Anda di halaman 1dari 37

SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

PEMERINTAH KOTA MAKASSAR


DINAS PEKERJAAN UMUM
JALAN URIP SUMOHARJO NOMOR 8, TELEPON 0411 449340 FAX. 0411 436932 MAKASSAR

DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS


PEKERJAAN KONSTRUKSI

KEGIATAN PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN


AIR MINUM ( SPAM ) DI DAERAH KABUPATEN / KOTA

PAKET BELANJA MODAL INSTALSI AIR BERSIH/AIR BAKU LAINYA-


PEKERJAAN PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA AIR BERSIH
KEL. BULOA KEC. TALLO

LOKASI KEL. BULOA

DINAS PEKERJAAN UMUM


TAHUN ANGGARAN 2022

1
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG

Penyediaan air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar dan hak
masyarakat yang harus dipenuhi oleh pemerintah, baik pemerintah daerah maupun
pemerintah pusat. Ketersediaan air minum merupakan salah satu penentu
peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang mana diharapkan dengan ketersediaan
air minum dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Penyediaan air
minum menjadi hal utama untuk menunjang terpenuhinya penyediaan air minum di
Kota Makassar. Pada saat ini kondisi sistem penyediaan di Kota Makassar dalam
kondisi belum semua tertangani dengan optimal.

Kebutuhan air minum yang memenuhi syarat baik dari segi kualitas maupun
kuantitas merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat Kota Makassar, oleh karena
itu optimalisasi pelayanan air minum harus selalu diupayakan untuk dicapai seiring
dengan laju perkembangan jumlah penduduk dan tingkat sosial ekonomi masyarakat
yang dilayani. Pada tahun ini, melalui Kegiatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana
Air Bersih Kel. Buloa Kec. Tallo akan dibangun di beberapa lokasi kelurahan yang ada
di kota makassar.

Dalam pelaksanaannya haruslah benar-benar dilakukan dengan baik dan sesuai


dengan apa yang telah direncanakan serta sesuai dengan ketentuan teknis
pengadaaan bangunan asset Pemerintah sehingga prosesnya dapat berlangsung
dengan arah yang benar.

Pada tahap pelaksanaan pembangunan fisik di lapangan diserahkan kepada


pihak ketiga, yaitu Kontraktor pelaksana pekerjaan. Kontraktor Pelaksanaan akan
melakukan pelaksanaan pekerjaan fisik yang menyangkut beberapa aspek mutu,
volume, waktu dan biaya

Disamping itu juga bertanggungjawab atas semua kegiatan selama


pelaksanaan berlangsung. Secara kontraktual, Kontraktor Pelaksana
bertanggungjawab pada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).

Namun dalam kegiatan operasional, Kontraktor Pelaksana akan mendapat


bantuan bimbingan untuk menetukan arah pekerjaan Pelaksanaan Fisik dari Tim
Teknis DPU, dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).

2. MAKSUD DAN TUJUAN


a. Maksud
Maksud dari pelaksanaan pekerjaan Belanja Modal Instalasi Air Bersih/Air Baku
Lainnya -Pembangunan Sarana Dan Prasarana Air Bersih Kel. Buloa Kec. Tallo
ini sesuai dengan apa yang telah direncanakan dari sisi kualitas, volume, biaya
dan ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai wujud akhir
bangunan dan kelengkapannya yang sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK)
dan kelancaran penyelesaian administrasi yang berhubungan dengan pekerjaan
lapangan serta penyelesaian kelengkapan pembangunan.

b. Tujuan

2
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

Tujuan dari pelaksanaan pekerjaan Belanja Modal Instalasi Air Bersih/Air Baku
Lainnya -Pembangunan Sarana Dan Prasarana Air Bersih Kel. Buloa Kec. Tallo
untuk menyediakan kebutuhan air bersih bagi masyarakat di Kel. Buloa untuk
pelayananan kebutuhan air minum bagi Masyarakat.

3. Target/Sasaran

Sasaran kegiatan adalah agar dapat terlaksana pembangunan sarana dan


prasarana air bersih untuk dapat terpenuhinya kebutuhan pokok air bersih sehari-
hari pada masyarakat Kel. Buloa. dan rentan terhadap sumber air bersih melalui
Pekerjaan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Air Bersih Kel. Buloa Kec. Tallo

Nama Organisasi Pengadaan Barang

Nama organisasi yang menyelenggarakan/melaksanakan pengadaan jasa


konstruksi Pekerjaan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Air Bersih Kel. Buloa Kec.
Tallo :

Nama Instansi : Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar


Alamat Kantor : Jl. Urip Sumoharjo No. 8 Makassar

Nama PA : ZUHAELSI ZUBIR, ST.,MT


Nip : 19770707 200212 2 011

Nama KPA : M.HAJAR ASWAD.M, ST.,M.Si


Nip : 19760212 2009011 005

Nama PPTK : NURAENI BAKIMAN, ST


Nip : 19700719 200801 2 015

4. Sumber Dana dan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)


a. Sumber Dana
APBD Kota Makassar TA. 2022
b. Total Pagu :
Rp. 1.000.000.000.- (Satu Milyar Rupiah)
c. Total Harga Perkiraan Sendiri (HPS) :
Rp. 971.810.000,- (Sembilan Ratus Tujuh Puluh SatuJuta Delapan Ratus
Sepuluh Ribu Rupiah), apabila harga HPS tidak sesuai antara KAK dengan
Portal LPSE, maka yang diikuti yang ada diportal LPSE.
d. Koefisien dan Satuan yang tertulis pada DPA yaitu 400 M2 dengan harga satuan
Rp. 2.500.000 dan Total Anggaran Pagu sebesar Rp. 1.000.000.000.-, dimana
pada saat penginputan di Sisten SIPD belum tercantum Satuanya untuk Kegiatan
Belanja Modal Pembangunan Spam Jaringan Perpipaan Di Kawasan Perkotaan
yang seharusnya menggunakan Koefisien Satuan 1 Unit dengan Harga Satuan
Rp.1.000.000.000.-, dengan Total Pagu Rp. 1.000.000.000.-,

5. Kualifikasi Penyedia
a. SBU kualifikasi kecil dengan klasifikasi SP 008 Pekerjaan Pengeboran Air Sumur
Tanah Dalam / PL005 Pembuatan/Pengeboran Sumur Air Tanah. Memiliki ijin
dalam bidang konstruksi
b. IUJK/NIB

3
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

c. Mempunyai keterangan wajib pajak berstatus valid berdasarkan hasil


konfirmasi status wajib pajak.

6. Kualifikasi Teknis
Pekerjaaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan pompa yaitu pompa submersibel
dengan debit 1,2 ltr/dtk dan mempunyai surat dukungan pabrik serta mempunyai
garansi minimal 1 Tahun. Diutamakan yang mempunyai sertifikasi TKDN dan BMP,
merupakan persyaratan pada saat berkontrak.

7. Untuk evaluasi kewajaran harga, penawaran dibawah 80% dari HPS, upah pekerja
menggunakan UMK Kota Makssar 2022 dengan syarat kerja waktu hari kerja 6 hari,
upah pekerja perhari adalah UMK/25 hari.

8. Mata Pembayaran Utama

NO JENIS PEKERJAAN VOLUME SATUAN


1 Pemasangan Sambungan Rumah (SR) Unit
121.00
2 Pek. Pengeboran tanah dalam Ø 8" M'
150.00
3 Pengadaan Hidran Kotak Fiber Kapasitas 1 M3 m3
27.00
4 Pengadaan Pompa summercible Unit
1.00
5 - Pemasangan Pipa HDPE Ø 2" M1
548.34
6 Pengadaan dan pemasangan Pipa Blank PVC Ø 6" M'
110.00
7 - Bondecking M2
34.81
8 Pekerjaan Rangka Atap m2
36.12
9 Plesteran 1 PC : 2 Ps Tebal 15 mm & Acian M2
185.32
10 - Ferule Cutter HDPE Ø 3/4 " Buah
121.00
Pengadaan dan Pemas pipa GIP Ø 1 1/2" &
11 M
aksesoris 100.00
12 - Pembesian Kg
770.99
Pengadaan dan pemasangan Pipa Screen PVC Ø
13 M'
5" 60.00
14 - Beton K.250 M3
7.85
15 - Bekisting u. Kolom M2
31.40
16 Pasangan Diniding Batu Bata, 1/2 Bata 1:3 M2
63.49
17 Acian dan Plamur dinding luar dalam M2
185.32
18 Pengecatan dinding luar dalam 2 lapis M2
185.32
19 Atap Spandek 0.35 m2
36.12
20 - Galian Tanah Keras M3
57.75

4
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

9. Jangka Waktu Pelaksanaan dan Pemeliharaan (Time Schedule)

Jangka waktu pelaksanaan Pekerjaan konstruksi adalah 100 (Seratus) Hari


kalender, dengan masa pemeliharaan pekerjaan 6 (enam) bulan. Dengan Time
Shedule seperti berikut :

5
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

B. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN

1. SPESIFIKASI 1.1 PEKERJAAN PERSIAPAN


BAHAN - Pembuatan Papan Proyek
BANGUNAN - Pengukuran MC Nol
KONSTRUKSI - Penyelengaraan Keamanan dan Keselamatan Kerja

1.2 PEKERJAAN DAN PENGADAAN LISTRIK PLN


- Pengadaan dan Pemasangan listrik PLN 3500 Watt

1.3 PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN POMPA


1. Pengadaan Pompa summercible
Sku model TWI 4.10.510.25.5
Type Summersible Pump (Type No.4)
Debit Capacity 5 m3/h
Head Max 110 m
Power 2,2 Kw/1-230 v. 50 Hz
Rated Power P2 Stainless Stell
Pump Housing Stainless Stell
Motor Housing Stainless Stell
Impeler Stainless Stell
2. Assesories (Material Tambahan)
Control Panel 2,2 Kw Start Capacitor (Digital)
Stabilizer 5 KVA, 1 phase
Drop cable water power 3x 2,5 mm
Drop cable water control 3x 1,5 mm
Pengadaan dan Pemas tali sling 12 mm
Pengadaan dan Pemas pipa GIP Ø 1 1/2" & aksesoris
3. Biaya Pemasangan Pompa

1.4 PEKERJAAN PENGEBORAN TANAH DALAM


1. Pekerjaan Persiapan
a. Mobilisasi dan demob Peralatan dan alat bantu lain
nya
b. Pemasangan / pembongkaran driling dan alat
bantunya
c. Pers. lokasi seb. pemboran & pemulihannya stl. pek
selesai
2. Pekerjaan Pengeboran
a. Pek. Pengeboran tanah dalam Ø 8
b. Loging Test (Loging Resistivity)
c. Pemompaan Uji
3. Pek. Pengadaan dan Pemasangan PIPA PVC dan
Assesories
a. Pengadaan dan pemasangan Pipa pelindung PVC Ø 10"
b. Pengadaan dan pemasangan Pipa Blank PVC Ø 6"
c. Pengadaan dan pemasangan Pipa Screen PVC Ø 5"
d. Pengadaan Botton Plug/flang Ø 8"
e. Pengadaan dan pemasangan tutup sumur Ø 6"
f. Pengadaan dan pemas. pipa GIP Ø 1 1/2" & akses
6
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

g. Pengadaan dan pemasangan kuku Macan Brass Ø


20mm
h. Pengadaan dan pemasangan Watermur PVC Ø 1 1/2"
i. Pengadaan dan pemasangan Knee PVC Ø 1 ½
j. Grouting Dinding Sumur
k. Pekerjaan pengisian Gravel Pack (batu pecah 1-2 cm)

1.5 PEKERJAAN JARINGAN PERPIPAAN


1. Pekerjaan Persiapan
a. Galian Tanah Keras
b. Timbunan Pasir Urug
c. Timbunan Tanah Kembali Tanah Biasa
d. Biaya Restorasi Jalan bekas galian ( Paving Blok )
e. Pemasangan Pipa HDPE Ø 2"
2. Pengadaan /Pemasangan Aksesories (Alat Bantu)
a. Pemas. Tee HDPE Ø 2"
b. Pemas. Bend HDPE 90 0 Ø 2"
c. Pemas. Coupler HDPE Ø 2"
d. Pemas. DOP HDPE Ø 2"
e. Lem Pipa, dan Aksesoris lain nya

1.6 PENGADAAN / PEMASANGAN WATER METER Ø ½


1. Pemasangan Sambungan Rumah (SR)
2. Pemasangan Aksesories
a. Clam Saddle HDPE Ø 2 " x Ø ¾
b. Ferule Cutter HDPE Ø ¾
c. Biaya Tera Meter Air

1.7 PEKERJAAN RESERVOAR


1. Pondasi Tapak
a. Galian tanah
b. Pasir Urug t = 10 cm
c. Urugan kembali Galian
d. Beton K.250
e. Pembesian
f. Bekisting
2. Reservoar
a. Sloef beton bertulang
b. Kolom Beton Bertulang
c. Balok Beton B1
d. Balok Beton B2
e. Plat Beton Bertulang
f. Kolom praktis beton
g. Balok praktis beton
h. Pas. Rabat Beton Lantai t=10 cm
i. Pas. Lantai Tegel Keramik 30x30 cm
j. Pasangan Diniding Batu Bata, 1/2 Bata 1:3
k. Plesteran 1 PC : 2 Ps Tebal 15 mm & Acian
l. Jendela J1 + Aksesories
m. Jendela J2 + Aksesories
n. Pintu Alumunium + Aksesories
o. Acian dan Plamur dinding luar dalam
p. Pengecatan dinding luar dalam 2 lapis
q. Pekerjaan Rangka Atap
r. Besi UNP + aksesories
s. Atap Spandek 0.35
3. Instalasi Reservoar
a. Pengadaan Hidran Kotak Fiber Kapasitas 1 M3
7
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

b. Pipa Inlet dan Outlet GIP AW Ø 2"


c. Stop Kran Ø 2"
d. Tangga
e. Sambungan Pipa, Kran air, Lem, Aksesoris dll

2. SPESIFKASI 2.1 PERALATAN KONSTRUKSI


PERALATAN Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan pada pekerjaan ini
KONSTRUKSI disediakan oleh pelaksana konstruksi dan harus dalam kondisi
DAN baik, agar dalam pelaksanaan tidak terjadi hal-hal yang dapat
PERALATAN menghambat jalannya pelaksanaan fisik di lapangan, pada
BANGUNAN prinsipnya terdapat beberapa item peralatan utama dan
pendukung yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini
adalah sebagai berikut :

2.2 SPESIFIKASI PERALATAN KONSTRUKSI DAN PERALATAN


BANGUNAN.

No. Jenis Kapasitas Juml Kondisi Status


1. Mesin dan Minimal 1 Set Baik Milik/Sewa
Alat Bor 200
Meter
2. Welding 50 mm – 1 Set Baik Milik/Sewa
Test/Butt 150 mm
Fushion
HDPE
3. Pumping 1,2 1 Set Baik Milik/Sewa
Test Ltr/Detik
Katrol/Chain Baik Milik/Sewa
4 500 Kg 1 Unit
Block
Pompa Test Baik Milik/Sewa
5 Tekanan 50 Bar 1 Sett
Pipa
Minimal Baik Milik/Sewa
6. Genzet 3.000 1 Unit
Watt

Peralatan Tambahan

No. Jenis Kapasitas Juml Kondisi Status


1 Pompa Air 2” 1 Unit Baik Milik/Sewa
2 Mesin Las 900 Watt 1 Unit Baik Milik/Sewa
3 Pickup 2 M3 1 Unit Baik Milik/Sewa

3.1 LINGKUP PEKERJAAN DAN LOKASI


3. SPESIFIKASI Terpenuhinya kebutuhan pokok akan air bersih sehari-hari untuk
PROSES lokasi Kel. Buloa yang rentan terhadap kebutuhan sumber air
KEGIATAN minum melalui Pembangunan Sarana Dan Prasarana Air Bersih,
adapun lingkup kerja yang akan di laksanakan adalah :
a. Pengeboran tanah, konstruksi sumur dalam dan instalasi
pompa beserta jaringannya hingga menemukan sumber
air bersih, yang terlebih dahulu telah dilakukan
perencanaan oleh konsultan perencana dengan
8
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

menggunakan surfey Geolistrik pada lokasi yang di


terangkan dalam gambar.
b. Pembangunan konstruksi beton penampungan air
bersih/reservoar dengan penampungan fiber/plastik,
penampungan dan reservoar direncanakan dengan
tinggi yang ditentukan dalam perencanaan
c. Pembangunan jaringan distribusi air bersih dari
reservoar melalui jaringan perpipaan sesuai dengan
yang tergambar
d. Pembangunan sistem jaringan listrik beserta
aksesorisnya pada bangunan reservoar
e. Pemasangan jaringan instalasi sambungan rumah (SR),
dari pipa distribusi, aksesoris, meteran hingga keran
f. Melakukan pengujian, kalibrasi dan uji aliran berfungsi
dengan baik dan layak
g. Pembersihan dan perbaikan sisa galian atau kerusakan
lain yang ditimbulkan akibat galian dan pembangunan
kontruksi reservoar

3.2 PEKERJAAN PERSIAPAN


3.4.1 Mobilisasi
Mobilisasi tenaga teknik, managemen serta tenaga kerja,
mobilisasi dan demobilisasi adalah semua kegiatan yang
berhubungan dengan transportasi peralatan yang akan
dipergunakan dalam melaksanakan paket pekerjaan.
kontraktor harus sudah bisa memperhitungkan semua biaya
yang diperlukan dalam rangkaian kegiatan untuk
mendatangkan peralatan dan mengembalikan setelah
pekerjaan telah selesai

3.4.2 Administrasi lapangan


Administrasi yang dimaksud adalah pembuatan shop
drawing, data-data marking lapangan serta koordinasi
dengan pihak-pihak yang terkait, menyediakan buku tamu
sebagai media pencatatan baik instruksi, masukan maupun
teguran
Yang dimaksudkan dengan gambar-gambar Kerja adalah :
a. Gambar-gambar pelaksanaan meliputi gambar
arsitektur, gambar konstruksi, gambar instalasi listrik,
gambar perpipaan serta gambar-gambar perubahannya
yang telah disetujui oleh direksi/konsultan pengawas.
b. Gambar-gambar ini selain dari pada gambar-gambar
yang dibuat oleh konsultan perencana juga gambar-
gambar yang dibuat oleh pemborong (shop drawing)
yang telah disetujui Direksi/konsultan pengawas dan
konsultan perancana.
Apabila terdapat perbedaan ukuran dan atau penjelasan
atau ketidak sesuaian antara gambar yang berlainan jenis
dan lingkupnya maka yang dapat dipakai pedoman sebagai
berikut :
a. Secara fungsi yang dipakai pedoman adalah Gambar
Arsitektur
b. Secara jenis dan kualitas yang menyangkut bahan dan
perhitungan yang dipakai sebagai pedoman adalah
gambar yang sesuai jenis/lingkupnya diantaranya
adalah : gambar struktur, gambar elektrical, gambar
mekanikal/plumbing dan gambar lain dengan
spesifikasi sesuai jenisnya.
9
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

Gambar pelaksanaan (shop drawing) harus dibuat oleh


pemborong dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pembuatannya berdasarkan pada Gambar kerja dan
disampaikan kepada Direksi/konsultan pengawas untuk
mendapat persetujuan.
b. Pekerjaan pelaksanaan belum dapat dimulai sebelum
gambar pelaksanaan tersebut disetujui oleh
Direksi/konsultan pengawas.
c. Persetujuan terhadap gambar pelaksanaan bukan
berarti menghilangkan tanggung jawab pemborong
terhadap pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Keterlambatan atas proses pembuatan shop drawing ini
tidak berarti pemborong mendapat perpanjangan
waktu pelaksanaan.
d. Perubahan gambar kerja/perencanaan hanya dapat
dilakukan atas dasar perintah tertulis Direksi/Pemberi
Tugas berdasarkan pertimbangan konsultan pengawas,
konsultan perencana dengan ketentuan sebagai berikut
e. Perubahan rancangan ini harus digambar sesuai dengan
yang diperintahkan Pemberi Tugas/Direksi dengan
penghargaan konsultan perencanaan dan jelas
diperlihatkan perbedaan antara gambar pelaksanaan
dan gambar perubahan rencananya.
f. Gambar perubahan dibuat oleh pemborong atas
pengarahan konsultan perencana dan disetujui oleh
Pemberi Tugas kemudian dilampirkan dalam Berita
Acara Pekerjaan Tambah Kurang.
Gambar sesuai terlaksana (As Build Drawing), harus dibuat
oleh pemborong dengan ketentuan berikut :
a. Gambar sesuai terlaksana dibuat dan diserahkan
pada akhir pekerjaan dan harus sesuai dengan hasil
pekerjaan terpasang.
b. Gambar sesuai terlaksana harus disetujui oleh
Direksi/Konsultan Pengawas, dan diserahkan dalam
rangkap 3 (tiga) berikut aslinya/kalkirnya dengan biaya
keseluruhan ditanggung oleh pemborong.
3.4.3 Pelaporan
Kontraktor harus melaksanakan program pelaksanaan/
schedule sesuai dengan Syarat-Syarat Kontrak. Program
tersebut harus dibuat dalam dua bentuk yaitu Bar-Chart/S-
Curve dan Net-Work Planning yang dilengkapi dengan daftar
yang memperlihatkan setiap kegiatan :
- Mulai tanggal paling awal
- Mulai tanggal paling akhir
- Waktu yang diperlukan
- Sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang
diperlukan
- Keterangan item pekerjaan atau uraian pekerjaan
Aktifitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk
pelaksanaan pekerjaan sementara dan tetap, kelonggaran
waktu yang diperlukan untuk persiapan dan persetujuan
gambar-gambar, pengiriman peralatan dan bahan ke
lapangan dan juga kelonggaran dengan adanya hari libur
umum maupun keagamaan.

3.4.4 Laporan Kemajuan Pelaksanaan


Sebelum tanggal sepuluh tiap bulan atau pada suatu waktu
yang ditentukan Direksi, kontraktor harus menyerahkan 5
10
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

(lima) salinan laporan kemajuan bulanan dalam bentuk


yang bisa diterima oleh Direksi, yang menggambarkan
secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan yang
terdahulu.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai
berikut :
l. Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan
yang dicapai pada bulan laporan ataupun prosentase
rencana yang diprogramkan pada bulan berikutnya.
m. Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan
maupun prosentase rencana yang diprogramkan harus
sesuai dengan kemajuan yang dicapai pada bulan
laporan.
n. Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-
turut dengan ramalan tanggal permulaan dan
penyelesainnya.
o. Daftar tenaga setempat.
p. Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan di
lapangan yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan
termasuk yang sudah datang dan dipindahkan dari
lapangan.
q. Jumlah volume pekerjaan merupakan bagian pekerjaan
tetap harus diuraikan sebagai berikut :
r. Jumlah panjang pipa yang telah dipasang
s. Jumlah volume dari berbagai pekerjaan galian dan
timbunan
t. Aksesoris pipa yang telah dipasang
u. Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan
selama masa laporan.
v. Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan
kebutuhan pembayaran yang diperlukan bahan
berikutnya.
w. Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan
masalah yang timbul atau berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan selama bulan laporan.

3.4.5 Rencana Kerja Harian, Mingguan Dan Bulanan


Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana
mingguan yang sudah disetujui oleh Direksi setiap akhir
minggu dan untuk minggu berikutnya.Rencana tersebut
harus sudah termasuk pipa, pekerjaan tanah, pekerjaan
konstruksi lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan, pengadaan bahan, pengangkutan dan peralatan
dan lain-lain yang diminta Direksi. Kontraktor harus
menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana kerja harian secara
tertulis semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi
setiap hari maupun untuk hari-hari berikutnya. Rencana
kerja harus mencakup pekerjaan tanah, pekerjaan
konstruksi lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan.
Kontraktor harus menyediakan rencana kerja bulanan
dengan sistem Bar-Chart pada akhir bulan dan untuk bulan-
bulan berikutnya.Rencana kerja ini harus memperlihatkan
tenggang waktu dari mulai sampai akhir kegiatan utama
dengan volume pekerjaannya. Rencana kerja ini harus
diserahkan pada Direksi pada hari ketiga tiap bulan untuk
perbaikan dan perubahan.

11
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

3.4.6 Rapat Bersama Untuk Membicarakan Kemajuan


Pekerjaan
Rapat tetap antara Direksi dan Kontraktor diadakan
seminggu sekali pada waktu yang telah disetujui oleh kedua
belah pihak. Maksud dari rapat ini membicarakan kemajuan
pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan
untuk minggu selanjutnya dan membahas permasalahan
yang timbul agar dapat segera diselesaikan.

3.4.7 Dokumentasi
Semua kegiatan dilapangan harus didokumentasikan dengan
lengkap dan dibuatkan album foto berikut keterangan
berupa tanggal pengambilan foto, lokasi dan penjelasan
foto. Untuk setiap lokasi pekerjaan minimal dibuat 3 (tiga)
seri foto yaitu sebelum pelaksanaan, pada saat pelaksanaan
50% dan setelah selesai dilaksanakan (100%), dimana arah
pengambilan foto melalui satu titik yang sama.
Kontraktor harus menyerahkan ke Direksi foto-foto yang
dibuat oleh juru foto yang berpengalaman. Foto-foto harus
berwarna dan ditujukan sebagai laporan/pencatatan
tentang pelaksanaan yaitu pada awal , pertengahan dan
akhir suatu bagian tertentu dari pekerjaan yang
diperintahkan oleh Direksi.
Pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi,
pengambilan harus dari titik dan arah yang sama dan yang
sudah ditentukan sebelumnya. Bilamana mungkin maka
pada latar belakang supaya diusahakan adanya suatu tanda
khusus untuk memudahkan mengenali lokasi tersebut. Foto
negatif dan cetakannya tidak boleh diubah atau ditambah
apapun.
Sebelum pengambilan gambar-gambar maka harus dibuat
rencana/denah yang menunjukkan lokasi, posisi dari
kamera juga arah bidikan yang kemudian diserahkan kepada
Direksi untuk disetujui.
Tiap foto berukuran 3R dan diberi catatan sebagai berikut ;
a. Nama bagian bangunan atau lokasi
b. Tanggal pengambilan
c. Tahap pelaksanaan
Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus
dilengkapi dengan satu set pilihan foto-foto yang
bersangkutan dengan periode tersebut. Juga pada akhir
pelaksanaan kontrak, maka foto-foto harus diserahkan
kepada Direksi dalam album-album. Foto-foto ditempelkan
dalam album secara beraturan menurut lokasinya masing-
masing. Tiap obyek harus lengkap tahapnya yakni 0%, 50%
dan 100% dan ditempelkan pada satu halaman.
Penyerahan dilakukan sebanyak 6 (enam) rangkap bersama
1 (satu) rangkap album negatifnya/soft copynya. Tiap
album diberi keterangan atau tanda sama untuk
memudahkan identifikasi negatif/soft copinya dan
cetakannya.
Semua album tersebut di atas menjadi milik pemberi tugas
dan tanpa ijinnya tidak boleh diberikan /dipinjamkan
kepada siapapun.

12
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

3.4.8 Stegger
Stegger/bangku injakan terbuat dari bahan kayu balok atau
bambu dan tali pengikat ataupun Scaffolding

3.4.9 Bowplank
Bowplank terbuat dari bahan kayu balok dan diletakkan
sesuai dengan gambar rencana sebagai acuan ke lurusan
dan siku-siku baik konstruksi maupun jalur perpipaan atau
galian

3.4.10 Papan Proyek


Papan proyek terbuat dari bahan atau kain yang di printing
sebagai penamaan atau informasi umum pekerjaan yang
dijalankan

3.3 PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN


a. Ruang lingkup pekerjaan ini sudah memperhitungkan Laporan
Keselamatan Kerja Konstruksi (K3),
b. Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur
kerja, sistem perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan
pengaman, dan rambu- rambu peringatan dan kewajiban
pekerja menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai
dengan potensi bahaya pada proses tersebut;
c. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang berisiko
tinggi, atau pekerjaan yang berisiko tinggi pada keadaan yang
berbeda, harus lebih dulu dilakukan analisis keselamatan
pekerjaan (Job Safety Analysis) dan tindakan pengendaliannya;
d. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur
izin kerja lebih dulu dari penanggung-jawab proses;
e. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan
oleh tenaga kerja dan/atau operator yang telah terlatih dan
telah mempunyai kompetensi untuk melaksanakan jenis
pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan
prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai pada
jenis pekerjaan/tugasnya tersebut.

3.4 SPESIFIKASI METODE KONSTRUKSI/ METODE


PELAKSANAAN/METODE KERJA
Terlampir di bawah ini dengan ketentuan :
a. Analisis Keselamatan Pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA) harus
dilakukan terhadap setiap metode konstruksi/ metode
pelaksanaan pekerjaan, dan persyaratan teknis untuk
mencegah terjadinya kegagalan konstruksi dan kecelakaan
kerja;
b. Metode kerja harus disusun secara logis, realistis dan dapat
dilaksanakan dengan menggunakan peralatan, perkakas,
material dan konstruksi sementara, yang sesuai dengan kondisi
lokasi/tanah/cuaca, dan dapat dikerjakan oleh pekerja dan
operator yang terlatih;
c. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam
menyusun dan menggunakan metode kerja dapat meliputi
penggunaan alat utama dan alat bantu, perkakas, material dan
konstruksi sementara dengan urutan kerja yang sistematis, guna
mempermudah pekerja dan operator bekerja dan dapat

13
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

melindungi pekerja, alat dan material dari bahaya dan risiko


kegagalan konstruksi dan kecelakaan kerja;
d. Setiap metode kerja/konstruksi yang diusulkan penyedia, harus
dianalisis keselamatan pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA),
diuji efektivitas pelaksanaannya dan efisiensi biayanya. Jika
semua faktor kondisi lokasi/tanah/cuaca, alat, perkakas,
material, urutan kerja dan kompetensi pekerja/operator telah
ditinjau dan dianalisis, serta dipastikan dapat menjamin
keselamatan, kesehatan dan keamanan konstruksi dan
pekerja/operator, maka metode kerja dapat disetujui, setelah
dilengkapi dengan gambar dan prosedur kerja yang sistematis
dan/atau mudah dipahami oleh pekerja/operator;
e. Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama yang mempunyai
potensi bahaya tinggi harus dilengkapi dengan metode kerja
yang didalamnya sudah mencakup analisis keselamatan
pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA). Misalnya untuk pekerjaan
di ketinggian, mutlak harus digunakan perancah, lantai kerja
(platform), papan tepi, tangga kerja, pagar pelindung tepi,
serta alat pelindung diri (APD) yang sesuai antara lain helm dan
sabuk keselamatan agar pekerja terlindung dari bahaya jatuh.
Untuk pekerjaan saluran galian tanah berpasir yang mudah
longsor dengan kedalaman 1,5 meter atau lebih, mutlak harus
menggunakan turap dan tangga akses bagi pekerja untuk
naik/turun
Setiap metode kerja harus melalui analisis dan perhitungan
yang diperlukan berdasarkan data teknis yang dapat dipertanggung-
jawabkan, baik dari standar yang berlaku, atau melalui penyelidikan
teknis dan analisis laboratorium maupun pendapat ahli terkait yang
independen.
4. SPESIFIKASI
METODE 4.1 PEKERJAAN KONSTRUKSI BETON
KONSTRUKSI / Pekerjaan konstruksi adalah pekerjaan yang dimulai dari item pekerjaan
METODE komponen pembetuk struktur beton bangunan yang unsur pembentuknya
PELAKSANAAN terdiri dari Bekisting, pembesian dan beton adapun konstruksi yang
PEKERJAAN dimaksud seperti poer plat, pedestal, sloef, kolom, balok, plat, kolom
praktis dan ringbalk. Pekerjaan struktur dan konstruksi adalah seluruh
struktur dan konstruksi serta detail-detail yang ditunjukkan dalam Gambar
kerja atau sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas. Sedangkan untuk
besi meliputi pekerjaan tulangan beton yang telah di perhitungkan dan
berstandar SNI, spesifikasi struktur beton material konstruksi adalah :
4.1.1 Semen Portland (PC)
a. Digunakan Portland Cement Tipe I menurut NI - 8 tahun
1972 dan memenuhi S - 400 menurut Standar Cement
Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia
(NI 8 tahun 1972).
b. Material semen harus yang mudah didapatkan dan sudah
menjadi pasaran umum di kota makassar
c. Semen yang digunakan setara dengan Tonasa atau
Bosowa
d. Semen yang telah mengeras sebagian maupun
seluruhnya dalam satu zak semen, tidak diperkenankan
pemakaiannnya sebagai bahan campuran.
e. Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar
dari tempat yang lembab agar semen tidak cepat
mengeras. Tempat penyimpanan semen harus
ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m.
Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan

14
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

4.1.2 Agregat (Pasir, kerikil atau batu pecah)


a. Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik,
serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang
disyaratkan dalam PBI 1971.
b. Penumpukan material kerikil dengan pasir harus
dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak
tercampur untuk menjamin adukan beton dengan
komposisi material yang tepat.
c. Untuk bahan agregat (halus dan kasar) dapat dipakai
agregat alami atau buatan asal memenuhi syarat
menurut PBI-1971
d. Bila dianggap perlu, dapat dilakukan pengujian butiran
dengan memperhatikan persyaratan PUBI-1982.
e. Agregat halus harus bersih, keras dan berbutir tajam,
bebas dari lumpur, gumpalan tanah/lumpur, bahan
organik lainnya yang dapat mengurangi atau
merusakkan mutu beton.
f. Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian
yang halus, mudah pecah, keropos, tipis atau panjang-
panjang, bebas dari bahan-bahan organik atau dari
substansi yang merusak.

4.1.3 A i r
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam
alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang
dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya
dipakai air bersih yang dapat diminum.

4.1.4 Besi beton.


Besi beton yang digunakan adalah besi tulangan dalam struktur
dengan menggunakan diameter yang berfariasi, khusus untuk plat
beton menggunakan pembesian Wiremesh adapun spesifikasi yang
dipergunakan adalah
a. Besi U24 dengan diameter sigma Ø8, Ø10, Ø12, Ø14 dan Ø16
b. Kawat beton atau bendrat
c. Wiremesh M12 Standar Mutu SNI 07-0663-1995
d. Berat 132,16 gr/mm
e. Kuat tarik min 490 N/mm2
f. Batas Ulur 400 N/mm2
g. Elogation 8%

4.1.5 Bahan campuran tambahan (additive)


Pemakaian bahan tambahan kimia (concrete admixture), kecuali
yang disebutkan tegas di dalam RKS dan gambar harus mendapat izin
tertulis dari Konsultan Pengawas. Untuk itu kontraktor diharuskan
mengajukan permohonan tertulis dengan menyertakan analisa
kimiawinya dan bukti pemakaian di Indonesia selama 5 tahun
terakhir. Bahan campuran tambahan beton yang dipakai harus sesuai
dengan iklim tropis dan memenuhi persyaratan ASTM C-494 jenis B
dan D sekaligus sebagai pengurang air adukan dan penunda
pengerasan awal.
Penggunaan additive harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
Pemakaian additive ini tidak boleh menyebabkan kurangnya volume
semen dalam adukan.
Bahan tambahan yang mempercepat pengerasan awal sama sekali
tidak boleh dipakai, sedangkan untuk beton kedap air dibawah tanah
tidak boleh mempergunakan waterproofer yang mengandung garam.

15
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

4.1.6 Bekisting, Cetakan atau Acuan


a. Bahan bekisting dapat dibuat dari papan kayu kelas III
yang cukup kering dengan tebal minumum 3 cm atau
multiplek tebal 18 mm, diperkuat dengan rangka-rangka
penyangga, penyokong dll, sehingga mampu mendukung
b. beton sampai selesai proses ikatan beton. Bekisting
harus mampu pula untuk menahan getaran - getaran
vibrator dan kejutan gaya-gaya lain tanpa berubah
bentuk.
c. Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan
gambar dan sama disemua tempat untuk bentuk dan
ukuran yang dikehendaki sama.
d. Steiger cetakan beton harus dari kayu balok atau pipa-
pipa baja dan tidak diperkenankan mempergunakan
bambu.

4.1.7 Bondeking
Material bangunan yang terbuat dari bahan galvanis dan galvalum
ketebalan 0,75 mm yang digunakan sebagai pengganti tulangan
positif pada beton dan juga sebagai pengganti penggunaan bekisting
papan atau triplek.
a. Profil Pelat Lantai Dengan bentuk gelombang yang kokoh
dan adanya tonjolan (embossment) yang terdapat
disetiap sisi-sisi rusuk (atas dan miring) memberikan
sifat monolit yang baik antara pelat lantai dengan beton
dan juga memiliki kapasitas yang besar dalam
mendukung beban-beban yang bekerja. Efisiensi Beton
Pemakaian pelat lantai baja ini juga dapat menghemat
volume beton sebesar 17 s/d 25%. Transportasi yang
Ringkas Pelat lantai baja ini dapat dipesan sesuai dengan
panjang yang diperlukan diusahakan panjang maksimum
12 m.
b. Cepat dan Mudah Dalam Pemasangan Pemasangan pelat
lantai ini dapat menutupi area yang luas karena
pemasangan lembarannya dapat langsung menutupi 2
sampai 3 bentang dan dilakukan dengan waktu yang
singkat. Dengan begitu dapat menghemat perancah dan
tiang-tiang penyangga.
c. Tiang Penyangga Sementara ini diperlukan untuk
meniadakan lendutan panel pelat lantai pada saat umur
beton masih basah. Tiang penyangga dapat dilepas
setelah beton berumur 7 sampai 14 hari. Pembebanan
penuh pada pelat lantai komposit ini dapat diberikan
setelah umur beton mencapai 28 hari dimana kekuatan
beton telah tercapai.
d. Ketahanan Terhadap Kebakaran Berdasarkan pengujian
bahwa tingkat ketahanan api pada lantai komposit
dapat mencapai 2 jam dengan stabilitas dan integritas
yang baik.

4.1.8 Selimut beton


Besi beton harus dilindungi oleh selimut beton yang sesuai dengan
gambar standar ditail. Sebagai catatan, pemasangan tulangan-
tulangan utama tarik/tekan penampang beton harus dipasang sejauh
mungkin dari garis tengah penampang, sehingga pemakaian selimut
beton yang melebihi ketentuan-ketentuan tersebut diatas harus
mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

16
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

4.1.9 Mutu beton


a. Untuk konstruksi Poer Plat dan Pedestal digunakan Beton
mutu f’c = 26,4 MPa (K 300), slump (120 ± 20) mm, w/c
= 0,52
b. Untuk konstruksi Sloef digunakan Beton mutu f’c = 26,4
MPa (K 300), slump (120 ± 20) mm, w/c = 0,52
c. Untuk konstruksi Kolom Utama digunakan Beton mutu f’c
= 26,4 MPa (K 300), slump (120 ± 20) mm, w/c = 0,52
d. Untuk konstruksi Balok Induk, Balok Anak dan Plat Lantai
2 digunakan Beton mutu f’c = 26,4 MPa (K 300), slump
(120 ± 20) mm, w/c = 0,52
e. Untuk konstruksi kolom praktis dan ringbalk digunakan
Beton mutu f’ = 14,5 MPa (K 175), slump (12 ±2) cm,
w/c = 0,66
f. Untuk menjamin dan menjaga mutu beton yang
digunakan sesuai dengan spesifikasi yang digunakan
maka pelaksana diminta menggunakan jasa Beton Ready
Mix, atau dengan pengecoran Site Mix dengan
memunculkan JMD dan JMF untuk pertimbangan akses ke
lokasi pekerjaan.

4.2 PEKERJAAN DINDING


Lingkup pekerjaan tersebut dilakukan pada bidang-bidang yang tergambar
dalam gambar DED yang telah ditetapkan. Pasangan dinding sebagai
pembatas ruang luar dan bagian dalam bangunan, spesifikasi materian
yang digunakan adalah sebagai berikut :
4.2.1 Pasangan dinding menggunakan bata merah dan
spesi/pengikat menggunakan campuran semen dan pasir dengan
komposisi adukan 1Pc : 3Ps

4.2.2 Bata Merah yang digunakan adalah jenis bata yang ukuran
dapat disesuaikan berdasarkan tebal dinding akhir (finish) yang
disyaratkan dalam gambar adalah 15 cm.

4.2.3 Bentuk standar batu bata adalah presisi berbentuk persegi


panjang, bersudut siku-siku dan tajam, permukaannya rata dan
tidak menampakkan adanya retak-retak yang dapat merugikan.

4.2.4 Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran
bahan lainnya, yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak
hancur bila direndam air.

4.2.5 Kontraktor wajib memberikan contoh pada Pemberi tugas,


Perencana, Pengawas untuk diminta persetujuannya.
4.2.6 Apabila bahan-bahan yang datang dianggap tidak memenuhi
syarat oleh Pemberi Tugas, Perencana, Pengawas, maka Pemberi
Tugas, Perencana, Pengawas berhak menolak bahan-bahan tersebut
dan kontraktor wajib untuk segera mengganti.

4.2.7 Kontraktor harus melakukan pengukuran bangunan (uit-zet)


serta letak-letak dinding bata yang akan dilaksanakan secara teliti
dan sesuai dengan gambar.

4.2.8 Pekerjaan pasangan dilaksanakan waterpass (horizontal)


dengan menggunakan benang dan tiap kali lantai diteliti kerataannya.
Pemasangan benang terhadap pasangan dibawahnya tidak boleh lebih
dari 30 cm.

17
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

4.2.9 Pada semua pasangan setengah batu satu sama lain harus
terdapat pengikatan yang sempurna Pada pasangan satu bata dan
pasangan yang lebih tebal (kalau ada), maka pelaksanaan harus
sesuai petunjuk/peraturan yang disyaratkan (NI-3).

4.2.10 Sebelum di mulai pemasangan bata harus direndam lebih


dahulu di dalam air dan permukaan yang akan dipasang pun harus
basah. Tebal siar pasangan batu batu bata kurang dari 1 cm (10 mm)
dan siarnya harus benar-benar terisi adukan. gunakan alat roskan
(trowel) bergigi yang sesuai dengan ketebalan blok yang ditentukan
dalam gambar. Bersihkan permukaan dari debu, minyak atau kotoran
lain yang dapat mengurangi efektifitas perekatan. Bilamana di dalam
pasangan ternyata terdapat batu ataupun bata yang cacat atau tidak
sempurna, kontraktor wajib menggantinya.

4.2.11 Pekerjaan pemasangan pipa dan / atau alat-alat yang ditanam


di dalam dinding, maka harus dibuat pahatan dengan kedalaman yang
cukup pada pasangan dinding sebelum diplester. Pahatan tersebut
setelah dipasangny pipa/alat-alat, harus ditutup dengan adukan
plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, yang dikerjakan
bersama-sama dengan plesteran seluruh dinding.
4.2.12 Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus
berbeda setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan
digunakan ditengah pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.
Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga
menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian
hari. Pada tempat-tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom-kolom
praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.

4.2.13 Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam
dinding, harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata
(sebelum diplester). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat,
harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara
sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang
tembok.

4.3 PEKERJAAN PLASTERAN DAN ACIAN


Lingkup pekerjaan tersebut dilakukan pada bidang-bidang yang terpasang
pasangan batu bata dan kolom serta balok struktur, plasteran dan acian harus
menutupi semua permukaan dan bidang dinding dan struktur. Pekerjaan
plasteran dan acian dinding sebagai pekerjaan finishing luar dan bagian
dalam bangunan sehingga dalam pengaplikasian sangat diharapkan rapih,
tidak bergelombang, untuk itu spesifikasi materian dan tata cara pelaksanaan
yang digunakan untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
4.3.1 Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata,
atau yang tertera dalam gambar bestek. Sebelum plesteran
dilakukan, maka permukaan dinding dibersihkan dari semua kotoran
Permukaan dinding dan beton dibasahi dengan air terlebih dahulu
Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan
plesteran dapat merekat dengan baik.

4.3.2 Bilamana terdapat bidang plesteran yang


berombak/bergelombang harus diusahakan memperbaikinya secara
keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki hendaknya
dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat)
dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya. Semua bidang
18
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak


permulaan plesteran.
4.3.3 Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah
pekerjaan penutup atap selesai dipasang atau ternaungi dengan baik

4.3.4 Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan


apabila telah selesai dipasang sesuai dengan Gambar Rencana dan
Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan
Sesudah pasangan bata selesai dikerjakan dan sudah kering, baru
pekerjaan plesteran dimulai.

4.3.5 Plasteran dilanjutkan termasuk struktur seperti kolom dan


permukaan luar balok beton Plesteran menggunakan adukan yang
sama dengan adukan untuk pasangan. Untuk pengakhiran sudut
plesteran/dinding, hendaknya dibuat dengan sudut tumpul.

4.4 PEKERJAAN LANTAI


4.4.1 Lingkup Pekerjaan adalah pemasangan lantai dibuat untuk
semua bagian lantai dasar dan lantai 2 sebagai dudukan tangki
fiber/plastik reservoar, dan dinyatakan dalam gambar DED.
Finishing lantai dipakai Keramik 30x30 yang ukuran disesuai kan
dengan gambar bestek atau ditentukan lain oleh direksi/pengawas
lapangan.

4.4.2 Pedoman Pelaksanaan dilakaukan pemeriksaan sebelum


lantai dipasang, Kontraktor harus memeriksa semua pasangan pipa-
pipa, saluran-saluran dan lain sebagainya yang harus sudah
terpasang dengan baik sebelum pemasangan lantai dimulai.
a. Adukan
- Untuk perataan lantai lantai Dicor dengan beton mutu
K-100 setebal 5 cm.
- Adukan untuk Keramik 1 PC : 3 Ps
- Adukan untuk pemasangan Keramik yaitu semen
dicampur air, sehingga didapat campuran yang baik
dan bagus.
b. Pemasangan
- Adukan perekat untuk Keramik harus betul-betul
padat/penuh agar tidak terdapat rongga-rongga di
bawah keramik tersebut yang dapat melemahkan
konstruksi. Sambungan antara keramik dengan
keramik lainnya harus sama lebarnya, lurus dan harus
diisi dengan air semen yang disesuaikan dengan warna
keramik atau ditentukan kemudian oleh direksi
teknis. Hasil pasangan akhir harus rata dan waterpass
dan tidak bergelombang
- Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada retak,
noda dan cacat-cacat lainnya. Apabila terjadi cacat
pada lantai, maka bagian cacat tersebut harus
dibongkar sampai berbetuk bujur sangkar dan
pasangan baru harus rata dengan sekitarnya.
c. Permukaan pasangan keramik harus datar dan
waterpass.
d. Pengukuran Hasil Kerja Pekerjaan ini dapat di nilai
sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai
dipasang sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi
ini serta telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas
Lapangan

19
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

4.5 PEKERJAAN ATAP DAN TANGGA


Pekerjaan atap adalah pemasangan atap pada bagian reservoar yaitu
sebagai penutup bangunan reservoar dari terpaan langsung hujan dan sinar
matahari, konstruksi atap menggunakan rangka besi UNP pada bagian tiang
atap dan besi hollow pada struktur atap dan penutup atap digunakan atap
spandek, sedangkan untuk pekerjaan tangga yang dimaksud adalah
pemasangan tangga maintenance dan servis bila terjadi kerusakan dan
perbaikan pada sistem maka tangga tersebut sebagai akses menuju
reservoar
4.5.1 Rangka Besi Hollow
a. Semua peraturan - peraturan / normalisasi - normalisasi
harus yang berlaku di Indonesia.
b. Pekerjaan rangka atap ini terbuat dari besi hollow
galvanis berwarna hitam
c. Rangka tiang atap menggunakan besi UNP yang
difinishing cat anti karat
d. Semua pekerjaan harus dilakukan oleh pekerjan yang
professional dalam pengerjaan struktur dan konstruksi
atap
e. Semua pekerjaan baut ( bolt ) harus memenuhi syarat
AISC, Spesification for Struktural Joint Bolt.

4.5.2 Spandek
Untuk penutup Atap dipergunakan Spandek gelombang 5 dan
ketebalan T = 0.35 mm dan nok atap menggunakan seng licin.

4.5.3 Tangga
a. Material digunakan adalah pipa gip dengan menggunakan
sambungan las
b. Permukaan semua material harus dalam keadaan bersih,
tidak cacat ataupun bengkok
c. Semua permukaan material harus tertutup dengan
menggunakan cat minyak khusus untuk besi
d. Pengecatan pada bagian pertemuan las harus tercat
dengan baik dan dilakukan berulang, untuk menghindari
kropos ataupun karat

4.6 PEKERJAAN TANGKI RESERVOAR


Tangki reservoar adalah tangki penampungan air bersih yang letaknya
berada di atas tower konstruksi beton, tangki reservoar berbahan Fiber
Reinforced Plastic (FRP) atau material plastik yang strukturnya diperkuat
dengan penggunaan serat fiber yaitu sebuah komposit yang terdiri dari
serat (fiber) dan matriks (resin), material sebagai penampung air bersih
tidak korosi atau mudah pecah, material reservoar berbentuk panel 1 m x
1 m yang dapat disambung dan dikombinasikan menurut ukuran dan
kebutuhan, adapun spesifikasi material sebagai berikut :
a. komponen pembentuknya adalah Resin, Matt dan Woven Roving
b. dimensi panel 1 m x 1 m dengan ketebalan 6 mm
c. koneksi panel adalah pipa gip dan besi plat
d. panel harus dalam keadaan padat dan kokoh pada saat dibuat
e. pada saat dilakukan instalasi panel-panel harus dalam terpasang
dengan baik antara satu dengan yang lain
f. tidak diperbolehkan menerima atau memasang panel FRP yang
mengalami cacat atau retak sehingga mempengaruhi keawetan
dan penggunaan dapat mengalami kebocoran atau bahkan pecah
g. pemasangan gip dan plat baja sebagai pengaku atau konstruksi
dalam tangki harus terpasang dengan baik dan presisi
20
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

h. aplikator harus orang profesional atau tenaga terlatih dan


memiliki cukup pengalaman dan dapat memberikan garansi
terhadap hasil pekerjaannya

4.7 PEKERJAAN PENGEBORAN SUMUR DALAM


Salah satu kegiatan penting dalam upaya pengendalian kualitas
pelaksanaan pekerjaan pemboran dan konstruksi sumur bor air tanah
adalah pemahaman setiap tahapan pekerjaan agar sesuai dengan
ketentuan teknis yang tercantum dalam spesifikasi teknik pekerjaan
pemboran dan konstruksi sumur bor. Oleh karena itu, untuk pelaksanaan
kegiatan ini diperlukan prosedur teknis pekerjaan pemboran dan konstruksi
sumur bor.
Prosedur teknis pekerjaan pemboran dan konstruksi sumur bor ini sebagai
pegangan dalam melaksanakan pekerjaan pemboran dan konstruksi sumur
bor.
Ruang lingkup pelaksanaan pekerjaan pemboran dan konstruksi sumur bor
meliputi panduan sebagai berikut :
a. Tahap Persiapan Pelaksanaan Pemboran.
b. Tahap Pemboran sedalam 150 meter.
c. Tahap Konstruksi Sumur.
d. Tahap Uji Pemompaan.
e. Tahap Penyelesaian Pekerjaan Pemboran.
Pelaksanaan pengeboran harus dilakukan dengan penuh perhitungan,
dalam memulai pengeboran pelaksanaan harus memperhatikan tata urutan
dan baik teknis maupun non-teknis adapun pelaksanaan yang sangat perlu
di perhatikan adalah sebagai berikut :
4.7.1 Tahapan Setting Ring
Pemeriksaan Pemasangan mesin bor adalah memeriksa kondisi
menara bor & konfigurasinya dengan mesin bor serta peralatan lain,
menara harus terbuat dari besi atau baja. Pengecekan pada :
- Ruang dibelakang rig ± 12 m²
- Jalan untuk layanan material
- Tinggi menara 6-9 m dengan kapasitas 5-12 ton.
Pondasi tumpuan/landasan kaki menara:
- Dasar galian dipadatkan.
- Diisi pasir ± 15 cm.
- Pasangan batu kali.
- Tinggi permukaan pondasi minimal 20 cm dari tanah asli.
Semua kaki menara bor saling terangkai ikatan sampai dasar,
Menara harus mampu dibebani drill pipe/screen/casing secara
vertikal baik dalam operasional pemboran, instalasi dan
development.

4.7.2 Tahapan Setting Pompa Lumpur Pompa Sirkulasi :


- Kedudukan pompa harus stabil terhadap getaran, tidak
bergerak/berpindah saat operasi.
- Posisi operator pompa dapat berkomunikasi dengan driller
(saling dapat melihat).
- Letaknya tidak mengganggu bongkar pasang drill string maupun
instalasi.
- Bak Sirkulasi, terdiri dari 2 buah yaitu
- Bak pengendap
- Bak cadangan
Kedua bak dihubungkan dengan saluran. Harus ada bak kontrol
untuk menganbil sample, berukuran minimal 50cm x 50cm x 50cm.
Bila lumpur sirkulasi kotor harus membuat campuran baru. Parit
sirkulasi harus cukup panjang (berbelok-belok) dan landai untuk
memberi kesempatan cutting dapat mengendap.
21
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

4.7.3 Bahan Material dan Tahapan kerja


a. Pemeriksaan keberadaan/kesiapan bahan di lokasi.
b. Memeriksa jumlah/volume bahan yang tersedia
c. Memeriksa dimensi/ukuran dan kualitas masing masing
bahan.
d. Memberikan rekomendasi kepada pelaksana pekerjaan
e. Semua material konstruksi dan bahan-bahan pemboran
(pipa, screen, bentonite, gravel pack, air, bahan
additive) harus sudah siap di lokasi sebelum operasi
pemboran dimulai.
f. Pemeriksaan volume mengacu pada rencana konstruksi
dari gambar desain disertai mempersiapkan
cadangannya
g. Pemeriksaan dilakukan mengacu pada desain dan
rencana konstruksi/spesifikasi teknik.
h. Rekomendasi ataupun penolakan terhadap material
yang tidak sesuai dengan rencana/desain, dilakukan
dengan tertulis, ditandatangani bersama fasilitator atau
pengawas dan pelaksana/kontraktor

4.7.4 Pelaksanaan Pengeboran


a. Pemboran untuk lubang konduktor sementara
b. Pemasangan pipa konduktor
c. Penyemenan drum casing dengan formasi.
d. Pengawasan saat pembuatan lubang bor :
- Kedalaman lubang minimal 6 m.
- Diameter minimal 10”.
- Pengambilan contoh cutting
- tiap 1 m.
e. Pemeriksaan terhadap :
- Bahan dari drum/pipa besi.
- Proses penyambungan
- pipa dengan las.
- Pemasangan tegak lurus
- Cek semen yang digunakan
- Campuran adalah 1Pc : 2Ps : 3 Kr
- Cek beton sudah keras saat mulai pemboran

4.7.5 Pelaksanaan Pengeboran Pilot Hole


a. Pemboran pilot hole agar diperoleh data litologi yang
akurat dari semua kedalaman yang ditetapkan, pilot
hole juga diperlukan untuk memudahkan pekerjaan
pemboran selanjutnya. Pilot hole juga disebut sebagai
lubang pandu.
- Memperhatikan kedudukan mesin bor tegak
lurus/tidak miring dengan dasar horizontal
menggunakan alat water pass dan atau bandul
unting/konus.
- Pelaksanaan pemboran sampai target kedalaman
tercapai
- Pengambilan contoh cutting setiap meter
kedalaman, sebelum dideskripsi, sampel dicuci
sampai bebas dari lumpur bor
- Memeriksa sample, ditempatkan dalam kantong
plastik, ditulis nomor sumur, kedalaman dan tanggal
diambilnya. Dimasukkan ke dalam kotak sample
secara berurutan
22
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

- Sample dari suatu kedalaman tidak boleh tercampur


dengan sampel dari kedalaman lain.
- Pencatatan laju pemboran/penetrasi tiap meter
harus dicatat dalam drilling log.
- Memeriksa dan memerintahkan membuat
kelengkapan data log bor meliputi nama sumur,
lokasi (desa, kecamatan, kabupaten), koordinat titik
lubang bor, nama kontraktor, tanggal dll.
- Memeriksa dokumentasi foto-foto progres
pelaksanaan.
- Pencatatan dan atau memberikan perintah
mengambil langkah tertentu pada kejadian khusus
misalnya lumpur tiba-tiba hilang, mencair, atau
keluar gas
b. Penggunaan lumpur pemboran agar sesuai fungsinya.
Lumpur pemboran dibuat dengan mencampur bentonite
dengan air tawar.
- Bentonite yang digunakan adalah API No. 13 A
dicampur dengan air tawar, penambahan additive
bila diperlukan.
- Pembuatan lumpur pemboran dengan hopper mud
mixing
- Mengontrol lumpur pemboran/pembilas masih
berfungsi
- Mampu mengangkat cutting dari dasar lubang bor
- Mampu membentuk mud cake.
- Mampu menahan dinding lubang bor tidak longsor.
- Mampu sebagai pendingin mata bor.
- Menahan kemungkinan terjadinya “blow out” dan
tekanan artesis.
c. Mengontrol sifat fisik lumpur pemboran: berat jenis
harus lebih besar dari berat jenis cutting rata-rata,
viscositas lumpur berfungsi untuk menimbulkan efek
“gel strength” yang mampu menahan tekanan formasi
sehingga dinding lubang bor tidak runtuh
- Berat jenis lumpur dikontrol secara periodik, dijaga
sekitar 1,07 kg/l dengan menggunakan mud balance
- Viscositas lumpur harus dijaga sekitar 30-40 detik
diukur dengan marsh funnel
- Berat jenis & viscositas dicatat dalam log pemboran
sesuai kedalamanya.
d. Memperhatikan kandungan pasir, jika melebihi batas,
lumpur pemboran harus diganti.
- Kandungan pasir diukur dengan alat gelas “sand
content”.
- Pengukuran secara periodik.
- Dicatat dalam log pemboran sesuai kedalamannya

4.7.6 Drilling String


a. Memeriksa drilling string agar pelaksanaan tidak
mengalami gangguan atau kegagalan. Waktu
pemeriksaan dilakukan sebelum mulai pelaksanaan
pemboran, setelah mobilisasi alat lengkap sampai di
lokasi.
b. Mata bor sebagai alat penggali harus sesuai dengan data
yang diperoleh atau perkiraan formasi, Untuk batuan
lunak dan lengket digunakan tipe soft- medium wing bit
atau finger atau drag bit, Untuk batuan medium – keras
23
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

dan getas/medium–hard, brittle dapat digunakan mata


bor jenis hard rock type roller bit atau three-cone bit.
c. Drill pipe/stang bor harus sesuai dengan rencana
diameter lubang bor, panjang perbatang, kemampuan
sirkulasi dan daya angkat alat pengangkat pada drilling
rig, Stang bor minimal berdiameter 27/8” sampaI
31/2”, panjang per batang 3 atau sampai 6 m.

4.7.7 Alat-alat bantu harus tersedia untuk memudahkan operasi


pemboran Peralatan bantu harus tersedia antara lain:
- Drill Collar
- Stabilizer
- Fishing Tools
- Kunci rantai, Kunci pipa
- Sub-sub penyambung drill pipe

4.7.8 Kemajuan Pemboran, Contoh Cutting Batuan


memperhatikan kemajuan pemboran pilot hole untuk memperoleh
akurasi data litologi. Proses pemboran dicatat dalam log drilling
antara lain :
- Kecepatan penetrasi pemboran per meter.
- Jumlah bentonite yang digunakan.
- Saat penggantian lumpur bor dan mata bor.
- Kekentalan, berat jenis dan kandungan pasir dalam
lumpur bor.
- Kejadian kejadian khusus misalnya lumpur sirkulasi
hilang atau mencair mendadak, keluarnya gelembung
gas, tanda tanda adanya minyak dan sebagainya.
Contoh cutting batuan, harus diawasi pengambilannya. Pengawasan
dilakukan terhadap :
- Waktu pengambilan
- Jumlah pengambilan
- Metode/cara pengambilan
- Penyimpanan Cek dengan log laju pemboran

4.7.9 Target Kedalaman Lubang Pandu/Pilot Hole Memperhatikan


dan mengawasi pencapaian target kedalaman pilot hole, dengan
melakukan pencatatan dan pengawasan hal-hal yang tidak lazim
terjadi dan dapat membahayakan jiwa manusia maupun kegagalan
pembuatan sumur, Pengawasan dan pencatatan terhadap hal-hal
khusus diantaranya :
- Saat terjadi pengenceran kekentalan lumpur sirkulasi
yang signifikan.
- Saat terjadi mud loose dan blow out.
- Keluar gas atau gelembung-gelembung gas, maupun
noda-noda minyak.
- Terjadinya runtuhan dinding lubang bor.
- Terjadinya blocked circulation.
- Terhentinya sirkulasi atas sebab lain harus diketahui.
Patahnya drill pipe atau bit.
- Terjepitnya mata bor.
- Terhenti/macetnya putaran drill string.
- Keausan mata bor yang menghambat laju penetrasi.
Pengecekan pada akhir target kedalaman terhadap sifat fisik
lumpur untuk persiapan logging. Bila target kedalaman pilot hole
telah dipenuhi, harus diyakinkan lubang bor dalam kondisi normal,
viskositas maupun kandungan pasir, sehingga siap dilakukan logging
serta Instruksi pencabutan drill pipe dan mata bor, Pencabutan
24
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

rangkaian drill pipe dan mata bor baru diperkenankan bila


peralatan logging telah sampai di lokasi.

4.8 PEKERJAAN GEOPHYSICAL LOGGING


Pekerjaan geophysical logging terdiri dari logging SP (Self Potential), PR
(Point Resistivity), dan GR (Gamma Ray Logging). Perhitungan dan
pengawasan teliti terhadap pelaksanaan Geophysical Logging untuk
mendapatkan gambaran sifat fisik batuan di dalam lubang bor dengan
adanya perbedaan sifat fisik antara batuan akuifer dan non akuifer.
Gambar konstruksi sumur sebagai pedoman instalasi. digunakan untuk
memberikan rekomendasi dan supervisi konstruksi sumur
4.8.1 Logging harus dilakukan secepatnya setelah selesai
pencucian cutting, tidak diperkenankan menunggu terlalu lama
sehingga mengakibatkan lumpur mengendap di dasar lubang bor,
atau terjadi runtuhan dinding lubang bor. Lumpur sirkulasi harus
diukur kekentalannya.

4.8.2 Lubang bor harus dalam kondisi bersih, cutting terangkat


semua.

4.8.3 Mendapatkan data/informasi adanya instalasi metal


(misalnya adanya instalasi sumur dengan casing metal, kabel listrik
(SUTET), kabel telepon atau saluran irigasi metal) di sekitar sumur
yang di logging sampai radius minimal sama dengan kedalaman
pemboran. Hal ini akan dipergunakan dalam interpretasi data
selanjutnya

4.8.4 Peralatan yang digunakan adalah self recording. Sanggup


mengukur sampai kedalaman 150 m.

4.8.5 Minimal harus dapat mengukur: Self Potential (SP);


Resestivity (short dan long normal).

4.8.6 Pada saat probe berada di dasar lubang bor harus dihentikan
sejenak untuk mengamati ada atau tidaknya noise.

4.8.7 Masing masing hasil log direkam dalam gambar garis


berwarna yang berbeda.

4.8.8 Harus tercantum skala kedalaman.

4.8.9 Harus tercantum skala potensial dan resistivity.

4.8.10 Hasil rekaman harus ada.

4.8.11 Hasil rekaman yang tidak peka atau terlalu noise harus
dilakukan pengukuran ulang logging.

4.8.12 Tidak terdapat indikasi-induksi atau pengaruh elektrik yang


menimbulkan noise.

4.8.13 Menghentikan kegiatan jika terjadi hujan dan atau petir,


kemudian mengulangi pengukuran kembali.

4.8.14 Diskripsi contoh cutting, dan kecepatan pemboran,


4.8.15 Hasil data logging,

4.8.16 Korelasi dengan sumur disekitarnya,


25
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

4.8.17 Gambar konstruksi harus mencantumkan.susunan material


sumur, posisi pompa, casing, blank casing, reduser, saringan,
sentraliser, gravel pack.

4.8.18 Keterangan dimensi lubang bor serta bahan konstruksi yang


ditentukan.

4.9 SPESIFIKASI POMPA, INSTALASI DAN KONSTRUKSI SUMUR


Pemboran untuk pembesaran lubang bor (reaming hole) dilakukan jika
evaluasi drilling log, lithologi log dan geophysical log menghasilkan data
bahwa sumur aman dan produktif.
4.9.1 POMPA SUBMERSIBLE
Pompa yang digunakan adalah type Submersible, sumur dalam
untuk memompa air tanah atau sumur bor dengan kedalam 150
meter, adapu spesifikasi teknis adalah :
- Nama SKU Model TWI 4.10.510.25.5
- Type Submersible Pump (Type No. 4)
- Debit Capasity 5 m3 / h
- Head Max 110 m
- Power 2,2 Kw / 1-230 V, 50 Hz
- Rated Power P2
- Pump Housing
- Motor Housing
- Impeller

4.9.2 INSTALASI KONSTRUKSI SUMUR


Pemboran untuk pembesaran lubang bor (reaming hole) dilakukan
jika evaluasi drilling log, lithologi log dan geophysical log
menghasilkan data bahwa sumur aman dan produktif.
Pemasangan Casing dan Screen Material utama yang digunakan
adalah :
Konstruksi PVC
- Pipa PVC Ø 10” standard SNI S10 tekanan nominal 12,5 bar
- Pipa PVC Ø 6” standard SNI seri S10 tekanan nominal 12,5 bar
- Pengadaan dan pemasangan Pipa Screen PVC Ø 5"
- Pengadaan Botton Plug/flang Ø 8"
- Pengadaan dan pemasangan tutup sumur Ø 6"
- Pengadaan dan pemas. pipa GIP Ø 1 1/2" & akses
- Pengadaan dan pemasangan Watermur PVC Ø 1 1/2"
- Pengadaan dan pemasangan Knee PVC Ø 1 ½
- Grouting Dinding Sumur
- Pekerjaan pengisian Gravel Pack (batu pecah 1-2 cm)
Pipa saringan PVC lebar celah 1 s/d 2 mm dgn bukaan celah antara
15 s/d 20 % Sambungan menggunakan lem PVC diperkuat dengan
pen baut pada tiga atau empat tempat tiap keliling.
Titik konstruksi sumur di beri lantai beton sebagai pengaman dan
di bentuk sedemikian rupa agar konstruksi tetap aman dan tidak
bergeser

4.9.3 PROSEDUR BERURUTAN


Instalasi sumur agar diperoleh hasil produktivitas sumur yang baik
dengan prosedur instalasi yang benar serta melakukan pengawasan
terhadap prosedur Instalasi sumur.
- Pembersihan lubang bor dengan sirkulasi lumpur yang sudah
bersih hingga dicapai kekentalan yang diijinkan.
- Sirkulasi pembersihan sekurang kurangnya 4 jam atau lebih jika
belum bersih.
26
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

- Selalu menambah cairan lumpur pemboran bila selama sirkulasi


lumpur menjadi berkurang
- Pencabutan drill pipe.
- Menyusun pipa diluar lubang sumur sesuai urutan pemasangan
bila perlu diberi notasi nomor urut.
- Dilakukan pengukuran ulang masing masing batang pipa
dikurangi atau ditambahkan panjang pada sambungan pipa.
- Perangkaian atau pemasukan material konstruksi secara
perlahan.
- Pengangkatan dan penahan pipa supaya tidak terjatuh harus
menggunakan klem yang sesuai.
- Pemasukan dilarang menggunakan tekanan atau pull down.
- Bila terjadi kesulitan atau gagal masuk ke lubang bor harus
dilakukan pencabutan dan dilakukan sirkulasi ulang atau
reaming ulang.
- Selalu melakukan cek dan pencatatan panjang total instalasi
yang telah dimasukkan.
- Untuk mengatasi bengkoknya instalasi pipa, setelah seluruh
pipa masuk, posisi pipa harus dalam keadaan tergantung
- Jika instalasi selesai, sirkulasi makin diencerkan

4.9.4 PEMASANGAN CENTRALIZER


Pemasangan Centralizer agar pipa casing/screen tetap pada posisi
di tengah lubang bor
- Centralizer dapat dibuat dari pelat/besi
- Peletakan centralizer pada setiap sambungan pipa
- Centralizer diikat dengan pipa casing/screen dengan sistim
ikatan klem
- Bentuk centralizer tidak boleh mengganggu bukaan/opening
screen dan masuknya gravel pack

4.9.5 TEST VERTIKAL


Test vertikal dilakukan agar rangkaian pipa tegak lurus/vertikal,
sehingga tidak ada bagian instalasi yang bengkok atau zig-zag,
kondisi demikian dapat menyebabkan proses development kurang
sempurna dan memungkinkan runtuhnya sumur.
Alat ukur dapat menggunakan bobin, alat waterpas dapat digunakan
namun tidak dianjurkan Deviasi yang disyaratkan adalah 25 mm/30
m atau lebih kecil. Bila terjadi penyimpangan yang lebih besar dari
yang disyaratkan, instalasi dicabut dan diulang

4.9.6 PEMASANGAN GRAVEL PACK


Saat pengisian Gravel pack di antara dinding lubang bor dengan pipa
konstruksi, berfungsi sebagai filter & penyangga konstruksi pipa
casing dan screen
- Gravel harus batuan beku atau metamorf dengan gradasi
butiran antara 2 – 10 mm, dengan prosentase di atas 60 %
dengan gradasi 4 – 6 mm.
- Bentuk butir membulat, sampai membulat tanggung, bebas
material pengotor/karbonat/gamping, batu apung, batuan
sedimen lunak, sampah dan debu pengotor
- Bila tidak sesuai gravel pack harus diayak dan atau dicuci
dengan air tawar lebih dahulu
- Pemasukan dilakukan dengan hati hati sedikit demi sedikit

4.9.7 DEVELOPMENT (PENCUCIAN SUMUR)


Pelaksanaan development untuk kesempurnaan proses
membersihkan lumpur sirkulasi yang tertinggal di dalam sumur dan
27
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

membersihkan gravel pack dalam annulus dari sisa lumpur


pemboran. Development membutuhkan jumlah air yang banyak
untuk dipompakan ke dalam sumur dengan debit yang maksimal,
maka dibutuhkan pipa discharge yang relatif lebih besar, sehingga
kemungkinan kerusakan saringan sumur dapat terjadi jika tidak
dilakukan dengan hati-hati Selama atau setelah pelaksanaan
development di mungkinkan terjadi penurunan gravel pack. Maka
perlu di isi gravel pack lagi agar kondisi konstruksi sumur tetap
stabil.
Development dengan udara bertekanan tinggi. Peralatan yang di
gunakan adalah Kompresor dengan :
- Tekanan 120 Psi
- Kapasitas 350 CFM
- Pipa Eduktor Ø 3” (Jika diperlukan)
- Pipa tiup Ø 1 “
- Nozle tiup diujung bawah pipa
- Tackle dan tripot jika tanpa menara bor
Pelaksanaan dilakukan dengan cara periodik buka tutup angin
bergantian, bila bahan pipa konstruksi dari PVC, buka tutup
dilakukan dengan perlahan lahan.
Buka tutup angin dilakukan bersamaan naik turun pipa tiup. Selama
development berlangsung, dilakukan :
- Pencatatan waktu peniupan per segmen konstruksi,
- Kondisi kejernihan air di cek dengan sand content/gelas ukur
- Kandungan pasir yang diukur dengan alat sand content dianggap
bersih bila kandungannya kurang dari 20 %
- Estimasi debit yang keluar diukur dengan V notch.
- Tekanan kerja kompresor diawasi tidak boleh over pressure dari
kapasitas/ spesifikasi kompressor yang digunakan.
- Development dengan menggunakan air yang bersih
- Peralatan yang di gunakan, pompa air atau pompa
lumpur/pompa piston dengan kapasitas debit minimal 5 l/dt
- Pipa discharge maksimal Ø 2 “ untuk cassing/screen Ø 4 “
- Tackle dan tripot jika tanpa menara bor
- Pelaksanaan dengan secara terus menerus memompakan air ke
dalam sumur mulai dari kedalaman paling atas sampai paling
bawah dan diulang dari bawah ke atas, bila bahan konstruksi
dari pipa PVC, pemasukan pipa discharge diameter > 1½”
dilakukan dengan hati hati dan perlahan lahan, Selama
development berlangsung, dilakukan pencatatan waktu
pencucian per segmen konstruksi, Kondisi kejernihan air di cek
dengan sand content/gelas ukur Kandungan pasir yang diukur
dengan alat sand content dianggap bersih bila kandunganya
kurang dari 20%.
- Selama dan setelah development setiap saat harus dilakukan
pengukuran permukaan gravel pack
- Gravel pack dipertahankan permukaanya tetap tidak
mengalami penurunan selama atau saat development, bila
terjadi penurunan harus di isi kembali/ditambahkan pada
lubang annulus,
- Gravel pack yang ditambahkan selama dan setelah
development harus dicatat dalam form development

4.10 PEKERJAAN JARINGAN PERPIPAAN


4.10.1 Mobilisasi Dan Demobilisasi
Alat yang harus dimobilisasi adalah genset dan alat penyambung pipa
HDPE dengan cara button fusion.

28
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

4.10.2 Penyambungan Butt – Fusion


Umum :
Penyambungan butt-fusion adalah proses termofusi yang melibatkan
pemanasan secara bersama di kedua ujung pipa yang akan
disambung sampai kondisi leleh tercapai pada kedua ujungnya. Lalu
kedua ujung pipa digabung pada tekanan tertentu untuk sambungan
yang senyawa.
Hasil penyambungan pipa harus tahan terhadap gaya tarik dan
mempunyai kekuatan yang sebanding dengan pipa.
Metode penyambungan jenis ini membutuhkan plat pemanas elekrik
untuk dapat mencapai suatu temperatur tertentu yang digunakan
untuk jenis pipa dari bahan PE 100 untuk ukuran 90 mm ke atas
dengan SDR yang sama.

4.10.3 Khusus :
- Dipergunakan mesin las khusus (butt fusion welding
machine) yang sudah terkalibrasi oleh lembaga
independent
- Proses pengelasan harus mempergunakan kaidah atau
aturan yang berlaku sesuai aturan DVS 2207/1
- Teknis penyambungan pipa dan pemeriksaan kualitas hasil
pengelasan harus mendapatkan persetujuan dari
Pengawas Proyek dan Konsultan
- Dilakukan oleh seorang operator yang sudah
berpengalaman dan bersertifikat sesuai kaidah DVS
22071/1 serta didampingi oleh 2 – 3 fitter.
- Penyambungan pipa PE sedapat mungkin dilakukan di area
fabrikasi untuk mempersingkat waktu kondisi galian
dalam keadaan terbuka.

4.10.4 Peralatan
- Generator untuk memberikan daya listrik plat pemanas,
pemotong dan pompa hidrolik.
- Mesin butt-fusion dilengkapi dengan pengencang pipa,
pemotong, plat pemanas, pompa hidrolik dan pengatur
waktu.
- Roda penyangga pipa
- Tenda pengelasan
- Alat pembersih, kain katun atau handuk kertas
- Alat ukur sambungan
- Thermometer digital yang sudah terkalibrasi untuk
memeriksa suhu plat pemanas
- Pipa dan penutupnya
- Papan landasan
- Pemotong pipa
- Thermometer temperatur udara
- Alat pengukur waktu

4.10.5 Metode Penyambungan


Pemeriksaan awal
Sebelum dimulainya pengelasan, dilakukan pemeriksaan sebagai
berikut :
Adanya bahan bakar yang cukup di generator dan dalam keadaan
benar-benar berfungsi sebelum dihubungkan ke mesin.
- Perlengkapan mesin dan pompa berfungsi dengan baik.
- Plat pemanas dalam keadaan bersih dan lakukan
pembersihan apabila sebelumnya sudah digunakan.

29
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

- Siapkan tenda untuk memberikan perlindungan selama


pekerjaan dilakukan.
- Perlengkapan mesin harus lengkap dan tidak rusak.
- Anda harus mengetahui langkah-langkah penyambungan
yang benar dan pipa yang akan disambung.
- Plat pemanas harus pada temperatur yang benar
(sambungkan plat pada sumber listrik dan biarkan selama
20 menit pada kondisi temperatur yang disarankan).
- Periksa dan pastikan bahwa pipa-pipa dan atau fitting
yang akan disambung mempunyai ukuran diameter, SDR
dan bahan yang sama.
Untuk membersihkan kotoran pada plat pemanas bias dicuci pada
saat dingin dengan sedikit air yang cukup sebelum memulai
penyambungan. Gunakan bahan yang bersih yang tidak
meningggalkan bekas. Untuk membersihkan kotoran lapisan minyak
atau pelumas harus menggunakan kain dan bahan pembersih yang
sesuai, seperti ISO PROPANOL.

4.10.6 Sambungan percobaan


Meskipun pencucian plat pemanas dapat menghilangkan kotoran
yang tertinggal, akan tetapi partikel kecil daripada debu seringkali
masih ada. Untuk membersihkannya diperlukan pembuatan
sambungan percobaan pada tiap sesi penyambungan, dimana ketika
temperatur plat mulai menurun atau dibawah 180°C, atau pada saat
adanya perubahan ukuran pipa yang akan disambung.
Sambungan percobaan dapat dibuat dengan menggunakan potongan
pipa dengan ukuran, SDR dan bahan yang sama. Hal ini bukan untuk
membuat sambungan. Prosedur tersebut dapat dihentikan setelah
proses pemanasan tercapai.

4.10.7 Prosedur Penyambungan


- Tempatkan pipa pada penjepit (clamp) dimana ujung pipa
berhadapan dengan plat pemotong dalam posisi lurus.
- Luruskan dan ratakan posisi seluruh komponen dengan
roller.
- Kencangkan penjepit (clamp) untuk memegang dan
membulatkan kembali pipa.
- Tutup ujung pipa yang terbuka untuk mencegah
pendinginan plat oleh masuknya udara ke bagian dalam
pipa.
- Nyalakan alat pemotong dan geserkan penjepit pipa secara
perlahan sehingga ujung pipa tepat berhadapan dengannya
sampai terjadinya pemotongan permukaan pipa yang
kontinyu.
- Jaga agar alat pemotong tetap menyala sementara
penjepit (clamp) dibuka untuk menghindari terjadinya
pemotongan permukaan yang tidak rata.
- Angkat alat pemotong perlahan dan hindarkan
bersinggungan dengan permukaan pipa.
- Bersihkan sisa potongan dari mesin dan pipa.
- Dilarang menyentuh permukaan yang sudah dipersiapkan.
- Periksa bahwa kedua permukaan sudah rata. Jika tidak,
ulangi proses pemotongan.
- Dekatkan kedua pipa dan periksa tidak adanya celah antara
permukaan potongan.
- Maksimum selisih diameter yang diijinkan adalah :
1,0 mm untuk pipa ukuran 90 mm s/d 315 mm.
2,0 mm untuk pipa ukuran 316 mm s/d 800 mm.
30
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

Jika ketidaksesuaian tersebut lebih besar dari batas tadi


maka pipa harus diluruskan dan dipotong lagi.
- Buka dan kemudian tutup clamp dan perhatikan tekanan
tarik yang dibutuhkan untuk menggerakkan pipa bersama-
sama secara hidrolik.
Tekanan tarik adalah ukuran tekanan minimal yang dibutuhkan untuk
mengatasi gaya gesek akibat tarikan kerja mesin dan berat
pipa/fitting yang sedang disambung.
Catatan: Tekanan tarik (kPa) harus diperkirakan secara tepat
sebelum pembuatan sambungan dan harus ditambahkan tekanan ram
dasar yang ditunjukkan pada mesin.
(Apabila yang digunakan mesin adalah otomatis, maka pekerjaan ini
akan terlaksana secara otomatis)
- Pindahkan lempengan pemanas dari tempat pelindungnya.
Periksa bahwa plat tersebut bersih dan baik suhunya.
- Tempatkan alat pemanas pada mesin dan tutup klem
supaya bagian permukaan yang akan disambung menyentuh
lempengan. Gunakan sistem hidrolik dengan menggunakan
tekanan yang ditentukan sebelumnya.
- Jaga tekanan yang dipakai sampai pipa mulai meleleh dan
lelehannya merata 1 – 6 mm terbentuk tiap ujungnya. Lihat
tabel PE butt welding SNI 06-4829-2005 untuk pipa PE.
- Setelah lelehan awal muncul, tekanan pada sistem hidrolik
harus dilepas supaya pencatat tekanan tercatat nol dan
tekanan tarik sedemikian sampai pertumbuhan lelehan
terkontrol selama waktu pemanasan. Periksa bahwa pipa
tidak bergeser posisinya di klem dan ujung pipa harus terus
di jaga agar tetap kontak dengan plat pemanas.
- Setelah pemanasan selesai, buka klem dan pindahkan plat
pemanas, pastikan bahwa plat tidak menyentuh permukaan
yang meleleh.
- Segera tutup klem (dengan 8 – 10 detik dari pemindahan
plat) dan rekatkan permukaan yang sudah meleleh bersama
pada tekanan yang sudah ditentukan sebelumnya.
- Jaga tekanan yang dibutuhkan untuk waktu pendinginan
minimal sampai yang diindikasikan pada tabel.
- Setelah itu pipa yang disambung dapat dipindahkan dari
mesin tetapi tidak boleh dipindahkan untuk periode
berikutnya sama pada waktu pendinginan di atas.
- Periksa sambungan untuk kebersihan dan keseragamannya
dan cek bahwa lelehan sesuai dengan batasan yang
ditentukan. Aturan untuk “butt fusion”
HAL HAL YANG TIDAK BOLEH DILAKUKAN :
- Berusaha untuk menyambung pipa dengan SDR yang
berbeda
- Menyentuh ujung pipa yang sudah dipotong.
- Membiarkan sisa potongan di bagian dalam pipa atau pada
mesin pengelas.
- Membiarkan peralatan menjadi basah atau berdebu.
- Menggunakan mesin-mesin yang tidak direkomendasikan.
- Memindahkan pipa sebelum cooling time selesai.
- Mengijinkan operator yang belum ditraining untuk
menggunakan peralatan penyambungan.
- Tidak mengikuti prosedur.
- Menyambung pipa dari bahan yang berbeda di lapangan.
- Menggunakan sebuah generator yang kapasitasnya tidak
memadai.

31
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

4.10.8 Parameter Butt Fusion


Parameter ini harus digunakan sebagai pembimbing ke butt fusion
dari pipa polyethylene yang menggunakan SNI 06-4829-2005 sebagai
bahan dasarnya.
Kontraktor yang melakukan penyambungan harus selalu memeriksa
kemungkinan penerapannya dari parameter yang ada untuk setiap
proyek yang diberikan, (terlampir)
Catatan :
a. Parameter ini digunakan untuk butt fusion bahan polyethylene
PE100 seperti yang dispesifikasikan dalam SNI 06-4829-2005.
b. Parameter ini bisa juga digunakan untuk butt fusion PE100. Ini
mungkin menghasilkan sedikit perbedaan bentuk lelehan tanpa
mengurangi kualitas pengelasan.
c. Hanya pipa-pipa dan fitting-fitting yang mempunyai diameter
dan ketebalan yang sama yang boleh dibutt fusion bersama.
d. † = rata-rata ketebalan dinding pipa dihitung dari SNI 06-4829-
2005 min/max pembulatan ke mm terdekat.
e. D = rata-rata diameter luar pipa dihitung dari SNI 06-4829-2005
min/max, pembulatan ke mm terdekat.
f. Rumus perhitungan tekanan :
Luas anulus pipa x nilai tekanan
Hidrolik bag. Cilinder
Dimana luas anulus pipa = µ (D - †)†
g. Untuk suhu sekitar >25°C, waktu pendinginan harus ditambah
dengan
1 menit per°C setelah 25°C ke atas.

PROFIL BUTT WELDING


a. Sambungan yang baik dengan lelehan yang bagus dan merata.
b. Lelehan terlalu sempit dan terlalu tinggi atau banyak tergulung
kemungkinan disebabkan karena waktu pemanasan yang pendek
† 1 dan atau P1
c. Lelehan terlalu rata dikarenakan tekanan penyambungan P3
yang terlalu rendah.
d. Sambungan yang kurang baik karena lubang yang tajam diantara
kedua lelehan. Lubang cukup dalam sehingga mengurangi
ketebalan pipa. Lubang ini juga berlaku sebagai titik pusat
stress.
e. Sambungan yang kurang baik dengan saling berhimpit
disebabkan tidak ratanya pipa tersebut.
f. Sambungan yang kurang baik antara pipa-pipa dari tebal dinding
yang berbeda.
g. Dinding pipa yang lebih tebal harus dikurangi dengan alat
chamfered ke sebuah sudut 1:4 sebelum penyambungan.
h. Sambungan yang kurang baik dengan runtuhnya bahan yang
terlelehkan.
i. Sambungan yang kurang baik antara bahan-bahan dari
temperatur yang berbeda atau ujung-ujung pipa yang sudah
dipanaskan pada waktu yang berbeda.
j. Lelehan di luar ukurannya dikarenakan penyambungan pada
sebuah temperatur atau sebuah tekanan yang terlalu rendah.

4.10.9 Parameter kualitas


Terbangunnya Sarana dan Prasarana Air Bersih ini di wajibkan dapat
memenuhi Persyaratan Kualitas Air Minum Sesuai Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor: 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan dan persyaratan Kesehatan Air untuk

32
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

Keperluan Higenis Sanitasi, Kolam Renang , Sulus per Aqua dan


Permandian Umum.

Kadar Maksimum
No Jenis Parameter Sat.
Yang Diperbolehkan
A.. Parameter Biologi
1. Total coliform CFU/100ml 50

B. Parameter Kimiawi :
1.PH** mg/l 6,5 – 8,5
2.Besi (Fe) mg/l 1
3.Fluorida mg/l 1,5
4.Kesadahan Total 500
mg/l
(CaCo3)
5.Mangan mg/l 0,5
6.Nitrat, (sebagai mg/l 10
NO3-N)
7.Nitrit, (sebagai NO2- mg/l 1
N)
8.Sianida mg/l 0,1
9.Deterjen mg/l 0,05
C Parameter Fisik
1.Bau Tidak berbau
2. Rasa Tidak Berasa
3. Suhu ºC Suhu Udara ±3
4.Total Zat Padat
Mg/l 1000
terlarut (TDS)
5. Kekeruhan NTU 25
6.Warna TCU 50

4.11 PEKERJAAN PENGETESAN PIPA


4.11.1 Mobilisasi Dan Demobilisasi
Oleh Direksi selama masa kontrak dan akan menjadi milik Negara
setelah proyek selesai.

4.11.2 Pengetesan Dan Uji Coba


Hal - Hal Yang Perlu Diperhatikan Sebelum Pengetesan
Sebelum pengetesan, instalasi harus dicek untuk memastikan semua
kotoran dan bahan-bahan konstruksi dipindahkan untuk menghindari
kontak dengan pipa-pipa dan fitting-fitting.
Semua valve harus ditempatkan pada posisi terbuka dan penempatan
valve pada ujung pipa untuk mengeluarkan udara dari jalur pipa
selama pengisian berlangsung.

4.11.3 Test Tekanan


Air harus perlahan dialirkan ke jalur pipa sampai semua udara
dilekuarkan dari jalur dan air mengalir dengan bebas pada ujung

33
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

pipa. Lebih baik jika air dialirkan ke jalur pipa dari titik terendah
untuk memudahkan pengeluaran udara.
Tekanan harus dinaikkan terus-menerus secara bertahap ke jalur
pipa tanpa dikagetkan.
Sebuah test tekanan dari 1.3 kali dari maksimum tekanan kerja harus
diterapkan pada jalur pipa sampai 1000 meter panjang dan untuk
test penempatan valve.
Test tekanan pada situasi ini harus ditahan minimal 15 menit dan
alat pencatat tekanan diperiksa jika terjadi penurunan tekanan.
Selanjutnya, sambungan harus benar-benar diinspeksi secara visual
untuk kemungkinan terjadinya kebocoran pada sambungan.
Sifat elastis dari PE seperti yang diuraikan pada test tekanan, bisa
menyebabkan pengembangan pada pipa dan volume perlu sedikit
ditambah untuk mendapatkan bacaan tekanan yang tepat.
Penambahan volume ini hanya 1 % dan dapat diterapkan pada
tekanan awal dan tekanan tersebut harus ditahan pada periode
maksimum selama 1 jam atau untuk waktu yang diperlukan untuk
mengadakan inspeksi di seluruh sambungan.
Sedikit penurunan tekanan lebih kecil dapat terjadi yang disebabkan
oleh pemuaian pipa, walaupun demikian hal ini tidak
mengindikasikan kebocoran pada jalur pipa.

4.12 PEKERJAAN PEMASANGAN SAMBUNGAN RUMAH


Meter air adalah alat ukur untuk menentukan banyaknya aliran air
yang melalui suatu pipa yang dilengkapi dengan alat penunjuk, untuk
menyatakan volume air yang lewat.
Spesifikasi ini dimaksudkan untuk dipakai sebagai acuan dalam
menilai mutu meter air yang digunakan untuk keperluan air bersih.
Sedangkan tujuan dari spesifikais ini adalah untuk digunakan oleh
penyelenggara pembangunan dalam menentukan klasifikasi dan
persyaratan teknis meter air yang digunakan untuk keperluan air
bersih.
Ruang lingkup spesifikasi ini meliputi pengertian dan persyaratan
mutu; bahan, konstruksi akurasi, kehilangan tekanan dan ketahanan
tekanan
Fungsi Meter air sebagai alat pencatat jumlah pemakaian air di
rumah, untuk itu, kalibrasi meter air ( Tera ) wajib dilakukan
sebelum Meter air dipasang.

4.12.1 Persyaratan Teknis


a. Persyaratan Utama
1. Meter air harus dilakukan kalibrasi ( Tera ) sebelum dipasang.
2. Meter air harus dibuat dari bahan yang mempunyai kekuatan
yang baik tahan lama dam mempunyai umur pakai yang lama.
3. Bahan meter air tidak boleh terpengaruh oleh temperature air
4. Semua bagian meter air yang bersentuhan dengan air yang
mengalir harus dibuat dari material tidak beracun.
5. Untuk meter air Q < 15 M3/jam material untuk meter air
(badan, kepala/ring, kopling, kopling ring) jika dibuat dari
bahan kuningan harus mengandung Cu > 63%, Zn < 33 % , Pb <
3 % atau jika dibuat dari bahan plastik harus dilengkapi dengan
bahan anti ultraviolet, dikombinasikan dengan plat logam
didalamnya.
6. Meter air harus dibuat dari bahan yang tahan korosi baik
internal maupun eksternal atau dilindungi dengan
couting/pelapis yang sesuai dengan bahan yang tahan
terhadap korosi.
34
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

7. Alat penunjuk meter air harus dilindungi dengan jendela


tembus pandang bari bahan kaca dan dilengkapi dengan
penutup atau pengaman.
8. Meter air harus dilengkapi dengan anti magnet dan harus
ditempatkan pada bagian yang kedap air atau
dibungkus/dilindungi secara menyeluruh kedap air.
9. Meter air dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dibongkar
pasang antara inner dan rumahmeter air untuk keperluan
perbaikan.

b. Persyaratan Teknis Lainnya


1. Meter air yang dibuat harus disegel sebagai pengaman teknis
2. Meter air yang di buat harus diberi tanda verifikasi dengan
jelas dan kasat mata tanpa harus membongkar meter air.
3. Meter air perlu dilindungi dengan alat pelindung tertentu
sebagai jaminan.
4. Alat penunjuk volume pada meter air harus berfungsi dan
mudah dibaca, tepat dan tidak meragukan terhadap
penunjukan volume. Alat penunjuk harus mempunyai alat
visual untuk pengujian dan kalibrasi secara manual maupun
otomatis.
5. Kriteria design untuk type sambungan rumah bisa dilihat pada
gambar dibawah ini :

Gambar Contoh Spesifikasi Teknis SR

5.1 SPESIFIKASI JABATAN KERJA KONSTRUKSI


a. Daftar personil inti Tenaga ahli/teknis /terampil minimal yang
diperlukan untuk pengadaan ini adalah :
5. SPESIFIKASI
JABATAN
KERJA
No. Jumlah Keahlian/ Pengalam Pendidika
KONSTRUKSI Jenis Keahlian
Tenaga Spesifikasi an Kerja n
1. Pelaksana
Site Manager/
Pengeboran SMK/SMU
Pelaksana 1 orang 2 Tahun
Air Tanah sederajat
Lapangan
(TT013)
2. Memiliki
sertifikat SMK/
Petugas K3 1 orang pelatihan K3 0 Tahun SMU
Konstruksi Sederajat
(Sertifikat)

35
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

Tenaga yang tercantum pada tabel diatas dibuktikan pada saat penyerahan
lokasi pekerjaan.

Rencana Keselamatan Kerja (K3) berdasarkan metode Pelaksanaan


Pekerjaan Utama pada kegiatan yang ada dapat diidentifikasi sebagai
berikut :

Tingkat
No Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya
Risiko
1 Pekerjaan - Gangguan kesehatan akibat kondisi
1
Pengeboran kerja secara umum
Tanah Dalam
- Kecelakaan akibat penggunaan
2
peralatan kurang baik
3
- Tertimpa material saat dilakukan
pengeboran.
4
- Tangan terjepit atau tertusuk mata bor

b. Gambar kerja
c. Daftar Kuantitas dan Harga

Makassar, 19 Agustus 2022

Kepala Bidang Prasarana & Bangunan Pemerintah


Selaku Kuasa Penggunan Anggaran (KPA)

M. HAJAR ASWAD,ST,M.Si
Pangkat : Penata TK.I
Nip : 19760212 200901 1 005

36
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RISIKO KESELAMATAN KERJA

37

Anda mungkin juga menyukai