Anda di halaman 1dari 4

Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2016, ISBN 978-602-14917-2-0

Kajian Potensi dan Strategi Pengembangan


Agribisnis di Kawasan Pesisir Kabupaten
Jember
Taufik Hidayat#1, Retno Sari Mahanani*2, Dewi Kurniawati3
Jurusan Manajemen Agrbisnis, Politeknik Negeri Jember#1 dan Jurusan Manajemen Agrbisnis, Politeknik Negeri Jember3
Sumbersari, Jember
1mastaufik05@gmail.com

3dewidewikurniawati@gmail.com

*
Jurusan Manajemen Agrbisnis, Politeknik Negeri Jember2
Kebonsari, Jember
2retno7089@gmail.com

Abstract
Kajian terhadap pengembangan ekonomi masyarakat kawasan pesisir Kabupaten Jember memiliki potensi sebagai kekuatan dan peluang,
disamping kendala sebagai kelemahan dan ancaman. Kekuatannya, yaitu: tenaga kerja cukup tersedia, usia potensial, tingkat pendidikan
dan ketekunan/motivasi; peluangnya, yaitu: potensi Sumber Daya Ikan (SDI), kesempatan kerja di bidang perikanan terbuka, keberadaan
koperasi dan dukungan pemerintah daerah; Kelemahannya, yaitu: keterbatasan teknologi, akses permodalan, akses pemasaran, tidak
berkembangnya kelompok masyarakat pesisir dan keterbatasan fasilitas penunjang usaha perikanan; dan Ancamannya, yaitu: harga ikan
rendah, harga BBM tinggi, Cuaca dan musim yang buruk; dan llegal Fishing.
Penelitian ini merupakan penelitian dengan tujuan menyusun strategi pola pengembangan ekonomi masyarakat berbasis agribisnis
sesuai potensi masing-masing di Kawasan Pesisir Kabupaten Jember dengan menggunakan metode analisis SWOT. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa masyarakat di Kawasan Pesisir Kabupaten Jember memiliki potensi sebagai kekuatan dan peluang, kekuatannya yaitu:
tenaga kerja (SDM) cukup tersedia, usia potensial, tingkat pendidikan dan ketekunan/motivasi tinggi; peluangnya, yaitu: potensi SDI,
kesempatan kerja di bidang perikanan terbuka.
Hasil analsis SWOT telah dirumuskan tujuh alternatif perbaikan strategi pemberdayaan masyarakat pesisir di Kabupaten Jember, yaitu:
pengembangan teknologi dan skala usaha perikanan, pengembangan akses permodalan, pengembangan akses pemasaran, penguatan
kelembagaan masyarakat pesisir, pembangunan sarana prasarana penunjang usaha perikanan, pengelolaan sumberdaya perikanan berbasis
masyarakat, pengembangan diverisifikasi pengolahan ikan.

Keywords : Agribisnis, Kawasan Pesisir, Pemberdayaan,

kelautan dan perikanan.


I. PENDAHULUAN Kawasan pesisir Kabupaten Jember memiliki prospek
Pembangunan daerah telah membuktikan bahwa pengembangan ekonomi ditinjau dari potensi yang
kebutuhan sumberdaya alam semakin banyak dan dimilikinya, seperti lokasi yang strategis dan dukungan
senantiasa menghadapi berbagai kendala yang semakin wilayah sekitarnya Namun sejauh ini, masih merupakan
serius, terutama di kawasan pesisir. Kabuapten Jember suatu pertanyaan apakah peningkatan aktivitas di kawasan
memiliki beberapa kawasan pesisir yang terletak di pesisir Kabupaten Jember tersebut akan mengganggu
sepanjang pesisir pantai selatan dan memiliki potensi fungsi ekologis kawasan dan apakah akan berdampak
cukup besar pada hasil perikanan, dimana dalam lebih buruk dimasa mendatang.
perkembangannya menjadi bagian dari pendorong Fenomena yang terjadi di kawasan pesisir Kabupaten
pertumbuhan ekonomi daerah, hal ini ditandai dengan Jember dengan potensi sumberdaya alam yang besar dan
ramainya aktifitas di sepanjang kawasan pesisir tersebut, melimpah saat ini belum mampu berkontribusi terhadap
dari permukiman yang padat, wisata pantai, hingga sektor pengembangan perekonomian sebagaian masyarakat.
industri. Untuk itu, maka membutuhkan suatu strategi peningkatan
Kabupaten Jember mencakup wilayah seluas 3.293,34 aktivitas perikanan untuk memberdayakan masyarakat
km2 dengan kondisi alam pegunungan yang berbatasan dalam meningkatkan pendapatan agar lebih berperan
dengan lautan, sehingga menjadi kelebihan, khususnya dalam lingkup lokal, regional, maupun nasional.
berkaitan dengan sektor pariwisata serta potensi sektor Salah satu usaha untuk meningkatkan pendapatan

11
Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2016, ISBN 978-602-14917-2-0

masyarakat pesisir dengan melakukan diversifikasi A. Metode Pengumpulan Data


usaha diluar usaha pokok yang ada dengan cara Dalam pengumpulan data penelitian terdapat 3 (tiga)
menerapkan teknologi yang tepat guna. Dalam konteks tahapan yang dilakukan, yaitu tahap sebelum pengambilan
diversifikasi tersebut, kegiatan kenelayanan tetap data di lapangan, tahap pengumpulan data primer, tahap
dijadikan sebagai salah satu sumber pendapatan yang pengumpulan data sekunder .
bisa di manfaatkan pada saat yang tepat. Usaha tersebut B. Analisis Data
tetap dalam kerangka agribisnis yang berorientasi Analisis data terkait dengan perumusan Strategi Pola
mendapatkan tambahan pendapatan bagi masyarakat Pengembangan Agribisnis Kawasan Pesisir Kabupaten
dengan melakukan kegiatan program pemberdayaan Jember menggunakan analisis strenght, weakness,
masyarakat. opportunity and threat (SWOT). Analisis SWOT
Pemberdayaan adalah sebagai proses memampukan dan digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan dan
memandirikan masyarakat yang didasarkan pada unsur- kelemahan dari faktor internal serta peluang dan ancaman
unsur budaya yang ada dalam masyarakat (Hikayat, 2001). dari factor eksternal. Data untuk analisis faktor internal
Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang berdiam dan dan factor eksternal didapat melalui wawancara dengan
mengembangkan kehidupan sosial di perairan laut atau responden.
dekat perairan laut dan secara khas menghabiskan Hasil dari analisis SWOT kemudian diolah
sebagian besar masa hidupnya di atas perairan laut. Jadi menggunakan Matriks SWOT. Matriks SWOT digunakan
pemberdayaan ekonomi saat ini perlu dilakukan melalui untuk merumuskan alternatif strategi pengembangan
proses yang sistemik. Sehingga dampak pemberdayaan ini Strategi Pola Pengembangan Agribisnis Kawasan Pesisir
dalam jangka panjang masyarakat akan benar-benar Kabupaten Jember. Menurut Rangkuti (2001:31) Analisis
mandiri secara ekonomi. SWOT digambarkan ke dalam Matriks SWOT dengan 4
Memberdayakan masyarakat pesisir tidaklah seperti kemungkinan alternatif strategi, yaitu stategi kekuatan-
memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat peluang (S-O strategies), strategi kelemahanpeluang (W-
lainnya, karena didalam habitat pesisir terdapat banyak O strategies), strategi kekuatan-ancaman (S-T strategies),
kelompok kehidupan masayarakat diantaranya masyarakat dan strategi kelemahan-ancaman (WT strategies).
nelayan tangkap, nelayan pengumpul/bakul , nelayan
buruh dan nelayan tambak (Departemen Kelautan dan III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Perikanan.2001). Masyarakat di Kawasan Pesisir Kabupaten Jember
Menurut Kusnadi Dkk (2007), indikator masyarakat memiliki potensi sebagai kekuatan dan peluang,
nelayan yang memiliki keberdayaan adalah tercapinya disamping kendala sebagai kelemahan dan ancaman.
kesejahteraan social ekonomi, kelembagaan ekonomi Kekuatannya, yaitu: tenaga kerja cukup tersedia, usia
berfungsi maksimal dan aktivitas ekonomi kontinuitas dan potensial, tingkat pendidikan dan ketekunan/motivasi;
stabil, kelembangaan sosail budaya berfungsi dengan baik, peluangnya, yaitu: potensi SDI, kesempatan kerja di
potensi sumberdaya lingkungan sebagai basis kehidupan bidang perikanan terbuka.
masyarakat pesisir terpelihara kelestraianya dan bisa di A. Perumusan Strategi Pemberdayaan Masyarakat
manfaatkan secara berkelanjutan, berkembangnya Pesisir
kemampuan akses masyarakat dalam sumberdaya Perumusan strategi pemberdayaan masyarakat di
ekonomi :informasi, pasar, teknologi dan jaringan kawasan pesisir Kabupaten Jember secara berkelanjutan,
kemitraan, meningkatnya partisipasi masyarakat dalam tentunya tidak hanya dilihat dari segi aspek ekonomi
pengambilan keputusan pembangunan di kawasan pesisir, semata tetapi perlu mempertimbangkan aspek
kawasan pesisir menjadi pusat-pusat pertumbuhan keberlanjutan usaha perikanan lainnya, seperti
ekonomi wilayah dan ekonomi nasional yang dinamis sumberdaya ikan, tekonologi, sosial dan kelembagaan
serta memiliki daya tarik inverstasi lokal. Dengan demikian mencari perbaikan strategi
Tujuan dari penelitian ini adalah menyusun strategi pola pemberdayaan masyarakat pesisir diperlukan model yang
pengembangan ekonomi masyarakat berbasis agribisnis mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang terkait dari
sesuai dengan potensi masing-masing di Kawasan Pesisir berbagai aspek, baik internal maupun eksternal. Metode
Kabupaten Jember. tersebut adalah dengan menggunakan analisis SWOT
yang dapat mengkaji faktor-faktor internal dan eksternal
II. METODE PENELITIAN yang mempengaruhi terhadap pengembangan model
pemberdayaan masyarakat.
Penelitian dilakukan pada kawasan pesisir Kabupaten.
Faktor internal yang dimaksud merupakan faktor yang
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja
mempengaruhi secara langsung kegiatan pemberdayaan
(purposive) atas dasar pertimbangan bahwa masing-
masyarakat di kawasan pesisir di Kabupaten Jember yang
masing kawasan pesisir yang ada di Kabupaten Jember
terdiri dari kekuatan dan kelemahan. Sedangkan faktor
memiliki potensi dan karakteristik yang berbeda
eksternal merupakan faktor dari lingkungan yang turut

12
Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2016, ISBN 978-602-14917-2-0

mempengaruhi kegiatan pemberdayaan masyarakat di Parameter


Indikator S/W
kawasan pesisir Kabupaten Jember yang terdiri dari kunci
peluang dan ancaman. Keterbatas Fasilitas penunjang usaha perikanan masih
an fasilitas terbatas,seperti TPI dan Pabrik Es masih tidak
B. Evaluasi Faktor Strategis Internal penunjang berfungsi. Nelayan sering melaut tanpa es
Berdasarkan hasil analisis terhadap keragaan W5
usaha sehingga kualitas ikan cepat rusak sehingga
potensi ekonomi masyarakat peisir Jember diperoleh perikanan nelayan tidak berani melaut lebih dari satu hari
faktor internal utama yang dapat menjadi kekuatan dan
kelemahan pemberdayaan masyarakat di kawasan pesisir Keterangan : S = Strength(kekuatan) W =
Kabupaten Jember, disajikan pada Tabel I : Weakness(Kelemahan)
C. Evaluasi Faktor Strategis Eksternal
TABEL I Berdasarkan hasil analisis keragaan potensi ekonomi
PENILAIAN KEKUATAN DAN KELEMAHAN MASYARAKAT masyarakat peisir Jemberdiperoleh faktor eksternal yang
PESISIR DI KABUPATEN JEMBER mempengaruhi pemberdayaan masyarakat baik yang
Parameter secara langsung maupun tidak langsung. Faktor eksternal
Indikator S/W
kunci berpengaruh positif adalah peluang dan berpengaruh
Tenaga Kabupaten jember mempunyai 5 kawasan pesisir negatif adalah ancaman, disajikan pada Tabel II :
kerja yang berada di pesisir selatan Moyoritas TABEL II
cukup penduduknya yang tinggal di kawasan pesisir S1 PENILAIAN PELUANG DAN ANCAMAN USAHA MASYARAKAT PESISIR DI
tersedia dengan menggantungkan sumberdaya pesisir KABUPATEN JEMBER
dan laut
Parameter Kunci Indikator O/T
Usia Sebagian besar responden masyarakat pesisir
Potensial berusia dibawah 50 tahun dan merupakan usia Kegiatan penangkapan ikan di yang O2
Masyaraka potensial dalam menjalankan usahanya masing- S2 berkembang pada tahun memberikan
Peluang
t Pesisir masing kesempatan untuk membuat lapangan
kesempatan
(KMP) pekerjaan yang baru, khususnya bagi
kerja di bidang
Masyarakat Pesisir Mayoritas tingkat pendidikan masyarakat pesisir pantai yang bekerja
Tingkat perikanan
masyarakat pesisir (responden) cukup berpotensi sebagai petani. Selain itu, terbukanya
Pendidikan S3
(SMP dan SMA) dalam mengembangkan peluang di bidang budidaya laut, wisata
usahanya bahari dan usaha perikanan lainnya
Masyarakat Pesisir Sebagian besar nelayan Koperasi merupakan kelembagaan O3
Ketekunan gillnet, dan pedangang ikan telah berpengalaman masyarakat yang berguna mendukungan
S4
/motivasi dalam menggeluti usahanya Koperasi permodalan usaha perikanan. berfungsi
(kelembagan juga sebagai LKM mengelola kegiatan
Teknologi Keterampilan nelayan diperoleh dari turun masyarakat) simpan pinjam bagi anggotanya.
dan usaha temurun. Pengetahuan operasi penangkapan Kedepannya lembaga dapat menjadi
perikanan masih tergolong rendah, sehingga hasil motor pengerak pemberdayaan
W1
masih tangkapan yang didapat tidak seperti yang masyarakat pesisir
sederhana diharapkan dan kurang maksimal Kebijakan pemerintah yang kuat O4
Dukungan terhadap pembangunan masyarakat
Lemahnya Sebagian besar nelayan termasuk nelayan skala kebijakan pesisir, seperti dukungan terhadap
permodala kecil. Hal ini disebabkan lemahnya permodalan pemerintah program PEMP, penyediaan dana
W2
n usaha untuk pengembangan usaha dan teknologi. daerah pendamping program dan peningkatan
perikanan infrastruktur penunjang usaha
Tempat Pelelangan ikan (TPI) sampai saat ini perikanan
masih belum berfungsi maksimal, kondisi ini T1
Keterbatas
menyebabkan nelayan tidak memiliki alteratif
an Akses
lain untuk menjual ikannya selain kepada W3 Mekanisme pasar belum teratur dengan
Pemasaran
pedagang pengumpul. Hal ini menyebabkan daya baik dan tidak ada standar harga dasar
tampung pembelian ikan menjadi terbatas dan Harga ikan rendah ikan. Tidak berfungsinya TPI
harga ikan menjadi rendah. menyebabkan nelayan menjual ikannya
Pemanfaat Program PEMP memfasilitasi kepada pengamba’ dengan harga
masyarakat pesisir untuk terlibat dalam rendah
pengelolaan sumberdaya perikanan melalui
Organisasi
pembentukan KMP di desa-desa pesisir. Melalui
/Kelompok
Kelompok-kelompok ini diharapkan menjadi Kenaikan harga BBM telah T2
Masyaraka W4
wadah berorganisasi mereka untuk menyebabkan melambungnya biaya
t
meningkatkan posisi tawar nelayan. Kondisi KMP Harga BBM tinggi operasional usaha perikanan tangkap,
belum berfugsi semestinya, dibentuk hanya sehingga banyak nelayan beralih profesi
untuk mendapat DEP ke bidang non perikanan (agribisnis
pertanian)

13
Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2016, ISBN 978-602-14917-2-0

Parameter Kunci Indikator O/T


Dari Hasil analsis SWOT telah dirumuskan tujuh
alternatif perbaikan strategi pemberdayaan masyarakat
Cuaca dan musim T3 pesisir di Kabupaten Jember, yaitu:
Usaha perikanan skala kecil sangat
yang buruk
dipengaruhi musim. 1. Pengembangan teknologi dan skala usaha
Kegiatan T4 perikanan.
penangkapan 2. Pengembangan akses permodalan.
Penurunan SDI karena destruktif dan
ikan bersifat
illegal fishing yang dilakukan nelayan
3. Pengembangan akses pemasaran.
merusak 4. Penguatan kelembagaan masyarakat pesisir
luar daerah dan asing
dan IUU 5. Pembangunan sarana prasarana penunjang usaha
perikanan.
Keterangan reting : O = Opportunities (Potensi) A = Threats
(Ancaman) 6. Pengelolaan sumberdaya perikanan berbasis
masyarakat.
D. Penilaian Faktor Internal dan Eksternal 7. Pengembangan diverisifikasi pengolahan ikan.
Untuk mengukur pengaruh faktor internal dan
eksternal terhadap usaha perikanan dalam rangka
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
perbaikan pemberdayaan masyarakat pesisir digunakan
model matriks internal factors analysis summary (IFAS) Masyarakat di Kawasan Pesisir Kabupaten Jember
dan matriks eksternal factors analysis summary (EFAS). memiliki potensi sebagai kekuatan dan peluang,
Berdasarkan analisis IFAS, memberikan gambaran bahwa disamping kendala sebagai kelemahan dan ancaman.
keadaan internal masyarakat sebenarnya dapat mengatasi Kekuatannya, yaitu: tenaga kerja cukup tersedia, usia
berbagai permasalahan internal usaha agribisnis perikanan potensial, tingkat pendidikan dan ketekunan/motivasi;
masyarakat pesisir. peluangnya, yaitu: potensi Sumber Daya Ikan (SDI),
Hasil perhitungan IFAS menunjukkah bahwa faktor kesempatan kerja di bidang perikanan terbuka, keberadaan
internal yang memiliki kekuatan utama dalam koperasi dan dukungan pemerintah daerah;
peningkatan pendapatan masyarakat, yaitu : Kelemahannya, yaitu: keterbatasan teknologi, akses
(1) Tenaga kerja cukup tersedia; permodalan, akses pemasaran, tidak berkembangnya
(2) Usia potensial masyarakat pesisir; kelompok masyarakat pesisir dan keterbatasan fasilitas
(3) Tingkat pendidikan masyarakat pesisir; dan penunjang usaha perikanan; dan Ancamannya, yaitu:
(4) Ketekunan/motivasi masyarakat pesisir. harga ikan rendah, harga BBM tinggi, Cuaca dan musim
Sedangkan kelemahan utama dalam peningkatan yang buruk; dan llegal Fishing.
pendapatan masyarakat, yaitu:
DAFTAR PUSTAKA
(1) Lemahnya permodalan;
(1) (BPS) Badan Pusat Statistik. 2010. Kabupaten Jember Dalam
(2) Teknologi usaha perikanan masih sederhana; Angka.
(3) Keterbatasan akses pemasaran, (2) Bachrach P. Dan M.S. Baratz. 1970. Power and Poverty: Theory
(4) Keterbatasan sarana prasarana penunjang and Parctice. New York: Oxford University Press.
perikanan dan (3) Hermanto F. 1989. Ilmu Usaha Tani. Jakarta: PT. Penebar Swadaya
(4) Hikmat A, 2006, Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung:
(5) Kelompok masyarakat pesisir. Humaniora Utama Press. 240 hlm.
Hasil analisis EFAS menunjukkah bahwa faktor (5) Nikijuluw PHV. 2002. Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan:
eksternal utama yang mempengaruhi stretegi P3R. Jakarta: Pustaka Cidesindo. 254 hlm.
pemberdayaan, yaitu: (6) Nurani TW. 2008. Analisis SWOT (Strength, Weakness,
Opportunities, and Threats). Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu
(1) potensi SDI belum dimanfaatkan; Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 20 hlm
(2) peluang kesempatan kerja; (7) Nurrohmat Dan Dodik, R 2005. Strategi Pengelolaan Pesisir.
(3) Koperasi (kelembagaan); dan Penerbit Pustaka Pelajar. Jogjakarta.
(4) dukungan pemerintah. (8) Rangkuti R. 2002. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 188 hlm.
Sedangkan ancaman yang utama, yaitu: (9) Saaty, Thomas L. 1993. Pengambilan Keputusan bagi Para
(1) harga ikan rendah; Peminpin. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. 202 hlm.
(2) Harga BBM tinggi; (10) Satria A. 2001. Dinamika Modernisasi Perikanan: Formasi Sosial
(3) Cuaca dan musim buruk; dan dan Mobilitas Nelayan. Bandung: Humaniora Utama Press. 153
hlm.
(4) kegitan penangkapan ikan yang merusak dan (11) Sidu, D. 2007. Pemberdayaan masyarakat kawasan pesisir di
illegal fishing. mamuju. Disertasi. PPS. Institute Pertanian Bogor.
(12) Siswanto B. 2008. Kemiskinan dan Perlawanan Kaum nelayan.
E. Perumusan Perbaikan Strategi Pemberdayaan Malang: Laksbang Mediatama. Hlm 193-216.
(13) Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &
Masyarakat Pesisir D. Ed ke-2. Bandung: Alfabeta. 306 hlm.

14

Anda mungkin juga menyukai