Penerapan Arsitektur Hijau pada Bangunan Bertingkat di Indonesia
DISUSUN OLEH : Tristansha Noor Andini (08111940000002) Muhammad Daffa Samudera (08111940000017) Marjen Winona Denisha (08211940000075) Mohammad Ramdhan (082119400000
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2019/2020 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semenjak berkembangnya arsitektur hijau secara radikal pada awal abad ke- 21, banyak arsitek yang mulai coba menerapkan konsep-konsep arsitektur hijau pada rancangan bangunannya. Selain itu, arsitek pun kini dituntut untuk dapat merancang bangunan yang dapat merespon iklim dan baik bagi lingkungannya, yang mana hal ini adalah konsep utama arsitektur hijau itu sendiri. Tapi bila ditelusuri lagi, di Indonesia sendiri masih banyak bangunan yang tidak menerapkan konsep arsitektur hijau yang ramah lingkungan. Konsep desain bangunan yang marak sekarang lebih condong ke desain modern yang berkembang pesat di dunia barat, yang mana sangat berbeda keadaan iklim dan alamnya. Sehingga menjadi tidak cocok bila diterapkan di negara Indonesia yang beriklim tropis. Bangunan yang diklaim sebagai bangunan yang “Environmental Friendly” pun masih ada yang gagal untuk memenuhi aspek-aspek arsitektur hijau. Hal ini dikarenakan rancangan desainnya yang banyak berfokus pada desain-desain yang dikatakan sebagai arsitektur hijau, sehingga bangunan yang ramah lingkungan itu sendiri sering dilupakan. Dari hal ini timbullah pertanyaan mengenai bagaimana sebenarnya konsep arsitektur hijau itu sendiri. Apakah arsitektur hijau merupakan bagian dari perilaku manusia untuk melawan kerusakan alam atau hanyalah sebuah konsep desain yang bertujuan untuk mendekatkan bangunan dengan lingkungan tanpa memerhatikan aspek keberlanjutan? 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang terurai diatas maka dapat disimpulkan rumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh arsitektur hijau terhadap lingkungan? 2. Bagaimana pengaruh arsitektur hijau terhadap Desain bangunan? 3. Bagaimana penerapan arsitektur hijau pada bangunan bertingkat? 4. Mengapa arsitektur hijau perlu diterapkan pada bangunan bertingkat? 1.3 Tujuan Penelitian Dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka penulis dapat memberitahukan tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Mengetahui pengaruh arsitektur hijau terhadap lingkungan. 2. Mengetahui pengaruh arsitektur hijau terhadap desain bangunan. 3. Mengetahui bentuk penerapan arsitektur hijau dan pengaruhnya pada bangunan bertingkat. 4. Memahami pentingnya penerapan arsitektur hijau pada bangunan bertingkat. 1.4 Manfaat Penelitian Dari metode-metode yang ada, maka ada manfaat yang dapat kita petik. Arsitektur hijau sendiri diperlukan untuk menjawab tantangan persoalan lingkungan yang semakin memburuk dan hal ini disebabkan karena pendekatan pembangunan yang terlalu berorientasi pada aspek ekonomi jangka pendek semata. Banyak manfaat yang dapat dipetik dari arsitektur hijau. Arsitektur hijau merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mewujudkan arsitektur yang ekologis atau ramah lingkungan demi mencapai keseimbangan di dalam sistem interaksi manusia dengan lingkungan minim mengonsumsi sumber daya alam serta minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, yang merupakan langkah untuk merealisasikan kehidupan manusia yang berkelanjutan. Selain itu adapula konsep green architecture ini memiliki beberapa manfaat diantaranya bangunan lebih tahan lama, hemat energi, perawatan bangunan lebih minimal, lebih nyaman ditinggali, serta lebih sehat bagi penghuni. Konsep green architecture memberi kontribusi pada masalah lingkungan khususnya pemanasan global. 1.4 Metode Penelitian A. Penelitian Kualitatif Metode penelitian yang kami lakukan adalah penelitian kualitatif. Metode ini adalah sebuah penelitian yang menggunakan analisis dan bersifat deskriptif. Menurut Saryono (2010), penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk menjelaskan kualitas dari pengaruh sosial yang tidak dapat diukur secara kuantitatif. Metode dalam penelitian kualitatif pun dibedakan menjadi beberapa metode, dan metode yang kita pilih adalah kualitatif deskriptif: studi kasus dan kualitatif analisis konsep. Pada metode penelitian kualitatif deskriptif: studi kasus, penelitian yang dilakukan berfokus pada suatu objek yang selanjutnya diidentifikasi sebagai kasus untuk selanjutnya dipelajari dan dideskripsikan pada karya tulis ilmiah. Data dari studi kasus yang dilakukan bisa diperoleh dari berbagai sumber (Nawawi, 2003: 1). Selanjutnya metode penelitian yang kami lakukan adalah analisis konsep. Yang mana analisis sendiri merupakan penyelidikan pada suatu peristiwa yang dilakukan untuk menemukan fakta (Peter Salim, 1990: 61). Sedangkan konsep adalah suatu gagasan yang relative sempurna (Woodruf, tanpa tahun). Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa metode analisis konsep adalah penelitian yang memfokuskan kepada suatu konsep yang telah ada sebelumnya untuk dipahami dan dijelaskan implementasinya di lapangan.