Anda di halaman 1dari 11

Lapisan Pondasi Atas (base course)

&
Lapisan Permukaan (surface course)
Kelompok 1 :
Dicky Proklamanto P C.131.15.0075
Agus Widyatmoko C.131.15.007
Siti Zulifah C.131.15.0114
Lapisan Permukaan (Surface Coarse)
• Adalah bagian perkerasan jalan yang paling atas. Lapisan tersebut
berfungsi sebagai berikut :
• Lapis perkerasan penahan beban roda, yang mempunyai stabilitas
tinggi untuk menahan
• Roda selama masa pelayanan
• Lapisan kedap air
• Air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke lapisan bawahnya
dan melemahkan lapisan-lapisan tersebut
• Lapis aus
• Lapisan ulang yang langsung menderita gesekan akibat roda
kendaraan.
• Lapis-lapis yang menyebabkan beban ke lapisan dibawahnya sehingga
dapat dipukul oleh lapisan lain dengan daya dukung yang lebih jelek
• Lapis permukaan berdasarkan fungsinya :
– Lapis non struktural, sebagai lapis aus dan kedap air
– Lapis struktural, sebagai lapis yang menahan dan menyebarkan
beban roda
• Bahan-bahannya terdiri dari batu pecah, kerikil, dan stabilisasi tanah
dengan semen atau kapur.
• Penggunaan bahan aspal diperlukan agar lapisan dapat bersifat kedap air
dan memberikan bantuan tegangan tarik yang berarti mempertinggi daya
dukung lapisan terhadap beban roda lalulintas.
• Pemilihan bahan lapis permukaan perlu dipertimbangkan kegunaan, umur
rencana, serta pentahapankonstruksi agardicapai manfaat yang sebesar-
besarnyadari biaya yang dikeluarkan.
Lapisan Pondasi Atas (Base Course)
• Adalah lapisan yang diletakkan antara lapisan pondasi bawah dan lapisan
pemukaan.
• Lapisan ini dibuat untuk menyempurnakan daya dukung beban, dengan
pendistribusian beban melalui ketebalan tertentu, tebal lapisan pondasi atas
pada proyek ini direncanakan 15 cm.
Fungsi dari lapisan Base Course adalah :
Sebagai bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan
menyebarkan beban roda kelapisan bawahnya;
• Sebagai lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah;
• Sebagai perletakkan terhadap bagian permukaan.
Bahan yang digunakan dalam lapisan ini adalah terdiri dari batu pecah atau
kerikil yang telah bercampur dengan pasir sebagai filler yang berasal dari
Krueng Manee Aceh Utara. Persyaratan base ini telah ditentukan yaitu harus
memenuhi syarat untuk base A dengan tingkat kepadatan 98%.
• Pada pekerjaan lapisan pondasi atas ini material dan agregat
yang dipakai telah ditentukan yaitu lapisan agregat kelas A
pada bagian badan jalan. Base course menggunakan material
yang bahan - bahannya terdiri dari batu pecah yang ukuran
standar dari SNI untuk syarat kelas A. Pekerjaan pondasi atas
ini dikerjakan pada Sta 0+000 sampai dengan Sta 0+525.
Alat-alat yang digunakan pada pekerjaan ini adalah
sebagai berikut :

a) Dump truck, pada proyek ini digunakan untuk mengangkut material dari
lokasi pengambilan ke lokasi perkerasan. Dump truck yang tersedia dalam
pekerjaan ini berjumlah 8 unit, yaitu berkapasitas 4 m3.
b) Motor Grader, digunakan untuk dilakukan pekerjaan penghamparan
material agregat agar merata. Banyaknya motor grader yang digunakan
untuk pekerjaan ini berjumlah 1 unit.
c) Vibrator Compactor Roller (vibro), ini digunakan untuk memadatkan
material yang telah dihampar (diratakan). Pada pekerjaan ini Vibrator
compactor roller yang digunakan sebanyak 1 (satu) unit dengan kapasitas 8
ton.
d) Water tank, pada pekerjaan ini digunakan untuk mengangkut air yang akan
di siram ke lapisan yang akan dipadatkan dengan kapasitas air 5 ton
sebanyak 1 unit.
• Pekerjaan badan jalan dimulai dengan didatangkan material
agregat kelas A, dengan menggunakan dump truck.
Selanjutnya agregat yang dibawa oleh dump truck ditumpuk
pada tiap-tiap jarak 2-3 meter. Penghamparan dimulai dengan
menggunakan motor grader yang bergerak maju mundur
sampai merata.
• Pemadatan dilakukan dengan tebal hamparan 20 cm, dengan adanya faktor lolos dari
gembur kepadatan sebesar 1,2 maka setelah pemadatan akan didapatkan lapisan setebal
15 cm.
• Pemadatan dilakukan dengan menggunakan vibrator compactor roller (vibro) sebanyak
9 putaran (telah memenuhi persyaratan Dinas Kimpraswil (Pemukiman dan Prasarana
Wilayah) 8-10 putaran setiap lapisnya, dimana setiap 1 (satu) putaran sama dengan
1(satu) kali pulang pergi. Untuk mendapatkan hasil pemadatan yang lebih baik, proses
pemadatan ini dilakukan sambil disiram air oleh water tank. Hal ini untuk mendapatkan
kepadatan yang lebih baik dengan kadar air optimum yakni 7,80 %. Pemadatan lapisan
pondasi atas yang dilakukan dengan menggunakan vibrator compactor roller.
• Setelah material agregat kelas A dihamparkan dan dipadatkan, maka dilakukan tes
kepadatan dengan menggunakan sand cone. Pemeriksaan kepadatan ini dilakukan
untuk mengetahui apakah dari pamadatan lapisan pondasi atas ini telah mencapai
ketinggian yang sesuai dengan gambar rencana yaitu 15 cm. Pemeriksaan elevasi
juga dilakukan dengan menggunakan waterpass dan bak ukur. Pemeriksaan sand
cone bertujuan untuk melihat tingkat kepadatan agregat. Kepadatan di lapangan
dapat diukur atau dilaksanakan dengan menentukan berat volume kering tanah
yang dipadatkan tersebut. Untuk pemeriksaan kadar air dapat dilakukan dengan
cara menghitung selisih berat sebelum dipanaskan dengan setelah dipanaskan
dengan suhu 1050C, kemudian dibandingkan dengan berat kering.
Persyaratan umum sifat dan bahan-bahan agregat yang
digunakan untuk lapis pondasi atas kelas A adalah sebagai
berikut:
• Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan lapis pondasi atas agregat,
terdiri dari satu atau dua kelas bahan sebagaimana yang diperlukan dalam kontrak tertentu dan
seperti yang dinyatakan dalam daftar penawaran.
• a. Lapis pondasi atas kelas A adalah agregat batu pecah yang disaring dan merupakan batu
pecah keras dan bersih serta semuanya lolos saringan 37,5 mm.
• b. Lapis pondasi atas kelas B adalah terdiri dari agregat pecah yang berupa batu fraksi tunggal
dengan ukuran nominal antara 25 mm dan 62,5 mm dan agregat halus dari kerikil dan pasir
alami, disaring serta semuanya lolos saringan 9,5 mm
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai