lapisan pelindung
spesi semen.
b. Pemberian lapisan dalam pipa harus lurus memenuhi persyaratan Centripugal
Cement Linning dari ISO, AWWA C 205 atau BS 534 atau dengan metode lain
yang setara.
c. Dalam penyimpangan dari pelapisan dalam proporsi pasir terhadap semen tidak
boleh lebih dari 3 bagian pasir berbanding 1 bagian semen dalam berat.
d. Dalam penyimpangan pelapisan dalam suhu pengeringan sama sekali tidak
boleh kurang dari 5o Celcius.
e. Dalam penyimpangan pelapisan dalam tebal lapisan yang sudah kering
toleransinya sbb:
VIII-6
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA STEEL & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
8.4 VALVE
8.4.1 Umum
VIII-7
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA STEEL & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Perencanaan katup dan kotak penyumbat harus sedemikian rupa sehingga paking
dapat diatur atau sama sekali diganti tanpa menggangu. Setiap bagian dari katup
penyumbat harus terbuat dari bahan baja anti karat.
Perencanaan katup dan kotak penyumbat harus sedemikian rupa sehingga paking
dapat diatur atau sama sekali diganti tanpa mengganggu setiap bagian dari katup
atau bagian penggerak kecuali bagian ―Packing gland‖.
VIII-8
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA STEEL & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
a. Katup pembuka harus dari bor yang menerus lurus dan badannya terbuat dari besi
ductile dan puncak katup perunggu yang merupakan piringan ganda irisan solid,
dari tipe yang tangkainya tidak naik/timbul ke atas. Katup harus memenuhi standar
AWWA C 500 ― Gate Valves for Water and Other Liquidǁ atau standar internasional
yang lain yang diakui dan dapat menjamin kwalitas yang setara atau lebih tinggi
dari standar yang disebutkan di sini dan harus direncanakan untuk mempunyai
tekanan kerja tidak kurang dari 16 bars.
b. Katup dengan ukuran ND 50 mm harus disediakan dengan flens pada ujungnya.
c. Lapisan coaltar epoxy harus dilapiskan pada permukaan luar dan dalam katup besi
kecuali permukaan akhir atau yang bersifat memikul beban. Permukaan-
permukaan harus bersih, kering dan tidak berminyak sebelum pelapisan. Pelapisan
dilaksanakan dengan tiga kali semprotan. Ketebalan pelapisan kering minimum
0.20 mm.
a. Katup pelepas udara harus mempunyai badan yang terbuat dari besi tuang atau besi
ductile berkekuatan tinggi, pelampung dari baja anti karat, dan dirancang untuk
tekanan kerja sebesar 16 bars. Katup harus berisikan katup penutup yang lengkap
untuk digunakan selama pemeliharaan.
b. Semua bagian-bagian yang bergerak harus terbuat dari baja anti karat atau
perunggu.
c. Katup bemulut lebar / ― Large Orificeǁ (pemecah kehampaan) harus mempunyai
mulut (lubang pembukaan) dengan penutup berbentuk bola, yang terbuka penuh
bila ruang katup kosong dan tertutup rapat (drop-tight) bila ruangan katup penuh
dengan air.
d. Katup bermulut kecil / ―Small Orifice‖ (pelepas udara) harus bergerak terapung dan
tertutup apabila ruangan katup penuh dengan air.
e. Katup bermulut ganda ― Double Orificeǁ harus merupakan gabungan antara
karakteristik dari katup bermulut kecil dan katup bermulut besar. Katup harus
mengeluarkan kantong-kantong udara kecil ketika saluran mendapat tekanan,
membuka penuh ―Large Orifice‖ ketika ruang katup kosong dan tertutup rapat
(drop-tight) ketika ruangan penuh dengan air.
f. Setiap katup harus diuji secara hidrostatis pada tekanan udara 10 bars tanpa
menunjukan kebocoran.
VIII-9
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA STEEL & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
8.4.4 Sambungan
Semua sambungan yang berbetuk flange harus mengacu standar ISO 2531-86. Spigot
dan Socket harus sesuai / cocok dengan pipa PVC dan mengacu Standar SII 0344-82
dan ISO 4065 - 78.
Fititing DCI yang dipasang harus dilengkapi dengan gasket karet yang cocok untuk
sambungan mekanik, kecuali bila dinyatakan lain. Gasket harus berukuran dan
berbentuk serupa apabila disambung sesuai dengan petunjuk pabrik, serta memberikan
sealed yang positif dalam batas-batas defleksi dan tarikan sambungan maksimum yang
ditetapkan oleh pabrik. Dalam keadaan terpasang antara sambungan dan gasket masih
dalam batas toleransi dan dalam batasan tekanan yang telah ditetapkan.
Defleksi sambungan yang diijinkan pabrik tidak lebih dari 2,5 derajat persambungan.
Fitting harus sesuai dengan ISO 4179 yang mengacu pada ketebalan pipa lurus dengan
diameter yang sama. Toleransi ketebalan lapisan dalam harus ditambah 6 mm untuk
fitting. Toleransi negatif tidak diperbolehkan.
Fitting-fitting yang dipasang di bawah tanah harus dilapisi bagian luarnya dengan
lapisan bituminous yang sesuai dengan BS 4147 atau BS 3416, atau yang setingkat.
Pelapisan yang telah selesai harus memiliki ketebalan kira-kira 0,04 mm, menerus, rata
tidak rapuh pada waktu kena angin atau tidak lekat pada waktu kena sinar matahari.
Pelapisan harus benar-benar melekat pada pipa.
Pemeriksaan bagian luar, bentuk, dimensi dan berat harus dilaksanakan pada setiap
fitting dan valve. Fitting dan valve harus dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindari
pembengkokan. Semua fitting harus baik dan bebas dari kerusakan pada permukaan.
Setiap fitting harus sesuai dengan pengujian tekanan hidrostatik sebagaimana telah
ditetapkan dalam ISO 2531. Fitting yang bocor atau tidak tahan dengan tekanan
pengetesan akan ditolak.
VIII-10
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA STEEL & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Masing-masing fitting dan valve harus diberi tanda nama pabrik, tahun pembuatan,
diameter nominal dan kata-kata ―Ductile‖ pada semua fitting dan valve. Tanda-tanda
tersebut boleh dicor, dicat atau cap-capan.
Untuk material jembatan pipa (pipa dan perlengkapannya) yang terdiri dari baja dan
galvanis pengadaannya dimasukkan ke dalam paket-paket pelaksanaan.
8.5.1 Pemeriksaan dan Pengetesan Pipa, Fitting, Valve dan Assessories di Pabrik
Uji Hidrostatik
Pada saat pengujian, posisi pipa harus mudah diamati kebocorannya. Pipa dalam
keadaan ditekan harus didiamkan selama minimum 5 detik untuk dilakukan
pemeriksaan kebocoran. Tiap pipa yang bocor harus dinyatakan tidak memenuhi
syarat.
Tiap-tiap pipa, selongsong dan alat bantu harus menjalani test tekanan hidrolis
sebesar 16 kgf/cm2 di pabrik. Pipa yang tidak lolos uji akan ditolak.
VIII-11
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA STEEL & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
VIII-12
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN PIPA STEEL & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
8.5.2.1 Aspek
Barang yang menunjukkan adanya cacat, irregular bending, ovalisasi unsticking
atau cacat pada coating luar atau lining dalam harus ditolak.
8.5.2.3 Prosedure
Untuk prosedure pemeriksaan dan penerimaan barang sementara diterapkan
peraturan - peraturan yang terdapat pada Persyaratan Umum dan Persyaratan
Khusus Dokumen Tender ini.
8.5.3 Pembayaran
Sesuai degan Persyaratan Umum dan Persyaratan Khusus, maka biaya untuk
penyelenggaraan test dan pemeriksaan barang yang tercakup dalam Kontrak ini harus
dimasukkan kedalam Harga Satuan dari masing-masing item barang.
Biaya perjalanan Pihak Pembeli / Pemeriksa dari lapangan dan / atau dari Kantor Pihak
Pembeli (Jakarta / Indonesia) ke tempat pemeriksaan (pabrik), beserta biaya
penginapan harus dibayar oleh Pemasok Barang dan harus sudah termasuk ke dalam
Harga Satuan Barang.
VIII-13
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEMASANGANG PIPA & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
BAB IX
SPESIFIKASI TEKNIK
PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA & ACCESSORIES
9.1 PENDAHULUAN
Spesifikasi teknis ini bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada Pemborong tentang metodologi
teknis secara umum maupun hal-hal non teknis yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan
pemasangan jaringan perpipaan yang harus diikuti dan ditaati oleh Pemborong.
Secara garis besar hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Pemborong adalah sebagai berikut :
a. Arah aliran air di dalam pipa telah ditentukan seperti pada gambar rencana ―Sistim Jaringan
Distribusi Air Minum‖.
Sehingga semua peralatan pengatur aliran telah direncanakan dan Pemborong tidak boleh
mengubah lokasi / perletakan peralatan tersebut kecuali dengan persetujuan tertulis dari Direksi
/ Tenaga Ahli.
b. Seluruh pekerjaan perpipaan harus dilaksanakan sesuai dengan cara yang benar, rapi dan cukup
kuat sesuai dengan spesifikasi teknis ini dan gambar-gambar rencana serta instruksi- instruksi
dari produsen agar sedapat mungkin diterapkan dengan baik.
c. Apabila pipa-pipa dipasang / ditanam di dalam tanah, maka dasar parit-parit galian pipa harus
rata dan bebas dari benda-benda yang keras seperti batu atau kerikil besar.
d. Pemborong tidak diperbolehkan membengkokkan pipa tetapi harus menggunakan alat rakit
belokan (bend / elbow) dan pencabang (tee) untuk maksud tertentu.
e. Setelah pipa-pipa tersambung dan terpasang selanjutnya harus diuji secara hidrostatis, untuk
itu bagian sambungan pipa dan alat-alat rakit maupun perlengkapannya tidak boleh ditimbun
sebelum pengujian tekanan hidrostatis selesai dilaksanakan. Pengujian ini dinyatakan berhasil
dengan memuaskan bila tidak terdapat tanda-tanda adanya kebocoran.
f. Pekerjaan khusus dan gambar rencana yang tidak tercantum dalam spesifikasi teknis ini, harus
dikerjakan oleh Pemborong dengan ketentuan dari Direksi / Tenaga Ahli atau diatur dalam
Spesifikasi Teknis khusus secara terpisah.
Pemberi tugas akan menyiapkan peralatan untuk digunakan oleh Pemborong apabila
dianggap perlu, yang terdiri dari :
a. 1 (satu) set peralatan pemasangan pipa masing-masing untuk diameter 200 mm, 250
mm, 300 mm untuk pipa PVC dan diameter 300 mm, 400 mm untuk pipa steel.
IX-1
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEMASANGANG PIPA & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Pemborong harus memelihara semua peralatan dan mengembalikan dalam keadaan masih
berfungsi dengan baik, segera setelah pekerjaan selesai.
Sebelum dimulai pekerjaan semua peralatan harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi /
Tenaga Ahli.
Setelah satu bulan pengujian tekanan hidrostatis selesai dilaksanakan seluruhnya dengan
memuaskan, Pemborong harus mengirimkan kepada Tenaga Ahli atas biaya sendiri, dua
eksemplar foto copy atau lightdruk dan aslinya / kalkir dari gambar kerja (as built drawing),
yang memperlihatkan jaringan perpipaan yang sebenarnya terpasang termasuk sambungan-
sambungan dengan jaringan perpipaan lainnya (bila ada).
IX-2
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEMASANGANG PIPA & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Gambar kerja tersebut untuk diperiksa dan disetujui oleh Direksi / Tenaga Ahli.
9.2.1 Umum
Pemborong harus membersihkan lapangan pada jalur pemasangan pipa dan perlengkapan-
nya. Pepohonan, tanaman dan semak-semak pada jalur tersebut harus dibersihkan / ditebang
dengan petunjuk Direksi / Tenaga Ahli. Semua kerusakan pada pagar, tembok atau bangunan
lain selama pelaksanaan pekerjaan harus diperbaiki dengan hasil yang memuaskan Direksi /
Tenaga Ahli maupun pihak yang bersangkutan. Biaya ini telah termasuk dalam harga total
kontrak dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong.
IX-3
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEMASANGANG PIPA & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
c. Kelancaran Pekerjaan
- Semua tanah galian harus ditimbun sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
pekerjaan, jalan orang dan lalu lintas. Bahan galian tidak boleh merusak bangunan
umum atau bangunan perorangan lainnya. Jika perlu dan diminta oleh Direksi /
Tenaga Ahli, Pemborong harus mengangkut bahan galian untuk dibuang sesuai
dengan petunjuk Direksi / Tenaga Ahli. Galian harus diberi penguat jika diperlukan,
sehingga tidak runtuh dan menjaga para pekerja untuk bekerja dengan aman.
Pengamanan permukaan jalan dan bangunan lainnya harus dibuat seperti yang
ditunjukan oleh Direksi / Tenaga Ahli.
- Pemborong harus melengkapi pekerjaan dengan saluran pembuangan air yang
baik, sampai Direksi / Tenaga Ahli menyatakan, bahwa seluruh pekerjaan pada
pokoknya telah lengkap, Pemborong harus menjamin bahwa seluruh pekerjaan
sedapat mungkin dikerjakan dalam keadaan kering, bebas dari genangan air.
Meskipun ada persetujuan terhadap pencegahan air, Pemborong tetap
bertanggung jawab atas kelancaran, keselamatan pekerjaan setiap waktu serta
perbaikan-perbaikan dengan biaya sendiri semua kerusakan pada pekerjaan,
termasuk yang diakibatkan oleh banjir, kecuali ditentukan lain dengan persetujuan
Direksi / Tenaga Ahli.
IX-4
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEMASANGANG PIPA & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Semua jenis galian ini harus diperhatikan dan diperhitungkan oleh Pemborong sehingga
harus dilaksanakan sesuai dengan kontrak.
Semua jenis galian ini harus diperhatikan dan diperhitungkan oleh Pemborong sehingga
harus dilaksanakan sesuai dengan kontrak.
Apabila timbul masalah yang sulit dalam pelaksanaan galian maka harus segera dilaporkan
kepada Direksi / Tenaga Ahli dengan alternatif pelaksanaannya atau perubahannya untuk
disetujui oleh Direksi / Tenaga Ahli. Pemborong tidak diperbolehkan memasang pipa di
dalam parit sebelum parit tersebut diperiksa dan disetujui oleh Direksi
/ Tenaga Ahli.
Arah, ukuran dan letak / posisi galian parit pipa harus sesuai dengan gambar rencana.
Untuk itu patok-patok (sigh rails) yang kuat harus dipasang dan dipelihara oleh Pemborong
pada setiap perubahan arah dan kelandaian atau dimana saja yang dianggap perlu dengan
jarak satu dengan lainnya tidak melebihi 40 meter. Pada setiap patok (rail) harus diberi
tanda diameter pipa dan kedalaman penggalian yang harus dipakai sebagai patokan. Untuk
mengurangi resiko kerusakan, penggalian parit dekat instalasi yang telah ada harus
dikerjakan dengan tangan.
Apabila dalam parit terdapat pasangan batu, bongkahan-bongkahan atau rintangan lain,
maka Pemborong harus menggali rintangan tersebut sampai 20 cm di bawah dasar parit
serta di setiap sisi pipa dan perlengkappannya, kemudian mengisi kembali dengan pasir
dan memadatkannya sampai ketinggian yang diperlukan. Pipa tidak boleh diturunkan ke
dalam parit sebelum parit mempunyai kedalaman yang telah ditentukan. Panjang parit
IX-5
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEMASANGANG PIPA & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
yang digali harus disesuaikan dengan panjang pipa yang akan dipasang dan
pemasangannya harus sesuai gambar rencana.
Lebar galian harus cukup untuk dapat meletakkan pipa dan menyambungkan dengan baik,
timbunan harus ditempatkan dan dimampatkan seperti yang diisyaratkan. Galian harus
dibuat dengan lebar ekstra bila diperlukan, seperti untuk memasukkan penyangga,
penguat galian dan peralatan pipa. Ruang penyambungan harus dibuat pada setiap
sambungan, agar dapat dikerjakan dengan baik. Galian harus dibuat sampai kedalaman
yang ditentukan untuk membuat dasar pipa yang rata dan seragam pada tanah yang padat
di setiap tempat, dianatara ruang penyambungan.
Bilamana perlu Pemborong harus memperkuat dinding parit untuk mencegah terjadinya
kelongsoran tanah di luar galian yang akan merusak bangunan di dekatnya. Harga kontrak
dianggap telah mencakup biaya untuk keperluan tersebut.
Apabila penggalian parit yang dilaksanakan berdekatan atau melewati saluran buangan,
perpipaan, jaringan kabel dan lain sebagainya, maka Pemborong harus menggunakan
penguat sementara atau gantungan bila diperlukan, sedangkan dalam saluran-saluran
buangan, pipa-pipa, kabel-kabel dan lain sebagainya aka terganggu untuk sementara
waktu, maka setelah pelaksanaan harus diganti / diperbaiki seperti semula.
Jika menurut pendapat Direksi, pembuatan saluran pipa tidak dapat dilaksanakan dengan
baik tanpa memotong jaringan perpipaan, kabel dan lain sebagainya, maka saluran
diperkuat dengan beton untuk selamanya, dan Direksi akan memerintah Pemborong untuk
mengerjakannya. Meskipun telah mendapat informasi dari Direksi atau Pemberi Tugas,
Pemborong berkewajiabn untuk meyakinkan diri melalui pemeriksaan lapangan yang harus
dilakukan sendiri bersama-sama dengan pejabat-pejabat pengadaan resmi / badan-badan
umum resmi lainnya, mengenai letak kedudukan semua sarana, pipa dan kabel baik yang
di bawah maupun di atas permukaan tanah, di lapangan atau di dekatnya.
Pada persilangan jalan, Pemborong harus menggali parit dengan lebar seperti tertera pada
gambar rencana. Pengerjaan tambahan pada jalan yang disebabkan pelebaran tambahan
pada parit dikerjakan atas biaya Pemborong.
IX-6
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEMASANGANG PIPA & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
ditunjukkan untuk pemasangan pipa, panjang daerah perkerasan yang diperlukan untuk
pemasangan pipa, panjang daerah perkerasan yang diperlukan untuk disingkirkan,
digunakan untuk pemasangan lubang kontrol (manhole) atau konstruksi lainnya.
9.2.2.6 Urukan
Urukan atau penimbunan kembali parit harus dilakukan sesuai gambar rencana dan
spesifikasinya sebagaimana disebutkan dalam ―Pekerjaan Tanah‖. Penimbunan kembali
harus diselesaikan secepat mungkin setelah diadakan uji coba, kecuali Direksi / Tenaga
Ahli membuat keputusan lain. Pada tanah landai, dimana kembali parit akan mengalami
pengikisan, maka atas permintaan Direksi / Tenaga Ahli, rumput harus ditanam oleh
Pemborong, untuk mencegah tebal urukan di atas pipa menjadi kurang dari batas
minimum. Biaya untuk ini menjadi beban Pemborong.
Semua bahan timbunan / Urukan harus bebas dari batuan, sampah atau bahan lain yang
menurut Direksi / Tenaga Ahli tidak sesuai sebagai bahan urukan.
IX-7
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEMASANGANG PIPA & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Parit-parit harus diberi bantalan pasir setebal 10 cm lebih dahulu, atau sesuai dengan
gambar rencana sebelum pipa dipasang di dalamnya. Bantalan pasir ini harus dipadatkan
dengan pemadat dan dibasahi serta harus mempunyai permukaan yang rata. Setiap
bantalan pasir pada ujung pipa harus berada 5 cm lebih rendah agar pipa terjamin
kedudukannya pada keseluruhan panjangnya dan bukan ditahan oleh sambungan-
sabungannya.
Setelah pipa dipasang di dalam parit kemudian ditimbun dengan pasir dan krikil halus dari
dasar hingga atas pipa. Bahan urukan pasir dan kerikil halus ini harus disebarkan merata
ke setiap penjuru ruangan dalam galian sekitar sisi pipa dan perlengkapannya dan
dipadatkan dalam keadaan basah.
Dari bagian atas pipa dan perlengkapannya sampai sedalam kira-kira 10 cm di atas pipa,
galian harus ditimbun dengan pasir dan kerikil halus yang dipadatkan dalam keadaan basah
secara merata. Pemborong harus bekerja dengan hati-hati dalam penempatan timbunan
ini untuk menghindari terjadinya kerusakan atau penggeseran pipa.
Cara atau metoda penimbunan kembali harus dilakukan lapis demi lapis, kemudian
dipadatkan di sekeliling dan di atas seperti tertera pada gambar rencana, dengan cara yang
tidak merusak pipa. Pemadatan pada sisi-sisi pipa harus dilakukan saling berganti pada
kedua sisi. Lapisan 5 cm pertama di atas pipa harus dipadatkan hanya pada sisi- sisi
pipanya saja, dengan menggunakan peralatan yang dapat dioperasikan dengan tangan
yang boleh digunakan. Ssemua kerusakan pada pipa dan alat penyambungan harus
diperbaiki Pemborong dengan biaya sendiri.
IX-8
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEMASANGANG PIPA & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Dari kedalaman 10 cm di atas pipa hingga ke permukaan, galian harus ditimbun dengan
tangan atau metode mekanis yang disetujui Direksi dan dipadatkan dengan alat pemadat.
Hal ini di-maksudkan untuk mencegah permukaan menurun, setelah selesainya pekerjaan
penimbunan.
Penimbunan kembali harus sampai beberapa centimeter di atas permukaan tanah, guna
memberi peluang pengendapan. Direksi / Tenaga Ahli dapat memerintahkan Pemborong,
untuk menambah timbunan pada bagian atas parit, bila terjadi penurunan muka tanah
yang bersangkutan.
Pemborong setelah menimbun kembali parit yang sesuai dengan persyaratan, harus
mengembalikan jalan dan kaki lima sampai mendapai keadaan paling sedikit sama dengan
keadaan seperti semula. Pengeluaran untuk pekerjaan ini dianggap telah termasuk dalam
biaya satuan penggalian dan penimbunan kembali parit. Penimbunan kembali harus
dilaksanakan menurut gambar rencana. Meskipun informasi yang bersangkutan telah
diberikan oleh Pemberi Tugas atau Direksi / Tenaga Ahli, Pemborong tetap berkewajiban
memastikan tingkat pekerjaan ini berdasarkan pemeriksaan lapangan yang diadakan
sendiri.
Sebagai tambahan, pengaspalan kembali jalan-jalan bekas galian pipa dapat dikerjakan
oleh Dinas Pekerjaan Umum setempat, atas beban biaya Pemborong.
9.3.1 Umum
Konstruksi pengaman dalam pemasangan pipa merupakan pekerjaan sipil, yang secara umum
meliputi pekerjaan pondasi, beton dan baja. Persyaratan bahan dan pelaksanaanya harus
sesuai dengan gambar rencana dan Spesifikasi Teknis untuk Pekerjaan Sipil. Secara Umum
spesifikasi bahan-bahan konstruksi dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a. Semen
Semua semen yang digunakan adalah jenis semen portland biasa dengan mutu terbaik.
Bila diminta, pada setiap pengiriman semen ke tempat pekerjaan Pemborong harus
menyerahkan sertifikat pengujian yang menyatakan semen tersebut memenuhi
persyaratan yang diinginkan. Semen harus disimpan dengan baik untuk mencegah
kelembaban atau pencemaran oleh bahan-bahan lain.
IX-9
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEMASANGANG PIPA & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Pasir dan kerikil / batu pecahan harus diangkut, ditangani dan ditimbun sedemikian
rupa, sehingga yang berukuran nominal terpisah dari yang berukuran lain dan tidak
tercampur dengan benda-benda lain. Kerikil dan batu pecahan harus didapat dari
sumber yang telah disetujui, harus keras, tahan lama, bersih serta bebas dari lapisan
yang menempel dan dari debu.
c. Beton
Perbandingan campuran beton harus 1:2:3 kecuali ada ketentuan lain. Untuk
mendapatkan mutu beton yang baik perbandingan kerikil dan pecahan batu yang
digunakan harus diubah-ubah ( dapat dipadatkan dengan baik tanpa penggunaan
terlalu banyak air ). Untuk pencampuran semen harus digunakan air yang bersih. Beton
harus dicor dan dipadatkan tidak kurang dari 30 menit setelah dicampur dan dibiarkan
dalam keadaan basah dan terlindung dari sinar matahari.
Permukaan beton yang horizontal dan yang terlihat harus diratakan sampai halus
dengan sendok baja setelah perkerasan pertama terjadi.
e. Baja
Besi beton harus ditekuk dan dipasang seperti tertera pada gambar dan bersih, bebas
dari debu serta karat. Baja yang digunakana dalam konstruksi harus baru.
f. Bata merah
Bata merah bermutu yang digunakan dan harus mendapat persetujuan Direksi / Tenaga
Ahli. Bila diminta, Pemborong harus menyediakan contoh-contoh bata merah. Bata
merah harus dipasang rapi dan sambungan-sambungannya harus sama rata dengan
permukaan, penggunaan bata merah yang pecah atau rengat dilarang.
Adukan untuk bata merah harus terdiri atas 1 bagian semen dan 3 bagian pasir.
IX-10
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEMASANGANG PIPA & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Semua peralatan penyambung pipa seperti tee, bend dan alat bantu lainnya harus tersedia
lengkap dengan blok bantalan penahan dari beton untuk mencegah penggeseran dari
peralatan penyambung. Ukuran-ukuran balok beton untuk setiap susunan dapat dilihat dalam
gambar rencana. Ujung pipa yang buntu harus ditutup dengan penutup yang disekrup atau
yang dilas pada pipa dan harus dilengkapi dengan blok-blok bantalan beton bertulang seperti
tertera dalam gambar rencana. Komposisi beton yang digunakan adalah 1:3:5 atau ditentukan
lain oleh Direksi / Tenaga Ahli dan sesuai dengan gambar rencana.
Beton tersebut harus ditempatkan di antara tanah dan fitting (alat bantu) yang harus
diangker. Beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga pipa dan alat bantu mudah
dijangkau untuk diperbaiki kecuali jika ditetapkan lain oleh Direksi / Tenaga Ahli. Urukan tidak
boleh diberikan di belakang blok bantalan tekan untuk mengisi kelebihan galian, tidak akan
diberikan pembayaran tambahan.
Apabiila diperlukan tiang-tiang penyangga untuk perlintasan pipa, jembatan pipa atau pipa
yang dipasang di atas tanah dan sebagainya, maka harus dilaksanakan sesuai dengan gambar
rencana atau dengan petunjuk Direksi / Tenaga Ahli.
Manhole dibuat dari bahan beton berbentuk bulat dengan konstruksi sesuai dengan gambar
rencana. Tutup manhole harus baru, berat (rapat gas). Tangga manhole dibuat dari besi
galvanis atau cast iron dengan diameter injakan minimal 2,5 cm.
Ruang katup (valve chamber) harus dibangun dengan bahan dan jenis konstruksi seperti pada
gambar-gambar rencana.
Ruang katup tidak boleh mengeluarkan / meneruskan tekanan dari atas terhadap katup dan
harus terletak di tengah dan melampaui bagian mur dari katup dengan tutup bak yang sesuai
dengan permukaan jalan / tanah setempat atau pada permukaan lainnya sesuai dengan
pengarahan dari Direksi / Tenaga Ahli. Kotak luar harus ditempatkan di atas pelat beton
bertulang yang dituang langsung di tempat sesuai gambar rencana. Kotak-kotak luar akan
diserahkan kepada Pemborong dalam keadaan biasa.
Setelah cetakan diambil maka sisi dalam dan sisi atas dari besi tuang disikat dengan sikat
kawat dan dicat dengan ter batubara atau cat yang sejenis, yang disetujui oleh Direksi /
IX-11
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEMASANGANG PIPA & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Tenaga Ahli. Kotak luar harus dipasang sedemikian rupa, sehingga tiada tegangan yang dapat
diteruskan kepada katup. Kotak itu harus dipasang tegak lurus dan kosentris terhadap poros
katup.
Hidran-hidran harus dipasang benar-benar tegak lurus dengan saluran pembuangan dari katup
api menjurus ke jalan. Hidran disetel pada sebuah tegel / pelat semen yang dipancangkan
dengan menuangkan kurang lebih 20 liter beton (beton tipis) di atas tegel beton itu. Setelah
menyetel dan mengencangkan hidran itu, bagian yang berada di bawah tanah harus dilindungi
dengan ter batubara atau sejenis sampai 5 cm di atas permukaan tanah. Bagian yang tersisa
harus dicat warna merah, tidak termasuk kopling ―STORZ‖ , tutup, rantai baja anti karat
dan kepala poros. Katup pembuang udara dan hidran kebakaran harus dipasang di tempat-
tempat seperti tertera dalam gambar rencana atau atas pengarahan dari Direksi / Tenaga
Ahli.
Dalam pemasangan pipa bila terdapat atau diperlukan konsentrasi penguat khusus yang
belum tercantum dalam spesifikasi ini, maka Pemborong harus meminta petunjuk Dirkesi /
Tenaga Ahli atau akan diatur tersendiri dalam Spesifikasi Teknis Khusus.
9.4.1 Umum
Semua pekerjaan pipa harus dipasang dengan cara yang rapi dan menurut tata cara kerja
yang baik, instruksi dari produsen sedapat mungkin iterapkan. Pemborong harus menyediakan
instrumen alat dan fasilitas yang dianggap memuaskan oleh Direksi / Tenaga Ahli serta
memakainya dengan cara yang aman dan praktis.
Semua pipa, alat bantu dan accessories harus baik dan bersih sebelum dipasang. Jika terjadi
persilangan antara perpipaan dan bagian struktur yang lain maka Direksi / Tenaga Ahli akan
memutuskan pekerjaan yang mana yang akan dipindahkan, tanpa memperhitungkan yang
mana lebih dulu dipasang,. Union harus disediakan dekat peralatan utama pada jalur cabang
untuk memudahkan pembongkaran pipa.
Pengekang dari logam, batang pengikat atau penjepit dengan kekuatan cukup untuk
mencegah gerakan yang disediakan oleh Pemborong harus dipasang menurut petunjuk
gambar atau Direksi / Tenaga Ahli. Semua bagian untuk sambungan (flens) harus dibersihkan
seluruhnya sebelum pemasangan, paking harus ditempatkan dengan teliti. Baut- baut harus
dikencangkan bergantian pada ujung yang berlawanan dari diameter
IX-12
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEMASANGANG PIPA & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
sambungan dan dalam rotasi sekeliling pipa. Untuk menjamin sambungan yang baik tidak
diperlukan gaya yang berlebihan.
Sambungan dengan flens harus dibaut secara kencang dan penuh dengan memakai baut-
baut mesin yang disediakan oleh pemborong. Paking harus dipakai pada semua sambungan.
Ketika pipa sedang ditempatkan dalam salurannya harus diperhatikan agar jangan sampai ada
benda asing yang masuk ke pipa. Pada waktu instalasi pipa sedang dihentikan, ujung pipa
yang terbuka harus ditutup dengan cara yang disetujui oleh Direksi / Tenaga Ahli. Pemotongan
pipa di lapangan harus dicegah seminimal mungkin. Bila pemotongan dan metode yang
diperlukan maka harus dilakukan dengan mesin pemotong dan metode yang sesuai dengan
hasil potongan yang rata dan tegak lurus terhadap as pipa. Pemotongan harus dikerjakan
hati-hati agar tidak merusak cat atau lapisan pipa.
Penanganan dan penyimpangan pipa dan alat bantu (fitting) harus dilakukan dengan hati-
hati. Pipa tidak boleh disimpan di bawah sinar matahari langsung, kerusakan pada coating
pipa. Kerusakan apapun yang dapat timbul harus dicegah, pipa jangan sampai diletakkan di
atas benda tajam. Pipa yang sudah tergores atau cacat hingga lebih 10% dari tebal dinding
akan ditolak. Penumpukan pipa tidak boleh melebihi batas yang dianjurkan oleh produsen
dengan memperhitungkan kondisi sekitar.
Pipa harus disediakan baik oleh Direksi dan / atau Pemborong. Tingkat pengadaan oleh kedua belah
pihak ini dijelaskan pada ―RUANG LINGKUP PEKERJAAN‖ dalam Daftar Kuantitas dan Harga (RAB).
Pada umumnya pengangkutan pipa dari tempat penyimpanan dan administrasinya menjadi
tanggung jawab Pemberi Tugas. Akan tetapi bila Pemborong diminta untuk mengangkut pipa
dari gudang sentral Pemberi Tugas ke daerah pergudangan Pemborong bertanggung jawab
atas kerusakan atau cacad pada pipa yang terjadi selama pengangkutan.
IX-13
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEMASANGANG PIPA & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
tidak dilaporkan akan diperbaiki oleh Pemborong atas biaya sendiri dengan tidak
mempersoalkan siapa yang meneyebabkan kerusakan atau cacad tersebut.
Tiap pipa yang dipindahkan dari daerah pergudangan oleh Pemborong tetapi tidak menurut
cara-cara di atas kemudian dipasang pada saluran pipa, akan dianggap hilang dan nilainya
akan dipotong dari harga kontrak.
Bahan-bahan harus disimpan dengan baik untuk mencegah terjadinya keburukan, kerusakan
dan pencemaran.
Semua pipa yang dipasok oleh Pemborong harus sesuai RAB dan cocok dengan pipa yang
disediakaan oleh Pemberi Tugas dan dengan ketentuan yang sama. Semua perpipaan harus
dirancang dengan tekanan kerja hydrostatis sebesar 10 kg / cm 2 pada suhu 300 celcius kecuali
bila ditentukan lain.
Direksi dapat meminta dilakukannya pengujian tekanan dengan biaya Pemborong dan / atau
sertifikat-sertifikat pembuatan / pabrik.
Setelah perpipaan diterima oleh Direksi maka akan ditimbun di Daerah Pergudangan Pemberi
Tugas, dimana penyimpanan dan administrasi akan sama perlakuannya dengan perpipaan
yang diadakan oleh Pemberi Tugas. Kecuali bila ditentukan lain oleh Pemberi Tugas, perpipaan
dapat disimpan oleh Pemborong di tempat penyimpanan dekat lokasi pekerjaan.
IX-14
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEMASANGANG PIPA & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Pemborong harus berhati-hati dalam penanganan dan penyimpanan semua pipa dan tidak
boleh rusak. Perhatian khusus harus diberikan pada penanganan dan penyimpanan pipa dan
alat penyambung, untuk menjamin tidak terjadinya kerusakan pada lapisan - lapisan luar pipa
atau pipa dalam keseluruhan. Pengait dan lain-lain tidak diperbolehkan mengait pada
pinggiran ujung pipa.
Pipa tidak boleh diangkat dengan mempergunakan rantai atau tambang tetapi harus dengan
(sling) lebar yang melingkari pipa atau alat penyambung. Sebelum pipa atau alat penyambung
dipasang harus dengan teliti dibersihkan dan diperiksa dari adanya kerusakan.
Untuk mencegah penanganan yang tidak perlu semua batangan pipa harus ditempatkan
sedekat mungkin pada lokasi akhir pada jalur pipa dengan memperhitungkan keamanan lalu-
lintas. Pipa tidak boleh ditempatkan di lapangan lebih dari 30 m di depan parit galian.
Setiap saat pemborong harus menjamin bahwa bagian dalam pipa selalu dalam keadaan
bersih dan bebas dari benda-benda asing. Setiap kerusakan pada pipa dan peralatan lain yang
disebabkan oleh benda-benda asing dalam instalasi pipa harus diperbaiki atas beban beban
Pemborong.
Pemborong tidak boleh memulai pekerjaannya sebelum alat - alat bantunya yang diperlukan
sudah tersedia di Lapangan (berlaku untuk pemasangan pipa yang diadakan baik oleh Pemberi
Tugas maupun oleh Pemborong).
Pipa harus dipasang sesuai dengan gambar rencana kecuali bila oleh Direksi diberi petunjuk
cara yang lain. Pada umumnya gambar rencana menunjukkan tempat prakiraan sedangkan
Direksi akan menunjuk tempat pipa yang tepat. Perhatian harus diberikan dalam penanganan
pipa dan alat bantunya yang diserahkan kepada Pemborong.
Sebelum pemasangan dilaksanakan terlebih dahulu semua pipa dan peralatan harus diteliti
dan dibersihkan dengan seksama. Pipa yang berminyak, bergemuk dan sebagainya yang
mungkin telah retak atau mengalami kerusakan lainnya khususnya pada ujung pipa tidak
boleh dipergunakan. Pipa dan peralatan-peralatan rakit yang rusak harus dipisahkan untuk
IX-15
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEMASANGANG PIPA & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
diteliti kembali apakah dapat diperbaiki ataukah harus ditolak sesuai keputusan yang diambil
oleh Direksi / Tenaga Ahli.
Setiap pipa harus diperiksa dengan seksama sebelum dan setelah dipasang, pipa yang rusak
harus diperbaiki atau diganti. Setiap hari apabilla pekerjaan telah berakhir maka ujung pipa
yang terbuka untuk sementara waktu harus ditutup dengan balok-balok dari kayu, penyekat-
penyekat atau sebagaimana yang diinstruksikan oleh Direksi / Tenaga Ahli. Setiap pipa harus
dipasang dengan tepat menurut garis dan kelandaian sesungguhnya dan sedemikian rupa
sehingga dengan pipa yang berbatasan merupakan suatu sambungan konsentrasi yang
tertutup.
Selama pemasangan, alat bantu sementara sebagai penompang pipa untuk pengosongan dari
sistim perpipaan pada titik terendah selalu terjamin. Peralatan-peralatan rakit dan alat bantu
harus dipasang pada lokasi yang tepat sesuai gambar rencana kecuali ditentukan lain oleh
Direksi / Tenaga Ahli.
Bila kerusakan terjadi pada waktu pemasangan pipa, peralatan-peralatan rakit atau alat bantu
pipa selama pemasangan, harus dilaporkan kepada Direksi / Tenaga Ahli yang akan
mengambil keputusan apakah harus diperbaiki atau menolak bahan pipa bersangkutan yang
rusak.
Pada ujung / akhir pemasangan pipa atau bila pemasangan pipa harus berhenti maka harus
dipasang cap / dop dengan sambungan yang sesuai spesifikasinya kecuali ditentukan lain oleh
Direksi / Tenaga Ahli.
Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa dilaksanakan dengan alat potong pipa yang disetujui oleh Direksi / Tenaga
Ahli serta harus dibersihkan dan dilakukan tegak lurus terhadap sumbu pipa.
Semua pipa yang sudah dipotong harus mempunyai permukaan potong yang licin sesuai
dengan sudut yang diinginkan terhadap sumbu pipa tanpa merusak pipa tersebut, pipa
diameter 200 mm dan yang lebih besar, harus dipotong dengan mesin potong agar cocok
dengan alat penyambung.
Untuk pipa PVC, pinggiran-pinggiran harus dipinggul agar pipa dapat masuk dengan mudah
kedalam alat penyambung. Untuk itu ujung pipa sebelah luar dikikir / digerinda tidak lebih
IX-16
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEMASANGANG PIPA & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
dari setengah tebal pipa sampai licin dan lingkaran ujung pipa dibuat dengan sudut 150
terhadap as pipa. Umumnya pipa PVC (pipa bell ring) yang dikeluarkan dari pabrik telah
digerinda / dipinggul lebih dahulu.
Penyambung-penyambung cincin karet dari PVC memerlukan sebuah alat pembantu profil
ujung (end shoper tool).
Pemotong pipa untuk menempatkan tee, bend, katup dan lain-lain harus dikerjakan dengan
rapi dan teliti tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa dan lapisannya, ujungnya harus dibuat
halus dan rata.
Penyambung Pipa
Semua alat rakit dan ujung pipa harus dibersihkan dengan seksama sebelum disambungkan.
Sambungan-sambungan antara pipa maupun antara pipa dan peralatan- peralatan rakit harus
dilaksanakan dengan mempergunakan cincin-cincin karet, flens-flens dilas dan lain-lain sesuai
gambar rencana.
Semua sambungan dan peralatan rakit yang diperlukan harus dipasang dengan cara yang
memenuhi syarat sehingga tidak menimbulkan tegangan dalam keseluruhan sistem pipa dan
harus dilaksanakan menurut petunjuk dari pabrik bersangkutan. Defleksi pada sambungan-
sambungan pipa PVC tidak boleh melebihi 3 derajat. Setiap lengkungan pada pipa harus
diperlengkapi dengan peralatan rakit yang layak dan harus dipasang menurut sudut yang
diinginkan.
IX-17
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEMASANGANG PIPA & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
sambungan maka gelang karet yang melingkar harus dipasang dan dimasukkan ke
dalam gasket pada bell socket.
- Lapisan tipis minyak gelang harus dilapiskan baik pada permukaan bagian dalam dari
gasket atau pada ujung pipa atau keduanya. Minyak gelang harus berasal dari
persediaan yang diberikan pabrik dan disetujui oleh Direksi / Tenaga Ahli. Pemborong
tidak diperkenankan mempergunakan bahan yang tidak disetujui.
- Jika dipakai sambungan dengan solvent cement maka bagian yang akan disambung
harus dibersihkan dari debu, kotoran dan air. Oleskan, solvent cement dengan sikat
yang tipis sampai merata pada ujung pipa sedalam socket atau bagian dalam fitting
yang akan disambung sesuai dengan yang diinstrusikan oleh pabrik pipa
bersangkutan.
- Pada waktu peletakan pipa dalam galian, letak ujung spigot harus tepat dengan bell
dan dipasang dengan lintasan dan sudut yang benar.
- Jika diperlukan untuk membuat defleksi pada pipa push-on-joint untuk membentuk
belahan berjari-jari panjang maka jumlah defleksi harus dengan persyaratan Direksi
/ Tenaga Ahli dan petunjuk dari pabrik harus diikuti. Penting untuk membuat
sambungan pipa pada lintasan yang lurus dan defleksi dibuat sesudah sambungan
diselesaikan.
b. Sambungan Flens
Alat bantu flens dan peralatan-peralatan rakit harus dihubungkan ke pipa dengan
menggunakan adaptor-adaptor flens dan flens bebas kecuali bila ada petunjuk dengan
cara lain yang tertera pada gambar rencana.
Semua sambungan flens harus dibuat dengan mempergunakan paking-paking karet dan
mur baut yang digalvanisir secara celup panas dan harus dipasang di antara kepala baut
dan mur serta mur baut harus dikencangkan secara bersilang. Selama pelaksanaannya
harus diperhatikan agar tidak merusak lapisan pelindung pada alat bantu dan peralatan-
peralatan rakit. Setelah selesai, setiap kerusakan pada lapisan pelindung harus diperbaiki
oleh Pemborong.
IX-18
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEMASANGANG PIPA & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
d. Sambungan Las
Sistem penyambungan las harus sesuai dengan standar/persyaratan AWS atau AISC.
Pengelasan harus dilakukan oleh seorang tukang las yang memiliki sertifikat, jika
diperlukan penelitian dilakukan apabila Direksi/ Tenaga Ahli menghendaki.
Permukaan-permukaan yang akan dilas harus bebas dari sisik-sisik logam, kerak logam,
karat, gemuk dan cat.
Apabila pengelasan ganda diperlukan, maka permukaan pengelasan pertama harus
bersih dan bebas dari kerak logam.
Apabila diperlukan, lapisan-lapisan antara pengelasan-pengelasan ganda harus
dibersihkan dengan pukulan-pukulan ringan oleh palu bertenaga mesin dengan
mempergunakan suatu alat berujung bulat. Semua kerak logam dan pengelasan yang
berlubang-lubang dan tidak sempurna harus dibersihkan dan dihilangkan, sebelum
pengelasan tambahan dilakukan.
Setelah pengelasan, lapisan pelindung pipa dan peralatannya yang dikupas atau rusak
selama pengelasan harus diperbaiki/dilapisi kembali oleh Pemborong, termasuk bagian
yang dilas.
Tempat kerja harus terlindung terhadap angin dan hujan lebat. Bilamana diminta oleh
Direksi/Tenaga Ahli, Pemborong harus memberi penjelasan mengenai cara kerja yang
digunakan.
Gangguan pelayanan untuk pekerjaan sambungan dari pipa baru ke pipa yang telah ada,
harus dikerjakan sedemikian rupa, sehingga tidak banyak mengganggu langganan dan tidak
terlalu lama menghentikan aliran. Daerah yang terganggu diusahakan sekecil mungkin.
IX-19
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEMASANGANG PIPA & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Tidak ada satupun katup (valve) dari sistim yang telah ada, yang diubah-ubah oleh Pemborong
untuk tujuan apapun juga.
Apabila diperlukan, penyambungan dapat dilakukan tanpa menghentikan aliran pipa lama
dengan menggunakan clamp saddle beserta katup, kemudian dibor dengan tapping bor
khusus.
Katup-katup harus tersedia lengkap dengan susunan katup, yang terdiri dari poros,
pembungkus dan kotak luar. Mur dari katup harus dapat dioperasikan dengan mudah melalui
lubang pembukaan atau lubang kontrol.
Pipa harus dipasang lurus dan pada kedalaman yang tepat sesuai dengan gambar rencana.
Dasar parit harus dibentuk sedemikian rupa agar memberi penompangan keliling yang merata
dan kuat bagi bagian bawah dari setiap pipa. Pipa tidak boleh dipasang bila menurut anggapan
Direksi / Tenaga Ahli keadaan parit tidak memenuhi syarat.
Setiap pipa harus dipasang dengan tepat menurut garis dan derajat yang sesuai, sehingga
dengan pipa yang berbatasan merupakan suatu sambungan konsentrasi yang tertutup dan
bukan merupakan ketidak lurusan mendadak terhadap garis jalur.
IX-20
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEMASANGANG PIPA & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Jika terjadi kerusakan pada pipa, alat bantu, atau asessories lain pada pemasangan, maka
Tenaga Ahli harus segera diberitahu. Tenaga Ahli harus menentukan perbaikan yang
diperlukan atau menolak bagian yang rusak.
Bila pipa-pipa diangkat / diturunkan dengan mempergunakan suatu katrol / derek maka
bagian jerat baja yang melingkar pipa harus terbungkus (dengan karet atau yang tidak akan
merusak lapisan pipa).
Pemasangan pipa harus menurut penggalian saluran. Pemborong tidak boleh membiarkan
saluran yang sudah digali tetap terbuka untuk jangka waktu lama ketika menunggu pengujian
pipa. Pemborong harus mengambil tindakan pencegahan agar pipa tidak terapung pada lokasi
dimana saluran yang sudah digali dan masih terbuka digenangi air. Pencegahan ini dapat
meliputi pengurukan sebagian saluran dengan sambungan- sambungan pipa tetap terbuka
sambil menunggu pengujian tekanan hidrolis.
Pemborong harus memperbaiki semua kerusakan yang timbul pada spesi semen atau lapisan
epoxy pada pipa baja dan besi kenyal akibat pemotongan atau pengelasan, Selanjutnya,
pemborong harus mengisi kekosongan lapisan yang timbul setelah penyambungan pipa.
Lapisan spesi harus diperbaiki atau diisi kembali dengan suatu adukan yang terdiri dari 1
semen : 2 pasir : 3 kerikil atau adukan pengisi.
Baut, mur, pelat antara, klem pipa, sengkang dan sebagainya yang dipakai untuk sambungan
flens harus dicelupkan dalam larutan aspal panas sebelum dipasang.
Untuk mengatasi perubahan temperatur, pipa PVC perlu diliukkan dengan cara memberi offset
secukupnya.
Pipa harus dipasang menurt garis dan ketinggian yang ditentukan dan harus sedekat mungkin
pada dinding, atap, kolom dan bagian struktural lainnya supaya mengambil tempat seminimal
mungkin. Semua ordinat dan fitting yang diperlukan harus disiapkan.
Semua pipa dan alat bantu (fitting) harus dipasangkan sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan tegangan atau renggangan dalam pipa maupun peralatan yang berhubungan
karena adanya bagian-bagian yang ditempatkan secara paksa.
Perubahan arah harus dikerjakan dengan memakai alat bantu yang sesuai. Pipa saat dipasang
dan pemasangan pekerjaan pipa harus dilaksanakan dengan hati-hati untuk mencegah
terjadinya kerusakan pada pipa atau lapisan pipa ataupun struktur dan
IX-21
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEMASANGANG PIPA & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
perlengkapan yang berdekatan. Sebelum alat penunjang dan sengkang sementara diangkat
maka pir dan penunjang tetap harus sudah terpasang.
Semua perpipaan harus didukung kokoh dengan penggantung, sisipan atau tumpuan yang
disetujui dan kemungkinan pengembangan atau penyusutan sudah diperhitungkan. Pipa tidak
boleh ditumpukkan pada pipa lain, tangga, anak tangga atau trotoir kecuali jika disetujui oleh
Direksi / Tenaga Ahli.
Semua pipa vertikal harus didukung pada tiap lantai atau pada interval-interval yang tidak
lebih dari 2 m ke arah pipa, klem, sengkang atau penahan pada dinding, serta pada titik yang
lain agar menjamin terciptanya konstruksi yang kaku. Tiap bagian pipa harus diletakkan dan
semua sambungan (disemen, dilas, disekrup) dikerjakan ketika pipa ditumpu oleh penunjang
sementara. Setelah sambungan selesai dikerjakan, pipa diklem pada posisi akhirnya.
Pengecatan dan pelapisan luar / dalam harus dikerjakan sebagaimana ditentukan dalam ayat-
ayat yang sesuai pada spesifikasi ini.
Penyeberangan pipa pada sungai dan uruk-uruk harus dilaksanakan sesuai dengan gambar
rencana (standar / khusus). Bagi penyeberangan sungai dan urung-urung, biaya-biaya
pemasangan dari pipa selubung (bila diperlukan), pelat-pelat pelindung dari beton, perbaikan-
perbaikan dan penyesuaian terhadap dinding topang dan pangkal-pangkal jembatan,
penggalian tambahan dan sebagainya dianggap telah termasuk dalam harga kontrak.
Semua pipa pada penyeberangan sungai dan bangunan-bangunan lain harus dipasangkan
dengan peralatan yang layak seperti penjepit, penggantung dan penopang dan lain
sebagainya sehingga pemuaian, penciutan dan getaran-getaran kecil pada perpipaan harus di
dalam batas-batas yang diijinkan dengan tidak mengakibatkan kebocoran-kebocoran. Apabila
tidak disebut dalam gambar rencana maka tidak diperkenankan tanpa persetujuan Tenaga
Ahli terlebih dahulu.
IX-22
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEMASANGANG PIPA & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Bila ada ketidakcocokan dalam rangkaian antara pekerjaan pipa dan pekerjaan lain, maka
Direksi / Tenaga Ahli akan memutuskan pekerjaan mana yang akan dipertimbangkan untuk
didahulukan.
Penyeberangan-penyeberangan pipa melalui rel Kereta Api harus dilaksanakan sesuai gambar
rencana dan instruksi-instruksi yang diberikan oleh Direksi / Tenaga Ahli dan / atau oleh
P.J.K.A.
Pada saat pemasangan jembatan pipa harus dijaga kelancaran lalu lintas di sekitarnya. Kecuali
bila ditentukan lain, pada awal aliran air dalam pipa sebelum jembatan, dipasang katup
dengan diameter yang sesuai berikut sarana pipa penguras, dan pada jembatan pipa dipasang
katup udara sesuai dengan gambar-gambar rencana.
Lokasi pemasangan katup-katup dan pipa penguras harus sesuai dengan situasi setempat
sehingga memudahkan pengoperasiannya atau dengan petunjuk Direksi / Tenaga Ahli.
Syarat-syarat pelaksanaan harus sesuai dengan spesifikasi teknis untuk Pekerjaan Sipil.
9.6.1 Umum
Sebelum pengujian dimulai, blok-blok bantalan penahan dan semua konstruksi pengaman dari
beton harus sudah berumur lebih dari 7 hari. Penimbunan kembali harus diselesaikan kecuali
pada bagian-bagian sambungan dimana peralatan rakit ini harus terlihat dan diamati pada
waktu pengujian berlangsung. Jika penimbunan sebagian dikehendaki karena masalah
gangguan lalu lintas atau keperluan lainnya, Pemborong harus mengerjakan dengan petunjuk
Direksi / Tenaga Ahli. Untuk memeriksa kekuatan / kekencangan setiap sambungan-
sambungan pipa, Pemborong dapat mengisi air pada jaringan pipa dengan tekanan maksimal
2 kgf / cm2 sebelum penimbunan kembali seluruh jaringan perpipaan yang akan diuji.
Jaringan perpipaan yang telah terpasang sepanjang lebih dari 500 m, dapat langsung diisolasi
untuk diuji secara hidrostatis dengan tekanan uji 10 kgf / cm, kecuali ditentukan lain oleh
Direksi / Tenaga Ahli. Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh dengan air. Pemborong
dapat menggunakan sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air tersendiri
dengan biaya sendiri. Pengisian air ini dilakukan dengan pemompaan (an electric piston type
test pump) yang dilengkapi meteran air, harus dicegah terjadinya gelombang-gelombang
tekanan, semua udara di dalam pipa harus dilepas, dan sebuah manometer dengan kran
penutupnya harus dihubungkan pada cabang jaringan pipayang
IX-23
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEMASANGANG PIPA & ACC
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
diuji. Apabila bagian pipa yang diuji ini tidak terdapat katup udara maka cara pengeluaran
udara akan ditentukan oleh Tenaga Ahli.
Semua peralatan yang diperlukan untuk pengujian tekanan hidrostatis ini harus disediakan
oleh Pemborong dan terlebih dahulu diperiksa serta disetujui oleh Direksi / Tenaga Ahli. Jika
hasil pengujian tekanan hidrostatis tidak berhasil secara memuaskan maka, pemborong harus
mencari sumber kebocoran dan harus memperbaikinya dengan cara yang disetujui oleh Direksi
/ Tenaga Ahli. Pemborong harus mengulang pengujian tersebut atas biaya sendiri hingga
memenuhi persyaratan dan disetujui Direksi / Tenaga Ahli.
Pada waktu pengujian tekanan hidrostatis pipa, harus diperhatikan agar instrumen- instrumen
dapat menahan tekanan uji tanpa timbul kerusakan pada elemen-elemennya, kalau tidak, atau
instrumen tersebut diangkat selama pengujian dan diganti sementara dengan pasak / sumbat
pipa dengan persetujuan Tenaga Ahli.
Setelah semua jaringan perpipaan penuh diisi air untuk semua diameter pipa steel dan PVC
tidak boleh terdapat tanda-tanda kebocoran setelah mencapai tekanan uji secara konstan
selama 30 menit.
Setelah pengujian tekanan hidrostatis selesai dan terbukti berhasil, dan sebelum dilakukan
penyerahan pertama, Pemborong harus membersihkan & membilas seluruh jaringan pipa.
IX-24
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TANAH
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
BAB X
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN TANAH (CUT &FILL)
10.1 UMUM
Pekerjaan tanah meliputi pekerjaan galian (cut) dan urugan (fill) untuk pekerjaan konstruksi
Pengolahan Air Bersih dan Bangunan Penunjang yang akan dilaksanakan di daerah Sulawesi Selatan.
Pekerjaan urugan dilakukan sesuai dengan apa yang ditunjukan dalam gambar rencana dan
dilakukan lapis demi lapis dan dipadatkan hingga mencapai elevasi yang ditentukan.
Apabila ternyata dilokasi kerja ada jaringan utilitas seperti pipa air bersih, kabel-kabel listrik, jalur
pipa gas dan lainnya yang masih dipergunakan maka kontraktor wajib memberitahukan kepada
pengawas dan instansi yang berwenang untuk berkoordinasi dan berkonsultasi guna mendapatkan
petunjuk dilapangan. Kelalaian kontraktor sehingga mengakibatkan kerusakan sarana dan prasarana
umum seperti disebutkan diatas dan lainnya, maka Kontraktor berkewajiban memperbaiki dan
bertanggung jawab atas ganti rugi yang ditimbulkan akibat dari pekerjaan yang dilaksanakan.
Sesuai dengan jenis pekerjaan yang ditangani, kontraktor harus mengajukan metode pelaksanaan
pekerjaan galian dan urugan tanah terutama pekerjaan yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja.
Usulan metode kerja yang diajukan harus disajikan secara lengkap, detail dan mencantumkan
dimensi serta dilengkapi dengan perhitungan (struktur) yang diperlukan. Pekerjaan galian tanah
hanya boleh dilakukan setelah usulan metode kerja disetujui Pengawas dan peralatan bantu yang
diperlukan telah siap dilapangan.
10.3 CLEARING
1. Clearing yang dimaksud didalam klausul ini adalah pembersihan permukaan tanah seperti
pohon-pohon, alang – alang, perdu termasuk tunggul berikut akar - akarnya, serta material lain
yang ada didaerah kerja.
2. Jala-jalan yang ada, bangunan, pohon dan lainnya yang tidak ditunjuk untuk dibongkar harus
dilindungi dari cacat dan kerusakan yang mungkin timbul dari pelaksanaan pekerjaan
kontraktor.
X-1
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TANAH
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
3. Hasil bongkaran berupa puing dan batang pohon diangkut dan dibuang ketempat yang telah
ditentukan atas persetujuan Direksi/Pengawas.
10.4 STRIPPING
X-2
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TANAH
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
7. Untuk material hasil galian/cut yang tidak memenuhi syarat harus dibuang ke luar area
sedangkan material yang memenuhi syarat dikumpulkan ditempat yang sudah mendapat
persetujuan Direksi/Pengawas untuk pekerjaan timbunan.
8. Permukaan akhir galian/cut yang telah selesai harus mempunyai cukup kemiringan sehingga
tidak terjadi genangan disaat hujan atau air tanah naik ke permukaan.
1. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran, sampah dan lainnya yang akan
menggangu kepadatan tanah.
2. Dimaksud dengan pekerjaan urugan/fill disini adalah pekerjaan urugan/timbunan tanah apabila
tinggi permukaan tapak rencana hingga elevasi rencana tapak sesuai dengan gambar rencana.
Lokasi yang akan diurug harus sudah diadakan pekerjaan dibersihkan/stripping dan bebas dari
lumpur, rumput dan alang-alang,pohon-pohon, kotoran, sampah ataulainnya.
3. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan padat 20 cm ,
dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum dengan alat pemadat hingga mencapai
elevasi rencana yang ditentukan dalam gambar rencana/kerja.
4. Material bahan urugan yang terletak pada daerah yang tidak memungkinkan untuk dipadatkan
dengan alat-alat berat, urugan dapat dilakukan dengan ketebalan maksimum 10 cm padat dan
dipadatkan dengan mesin pemadat tangan/stamper.
5. Toleransi kerataan pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan adalah
± 10 mm terhadap kerataan yang ditentukan didalam gambar kerja.
6. Untuk mencapai kepadatan yang optimal, maka bahan harus ditest di laboratorium resmi yang
ditunjuk oleh Direksi/Pengawas guna mendapat nilai standar proctor.
7. Dengan bahan yang sama, material yang akan dipadatkan harus ditest juga dilapangan dengan
sistem ―Sand Cone” dengan hasil kepadatan 98% dan dilakukan oleh Konsultan yang
disetujui Direksi/Pengawas.
8. Pengetesan dilakukan untuk setiap 400 M² 1 (satu) titik, apabila diperlukan akan dilakukan test
CBR secara random (CBR >5%). Jadwal pengujian akan ditentukan oleh Direksi/Pengawas.
Biaya yang timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor. Setelah pemadatan selesai, kelebihan
tanah urugan harus dipindahkan ketempat yang ditentukan oleh Direksi/Pengawas. Ketinggian
peil disesuaikan dengan gambar rencana/kerja.
9. Hasil test dilapangan harus dilaporkan secara tertulis dan agar diketahui Direksi/Pengawas,
kemudian semua hasil pekerjaan diperiksa kembali secara bertahap terhadap patok-patok
referensi/acuan untuk mengetahui level yang direncanakan.
10. Bagian permukaan tanah yang telah dinyatakan padat sesuai hasil pengetesan harus
dipertahankan dan dijaga jangan sampai rusak akibat pengaruh luar dan tetap menjadi
tanggung jawab Kontraktor sampai dengan masa pemeliharaan.
X-3
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TANAH
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
11. Pekerjaan pemadatan telah dianggap cukup dan selesai setelah mendapat persetujuan dari
Direksi/Pengawas.
12. Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus disebar dalam lapisan-lapisan yang rata
dalam ketebalan yang tidak melebihi 200 mm.
13. Bongkahan tanah yang terlalu besar > dari Ø 100 mm harus digemburkan dan bahan tersebut
harus dicampur dengan cara menggaru atau cara sejenisnya sehingga diperoleh lapisan yang
kepadatannya sama.
14. Setiap lapis harus memenuhi kepadatan yang direncanakan dan diperiksa melalui pengujian
lapangan yang memadai, sebelum dilanjutkan dengan lapisan berikutnya. Lapisan berikutnya
tidak boleh dihampar sebelum hasil pekerjaan lapisan sebelumnya mendapat persetujuan dari
Direksi/Pengawas.
15. Bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang disyaratkan dan dikehendaki, lapisan
tersebut harus diulang kembali pekerjaannya atau diganti dengan cara-cara pelaksanaan yang
telah ditentukan guna mendapatkan kepadatan yang disyaratkan.
16. Material urugan harus memenuhi syarat dan harus bersih serta tidak mengandung akar-akar,
kotoran dan bahan-bahan organik lain. Urugan dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan
maksimum setiap lapis 200 mm (sesudah dipadatkan) sampai permukaan tanah yang
direncanakan.
17. Khusus daerah sloping harus ditimbun dengan 1,0 m lebih panjang dari rencana finish grade,
kemudian dipotong kembali agar pada daerah ini tidak ada yang tidak dipadatkan.
10.8 DEWATERING
Selama pelaksanaan pekerjaan galian tanah maupun pada saat pelaksanaan konstruksi, Kontraktor
harus menjaga area galian agar tetap kering. Jika terdapat genangan airdi dalam galian,
X-4
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TANAH
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
Kontraktor harus mengadakan pemompaan atau membuat alur drainase sementara yang
memungkinkan genangan air mengalir ke luar lokasi pekerjaan.
Kontraktor harus membuat metode pelaksanaan secara rinci mengenai pelaksanaan dewatering
termasuk perhitungan kapasitas pompa terhadap debit air yang harus dikeluarkan/dipompa. Metode
kerja dewatering serta lokasi pembuangan air harus mendapat persetujuan Direksi/Pengawas.
Kontraktor harus menyediakan peralatan dewatering secara terus menerus dilapangan dengan
kapasitas sesuai dengan kebutuhan. Atas permintaan Pengawas, Kontraktor harus menambah
peralatan dewatering jika dinilai peralatan dianggap kurang mampu dalam mengeringkan area yang
diperlukan.
Pembuangan material galian menjadi tanggung jawab kontraktor. Material hasil galian yang tidak
sesuai spesifikasi harus dikeluarkan paling lambat dalam waktu ―1 x 24 jam‖ atas biaya
kontraktor ketempat yang ditetapkan Direksi sehingga tidak mengganggu penyimpanan material
lain.
Material dari hasil galian tersebut atas persetujuan Direksi/Pengawas telah diseleksi yang dapat
dimanfaatkan sebagai material timbunan dan urugan, sisanya harus dibuang ke luar area
pekerjaan atau tempat lain atas petunjuk Direksi/Pengawas.
Sisa hasil galian harus dibuang ketempat yang sudah ditentukan oleh Direksi/Pengawas dengan
disebar merata dilokasi pembuangan dan dipadatkan. Hasil galian ―tanah organik‖ harus
dibuang ke lokasi yang ditentukan pengawas dan setelah kering material tersebut disebar merata
dilokasi pembuangan dan dipadatkan.
Semua biaya yang diperlukan untuk angkutan material hasil galian yang akan dibuang, perataan,
pemadatan dan lain-lainnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
X-5
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TANAH
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
10.10.1 Uraian
Pekerjaan ini termasuk penyediaan gebalan rumput dan menanam serta pemeliharaan pada
lokasi lereng proyek.
10.10.2 Material
Jenis rumput harus spesies lokal, tidak berbahaya bagi manusia dan binatang serta pertanian,
harus dapat tumbuh cepat, tidak berpenyakit dan berakar dalam. Kontraktor harus
memberitahukan kepada Pengawas paling lambat 3 (tiga) hari sebelum pembuatan gebalan
rumput dimulai. Tempat atau asal pengambilan rumput harus mendapat persetujuan dari
Pengawas.
Gebalan rumput harus ditanamkan dengan akar yang tidak rusak dan dipotong berbentuk persegi
beserta tanah basah/lembab tempat asalnya tumbuh. Gebalan rumput harus ditanamkan dalam
batas waktu 5 hari setelah dipotong.
Pengangkutan dan penyimpanan gebalan rumput harus sedemikian rupa agar terlindung dari
pengaruh langsung sinar matahari, dilengkapi ventilasi udara yang baik dan jangan sampai
kering.
Kontraktor harus memelihara rumput sampai benar – benar tumbuh dan dapat diterima oleh
pihak Direksi/Pengawas.
Permukaan yang akan ditanami rumput harus dbongkar/digali dan diratakan setelah bersih dari
serpihan, kerikil, gulma dan lain yang dianggap dapat mempengaruhi tumbuhnya rumput.
Permukaan itu harus berupa tanah permukaan yang subur dan gebalan beserta lapisan tanah
tersebut dengan tebal 15 cm. Kontraktor bertanggung jawab menjaga petumbuhan rumput
sebaik-baiknya dengan menggunakan pupuk atas biaya kontraktor sendiri.
Gebalan rumput harus menutupi 50% permukaan sehingga membentuk strip sodding (gebalan
bergaris) dengan interval 30 cm atau menutupi keseluruhan sehingga membentuk solid sodding
(gebalan penuh) sesuai dengan yang tertera pada gambar rencana atau petunjuk Pengawas.
Sambungan antara gebalan yang berdekatan tidak boleh lebih dari 10 mm.
Gebalan rumput yang ditanam pada lereng/talud harus menggunakan tonggak bambu penahan,
ditancapkan secara merata agar rapi kemudian seluruh permukaan disirami air yang bersih dan
bebas dari zat-zat yang berbahaya (mematikan tanaman).
Sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan setelah pekerjaan penanaman tersebut selesai, Kontraktor
harus tetap menyirami dengan air dan melaksanakan pekerjaan pemeliharaan lainnya. Hasil
pekerjaan penanaman rumput ini akan ditentukan berdasarkan pemeriksaan lapangan yang
X-6
SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TANAH
PERENCANAAN TEKNIS PSPAM SULSEL
dilakukan tiap minggu setelah selesai penanaman. Pada daerah yang rumputnya tidak tumbuh
dengan baik, maka Kontraktor harus mengganti atas biaya Kontraktor.
Kontraktor bertanggung jawab untuk memotong dan membersihkan daerah penanaman rumput
sebelum habis masa jaminan/pemeliharaan (Period of Warranty)
Jumlah penanaman rumput yang akan dibayar adalah jumlah meter persegi (m²) luas permukaan
yang sudah diselesaikan yang diukur pada talud, termasuk daerah kosong diantara tiap gebalan
garis (strip sodding) yang sudah selesai dan disetujui sesuai dengan Gambar, spesifikasi serta
petunjuk Pengawas.
X-7