dan
Kriminalitas
Mata Kuliah Ekonomi Kota (DK 18-4405)
• Berpendapatan kurang dari total biaya kebutuhan minimum (atau menurut standar)
suatu KK.
• Lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas aksesnya kepada kegiatan ekonomi
sehingga tertinggal jauh dari masyarakat lain yang memiliki potensi lebih tinggi.
Skema Kemiskinan
KEMISKINAN
PENAMAAN EFEK
LINGKUNGAN
RENDAHNYA DAN BUDAYA
ANGGARAN
PUBLIK
VICIOUS CIRCLE OF POVERTY
VICIOUS CIRCLE OF POVERTY
KATEGORI KEMISKINAN
KEMISKINAN ABSOLUT
Kemiskinan yang ditentukan berdasarkan ketidakmampuan untuk mencukupi
kebutuhan pokok minimum seperti pangan, sandang, kesehatan, perumahan
dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja.
KEMISKINAN RELATIF
Pendapatan cukup di suatu wilayah, namun belum tentu cukup di wilayah lain
karena perbedaan standar.
Cirinya :
K ● Membandingkan pendapatan atau pengeluaran rumah tangga dengan
garis kemiskinan
E
A
● Ukuran kemiskinan yang banyak digunakan di negara berkembang
M
B Ilustrasi :
S
O Contoh Kasus →
K Indeks kedalaman kemiskinan (P1)
L
●
yakni rata-rata kesenjangan
I pengeluaran penduduk miskin
U dengan garis kemiskinan.
N
T
● P1 di Kulon Progo naik dari 2,72
menjadi 3,32.
A ● Jika P1 (rata-rata kesenjangan)
M
E ● Biasanya mencantumkan dua informasi, yakni informasi kuantitatif
I yang mencerminkan distribusi dan informasi distribusi itu sendiri.
L Contohnya, 60 persen dari nilai tengah pendapatan masyarakat dan
S 20 persen atau 40 persen penduduk dengan tingkat kesejahteraan
A terbawah.
T
I Ilustrasi :
I
N
F
Seseorang yang memiliki penghasilan cukup di Indonesia, bila
jumlahnya disamakan berdasarkan nilai mata uang di AS, maka ia
A bisa termasuk golongan miskin di AS.
N
PENYEBAB KEMISKINAN
Contoh :
Orang yang berada di Negara Zimbabwe mereka sulit menjadi negara maju
karena daerah mereka terkenal sangat tandus dan tidak ada SDA yang bisa dikelola
untuk kesejahteraan masyarakat.
2. Kemiskinan Struktural
Menurut Selo Soemardjan (1980) :
• Struktur sosial yang berlaku mengurung mereka untuk miskin secara turun
temurun
• Umumnya terjadi dalam masyarakat yang perbedaan kaya dan miskin sangat
tajam (disparitas), sehingga walaupun jumlah sangat banyak namun kalah dengan
minoritas (kaya)
• Selama minoritas memegang kekuasaan politik dan ekonomi, selama itu pula
kemiskinan struktural terjadi
Timbulnya ketergantungan yang kuat dari pihak si
Ciri Kemiskinan Struktural miskin terhadap kelas sosial-ekonomi di atasnya
Robert Chambers (1987) 🡪 Inti dari masalah kemiskinan sebenarnya terletak pada apa
yang disebut deprivation trap atau perangkap kemiskinan. Secara rinci, deprivation trap
terdiri dari lima unsur:
Kerentanan dan
1. Kemiskinan itu sendiri
ketidakberdayaan
2. Kelemahan fisik jadi kunci utama
4. Kerentanan
Sumber; https://tribunkaltimwiki.tribunnews.com
PENGHITUNGAN KEMISKINAN
menurut BPS
• Badan Pusat Statistik (BPS) pertama kali melakukan penghitungan jumlah dan persentase
penduduk miskin pada tahun 1984
• Sejak itu, setiap tiga tahun sekali BPS secara rutin mengeluarkan data jumlah dan
persentase penduduk miskin yang disajikan menurut daerah perkotaan dan perdesaan
• Sejak tahun 2003, BPS secara rutin mengeluarkan data jumlah dan persentase penduduk
miskin setiap tahun → data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) Panel Modul
Konsumsi setiap bulan Februari atau Maret
• BPS menggunakan konsep kebutuhan dasar (basic needs approach) yang mana kemiskinan
dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar
makanan dan bukan makanan yang diukur menurut garis kemiskinan (makanan & bukan
makanan)
INDEKS KEMISKINAN MANUSIA
(IKM) MENURUT UNDP
• Bentuk pengukuran kemiskinan yang relatif baru dan lebih luas dari sekedar mengukur dari
indikator pendapatan dan pengeluaran
Catatan : Jika minimal 9 variabel terpenuhi, maka suatu rumah tangga dapat dikatakan miskin.
Contoh Kasus Kemiskinan Bapak X di Pinggir Rel Kereta Api
Stasiun Tanah Abang
Interpretasi :
Berdasarkan uji kriteria kemiskinan menurut BPS, kondisi
rumah tangga Bapak X memenuhi 9 dari 13 variabel penentu
kemiskinan -> Keluarga Bapak X dapat dikatakan miskin.
Pengangguran
Meningkatnya Kriminalitas
Contoh:
Keberadaan sektor formal di kota, misalnya perkantoran atau
industri akan diikuti dengan maraknya berbagai sektor
informal, seperti pedagang kaki lima dan pelayanan jasa-jasa
kecil.
PKL di trotoar Sudirman Jakarta
Peta Kemiskinan Dunia
Sumber : BPS tahun 2019
Sumber : BPS tahun 2019
BISAKAH KEMISKINAN
LENYAP?
Dalam riset yang disusun Pusat Penelitian dan Data Sensus Pew, lebih dari 45,3 juta orang di AS dinyatakan
hidup miskin. Jumlah ini berdasarkan garis kemiskinan di AS, yaitu sebesar US$24 ribu (Rp319 juta) untuk
tiap keluarga dengan empat anggota. Dari jumlah tersebut, sekitar 14,7 juta di antaranya, atau sekitar 20
persen, adalah anak-anak.
Fenomena di Negara Berkembang
• Kemiskinan absolut
• Awalnya kemiskinan dikenal sebagai fenomena rural
• Meningkatnya urbanisasi mengubah fenomena menjadi perpindahan beban
kemiskinan dari rural ke kota
Kerangka Kerja
Strategi Penanggulangan
Kemiskinan
KRIMINALITAS
DEFINISI KRIMINALITAS
menurut para ahli
Sumber : http://repository.umy.ac.id
JENIS Menurut POLRI (Polisi Republik Indonesia)
KRIMINALITAS
1. Konvensional, yaitu kejahatan terhadap ketertiban umum, membahayakan
keamanan umum bagi orang/ barang, sengaja menimbulkan kebakaran/
pembakaran, sumpah palsu dan keterangan palsu, pemalsuan materai, pemalsuan
surat, perzinahan, perkosaan, cabul, pornografi, aborsi, pernikahan dibawah
umur, perjudian, penghinaan, penculikan, perbuatan tidak menyenangkan,
pembunuhan, penganiayaan berat, kekerasan terhadap orang/ barang secara
bersama-sama, mengakibatkan orang mati, mengakibatkan orang luka, laka
lantas korban meninggal dunia, dan lain lain.
Sumber : http://repository.untag-sby.ac.id
JENIS Menurut POLRI (Polisi Republik Indonesia)
KRIMINALITAS
3. Kejahatan terhadap kekayaan negara, Jenis kejahatan ini seperti korupsi, illegal
logging, illegal fishing, illegal mining, lingkungan hidup, fiskal, bbm illegal,
penyelundupan, cukai, karantina (hewan, ikan, tumbuhan), Hak Kekayaan
Intelektual (HAKI), kejahatan terhadap benda bersejarah, kejahatan terhadap
kekayaan negara lainnya.
4. Kejahatan Kontinjensi, dengan contoh konflik suku/ agama/ ras/ sara, konflik
adat, separatisme, keamanan negara, konflik aparat, konflik aparat dengan
masyarakat, bentrok massa, pemogokan buruh, unjuk rasa anarkis.
Sumber : http://repository.untag-sby.ac.id
Penyebab Terjadinya Kriminalitas
● Variabel kepadatan penduduk memiliki nilai koefisien regresi 0.462479 dan hasil probabilitas sebesar
0.0003 < 0,05. Artinya semakin tinggi kepadatan penduduk maka kriminalitas juga meningkat
● Variabel PDRB Perkapita memiliki nilai koefisien regresi -26.83167 dan hasil probabilitas sebesar 0.0503
< 0,05 Artinya semakin tinggi PDRB Perkapita maka kriminalitas akan menurut
● Variable UNP/pengangguran memiliki nilai koefisien regresi 171.0790 dan hasil probabilitas sebesar
0.0001 < 0,05. Artinya semakin tinggi jumlah pengangguran maka kriminalitas juga semakin meningkat.
● Setiap kenaikan jumlah pengangguran sebanyak 1% akan meningkatkan jumlah kriminalitas sebesar
171.7 jumlah kasus.