2018
Hutagaol, Candra
Universitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/11071
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
EVALUASI WASTE DAN PENERAPAN METODE LEAN PROJECT
MANAGEMENT PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG
(STUDI KASUS : PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SEKOLAH MADRASAH
ALIYAH PERSIAPAN NEGERI 4 MEDAN)
TUGAS AKHIR
Disusun oleh:
CANDRA HUTAGAOL
11 0404 048
FAKULTAS TEKNIK
2018
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kesehatan dan
skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program
Studi Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Negeri 4 Medan)”
terlepas dari dukungan, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena
1. Kepada keluarga besar saya, Ayah saya Marhuta Hutagaol dan Ibunda
saya Hermi Simamora yang selalu mengirimkan do’a, serta telah bekerja
semua keluarga saya yang tidak dapat saya sebut satu-persatu yang selalu
2. Bapak Ir. Syahrizal, M.T. dan Ibu Rezky Ariessa Dewi, S.T, M.T. selaku
4. Bapak Ir. Indrajaya Pandia, M.T. dan Abangda Indra Jaya S.T. , M.T.
selaku Dosen Pembanding, atas saran dan masukan yang diberikan kepada
akhir ini.
Pakpahan, Eric Marbun dan semua yang tidak bisa saya sebutkan satu-
ini.
Dharma, Anggi Syafitri dan adik-adik saya yang lain yang telah membantu
dan memberikan dukungan untuk menyelesaikan tugas akhir ini
9. Bapak/Ibu seluruh staf pengajar Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas SumateraUtara.
kepada penulis.
11. Dan segenap pihak yang belum penulis sebut disini atas jasa-jasanya
Penulis,
CANDRA HUTAGAOL
11 0404 048
ABSTRAK ............................................................................................................ i
2.1Pendahuluan ................................................................................................ 6
2.1.1 Proyek ............................................................................................... 6
2.1.2 Manajemen Proyek............................................................................ 7
2.2 Parameter Proyek Konstruksi ...................................................................... 8
2.3 Lean Construction ....................................................................................... 9
vi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
Gambar 2.2 Pebedaan Waste Pada Industri Manufaktur dan Konstruksi ............. 10
Gambar 4.16 Beberapa Material Ditempatkan di Bagunan yang Sudah jadi ....... 57
viii
ix
BAB V : PENUTUP
Sebagai bab terakhir, bab ini akan menyajikan secara singkat kesimpulan
yang diperoleh dari pembahasan dan juga memuat saran-saran bagi pihak yang
berkepentingan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.
2.1 Pendahuluan
2.1.1 Proyek
Pengertian proyek konstruksi menurut Soeharto (1995), adalah suatu
kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan
alokasi sumber dana tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang
sasarannya telah digaris dengan tegas. Ada beberapa hal yang perlu diketahui
tentang definisi proyek, yaitu:
a. Ciri pokok proyek
Iman Soeharto (1999) menyatakan bahwa ciri sebuah proyek adalah sebagai
berikut:
- Bertujuan menghasilkan lingkup (scope) tertentu berupa produk akhir
atau hasil kerja akhir.
- Dalam proses mewujudkan lingkup di atas, ditentukan jumlah biaya,
jadwal serta kriteria mutu.
- Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas.
- Titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas.
- Non-rutin, tidak berulang-ulang. Macam dan intensitas kegiatan berubah
sepanjang proyek berlangsung.
b. Karakteristik proyek
Menurut Wulfram I Ervianto I (2002), ada tiga karakteristik proyek
konstruksi yang dapat dipandang secara tiga dimensi, yaitu:
- Bersifat unik, maksudnya adalah tidak pernah terjadi rangkaian kegiatan
yang sama persis (tidak ada proyek yang identik), yang ada adalah proyek
sejenis.
- Proyek bersifat sementara dan selalu terlibat grup pekerja yang berbeda-
beda.
Dibutuhkan sumber daya (resources), yaitu pekerja dan “sesuatu” (uang, material,
mesin, metode).
10
11
12
13
14
15
dimana:
Volume waste = volume material terpakai – volume material terpasang
Volume kebutuhan material = volume kebutuhan material yang ditinjau
16
17
18
Banyak faktor yang menjadi sumber terjadinya sisa material konstruksi, antara
lain, desain, pengadaan material, pengelolaan material, pelaksanaan, residul,
pencurian dan lain-lain (Gavilan dan Bemold, 1994).
19
20
21
22
23
24
25
26
27
3.3Pengumpulan Data
Untuk mencapai tujuan penelitian, diperlukan data yang akan digunakan
untuk diolah sesuai dengan landasan teori yang didapat, yaitu:
• Data primer: data yang diperoleh melalui peninjauan langsung di
lapangan dan wawancara dengan responden atau informan kunci (key
informan), yang dianggap mengetahui tentang faktor-faktor waste pada
Proyek Pembangunan GedungSekolah Madrasah Aliyah Persiapan
Negeri 4 Medan.
• Data sekunder: data yang dikumpulkan dari instansi terkait yang
berhubungan dengan penelitian ini, konsultan perencana, konsultan
pengawas, kontraktor dan owner serta dokumen-dokumen terkait dengan
pengembangan proyek tersebut. Dalam penelitian ini, data sekunder
berupa data pendukung yang dijadikan input dan referensi dalam
melakukan evaluasi waste dan penerapan lean construction terdiri dari
rencana anggaran biaya (RAB), Time Schedule (kurva S), analisa satuan
pekerjaan, analisa harga satuan.
3.3.1 Dokumentasi
Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat
penelitian, meliputi gambar kerja, rencana anggaran biaya, buku-buku yang
relevan, laporan kegiatan, foto-foto serta referensi lainnya yang relevan dengan
penelitian ini.
28
29
30
31
32
Studi Literatur
Pengumpulan Data
33
Data – data di dapat berdasarkan identifikasi harga dan volume yang terdapat
pada Bill Of Quantitydan shop drawing proyek. Data yang telah di identifikasi
selanjutnya di olah dengan program Microsoft Excel untuk mendapatkan diagram
pareto.
34
35
Dari analisa pareto materialyang akan dipilih adalah lima item pekerjaan
yang memiliki nilai tertinggi dalam analisa trading consumable material. Lima
material tersebut adalah Bekisting, Beton K250 Ready Mix, Keramik ukuran
60x60 Homogeneus, Besi Beton Ulir D16 mm dan Besi Beton Ulir D10 mm.
4.3.1. Bekisting
Volume bekisting yang diperlukan dihitung dengan mencari luas dari setiap
pekerjaan yang membutuhkan bekisting di setiap bangunan sesuaias built drawing.
Dari semua jenis pekerjaan yang telah di ukur dan dihitung menggunakan
Microsoft Excel maka di dapat volume bekisting sebagai berikut :
36
Ukuran (m)
No. Jenis Pekerjaan Volume
Panjang Lebar Tinggi
1. Pek. Plat level, elv 2.8, beton bertulang K 250 (atas dan bawah jendela) 0,4 3 0,12 9,94
2. Pek.Balok 25x50, elv.4.00 beton bertulang k 250 163 0,25 0,38 164,63
3. Pek.Balok 20x40, elv.4.00 beton bertulang k 250 114,2 0,2 0,28 86,79
4. Pek.Balok 15x20, elv.4.00 beton bertulang k 250 9,8 0,15 0,2 3,92
5. Pek. Plat Lantai,elv 4.00 beton bertulang K 250 31,4 11,1 0,12 378,61
6. Pek. Plat Tangga, Beton Bertulang K 250 9 1,2 0,27 15,66
7. Pek. Balok Bordes Tangga 20x30, Beton Bertulang K 250 19,1 0,2 0,18 7,26
8. Pek. Plat Lantai Bordes, beton bertulang K 250 4,3 3,5 1 15,05
9. Pek. Plat level, elv 6.90, beton bertulang K 250 0,4 3 0,12 9,94
10. Pek. Balok 25x60,elv 8.00 beton bertulang K 250 163 0,25 0,48 197,23
11. Pek. Balok 20x40,elv 8.00 beton bertulang K 250 114,2 0,2 0,28 86,79
12. Pek. Balok 15x20,elv 8.00 beton bertulang K 250 9,8 0,15 0,2 3,92
13. Pek. Plat Lantai,elv 8.00 beton bertulang K 250 31,4 11,1 0,12 358,74
14. Pek. Plat Tangga, beton bertulang K 250 9 1,2 0,27 20,52
15. Pek. Balok Bordes Tangga 20x30, Beton Bertulang K 250 19,1 0,2 0,18 7,26
16. Pek. Plat Lantai Bordes, beton bertulang K 250 1,9 3,5 1 6,65
17. Pek. Plat level, elv 12.90, beton bertulang K 250 0,4 3 0,12 9,94
18. Pek. Balok 25x60,elv 12.00 beton bertulang K 250 163 0,25 0,48 197,23
19. Pek. Balok 20x40,elv 12.00 beton bertulang K 250 114,2 0,2 0,28 86,79
20. Pek. Balok 15x20,elv 12.00 beton bertulang K 250 9,8 0,15 0,2 3,92
21. Pek. Plat Lantai,elv 12.00 beton bertulang K 250 31,4 11,1 0,12 339,55
22. Pek. Plat Tangga, beton bertulang K 250 9 1,2 0,27 20,52
23. Pek. Balok Bordes Tangga 20x30, Beton Bertulang K 250 19,1 0,2 0,18 7,26
24. Pek. Plat Lantai Bordes, beton bertulang K 250 1,9 3,5 1 6,65
25. Pek. Plat level, elv 12.90, beton bertulang K 250 0,4 3 0,12 6,62
26. Pek. Balok 25x60,elv 12.00 beton bertulang K 250 117,9 0,25 0,48 142,66
27. Pek. Balok 20x40,elv 12.00 beton bertulang K 250 81,3 0,2 0,28 61,79
28. Pek. Balok 15x20,elv 12.00 beton bertulang K 250 7,35 0,15 0,2 2,94
29. Pek. Plat Lantai,elv 12.00 beton bertulang K 250 22,1 11,1 0,12 234,09
30. Pek. Plat Tangga, beton bertulang K 250 9 1,2 0,27 20,52
31. Pek. Balok Bordes Tangga 20x30, Beton Bertulang K 250 19,1 0,2 0,18 7,26
32. Pek. Plat Lantai Bordes, beton bertulang K 250 1,9 3,5 1 6,65
33. Pek. Balok 25x50,elv 12.00 beton bertulang K 250 19,4 0,25 0,38 7,37
34. Pek. Plat Lantai,elv 12.00 beton bertulang K 250 4,1 7,4 1 30,34
TOTAL 2.565,01
37
PEKERJAAN LANTAI 2
19. Pek. Kolom uk 40x40 cm, beton bertulang K 250 0,4 0,4 3,4 21 11,42
20. Pek. Kolom uk 30x30 cm Beton Bertulang K 250 0,3 0,3 3,6 9 2,92
21. Pek. Plat level, elv 6.90, beton bertulang K 250 4 3 0,12 6 8,64
22. Pek. Balok 25x60,elv 8.00 beton bertulang K 250 163 0,25 0,6 1 24,45
23. Pek. Balok 20x40,elv 8.00 beton bertulang K 250 114,2 0,2 0,4 1 9,14
24. Pek. Balok 15x20,elv 8.00 beton bertulang K 250 9,8 0,15 0,2 1 0,29
25. Pek. Plat Lantai,elv 8.00 beton bertulang K 250 31,4 11,1 0,12 1 41,82
26. Pek. Plat Tangga, beton bertulang K 250 9 1,2 0,12 1 1,30
27. Pek. Balok Bordes Tangga 20x30, Beton Bertulang K 250 19,1 0,2 0,3 1 1,15
28. Pek. Plat Lantai Bordes, beton bertulang K 250 1,9 3,5 0,12 1 0,80
PEKERJAAN LANTAI 3
29. Pek. Kolom uk 40x40 cm, beton bertulang K 250 0,4 0,4 3,4 21 11,42
30. Pek. Kolom uk 30x30 cm Beton Bertulang K 250 0,3 0,3 3,6 9 2,92
31. Pek. Plat level, elv 12.90, beton bertulang K 250 4 3 0,12 6 8,64
32. Pek. Balok 25x60,elv 12.00 beton bertulang K 250 163 0,25 0,6 1 24,45
33. Pek. Balok 20x40,elv 12.00 beton bertulang K 250 114,2 0,2 0,4 1 9,14
34. Pek. Balok 15x20,elv 12.00 beton bertulang K 250 9,8 0,15 0,2 1 0,29
35. Pek. Plat Lantai,elv 12.00 beton bertulang K 250 31,4 11,1 0,12 1 41,82
36. Pek. Plat Tangga, beton bertulang K 250
Plat Tangga 9 1,2 0,12 1 1,30
Anak Tangga 1,2 0,3 0,15 1 0,05
37. Pek. Balok Bordes Tangga 20x30, Beton Bertulang K 250 19,1 0,2 0,3 1 1,15
38. Pek. Plat Lantai Bordes, beton bertulang K 250 1,9 3,5 0,12 1 0,80
38
39
40
Ukuran
No. Jenis Pekerjaan Jumlah Unit Jumlah Batangan Diameter Berat per Meter Volume
Panjang Lebar
1. Pek. Balok 25x50,elv 4.00 beton bertulang K 250
Arah X Tul Atas & Bawah 32,68 3 10 16 1,58 1.549,03
Tul Tumpuan & Lapangan 35,88 3 2 16 1,58 340,14
Arah Y Tul Atas & Bawah 8,60 8 10 16 1,58 1.087,04
Tul Tumpuan & Lapangan 11,16 8 2 16 1,58 282,12
Ukuran
No. Jenis Pekerjaan Jumlah Unit Jumlah Batangan Diameter Berat per Meter Volume
Panjang Lebar
1. Pek. Sloof SL 2uk. 20x30cm Beton Bertulang K 250
Arah X Tul Atas & Bawah 32,20 1,00 6,00 10 0,62 119,78
Tul Tumpuan & Lapangan 34,20 1,00 2,00 10 0,62 42,41
Arah Y Tul Atas & Bawah 2,50 8,00 6,00 10 0,62 74,40
Tul Tumpuan & Lapangan 2,90 8,00 2,00 10 0,62 28,77
Arah X 32,20 2,00 74,00 10 0,62 2954,67
Arah Y 11,10 2,00 209,33 10 0,62 2881,26
Kursi 0,50 128,00 10 0,62 39,68
5875,62
2. Pek. Plat Lantai,elv 8.00 beton bertulang K 250
Arah X 32,20 2,00 74,00 10 0,62 2954,67
Arah Y 11,10 2,00 209,33 10 0,62 2881,26
Kursi 0,50 128,00 10 0,62 39,68
41
a. Tipe Tulangan
Dimana
a = Tulangan atas sepanjang bentang
b = Tulangan bawah sepanjang bentang
c = Tulangan atas di tumpuan
d = Tulangan bawah di lapangan
e = tulangan tengah
b. Diameter
Diameter di dapat dari gambar detail balok, kemudian akan ditabulasikan. Seluruh
gambar detail balok dan tie beam akan disajikan dalam lampiran.
c. Berat Besi
Rumus untuk perhitungan berat besi yaitu
2 /4
Dimana :
42
Gambar
Panjang Bentang as ke as = L
Panjang Tumpuan =¼L
Panjang Lapangan =½L
43
a. Jumlah Besi
Menghitung jumlah besi seluruhnya didapatkan dengan melihat gambar detail
balok dan denah balok pada as built drawing.
44
b. Panjang Total
c. Berat Total
" "
# #
! %& '
1 2
45
e. Kolom
a. Tipe Tulangan
Pada kolom tipe tulangan hanya ada satu yaitu tipe a saja.
b. Diameter
Diameter di dapat dari gambar detail kolom, kemudian akan ditabulasikan. Seluruh
gambar detail kolom akan disajikan dalam lampiran.
c. Berat besi
Rumus untuk perhitungan berat besi yaitu
2 /4
Dimana :
D = diameter besi
BJ = Berat jenis besi (7850 Kg/m3)
Π= 3.14
Maka dari rumus diatas didapat :
Berat besi D10 = 0.62 Kg/m
Berat besi D16 = 1.58 Kg/m
d. Panjang besi
Panjang Besi di dapat dengan melihat gambar denah atau potongan yang ada di as
built drawing.
46
e. Jumlah besi
Menghitung jumlah besi seluruhnya didapatkan dengan melihat gambar detail
balok dan denah balok pada as built drawing.
47
Perhitungannya yaitu dengan cara menghitung jumlah besi disetiap tipe (a,) lalu
dikalikan dengan jumlah kolom.
f. Panjang Total
Panjang total di dapatkan dari rumus
g. Berat total
Berat total di dapatkan dari rumus
48
i. Plat Lantai
a. Tipe Tulangan
b. Diameter
49
c. Berat Besi
Rumus untuk perhitungan berat besi yaitu
2 /4
Dimana :
D = diameter besi
BJ = Berat jenis besi (7850 Kg/m3)
Π= 3.14
Maka dari rumus diatas didapat :
Berat besi D10 = 0.62 Kg/m
Berat besi D16 = 1.58 Kg/m
d. Panjang Besi
e. Jumlah Besi
& '
%
Dimana :
P = Panjang as ke as
Untuk besi kursi jarak antar besi yaitu 1m
f. Panjang Total
Panjang total di dapatkan dari rumus
Dimana : p = panjang besi
n = Jumlah besi
g. Berat Total
Berat total di dapatkan dari rumus:
j. Pile Cap
50
a. Tipe Tulangan
Pada pile cap terdapat 4 tipe besi yaitu :
1. Serat atas arah x
2. Serat atas arah y
3. Serat bawah arah x
4. Serat bawah arah y
b. Diameter
Diameter di dapat dari gambar detail Plat, kemudian akan ditabulasikan. Seluruh
gambar detail Plat akan disajikan dalam lampiran
c. Berat Besi
Rumus untuk perhitungan berat besi yaitu
51
2 ! 2
Dimana :
e. Jumlah Besi
2
%& ' %& ' % + ,
%
Dimana :
P= Panjang pile cap
f. Panjang Total
Panjang total di dapatkan dari rumus
Dimana : p = panjang besi
n = Jumlah besi
g. Berat Total
52
Perhitungan pembesian pada Pile Cap yaitu dengan membuat tabulasi dari
tipe tulangan, diameter, berat besi (Kg/m), panjang besi (m), jumlah besi, Panjang
Total (m), yang pada akhirnya didapatkan Berat Total (Kg).
a. Tipe Tulangan
Pada tangga tulangan dibagi atas 5 macam yaitu :
1. Tulangan Plat Vertikal
2. Tulangan Plat Horizontal
3. Tulangan Anak Tangga Horizontal
4. Tulangan Anak Tangga Vertikal
5. Tulangan Bordes Horizontal
b. Diameter
Diameter di dapat dari gambar detail tangga, kemudian akan ditabulasikan. Seluruh
gambar detail kolom akan disajikan dalam lampiran.
c. Berat Besi
Rumus untuk perhitungan berat besi yaitu
53
d. Panjang Besi
Mencari panjang besi yaitu dengan mengukur besi langsung dari gambar as built
drawing
e. Jumlah Besi
%
%& '
%
f. Panjang Total
Panjang total di dapatkan dari rumus
Dimana : p = panjang besi
n = Jumlah besi
g. Berat Total
Berat total di dapatkan dari rumus
54
Berdasarkan Hasil Perhitungan volume dari as built drawing dan data logistik yang
telah diberikan, maka waste level yang di dapatkan adalah
No. Bahan dan Material Volume Terpasang Volume Dipesan Satuan Volume Waste Waste Level (%)
a. Defect
b. Over Production
55
c. Waiting
Waiting terjadi setiap kali pekerjaan harus berhenti untuk beberapa alasan
seperti karena ada yang rusak, sedang menunggu respon, sedang menunggu
kedatangan material, atau sudah kehabisan material. Berdasarkan hasil wawancara
dengan project manager, waiting terjadi dikarenakan lamanya kedatangan material
sehingga pekerja harus lembur yang mengakibatkan bertambahnya cost proyek.
Lamanya kedatangan material ini disebabkan kurangnya transportasi dari pihak
pengirim material dan lamanya proses standarisasi material dari pabrik. Menunggu
tidak selalu bisa dihindari tetapi kita dapat membuat rencana dalam menuggu. Tim
pelaksana proyek harus dapat memahami waktu pemilihan material, pemilihan
produsen material, dan dapat merencakan value added task.
d. Over Processing
Over processing terjadi karena kita atau orang di sekitar kita meluangkan
waktu untuk melakukan pekerjaan yang tidak perlu atau tidak menambah nilai
kepada pelanggan. Pada proyek ini, over processing tidak terlalu signifikan pada
waste material karena berdasarkan wawancara dengan project manager proyek,
tidak terlalu banyak over processing yang terjadi di proyek.
e. Motion
f. Transportation
56
57
g. Inventory
58
Berdasarkan dari hasil analisa diatas penyebab waste material yang paling
utama yaitu disebabkan oleh over production, waste material terjadi dikarenakan
kurangnya optimasi material di proyek oleh pelaksana sehingga pemesanan
material yang berlebihan. Sedangkan over procecessing, waste material yang
terjadi karena lambatnya proses kerja sehingga penggunaan material yang ada
seperti beton ready mix K 250 mengalami cacat atau pengerasan. Sedangkan pada
inventory, waste material terjadi karena tempat penyimpanan material yang masih
kurang baik. Inventory yang kurang baik ini menyebabkan material yang rusak
diakibatkan cuaca, hilangnya beberapa material, dan terhambatnya pengambilan
material. Sedangkan pada waiting, waste in time terjadi dikarenakan adanya waktu
tunggu yang terjadi pada logistik material, sehingga menyebabkan penurunan
efektifitas kerja.
59
5.1 Kesimpulan
60
Dari hasil penelitian yang dilakukan untuk mengurangi waste pada Proyek
Pembangunan Gedung Sekolah Madrasah Aliyah Persiapan Negeri 4 Medan,
beberapa saran yang dapat dilakukan, antara lain:
61
Soeharto, Iman (1999), Manajemen Proyek, Edisi Kedua, Jilid 1 dan Jilid 2.
Womack and Jones. (1996). Lean Thinking :Banish Waste and Create Wealth in
Your Corporation. Michigan, New York: Simon & Schuster.
Leach, Larry. (2005). Lean Project Management: Eight Principles for success.
Advenced Projecs, 5239 South Pegasus Way Boise: Idaho 83716.