DISUSUN OLEH :
AGUS WIDYATMOKO
MahasiswaFakultasTeknikJurusanTeknikSipil
Universitas Semarang
Jl. Soekarno-Hatta Telp. 0246702757
Semarang 50196
aguswidyatmoko29@gmail.com
Abstract
This study aimed to analyze the strength of wood with wood Jabon bengkirai . Besides this research also to
address the community 's dependence on the use of wood materials bengkirai are already scarce and
expensive , so can switch to wood Jabon . From this analysis are expected to be comparable from tensile
strength , compressive strength , flexibility , endurance and weight of the timber and wood bengkirai Jabon .
While the factors in terms of price and availability of goods , wood bengkirai expensive and difficult to
obtain, while wood Jabon are more economical and easily obtained . Thus a job using wood Jabon can save
costs and make it easier to obtain raw materials
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kekuatan kayu jabon dengan kayu bengkirai. Selain itu
penelitian ini juga untuk mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan bahan kayu bengkirai
yang sudah mulai langka dan mahal, supaya dapat beralih ke bahan kayu jabon. Dari analisa ini diharapkan
dapat dibandingkan dari kekuatan tarik, kuat tekan, kelenturan, ketahanan dan berat dari antara kayu
bengkirai dan kayu jabon. Sedangkan faktor-faktor dari segi harga dan ketersediaan barang, kayu bengkirai
mahal harganya dan sulit untuk diperoleh, sedangkan kayu jabon harganya lebih ekonomis dan mudah
diperoleh. Dengan demikian suatu pekerjaan dengan menggunakan bahan kayu jabon dapat menghemat biaya
dan mempermudah untuk mendapatkan bahan baku.
Kata Kunci : Kuat tekan, kuat tarik, kelenturan, ketahanan, kayu bengkirai, kayu jabon
PENDAHULUAN
Perkembangan dan pertumbuhan penduduk di Indonesia sangat pesat. Dengan hal tersebut
mengakibatkan pembangunan bangunan atau proyek, missal : gedung-gedung bertingkat,
perumahan, jalan transportasi, bangunan irigasi, dll, juga ikut meningkat dengan pesat,
sehingga muncul akan konsumsi bahan-bahan konstruksi mengalami peningkatan guna
untuk menunjang perkembangan sarana dan prasarana tersebut. Kebutuhan kayu untuk
perumahan di Indonesia masih sangatlah besar bagi rakyat Indonesia, terutama untuk
golongan menengah kebawah. Pencanangan untuk membangun seribu rusun/apartemen
belum bisa terealisasi. Hal ini disebabkan mayoritas material yang digunakan adalah beton
dan baja, kontras dengan residential building/housing dis luar negeri yang hampir 80%
menggunakan kayu sebagai material bangunan.
Maka tak jarang sering terjadi kelangkaan bahan-bahan konstruksi di suatu daerah
tertentu.Dengan kelangkaan bahan tesebut maka harga beli bahan menjadi sangat
mahal.Disamping itu permintaan bahan material seolah tak bisa dibendung.Misal bahan
material kayu, kayu banyak digunakan pada konstruksi bangunan, missal untuk daun pintu,
kusen, kuda-kuda, konstruksi atap, dll. Sedangkan untuk menghasilkan bahan konstruksi
kayu, kita harus menanam pohon dan menunggu beberapa tahun bahkan sampai puluhan
tahun untuk dapat menghasilkan bahan kayu yang berkualitas(Soeryanto,2004).
Seiring berkembangnya zaman bahan kayu dapat diganti dengan bahan baja dan
alumunium, akan tetapi kebanyakan pelaku konstruksi lebih memilih bahan konstruksi
dibandingkan bahan baja atau alumunium dengan alasan mudah pengerjaan, ringan, mudah
diketahui kalau ada cacat, dan tahan terhadap tekanan dan lenturan.
Bahan kayu Bengkirai Kalimantan sendiri akan permintaan pasar sangat pesat, disamping
itu umur untuk tumbuh pohon bengkirai sendiri sangat lama. Lambat laun pasti akan terjadi
kelangkaan. Untuk mengantisipasi kelangkaan bahan kayu tersebut kita harus cari
alternative lain, salah satunya mencari bahan kayu lain yang mudah didapat, umur
pohonnya pendek, dan kekuatan tekan, tarik dan kelenturan bahan sama atau lebih tinggi
dari pada kayu bengkirai. Disini saya akan melakukan penelitian jabon. Karena memiliki
umur yang pendek, mudah hidup di dataran tinggi maupun rendah, mudah dalam
pembibitan, dan tingkat kelurusannya sangat tinggi, dan mudah di keringkan.
Manfaat
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua orang terutama bagi pelaku konstruksi
bangunan.Dan ikut andil dalam percepatan pertumbuhan ekonomi di
Indonesia.Dikarenakan dengan bertambahnya bahan konstruksi maka pembangunan sarana
dan prasana berjalan dengan lancar.Secara tidak langsung dapat memperlancar kegiatan
perekonomian di Indonesia dan menumbuhkan perkonomian yang sangat luas. Dan dapat
menarik investor asing masuk ke Indonesia.
Dan kita dapat terlepas akan ketergantungan dengan satu macam jenis bahan baku
konstruksi terutama kayu. Karena sudah tersedia banhan sangat melimpah dan mudah
untuk diproduksi. Di sisi lain, manfaat praktis yang didapat dari penelitian ini adalah
sebagai masukan, pedoman, evaluasi, dan umpan balik bagi perencana dan pelaku
konstruksi dalam menentukan bahan-bahan konstruksi yang cocok digunakan dan yang
murah dan mudah didapat. Disamping itu akan menarik minat masyarakat untuk
membudidayakan pohon jabon karena banyak funsinya dan harganya bisa bersaing dengan
pohon-pohon jenis lainnya.
Metodologi Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penulisan dan diperoleh data dan informasi yang dibutuhkan
dalam pembahasan tugas akhir ini maka penulis melakukan pengambilan data melalui
Metode kepustakaan (library orientantion) yaitu pengumpulan data melalui literatur seperti
: karya ilmiah, bahan kuliah, dan bahan pustaka lainya yang berhubungan dengan
penulisan tugas akhir ini, Metode pengambilan data langsung dari lapangan (field Method)
yaitu pengumpulan data yang didukung konsultasi penulis dengan dosen pembimbing
maupun dari pihak mayarakat. Selanjutnya penulis ini mengambil sampel dari berbagai
macam sumber unuk diteliti dan dilakukan uji coba.
Sebelum melakukan uci coba atau penelitian, dilakukan persiapan. Persiapan penelitian
meliputi penyediaan bahan yakni kayu dan alat penyambungnya, pemotongan dan
pengetaman kayu serta pemasangan alat sambung. Sampel pengujian 4 jenis dengan
jumlah pengujian dua sampel yakni kayu jabon dengan kayu bengkirai. Pengujian kuat
tekan sambungan dengan pemberian gaya aksial tekan sejajar serat dengan mesin kompres
kapasitas 200 Ton dan untuk pembacaan penurunan digunakan dial gauge dengan
ketelitian 0.01 mm. Dan analisa penelitian mengacu kepada Peraturan Konstruksi Kayu
Indonesia 2002.
Universitas.
mulai
Pengambilan data
Persiapan alat
tidak
valid
Pengolahan data
Analisis
selesai
KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kekuatan tekan sejajar serat kayu jabon pada beban batas proporsional adalah sebesar
50,53 MPa, dengan deviasi standar sebesar 11,35 MPa dan koefisien variasi sebesar
0,2247.
2. Kekuatan tekan sejajar serat pada beban batas ultimit adalah sebesar 55,64 MPa, dengan
deviasi standar sebesar 11,17 MPa dan koefisien variasi sebesar 0,2007.
3. Kekuatan tekan tegak lurus serat pada beban batas proporsional adalah sebesar 20,26
MPa, dengan deviasi standar 2,10 MPa dan koefisien variasi 0,1031.
4. Kekuatan tekan tegak lurus serat pada beban batas ultimit adalah sebesar 29,74 MPa,
dengan deviasi standar sebesar 4,62 MPa dan koefisien variasi sebesar 0,1552.
5. Modulus elastisitas tekan sejajar serat kayu Ulin yang diperoleh dari penelitian ini
adalah sebesar 10155,05 MPa, modulus plastisitas tekan tegak lurus serat sebesar 1317,83
MPa. Modulus plastisitas tekan sejajar serat diperoleh sebesar 1381,84 MPa, sedangkan
modulus plastisitas tekan tegak lurus serat sebesar 195,77 MPa.
6. Nilai desain yang direkomendasikan untuk tekan sejajar serat adalah sebesar Fc// 26,59
MPa. Sedangkan untuk tekan tegak lurus serat adalah sebesar Fc┴ 12,13 MPa.
7. Mengingat pada bank data properti sifat mekanika kayu Indonesia yaitu Atlas Kayu
Indonesia (PTHH, 2004) tidak terdapat data properti mekanika kekuatan tekan tegak lurus
serat kayu jabon,
jadi dengan perhitungan tersebut kayu jabon dapat digunakan untuk konstruksi atap
bangunan, akan tetapi untuk kualitasnya masih dibawah dari kayu bengkirai. maka hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif dan supaya dapat jadi
pedoman untuk penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia, M. 2011.Sifat Kimia dan Dimensi Serat Kayu. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu
Tropis. Bogor.
Darmadjanti,R. 2013. Atlas Kayu Indonesia Jilid IV, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Hasil Hutan. Bogor
Pandit. 2011. Analisis Sifat Dasar Kayu Hasil Hutan Tanaman Rakyat. Laporan Tugas
Akhir Strata 1. UGM, Yogyakarta.
Prayitno, T.A. 2007. Pertumbuhan dan Kualitas Kayu. Riset Program Magister. UGM,
Yogyakarta.
Mpapa, B.L .2012. Laju Pertumbuhan Sifat Anatomi dan Sifat Fisik Kayu Jabon Merah.
Program Pasca Sarjana UGM. Yogyakarta.
Rachman. 1976. Dimensi Serat Kayu Indonesia. Lembaga Penelitian Hasil Hutan. Bogor.
Zulaifah ,S. 2006. Pemanfaatan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat Untuk
Pengembangan Kawasan Hutan Regaloh Di Kabupaten Pati Jawa
Tengah, Buku Panduan perhutani Regional jawa tengah.