Spesifikiasi Umum
Spesifikiasi Umum
SPESIFIKASI UMUM
DAFTAR ISI
Halaman :
1. LATAR BELAKANG .........................................................................................................................4
2. LOKASI PEKERJAAN ......................................................................................................................5
3. LINGKUP PEKERJAAN ...................................................................................................................5
4. KONDISI LOKASI PEKERJAAN ....................................................................................................5
4.1 Jalan Masuk Ke Lokasi ...............................................................................................................5
5. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN ..............................................................................................5
6. GAMBAR-GAMBAR .........................................................................................................................6
6.1 Gambar-gambar Kontrak.............................................................................................................6
6.2 Gambar-gambar yang Dibuat oleh Kontraktor ............................................................................6
6.2.1 Umum .............................................................................................................................6
6.2.2 Gambar-gambar Pelaksanaan/Kerja (Construction Drawings)......................................6
6.2.3 Gambar Kerja .................................................................................................................7
6.2.4 Gambar-gambar untuk Pekerjaan Sementara .................................................................7
6.2.5 Gambar-gambar Purna Laksana (As-Built Drawing) .....................................................7
6.2.6 Gambar-gambar Lain......................................................................................................8
6.3 Penyerahan, Pemeriksaan atau Persetujuan Gambar-gambar Kontraktor ...................................8
6.4 Biaya Persiapan Gambar-gambar ................................................................................................8
7. STANDARISASI DAN SPESIFIKASI ..............................................................................................9
8. PROGRAM PELAKSANAAN DAN LAPORAN ..........................................................................10
8.1 Program Pelaksanaan ................................................................................................................10
8.2 Laporan Kemajuan Pekerjaan ...................................................................................................11
8.3 Jadwal (Schedule) Mingguan dan Bulanan ...............................................................................12
8.4 Pertemuan Gabungan untuk Membicarakan Kemajuan ............................................................13
8.5 Photo-photo Kemajuan Pelaksanaan .........................................................................................13
8.6 Rencana Mutu Kontrak..............................................................................................................14
8.7
9. BAHAN-BAHAN DAN PERALATAN YANG AKAN DISEDIAKAN OLEH KONTRAKTOR
9.1 Umum ........................................................................................................................................15
9.2 Sarana Pelaksanaan ...................................................................................................................15
9.3 Bahan-bahan Pengganti .............................................................................................................15
9.4 Pemeriksaan Sarana dan Bahan-bahan ......................................................................................16
9.5 Program dan Perhatian pada Sarana Angkutan .........................................................................16
9.6 Spesifikasi, Pamflet/Brosur dan Data yang Disediakan oleh Kontraktor ..................................16
SPU i
SPESIFIKASI UMUM
SPU ii
SPESIFIKASI UMUM
SPU iii
SPESIFIKASI UMUM
1. LATAR BELAKANG
Pertumbuhan penduduk dan gerak perkembangan pembangunan yang seiring sejalan dengan
perkembangan dan pertumbuhan daerah tersebut. Dengan memanfaatkan sumber daya yang ada,
baik itu sumber daya alam maupun sumber daya manusia, Pemerintah Daerah terus melaksanakan
pembangunan secara bertahap dan berkelanjutan dalam jangka pendek, menengah maupun
panjang. Pesatnya pembangunan seiring pertumbuhan penduduk merupakan dinamika
perkembangan suatu daerah yang dipengaruhi kondisi eksternal maupun internal.
Program peningkatan ketahanan pangan dalam usaha peningkatan sektor hasil pertanian
diperlukan suatu jaringan irigasi yang baik untuk mengatur dan memenuhi kebutuhan tanaman
padi akan persediaan air baik musim penghujan dan musim kemarau, maka perlu adanya
pembuatan, pengaturan dan peningkatan saluran irigasi baik teknis maupun non teknis dan
pembangunan konstruksi penunjang guna peningkatan hasil pertanian.
Untuk mewujudkan keterpaduan pengelolaan sistem irigasi yang baik, maka kawasan yang
telah ditentukan sebagai irigasi yang akan dijadikan pengembangan untuk ketahanan pangan harus
direncanakan dan memerlukan pengkajian secara teknis dan ekonomis. Dinas Pekerjaan Umum
Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur, UPT PSDA WS Bondoyudo Baru di Lumajang
menganggarkan dana untuk Pekerjaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Sumber Nangka Desa
Karangpaiton, Sumberanget Kec.Ledokombo, Kab. Jember Output : pintu 10 unit/pasangan
9758 meter; Kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi Primer dan Sekunder Pada
Daerah Irigasi Yang Luasnya 1000 Ha – 3000 Ha dan Daerah Irigasi Lintas Daerah Kabupaten /
Kota; Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) untuk memenuhi kebutuhan air dalam
mengolah lahan irigasi di Daerah Irigasi Karanglo Kabupaten Jember sehingga mampu
meningkatkan ketahanan pangan dan meningkatkan produksi tanaman pangan.
1. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen
SKPD UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bondoyudo
Baru di Lumajang, Dinas PU Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur.
Program 1.03.02 PROGRAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR (SDA)
Kegiatan 1.03.02.1.02 Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi Primer
dan Sekunder pada Daerah Irigasi yang Luasnya 1000 Ha - 3000 Ha
dan Daerah Irigasi Lintas Daerah Kabupaten/Kota
Sub Kegiatan (1.03.02.1.02.14)
Rehabilitasi Jaringan Irigasi Permukaan (DAK) UPT PSDA WS
Bondoyudo Baru Nama Paket Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I.
Sumber Nangka Desa Karangpaiton, Sumberanget Kec.Ledokomboi
Kab. Jember
PPK PRABOWO, ST, MT.
2. SUMBER PENDANAAN
Kegiatan ini dibiayai oleh APBD Rehabilitasi Jaringan Irigasi Permukaan (DAK) UPT PSDA WS
Bondoyudo Baru TA 2022, Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA), Kegiatan
Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi Primer dan Sekunder pada Daerah Irigasi yang
Luasnya 1000 Ha - 3000 Ha dan Daerah Irigasi Lintas Daerah Kabupaten/Kota,kode Rekening
5.1.02.03.04 Belanja Pemeliharaan Jalan, Jaringan, dan Irigasi dengan pagu anggaran sebesar :
Rp. 7.441.456.000,00 (Tujuh Milyar Empat Ratus Empat Puluh Satu Juta Empat Ratus Lima Puluh
Enam Ribu Rupiah) termasuk PPN 10%.
SPU - 4
SPESIFIKASI UMUM
3. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi kegiatan yang akan dilaksanakan terletak di Jaringan Irigasi D.I. Sumber Nangka Desa
Karangpaiton, Sumberanget Kec.Ledokomboi Kab. Jember. Pada koordinat Latitude : 8°6'4"S
dan Longitude : 113°0'52"E
4. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini meliputi :
1. Pekerjaan persiapan
2. Pekerjaan Tanah
3. Pekerjaan Pasangan Batu
4. Pekerjaan Beton
5. Pekerjaan Pintu Air
6. Pekerjaan Lain-lain
7. Biaya Penyelengaaraan K3
6. PERSIAPAN PEKERJAAN
Penyedia diwajibkan memasang Papan Proyek Pekerjaan yang berisikan informasi tentang:
a) Instansi Pemberi Kerja;
b) Nama Pekerjaan;
c) Nomor dan tanggal kontrak;
d) Nilai kontrak;
e) Sumber Dana;
f) Nama Penyedia;
g) Nomor Surat Izin Usaha Jasa Kontsruksi;
7. GAMBAR-GAMBAR
7.1 Gambar-gambar Kontrak
Gambar-gambar terdapat di Volume 4 Dokumen Lelang merupakan bagian dari Dokumen
Kontrak. Kontraktor harus mempersiapkan dan membuat Gambar-gambar pelaksanaan, berdasarkan
gambar dalam dokumen lelang dan atas perintah Direksi.
SPU - 5
SPESIFIKASI UMUM
Demikian pula gambar-gambar pelaksanaan untuk setiap bangunan harus dibuat dengan cara
yang sama, didasarkan pada gambar-gambar dalam Volume 4 (yang menampakkan secara umum atau
bentuk typical), yang disesuaikan dengan dengan hasil pengukuran situasi lapangan.
Disamping akan digunakan untuk pelaksanaan Pekerjaan, Gambar-gambar Pelaksanaan akan digunakan
sebagai dasar untuk pengukuran kuantitas (mutual check) dan pembayaran.
Kontraktor harus yakin bahwa gambar-gambar tersebut berisi detail-detail yang cukup, dan semua
elevasi permukaan tanah asli yang digambarkan adalah elevasi-elevasi yang telah disetujui oleh Direksi
sebagaimana disebutkan pada pasal 1.3. dari Spesifikasi Umum.
Gambar-gambar pelaksanaan dibuat dalam bentuk digital dengan format autocad diserahkan kepada
Direksi dalam rangkap 5 (lima) beserta tempat penyimpanan gambar-gambar (rak) yang akan digunakan
oleh Proyek
SPU - 6
SPESIFIKASI UMUM
SPU - 7
SPESIFIKASI UMUM
Setelah menerima gambar yang sudah disetujui, Kontraktor berhak untuk memulai pekerjaan
yang tercakup dalam setiap gambar, mentaati perintah-perintah setiap koreksi jika ditunjukkan pada
gambar oleh Direksi dan, harus menyerahkan terlebih dahulu, dengan lembar penyerahan, 4 (empat)
cetakanuntuk setiap gambar yang sudah dikoreksi, bila ada, kepada Direksi. Semua gambar yang telah
diperiksa dan disetujui harus disimpan di kantor lapangan Kontraktor dengan urutan yang sesuai dan
dalam sistem pengarsipan gambar yang terkontrol dengan baik.
Bila diperlukan perbaikan dari gambar yang diajukan oleh Kontraktor, Kontraktor akan membuat
koreksi yang diperlukan dan atau revisi-revisi pada gambar tepat pada waktunya dan akan menyerahkan
kembali gambar tersebut kepada Direksi dengan cara yang sama menjadi gambar baru, dalam 4 salinan.
Bila gambar-gambar yang dikembalikan telah diserahkan kembali untuk disetujui, Direksi akan
berusaha dengan keras untuk menyelesaikan pemeriksaan dan atau persetujuannya terhadap gambar itu
dalam waktu 15 hari kerja; namun hal ini tergantung pada jumlah dan tingkat kesulitan koreksi/revisi
yang harusdiperiksa. Prosedur ini akan berlanjut sampai gambar-gambar akhirnya disetujui.
Direksi berhak untuk meminta detail-detail tambahan dan meminta Kontraktor untuk membuat
perubahan-perubahan yang diperlukan pada gambar pelaksanaan/gambar kerja untuk disesuaikan
dengan syarat-syarat dan maksud dari spesifikasi tanpa biaya tambahan.
Setiap Pekerjaan yang telah dilaksanakan sebelum gambar-gambar pelaksanaannya disetujui oleh
Direksi akan menjadi resiko Kontraktor. Persetujuan Direksi terhadap gambar Kontraktor tidak akan
melepaskan/membebaskan Kontraktor dari kewajibannya dalam mentaati Spesifikasi, tanggungjawab
untuk memenuhi metode pelaksanaan, dan lain-lain.
SPU - 8
SPESIFIKASI UMUM
Jadwal waktu pelaksanaan harus dipersiapkan sedemikian rupa sehingga keseluruhan pekerjaan
akan diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan dalam appendik I pada penawaran. Sesudah disetujui
oleh Direksi, jadwal waktu pelaksanaan beserta lembar-lembar lampirannya, harus digunakan sebagai
acuan bagi Program Pelaksanaan dan tidak diijinkan diadakan perubahan, kecuali ada perpanjangan waktu
yang diperbolehkan berdasarkan kontrak. Program yang disetujui harus menjadidasar acuan untuk
membandingkan kemajuan yang dicapai terhadap yang direncanakan. Juga akan digunakan untuk
mengetahui apakah suatu pekerjaan telah selesai tepat pada waktunya.
Program Pelaksanaan yang Disetujui akan dimonitor secara ketat dan kemajuan semua kegiatan
diperbarui dalam kurun waktu tertentu, dengan maksud untuk membuat dasar acuan untuk penyiapan
laporan kemajuan seperti dijelaskan dalam Ayat 7.2. Spesifikasi Umum.
Bila menurut pendapat Direksi, kemajuan pekerjaan tidak sesuai dengan Program Pelaksanaan
yang Disetujui, Direksi mempunyai hak meminta Kontraktor untuk menambah sumber-sumber atauwaktu
kerjanya yang sesuai Pasal 46 dari Syarat Umum Kontrak. Untuk selanjutnya, atas permintaan Direksi,
Kontraktor akan membuat jadual yang telah diperbaiki/disesuaikan dengan maksud untuk mengejar
ketinggalan terhadap program pelaksanaan yang telah disetujui., yang harus secara terus menerus dijadikan
dasar monitoring kemajuan pekerjaan dan syarat untuk penentuan penyesuaian penambahan atau
pengurangan. Semua biaya yang dikeluarkan oleh Kontraktor dalam memenuhi dengan kebutuhan pada
Ayat ini akan dianggap termasuk dalam biaya umum harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
SPU - 9
SPESIFIKASI UMUM
bentuk yang disetujui oleh Direksi, yang menunjukkan staf Pengawas dan jumlah pekerja dari
berbagai klas/tingkatan yang dipekerjakan oleh Kontraktor di lapangan selama pergantian,
bahan-bahan, peralatan dan sarana kontruksi yang digunakan, ketinggian air dan sebagainya;
yang mungkin diperlukan oleh Direksi. Pada setiap akhir minggu, Kontraktor harus
menyerahkan 5 copy laporan mingguan berdasarkan atas laporan harian yang diterangkan diatas
kepada Direksi.
(2) Sebelum hari kesatu tiap bulannya, Kontraktor harus menyerahkan 5 copy laporan perkiraan
kemajuan/progres bulanan dalam bentuk yang telah disepakati oleh Direksi secara rinci tentang
kemajuan pelaksanaan selama bulan sebelumnya. Laporan tersebut harus mencakup, tetapi tidak
dibatasi hal-hal berikut:
1. Prosentase pekerjaan secara total yang diselesaikan sampai dengan akhir laporan bulanan
dengan memakai kegiatan-kegiatan (dan sub-kegiatan) dalam jaringan kerja CPM yang telah
ditetapkan sebagai program kerja yang telah disetujui;
2. Jumlah waktu yang tersisa untuk memyelesaikan keseluruhan pekerjaan dan untuk setiap
kegiatan jaringan kerja.
(3) Pada setiap kegiatan atau sub-kegiatan dalam jaringan kerja dibuat daftar yang menunjukkan:
1. Prosentase rencana yang akan diselesaikan sampai akhir perioda pelaporan;
2. Prosentase aktual yang diselesaikan sampai akhir periode pelaporan;
3. Jangka waktu yang tersisa untuk menyelesaikan kegiatan atau sub-kegiatan;
4. Penjelasan yang tepat tentang kemajuan pekerjaan termasuk metode perbaikan yang di
usulkan.
(4) Jadwal kegiatan yang akan dimulai dalam jangka 1 (satu) bulan berikutnya dengan prakiraan
tanggal dimulai dan diselesaikannya kegiatan tersebut.
(5) Daftar tenaga kerja dan posisi yang digunakan selama periode pelaporan.
(6) Daftar sarana pelaksanaan, peralatan dan bahan-bahan di lapangan yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan termasuk yang tiba di atau dipindahkan dari lapangan. Daftar tersebut
harus memperlihatkan kegiatan mana yang sedang dilakukan setiap harinya, tidak bekerja atau
rusak/cacat.
(7) Total volume Pekerjaan permanen untuk item-item seperti berikut tetapi tidak dibatasi untuk :
a. Total volume pekerjaan galian yang diselesaikan;
b. Total volume pekerjaan berbagai klasifikasi timbunan yang diselesaikan; c.Total volume
pekerjaan berbagai kelas mutu beton yang diselesaikan;
d. Total volume pekerjaan pasangan-batu yang diselesaikan;
e. Total jumlah bangunan-bangunan yang diselesaikan/termasuk prosentasi bagian jembatan
dan gorong-gorong yang diselesaikan.
(8) Item-item utama untuk pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama peiode pelaporan.
(9) Daftar jumlah pembayaran yang diterima per tanggal dan jumlah tagihan yang diajukan tetapi
belum dibayarkan.
(10) Uraian secara rinci semua faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan pekerjaan dan solusi
yang diusulkan Kontraktor.
(11) Masalah-masalah lain yang mungkin diperlukan berdasar Kontrak atau pernyataan tentang
masalah-masalah yang timbul dari atau sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama
periode pelaporan.
(12) Photo kemajuan pelaksanaan sebagaimana dimaksud pasal 7-5.
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Kontraktor yang berkaitan dengan sub-pasal ini harus
termasukdalam biaya umum harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Direksi pada akhir setiap minggu untuk minggu berikutnya. Jadwal tersebut berisi, tetapi tidak dibatasi,
item-item berikut:
- Pekerjaan persiapan
- Pekerjaan pengeringan
- Pekerjaan bongkaran
- Pekerjaan tanah
- Pekerjaan pasangan & beton
- Pekerjaan pintu air
- Biaya penyelenggara k3
Kontraktor harus mempersiapkan jadwal bulanan dalam bentuk “bar chart” pada akhir tiap bulan
untuk bulan berikutnya. Jadwal ini akan menunjukkan lamanya waktu dari mulai sampai dengan selesai
tiap-tiap kegiatan utama dengan perkiraan volume pekerjaan. Jadwal akan disampaikan pada Direksi pada
hari ketiga tiap-tiap bulan untuk perbaikan dan komentarnya. Diagram garis bulanan harus dipersiapkan
dalam hubungannya dengan dan harus konsisten dengan seluruh kegiatan Jaringan kerja CPM yang telah
disetujui dengan maksud untuk mencapai keseluruhan kemajuan yang direncanakan pada periode itu.
Semua biaya diadakan oleh Kontraktor sesuai dengan pasal ini termasuk biaya umum harga satuan
yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga (“Bill of Quantities”).
Foto dokumentasi tersebut, selanjutnya harus dicetak ukuran kartu pos, masing-masing rangkap 5
(lima), dengan distribusi 1 (satu) copy dipasang dibarak kerja dan 4 (empat) copy lainnya ditata rapi pada
album foto dan diserahkan kepada Pengguna Jasa. Pada saat pengambilan foto dokumentasi akhir
pelaksanaan pekerjaan, disamping cetakan ukuran kartu pos sebanyak 4 (empat) copy, Penyedia Jasa juga
diwajibkan menyerahkan tambahan 3 (tiga) copy ukuran 11 R, diberi bingkai, sedangkan pengambilan foto
dokumentasinya dari 1 (satu) titik lain yang berbeda lokasi, dan akan ditentukan oleh Pengguna Jasa.
SPU - 11
SPESIFIKASI UMUM
Disamping foto dokumentasi utama tersebut, atas permintaan Pengguna Jasa Penyedia Jasa bisa
melaksanakan pengambilan foto dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan lainnya yang dianggap
berguna dan cukup mempunyai nilai penting untuk didokumentasikan. Pada saat penyerahan foto
dokumentasi, Penyedia Jasa juga harus menyerahkan file foto berformat .jpeg, diberi nama dan ditata
menurut urutan foto dokumentasi yang diserahkan. Semua foto dan video dokumentasi direkam/disajikan
dalam bentuk External HD bersama dengan dokumen-dokumen yang lain.
Semua biaya yang timbul akibat pembuatan foto dokumentasi tersebut sepenuhnya menjadi beban
dan tanggung jawab Penyedia Jasa sudah harus diperhitungkan termasuk didalam “overhead” pada analisa
harga satuan pekerjaan.
SPU - 12
SPESIFIKASI UMUM
Acuan untuk pembuatan atau penyusunan Rencana Mutu Kontrak adalah sebagai berikut :
1. Surat Edaran Menteri PUPR No. 15/SE/M/2019 tentang Tata Cara Penjaminan Mutu dan Pengendalian
Mutu Pekerjaan Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat.
2. Dokumen Kontrak.
3. Dokumen Spesifikasi Teknik.
4. Dokumen Teknis Penawaran (Analisa Harga Satuan, Jadual Pelaksanaan).
5. Standar prosedur dan instruksi kerja.
6. Uraian tugas jabatan setiap pejabat pelaksana pekerjaan.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.
SPU - 13
SPESIFIKASI UMUM
SPU - 14
SPESIFIKASI UMUM
12.2 Lokasi/Lapangan
Kontraktor harus membatasi, sejauh dapat dilakukan, perpindahan pekerja-pekerja dan peralatan ke
lapangan termasuk rute-rute jalan masuk yang sudah disetujui oleh Direksi dengan maksud untuk
meminimalkan kerusakan tanaman dan hak milik, dan akan berusaha sekuat tenaga untuk menghindari
kerusakan tanah. Bekas roda kendaraan dan garutan akibat roda kendaraan harus diperbaiki dan kerusakan
lahan harus dikembalikan semaksimal mungkin seperti kondisi aslinya.
Kontraktor akan bertanggung jawab langsung pada Pemilik pekerjaan untuk beberapa pelanggaran
atau kerusakan yang tidak perlu atau kerusakan tanaman atau lahan sebagai akibat pengoperasian, apakah
tanaman atau lahan tersebut milik Pemilik Pekerjaan atau orang lain dan akan mengganti rugi kepada
Pemilik atau orang lain terhadap semua kerugian-kerugian dan tuntutan-tuntutan untuk setiap kerusakan
dan kerugian, sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 22 dari Syarat Umum Kontrak.
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Kontraktor dalam memenuhi persyaratan dalam Sub pasal ini
termasuk dalam harga lumpsum dan harga satuan yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
SPU - 15
SPESIFIKASI UMUM
12.4 Kantor Lapangan, Gudang, Bengkel, Barak Tenaga Kerja dan Lain-Lain
Kontraktor akan menyediakan, menjaga dan mengoperasikan semua bangunan-bangunan dan
halaman – halaman kerja seperti Kantor Kontraktor, kantor lapangan, gudang-gudang, bengkel-bengkel,
barak tenaga kerja dan bangunan-bangunan sementara dan halaman-halaman kerja lainnya yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan dan memindahkannya pada saat selesai pekerjaan.
Kontraktor harus menyediakan kantor lapangan termasuk ruang pertemuan yang memadai.
Kontraktor akan menyampaikan usulan lokasi kantor lapangan, gudang, bengkel, barak dan lain-lain yang
diperlukan selama pelaksanaan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan. Pelaksanaan bangunan
tersebut tidak boleh dimulai sebelum proposal tersebut disetujui Direksi.
Fasilitas kantor yang memadai akan disediakan dilapangan untuk wakil Direksi dan stafnya.
Kantor staf Kontraktor di lapangan dan barak tenaga kerja akan disediakan lengkap dengan fasilitas yang
diperlukan untuk drainasi, lampu penerangan jalan-jalan, jalan setapak, tempat-tempat parkir, pagar,
sanitasi, dapur masak, pencegahan kebakaran, dan perlengkapan pemadam kebakaran sesuai dengan
ketentuan dalam Pasal 34 dari Syarat Umum Kontrak.
Kontraktor juga harus menyediakan system penyediaan air yang memadai untuk kantor Kontraktor,
kantor staf, barak tenaga kerja, bengkel dan tempat-tempat lain di lapangan/lokasi pekerjaan. Kontraktor
akan mengatur sendiri untuk penyediaan listrik untuk kantor Kontraktor, kantor staf, barak tenaga kerja,
bengkel, gudang dan kantor test laborat. Kantor Kontraktor akan dilengkapi dengan telepon dan faximail
dalam keadaan operasi. Semua biaya yang dikeluarkan oleh Kontraktor dalam memenuhi persyaratan dalam
sub pasal ini sudah termasuk dalam biaya umum harga satuan yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas
dan Harga.
SPU - 16
SPESIFIKASI UMUM
Kontraktor tidak boleh memulai pelaksanaan dari setiap jalan masuk sementara sebelum mendapatkan
persetujuan dari Direksi. Persetujuan tersebut tidak akan membebaskan Kontraktor dari tugas atau
tanggungjawabnya sesuai dengan Kontrak.
Kontraktor akan melaksanakan jalan masuk sementara sesuai dengan gambar-gambar dan program
pelaksanaan yang telah disetujui oleh Direksi. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperbaiki
dengan biayanya sendiri atas beberapa kerusakan pada jalan masuk termasuk jalan-jalan yang sudah ada
pada rute-rute jalan-masuk yang disebabkan oleh lalu lintas dari peralatan berat dan truk-truk yang
digunakan oleh Kontraktor untuk pelaksanaan pekerjaan. Sesudah menyelesaikan Pekerjaan, jalan masuk
sementara kecuali ditentukan lain harus dibongkar, lokasi dikembalikan seperti kondisi semula sesuai
dengan perintah dari Direksi.
Pengembalian/perbaikan prasarana jalan sesuai dengan kondisi semula dari jalan yang sudah ada
maupun jalan sementara yang baru yang digunakan selama pelaksanaan pekerjaan harus mendapat
persetujuan dari instansi yang terkait (Pemerintah Kabupaten, Kecamatan, Kalurahan/Desa, dll.)
SPU - 17
SPESIFIKASI UMUM
SPU - 18
SPESIFIKASI UMUM
pekerjaan sampai selesainya pelaksanaan pekerjaan, termasuk penggandaan dokumen kontrak beserta
kelengkapan pendukung lainnya, sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab Penyedia Jasa.
B. Pengeringan
Penyedia Jasa bertanggungjawab terhadap pekerjaan pengeringan dilokasi pekerjaan guna
menjamin mutu, kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan menyediakan pompa secara
memadai untuk memindahkan aliran air sehingga tidak menggenangi lokas pekerjaani.
Pada bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksanakan, areal pekerjaan dimungkinkan
tidak bisa bebas sama sekali dari adanya air. Pada keadaan ini, Penyedia Jasa diwajibkan mengeringkan
atau membebaskan areal pekerjaan yang akan dipakai sebagai kedudukan konstruksi dari genangan air atau
pengaruh air, karena bisa menyebabkan turunnya kualitas pekerjaan akibat pengaruh air tersebut.
SPU - 20
SPESIFIKASI UMUM
Kapasitas pompa yang harus disediakan minimal dengan kapasitas 0,5 m3/dt.
C. Perhitungan dan Pembayaran Kistdam
Semua biaya yang timbul akibat Pekerjaan Kistdam tersebut sepenuhnya menjadi beban dan
tanggung jawab Penyedia Jasa dihitung berdasarkan satuan meter kubik (m3) volume kistdam yang
dibangun. Semua biaya sudah termasuk biaya untuk pekerja, bahan, peralatan dan semua pekerjaan
penunjang dan upaya lain untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, serta sudah harus diperhitungkan
termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.
D. Perhitungan dan Pembayaran Pengeringan
Semua biaya yang timbul akibat Pekerjaan pengeringan tersebut sepenuhnya menjadi beban dan
tanggung jawab Penyedia Jasa dihitung berdasarkan satuan jumlah jam operasi pompa.Semua biaya sudah
termasuk biaya untuk pekerja, bahan, peralatan dan semua pekerjaan penunjang dan upaya lain untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa
harga satu pekerjaan pengeringan.
SPU - 21
SPESIFIKASI UMUM
SPU - 22
SPESIFIKASI UMUM
SPU - 23
SPESIFIKASI UMUM
SPU - 24
SPESIFIKASI UMUM
b. Semua air yang dialihkan alirannya ataupun dipompa harus dibuang keluar ke lokasi yang disetujui
Direksi dan dijaga agar aliran air tidak dapat kembali lagi ke lokasi pekerjaan, dan dengan cara
yang tidak menimbulkan erosi, polusi atau gangguan pada lahan penahannya, Kontraktor lain
dipekerjakan oleh Pemilik atau orang lain di atau berdekatan dengan lokasi pekerjaan;
c. Pembuangan limbah minyak dari bengkel ataupun dari tempat lain sebaiknya tidak menyebabkan
polusi pada sungai-sungai atau aliran air lainnya;
d. Sebelum pekerjaan dilaksanakan pada suatu daerah lokasi, semua sarana penunjang pengukuran
pengontrol polusi, yang ditentukan atau diarahakan atau disetujui sudah dipasang dandioperasikan.
15.1.2 Rencana Pengontrolan Polusi
a. Kontraktor sebaiknya menyiapkan dan menyampaikan Rencana Pengontrolan Polusi kepada
Direksi sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum memulai pekerjaan di lapangan.
Pentingnya perencanaan dan pemeliharaan pengontrol erosi dan sedimen yang memadai perlu
ditekankan. Bersamaan dengan pembuatan rencana tersebut, pada waktu yang sama pula,
Kontraktor sebaiknya juga mendapatkan surat ijin dari instansi yang berwenang untuk membuang
air dari loasi kesaluran-saluran air yang ada;
b. Rencana pengontrolan polusi sebaiknya termasuk juga mengenai metode cara kerja, aliran drainasi,
alat pengendali lumpur, penanganan air permukaan serta juga termasuk cara pemeliharaan alat-alat,
perawatan pada berbagai tahap pekerjaan sesuai Kontrak. Sesudah penerbitan ijin dari yang
berwenang rencana ini harus dengan ketat ditaaati.
15.1.3 Kualitas Air
a. Kualitas limbah cair yang dibuang ke sungai harus sesuai dengan standar yang dianjurkan pada
ijin pembuangan;
b. Salinan ijin perihal pembuangan harus diberikan kepada kepala Direksi sebelum memulai
pembuangan limbah cair.
15.1.4 Pengujian
a. Kontraktor harus mengadakan pengujian untuk kualitas limbah yang seseuai dengan syarat-syarat
pada ijin perihal pembuangan. Kontraktor harus menyampaikan hasil dari pengujian tersebut pada
Direksi dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah penerimaan hasil tes;
b. Jika Direksi mempertimbangkan bahwa kualitas air mengalami penurunan bersamaan dengan
segala aktifitas pada daerah tersebut, maka Kontraktor sebaiknya menambahkan pengujian lain,
pada kualitas air tersebut sesuai petunjuk Direksi;
c. Peengujian tersebut sebaiknya mencakup dan tidak dibatasi, pengujian untuk zat yang menumpuk
dan pengujian pH, meskipun tidak hanya terbatas pada pengujian itu saja, pengujian tersebut
sebaiknya dilakukan oleh Kontraktor, dan pengujian zat oksigen yang larut (DO) dan pemenuhan
oksigen biologi (BOD) sebaiknya juga dibuat oleh laboratorium Bio-kimia yang diakui.
15.2.2 Drainasi
Drainasi ditempat penyimpanan bahan bakar dan tempat pemeliharaan alat mesin sebaiknya
dipelihara dan untuk pembuangan minyak dan atau sisa pelumas. Dimana saluran air yang melewati atau
memotong dinding pembatas, Kontaktor akan menyediakan sarana untuk mencegah aliran itu sehingga bila
terjadi bocoran semua tumpahan bahan bakar dan/atau cairan-cairan akan ditahan dinding pembatas diatas.
SPU - 25
SPESIFIKASI UMUM
SPU - 26
SPESIFIKASI UMUM
SPU - 27
SPESIFIKASI UMUM
2 Dump Truck 3 3 M3
3 Waterpass/Theodolite 1
4 Molen 3 0.3 m3
Keterangan : Wajib melampirkan bukti kepemilikan (milik sendiri / sewa beli / sewa).
2 Dump Truck 4 4 M3
3 Waterpass/Theodolite 1
4 Molen 3 0.3 m3
6 Mesin Las 1
SPU - 28
SPESIFIKASI UMUM
SPU - 29
SPESIFIKASI UMUM
MANAGER PROYEK
PELAKSANA
JURU UKUR
JURU GAMBAR
2. SITE MANAGER
Tugas dan tanggung jawab dari Site Manager adalah:
− Memberikan petunjuk dan perintah kepada tim dalam melaksanakan pekerjaan teknis yang akan
dikerjakannya
− Menyusun bahan/materi yang akan digunakan untuk membuat rencana mutu proyek sesuai
dengan bagiannya
− Menyiapkan detail materi yang akan digunakan untuk menyusun anggaran proyek
− Membuat schedule bulanan dan mingguan
− Membuat perencanaan kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM)
SPU - 30
SPESIFIKASI UMUM
3. PELAKSANA
Tugas dan tanggung jawab dari Pelaksana adalah:
− Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan sesuai dengan persyaratan
waktu, mutu dan biaya yang telah ditetapkan.
− Membuat program kerja mingguan dan mengadakan pengarahan kegiatan harian kepada
pelaksana pekerjaan.
− Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
− Membuat program penyesuaian dan tindakan turun tangan, apabila terjadi keterlambatan dan
penyimpangan pekerjaan di lapangan.
− Bersama dengan bagian teknik melakukan pemeriksaan dan memproses berita acara kemajuan
pekerjaan dilapangan.
− Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja mingguan, metode kerja, gambar kerja dan
spesifikasi teknik.
− Menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan jadwal tenaga kerja dan mengatur pelaksanaan tenaga
dan peralatan proyek.
− Mengupayakan efisiensi dan efektifitas pemakaian bahan, tenaga dan alat di lapangan.
− Membuat laporan harian tentang pelaksanaan dan pengukuran hasil pekerjaan dilapangan.
− Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan dilapangan.
− Membuat laporan harian tentang pelaksanaan pekerjaan, agar selalu sesuai dengan metode
konstruksi dan instruksi kerja yang telah ditetapkan.
− Menerapkan program keselamatan kerja dan kebersihan di lapangan.10. Drafter
SPU - 31
SPESIFIKASI UMUM
4. DRAFTER
Tugas dan tanggung jawab dari Drafter adalah:
− Membuat gambar pelaksanaan/gambar shop drawing.
− Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata dilapangan.
− Menjelaskan kepada pelaksana lapangan/surveyor.
− Membuat gambar akhir pekerjaan/as built drawing.
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
Dalam memulai, mengevaluasi dan mengerjakan pekerjaan baik untuk saluran, bangunan
air dan pekerjaan lainnya harus berdasarkan data ketinggian dan posisi yang pasti sesuai
dengan kondisi lapangan. Untuk ini Penyedia Jasa harus melaksanakan serangkaian kegiatan
survey dan pengukuran berikut penggambarannya untuk mendapat persetujuan dari pihak
Direksi sebelum melaksanaakan semua kegiatannya.
2. PEKERJAAN TANAH
Galian Pada Pondasi Bangunan.
➢ Dasar dari sisi galian, dimana akan didirikan bangunan harus selesai dengan rapi
menurut duga / tingkat dan dimensi yang dikehendaki Direksi. Jika waktu penggalian
material yang digali melampaui garis dan tingkat yang telah ditentukan, galian yang
melampaui batas tadi harus ditimbuni lagi seluruhnya dengan material yang terpilih
kemudian ditumbuk atau digilas lapis demi lapis yang tebalnya tidak lebih dari 15 cm.
Jika tanah pondasi asli (Natural Foundation) terganggu atau longsor karena pekerjaan-
pekerjaan penggalian Kontraktor, ia harus dipadatkan dengan menumbuknya atau
menggilasnya atau jika Direksi menghendakinya ia harus dipindahkan dan diganti
dengan bahan yang terpilih yang seluruhnya harus dipadatkan.
➢ Jika pada suatu tempat penggalian bangunan atau penggalian untuk bangunan lainnya
yang dikehendaki dipakai bahan yang tidak cocok, untuk pondasi menurut ketentuan
Direksi, maka Direksi akan memerintahkan secara tertulis untuk memindahkan barang-
barang yang tidak cocok tersebut dan dipadatkan seluruhnya dengan menumbuknya atau
menggilasnya lapis demi lapis yang tebalnya tidak boleh lebih dari 15 cm.
➢ Kontraktor harus menjaga agar galian bebas dari air selama masa pembangunan. Cara
menjaga galian bebas dari air, pengeringan dan pembuangan air harus dengan cara yang
dapat disetujui oleh Direksi.
➢ Kontraktor harus menjamin adanya peralatan yang stanby dan cukup di lapangan setiap
waktu guna menghindari terputusnya kontinuitas pengeringan air.
SPU - 32
SPESIFIKASI UMUM
3. PEKERJAAN PASANGAN
➢ Bongkar Pasangan dan Pembersihan manual
Dalam pembongkaran harus memperhatikan hal – hal sebagai berikut antara lain :
Bahan – Bahan :
- Palu pemecah batu/Bodem untuk memecah bongkaran pasangan.
- Linggis di buat mencongkel pasangan yang telah di bongkar
- seluruh bahan yang akan digunakan adalah bahan yang telah memperoleh
persetujuan dari direksi.
Standart pelaksanaan Pembongkaran dikerjakan sampai ketebalan pasangan yang akan
Di bongkar.
⚫ Pipa Peresapan
Tembok-tembok penahan, pasangan miring dan tembok-tembok kepala harus
dilengkapi dengan suling-suling, apabila saluran terletak dalam galian (untuk
saluran dalam timbunan, suling-suling tidak perlu dipasang). Suling-suling harus
dibuat dari pipa PVC dengan diameter 50 mm dan paling tidak 1 buah untuk setiap
2 m2 permukaan. Setiap ujung pemasukan dari suling-suling harus dilengkapi
dengan saringan. Saringan ini bisa terbuat dari kerikil dan pasir serta pada bagian
terluar ditutup dengan ijuk.
SPU - 33
SPESIFIKASI UMUM
⚫ Contoh Pekerjaan
Pada permukaan pekerjaan pasangan batu, Kontraktor harus membuat contoh
pasangan batu, sehingga mutu dan wujudnya disetujui oleh Direksi. Semua
pekerjaan berikutnya harus sederajat dengan atau lebih baik dari contoh yang
disetujui.
⚫ Perlindungan Perawatan
Dalam membangun pekerjaan batu dalam cuaca yang tidak menguntungkan dan
dalam melindungi dan merawat pekerjaan yang telah selesai, Kontraktor harus
memenuhi persyaratan-persyaratan yang sama seperti yang ditentukan untuk beton.
Pekerjaan pasangan jangan dilaksanakan pada hujan deras atau hujan yang cukup
lama sehingga mengakibatkan adukan larut. Adukan yang dipasang akan larut
karena hujan harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan pasangan selanjutnya
diteruskan. Pekerja tidak dibolehkan berdiri diatas pasangan batu atau pasangan
batu kosong yang belum mantap.
➢ Siaran
Sebelum pekerjaan siaran dimulai semua bidang sambungan diantara batu muka harus
dikorek sebelum ditutup dengan adukan. Permukaan harus dibersihkan dengan memakai
kawat dibasahi. Adukan untuk siaran harus campuran 1 PC : 2 pasir (1 : 2) kecuali
ditentukan lain. Pekerjaan siaran dapat dibagi atas :
a. Siaran tenggelam (masuk kedalam 1 cm).
b. Siaran rata (rata dengan muka batu).
c. Siaran timbul (timbul tebal 1 cm lebar 2 cm kecuali ditentukan lain sama dengan
pekerjaan siaran, harus siaran timbul).
SPU - 34
SPESIFIKASI UMUM
➢ Plesteran
Bila diperintahkan, dinding dan lantai baik lama maupun baru terbuat dari pasangan bata
/ batu kali harus diplester dengan adukan PC : pasir 1 : 3. Campuran untuk pekerjaan
plesteran harus memenuhi persyaratan untuk bahan dan campuran pada pasal 9.3.
Pekerjaan plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 1 cm dan dihaluskan
dengan air semen. Apabila tidak diperintahkan lain pasangan harus diplester pada bagian
atas dari dinding, bagian tepi pasangan pada sorongan / pipa saluran, dan selebar 0,10
m dibawah tepi atas dinding dan pasangan sorongan / pipa saluran.
4. PEKERJAAN BETON
➢ Pekerjaan Siklop
Material Semen PC, Pasir Pasangan, Batu dan Air sudah harus on site di lokasi yang
akan dikerjakan.
Batu yang dipergunakan ukuran 15 / 20 cm harus bersih dari kotoran.
Campuran yang dipergunakan 1 PC : 3 PS : 6 Batu.
Pencampuran adukan harus menggunakan Concrete Mixer, takaran campuran
menggunakan kortak takaran.
➢ Pekerjaan Beton
Semen
Semen yang dipakai dalam pekerjaan harus semen Portland dari perusahaan yang
disetujui Direksi dan secara umum memenuhi standart nasional Indonesia NI-B dan
Pasal 6.2. NI-2. Ada 3 (tiga) jenis yang dipersyaratkan yaitu : Semen Gresik,
Semen Tiga Roda dan Semen Dynamix.
Tipe semen yang lain dapat digunakan untuk keperluan khusus jika diperintahkan
oleh Direksi. Kontraktor harus menyediakan contoh semen yang berada di gudang
lapangan atau dari pabrik yang dapat diusulkan Direksi untuk dites. Semen lain
yang menurut pendapat Direksi tidak baik, sebagian atau seluruhnya harus ditolak
dan harus memindahkan keluar daerah pekerjaan.
SPU - 35
SPESIFIKASI UMUM
Apabila kelas dari beton menghendaki perlawanan abrasi yang baik, maka bahan
batuan harus diambil dari lokasi setempat yang menurut perijinan Direksi adalah
terbaik. Kontraktor harus mengirim contoh material apabila dibutuhkan oleh
Direksi. Contoh dapat diambil atas perintah Direksi.
Kontraktor harus membuat percobaan dari contoh material sesuai dengan
permintaan Direksi secara rutin dan dengan frekwensi yang disetujui Direksi serta
mengirimkan kepada redaksi setiap copy laporan test. Apabila tes abrasi
dibutuhkan oleh Direksi, maka kontraktor harus melakukan tes sesuai dengan
persyaratan untuk membandingkan dengan data-data hasil tes dari beberapa lokasi.
Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan adukan beton harus dari
sumber yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi Pasal 9 standart Nasional
Indonesia PUBI serta pada waktu pemakaian air harus terhindar dari bahan-bahan
yang bisa mengotorkan air yang dapat :
1. Mempengaruhi waktu permulaan dari semen yang melebihi dari 30 menit, atau
mengurangi kekuatan dari percobaan kubus lebih dari 20 %, apabila dites sesuai
standar yang diminta oleh Direksi.
2. Mencegah tercapainya kekuatan kubus percobaan yang ditentukan dalam 2 S
hari untuk beton klas tertentu.
3. Menghasilkan perubahan warna atau kembang garam diatas permukaan semua
yang sedang mengeras.
4. Menunjukkan reaksi alkali pada bahan bantuan. Air harus bebas dari
hidrokarbon dan larutan bubuk dari bahan oganik. Larutan sespensi bubuk dari
bahan organik tidak boleh lebih dari 500 bagian untuk tiap juta bagian suspensi
dalam berat. Kontraktor harus mengadakan percobaan bagi air yang
diusulkannya untuk dipakai dan harus menyerahkan catatan-catatan mengenai
percobaan tersebut pada Direksi untuk persetujuannya sebelum meletakkan
pekerjaan beton percobaan yang teratur dari beton dan adukan dalam suatu pola
dan frekwensi yang disetujui oleh Direksi dan harus memberi kepada Direksi
salinan catatan dari hasil percobaan.
Zat Tambahan
Beton dan adukan harus dari semen, pasir, kerikir dan air sebagaimana ditentukan.
Tidak boleh ada campuran bahan-bahan lain dengan beton adukan tanpa
persetujuan Direksi. Kontraktor boleh memakai zat pelembat untuk mempermudah
persiapan pembuatan dan cara pemakaiannya harus mendapat persetujuan Direksi.
SPU - 36
SPESIFIKASI UMUM
2. Lantai dari gudang harus dinaikkan diatas permukaan tanah untuk mencegah
pengisapan air. Penyimpanan ditempat terbuka dapat diijinkan pada pekerjaan
kecil dengan harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi, dalam hal mana
selalu harus ditempatkan diatas tempat yang dilindungi dengan tutup yang
tahan air menurut persetujuan Direksi. Masing-masing kiriman semen harus
disimpan terpisah sedemikian, sehingga ada jalan masuk dengan mudah untuk
pemeriksaan dan pengujian.
3. Setelah disetujui Direksi penggunaan semen harus menurut urutan pengiriman.
4. Tiap-tiap jenis bahan batuan pasir dan kerikil maupun batu merah, kapur dan
batu-batu harus disimpan dalam petak yang terpisah atau dihalaman yang
tanahnya ditutup dengan lembaran logam atau tutup lainnya yang keras dan
bersih, yang harus bisa kering sendiri dan dilindungi dari pencampuran dengan
tanah atau benda-benda lainnya yang merusak.
5. Tulangan baja harus disimpan jauh dari tanah dan diganjal untuk mencegah
perubahan bentuknya.
Mutu Beton
(1) Kelas dan mutu dari bahan beton harus sesuai dengan Standar Beton Indonesia
NI-2 – P.B.I 1971, menurut tabel dibawah ini :
SPU - 37
SPESIFIKASI UMUM
T’bk = Kekuatan tekan beton karakteristik ialah kekuatan tekan, dimana dari
sejumlah besar hasil-hasil pemeriksaan benda uji, kemungkinan adanya
kekuatan tekan yang kurang dari itu terbatas sampai 5 % saja.
T’b = Kekuatan tekan beton yang didapat dari masing-masing benda uji
(kg/cm2)
T’bm = Kekuatan tekan beton rata-rata (kg/cm2)
Menurut rumus :
N
T 'b
T ' bm =
1 N
N = Jumlah seluruh nilai hasil pemeriksaan atau jumlah seluruh benda uji yang
diperiksa yang harus diambil minimum 20 buah.
S = Deviasi standar (kg/cm2)
(T ' b −' bm ) 2
S=
N −1
T’bk = T’bm – 1,64 s
Jika tidak ditentukan lain, yang diartikan dengan kekuatan tekan beton
senantiasa ialah kekuatan tekan yang diperoleh dari pemeriksaan benda uji
kubus yang berisi 15 (+ 0,06) cm pada umur 28 hari.
Keperluan Mengaduk
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai
ketelitian yang cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-
masing bahan pembentukan beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara
pengerjaannya selalu harus mendapatkan persetujuan Direksi.
Mengaduk
1. Bahan-bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton yaitu “Batch Mixer” atau “Portable Continous Mixer” selama
sedikitnya 1 ½ menit sesudah semua bahan (kecuali untuk air dalam jumlah
yang penuh) ada dalam mixer. Waktu pengadukan ditambah, bila mesin
pengaduk berkapasitas lebih besar dari 1,5 m3, Direksi berwenang untuk
menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan
gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan ketentuan dan warna
yang merata / seragam.
Beton harus seragam dalam komposisi dari adukan keadukan, kecuali bila
dimintakan adanya perubahan komposisi. Dalam pekerjaan mencampur
adukan beton, air harus dituangkan lebih dahulu. Pengadukan yang berlebih-
lebihan (lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan
konsistensi beton yang dikehendaki tidak diperkenankan.
2. Penyampuran dengan pencampuran tangan diperkenankan apabila pada lokasi-
lokasi tertentu sebuah portable mixer tak mungkin dipergunakan menurut
pandangan Direksi. Untuk mempermudah pencampuran ini kontraktor akan
membuat beton masing-masing dengan ketebalan tidak kurang dari 5 cm, licin,
rata dengan luas 2 m2 , dibatasi dengan perapet setinggi 10 cm. Semua kondisi
hand-mixing adalah sama seperti 5.10.1.
SPU - 39
SPESIFIKASI UMUM
Cetakan /Begisting
1. Cetakan haruslah dengan berbagai bentuk, bidang-bidang, batas-batas dan
ukuran dari beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar-gambar atau
seperti terperinci disini.
2. Cetakan untuk mencetak beton dan membuatnya menurut model yang
dikehendaki harus digunakan bila perlu. Cetakan dapat dibuat dari logam,
lembaran, plywood, papan kayu yang dipress atau dari papan yang dipress
halus, dalam keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan
permukaan yang sempurna seperti terperinci disini.
3. Permukaan yang rata dari beton adalah yang dikehendaki pada bagian jalan air.
Cetakan untuk permukaan yang demikian dapat dibuat dari kayu ataupun dari
logam dan harus didalam segala hal benar-benar berbentuk dan berukuran yang
tetap pada tempat dan bentuknya selama pembebanan dan berlangsungnya
pekerjaan vibrasi pemadatan beton.
Usaha yang sesuai dan efektif harus dilaksanakan pada pembuatan cetakan
untuk menghindari terbentuknya pelengkungan-pelengkungan, sisi pinggiran
tersebut atau kerusakan-kerusakan permukaan beton yang telah diselesaikan.
4. Semua cetakan yang dibangun harus teguh, alat-alat dan usaha-usaha yang
sesuai dan cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan
dari beton yang telah selesai harus tersedia. Sebelu beton dicor, semua material
untuk mempermudah melepaskan cetakan harus dipakai hanya setelah
disetujui oleh Direksi. Penggunaan minyak cetakan harus berhati-hati agar
tidak kontak dengan besi beton yang mengakibatkan kurangnya daya lekat.
5. Semua cetakan harus betul-betul teliti dan aman pada kedudukannya sehingga
dicegah pengembangan atau lain gerakan selama penuangan beton. Mereka
dapat dicegah selama pengecoran beton pada pilar-pilar beton (concrete piers),
kaki-kaki logam (metal pedestral) atau dengan cara-cara lain yang disetujui.
Penyangga cetakan (perancah) harus bersandar pada fondasi yang baik
sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.
Pengecoran
1. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton,
pemasangan instalasi yang harus ditanam, penyekangan dan pengikatan dan
penyiapan-penyiapan permukaan yang berhubungan dengan pengecoran yang
telah disetujui oleh Direksi.
2. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan cetakan pada tempat
pengecoran beton, lantai kerja harus bersih dari air yang menggenang,
reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan-permukaan dengan bahan-bahan yang
menyerap dengan rata hingga kelembaban (air) dari beton yang baru dicor tidak
akan diserap.
3. Permukaan-permukaan beton yang lebih dahulu dicor pada mana beton baru
akan dicor, permukaan lama telah begitu mengeras sehingga beton baru tidak
akan berpadu dengan sempurna, ditentukan disini, sebagai “construction
joints” (hubungan konstruksi / pelaksana). Permukaan construction joints
harus bersih dan lembab ketika ditutup dengan beton baru atau adukan.
SPU - 40
SPESIFIKASI UMUM
SPU - 41
SPESIFIKASI UMUM
10. Ember-ember beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat pada
slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran pada mana
mekanisme pembuangan harus dibuat dengan kapasitas sekitnya 0,035 m3
sekali tuang. Ember beton harus mudah untuk diangkat / diletakkan dengan
alat-alat lainnya dimana diperlukan, terutama bagi lokasi-lokasi yang terbatas.
11. Keadaan construction joints harus mendekati horizontal jika tidak ada
ketentuan lain dari yang ditunjukkan pada gambar atau diperintahkan oleh
Direksi.
12. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan yang mungkin
sehingga ia bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat pada
semua permukaan-permukaan dari cetakan dan material yang diletakkan.
Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala, alat penggetar (vibrator)
harus mengenai bagian atas dari lapisan yang terletak dibawah. Semua beton
harus dipadatkan dengan alat penggetar type immersion teroperasi dengan
kecepatan paling sedikit 7000 putaran permenit.
Perlindungan
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum
penerimaan terakhir oleh Direksi. Permukaan beton yang terbuka kecuali
permukaan-permukaan yang tertutup oleh white pigmentod sealing compund, harus
dilindungi terhadap sinar-sinar matahari yang langsung paling sedikit 3 hari
sesudah pengecoran. Perlindungan semacam itu harus dibuat effective dan dapat
dilaksanakan sesudah pengecoran beton tanpa cetakan atau sesudah pembukaan
cetakan-cetakan.
SPU - 42
SPESIFIKASI UMUM
SPU - 43
SPESIFIKASI UMUM
Pengujian Beton
1. Kontraktor harus melakukan tes beton sesuai prosedur yang diisyaratkan oleh
Direksi.
2. Bila pengecoran beton untuk bangunan permanen, pemborong harus
melaksanakan “slump test” pada waktu mulai menuangkan beton. Slump test
harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur standar. Kecuali diperintahkan lain,
slump harus lebih dari 50 mm dan tidak boleh lebih dari 100 mm.
3. Percobaan beton, dari bahan batu yang diatur pada pasal 5.2. dan kandungan
air harus dilakukan sesuai dengan prosedur standar dan atas persetujuan
Direksi. Khususnya kubus beton yang dibentuk dalam cetakan tidak kurang
dari 150 mm kubus. Paling sedikit 6 kubus dibuat dari masing-masing
pengecoran untuk diuji, 3 kubus diuji sesudah 7 hari dan 3 kubus sesudah 21
hari.
SPU - 44
SPESIFIKASI UMUM
SPU - 45
SPESIFIKASI UMUM
➢ Pekerjaan Pembesian
1. Tulangan baja untuk beton harus seperti ditunjukkan dalam gambar-gambar dan
memenuhi pasal 5.7. Standar Nasional Indonesia NI-2.
2. Untuk tiap-tiap pengiriman baja lunak yang diserahkan ketempat pekerjaan,
Kontraktor harus menyediakan apabila ada permintaan Direksi suatu hasil
pemeriksaan dari laboratorium. Sesuai dengan prosedur, hasil tersebut harus
disetujui oleh Direksi.
3. Untuk tiap-tiap kiriman tulangan anyaman baja yang dikirim ketempat pekerjaan,
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi satu kutipan sertifikasi dari pabrik
mengenai catatan-catatan pemeriksaan dan pengujiannya yang berhubungan
dengan pemuatan-pemuatan dari mana kiriman itu dibuat.
4. Kontraktor harus menyediakan contoh tulangan dari gudang di lapangan jika
dibutuhkan oleh Direksi. Tulangan pada waktu pengecoran beton harus bersih dan
bebas dari kerusakan, sisik gilingan yang lepas dan karat lepas. Batang-batang baja
yang telah menjadi bengkok, tidak boleh diluruskan, atau dibengkokkan lagi untuk
dipakai dipekerjakan tanpa persetujuan Direksi.
5. Kontraktor harus menentukan sendiri dari penjelasan yang diberikan dalam
gambar-gambar dan spesifikasi, kebutuhan-kebutuhan akan tulangan baja yang
tepat untuk dipakai dalam pekerjaan. Daftar bengkokan yang mungkin diberikan
oleh Direksi kepada Kontraktor ketelitiannya harus dicheck sendiri oleh
Kontraktor.
6. Tulangan baja harus dipotong dari batang-batang yang lurus, yang bebas dari
belitan dan bengkokan atau kerusakan lainnya dan dibengkokan dalam keadaan
dingin oleh tukang yang berpengalaman. Batang-batang dengan garis tengah 20
mm atau lebih harus dibengkokan di mesin pembengkokan yang yang direncanakan
SPU - 46
SPESIFIKASI UMUM
untuk itu dan disetujui oleh Direksi. Ukuran pembengkokan harus sesuai dengan
Pasal 8 Standar Nasional Indonesia NI-2 kecuali jika ditentukan atau diperintahkan
lain oleh Direksi.
7. Kontraktor harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan tepat pada tempat
kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar dan harus ada jaminan bahwa tulangan
itu akan tetap pada kedudukan itu pada waktu pengecoran beton. Pengelasan tempel harus
ada persetujuan Direksi lebih dahulu untuk diijinkan memasang dengan tepat pada
pengelasan lainnya. Pengokoh, ganjal dan tali pengikat harus atas persetujuan Direksi.
Ganjal harus dibuat dari beton yang dicor. Ganjal dari besi, jepit dan kawat pengikat harus
berkwalitas sama dengan bahan tulangan beton dan tebal selimut harus dibuat sesuai
dengan spesifikasi.
SPU - 47
SPESIFIKASI UMUM
5. PEKERJAAN PINTU
➢ Istilah dan Definisi
✓ Pintu Air Type A* : adalah pintu air dengan daun pintu dari bahan
plat dan alat putar transmisi doble stang, digunakan untuk pintu lebar antara
> 2,00 m s/d 3,00 m, dan atau ditentukan sesuai dengan gambar disain
✓ Pintu Air Type A : adalah pintu air dengan daun pintu dari bahan
kayu dan alat putar transmisi doble stang, digunakan untuk pintu lebar antara
> 2,00 m s/d 3,00 m, dan atau ditentukan sesuai dengan gambar disain
✓ Pintu Air Type B* : adalah pintu air dengan daun pintu dari bahan
plat dan alat putar transmisi satu stang, digunakan untuk pintu lebar antara >
1,00 m s/d 2,00 m, dan atau ditentukan sesuai dengan gambar disain
✓ Pintu Air Type B : adalah pintu air dengan daun pintu dari bahan
kayu dan alat putar transmisi satu stang, digunakan untuk pintu lebar antara >
1,00 m s/d 2,00 m, dan atau ditentukan sesuai dengan gambar disain
✓ Pintu Air Type C2 : adalah pintu air dengan daun pintu dari bahan
plat dan alat putar biasa satu stang, digunakan untuk pintu lebar antara > 0,70
m s/d 1,00 m, dan atau ditentukan sesuai dengan gambar disain
✓ Pintu Air Type C3 : adalah pintu air dengan daun pintu dari bahan
plat dan alat putar biasa satu stang, digunakan untuk pintu lebar antara > 0,50
m s/d 0,70 m, dan atau ditentukan sesuai dengan gambar disain
✓ Pintu Air Type C5 : adalah pintu air angkat dengan daun pintu
dari bahan plat, digunakan untuk pintu lebar antara 0,30 m s/d 0,50 m, dan
atau ditentukan sesuai dengan gambar disain
➢ Mutu Bahan
1. Baja kontruksi (plat dan profil) harus baik, baru dari pabrik yang resmi dan
setaraf dengan S.t. (DIN 17100-1996).
2. Tangki dan ulir untuk gate / pintu setaraf dengan S.t. 60 (DIN 17100-1966).
3. Besi tuang harus bebas cacat / retak, perbaikan retak-retak dengan las atau
lainnya tidak diperkenankan.
SPU - 48
SPESIFIKASI UMUM
4. Baut, keling dan washers harus dari pabrik resmi dan harus setaraf U.st. 36-1
(DIN 1711-1968). Baut dan keling yang tersentuh air harus digalvanisir.
5. Las harus dikerjakan dengan halus, rapi, penuh dan bersih, kelihatan jelek atau
las yang tidak sempurna dan sebagainya akan ditolak.
6. Kawat las yang dipakai adalah “Unimatic” 6000 (AC-DC) dengan kekuatan
tarik 4.760 kg / cm2 atau type yang sama.
7. Pipa besi untuk sandaran harus ukuran standar pipa dengan heavy duty
galvanized coating.
❖ PEKERJAAN PERSIAPAN
Uitset Saluran
Merupakan pekerjaan awal pelaksanaan , dimana sebelum melakukan pekerjaan fisik maka
lokasi pekerjaan harus, dilakukan pengukuran dimana nantinya sebagai referensi untuk
elevasi pelaksanaan, uraian pelaksanaan ini dapat dilihat dalam Spesifikasi Teknik,
➢ Pembuatan Bouplank dan Pematokan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor harus melaksanakan pematokan
dan pemasangan bouwplank sesuai petunjuk Direksi.
SPU - 49
SPESIFIKASI UMUM
b. Bouwplank harus dibuat tegak lurus sumbu saluran dan harus dibuat melebihi lebar dasar
pondasi jembatan.
c. Patok dan bouwplank harus dibuat kokoh, tidak mudah rusak dan tidak bergerak serta
harus dijaga agar tidak rusak/hilang selama pelaksanaan pekerjaan dengan jarak antar
patok 1,5 meter.
d. Elevasi yang tercantum dalam bouwplank dan patok akan menjadi dasar pelaksanaan
pekerjaan baik dalam penentuan lebar bangunan, tinggi bangunan maupun tebal
pasangan/konstruksi lainnya.
➢ Pengerjaan Saluran
a. Pada Pekerjaan Saluran, jika dalam Satu lokasi ada dua Pekerjaan Saluran dalam satu
jalur jalan Maka Pekerjaan Harus mengerjakan Salah Satu Sisi terlebih dahulu dan
Setelah pekerjaan Utama (Pasangan Saluran dan Pemasangan tutup saluran sudah
selesai) maka dapat dilanjutkan pada pekerjaan sisi yang lain. Sehingga jalan masih dapat
digunakan.
b. Pada Pekerjaan saluran Pasangan Batu galian tanah disarankan tidak menerus sepanjang
saluran, diharapakan spot-spot (setiap jarak ± 20 m).
➢ Dokumentasi
Foto dokumentasi akan diambil pada kondisi sebelum pekerjaan dimulai (0 %) dan
pekerjaan yang sedang dilaksanakan (50%) serta pekerjaan selesai dilaksanakan (100%).
Pengambilan foto dilakukan pada posisi titik pengambilan yang sama sehingga dapat
menghasilkan dokumentasi yang menggambarkan proses pelaksanaan pekerjaan dari awal
sampai selesai.
➢ Laporan
Untuk mendukung kelengkapan data administrasi teknik, maka penyedia jasa
harusmenyediakan lporan harian, mingguan dan bulanan.
Cara Pelaksanaan :
a. Laporan dibuat setiap hari dengan mencatat pekerjaan yang dilaksanakan dalam hari
berjalan terhitung pada saat adanya SPMK.
b. Laporan harian berisi tentang jenis pekerjaan, volume pekerjaan yang dicapai setiap hari
lengkap dengan perhitungan dan gambar typicalnya, cuaca, jumlah tenaga, alat yang
digunakan serta jumlah dan jenis bahan yang digunakan.
c. Laporan mingguan berisi tentang rekapan laporan harian 1 (satu) mingguan, selain itu
juga berisi volume pekerjaan minggu lalu.
d. Laporan bulanan berisi tentang rekapan laporan harian dan laporan mingguan, selain tu
juga berisi volume pekerjaan bulan lalu.
SPU - 50
SPESIFIKASI UMUM
Dipasang minimal tambahan 2 (dua) buah patok beton, yang akan dijadikan sebagai titik
bantu utama, diletakkan diujung awal dan ujung akhir dari lokasi rencana bangunan, dan
tidak boleh terusik atau rusak atau berubah posisinya secara langsung maupun tidak
langsung selama pelaksanaan pekerjaan dan untuk lahan pekerjaan yang cukup panjang
perlu ditambah patok beton sebagai titik Bantu utama dengan jarak + 500 m atau sesuai
dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.
Patok beton yang merupakan titik bantu utama, posisi elevasi dan koordinatnya harus
diikat secara sempurna dengan patok beton titik utama. Patok beton sebagai titik bantu
utama, harus mempunyai ukuran lebar (10 x 10) cm panjang 100 cm serta harus tertanam
sedalam 50 cm dengan posisi tegak dan cukup kokoh tidak meudah berubah bentuk dan
posisinya.
Semua data, gambar sketsa pengukuran dan perhitungan hasil pengukuran sebelum
dimulainya pelaksanaan pekerjaan, harus disyahkan oleh Direksi pekerjaan, dan
selanjutnya dipakai sebagai pedoman untuk penggambaran rencana gambar pelaksanaan
(“Construction Drawing”).
Pengukuran lapangan dan pematokan pada saluran, sungai, embung dll. harus
dilaksanakan dengan jarak/ interval paling jauh setiap 50 m atau sesuai instruksi Pengguna
Jasa khususnya pada lokasi tikungan jarak tersebut harus lebih dekat/ pendek yang dimulai
dari titik awal tikungan, tengah-tengah tikungan dan ujung akhir tikungan.
Selama masa pelaksanaan, semua data dan perhitungan hasil pengukuran harus disyahkan
oleh Direksi pekerjaan, dan dari waktu ke waktu selama masa pelaksanaan pekerjaan akan
dipergunakan sebagai dasar perhitungan prestasi hasil pelaksanaan pekerjaan.
Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan, akan melakukan pengukuran akhir dari
hasil pelaksanaan pekerjaan. Semua data dan perhitungan hasil pengukuran harus
disyahkan oleh Direksi pekerjaan dan dipergunakan sebagai dasar acuan guna
mempersiapkan gambar purna bangun (As built Drawing)
Pada hal-hal khusus yang ada kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan, Direksi pekerjaan
sewaktu-waktu berwenang dan berhak memberikan instruksi kepada Penyedia Jasa, dan
Penyedia Jasa harus bersedia untuk melaksanakan pengukuran tertentu yang sifatnya
sebagai check berkala atau stick proof, misalnya kedalaman fondasi, batas pembebasan
tanah dan lain sebagainya.
Pada saat penyerahan gambar purna bangun, Penyedia Jasa harus menyerahkan data dan
perhitungan hasil pengukuran yang sudah disyahkan oleh Direksi pekerjaan.
Mutual Check (MC-0%) adalah hasil perhitungan kuantitas pekerjaan yang dihitung oleh
Penyedia Jasa berdasarkan gambar kerja dan disetujui Pengguna Jasa.
Perhitungan kuantitas pekerjaan tersebut harus disampaikan oleh Penyedia Jasa paling
lambat 15 (lima belas) hari sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan, kepada PPK untuk
mendapatkan persetujuan.
Penyedia Jasa tidak diperbolehkan melaksanakan pekerjaan bila Mutual Check (MC-0%)
pekerjaan bersangkutan belum mendapat persetujuan Pengguna Jasa. Kegagalan Penyedia
Jasa dalam mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa atas MC-0% yang ia sampaikan,
tidak dapat dipergunakan sebagai alasan Penyedia Jasa untuk mengusulkan perpanjangan
waktu pelaksanaan.
Akan menyerahkan hasil seluruh perhitungan kuantitas semua pekerjaan dalam format
MC-100% kepada Pengguna Jasa untuk mendapatkan persetujuan paling lambat 7 (tujuh)
hari sebelum berakhirnya masa pelaksanaan.
SPU - 51
SPESIFIKASI UMUM
➢ Pembersihan Lokasi
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tanah, pembersihan lokasi pekerjaan dari semua
tumbuhan harus dikerjakan maka terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Direksi.
Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar dan Pembersihan
terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu, semak belukar yang ada di lokasi pekerjaan.
Akan membongkar akar-akar, mengisi lubang-lubangnya dengan tanah kemudian
membuang dari tempat pekerjaan semula bahan-bahan hasil pembersihan lapangan.
Untuk semua pohon dan semak-semak yang tidak harus dibersihkan / tidak harus ditebang
dan tetap berada di tempatnya, maka akan melindunginya dari kerusakan.
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus
dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan dan
dirapikan kembali sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.
Pengukuran dan pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan pembersihan tersebut diatas,
diperhitungkan dalam satuan (unit) m2, sedangkan harga satuan pekerjaan yang
ditawarkan, sudah harus meliputi upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan
yang dipergunakan, “overhead” dan keuntungan Penyedia Jasa.
❖ PEKERJAAN TANAH
➢ Galian Tanah Untuk Kontruksi
Untuk pekerjaan galian Tanah untuk Konstruksi baik manual maupun dengan alat berat
(excavator) yaitu menggali kedudukan pasangan batu kali dan saluran tanah atau saluran
terbuka. Setelah pemasangan bouplank sesuai dengan dimensi yang telah ditentukan
pemasangan bouplank ini beriring dengan pekerjaan Galian tanah Biasa harus mencakup
seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian batu, galian struktur, galian
sumber bahan (borrow excavation) dan galian perkerasan beraspal. Selama pelaksanaan
pekerjaan galian Biasa, lereng sementara galian yang stabil dan mampu menahan
pekerjaan, struktur atau mesin di sekitarnya, harus dipertahan-kan sepanjang waktu,
penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) yang memadai harus dipasang bilamana
permukaan lereng galian mungkin tidak stabil. Bilamana diperlukan, menyokong atau
mendukung struktur di sekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil
atau rusak oleh pekerjaan galian tersebut. Dalam Pekerjaan galian ini dilakukan harus
bertahap, tidak dilakukan langsung sepanjang saluran yang akan dikerjakan, akan tetapi
setiap titik-titik spoot pekerjaan (disesuikan panjang Bouwplank). Kontraktor harus jeli
SPU - 52
SPESIFIKASI UMUM
dalam memperkirakan waktu pelaksanaan galian , jika dalam pelaksanaan dirasa kendala
semakin sulit dan memakan waktu yang panjang maka, perlu adanya penambahan alat
untuk galian.
Material hasil galian sebelum di angkut untuk dibuang di letakkan sedemikan rapi dan
tidak mengganggu kondisi jalan sekitar dan jalan masih dapat digunakan, dan secepatnya
hasil galian harus diangkut (dibuang) pada tempat yang telah disetujui direksi pekerjaan.
❖ PEKERJAAN PASANGAN
➢ Bongkaran Pasangan
▪ Pekerjaan Bongkaran meliputi Bongkaran bangunan pasangan batu yang telah ada
dan yang akan diperbaiki.
▪ Pelaksanaan pembongkaran dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak merusak
bagian bangunan yang masih tertinggal.
▪ Hasil dari bongkaran harus dibuang dengan persetujuan atau petunjuk Direksi
pekerjaan.
i. Adukan harus diaduk sebanyak yang diperlukan sehingga tidak terjadi adukan terletak
selama + 30 menit (adukan yang sudah terletak + 30 menit tidak dibenarkan
memakainya).
j. Suling-suling perlu dibuatkan terutama untuk pekerjaan yang desakan air tanahnya
tinggi sehingga pada masa-masa tekanan air tanah bertambah keras tidak akan
merusak konstruksi dan airnya akan mencari celah keluar lewat suling-suling tersebut.
Suling-suling dibuat dari pipa PVC ø 2 “ dan paling tidak 1 buah tiap radius 3 m dan
dibelakangnya diberi saringan dari ijuk, kerikil, dan batu-batu kecil. Pekerjaan ini
disesuaikan dengan bestek dan spesifikasi teknisnya atau petunjuk dari Direksi
nantinya.
k. Pertama sekali setelah pekerjaan galian dilakukan oleh si penggali lalu persiapkan
peralatan tukang yang termasuk kotak adukan dan kotak takaran yang diminta kepada
direksi lalu membuatkan request atau izin untuk melaksanakan pekerjaan pasangan
yang ajukan kepada pengawas lapangan dan setelah dimensi galian oke oleh direksi
dan izin pekerjaan pasangan ditanda tangani langsung melaksanakan pekerjaan
pasangan batu kali dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
l. Perhitungan asumsi diatas akan efektif jika dalam pelaksanaannya dilakukan
pengawasan dan manajemen kontrol yg baik dari pelaksana pekerjaan,konsultan
pengawas dan direksi
m. Spesifikasi dari bahan-bahan pasangan dapat dilihat dalam Spesifikasi Teknik.
➢ Siaran
▪ Material Semen PC, Pasir Pasangan, dan Air sudah harus on site di lokasi yang akan
dikerjakan
▪ Untuk Siaran plesteran batu, perbandingan campuran antara semen dan pasir satu
berbanding dua ( 1 PC : 2 Pasir )
▪ Semua bagian yang akan di kasih siaran ulang dikorek dan dibersihkan terlebih dahulu
dari kotoran dan disiram dengan air
▪ Selama proses pengeringan siaran harus disiram air agar tidak terjadi retak-retak
akibat proses pengeringan yang terlalu cepat
▪ Pencampuran material dilakukan dengan Concrete Mixer bahan Semen/PC dan Pasir
dimasukkan dengan menggunakan Kotak Takaran .
➢ Plesteran
▪ Seluruh material tadi ( kecuali air ), harus dicampur, baik dalam kotak yang rapat atau
dalam alat pencampuradukan yang telah disetujui, hingga campuran telah berwarna
merata, baru sesudahnya air ditambahkan dan pencampuran dilanjutkan selama lima
sampai sepuluh menit. Jumlah air harus sedemikian hingga guna menghasilkan
adukan dengan konsistensi ( kekentalan ) yang diperlukan tetapi tidak boleh melebihi
70 % dari berat semen yang digunakan.
▪ Adukan dicampur hanya dalam kwantitas yang diperlukan untuk penggunaan
langsung. Jika perlu, adukan boleh diaduk kembali dengan air dalam waktu 30 menit
dari proses pengadukan awal. Pengadukan kemlbali setelah waktu tersebut tidak
boleh dilakukan.
SPU - 54
SPESIFIKASI UMUM
▪ Adukan yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air ditambahkan harus di buang.
▪ Sebelum permukaan bidang pasangan batu diplester terlebih dahulu bidang yang akan
diplester harus dibersihkan dari segala macam kotoran. Bidang-bidang yang telah
bersih kemudian disiram dengan air sampai rata dan jenuh baru kemudian diplester.
Plesteran tebal 1,5 cm terdiri dari campuran 1 Pc :3 Ps dengan menggunakan pasir
pasang yang telah diayak .
▪ Pertemuan bidang plesteran vertikal dan horizontal harus lurus, rata (tidak
bergelombang) dan tidak retak.
▪ Untuk menghasilkan campuran yang homogen (merata), pengadukan harus
menggunakan Concrete Mixer / Molen dengan kapasitas 350 l.
▪ Komposisi Campuran menggunakan 1 Pc : 3 Ps, yaitu 1 bagian semen dicampur
dengan 3 bagian Pasir Pasang, dalam pelaksanaan dilapangan kontraktor harus
membuat kotak takaran dari kayu dengan ukuran yang sama.
▪ Pada bagian sudut atas plesteran dibuatkan benangan sepanjang saluran, benangan
harus tajam dan lurus serta tidak mudah terkelupas. Tebal plesteran adalah 1.5 cm.
▪ Setiap plesteran yang sudah selesai dilakukan, segera keesokan harinya permukaan
plesterantersebut disiram dengan merata pagi dan sore selama 1 minggu.Setelah
pelaksanaan penyiraman selama 1 minggu selesai, barulah pelaksanaan
pekerjaanacian dapat dilaksanakan.
▪ Untuk teknis pelaksanaan dapat disesuikan dengan pekerjaan Pasangan Batu (dengan
jedah pasangan batu sudah kuat/kering)
❖ PEKERJAAN BETON
➢ Pekerjaan Pondasi Siklop
Material Semen PC, Pasir Pasangan, Batu dan Air sudah harus on site di lokasi yang akan
dikerjakan.
Batu yang dipergunakan ukuran 15 / 20 cm harus bersih dari kotoran.
Campuran yang dipergunakan 1 PC : 3 PS : 6 Batu.
Pencampuran adukan harus menggunakan Concrete Mixer, takaran campuran
menggunakan kortak takaran.
➢ Pembesian
Pembesian dianyam sesuai gambar rencana yang sudah disetujui oleh para direksi,pemasangannya
dilakukan sesuai gambar rencana yang sudah ditetapkan.
❖ PEKERJAAN PINTU
Dalam pelaksanaan pekerjaan pintu air, akan mengajukan pabrik pembuat pintu air dan minta
direksi untuk melakukan peninjauan lapangan ke pabrik pembuat pintu air.
Sebelum pelaksanaan dimulai dilapangan akan menyampaikan kepada Direksi untuk mendapat
persetujuan, cara yang diusulkan untuk pelaksanaan pekerjaan baja serta melaksanakan
pengaturan dan pencegahan terhadap kecelakaan seperti yang ditunjukkan oleh Direksi.
SPU - 56
SPESIFIKASI UMUM
a. Akan memasang semua bagian dari pekerjaan seperti pada gambar disain yang disetujui
atau atas petunjuk Direksi ditempat pekerjaan.
b. Semua bagian yang ditanam harus ditumpu kuat (rigid) dan diteliti/tepat sebelum dan
selama pemasangan.
c. Dinding plat, sandaran dan ambang harus diperkuat seperti ditunjukkan dalam gambar atau
atas petunjuk Direksi.
d. Pada penyelesaian pekerjaan semua bagian harus dibersihkan dan dirapikan.
e. Semua gear reducer tertutup harus diisi secukupnya dengan minyak pelumas, sesuai syarat
dari pembuat/pabrik.
f. Untuk pemasangan bagian bagian pekerjaan baja yang tercantum dalam pekerjaan beton
atau pasangan batu yang permanen maka bagian bagian diatas angkur, plat perletakan dan
lain lain harus lebih dahulu dari pada bagian lain.
1. - Terjepit dan
Pekerjaan
tertimpa Benda
Pintu Air
Logam
SPU - 57
SPESIFIKASI UMUM
SPU - 58
DAFTAR MATA PEMBAYARAN UTAMA