Anda di halaman 1dari 9

1

PREFERENSI PENGGUNAAN MATERIAL PADA ATAP RUMAH TINGGAL


(Roof Material Preferences for Housing)

Dindha Nirmalasari1); Irma H. Lubis2); Hanson E. Kusuma2); M. Donny Koerniawan2)


1) Program Magister Arsitektur Institut Teknologi Bandung
2) Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan Arsitektur

Institut Teknologi Bandung


Jl. Ganesha No.10, Lb. Siliwangi, Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat
dindhanirmala@gmail.com

Abstract

Roof material preferences for housing can be influenced from the location of the
respondents, local climate, culture, knowledge and comfortable condition of the occupants.
The aim of this research is to get the reasons behind the selection of roof material for
housing. Quantitative method is used in this research by collecting data of online
questionnaire. This online questionnaire is distributed using convenient sampling method
(snowball-non-random-sampling). It was found the tendency of respondents who choose clay
tile because of the comfort and affordability of the price. The tendency of respondents who
choose ceramic tile and natural wood tile because of their beauty and sustaniability
materials. Concrete is selected by respondents because of their durability and strength.
Respondents who have tendency in Zinc, asbestos are selected because zinc and asbestos
are easy to apply and commonly materials in their areas. Asphalt, metal, and PVC / galvalum
/ fiber are chosen by respondents for being lightweight materials.

Keywords: housing, material, preference, roof.

Abstrak

Preferensi penggunaan material pada atap rumah berbeda-beda, dipengaruhi lokasi


responden tinggal, iklim setempat, budaya bermukim, pengetahuan, ambang kenyamanan
penghuninya, dll. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui alasan yang melatar-belakangi
pemilihan material menurut jenis material yang digunakan sebagai atap rumah. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data kuesioner online, yang dibagikan
menggunakan metode convenient sampling (snowball-non-random-sampling). Ditemukan
kecenderungan responden memilih genteng tanah liat karena kenyamanan dan
keterjangkauan harga. Kecenderungan responden yang memilih genteng keramik dan
genteng kayu alami karena keindahan dan ramah lingkungan. Beton dipilih responden
karena keawetan dan kekuatan. Seng/asbes dipilh responden karena kemudahan dan
keterbiasaan. Aspal, metal, dan PVC/galvalum/fiber dipilih responden karena ringan.

Kata kunci: atap, material, preferesi, rumah.

Pendahuluan dan bentuk material dapat terjadi karena


penyesuaian terhadap konteks
Pembahasan mengenai arsitektur erat lingkungan dan bangunan yang dirancang
kaitannya dengan material bangunan (Duggal, 2008). Terlebih terhadap
(Duggal, 2008). Nilai arsitektur sebuah penggunaan material dalam skala
bangunan dapat muncul dari eskpresi bangunan yang bersifat privat, pemilihan
material yang digunakan (Beck, 2007). penggunaan material akan
Berbagai pengembangan jenis material dipertimbangkan mengenai kaitannya

TERAKREDITASI : 36/E/KPT/2019 Tesa Arsitektur Volume 18| Nomor 1 | 2020


ISSN cetak 1410-6094 | ISSN online 2460-6367
2

dengan psikologi dari penghuninya (Broto, Metode Pengumpulan Data


1997).
Metode pengumpulan data yang
Material merupakan komponen digunakan adalah kuesioner online.
terkecil dalam bangunan. Terdapat Kuesioner online ini dibagikan dengan
beberapa faktor utama yang melatar- menggunakan metode convenient
belakangi dalam pemilihan material, sampling (snowball-non-random-
seperti aspek iklim, aspek ekonomi, dan sampling), melalui media sosial ataupun
pengembangan dari metode konstruksi. pribadi. Tidak terdapat batasan responden
Penentuan jenis material yang akan dari usia, lokasi tempat tinggal,
diaplikasikan serta pertimbangan- pendidikan, maupun pekerjaan.
pertimbangan dalam menentukan material
akan berdampak besar seperti pada Kuesioner online berisi pertanyaan
penghematan energi, biaya, dan waktu yang disusun secara kualitatif yang
kontruksi. Sebaliknya, apabila penggunan menggunakan struktur pertanyaan terbuka
material kurang direncanakan dan tanpa (open-ended). Pertanyaan terbuka
pertimbangan akan berdampak kerugian disajikan dengan tujuan mendapatkan
yang besar, misalnya pengaplikasian yang jawaban dari responden dengan
lama, biaya yang membengkak yang akan sejujurnya tanpa adanya intervensi dari
berpengaruh pada proses konstruksi peneliti. Pertanyaan yang diajukan kepada
bangunan. responden antara lain:

Penelitian ini membahas mengenai 1. Apabila anda membangun rumah,


pemilihan material untuk atap rumah. Atap jenis material atap apakah yang
merupakan komponen yang berinteraksi akan anda pakai?
secara langsung dengan matahari. Atap 2. Mengapa anda memakai material
menerima sejumlah besar panas matahari tersebut sebagai atap?
dan mengakibatkan konsumsi energi yang
berlebihan ketika tidak direncanakan Kuesioner online mulai disebarkan
melalui pemilihan material yang tepat pada 27 Agustus 2017 dan berakhir pada
(Jones, 2010). 31 Agustus 2017. Penyebaran kuesioner
online dilakukan di beberapa kota yaitu,
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Bandung, Bekasi, Depok, Kebumen,
mengetahui alasan yang melatar- Jakarta, Purworejo, Surabaya, Surakarta,
belakangi pemilihan material menurut jenis Wuhan, dan Yogyakarta. Didapatkan total
material yang digunakan pada atap responden sebanyak 218 orang dengan
rumah. Diharapkan hasil dari penelitian ini 122 orang (58%) berjenis kelamin laki-laki
dapat memberikan manfaat kepada dan 96 orang (42%) berjenis kelamin
masyarakat luas dalam perempuan. Responden berasal dari
mempertimbangkan material yang akan berbagai kelompok usia dengan rincian
digunakan sebagai atap rumah. usia 17-40 sebanyak 150 orang (69%),
usia 41-50 sebanyak 33 orang (15%) dan
usia >50 sebanyak 35 orang (16%).

Metode Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode Analisis data dilakukan secara


penelitian kualitatif yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Analisis data
eksploratif (Creswell, 2008; Groat & Wang, kualitatif menggunakan metode analisis
2002). Penelitian kualitatif eksploratif isi, sedangkan analisis data kuantitatif
bertujuan mendapatkan data mengenai menggunakan analisis distribusi dan
jenis atap dan alasan yang melatar- analisis korespondensi. Metode analisis isi
belakanginya. dalam penelitian ini menggunakan
langkah-langkah open coding, axial
coding, dan selective coding (Strauss &
Corbin, 1990).
TERAKREDITASI : 36/E/KPT/2019 Tesa Arsitektur Volume 18| Nomor 1 | 2020
ISSN cetak 1410-6094 | ISSN online 2460-6367
3

Pertama, responden diminta untuk Di daerah tropis seperti Indonesia,


memilih beberapa jenis material tersedia, atap merupakan elemen rumah yang
antara lain genteng tanah liat, genteng memiliki urgensi yang tinggi dan mendapat
kayu alami (kayu/ulin/bambu), genteng prioritas yang lebih dalam bentuk maupun
keramik, beton, metal, seng/asbes, material penyusunnya. Maka, kualitas atap
maupun material yang lain. Kemudian yang digunakan harus baik. Kualitas atap
dilakukan analisis distribusi untuk yang baik dapat dicapai dari kualifikasi
mengetahui pilihan material yang dominan jenis material yang digunakan, desain
atau paling banyak dipilih. material, teknik pengerjaannya dan
penerapannya.
Selanjutnya, dilakukan analisis isi dari
pertanyaan terbuka untuk mengetahui Preferensi penggunaan material pada
alasan dari responden memilih material atap rumah berbeda-beda, hal ini
tersebut. Alasan tersebut yang akan dipengaruhi dari lokasi tempat tinggal,
dijadikan kriteria maupun preferensi fenomena iklim setempat, budaya
material yang ideal menurut responden. bermukim, pengetahuan, dan ambang
Analisis isi dilakukan dengan urutan open kenyamanan dari penghuninya. Sebagai
coding, axial coding dan selective coding. contoh, pada masyarakat yang tinggal di
Open coding dilakukan dengan daerah yang berangin besar akan
mengidentifikasi kata kunci dari alasan cenderung menggunakan material atap
yang diungkapkan responden. Tahapan yang berasal dari kayu ulin atau sirap
axial coding dilakukan dengan karena genteng atau material lain akan
mengkategorikan kata-kata kunci yang sering terjadi pergeseran posisi dan
didapatkan dari tahap open coding. membutuhkan perawatan lebih. Menurut
Tahapan yang terakhir adalah tahapan Frick (1999) terdapat beberapa kriteria
selective coding, merupakan proses yang harus dipertimbangkan dalam
menyusun hipotesis berdasarkan analisis memilih material bangunan, antara lain:
korespondensi, yang mengungkapkan
hubungan antara kategori material dengan a. Material memberikan pengaruh
preferensi material untuk atap rumah. positif terhadap kesehatan dan
kenyamanan penghuni.
b. Material mendukung konsep hemat
energi.
Kajian Teori c. Material bersifat ramah lingkungan.
d. Bahan material dapat digunakan
Atap merupakan komponen pelindung kembali, maupun diolah kembali.
yang berada paling atas dalam sebuah e. Sumber bahan bangunan dari
rumah. Atap memiliki peran pelindung daerah setempat dan pengolahan
secara fisik dan psikologi. Peran atap secara in-situ.
dalam perlindungan fisik adalah
melindungi dari perubahan cuaca,
pergerakan angin, atau apapun yang
membahayakan keselamatan Hasil dan Pembahasan
penghuninya (Marshall & Worthing, 2006).
Peran atap dalam melindungi secara Tahapan analisis isi dilakukan dengan
psikologi adalah atap berperan open coding atau tahapan untuk
menciptakan kesan nyaman pada mengidentifikasi kata kunci yang diperoleh
penghuni ketika di rumah. Selain bersifat dari data teks melalui kuesioner yang
sebagai pelindung, atap juga berperan diberikan. Pada tahapan awal diberikan
penting dalam membentuk estetika pertanyaan yang bersifat tertutup kepada
arsitektur sebuah rumah (Akmal, 2009) responden mengenai material manakah
dan memberikan insulasi kenyamanan yang akan digunakan sebagai bahan
termal yang baik (Marshall & Worthing, untuk atap rumah responden. Contoh
2006). jawaban jenis material yang dipilih
responden dapat dilihat pada kutipan
berikut.
TERAKREDITASI : 36/E/KPT/2019 Tesa Arsitektur Volume 18| Nomor 1 | 2020
ISSN cetak 1410-6094 | ISSN online 2460-6367
4

“Genteng tanah liat, Genteng Keramik, Tabel 1. Contoh axial coding alasan
PVC/ Galvallum/ Fiber.” (Swasta) memilih material. (Sumber: Analisis
pribadi, 2017)
“Genteng kayu ulin/sirap/bambu.”
(PNS)
No Kata kunci Kategori
Contoh open coding dari jabawan
responden mengenai alasan memilih Keterjangkauan
1 Murah
material dapat dilihat pada kuitipan harga
berikut.
Ramah Ramah
2
“Harganya yang relatif terjangkau, lingkungan lingkungan
mudah dicari, tersedia beragam bentuk
dan model, kuat (tetap aman meski Mereduksi
diinjak), tahan lama (meski cuaca panas
Indonesia yang cepat sekali berubah-
ubah seperti panas, dingin dan hujan), Merespons
aman terhadap serangan serangga, iklim
Kenyamanan
mudah pemasangannya dan harus 3 Meredam
dilapisi cat agar tidak berjamur.”
kebisingan
(Mahasiswa)

“Cocok untuk iklim tropis di Indonesia Kontekstual


serta material tersebut yang paling arsitektur
banyak digunakan pada bangunan lokal
rumah di Indonesia.” (Arsitek)

Berdasarkan paparan di atas, Jenis material dan Alasan Pemilihannya


diperoleh beberapa kata kunci dari alasan
memilih material atap rumah yaitu Melalui pengkategorian kata kunci,
“murah”, “mudah didapat”, “desain diperoleh 9 kategori yang mewakili
beragam”, “awet”, “merespon iklim”, dan jawaban responden sebagai data
“umum digunakan”. pengolahan analisis distribusi. Analisis
frekuensi dilakukan dengan analisis
Setelah melalui tahapan open coding, distribusi, di mana data teks dari
selanjutnya dilakukan pengelompokan responden yang terakumulasi akan
kata kunci (axial coding). Pengelompokan menunjukkan jawaban yag paling dominan
kata kunci dilakukan melalui diskusi dan yang tidak dominan. Hasil analisis
kelompok untuk menghindari hasil yang distribusi pilihan jenis material atap dan
terlalu subjektif atau bias. Ditemukan total alasan responden memilihnya dapat dilihat
9 kategori untuk alasan pemilihan pada Diagram 1 dan Diagram 2.
material atap rumah. Berikut dipaparkan
mengenai contoh axial coding pemilihan
material untuk atap rumah dari responden.

TERAKREDITASI : 36/E/KPT/2019 Tesa Arsitektur Volume 18| Nomor 1 | 2020


ISSN cetak 1410-6094 | ISSN online 2460-6367
5

Seng/Asbes tropis, meredam kebisingan yang berasal


PVC/Galvallum/fiber
dari lingkungan misalnya jalan raya
ataupun polusi udara yang lain, dan
Metal
kontekstual terhadap arsitektur lokal.
Genteng tanah liat
Genteng keramik Selanjutnya, alasan pendukung
Genteng kayu alami pemilihan material terdiri dari alasan
mudah didapatnya material tersebut di
Beton
lingkungan sekitar responden, mudah
Aspal/onduline diaplikasikannya material tersebut dalam
8 proses pembangunan, pemeliharaan atau
20 perawatan material yang minimal, praktis
11 dan fleksibel dalam penerapan. Alasan
keterbiasaan penggunaan material,
148
banyaknya penggunaan material di
28 lingungan sekitar responden, serta ramah
24 lingkungan merupakan alasan yang paling
23 kecil diutarakan. Data tersebut
3 menunjukkan bahwa kenyamanan
merupakan alasan utama yang memiliki
Diagram 1. Analisis distribusi jenis tingkat urgensi paling tinggi dalam
material atap rumah tropis. (Sumber: pertimbangan setiap unsur rumah sebagai
Analisis pribadi, 2017) kebutuhan primer bagi manusia.

Hasil ini menunjukkan bahwa genteng Korespondensi Jenis Material dan


tanah liat menjadi pilihan utama Alasan Pemilihannya
responden dalam penggunaan material
penyusun atap di lingkungan tropis dan Analisis selanjutnya dalam penelitian
yang paling sedikit dipilih adalah genteng ini adalah selective coding yang dilakukan
aspal/onduline. Hasil analisis distribusi melalui analisis korespondensi. Analisis
untuk alasan dalam memilih material korespondensi memiliki tujuan untuk
tersebut dapat dilihat pada Diagram 3. mengetahui hubungan antara jenis
material atap yang dipilih dengan alasan
Ringan 20 pemilihan material tersebut. Analisis
Ramah lingkungan 10 korespondensi dilakukan dengan
menggunakan ward hierarchial clustering,
Keterjangkauan harga 41
yang hasilnya dapat dilihat pada Gambar
Keterbiasaan 9 1. Ditemukan nilai signifikansi sebesar p=
Kenyamanan 175 <.0001 yang menunjukkan alasan
Kemudahan 66 pemilihan material dan jenis material atap
Kekuatan 28 memiliki hubungan yang sangat kuat
Keindahan 37 (sangat signifikan berhubungan).
Keawetan 39

Diagram 2. Analisis distribusi alasan


memilih material. (Sumber: Analisis
pribadi, 2017)

Hasil analisis distribusi alasan memilih


material menyatakan bahwa kenyamanan
merupakan alasan dominan utama bagi
responden. Menurut responden, alasan
tersebut dilatar-belakangi oleh beberapa
faktor, antara lain mereduksi panas
matahari ketika siang hari, merespon iklim

TERAKREDITASI : 36/E/KPT/2019 Tesa Arsitektur Volume 18| Nomor 1 | 2020


ISSN cetak 1410-6094 | ISSN online 2460-6367
6

Aspal / Onduline (3) Kelompok material kerajinan lokal/konvensional


Ringan (20)
Metal (11)
PVC/ Galvallum/ Fiber (20) Kenyamanan
Beton (23) Genteng
I
Keawetan (39) tanah liat
Kekuatan (28) Keterjangkauan harga
Genteng kayu alami (24)
Keindahan (37)
Ramah lingkungan (10)
Genteng keramik (28) Genteng
keramik Keindahan
Genteng tanah liat (148)
Kenyamanan (175) II
Keterjangkauan Harga (41)
Genteng Ramah lingkungan
Seng/asbes (8) kayu alami
Kemudahan (66)
Keterbiasaan (9)

Kekuatan Beton Keawetan III

Kelompok material hasil industri

Kemudahan

Seng/Asbes IV

Keterbiasaan

Metal PVC/Galvallum/Fiber

Aspal/onduline Ringan

Diagram 3. Dendrogram hasil analisis Gambar 1. Pola kedekatan antara


korespondensi antara alasan memilih alasan memilih material dengan
material dan jenis material yang dipilih. material yang dipilih. (Sumber: Analisis
(Sumber: Analisis pribadi, 2017) pribadi, 2017)
Model hipotesis yang menunjukkan Kelompok Material I
pengelompokan material dan karakteristik/
kualitas material hasil analisis Genteng tanah liat dipilih oleh
korespondensi digambarkan pada diagram responden karena kenyamanan dan
di bawah (Gambar 1). keterjangkauan harga. Kenyamanan

TERAKREDITASI : 36/E/KPT/2019 Tesa Arsitektur Volume 18| Nomor 1 | 2020


ISSN cetak 1410-6094 | ISSN online 2460-6367
7

dipengaruhi oleh alasan kemampuan macam, seperti diampelas, dihaluskan,


material yang dinilai mereduksi panas, diwax, difurnish, diberikan warna maupun
merespons iklim setempat, meredam cat. Teknik finishing dari kayu alami
kebisingan yang berasal dari lingkungan, adalah fleksibel, sesuai dengan olah rasa,
dan kontekstual terhadap arsitektur lokal. desain, dan aplikasi dari penggunanya.
Pernyataan tersebut mendukung
Hal tersebut sejalan dengan kecenderungan responden yang
Pernyataan Ferrari (2014) bahwa genteng menyebutkan bahwa material kayu alami
tanah liat merupakan material atap yang memiliki desain yang beragam.
telah digunakan secara luas karena
kemampuan mekanisnya sebagai material Selanjutnya, mengenai
yang baik. Genteng tanah liat sebagai kecenderungan responden memilih
pelindung bangunan melindungi paparan genteng keramik sebagai atap karena
sinar matahari, polutan, asap, dengan keindahan juga sejalan dengan teori yang
memantulkan kembali ke lingkungan luar dikemukakan oleh Mehta et al. (2013)
melalui permukaannya sehingga bahwa genteng keramik merupakan
mengkondisikan kenyamanan pada material yang indah, karena banyaknya
penghuni. variasi warna dan desain yang dipasarkan.
Mehta et al. (2013) juga menyebutkan
Mengenai kecenderungan responden bahwa keindahan yang dimiliki genteng
terhadap keterjangkauan harga, tidak keramik juga didukung oleh durabilitasnya
sejalan dengan pernyataan Marshall & yang menyamai genteng batu, yang
Worthing (2006) yang menyatakan bahwa banyak diterapkan di Eropa dan Amerika.
genteng tanah liat yang dibuat oleh
industri pabrikasi lokal termasuk material Kelompok Material III
penutup atap yang mahal. Hal tersebut
dinilai dari proses pengerjaan dan bahan Beton dipilih oleh responden karena
bakunya. Meskipun dari sejarah kekuatan dan keawetan dari material
pemakaiannya material tersebut telah tersebut dalam menerima beban,
digunakan secara luas di belahan dunia ketahanan waktu dari material tersebut
sejak abad ke-19. diterapkan dan ketahanan terhadap
pergantian cuaca. Atap beton yang
Kelompok Material II dimaksud dalam penelitian ini adalah
berupa atap datar yang terbuat dari beton
Genteng kayu alami maupun atap beton unit (masonry
(ulin/sirap/bambu) dan genteng keramik materials).
dilipih responden karena keindahan dan
ramah lingkungan. faktor dari keindahan Kecenderungan konsumen tersebut
adalah material tersebut dinilai estetis, sejalan dengan teori yang dikemukakan
memunculkan ekspresi material alam, dan oleh Allen & Iano (2009) bahwa beton
memiliki desain yang beragam. merupakan material yang memiliki
Kecenderungan responden tersebut durabilitas tinggi, yang dapat digunakan
sejalan dengan teori yang dikemukakan sebagai material konstruksi bangunan,
oleh Farrelly (2006) bahwa material kayu termasuk atap, yang bersifat tahan lama
alami merupakan material yang indah, dan dapat disesuaikan berbagai
mengekspresikan kesan natural, dan kebutuhan. Prianto & Dwiyanto (2013)
termasuk dalam material berkelanjutan. juga menyebutkan mengenai nilai
Bahan baku dari kayu alami dapat durabilitas beton bahwa penggunaannya
dikembangbiakkan kembali dan dapat bertahan 30 hingga 40 tahun.
penerapannya tidak menyebabkan
sampah ke lingkungan sehingga dinilai Kelompok Material IV
juga sebagai material ramah lingkungan.
Aspal/onduline, metal, dan
Farrelly (2006) juga menyebutkan PVC/Galvallum/ fiber dipilih responden
bahwa material kayu alami dapat karena ringan sehingga berdampak
diberlakukan finishing yang beraneka struktur konstruksi yang diterapkan praktis,
TERAKREDITASI : 36/E/KPT/2019 Tesa Arsitektur Volume 18| Nomor 1 | 2020
ISSN cetak 1410-6094 | ISSN online 2460-6367
8

cepat dikerjakan, dan mudah dalam yang dimaksud adalah material tersebut
pengangkutan menuju lokasi proyek. umum digunakan di lingkungan sekitar
Kecenderungan responden dalam memilih responden.
jenis atap tersebut berdasar berat material
yang ringan sejalan dengan beberapa Kecenderungan responden mengenai
teori berikut. kemudahan sejalan dengan pernyataan
yang dikemukakan oleh Setijanti et al.
Kecenderungan responden yang (2012) bahwa atap seng mudah dari segi
memilih atap aspal karena ringan adalah teknis pengaplikasian, efisien dari segi
sejalan dengan teori Mehta et al. (2013) waktu pelaksanaan, terjangkau dari segi
yang menyebutkan bahwa kelebihan atap harga dan mengalirkan air hujan dengan
aspal adalah bobotnya yang ringan, baik. Mengenai keterbiasaan, Setijanti et
sehingga berdampak memperkecil usaha al. (2012) menyebutkan bahwa material
pengangkutan dan pengaplikasian, yang telah dikenal oleh masyarakat hingga
mereduksi beban transportasi dan biaya terjadi penerapan yang luas memunculkan
dari komponen atap secara keseluruhan. persepsi bahwa material tersebut bagian
Selain itu, atap aspal merupakan jenis dari budaya hasil kesepakatan komunitas,
atap yang terjangkau dari segi harga dan sehingga umum digunakan.
tahan lama dari segi pengaplikasiannya.
Aspal merupakan material yang murah,
cepat dalam pemasangan, tahan terhadap
api, dan memiliki daya tahan hingga 15 Penutup
sampai 25 tahun (Allen & Iano, 2009). Kesimpulan dan Saran
Kecenderungan responden Setelah melakukan seluruh tahapan
menyebutkan alasan ringan pada metal analisis, ditemukan bahwa preferensi
sejalan dengan teori Allen & Iano (2009) material atap bagi rumah tropis adalah
bahwa atap metal merupakan atap yang genteng tanah liat dengan alasan
mudah dan praktis untuk diaplikasikkan kenyamanan. Juga ditemukan bahwa
karena beratnya yang ringan dan material aspal/onduline memang kurang
sambungannya yang sederhana. Atap diminati oleh masyarakat Indonesia. Hal
metal juga memiliki kelebihan perawatan ini dikarenakan material tersebut memang
yang minimal serta dapat diolah kembali kurang dikenal oleh sebagian masyarakat,
setelah bangunan di hancurkan. Atap terlebih masyarakat juga mengutamakan
metal yang dijual dipasaran dapat segi lokalitas dari material yang
berbentuk lembaran ataupun panel yang diaplikasikan.
siap dipasang. Begitu juga pada material
PVC/Galvallum/Fiber, teori Allen & Iano Disimpulkan bahwa material yang
(2009) menyebutkan bahwa matereial berasal proses industri kerajinan
tersebut ringan dan mudah diaplikasikan. masyarakat lokal serta bahan dasar dari
Oleh karena itu, kecenderungan alam dinilai responden lebih
responden adalah tepat. mengakomodasi kebutuhan hunian
masyarakat tropis Indonesia seperti,
Kelompok Material V meningkatkan kenyamanan, estetika,
Seng/asbes dipilih karena ketahanan terhadap cuaca dan waktu,
keterbiasaan dan kemudahan dalam ramah lingkungan, dan terjangkau.
pengaplikasian. Alasan dari kemudahan Material yang berasal dari proses industri
yang dikemukakan responden adalah pabrikasi dinilai masyarakat
penerapan material tersebut mudah, mengakomodasi terhadap kemudahan
praktis dan fleksibel. Responden juga proses konstruksi, seperti ringan,
menilai bahwa kemudahan juga termasuk kemudahan dalam pengaplikasian, dan
alasan material tersebut mudah penekanan biaya konstruksi.
didapatkan, serta pada masa pengunaan, Kekurangan penelitian ini adalah
material tersebut tidak banyak distribusi responden kurang menyeluruh di
membutuhkan perawatan. Keterbiasaan
TERAKREDITASI : 36/E/KPT/2019 Tesa Arsitektur Volume 18| Nomor 1 | 2020
ISSN cetak 1410-6094 | ISSN online 2460-6367
9

berbagai kota di Indonesia. Namun, hasil Ferrari, Chiara, et.al. (2014). Effect of aging
penelitian sudah cukup valid karena processes on solar reflectivity of clay
memiliki tingkat signifikan diatas 95%, roof tiles. France: Journal Advances in
atau tingkat kesalahan kurang dari 5%. Building Energy research Vol. 8.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat http://www.tandfonline.com/doi/abs/10.
digunakan sebagai kriteria maupun acuan 1080/17512549.2014.890535
yang digunakan oleh perancang,
pengembang, maupun penyedia material Frick, H. & Ch. Koesmartadi. (1999). Ilmu
untuk mengakomodasi kebutuhan mupun Bahan Bangunan Eksploitasi,
keinginan penghuni dalam mewujudkan Pembuatan, Penggunaan dan
rumah dengan atap yang sesuai untuk Pembuangan. Semarang: Kanisius.
lingkungan tropis.
Groat, L. & Wang, D. (2002). Architectural
Research Methods. New York: John
Wiley & Sons. Inc.
Daftar Pustaka
Harries, Kent & Bhavna Sharma. (2016).
Akmal, I. (2009). Seri Rumah Ide Edisi Nonconventional and Vernacular
7/IV: Atap dan Kanopi. Jakarta: Construction Materials. Cambridge,
Gramedia Pustaka Utama. MA: Woodhead Publishing.

Allen, Edward & Iano, Joseph. (2009). Fith Kumar, R. (2011). Research Methodology.
Edition Fundamentals of Building London: Sage Publications Ltd.
Construction Material and Methods.
New Jersey: John Wiley & Sons. Marshall, D & Worthing, D. (2006). The
Construction of Houses. Glasgow: Bell
Allott, D. (1987). Housing materials and & Bain Ltd.
construction. BSAP Occasional
Publication, 11, 59-62. Mehta, M; Scarborough, W; & Armpriest, D.
(2013). Building Construction
Beck, R. A. J. (2007). The Durable House: Principles, Materials, and Systems
House Society Models in Archaeology. Second Edition. Boston: Pearson.
Illinois: Center for Archaeological
Investigations, Southern Illinois Prianto, E. & Dwiyono, A. (2013). Profil
University. Penutup Atap Genteng Beton dalam
Efisiensi Konsumsi Energi Listrik pada
doi:10.1017/CBO9781107415324.004 Skala Rumah Tinggal. Semarang:
Modul Universitas Diponegoro Vol. 13
Broto, Carles. (1997). Architectural Design No.1 Januari-Juni 2013.
Houses. Gravina: Instituto Monsa de
Ediciones. Setijanti, et al. (2012). Eksistensi Rumah
Tradisional Padang dalam
Creswell, J.W. (2008). Research Design: Menghadapu Perubahan Iklim dan
Qualitative, Quantitative, and Mixed Tantangan Jaman. Simposium
Methods Approaches. California: Sage Nasional RAPI XI Fakultas Teknik
Publications, Inc. UMS. ISSN: 1412-9612.
Duggal, S.K. (2008). Building Materials.
New Delhi: New Age International (P)
Limited, Publishers.

Farrelly, Lorraine. (2006). Basic


Architecture Construction and
Materiality. Switzerland: AVA
Publishing SA.

TERAKREDITASI : 36/E/KPT/2019 Tesa Arsitektur Volume 18| Nomor 1 | 2020


ISSN cetak 1410-6094 | ISSN online 2460-6367

Anda mungkin juga menyukai