Anda di halaman 1dari 8

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA DAN PERBANDINGAN PERENCANAAN ATAP


KONSTRUKSI MENGGUNAKAN KAYU JABON DAN
KAYU BENGKIRAI

DISUSUN OLEH :

AGUS WIDYATMOKO - C.131.15.0077

YAYASAN ALUMNI UNIVERSITAS DIPONEGORO


FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SEMARANG
2018
ANALISIS DAN PERBANDINGAN PERENCANAAN ATAP
KONSTRUKSI MENGGUNAKAN KAYU JABON DAN
KAYU BENGKIRAI

AGUS WIDYATMOKO
MahasiswaFakultasTeknikJurusanTeknikSipil
Universitas Semarang
Jl. Soekarno-Hatta Telp. 0246702757
Semarang 50196
aguswidyatmoko29@gmail.com

Abstract
This study aimed to analyze the strength of wood with wood Jabon bengkirai . Besides this research also to
address the community 's dependence on the use of wood materials bengkirai are already scarce and
expensive , so can switch to wood Jabon . From this analysis are expected to be comparable from tensile
strength , compressive strength , flexibility , endurance and weight of the timber and wood bengkirai Jabon .
While the factors in terms of price and availability of goods , wood bengkirai expensive and difficult to
obtain, while wood Jabon are more economical and easily obtained . Thus a job using wood Jabon can save
costs and make it easier to obtain raw materials

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kekuatan kayu jabon dengan kayu bengkirai. Selain itu
penelitian ini juga untuk mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan bahan kayu bengkirai
yang sudah mulai langka dan mahal, supaya dapat beralih ke bahan kayu jabon. Dari analisa ini diharapkan
dapat dibandingkan dari kekuatan tarik, kuat tekan, kelenturan, ketahanan dan berat dari antara kayu
bengkirai dan kayu jabon. Sedangkan faktor-faktor dari segi harga dan ketersediaan barang, kayu bengkirai
mahal harganya dan sulit untuk diperoleh, sedangkan kayu jabon harganya lebih ekonomis dan mudah
diperoleh. Dengan demikian suatu pekerjaan dengan menggunakan bahan kayu jabon dapat menghemat biaya
dan mempermudah untuk mendapatkan bahan baku.

Kata Kunci : Kuat tekan, kuat tarik, kelenturan, ketahanan, kayu bengkirai, kayu jabon

PENDAHULUAN
Perkembangan dan pertumbuhan penduduk di Indonesia sangat pesat. Dengan hal tersebut
mengakibatkan pembangunan bangunan atau proyek, missal : gedung-gedung bertingkat,
perumahan, jalan transportasi, bangunan irigasi, dll, juga ikut meningkat dengan pesat,
sehingga muncul akan konsumsi bahan-bahan konstruksi mengalami peningkatan guna
untuk menunjang perkembangan sarana dan prasarana tersebut. Kebutuhan kayu untuk
perumahan di Indonesia masih sangatlah besar bagi rakyat Indonesia, terutama untuk
golongan menengah kebawah. Pencanangan untuk membangun seribu rusun/apartemen
belum bisa terealisasi. Hal ini disebabkan mayoritas material yang digunakan adalah beton
dan baja, kontras dengan residential building/housing dis luar negeri yang hampir 80%
menggunakan kayu sebagai material bangunan.
Maka tak jarang sering terjadi kelangkaan bahan-bahan konstruksi di suatu daerah
tertentu.Dengan kelangkaan bahan tesebut maka harga beli bahan menjadi sangat
mahal.Disamping itu permintaan bahan material seolah tak bisa dibendung.Misal bahan
material kayu, kayu banyak digunakan pada konstruksi bangunan, missal untuk daun pintu,
kusen, kuda-kuda, konstruksi atap, dll. Sedangkan untuk menghasilkan bahan konstruksi
kayu, kita harus menanam pohon dan menunggu beberapa tahun bahkan sampai puluhan
tahun untuk dapat menghasilkan bahan kayu yang berkualitas(Soeryanto,2004).
Seiring berkembangnya zaman bahan kayu dapat diganti dengan bahan baja dan
alumunium, akan tetapi kebanyakan pelaku konstruksi lebih memilih bahan konstruksi
dibandingkan bahan baja atau alumunium dengan alasan mudah pengerjaan, ringan, mudah
diketahui kalau ada cacat, dan tahan terhadap tekanan dan lenturan.
Bahan kayu Bengkirai Kalimantan sendiri akan permintaan pasar sangat pesat, disamping
itu umur untuk tumbuh pohon bengkirai sendiri sangat lama. Lambat laun pasti akan terjadi
kelangkaan. Untuk mengantisipasi kelangkaan bahan kayu tersebut kita harus cari
alternative lain, salah satunya mencari bahan kayu lain yang mudah didapat, umur
pohonnya pendek, dan kekuatan tekan, tarik dan kelenturan bahan sama atau lebih tinggi
dari pada kayu bengkirai. Disini saya akan melakukan penelitian jabon. Karena memiliki
umur yang pendek, mudah hidup di dataran tinggi maupun rendah, mudah dalam
pembibitan, dan tingkat kelurusannya sangat tinggi, dan mudah di keringkan.

Maksud dan Tujuan


Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui perbandingan kualitas jenis
kayu jabon dan kayu bengkirai. Sehingga diharapkan dikemudian hari dapat mengatasi
kelangkaan bahan kayu yang berkualitas dan lebih ekonomis dibandingkan menggunakan
bahan konstruksi baja ringan. Selain itu juga untuk menghemat biaya pembangunan suatu
proyek karena murahnya bahan baku konstruksi.dengan murahnya biaya pembangunan
atau proyek diharapkan laju perkembangan pembangunan akan maju secara pesat, terutama
didaerah tertinggal dan menciptakan bahan baku kayu yang mudah di budidayakan.

Manfaat
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua orang terutama bagi pelaku konstruksi
bangunan.Dan ikut andil dalam percepatan pertumbuhan ekonomi di
Indonesia.Dikarenakan dengan bertambahnya bahan konstruksi maka pembangunan sarana
dan prasana berjalan dengan lancar.Secara tidak langsung dapat memperlancar kegiatan
perekonomian di Indonesia dan menumbuhkan perkonomian yang sangat luas. Dan dapat
menarik investor asing masuk ke Indonesia.
Dan kita dapat terlepas akan ketergantungan dengan satu macam jenis bahan baku
konstruksi terutama kayu. Karena sudah tersedia banhan sangat melimpah dan mudah
untuk diproduksi. Di sisi lain, manfaat praktis yang didapat dari penelitian ini adalah
sebagai masukan, pedoman, evaluasi, dan umpan balik bagi perencana dan pelaku
konstruksi dalam menentukan bahan-bahan konstruksi yang cocok digunakan dan yang
murah dan mudah didapat. Disamping itu akan menarik minat masyarakat untuk
membudidayakan pohon jabon karena banyak funsinya dan harganya bisa bersaing dengan
pohon-pohon jenis lainnya.

Metodologi Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penulisan dan diperoleh data dan informasi yang dibutuhkan
dalam pembahasan tugas akhir ini maka penulis melakukan pengambilan data melalui
Metode kepustakaan (library orientantion) yaitu pengumpulan data melalui literatur seperti
: karya ilmiah, bahan kuliah, dan bahan pustaka lainya yang berhubungan dengan
penulisan tugas akhir ini, Metode pengambilan data langsung dari lapangan (field Method)
yaitu pengumpulan data yang didukung konsultasi penulis dengan dosen pembimbing
maupun dari pihak mayarakat. Selanjutnya penulis ini mengambil sampel dari berbagai
macam sumber unuk diteliti dan dilakukan uji coba.
Sebelum melakukan uci coba atau penelitian, dilakukan persiapan. Persiapan penelitian
meliputi penyediaan bahan yakni kayu dan alat penyambungnya, pemotongan dan
pengetaman kayu serta pemasangan alat sambung. Sampel pengujian 4 jenis dengan
jumlah pengujian dua sampel yakni kayu jabon dengan kayu bengkirai. Pengujian kuat
tekan sambungan dengan pemberian gaya aksial tekan sejajar serat dengan mesin kompres
kapasitas 200 Ton dan untuk pembacaan penurunan digunakan dial gauge dengan
ketelitian 0.01 mm. Dan analisa penelitian mengacu kepada Peraturan Konstruksi Kayu
Indonesia 2002.
Universitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN


dengan tercapainya tujuan penulisan dan dapat diperoleh data dan informasi yang
dibutuhkan dalam pembahasan tugas akhir ini maka penulis melakukan pengambilan data
melalui Metode kepustakaan (library orientantion) yaitu pengumpulan data melalui
literatur seperti : karya ilmiah, bahan kuliah, dan bahan pustaka lainya yang berhubungan
dengan penulisan tugas akhir ini, Metode pengambilan data langsung dari lapangan (field
Method) yaitu pengumpulan data yang didukung konsultasi penulis dengan dosen
pembimbing maupun dari pihak proyek atau laboraturim struktur.
Penelitian yang baik dan terarah akan menghasilkan kesimpulan yang baik pula. Agar
penelitian berjalan dengan baik dan terarah maka diperlukan kerangka penelitian yang di
dalamnya berisi suatu deskripsi dan langkah – langkah yang harus dilakukan dalam
melakukan penelitian, mulai dari tahap awal yaitu identifikasi masalah dan perumusan
masalah sampai tahap akhir kesimpulan. Dapat kita lihat langkah – langkah yang harus
dilakukan dalam penelitian ini kedalam flowchart seperti yang ada di bawah ini :

mulai

Identifikasi & perumusan


masalah
Tujuan penelitian

Studi lapangan Studi pustaka

Pengambilan data
Persiapan alat

Hasil tidak valid


Di ulang
Uji validasi

tidak

valid

Pengolahan data

Analisis

Kesimpulan & saran

selesai

Gambar 1.1 Flowcharttahapan penelitian


Martawijaya.2005
Macam-macam dari pengujianya tersendiri terdiri dari sebagai berikut:
1.uji kadar air
2. uji kekerasan
3. uji kelenturan
4. uji tekan sejajar serat
5. uji tarik sejajar serat
6. uji tarik tegak lurus serat
7. uji geser sejajr serat
Analisis Data
Pada analisis Tingkat kuat dan kualiatas kayu ini diuraikan mengenai masing-masing nilai
kualitas kayu jabon dan kayu bengkirai. Serta besaran nilai-nilai kekuatan dari kayu
tersebut. Perhitungan pada analisis ini digunakan untuk memperoleh data yang dapat
digunakan untuk menentukan kualitas dan kuat izin yang telah ditentukan standartnya
ASTM D143 (ASTM, 2008).
Metode pengujian menggunakan standar ASTM D143 (ASTM, 2008) dimana untuk
pengujian tekan sejajar serat kayu menggunakan ukuran penampang 50x50 mm2 dengan
panjang 200 mm, sedangkan untuk pengujian tekan tegak lurus serat kayu menggunakan
ukuran penampang 50x50 mm2 dengan panjang 150 mm.Pengujian dilakukan dengan
menggunakan alat Universal Testing Machine (UTM) kapasitas 500 kN dengan data luaran
berupa riwayat kurva hubungan antara beban aksial tekan dengan deformasi aksial.
Selanjutnya kurva tersebut dikonversi menjadi kurva hubungan antara tegangan dengan
regangan, dimana tegangan (engineering stress) adalah gaya aksial tekan dibagi luas
penampang awal, sedangkan regangan adalah perubahan panjang (dalam hal ini
perpendekan) dibagi dengan panjang awal benda uji. Kecepatan pengujian crosshead
dengan strain rate 0,003 mm/mm per menit atau displacement rate 0,6 mm per menit
(ASTM, 2008). Penampang dibuat seragam dan ujung-ujung permukaan rata dan
horizontal.
bahan baku kayu yang digunakan untuk fabrikasi benda uji, kayu diambil dari hutan kayu
di Salatiga. beberapa contoh benda uji yang telah diberi nomor uji, keterangan hasil kajian
kadar air (%), serta alat ukur Lignomat. Dalam penelitian ini, hasil pengukuran
menunjukkan bahwa kadar air rata-rata bahan baku kayu jabon adalah sebesar 13,62%.
Hasil tersebut lebih besar dibandingkan dengan kadar air rata-rata yang di punyai oleh
kayu jenis bengkirai.
Dari penelitian ini didapatkan hasil data dari ujicoba kayu bengkirai sebagai berikut;
-berat jenis kayu = 0,0897 kg
-kekerasan kayu = 0,0641 kg
-kelenturan kayu = 0,0705 kg
-sejajar serat = 0,0541 kg
-tegak lurus serat = 0,05333 kg
-kuat geser = 0,0365kg
Bahwa dapat dipastikan kayu bengkirai ini termasuk kayu kelas II, dan disebut dengan
kayu kualitas dari kayu ini sangat baik dan untuk konstruksi.
Sedangkan dari kayu didapatkan hasil data dari ujicoba kayu jabon sebagai berikut;
-berat jenis kayu = 0,0587 kg
-kekerasan kayu = 0,0441 kg
-kelenturan kayu = 0,0610 kg
-sejajar serat = 0,0369 kg
-tegak lurus serat = 0,0657 kg
-kuat geser = 0,0212kg
Bahwa dapat dipastikan kayu bengkirai ini termasuk kayu kelas IIJ, dan disebut dengan
kayu kualitas dari kayu ini baik dan dapat digunakan bahan untuk konstruksi.

KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kekuatan tekan sejajar serat kayu jabon pada beban batas proporsional adalah sebesar
50,53 MPa, dengan deviasi standar sebesar 11,35 MPa dan koefisien variasi sebesar
0,2247.
2. Kekuatan tekan sejajar serat pada beban batas ultimit adalah sebesar 55,64 MPa, dengan
deviasi standar sebesar 11,17 MPa dan koefisien variasi sebesar 0,2007.
3. Kekuatan tekan tegak lurus serat pada beban batas proporsional adalah sebesar 20,26
MPa, dengan deviasi standar 2,10 MPa dan koefisien variasi 0,1031.
4. Kekuatan tekan tegak lurus serat pada beban batas ultimit adalah sebesar 29,74 MPa,
dengan deviasi standar sebesar 4,62 MPa dan koefisien variasi sebesar 0,1552.
5. Modulus elastisitas tekan sejajar serat kayu Ulin yang diperoleh dari penelitian ini
adalah sebesar 10155,05 MPa, modulus plastisitas tekan tegak lurus serat sebesar 1317,83
MPa. Modulus plastisitas tekan sejajar serat diperoleh sebesar 1381,84 MPa, sedangkan
modulus plastisitas tekan tegak lurus serat sebesar 195,77 MPa.
6. Nilai desain yang direkomendasikan untuk tekan sejajar serat adalah sebesar Fc// 26,59
MPa. Sedangkan untuk tekan tegak lurus serat adalah sebesar Fc┴ 12,13 MPa.
7. Mengingat pada bank data properti sifat mekanika kayu Indonesia yaitu Atlas Kayu
Indonesia (PTHH, 2004) tidak terdapat data properti mekanika kekuatan tekan tegak lurus
serat kayu jabon,
jadi dengan perhitungan tersebut kayu jabon dapat digunakan untuk konstruksi atap
bangunan, akan tetapi untuk kualitasnya masih dibawah dari kayu bengkirai. maka hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif dan supaya dapat jadi
pedoman untuk penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Aprilia, M. 2011.Sifat Kimia dan Dimensi Serat Kayu. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu
Tropis. Bogor.

Darmadjanti,R. 2013. Atlas Kayu Indonesia Jilid IV, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Hasil Hutan. Bogor

Pandit. 2011. Analisis Sifat Dasar Kayu Hasil Hutan Tanaman Rakyat. Laporan Tugas
Akhir Strata 1. UGM, Yogyakarta.

Prayitno, T.A. 2007. Pertumbuhan dan Kualitas Kayu. Riset Program Magister. UGM,
Yogyakarta.

Martawijaya.2005. Atlas Kayu Indonesia Jilid II Pusat Penelitian dan Pengembangan


Hasil Hutan. Bogor.

Mpapa, B.L .2012. Laju Pertumbuhan Sifat Anatomi dan Sifat Fisik Kayu Jabon Merah.
Program Pasca Sarjana UGM. Yogyakarta.

Rachman. 1976. Dimensi Serat Kayu Indonesia. Lembaga Penelitian Hasil Hutan. Bogor.
Zulaifah ,S. 2006. Pemanfaatan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat Untuk
Pengembangan Kawasan Hutan Regaloh Di Kabupaten Pati Jawa
Tengah, Buku Panduan perhutani Regional jawa tengah.

Anda mungkin juga menyukai