0
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, ITN Malang
ABSTRAK
Sebagai upaya memaknai arsitektur hijau, beberapa arsitek umumnya dapat mengaplikasikan satu dari
enam sistem yang ada, yaitu: sistem ruang luar, sistem ruang dalam, sistem spasial, sistem model, sistem
bentuk dan sistem struktur. Kajian ini membahas arsitektur hijau pada ruang luar dalam lingkup bangunan
hunian. Pada sistem ruang luar para arsitek cenderung memasukkan unsur vegetasi pada objek hasil
desainnya. Bangunan hunian dengan tema arsitektur hijau harus mampu beradaptasi dan mampu
memberikan solusi terhadap permasalahan iklim di lingkungannya. Kajian arsitektur hijau pada sistem ruang
dalam, sistem spasial, sistem model, sistem bentuk dan sistem struktur sudah banyak dibahas. Namun
kajian khusus untuk metode dan konsep arsitektur hijau pada bangunan hunian khususnya pada ruang luar
masih sangat terbatas. Rumusan kajian ini adalah untuk mengetahui objek amatan apa yang membentuk
metode dan konsep arsitektur arsitektur hijau pada bangunan hunian khususnya pada ruang luar. Tujuan
penelitian ini adalah membentuk diagram objek amatan yang membentuk metode dan konsep arsitektur
hijau pada bangunan hunian khususnya pada ruang luar. Kajian ini berusaha mengisi celah penelitian yaitu
mengkaji objek yang membentuk metode dan konsep arsitektur hijau pada ruang luar, terutama pada: tapak,
atap dan secara vertikal. Rancangan penelitian bersifat kualitatif, sedangkan strategi penelitian berjenis
deskriptif / naratif. Metode pengumpulan data didapatkan dari studi literatur tentang arsitektur hijau. Metode
analisis yang dipakai adalah analisis induktif. Temuan pada kajian ini berupa diagram objek amatan dari
metode dan konsep arsitektur hijau pada bangunan hunian khususnya pada ruang luar. Ditemukan 12
(duabelas) indikator, 3 (tiga) objek amatan dan 8 (delapan) konsep arsitektur hijau pada lingkup hunian,
khususnya pada ruang luar. Berdasarkan indikator, objem amatan dan konsep yang ada, ditentukan metode
desainnya merujuk pada tipe rasional.
Kata kunci: arsitektur hijau, ruang luar, 8 konsep desain, metode desain tipe rasional
1
Seminar Nasional Infrastruktur Berkelanjutan 2019 Era Revolusi Industri 4.0
Teknik Sipil dan Perencanaan
Amatan
Objek
Metode pengumpulan data berjenis kualitatif
Indikator Konsep
dan bersifat eksporatif (Creswell, 2012). Berbeda
dengan jenis kuantitatif yang bersifat eksplanatif.
Karena penelitian bersifat kualitatif, maka metode
Aquaponic (Cahyawati,
pengumpulan data didapat dari sumber primer
2019; Maharani & Sari, Pengolahan air
yaitu: wawancara mendalam dan observasi 2016).
lapangan. Wawancara mendalam adalah
wawancara inilah di-dapati pernyataan bahwa Grassblock (Suparwoko & Pereduksi panas;
Motode analisis bersifat induktif diilustrasikan Pagar Hijau / Green Barrier Pereduksi panas;
sebagai: (a) usaha peneliti dalam mengolah (Werdiningsih, 2007). pereduksi polusi
secara berulang-ulang; (b) membangun Taman Tengah / Courtyard Pereduksi panas;
serangkaian konsep yang utuh; (c) mencari (Ariestadi et al., 2014 ). pereduksi polusi
indikator dan objek amatan; (d) membangun
tema-tema dan kategori hingga; (e) membentuk Aquaponic
konsep pada bagian akhir (Creswell, 2016). Aquaponik adalah salah satu elemen
pembentuk arsitektur hijau pada tapak.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Aquaponik merupakan: (1) perpaduan sistem
Arsitektur Hijau pada Ruang Luar
bercocok tanam secara hidroponik dan budi daya
Arsitektur hijau adalah karya arsitektur yang: ikan (Wiguna dalam Maharani & Sari, 2016) dan
memberikan solusi terhadap permasalahan iklim (2) pemanfaatan kembali air bekas pada kolam
di lingkungannya dan harus didekati oleh bidang ikan untuk menyiram tumbuhan (Cahyawati,
sains bangunan (Karyono, 2000); menghemat 2019).
energi, mereduksi emisi, konservasi, Aquaponic merupakan perpaduan sistem
meningkatkan produksi, meminimalisasi bercocok tanam secara hidroponik dan budi daya
pengeluaran dan meningkatkan nilai tambah ikan yaitu memanfaatkan kembali air bekas pada
bangunan (Design Media Publisihings Limited, kolam ikan untuk menyiram tumbuhan, sehingga
2010); berkelanjutan, ramah lingkungan, tanggap kebun aquaponik diletakkan pada area yang
iklim, sadar energI dan cerdas budaya (Nugroho, dekat dengan kolam ikan dan kontur yang lebih
2019). rendah dari kolam ikan (Cahyawati, 2019). Dalam
2
Seminar Nasional Infrastruktur Berkelanjutan Era Revolusi Industri 4.0
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, ITN Malang
aquaponic, air kolam ikan yang sebenarnya meresapkan air hujan ke dalam tanah (water
merupakan limbah akan dialirkan secara terus- absorbing).
menerus sebagai nutrisi bagi tanaman yang
ditanam dalam media tertentu, seperti batu, Biopori
genting, dan arang sehingga berbagai kandungan Biopori adalah salah satu elemen pembentuk
nutrisi dalam air kolam akan diserap dan arsitektur hijau pada tapak. Biopori berfungsi: (1)
dimanfaatkan tumbuhan sebagai bahan meningkatkan daya resapan air, kedua untuk
metabolisme selsel tumbuhan tersebut (Wiguna mengubah sampah organik menjadi kompos dan
dalam Maharani & Sari, 2016). (2) mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan
Konsep yang ditawarkan Aquaponik ini metan).
adalah memanfaatkan kembali (recycle). Konsep Jenis air hujan jatuh ke tanah akan diserap
recycle ini sejalan dengan tujuan arsitektur hijau langsung ke tanah melalui biopori di dalam area
yaitu: meningkatkan produksi, meminimalisasi hijau yang tidak mengalami perkerasan. Sumur
pengeluaran dan meningkatkan nilai tambah resapan dan biopori memiliki peran penting dalam
bangunan (Design Media Publisihings Limited, menjaga kualitas air tanah di dalam tapak.
2010).; berkelanjutan, ramah lingkungan, tanggap Green Architecture yang baik, menekan
iklim, sadar energI dan cerdas budaya (Nugroho, pemborosan energi, pemborosan air
2019). memanfaatkan penggunaan air hujan,
pemanfaatan air daur ulang, dengan upaya
memberikan area serapan yang cukup bagi air
hujan, bangunan yang dirancang dengan baik
biasanya menyediakan lubang-lubang
kompos/biopori agar tanah di sekelilingnya tidak
rusak, sehingga dapat mengurangi jumlah air
yang terbuang percuma. Salah satu manfaat dari
biopori adalah untuk mengatasi banjir dengan
cara: Pertama untuk meningkatkan daya resapan
air, kedua untuk mengubah sampah organik
menjadi kompos dan mengurangi emisi gas
rumah kaca (CO2 dan metan) (Rachmayanti &
Roesli, 2014).
Sistem aquaponic
Sumber: http://www.projectfeed1010.com/what-is-
aquaponics/ (diakses November 2019)
Grassblock
Grassblock adalah salah satu elemen
pembentuk arsitektur hijau pada tapak.
Grassblock merupakan: (1) bagian dari hardscape
yang berfungsi perkerasan dan sirkulasi (Prasetyo
et.al., 2019; (2) namun dapat meneruskan air ke
dalam tanah (Suparwoko & Dewi, 2015).
Grassblock termasuk bagian dari hardscape
yaitu berupa perkerasan dan berfungsi sebagai Sistem Biopori
sirkulasi. Grassblock dapat diaplikasikan di area Sumber: http://sda.pu.go.id/bwssulawesi2/cara-membuat-
biopori/ (diakses November 2019)
taman, dan kolam.
Konsep yang ditawarkan biopori berupa
peningkatan kualitas air tanah yaitu dengan
meresapkan air hujan ke dalam tanah (water
absorbing).
3
Seminar Nasional Infrastruktur Berkelanjutan 2019 Era Revolusi Industri 4.0
Teknik Sipil dan Perencanaan
Rain harvesting yaitu kegiatan pengumpulan, mengurangi masalah kualitas air (Prasetyo et.al.,
penyimpanan dan pendistribusian air hujan untuk 2019; Samudro, 2016)
penggunaan dalam dan luar rumah. sebagai Menurut Bannerman (2003) Rain Garden
upaya konservasi air yang palingsederhana, adalah area lanskap fungsional yang dibangun
efektif dan mudah untuk direncanakan. untuk menangkap air hujan sehingga air akan
Konservasi air di skala bangunan dilakukan meresap ke dalam tanah agar tidak menjadi
dengan mempertimbangkan standar kebutuhan limpasan permukaan. Rain Garden ini tidak hanya
air, penggunaan fitur air, penggunaan sistem daur mempercantik area, hal ini juga akan membawa
ulang air limbah (grey water) dan manfaat yang lebih besar untuk lingkungan.
pemanfaatan rain water harvesting system atau Dalam sebuah lanskap, tanah yang dipadatkan
sistem pemanenan air hujan. Prinsip daur ulang untuk keperluan pembuatan jalan aspal, area
ini diharapkan dapat mengurangi volume air kotor parkir, atau area lainnya akan mengakibatkan
yang berasal dari septic tank untuk bisa limpasan permukaan. Air yang mengalir di atas
digunakan kembali (re-use), sehingga bangunan permukaan perkerasan ini tidak masuk ke dalam
tidak mengganggu kualitas lingkungan sekitarnya. tanah tetapi menggenang dan menguap terkena
Konservasi air pada skala tapak dilakukan dengan matahari, akibatnya vegetasi yang terdekat
menjaga keseimbangan jumlah air tanah dengan mungkin menderita kekeringan atau bahkan
cara memperluas area penyerapan air, kematian pada saat musim kemarau. Rain
penggunaan tipe perkerasan memudahkan Garden ini akan menciptakan kembali siklus air
penyerapan air ke dalam tanah (pervious alami dan mengurangi masalah kualitas air yang
surfaces), pembuatan lubang biopori dan efisiensi berbentuk seperti sebuah cekungan yang
penggunaan air dari lanskap untuk penyiraman dangkal, pada permukaannya memungkinkan air
tanaman. Metode konservasi air dengan masuk perlahan-lahan ke dalam tanah.
pemanfaatan rain water harvesting system ini
merupakan metode paling tradisional dan
berkelanjutan, karena mudah digunakan untuk
tujuan konservasi (Rahman dalam Utami et. al.,
2019). Pada sistem ini air hujan ditampung, lalu
diolah menjadi air bersih melalui tahap filtrasi.
Pengolahan dilakukan karena air hujan yang
ditampung oleh permukaan penangkap sama
sekali tidak layak minum.
4
Seminar Nasional Infrastruktur Berkelanjutan Era Revolusi Industri 4.0
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, ITN Malang
Amatan
Objek
Objek Amatan Konsep
Taman Tengah / Courtyard
Courtyard (taman tengah) adalah salah satu
elemen pembentuk arsitektur hijau pada tapak.
Courtyard dapat didefinisikan sebagai: (1) Atap hijau / green roof Pereduksi panas;
Atap
peneduhan dan tempat menanam tanaman yang Kanopi hijau 66 Pereduksi panas;
mengandung unsur filosofi budaya (Nugroho, (Lukmanniah, 2011) pereduksi polusi
2018); (3) menciptakan ruang untuk kegiatan Panel Surya /
sosial-komunal (Ariestadi et al., 2014 ). Photovoltaic Mengasilkan energi
(Sudarwani, 2008)
5
Seminar Nasional Infrastruktur Berkelanjutan 2019 Era Revolusi Industri 4.0
Teknik Sipil dan Perencanaan
Roof garden
Sumber: (Nurkamdani, 2010)
6
Seminar Nasional Infrastruktur Berkelanjutan Era Revolusi Industri 4.0
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, ITN Malang
Arsitektur Hijau
menanam-bawang-sistem-verticulture/
secara vertikal
2017, Nugroho, 2018) living secondary skin (diakses November, 2019)
Verticulture
7
Seminar Nasional Infrastruktur Berkelanjutan 2019 Era Revolusi Industri 4.0
Teknik Sipil dan Perencanaan
Pereduksi polusi
Taman Tengah / courtyard (Ariestadi
Kanopi hijau 66 Pereduksi panas; et al., 2014 ).
(Lukmanniah, 2011) pereduksi polusi
Atap hijau / green roof (Nurkamdani,
Panel Surya / Photovoltaic
Sumber energi 2010; (Nur’aini et al., 2017)
(Sudarwani, 2008)
Kanopi hijau (Lukmanniah, 2011)
Pereduksi panas; Verticulture (Hidayat, 2017, Nugroho,
Arsitektur Hijau secara
pereduksi polusi;
Verticulture (Hidayat, 2018)
pereduksi bising; living
2017, Nugroho, 2018)
secondary skin Dinding Hijau (Nugroho, 2018)
Vertikal
6. Pereduksi bising
Pereduksi panas; Pagar Hijau/Green Barrier
pereduksi polusi; (Werdiningsih, 2007).
Dinding Hijau (Nugroho,
2018)
pereduksi bising; living Atap hijau / green roof (Nurkamdani,
secondary skin
2010; (Nur’aini et al., 2017)
Kanopi hijau 66 (Lukmanniah, 2011)
Verticulture (Hidayat, 2017, Nugroho,
Konsep Desain Arsitektur Hijau 2018)
Konsep arsitektur hijau pada ruang luar
Dinding Hijau (Nugroho, 2018)
pada kajian ini berisi tentang:
7. Sumber energi
1. Pengolahan air:
/Photovoltaic (Sudarwani, 2008)
aquaponic (Cahyawati, 2019;
8. Living secondary skin
Maharani & Sari, 2016).
Pagar Hijau (Werdiningsih, 2007).
2. Meneruskan air:
Verticulture (Hidayat, 2017, Nugroho,
Biopori (Rachmayanti & Roesli, 2014)
2018)
3. Penyediaan air
Dinding Hijau (Nugroho, 2018)
Pemanenan air/ rain Harvesting
(Rahman dalam Utami et. al., 2019).
Biopori (Rachmayanti & Roesli, 2014)
Taman Hujan/ rain garden (Prasetyo
et.al., 2019; Samudro, 2016)
8
Seminar Nasional Infrastruktur Berkelanjutan Era Revolusi Industri 4.0
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, ITN Malang
9
Seminar Nasional Infrastruktur Berkelanjutan 2019 Era Revolusi Industri 4.0
Teknik Sipil dan Perencanaan
10