Anda di halaman 1dari 17

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


Jl. K.H. Abdul Malik Pattana Endeng Komp Gubernur, Rangas Mamuju

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN
PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI D.I. TOBADAK
KAB. MAMUJU TENGAH (DAU)

URAIAN :

1. Nama Pekerjaan : Peningkatan Jaringan Irigasi


D.I. Tobadak Kab. Mamuju Tengah

2. Uraian Pekerjaan : Peningkatan Jaringan Irigasi


D.I. Tobadak Kab. Mamuju Tengah

3. Lokasi Pekerjaan/Kegiatan : Kec. Tobadak, Kab. Mamuju Tengah

4. Sumber Dana : APBD (DAU) Dinas Pekerjaan Umum dan


Penataan Ruang Provinsi Sulawesi Barat
TA. 2022
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Jl. K.H. Abdul Malik Pattana Endeng Komp Gubernur, Rangas Mamuju
1. LATAR BELAKANG
Daerah Irigasi (D.I.) adalah kesatuan lahan yang mendapat
air dari satu jaringan irigasi. Jaringan Irigasi adalah saluran,
bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu
kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian,
pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi. Jaringan
Irigasi Primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari
bangunan utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya,
bangunan bagi, bangunan bagi sadap, bangunan sadap, dan
bangunan pelengkapnya. Jaringan Irigasi Sekunder adalah bagian
dari jaringan irigasi yang terdiri dari saluran sekunder, saluran
pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi sadap, bangunan
sadap, dan bangunan pelengkapnya.
Berdasarkan kondisi air, Irigasi dibedakan menjadi beberapa
jenis, yakni:
(1) Irigasi Permukaan, Irigasi Permukaan merupakan daerah
lahan bahan basah yang selalu digenangi oleh air. Pada
umumnya daerah ini ditumbuhi flora seperti lumut,
rerumputan, semak-semak, dan tumbuhan jenis pohon.
(2) Irigasi Rawa, Irigasi Rawa merupakan daerah lahan basah
(sama seperti Permukaan). Perbedaannya ada pada jenis flora
yang hidup di daerah tersebut. Adapun jenis floranya seperti
jenis lumut-lumutan, rumput-rumputan, dan alang-alang.
(3) Irigasi Air Bawah Tanah, Irigasi Air Bawah Tanah merupakan
Lahan basah yang permukaan tanahnya relatif kering, tetapi
lahan bagian dalamnya penuh air (bersifat basah).
(4) Irigasi Pompa, Irigasi Pompa merupakan Irigasi yang jumlah
kandungan airnya selalu berubah-ubah (pasang-surut), hal
ini dikarenakan oleh adanya pengaruh Pompanya air laut.
Bakau adalah tanaman yang sering ada di daerah ini.
(5) Irigasi Tambak, Irigasi Tambak merupakan Irigasi yang
jumlah kandungan airnya selalu berubah-ubah (pasang-
surut), hal ini dikarenakan oleh adanya pengaruh Pompanya
air laut. Bakau adalah tanaman yang sering ada di daerah ini.
Berdasarkan letaknya, Irigasi bisa dibedakan menjadi 3
macam, yakni:
(1) Irigasi Dataran Rendah, Irigasi Dataran Rendah terjadi
di daerah depresi yang membentuk permukaan datar
dan cekung. Air Irigasi ini berasal dari air hujan, air
tanah, dan air sungai, serta kaya akan mineral. Irigasi
ini ditumbuhi oleh tumbuhan autotrophic. Gambut
yang terbentuk di daerah ini berasal dari sisa -sisa
tumbuhan autotrof.
(2) Irigasi Dataran Tinggi, Irigasi Dataran Tinggi jenis ini
terletak di daerah tinggi (daripada daerah disekitarnya)
dan memiliki permukaan cekung. Sumber air Irigasi
jenis ini berasal dari air hujan dan airnya tidak begitu
asam.
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Jl. K.H. Abdul Malik Pattana Endeng Komp Gubernur, Rangas Mamuju
(3) Irigasi Peralihan, Irigasi jenis ini sebagian tanahnya
bisa digunakan sebagai lahan pertanian.
Irigasi dataran rendah dan Irigasi peralihan banyak terdapat di
Kecamatan Bambaira Kabupaten Pasangkayu. Untuk dapat
menjadikan lahan Irigasi lebih produktif dan dapat bermanfaaat
khususnya untuk kepentingan masyarakat petani, perlu
dilakukan kegiatan perencanaan saluran dan banguan irigasi atau
sistem irigasi. Dimana pemanfaatan lahan Irigasi untuk kegiatan
produktif seperti pertanian pada akhirnya akan dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitarnya.
Selain untuk pertanian, saluran irigasi dapat dimanfaatkan untuk
budidaya padi dan jagung. Penataan jaringan irigasi yang baik
dapat menunjang penyediaan air dalam kuantitas dan kualitas
yang memadai untuk budidaya padi dan jagung. Selain itu juga
dapat dimanfaatkan untuk keperluan transportasi air khususnya
di saluran-saluran primer dan sekunder yang cukup lebar dan
dalam.
Ada empat unsur fungsional pokok didalam pembangunan
jaringan irigasi, yaitu :
(1) Bangunan-bangunan Utama (Head Works) → air diambil
dari sumbernya (sungai atau waduk)
(2) Jaringan pembawa → Saluran yang mengalirkan ke
Jaringan – Jaringan tersier.
(3) Jaringan – Jaringan tersier dengan sistem pembagian air
dan sistem pembuangan kolektif, air irigasi→ sawah
(4) Sistem pembuangan.
Sedangkan Jaringan Irigasi terdiri :
(1) Bangunan-bangunan utama
(2) Jaringan dan trase saluran irigasi
(3) Jaringan dan trase saluran pembuang
(4) Jaringan – Jaringan primer, sekunder dan tersier
Untuk Lokasi-Lokasi Bangunan di antaranya adalah :
(1) Batas-batas daerah irigasi
(2) Jaringan dan trase jalan
(3) Daerah-daerah yg tidak diairi (desa-desa)
(4) Daerah-daerah yg tidak dapat diairi (tanah jelek, terlalu tinggi
dsb)
(5) Jaringan Irigasi ada 3 yaitu :
a. Jaringan Primer
Dilayani oleh satu saluran primer yang mengambil air,
langsung dari sumber air (sungai)
b. Jaringan Sekunder
Menerima air dari bangunan bagi yg terletak di saluran
primer/sekunder. Batas Jaringan sekunder, misal saluran
pembuang
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Jl. K.H. Abdul Malik Pattana Endeng Komp Gubernur, Rangas Mamuju
c. Jaringan Tersier
Menerima air irigasi yg dialirkan dan diukur pada bangunan
sadap (off take tersier). Batas Jaringan tersier, misal parit,
jalan, batas desa, dan sesar medan.
Jaringan Tersier dikatakan ideal bila masing-masing pemilikan
sawah memiliki pengambilan sendiri dan dapat membuang
kelebihan air langsung ke jaringan pembuang. Ukuran Jaringan
tersier bergantung pada besarnya biaya pelaksanaan jaringan
irigasi dan pembuang (utama dan tersier) serta biaya eksploitasi
dan pemeliharaan (OP) jaringan. Ukuran optimum suatu Daerah
Irigasi untuk kewenangan Tingkat Provinsi yaitu : 1.000 – 3.000
Ha. Jaringan kecil, efisiensi irigasi tinggi diperlukan lebih sedikit
titik – titik pembagian air saluran yang lebih pendek menyebabkan
kehilangan air yg lebih sedikit. Lebih sedikit petani yang terlibat →
kerjasama lebih baik. Pengaturan (air) yang lebih baik sesuai
dengan kondisi tanaman.

2. DASAR HUKUM
1) UU Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
2) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan
Penatapan Status Daerah Irigasi
3) Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021, tentang Perubahan
Perpres 16 Tahun 2018 Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
4) Peraturan Lembaga (Perlem) LKPPP Nomor 12 Tahun 2021 Tentang
Pedoman Pemilihan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui
Penyedia Jasa;
5) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;
6) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2001
tentang Irigasi;
7) Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan
Postur dan Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Tahun Anggaran 2020.
8) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017
tentang Jasa Konstruksi;
9) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
10 Tahun 2021 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi.
10) Undang-undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi
Peraturan Perpajakan;
11) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2022 tentang perubahan
kedua Undang-undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi
Peraturan Perpajakan.
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Jl. K.H. Abdul Malik Pattana Endeng Komp Gubernur, Rangas Mamuju
3. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari pekerjaan PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI D.I
TOBADAK KAB. MAMUJU TENGAH adalah untuk agar penyedia jasa
melaksanakan pembangunan jaringan irigasi yang menghasilkan
bangunan yang representative, aman, nyaman dan kokoh berdasarkan
aturan teknis yang berlaku. Sehingga nantinya lahan dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan produktif yang dapat membantu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani pada khususnya dan
masyarakat keseluruhan pada umumnya.
Untuk melaksanakan pekerjaan dimaksud, kegiatan-kegiatan yang
harus dilaksanakan oleh pelaksana adalah sebagaimana tercantum
pada Kerangka Acuan Kerja ini.
Adapun tujuannya sebagai berikut.
1. Mengairi sawah irigasi sesuai daerah irigasi kewenangan
provinsi;
2. Pembagian air untuk sawah irigasi dapat merata

4. TARGET DAN SASARAN


1. Mengurangi kendala- kendala pemberian air irigasi Daerah Irigasi
Bantalaka Kecamatan Bambaira Kabupaten Pasangkayu dalam
rangka menciptakan lebih baik, sehingga kedepanya akan
menciptakan peningkatan luas layanan irigasi.
2. Terciptanya Operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi yang
efektif dan efisien.

5. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi yang akan dilaksanakan pekerjaan PENINGKATAN JARINGAN
IRIGASI D.I TOBADAK KAB. MAMUJU TENGAH yaitu di Desa
Tasantung Kecamatan Tobadak Kabupaten Mamuju Tengah.

6. SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA


6.1 Sumber Dana
Sumber Dana berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU) Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Provinsi Sulawesi Barat TA. 2022.

6.2 Pagu Anggaran


Pagu Anggaran PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI D.I TOBADAK
KAB. MAMUJU TENGAH ini adalah sebesar Rp 1.339.680.000,- (Satu
Milyar Tiga Ratus Tiga Puluh Sembilan Juta Enam Ratus Delapan
Puluh Ribu Rupiah) sudah termasuk PPN sebesar 11%.

6.3 Nilai HPS


Harga Perkiraan Sendiri PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI D.I
TOBADAK KAB. MAMUJU TENGAH ini adalah sebesar Rp.
1.339.540.000,- (Satu Milyar Tiga Ratus Tiga Puluh Sembilan Juta
Lima Ratus Empat Puluh Ribu Rupiah) sudah termasuk PPN sebesar
11%.
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Jl. K.H. Abdul Malik Pattana Endeng Komp Gubernur, Rangas Mamuju
7. NAMA DAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH (OPD)
Nama SKPD : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Provinsi Sulawesi Barat
Nama PA : Ir. H. Muhammad Aksan, M.T
Nama KPA : Hj. Suriana Z, S.T., M.M
Nama PPTK : Alfian, S.T
Nama Program : Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
Nama Kegiatan : Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi Primer
dan Sekunder pada Daerah Irigasu yang Luasnya
1000 Ha – 3000 Ha dan Daerah irigasi Lintas Daerah
Kabupaten/Kota
Nama Pekerjaan : Rehabilitasi Jaringan Irigasi Permukaan
/Sub Kegiatan
Lokasi Pekerjaan : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Provinsi Sulawesi Barat
Kode Rekening : 5.2.04.02.01.0001
Sumber Dana : Dana Alokasi Umum APBD Tahun 2022
Kode RUP : 33363351
Jangka Waktu : 150 (Seratus Lima Puluh) Hari Kalender
Pelaksanaan
Jenis Kontrak : Gabungan Lumsum dan Harga Satuan

8. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Secara umum lingkup PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI D.I TOBADAK
KAB. MAMUJU TENGAH ini adalah sebagai berikut:
Lingkup kegiatan yang akan dilaksanakan adalah rehabilitasi jaringan
irigasi dengan keterangan sebagai berikut :
1. Pekerjaan Saluran Primer 419 meter;
2. Pekerjaan Bangunan Bagi 1 buah;
3. Pintu 2 buah;
4. Plat Duicker 1 buah.
Dalam melaksanakan Pekerjaan Jaringan Irigasi, penyedia jasa
(KONTRAKTOR PELAKSANA) mengacu pada standar perencanaan, dan
dalam menjalankan kewajibannya diarahkan oleh KONSULTAN PENGAWAS
TEKNIS.
Hendaknya Penyedia jasa (KONTRAKTOR PELAKSANA) memahami kontrak
terlebih dahulu sehingga fungsi dan kewajibanya dapat terlaksana dengan
baik, dan menghasilkan keluaran sebagaimana yang diharapkan oleh
pemilik pekerjaan.
Penyedia jasa (KONTRAKTOR PELAKSANA) harus membuat uraian kegiatan
secara terinci yang sesuai dengan setiap bagian pekerjaan pelaksanaan yang
dihadapi dilapangan. Secara garis besar uraian kegiatan adalah sebagai
berikut :
1. Pekerjaan Persiapan.
 Menyusun program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan.
 Menyusun Time Schedule dan Network Planning yang diajukan oleh
kontraktor pelaksana untuk selanjutnya diteruskan ke konsultan
pengawas dan pengguna anggaran.
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Jl. K.H. Abdul Malik Pattana Endeng Komp Gubernur, Rangas Mamuju
2. Pekerjaan Teknis Lapangan
 Mobilisasi tenaga, peralatan dan material yang dipergunakan.
 Melaksanakan pekerjaan secara umum, melakukan koordinasi dan
inspeksi kegiatan-kegiatan pembangunan agar pelaksanaan teknis
yang dilakukan dapat secara terus menerus sampai dengan pekerjaan
diserah terimakan, Masa Pemeliharaan dan Serah Terima Akhir.
 Melaksanakan pekerjaan dengan benar ukuran kualitas dan kuantitas
dari bahan atau komponen bangunan, peralatan dan perlengkapan
selama pelaksanaan pekerjaan di lapangan atau ditempat kerja
lainnya.
3. Laporan
 Memberikan laporan dan administrasi mengenai kemajuan pekerjaan
tiap hari, minggu dan bulannya.
 Melaporkan material yang dipakai, jumlah tenaga kerja dan alat yang
digunakan kepada konsultan pengawas dan penyedia jasa.
 Membuat gambar-gambar kerja tambahan yang apabila ada tambahan
atau berkurangnya pekerjaan, dan juga perhitungan serta gambar
konstruksi (shop drawing dan Asbuilt drawing).
4. Dokumen.
 Menerima dan menyiapkan Berita Acara sehubungan dengan
penyelesaian pekerjaan dilapangan, serta untuk keperluan
pembayaran.
 Memeriksa dan menyiapkan daftar volume dan nilai pekerjaan, serta
penambahan atau pengurangan pekerjaan guna keperluan
pembayaran (Adendum).
 Mempersiapkan formulir, laporan harian, mingguan, dan bulanan,
berita acara kemajuan pekerjaan, penyerahan pertama dan kedua,
serta formulir-formulir/laporan - laporan lainnya yang diperlukan
untuk kebutuhan dan dokumen pelaksanaan.

9. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan dari tahap pelaksanaan pekerjaan ini adalah
sebagai berikut
1) Pekerjaan saluran primer sepanjang 419 meter, pekerjaan bangunan
bagi 1, pintu 2 buah, dan plat duicker 1 buah sesuai HPS, Kerangka
Acuan Kerja dan Gambar Rencana.
2) Buku harian yang memuat semua kegiatan yang dilakukan dalam
perhari. Laporan harian, berisi keterangan tentang :
 Tenaga kerja,
 Bahan - bahan yang digunakan,
 Alat-alat,
 Pekerjaan - pekerjaan yang diselenggarakan, dan
 Waktu pelaksanaan pekerjaan.
3) Laporan mingguan sebagai resume laporan harian.
4) Laporan bulanan sebagai resume laporan mingguan.
5) Foto-foto Kegiatan.
6) Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk pembayaran.
7) Surat Perintah Perubahan Pekerjaan dan Berita Acara Pemeriksaan
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Jl. K.H. Abdul Malik Pattana Endeng Komp Gubernur, Rangas Mamuju
Pekerjaan Tambah Kurang (Addendum) apabila diperlukan.
8) Gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as-built drawings) dan
manual peralatan-peralatan.
9) Gambar rincian pelaksanaan (shop drawings) dan Time Schedule.
10. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
1) Jangka Waktu Pelaksanaan Kegiatan Ini Selama 150 (Seratus Lima
Puluh) hari Kalender.
2) Jangka Waktu Masa Pemeliharaan Selama 360 (Tiga Ratus Enam
Puluh) hari Kalender.

11. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


PEKERJAAN terlampir

12. LAPORAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI


A. Laporan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
Jenis laporan yang harus dibuat dan disampaikan oleh Penyedia /
pelaksana Konstruksi terdiri dari :
a. Rencana Mutu Kontrak (RMK)
Rencana Mutu Kontrak (RMK) sekurang-kurangnya bersisi :
 Latar Belakang;
 Informasi kegiatan;
 Sasaran Mutu;
 Persyaratan Teknis dan Administrasi;
 Struktur Organisasi;
 Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang;
 Bagan Alir Pelaksanaan Kegiatan;
 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan;
 Jadwal Peralatan;
 Jadwal Material;
 Jadwal personil;
 Jadwal Arus Kas;
 Rencana dan metoda verifikasi, validasi, monitoring, evaluasi,
Inspeksi dan pebgujian & kriteria penerimaannya;
 Daftar Kriteria Penerimaan;
 Daftar Induk Dokumen;
 Daftar Rekaman;
 Lampiran-lampiran.
Rencana Mutu Kontrak (RMK) harus diserahkan selambat-
lambatnya : 30 (tiga puluh) hari kerja sejak SPMK diterbitkan
sebanyak 5 (lima) buku laporan untuk di bahas dan ditetapkan
bersama oleh KPA/PPK dan Penyedia.

b. Gambar Shop Drawing


Gambar Shop Drawing atau gambar pelaksanaan dibuat setelah
dilaksanakannya Pemeriksaan Bersama (MC0%), dan sudah harus
disampaikan paling lambat 15 (lima belas) hari kerja setelah
pelaksanaan Pemeriksaan Bersama (MC0%).
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Jl. K.H. Abdul Malik Pattana Endeng Komp Gubernur, Rangas Mamuju
c. Laporan Kemajuan Pekerjaan Bulanan
Laporan Kemajuan Pekerjaan Bulanan sekurang-kurangnya
bersisi :
 Laporan Harian;
 Rincian Progres Mingguan;
 Dokumentasi Mingguan;
 Rekapirulasi Progres Bulanan;
 Kurva “S” Rencana dan Realisasi;
 Pelaksanaan rapat-rapat evaluasi, dilengkapi dengan
dokumentasi rapat dan notulensi / Berita Acara hasil rapat.
 Laporan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Konstruksi (SMK3)
Laporan Kemajuan Pekerjaan Bulanan harus diserahkan selambat-
lambatnya : 5 (lima) hari kerja setelah akhir bulan dalam kontrak
berjalan, diterbitkan sebanyak 3 (tiga) buku laporan.
Untuk laporan 100% atau laporan bulan terakhir sudah harus
disampaikan paling lambat 5 (lima) hari kerja sebelum
penandatangan Berita Acara Serah Terima Pertama / Profesional
Hand Over.

e. Gambar As Build Drawing


Gambar As Build Drawing atau Gambar Purna Laksana, dibuat
setelah pelaksanaan pekerjaan konstruksi dinyatakan selesai 100%,
dan sudah harus disampaikan paling lambat 5 (lima) hari kerja
sebelum penandatangan Berita Acara Serah Terima
Pertama/Profesional Hand Over.

14. TANGGUNGJAWAB PENYEDIA KONSTRUKSI


Tanggungjawab Penyedia Konstruksi berdasarkan ketentuan pasal 17 ayat
(2) Peraturan Presiden RI No. 12 Tahun 2021.

14. JENIS KONTRAK DAN CARA PEMBAYARAN


Jenis Kontrak : Gabungan Lumsum dan Harga Satuan
Cara Pembayaran : Termin

15. PERSYARATAN PENYEDIA


A. Persyaratan Kualifikasi:
1. Memiliki perijinan berusaha di bidang jasa konstruksi yang
sesuai NIB dengan KBLI 42201;
2. Memiliki SBU dengan kualifikasi Usaha Kecil; klasifikasi
bangunan sipil; dan sub klasifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi
Saluran Air, Pelabuhan, DAM dan Prasarana Sumber Daya Air
lainnya; Kode SI001;
3. Memiliki NPWP Valid dengan status keterangan wajib pajak
berdasarkan hasil konfirmasi Status Wajib Pajak Valid.
4. Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta perubahan
perusahaan (apabila ada perubahan)
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Jl. K.H. Abdul Malik Pattana Endeng Komp Gubernur, Rangas Mamuju
5. Tidak masuk dalam daftar hitam, keikutsertaannya tidak
menimbulkan pertentangan kepentingan pihak yang terkait, tidak
dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya
tidak sedang dihentikan dan/atau yang bertindak untuk dan atas
nama badan usaha tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana,
dan pengurus/pegawai tidak berstatus Aparatur Sipil Negara,
kecuali yang bersangkutan mengambil cuti diluar tanggungan
Negara
6. Memiliki pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan konstruksi
dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik dilingkungan
pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman subkontrak.
7. Dan untuk kualifikasi usaha kecil yang baru berdiri kurang dari
3 (tiga) tahun :
a. Dalm hal penyedia belum memiliki pengalaman, dikecualikan
dari ketentuan syarat angka 8 untuk pengadaan dengan nilai
paket sampai dengan paling banyak Rp.2.500.000.000,- (dua
miliar lima ratus juta rupiah);
b. Harus memiliki pengalaman pada bidang yang sama, untuk
pengadaan dengan nilai paket pekerjaan paling sedikit di atas
Rp. 2.5000.000.000,- (dua miliar lima ratus ribu rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp. 15.000.000.000,- (lima
belas miliar rupiah)
8. Memiliki sisa kemampuan paket (SKP) yaitu SKP = 5 – P

B. Syarat Teknis :
1. Pekerjaan utama yang harus diuraikan dalam metode pelaksanaan
pekerjaan : karena pekerjaan ini tidak termasuk pekerjaan yang
kompleks atau diperuntukan bagi kualifikasi usaha besar, maka
dalam proses tender metode pelaksanaan tidak dikompetisikan
atau bukan merupakan persyaratan teknis. Oleh karena itu metode
pelaksanaan dibuat oleh penyedia dan wajib disampaikan dan
dipresentasikan pada saat pelaksanaan rapat persiapan
pelaksanaan pekerjaan (Pree Contrution Meeting).

2. Memiliki kemapuan menyediakan peralatan utama untuk


pelaksanaan pekerjaan yaitu :
 Peralatan Utama:
a. Excavator 80 – 140 HP (1 Unit)
b. Dump Truck kapasitas 3.5 ton (3 Unit)
c. Concrete Mixer dengan kapasitas minimal 0,3 – 0,6 m3 (1
Unit)
d. Water Tanker kapasitas 3000 Liter (2 Unit)
e. Water pump 70 – 100 mm (1 Unit)
f. Total Station (TS) 2inch (1 Unit)
 Peralatan Pendukung
a. Automatic Level/Waterpass 1mm (1 Unit)
b. Generator Set (1 Unit)
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Jl. K.H. Abdul Malik Pattana Endeng Komp Gubernur, Rangas Mamuju
Syarat Personil Manajerial:
No. Jabatan dalam Pengalaman Sertifikat Kompetensi
pekerjaan yang Kerja Kerja
akan dilaksanakan (tahun)
SKT, Pelaksana (TS 032)
1. Pelaksana 2 Tahun Bangunan Irigasi
Ahli K3 0 Tahun (Ahli
Konstruksi/Ahli Madya) Sertifikat Ahli K3
Keselamatan 3 Tahun (Ahli Konstruksi
2. Konstruksi Muda)

3. Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)


Rencana Keselamatan Konstruksi atau yang disingkat dengan RKK
adalah dokumen lengkap perencana penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi (SMKK) dan merupakan satu kesatuan
dengan dokumen kontrak suatu pekerjaan konstruksi, yang dibuat
oleh Penyedia Jasa dan disetujui oleh Pengguna Jasa,
untukselanjutnya dijadikan sebagai sarana interaksi antara
Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa dalam penerapan SMKK.
Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) dibuat oleh Penyedia Jasa,
meliputi:
A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan
Konstruksi
A.1. Kepedulian pimpinan terhadap Isu eksternal dan
internal (ditandatangani oleh penyedia jasa/direktur);
A.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi (dalam bentuk
pakta integritas dan ditandatangani oleh penyedia
jasa/direktur)
B. Perencanaan keselamatan konstruksi
B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian Risiko, Pengendalian dan
Peluang

Tingkat Resiko
Jenis/Tipe Pekerjaan Identifikasi Bahaya
No. Bahaya
Kecelakaan akibat 2
Mobilisasi
1 kendaraan yang melintas
Kecelakaan akibat:
- Material galian longsoran
Galian Tanah Untuk
2 - Manuver peralatan 6
Konstruksi (mekanis)
- Sisa material/Buangan
hasil galian
Kecelakaan akibat:
- Bahan dan alat kerja
3 Urugan Tanah Kembali yang digunakan 6
- Tertabrak kendaraan
yang melintas
Pengadaan Tanah Kecelakaan akibat:
4 Timbunan - Bahan dan alat kerja
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Jl. K.H. Abdul Malik Pattana Endeng Komp Gubernur, Rangas Mamuju
Tingkat Resiko
Jenis/Tipe Pekerjaan Identifikasi Bahaya
No. Bahaya
yang digunakan 4
- Tertabrak kendaraan
yang melintas
Kecelakaan akibat:
Mengangkut 1m3 - Bahan dan alat kerja
5 material dengan jarak yang digunakan 2
100 m - Tertabrak kendaraan
yang melintas
Kecelakaan akibat:
- Bahan dan alat kerja
6 Timbunan Tanah yang digunakan 4
- Tertabrak kendaraan
yang melintas
Kecelakaan akibat:
- Bahan dan alat kerja
7 Pemadatan Tanah yang digunakan 4
- Kesalahan penempatan
alat
Kecelakaan akibat:
- Bahan dan alat kerja
yang digunakan
8 Pek. Pas. Batu - Kesalahan penempatan 6
stok material
- Kendaraan yang melintas
- Sisa material
Kecelakaan akibat:
- Bahan dan alat kerja
yang digunakan
9 Pek. Plesteran - Kesalahan penempatan 3
stok material
- Kendaraan yang melintas
- Sisa material
Kecelakaan akibat:
- Bahan dan alat kerja
Pek. Beton K.175 yang digunakan
10 - Kesalahan penempatan 6
stok material
- Kendaraan yang melintas
- Sisa material
Kecelakaan akibat:
- Bahan dan alat kerja
yang digunakan
11 Pek. Penulangan - Kesalahan penempatan 6
stok material
- Kendaraan yang melintas
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Jl. K.H. Abdul Malik Pattana Endeng Komp Gubernur, Rangas Mamuju
Tingkat Resiko
Jenis/Tipe Pekerjaan Identifikasi Bahaya
No. Bahaya
- Sisa material
Kecelakaan akibat:
- Bahan dan alat kerja
yang digunakan
12 Pek. Bekisting - Kesalahan penempatan 4
stok material
- Kendaraan yang melintas
- Sisa material
Kecelakaan akibat:
Pas. Pintu Pengatur - Bahan dan alat kerja 3
13 Sekunder yang digunakan
Kecelakaan akibat:
Pas. Pintu Pengatur - Bahan dan alat kerja 3
14 Bagi yang digunakan

Berdasarkan tingkat resiko bahaya, jenis pekerjaan yang tingkat resiko


bahayanya sedang adalah Pekerjaan Pasangan Batu adalah pekerjaan yang
dikompetisikan dalam pengadaan.

METODE PELAKSANAAN
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Mobilitas Peralatan
Kontraktor harus menggunakan alat angkut yang sesuai dengan karakter
peralatan dan bahan-bahan yang diangkut serta kondisi lokasi yang
dilalui.
b. Peil dan Pengukuran
Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan
maupun bagian - bagiannya dan memberitahukan Direksi Proyek tentang
setiap perbedaan yang ditemukan didalam RKS dan gambar-gambar
maupun dalam pelaksanaan (kondisi lapangan), kontraktor baru diijinkan
membetulkan kesalahan dan melaksanakannya setelah ada persetujuan
tertulis dari Direksi Proyek.
Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan
menurut Peil- Peil dan ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam gambar
kerja.
Mengingat setiap kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian-bagian
pekerjaan selanjutnya, maka ketepatan peil dan ukuran tersebut mutlak
perlu diperhatikan sungguh-sungguh. Kelalaian Kontraktor dalam hal ini
tidak ditolerir dan Direksi Proyek berhak membongkar pekerjaan atas
biaya Kontraktor.
Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, di dalam
hal apapun menjadi tanggung jawab Kontraktor. Oleh karena itu
sebelumnya kepadanya diwajibkan pemeriksaan menyeluruh terhadap
semua gambar-gambar yang ada.
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Jl. K.H. Abdul Malik Pattana Endeng Komp Gubernur, Rangas Mamuju
2. PEKERJAAN STRUKTUR
a. Galian Tanah
 Penggalian harus dikerjakan sesuai garis dan kedalaman seperti
ditunjukkan Kuntur Permukaan Tanah.
 Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas. Lebar galian harus
dibuat cukup lebar untuk memberikan ruang gerak dalam
melaksanakan pekerjaan.
 Elevasi yang tercantum dalam Gambar Kerja merupakan perkiraan
saja dan Pengawas dapat menginstruksikan perubahan-perubahan
bila dianggap perlu.
 Setiap kali pekerjaan galian selesai, Kontraktor wajib melaporkannya
kepada Pengawas untuk diperiksa sebelum melaksanakan pekerjaan
selanjutnya.
 Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang digali harus
bebas dari bahan lepas, bersih dan dipotong mendatar atau miring
sesuai Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan
sebelum menempatkan bahan urugan.
 Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada elevasi penggalian rencana,
Kontraktor harus melakukan penggalian tambahan sesuai petunjuk
Pengawas, sampai kedalaman yang memiliki permukaan yang sesuai.
 Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh diselesaikan
sebelum pekerjaan berikutnya siap dilaksanakan, sehingga air hujan
atau air permukaan lainnya tidak merusak permukaan galian. Untuk
menggali tanah lunak, Kontraktor harus memasang dinding penahan
tanah sementara untuk mencegah longsornya tanah ke dalam lubang
galian. Kontraktor harus melindungi galian dari genangan air atau air
hujan dengan menyediakan saluran pengeringan sementara atau
pompa.
 Galian di bawah elevasi rencana karena kesalahan dan kelalaian
Kontraktor harus diperbaiki sesuai petunjuk Pengawas tanpa
tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
b. Urugan dan Timbunan
 Pekerjaan urugan atau timbunan hanya dapat dimulai bila bahan
urugan dan lokasi pengerjaan urugan/timbunan telah disetujui
Pengawas.
 Kontraktor tidak diijinkan melanjutkan pekerjaan pengurugan
sebelum pekerjaan terdahulu disetujui Pengawas.
 Bahan galian yang sesuai untuk bahan urugan dan timbunan dapat
disimpan oleh Kontraktor di tempat penumpukan pada lokasi yang
memudahkan pengangkutan selama pekerjaan pengurugan dan
penimbunan berlangsung. Lokasi penumpukan harus disetujui
Pengawas.
 Pengurugan pekerjaan beton hanya dapat dilakukan ketika umur
beton minimal 14 hari, dan ketika pekerjaan pasangan berumur
minimal 7 hari, atau setelah mendapat persetujuan dari Pengawas.
 Urugan kembali lubang pondasi / pasangan harus dilakukan dengan
persetujuan Pengawas.
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Jl. K.H. Abdul Malik Pattana Endeng Komp Gubernur, Rangas Mamuju

 Urugan harus dilakukan lapis demi lapis dan tiap-tiap lapis


dipadatkan, Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadatan yang
memadai untuk memadatkan urugan maupun daerah galian. Bila
tingkat pemadatan tidak memenuhi, perbaikan harus dilakukan
sampai tercapai pemadatan sesuai ketentuan. Bahan yang
ditempatkan di atas lapisan yang tidak dipadatkan dengan baik harus
disingkirkan dan atau harus dipadatkan kembali sesuai petunjuk
Pengawas.
c. Pemasangan Bekisting
 Bekisting harus dipasang sesuai bentuk dan ukuran-ukuran yang
telah ditentukan atau yang diperlukan dalam gambar.
 Bekisting harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-
perkuatan, sehingga cukup kokoh, dijamin tidak berubah bentuk dan
kedudukannya selama pengecoran dilakukan.
d. Pengecoran Beton
 Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh,
pemeriksaan ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan
penempatan penahan jarak.
 Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
Pengawas Lapangan.
 Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan
menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat, dan
harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos, dan
sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.
 Apabila pengecoran beton akan dihentikan, dan diteruskan pada hari
berikutnya, maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan.
 Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, sehingga tidak terjadi
penguapan cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan
datangnya hujan harus diperhatikan.
 Beton harus dibasahi paling sedikit 10 ( sepuluh ) hari setelah
pekerjaan pengecoran.
e. Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengn ijin tertulis dari
Pengawas Pekerjaan. Setelah bekisting dibuka tidak diijinkan
mengadakan perubahan apapun pada permukaan beton, tanpa
persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
f. Pasangan Batu Kali
 Umum.
Pekerjaan pasangan batu kali, baru diijinkan untuk dimulai bila
semua pekerjaan galian dan urugannya telah diperiksa serta disetujui
Pengawas Pekerjaan galian dan urugan kembali dilaksanakan sesuai
Persyaratan teknis Galian, Urugan kembali, dan Pemadatan.
 Sebelum memulai pekerjaan perletakan pasangan batu kali, air/air
hujan ataupun air tanah yang berada dalam galian harus dipompa dan
dikeluarkan.
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Jl. K.H. Abdul Malik Pattana Endeng Komp Gubernur, Rangas Mamuju

 Pemasangan.
 Adukan 1 semen dengan 2 pasir untuk pasangan batu kali yang
terendam air dan adukan 1 semen dengan 4 pasir untuk pasangan
batu kali yang tidak terendam air.
 Adukan harus membungkus batu kali pada bagian tengah pasangan
sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian dari pasangan yang
berongga/tidak padat.
 Tidak diperbolehkan sama sekali memukul batu kali di tempat
pekerjaan (pada bagian konstruksi) dengan martil besar, kecuali di
luar papan patok ukur/bow plank.
 Pasangan batu kali di atas dasar galian harus diurug lapisan pasir
setebal 5 dan di samping batu kali 10 cm.
 Bagian yang akan diberi pasangan batu kali harus sudah
dibentuk sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja, dan/atau sesuai
petunjuk Pengawas.
 Pasangan batu kali harus saling menyilang dan terkait, sehingga tidak
ada siar yang merupakan garis lurus.
 Pembersihan Permukaan.
Segera setelah adukan ditempatkan, semua permukaan pasangan
batu kali yang terlihat harus dibersihkan secara menyeluruh dari
cipratan adukan dan harus dijaga sedemikian rupa sampai pekerjaan
selesai.
 Perawatan
Pasangan batu kali harus dilindungi dari cahaya matahari dan secara
terus- menerus harus dibasahi dengan cara yang disetujui selama tiga
hari setelah pekerjaan selesai.
g. Pekerjaan Plesteran
 Pelesteran Pasangan Batu Kali/Gunung
Pekerjaan pelesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan
pembersihan selesai. Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan
sempurna, bidang pelesteran dibagi-bagi dengan kepala pelesteran
yang dipasangi kelos-kelos sementara dari bambu. Kepala pelesteran
dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak dengan
menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokan
kerataan bidang. Setelah kepala pelesteran diperiksa kesikuannya dan
kerataannya, permukaan dinding baru dapat ditutup dengan
pelesteran sampai rata dan tidak ada kepingan-kepingan kayu yang
tertinggal dalam pelesteran. Seluruh permukaan pelesteran harus rata
dan rapi, kecuali bila pasangan aka dilapis dengan bahan lain. Sisa-
sisa pekerjaan yang telah selesai harus segera dibersihkan. Tali air
(naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian pertemuan
dengan bukaan dinding atau bagian lain yang ditentukan dalam
Gambar Kerja, dibuat dengan menggunakan profil kayu khusus untuk
itu yang telah diserut rata, rapi dan siku. Tidak diperkenankan
membuat tali air dengan menggunakan baja tulangan.
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Jl. K.H. Abdul Malik Pattana Endeng Komp Gubernur, Rangas Mamuju

 Pelesteran Permukaan Beton


Permukaan beton yang akan diberi pelesteran harus dikasarkan,
dibersihkan dari bagian-bagian yang lepas dan dibasahi air, kemudian
dipelester. Permukaan beton harus bersih dari bahan-bahan cat,
minyak, lemak, lumut dan sebagainya sebelum pekerjaan pelesteran
dimulai. Permukaan beton harus dibersihkan menggunakan kawat
baja. Setelah pelesteran selesai dan mulai mengeras, permukaan
pelesteran dirawat dengan penyiraman air. Pelesteran yang tidak
sempurna, misalnya bergelombang, retak-retak, tidak tegak lurus dan
sebagainya harus diperbaiki.

PENUTUP

Untuk tahap pelaksanaan pekerjaan, spesifikasi teknis ini hanya merupakan


salah satu sumber informasi bagi seluruh pelaku pengadaan, karena untuk
memastikan target kualitas output tercapai, maka akan dilakukan pengawasan
secara melekat guna memastikan pelaksanaan pengendalian mutu,
pengendalian waktu pelaksanaan, dan kontinyuitas pembiayaan berjalan
dengan baik. Sedangkan pada tahap pelaksanaan pemilihan penyedia, syarat-
syarat yang tercantum dalam spesifikasi teknis ini merupakan rujukan awal
bagi Pokja Pemilihan, adapun persyaratan lain yang wajib dipenuhi oleh calon
penyedia menurut peraturan perundang-undangan dan/atau menurut Standar
Dokumen Pemilihan yang ditetapkan oleh instansi berwenang, maka akan
ditetapkan oleh Pokja Pemilihan.

Mamuju, Maret 2022


Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)/
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK),

Hj. SURIANA Z, S.T., M.M


NIP. 19820521 200604 2 038

Anda mungkin juga menyukai