Anda di halaman 1dari 18

Nama : Nita Rahayu Kadarusman

NIM : 2212231010

Matkul : Manajemen Infrastruktur Hijau

Jurusan : Magister Teknik Sipil

Membuat “ Reflective Writing ” yang bersumber dari materi pembelajaran sebelum


UTS

I1

Review video mengenai green infrastruktur telah memberikan saya


pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya pendekatan berkelanjutan dalam
pembangunan infrastruktur. Video tersebut menggambarkan bagaimana green
infrastruktur, mulai dari taman kota hingga sistem transportasi ramah lingkungan,
dapat memberikan manfaat besar bagi lingkungan dan masyarakat. Video tersebut
menyoroti bagaimana green infrastruktur dapat membantu mengurangi dampak
perubahan iklim. Dengan memanfaatkan penyerapan karbon alami dari taman kota
dan hutan perkotaan, serta dengan menggunakan teknologi energi terbarukan dalam
sistem transportasi, green infrastruktur dapat membantu mengurangi emisi gas rumah
kaca dan memperkuat ketahanan lingkungan. Selain itu, video tersebut juga
menekankan manfaat sosial dan ekonomi dari green infrastruktur. Dalam keseluruhan,
review video tentang green infrastruktur telah membuka mata saya tentang potensi
besar yang dimiliki pendekatan ini dalam menciptakan perubahan positif bagi
lingkungan dan masyarakat.

I2

Meresume materi analisis risiko gempa bumi di Gedung BMKG Manado yang
disebabkan oleh resonansi gedung telah memberikan saya wawasan mendalam
tentang pentingnya pemahaman akan faktor-faktor teknis dan struktural dalam
mitigasi risiko bencana. Salah satu poin utama yang saya pelajari dari seminar ini
adalah bagaimana resonansi gedung dapat memperburuk dampak gempa bumi.
Dalam kasus Gedung BMKG Manado, resonansi gedung memainkan peran krusial
dalam membuat bangunan lebih rentan terhadap getaran gempa. Hal ini memberikan
pemahaman yang lebih dalam mengenai bagaimana desain dan konstruksi bangunan
dapat mempengaruhi tingkat kerentanan terhadap gempa bumi.

Meresume seminar penilaian efektivitas instrumen untuk evaluasi UI/UX


website sistem informasi akademik Universitas Sangga Buana telah memberikan saya
wawasan yang mendalam mengenai pentingnya pengalaman pengguna dan
antarmuka yang intuitif dalam konteks teknologi pendidikan. Salah satu poin penting
yang saya pelajari dari seminar ini adalah bagaimana aspek UI/UX yang baik dapat
meningkatkan pengalaman pengguna dalam mengakses sistem informasi akademik.
Dari navigasi yang intuitif hingga tata letak yang responsif, setiap elemen desain
memiliki dampak besar terhadap kegunaan dan kepuasan pengguna. Dari hal ini, saya
semakin yakin bahwa penekanan pada UI/UX yang baik dalam pengembangan
website sistem informasi akademik sangatlah penting dalam memastikan
keberhasilan implementasi teknologi dalam konteks pendidikan tinggi

K1

Pada awalnya, saat saya mulai mempelajari tentang manajemen infrastruktur


hijau, saya benar-benar terkesan dengan signifikansi dan dampak positifnya terhadap
lingkungan dan masyarakat. Konsep infrastruktur hijau membawa kesadaran akan
pentingnya membangun dan mengelola infrastruktur dengan memperhatikan dampak
lingkungan serta memprioritaskan keberlanjutan. Saat saya memahami dasar-dasar
manajemen infrastruktur hijau, saya menyadari bahwa ini bukan hanya tentang
mempertahankan lingkungan, tetapi juga tentang membentuk masyarakat yang lebih
sehat, lebih lestari, dan lebih berkelanjutan. Satu hal yang menarik perhatian saya
adalah pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mengelola infrastruktur hijau. Saya
belajar bahwa manajemen infrastruktur hijau melibatkan berbagai pemangku
kepentingan, termasuk pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil. Ini menunjukkan
bahwa infrastruktur hijau membutuhkan upaya bersama dari semua pihak untuk
mencapai transformasi yang signifikan. Saya merasa tertantang untuk mencari solusi
yang inovatif dan berkesinambungan untuk mengatasi hambatan-hambatan ini. Ini
menegaskan bahwa manajemen infrastruktur hijau bukanlah proses instan, melainkan
perjalanan panjang yang membutuhkan kesabaran, ketekunan, dan kerja keras dari
semua pihak terlibat. Saya merasa tergerak untuk menjadi bagian dari solusi dan
membawa perubahan positif dalam membangun dan mengelola infrastruktur di masa
depan.

Sebagai mahasiswa yang tertarik dengan topik ini, saya menemukan bahwa
pembelajaran tentang infrastruktur hijau menawarkan wawasan yang sangat
berharga. “Implementasi infrastruktur hijau dijabarkan dalam pola pemanfaatan
ruang” (Whang dan Chen 2008). Dalam penulisan ini, saya akan membahas beberapa
poin utama yang saya pelajari tentang infrastruktur hijau. Pertama, saya menyadari
pentingnya infrastruktur yang ramah lingkungan dalam mengelola dan memanfaatkan
sumber daya alam dengan cara yang berkelanjutan. Kedua, saya memahami bahwa
infrastruktur hijau bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang perencanaan
yang bijaksana dan kebijakan yang mendukung. Hal ini menekankan pentingnya
keterlibatan semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sektor swasta,
masyarakat, dan lembaga non-pemerintah untuk menciptakan lingkungan yang
mendukung infrastruktur hijau. Selain itu, saya menyadari bahwa infrastruktur hijau
dapat membawa manfaat yang sangat besar, termasuk pengurangan polusi, efisiensi
energi, peningkatan kualitas hidup, dan kesempatan ekonomi baru melalui inovasi
dalam teknologi. Namun, tantangan dalam menerapkan infrastruktur hijau juga tidak
bisa diabaikan, seperti biaya investasi awal yang tinggi, perubahan paradigma dan
perilaku, serta koordinasi lintas sektor yang kompleks. Saya sangat yakin bahwa
pengetahuan yang saya dapatkan tentang infrastruktur hijau akan membantu saya
dalam memahami dan berkontribusi terhadap upaya untuk menciptakan lingkungan
yang lebih berkelanjutan di masa depan. Saya merasa termotivasi untuk terlibat dalam
diskusi dan inisiatif terkait infrastruktur hijau, serta mencari peluang untuk
berkontribusi pada implementasi praktis dari konsep-konsep ini.

Saya percaya bahwa pemahaman tentang infrastruktur hijau dapat


memengaruhi keputusan saya sehari-hari, mulai dari memilih transportasi yang ramah
lingkungan, hingga mendukung produk dan layanan yang berkomitmen pada prinsip-
prinsip keberlanjutan. Dengan demikian, dari pembelajaran tentang infrastruktur hijau
ini, saya merasa memiliki kesempatan untuk berperan aktif dalam menciptakan
perubahan positif menuju masa depan yang lebih berkelanjutan. Saya berharap untuk
dapat mengaplikasikan dan membagikan pengetahuan ini di lingkungan saya agar kita
semua dapat berkontribusi pada pelestarian infrastruktur hijau yang dapat
memberikan manfaat maksimal bagi lingkungan dan masyarakat. “Infrastruktur hijau
sebagai sebuah upaya dengan mengedepankan prinsip pelestarian lingkungan yang
terintegrasi dengan pengembangan wilayah untuk mewujudkan pelestarian yang
berkelanjutan, berketahanan, dan kompetitif’’ (Taufan, Kementerian PUPR 2023).

Materi konsep infrastruktur hijau menyoroti pentingnya membangun dan


mengelola infrastruktur dengan memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Dalam hal
ini, saya menyadari pentingnya peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
menciptakan solusi yang ramah lingkungan dan efisien. Saya berharap bahwa dengan
terus mendorong inovasi di bidang ini, kita dapat mengoptimalkan manfaat
infrastruktur hijau tanpa merusak lingkungan. Saya juga memahami bahwa perubahan
perilaku dan kebiasaan konsumsi juga sangat penting dalam mewujudkan
infrastruktur hijau. Dalam mengevaluasi hal ini, saya menyadari bahwa setiap individu
memiliki peran dalam menjaga keberlanjutan lingkungan, serta memberikan tekanan
kepada perusahaan dan pemerintah untuk mengutamakan prinsip-prinsip infrastruktur
hijau dalam kebijakan dan praktik mereka. Saya berkomitmen untuk terus belajar dan
berpartisipasi dalam upaya mewujudkan infrastruktur hijau, serta menginspirasi orang
lain untuk melakukan hal serupa.

Infrastruktur hijau adalah topik yang telah menginspirasi saya dengan cara
yang tidak terduga. Sebagai mahasiswa, saya seakan dihadapkan pada tren
pelestarian yang semakin bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang
berkelanjutan. Melalui pemahaman tentang infrastruktur hijau, saya telah belajar
bahwa pelestarian infrastruktur tidak hanya berarti membangun bangunan atau jalan,
tetapi juga berkaitan dengan integrasi aspek-aspek lingkungan yang mendukung
kesejahteraan masyarakat. Pada tingkat pribadi, belajar tentang infrastruktur hijau
telah membuat saya lebih sadar akan dampak pilihan saya dalam kehidupan sehari-
hari. Saya mulai mempertimbangkan aspek keberlanjutan dalam keputusan
pembelian saya, berkontribusi pada upaya keberlanjutan di lingkungan saya sendiri.
Ini merupakan langkah kecil, namun saya percaya bahwa perubahan dimulai dari
tindakan-tindakan individu yang sadar akan lingkungan. Dengan demikian, melalui
pemahaman tentang infrastruktur hijau, saya merasa dirangsang untuk berperan aktif
dalam menciptakan perubahan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan. Saya
menaruh harapan bahwa pengetahuan saya tentang topik ini tidak hanya akan
memperkaya pengalaman saya, tetapi juga akan memberi saya alat untuk
berkontribusi pada perubahan yang positif dalam masyarakat dan lingkungan.
Salah satu jenis infrastruktur hijau yang menarik perhatian saya adalah atap
hijau. Saya terpesona oleh konsep mengubah atap bangunan menjadi ruang terbuka
hijau yang dapat membantu menyaring polusi udara, mengurangi panas perkotaan,
dan memberikan habitat bagi flora dan fauna. Melalui melihat jenis infrastruktur hijau
ini, saya menyadari bahwa solusi-solusi sederhana seperti atap hijau dapat
memberikan dampak besar dalam menjaga lingkungan perkotaan. “Atap hijau
dapat mengurangi konsumsi energi bangunan” (Z. Zhang et al. 2018; Turski and Sekret
2018; Khoshbakht, Gou, and Dupre 2019). Saya juga meyakini bahwa transportasi
berkelanjutan adalah kunci dalam menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih
ramah lingkungan. Pengembangan infrastruktur transportasi yang efisien dan
terjangkau, serta promosi penggunaan transportasi berbasis energi terbarukan, dapat
membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kualitas udara
perkotaan. Sementara itu, pemikiran tentang penataan tata air dan drainase juga
mencuri perhatian saya. Infrastruktur hijau seperti penangkapan air hujan dan
pengelolaan air berbasis ekologi dapat membantu mengurangi banjir perkotaan dan
meningkatkan kualitas air tanah. Saya mengakui bahwa infrastruktur hijau bukan
sekadar tentang teknologi canggih, tetapi juga melibatkan penerapan prinsip-prinsip
desain yang ramah lingkungan dan penyesuaian pola pikir kita terhadap lingkungan
sekitar.

Saya menyadari bahwa infrastruktur hijau harus mampu menciptakan lapangan


kerja, meningkatkan produktivitas ekonomi, dan membangun kemandirian dalam
pemanfaatan sumber daya alam. Dengan demikian, infrastruktur hijau tidak hanya
merupakan investasi dalam lingkungan, tetapi juga dalam pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan. Dengan memahami tujuan infrastruktur hijau, saya merasa terdorong
untuk mencari solusi dalam memecahkan tantangan-tantangan. Saya menyadari
bahwa pendekatan yang terfokus hanya pada satu aspek saja baik lingkungan, sosial,
maupun ekonomi tidak akan cukup untuk mencapai tujuan infrastruktur hijau. Sebagai
individu yang peduli akan keberlanjutan lingkungan, saya telah menjelajahi konsep
infrastruktur hijau dengan tekun.

Dengan menciptakan lingkungan yang lebih sehat, nyaman, dan aman,


infrastruktur hijau dapat membantu meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental
penduduk perkotaan. Dengan memahami tujuan-tujuan ini, saya merasa semakin
terhubung dengan gerakan global menuju keberlanjutan, dan saya merasa ditantang
untuk terus berkontribusi dalam upaya-upaya ini. Saya percaya bahwa melalui
kesadaran, edukasi, dan aksi, kita dapat menciptakan perubahan yang positif dalam
mendukung infrastruktur hijau, baik dalam skala individu maupun komunitas. Dalam
segala aspek kehidupan kita, saya merasa terdorong untuk mempromosikan prinsip-
prinsip infrastruktur hijau dan merayakan setiap langkah kecil yang menyumbang bagi
tujuan-tujuan ini.

Mempelajari tentang tujuan infrastruktur hijau di dalam dan di luar negeri telah
membawa pemahaman yang mendalam mengenai peran penting infrastruktur hijau
dalam menciptakan lingkungan binaan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Melalui studi kasus ini, saya semakin menyadari betapa beragamnya tujuan
infrastruktur hijau dan dampak positifnya bagi masyarakat dan lingkungan. Di dalam
negeri, misalnya program pemerintah dalam implementasi atap hijau dan taman-
taman kota bertujuan untuk mengurangi efek urbanisasi terhadap suhu udara dan
kualitas udara, serta memberikan ruang terbuka bagi masyarakat perkotaan. Hal ini
menunjukkan komitmen dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan
berkelanjutan. Di luar negeri, terdapat berbagai proyek infrastruktur hijau yang
mendedikasikan tujuannya pada pengurangan emisi gas rumah kaca dan penciptaan
lingkungan yang lebih berkelanjutan. Contohnya, proyek transportasi yang ramah
lingkungan, seperti jaringan kereta api cepat di Eropa, dengan tujuan mengurangi
penggunaan kendaraan pribadi, mereduksi kemacetan, serta mengurangi emisi gas
buang. Hal ini menunjukkan bagaimana infrastruktur hijau dapat memberikan
kontribusi nyata dalam mengatasi perubahan iklim global.

Saya menyadari pentingnya meningkatkan literasi lingkungan di kalangan


masyarakat agar lebih banyak orang yang dapat berpartisipasi dalam mewujudkan
infrastruktur hijau. Pendidikan dan sosialisasi mengenai manfaat infrastruktur hijau
serta cara-cara untuk mendukungnya akan menjadi kunci dalam menciptakan
perubahan yang signifikan.

K2

Pergeseran dari infrastruktur abu-abu tradisional ke infrastruktur hijau merupakan


sebuah evolusi penting dalam pendekatan masyarakat terhadap pembangunan
perkotaan dan keberlanjutan lingkungan. Pergeseran ini bukan hanya sebagai
respons terhadap tantangan lingkungan yang mengkhawatirkan saat ini, tetapi juga
langkah proaktif untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Saya sadar bahwa
peralihan dari infrastruktur abu-abu tradisional ke infrastruktur hijau terdapat
tantangan tersendiri, adanya kendala finansial, hambatan teknis, dan perlawanan
institusional seringkali menjadi rintangan besar dalam adopsi praktik infrastruktur hijau
yang luas. Namun, saya yakin bahwa dengan upaya kolaboratif dan pendekatan
inklusif, hambatan-hambatan ini dapat diatasi, dan perubahan positif dapat dimulai.

Pandangan beberapa ahli terkemuka mengenai Pergeseran dari infrastruktur


abu-abu tradisional ke infrastruktur hijau : Prof. Jeffrey D.Sachs (Ekonomi dan
Pembangunan Berkelanjutan, Presiden Jaringan Solusi Pembangunan Berkelanjutan
PBB) “Prof. Sachs, adalah seorang ekonom terkenal dan ahli dalam bidang
pembangunan berkelanjutan, mempromosikan infrastruktur hijau sebagai kunci untuk
mengatasi tantangan perubahan iklim dan mencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan”. Dengan memperdalam pemahaman tentang manfaat dan tantangan
infrastruktur hijau, saya berharap bisa berperan aktif dalam mendukung kebijakan-
kebijakan yang mendukung infrastruktur hijau, serta mendukung implementasi solusi
ramah lingkungan di lingkungan sekitar saya. Pengalaman saya dengan infrastruktur
hijau telah memberikan wawasan yang mendalam tentang manfaat besar yang dapat
ditawarkannya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan
melindungi lingkungan.

Dalam proyek infrastruktur hijau yang pernah saya amati, melibatkan pihak-
pihak lokal dalam pengembangan dan operasionalisasi proyek, yang pada gilirannya
memperkuat perekonomian lokal dan memberi manfaat jangka panjang bagi
masyarakat setempat. Melalui pembangunan transportasi publik yang ramah
lingkungan, seperti sistem kereta api dan bus yang efisien, proyek infrastruktur hijau
dapat mengurangi kemacetan lalu lintas, polusi udara, dan dampak negatif lainnya
dari transportasi konvensional. Hal ini tidak hanya menciptakan lingkungan yang lebih
bersih dan sehat bagi masyarakat, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas hidup dan
kesejahteraan secara keseluruhan. “Infrastruktur hijau adalah sebuah konsep, upaya,
atau pendekatan untuk menjaga lingkungan yang berkelanjutan melalui penataan
ruang terbuka hijau dan menjaga proses-proses alami yang terjadi di alam seperti
siklus air hujan dan kondisi tanah. Konsep infrastruktur hijau adalah membentuk
lingkungan dengan proses alami yang terjaga; meliputi manajemen air hujan,
manajemen kualitas air, hingga pada mitigasi banjir. Arah dari penerapan infrastruktur
hijau adalah untuk mendukung communities development dengan meningkatkan
kondisi lingkungan dan memelihara ruang terbuka hijau” (EPA, 2013).

Infrastruktur hijau menawarkan sejumlah keunggulan dibandingkan dengan


infrastruktur abu-abu konvensional. Saat saya merenungkan perbandingan ini, saya
semakin terpana oleh manfaat yang jelas dari infrastruktur hijau dalam memperbaiki
kualitas lingkungan dan kehidupan masyarakat. Saya merasa terinspirasi oleh
kemampuan infrastruktur hijau untuk mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan. Bahan-bahan alami seperti vegetasi, tanaman, dan material ramah
lingkungan digunakan dalam infrastruktur hijau untuk menyerap polusi udara dan air,
menciptakan iklim mikro yang sejuk, dan menyediakan habitat bagi satwa liar.
Sementara infrastruktur abu-abu, seperti gedung bertingkat dan jalan raya beton,
cenderung menyebabkan urbanisasi yang tidak terkendali, pemanasan global, dan
perubahan iklim yang merugikan. Selanjutnya, infrastruktur hijau mampu menciptakan
ruang publik yang bersahabat dan ramah lingkungan untuk aktivitas sosial, rekreasi,
dan menyediakan kualitas udara dan air yang lebih baik bagi masyarakat perkotaan.

Di sisi lain, infrastruktur abu-abu sering kali kurang menarik secara estetika dan
kurang memperhatikan aspek lingkungan, yang dapat memengaruhi kesejahteraan
psikologis dan fisik masyarakat. Dari segi keberlanjutan, infrastruktur hijau
menyediakan lingkungan yang lebih berkelanjutan dengan peningkatan efisiensi
energi, pemanfaatan energi terbarukan, dan penggunaan material daur ulang. Hal ini
berbeda dengan infrastruktur abu-abu yang cenderung memerlukan konsumsi energi
yang lebih tinggi untuk pembangunan serta pemeliharaan, dan cenderung lebih
menimbulkan limbah konstruksi. Saat merenungkan tentang keunggulan infrastruktur
hijau dibandingkan infrastruktur abu-abu, saya semakin yakin bahwa infrastruktur
hijau bukan hanya sebuah pilihan, tetapi suatu keharusan dalam membangun kota
yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Studi kasus kegagalan proyek infrastruktur hijau adalah pengalaman yang


berharga untuk dipelajari. Saat melihat sebuah proyek infrastruktur hijau yang tidak
mencapai keberhasilan yang diharapkan, saya merasa penting untuk tidak hanya
menyalahkan kesalahan teknis atau kebijakan, tetapi juga melihat lebih dalam ke akar
penyebab kegagalan tersebut. Apakah kurangnya partisipasi masyarakat dalam
perencanaan proyek? Apakah manajemen keuangan yang kurang tepat menjadi
kendala serius? Atau apakah dukungan pemerintah yang tidak memadai menjadi
faktor utama dalam kegagalan proyek? Saat menggali akar penyebab, saya
menyadari bahwa komunikasi dan keterlibatan masyarakat yang tidak memadai
adalah salah satu faktor kunci dalam kegagalan proyek infrastruktur hijau. Kesadaran
akan pentingnya melibatkan masyarakat sejak awal perencanaan hingga
implementasi proyek harus ditingkatkan. Dukungan dari pemerintah dan pihak
berkepentingan lainnya juga merupakan elemen krusial yang dapat menentukan
keberhasilan proyek. Pembelajaran utama dari kasus kegagalan ini adalah pentingnya
belajar dari kesalahan. Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari
pembelajaran yang berharga. Saat menghadapi kegagalan dalam proyek infrastruktur
hijau, kita perlu merenung dan mengevaluasi setiap aspek proyek dengan hati-hati.
Hal ini akan membantu kita untuk memperbaiki dan memperkuat strategi-strategi di
masa depan. Saya menyadari betapa pentingnya pembelajaran dari kegagalan
proyek infrastruktur hijau untuk menciptakan strategi yang lebih baik di masa depan.
Belajar dari kesalahan, melibatkan masyarakat, dukungan pemerintah, dan
manajemen keuangan yang baik merupakan poin-poin penting yang perlu
diperhatikan saat merencanakan serta melaksanakan proyek infrastruktur hijau di
masa mendatang.

K3

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs)


adalah suatu kerangka global yang bertujuan untuk mengatasi tantangan-tantangan
utama di dunia, seperti kemiskinan, ketimpangan, perubahan iklim, degradasi
lingkungan, dan ketidaksetaraan. Saya semakin menyadari betapa pentingnya
kerangka kerja ini dalam membimbing upaya-upaya pembangunan global. Saya juga
menyadari bahwa SDGs memberikan kesempatan yang luar biasa untuk menciptakan
solusi kreatif dan inovatif untuk tantangan global. Dengan memanfaatkan teknologi,
sains, dan pengetahuan lokal, kita dapat menemukan pendekatan yang efektif dalam
mencapai setiap sasaran pembangunan berkelanjutan. Saya melihat SDGs sebagai
sebuah panduan untuk menyatukan upaya-upaya pembangunan di seluruh dunia.
Dengan 17 tujuan yang mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari pengentasan
kemiskinan hingga perlindungan lingkungan, SDGs memberikan arah yang jelas bagi
negara-negara dan lembaga-lembaga lainnya untuk bertindak.
Salah satu aspek yang paling menyentuh hati saya adalah fokus SDGs pada
pengentasan kemiskinan, kesehatan yang baik, pendidikan berkualitas, kesetaraan
gender, dan akses air bersih. Hal ini menggarisbawahi komitmen untuk meningkatkan
kualitas hidup semua orang, tanpa memandang latar belakang sosial atau ekonomi
mereka. Saya merenungkan tentang potensi besar yang dimiliki oleh konsep ini untuk
mendorong perubahan positif di seluruh dunia. SDGs dapat menjadi pendorong untuk
inovasi dalam teknologi, kebijakan, dan tata kelola yang dapat membawa perubahan
sistemik yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.

Melangkah lebih dekat ke tujuan-tujuan SDGs di Indonesia, saya menyaksikan


tantangan yang unik yang dihadapi oleh negara ini. Pertumbuhan ekonomi yang
cepat, keanekaragaman budaya, dan kompleksitas masalah lingkungan menimbulkan
sejumlah kompleksitas dalam upaya mencapai SDGs. Namun, saya juga melihat
semangat dan inisiatif dari berbagai pihak, baik pemerintah, lembaga swasta, maupun
masyarakat sipil, yang berupaya keras untuk menciptakan perubahan yang berarti.
Pengalaman ini juga membuka mata akan pentingnya pendekatan lokal dalam
mencapai SDGs di Indonesia. Tiap daerah memiliki tantangan yang berbeda-beda,
dan pendekatan yang tepat haruslah memperhitungkan konteks lokal serta melibatkan
partisipasi masyarakat secara aktif. Melalui berbagai inisiatif lokal, saya menyaksikan
bagaimana kesadaran akan pentingnya lingkungan, pendidikan, kesehatan, dan
kesetaraan gender semakin memasyarakat dan mengarah pada perubahan yang
berdampak positif. Sebagai individu yang aktif dalam upaya implementasi infrastruktur
hijau, pengalaman saya telah membawa pemahaman mendalam mengenai peran
penting infrastruktur hijau dalam mewujudkan Sustainable Development Goals
(SDGs). Melalui keterlibatan dalam proyek-proyek infrastruktur hijau, saya telah
menyaksikan dampak positif langsung yang dapat dihasilkan, serta tantangan yang
perlu diatasi untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Namun, di balik pencapaian-pencapaian positif ini, koordinasi lintas-sektor dan


pendanaan merupakan dua di antara tantangan utama yang perlu diatasi. Proyek
infrastruktur hijau sering kali memerlukan koordinasi antara berbagai lembaga
pemerintah maupun swasta, serta partisipasi aktif masyarakat, untuk memastikan
keberlanjutan dan efektivitasnya. Di samping itu, pendanaan proyek-proyek
infrastruktur hijau juga seringkali memerlukan investasi awal yang signifikan,
meskipun pada akhirnya dapat memberikan manfaat jangka panjang yang besar.
Saya menjadi semakin yakin bahwa implementasi infrastruktur hijau merupakan
langkah yang sangat relevan dalam mencapai SDGs.

Pengalaman saya dalam mempelajari dan terlibat dalam implementasi


infrastruktur radikal telah memberi wawasan yang mendalam tentang peran dan
manfaatnya dalam mentransformasi berbagai aspek kehidupan dan perkembangan
masyarakat. Infrastruktur radikal, yang sering kali melibatkan teknologi canggih dan
inovasi mendalam, memiliki potensi besar untuk merubah cara kita berinteraksi
dengan lingkungan, sumber daya, dan masyarakat. Salah satu contoh yang saya
temui adalah dalam pengembangan smart city, di mana integrasi teknologi informasi
dan komunikasi digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup warga kota,
mengoptimalkan pengelolaan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi transportasi
dan layanan publik. “Peluang telah terwujud sehubungan dengan penggunaan tempat
parkir perkotaan dengan cara yang inovatif dan tidak hanya sekedar penghijauan aset
untuk tujuan estetika semata. Tempat parkir terbuka memungkinkan sistem GI yang
lebih konvensional untuk berkembang, mungkin di tempat tidur yang ditinggikan atau
sistem lainnya, dengan sedikit pembatasan karena cahaya alami” (Warhust dkk.,
2014).

K4

Saat terlibat dalam proyek infrastruktur ramah lingkungan, saya belajar tentang
penerapan teknologi yang lebih efisien, penggunaan sumber daya yang terbarukan,
dan integrasi prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan dalam perencanaan dan
pembangunan infrastruktur. Saya menyadari bahwa infrastruktur ramah lingkungan
tidak hanya mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, tetapi juga
menciptakan peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.
Melalui pengalaman saya dalam mempelajari materi peluang pemulihan ramah
lingkungan dan keuangan berkelanjutan, saya semakin menyadari betapa pentingnya
integrasi antara upaya pemulihan ekonomi dan perlindungan lingkungan. Melalui
pemahaman ini, saya melihat bahwa peluang untuk pemulihan ekonomi yang
berkelanjutan secara langsung terkait dengan upaya perlindungan lingkungan dan
keberlanjutan. Dalam konteks ini, saya belajar bahwa integrasi keuangan
berkelanjutan dapat memperkuat pemulihan ekonomi dengan cara yang ramah
lingkungan. Dengan mengintegrasikan pertimbangan lingkungan dan sosial dalam
pengambilan keputusan keuangan, baik pada tingkat individu maupun korporasi, kita
dapat menciptakan perubahan yang signifikan dalam cara kita berinvestasi, berbisnis,
dan mengelola aset keuangan.

Dalam mempelajari materi tinjauan keuangan berkelanjutan di Indonesia, saya


merasa terinspirasi oleh potensi yang tersedia untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan di negara ini. Melalui pemahaman saya tentang upaya-
upaya keuangan berkelanjutan, saya menyadari bahwa Indonesia memiliki peluang
besar untuk mengintegrasikan aspek lingkungan dan sosial dalam keputusan
keuangan, investasi, dan pengelolaan aset. Selama mempelajari materi ini, saya
semakin yakin bahwa konsep keuangan berkelanjutan dapat menjadi pendorong
utama bagi transformasi ekonomi Indonesia menuju arah yang lebih berkelanjutan.
Selain itu, saya juga belajar tentang peran penting sektor keuangan dalam
mendukung proyek-proyek infrastruktur berkelanjutan di Indonesia, seperti energi
terbarukan, transportasi publik, dan pengelolaan limbah. Ini menunjukkan bahwa
sektor keuangan memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dalam
mendorong investasi yang berkelanjutan dan mempercepat transisi menuju ekonomi
yang lebih ramah lingkungan. Saya merasa optimis bahwa Indonesia memiliki potensi
besar untuk menjadi pemimpin dalam mempromosikan keuangan berkelanjutan di
tingkat regional maupun global.

Memahami konsep dan implementasi taksonomi hijau membuat saya semakin


yakin bahwa hal ini bisa menjadi alat yang efektif untuk mengalokasikan modal ke
investasi-investasi yang mendukung transisi menuju ekonomi yang lebih
berkelanjutan. Melalui pemahaman ini, saya semakin yakin bahwa taksonomi hijau
bukan hanya merupakan alat untuk mengalokasikan modal, tetapi juga sebagai
instrumen untuk mempercepat transisi menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan dan
rendah karbon. Dalam hal ini saya belajar tentang hambatan terhadap pembiayaan
infrastruktur dan penerbitan obligasi hijau, saya mendapati bahwa terdapat berbagai
tantangan yang perlu diatasi untuk mendorong pertumbuhan infrastruktur yang
berkelanjutan dan pendanaan proyek-proyek lingkungan. Banyak pihak masih lebih
condong kepada pendekatan konvensional dalam pembiayaan infrastruktur, tanpa
mempertimbangkan dampak lingkungan yang mungkin ditimbulkannya. Hal ini
mengakibatkan terbatasnya dukungan untuk proyek-proyek hijau dan pembiayaan
yang berkelanjutan. Saya melihat adanya perubahan semangat dan kesadaran akan
kebutuhan akan investasi berkelanjutan semakin berkembang. Banyak institusi
keuangan dan pemerintah kini mulai menyadari pentingnya mendukung proyek-
proyek hijau dan infrastruktur yang berkelanjutan. Ini menciptakan peluang untuk
meningkatkan investasi dalam sektor-sektor ini, serta mendorong inovasi dalam
pembiayaan berkelanjutan. Semakin banyak orang yang memahami manfaat jangka
panjang dari investasi berkelanjutan, semakin besar dukungan yang dapat diperoleh
dalam mendukung infrastruktur yang ramah lingkungan. Dari pengalaman ini, saya
belajar pentingnya untuk tetap optimis dan proaktif dalam mengatasi hambatan-
hambatan yang ada.

K5

Mengalami proses mempelajari dan terlibat dalam mengembangkan energi


terbarukan untuk memperkuat pemulihan infrastruktur hijau telah menjadi
pengalaman yang luar biasa bagi saya. Saat melibatkan diri dalam upaya memahami
dan menerapkan energi terbarukan, saya semakin menyadari betapa pentingnya
peran energi terbarukan dalam memperkuat infrastruktur hijau. Saat terlibat dalam
menggali lebih dalam tentang energi terbarukan, saya juga disadari dengan
kompleksitas dan tantangan yang terlibat dalam penerapannya. Persoalan seperti
investasi awal yang besar, integrasi teknologi, serta keberlanjutan operasional
menjadi aspek yang harus diatasi secara seksama.

Dalam mempelajari dan menerapkan transportasi rendah karbon sebagai


strategi untuk meminimalkan dampak lingkungan telah membuka mata saya terhadap
pentingnya perubahan dalam sektor transportasi demi menjaga keberlanjutan
lingkungan. Transportasi adalah salah satu penyumbang utama emisi gas rumah kaca
dan polusi udara. Namun, dengan mengadopsi transportasi rendah karbon seperti
kendaraan listrik, transportasi massal yang ramah lingkungan, dan fasilitas untuk
pejalan kaki dan bersepeda, kita dapat secara signifikan mengurangi dampak negatif
yang dihasilkan oleh sektor transportasi. Pengalaman ini telah memperkuat keyakinan
saya bahwa transportasi rendah karbon adalah langkah yang tidak bisa ditunda lagi.
Saya yakin bahwa dengan upaya bersama dan kesadaran akan pentingnya
mengurangi dampak lingkungan melalui transportasi yang berkelanjutan, kita dapat
menciptakan perubahan yang signifikan dalam menjaga keseimbangan alam.
Dalam mempelajari dan menerapkan konsep air yang berkelanjutan telah
membuka mata saya terhadap pentingnya menjaga sumber daya air untuk generasi
mendatang. Melalui penelitian dan keterlibatan dalam proyek-proyek yang berkaitan
dengan konservasi air, saya semakin menyadari bahwa tantangan dalam pengelolaan
air membutuhkan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan. “Kegunaan air bagi
tubuh manusia antara lain untuk proses pencernaan, metabolisme, mengangkat zat-
zat makanan dalam tubuh, mengatur keseimbangan suhu tubuh dan menjaga tubuh
jangan sampai kekeringan” (Harini, 2007). Air adalah sumber kehidupan, namun
semakin banyak daerah yang mengalami krisis air akibat perubahan iklim, urbanisasi
yang cepat, dan polusi. Saya percaya bahwa melalui kesadaran akan pentingnya
menjaga sumber daya air, serta keikutsertaan dalam proyek-proyek konservasi, kita
dapat menciptakan dampak yang signifikan dalam memastikan ketersediaan air yang
cukup untuk semua makhluk hidup di bumi ini.

Dalam materi sampah berkelanjutan telah memberi saya wawasan yang


mendalam tentang pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab dan
berkelanjutan. Melalui kesempatan ini, saya semakin menyadari bahwa masalah
sampah bukan hanya tentang pembuangan akhir, tetapi juga melibatkan siklus hidup
produk dan tanggung jawab setiap individu dalam mengelola sampah. Ketika saya
terlibat dalam proyek konservasi sampah, saya belajar tentang pentingnya reduksi
sampah melalui pengurangan, daur ulang, dan pengelolaan sampah organik. Saya
menyadari bahwa pendekatan berkelanjutan dalam pengelolaan sampah tidak hanya
mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, tetapi juga membuka peluang
dalam pemanfaatan kembali sumber daya yang telah digunakan.

K6

Negara-negara memiliki kebutuhan dan kondisi yang berbeda, yang membuat


proses negosiasi dan implementasi kebijakan menjadi sangat rumit. Sementara
beberapa negara mungkin memiliki sumber daya dan komitmen untuk menerapkan
infrastruktur hijau dengan cepat, negara-negara lain mungkin menghadapi tantangan
ekonomi yang menghalangi investasi dalam infrastruktur hijau. Penting bagi kebijakan
internasional dalam penerapan infrastruktur hijau untuk mengakomodasi perbedaan
ini dan mendorong kolaborasi antar negara dalam mencapai tujuan bersama untuk
lingkungan yang lebih baik. Ini mencakup pemberian bantuan dan dukungan finansial
kepada negara-negara berkembang untuk mengadopsi teknologi hijau serta
memfasilitasi transfer pengetahuan dan teknologi yang diperlukan. Saya menyadari
bahwa sementara tantangan sangat kompleks, kesadaran akan urgensi dan potensi
positif dari infrastruktur hijau memberikan motivasi untuk terus berkontribusi dalam
upaya menciptakan kebijakan yang berdampak secara global. Saya merasa terdorong
untuk terlibat secara aktif dalam mendukung pengembangan kebijakan internasional
terkait infrastruktur hijau, serta terus memperjuangkan prinsip-prinsip kerjasama lintas
negara.

Dalam kebijakan terkait penerapan infrastruktur hijau di tingkat nasional telah


membawa pemahaman mendalam tentang kompleksitas dan urgensi dalam
menciptakan lingkungan binaan yang berkelanjutan. Pengalaman ini juga menyoroti
tantangan dalam mengintegrasikan kebijakan infrastruktur hijau ke dalam rencana
pembangunan nasional yang lebih luas. Adanya harapan bahwa implementasi
infrastruktur hijau dapat mendukung penciptaan lapangan kerja baru, meningkatkan
kualitas lingkungan binaan, mengurangi risiko terhadap dampak perubahan iklim, dan
meningkatkan daya saing ekonomi nasional melalui inovasi dan efisiensi sumber
daya. Saya merasa terdorong dalam mendukung pengembangan kebijakan nasional
terkait infrastruktur hijau dan memperjuangkan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam
rangka menciptakan lingkungan binaan yang lebih berkelanjutan bagi masyarakat di
tingkat nasional.

Penerapan infrastruktur hijau di tingkat lokal melibatkan berbagai aspek,


seperti perencanaan tata ruang, pembangunan transportasi berkelanjutan,
pengelolaan air limbah dan taman kota, serta penggunaan energi terbarukan di
lingkungan perkotaan. Melalui pengalaman ini, saya semakin menyadari betapa
pentingnya infrastruktur hijau dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal
dan melestarikan lingkungan. Seringkali, pembangunan yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan dianggap sebagai hal yang mahal atau kurang efisien. Saya
semakin yakin bahwa penerapan infrastruktur hijau merupakan sebuah kesempatan
untuk menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih seimbang, sehat, dan ramah
lingkungan.

Sumber daya manusia yang terlatih dalam konsep infrastruktur hijau masih
tergolong langka, sehingga membutuhkan investasi dalam pelatihan dan pendidikan
untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam mengimplementasikan
infrastruktur hijau. Dengan semangat dan komitmen yang kokoh, saya yakin bahwa
infrastruktur hijau dapat menjadi pilar utama dalam menciptakan lingkungan binaan
yang berkelanjutan dan harmonis bagi kita semua. Menurut Aziz (2011) “Faktor
penghambat yang paling utama dalam menerapkan green infrastructure management
di Indonesia berkaitan dengan masalah hukum dan regulasi untuk menyediakan
guideline mengenai pelaksanaan green infrastructure management, seperti
meningkatnya risiko investasi dan kurangnya kebutuhan akan green infrastructure
management”

Tentang green construction, saya merasakan adanya rasa antusiasme dan


keingintahuan yang mendalam terkait konsep dan praktik pembangunan
berkelanjutan. Secara khusus, saya berfikir bagaimana implementasi green
construction dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap lingkungan
dan keberlanjutan. Saya juga terkesan dengan beragam pendekatan inovatif dan
solusi untuk meminimalkan jejak lingkungan dari proyek konstruksi. Saya juga menjadi
lebih peka terhadap kompleksitas tantangan dalam menerapkan konsep green
construction, seperti masalah regulasi, biaya, dan kurangnya kesadaran akan
pentingnya keberlanjutan dalam industri konstruksi. Hal ini menggugah saya untuk
terus mencari solusi yang kreatif dan efektif untuk mengatasi hambatan-hambatan
tersebut. Dengan terus menggali pengetahuan dan berbagi gagasan mengenai green
construction, kita dapat menciptakan perubahan positif yang nyata dalam industri
konstruksi dan mengarahkan arah perkembangan ke depan menuju keberlanjutan.

Ketika saya diberi kesempatan untuk melakukan review terhadap paper


tentang green bridge, saya merasa senang dan antusias. Hal ini membuat saya ingin
mendalami konsep dan implementasi infrastruktur hijau, yang tidak hanya memiliki
dampak positif bagi lingkungan, tetapi juga menciptakan hubungan yang harmonis
antara manusia dan alam. Melalui pembacaan paper tersebut, saya semakin
menyadari betapa pentingnya integrasi konsep green bridge dalam upaya pelestarian
ekosistem, keseimbangan ekologi, serta pemanfaatan ruang terbuka secara
berkelanjutan. Saya terkesan dengan beragam strategi desain dan teknologi dalam
menciptakan green bridge yang dapat mengakomodasi kebutuhan lalu lintas,
perlindungan lingkungan, serta keberlanjutan lingkungan hidup secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA

Mark, Benedict dan Mc.Mahon, Edward. (2006). Green Infrastructure Linking


Landscape and Communities. Washington: Island Press.
Wang, Chen dan Yang. (2008). Ecological Infrastructure as Powerful
Instrument for Smart Conservation. 44th ISOCARP Congress.
Darko, Amos, and Albert Ping Chuen Chan. 2018. “Strategies to Promote Green Building
Technologies Adoption in Developing Countries: The Case of Ghana.” Building and
Environment 130 (December 2017): 74 – 84.
Turski, Michał, and Robert Sekret. 2018. “Buildings and a District Heating
Network as Thermal Energy Storages in the District Heating System.” Energy and Buildings
179: 49
Zhang, Zheng, Christopher Szota, Tim D.Fletcher, Nicholas S.G. Williams, Joerg Werdin,
and Claire Farrell. 2018. “Influence of Plant Composition and Water UseStrategies on Green
Roof Stormwater Retention.” Science of the Total Environment 625: 775
Huda, Miftahul., Rini, T.S., Paing, J. & Purwito, A. 2013. Analisis Of Important
Factors Evaluation Criteria For Green Building. The International Journal Of
Engineering And Science (IJES). 2 (12)
Grigg, N.S. 2000. Infrastructure Engineering and Management. New York: John
Wiley and Sons.41- 47.
Yoke, Wayan. 2023. “Mengenal Infrastruktur Hijau di Kampus PUPR”,
https://pu.go.id/pustaka/informasi/berita/mengenal-infrastruktur-hijau-di-kampus-
pupr/5E44G, diakses pada 13 November 2023.
Widyaputra, Primanda Kiky. 2020. “Penerapan Infrastruktur Hijau di Berbagai
Negara”. Bandung. Widina Bhakti Persada Bandung.

Hardianti Fitri Rahmasari. 2017. “Penentuan Potensi Penerapan Infrastruktur


Hijau Dalam Mengurangi Genangan Di Daerah Aliran Sungai Kedu”. Skripsi. Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan. Institut Teknologi Sepuluh Nopember : Surabaya.

Asyer Riansa. 2022. “Potensi Penerapan Infrastruktur Hijau Permukaan


Berpori (Permeable Pavement) Dalam Mengurangi Genangan Dan Banjir Di
Kecamatan Panakkukang”. Skripsi. Fakultas Teknik. Universitas Hasanuddin.
wri-indonesia.org (2018) Infrastruktur Hijau vs. Abu-Abu: Ketika Alam Lebih
Baik Dari Beton https://wri-indonesia.org/id/wawasan/infrastruktur-hijau-vs-abu-abu-
ketika-alam-lebih-baik-dari-beton

Medium.com (2023) Grey infrastructure solusi atau masalah


https://medium.com/@habakota23/gray-infrastructure-solusi-atau-masalah-
8e1bb794a76d

Wilkinson, SJ, Ghosh, S., Pelleri, N., 2022. Pendekatan wajib atau sukarela
terhadap penerapan atap hijau: studi perbandingan di beberapa kota global.
J.Lingkungan.

Arrmida Salsiah, Endah Murniningtyas. 2018, Tujuan Pembangunan


Berkelanjutan Di Indonesia: Konsep Target Dan Strategi Implementasi. UNPAD
Press: Bandung.
Nabilla Gunawan, Krista Tukiainen, Bridget Boulle. 2022. Green Infrastructure
Investment Opportunities, Indonesia : Green Recovery.
United Nations. (2015). Transforming our world: the 2030 Agenda for
Sustainable Development. Retrieved from
https://www.un.org/ga/search/view_doc.asp?symbol=A/RES/70/1&Lang=E
Aziz, E. M. (2011). Investigating The Green Construction: The Contractor’s
Perspective. Semarang: Universitas Diponogoro.
Djokoto, S. D. (2014). Barriers to Sustainable Construction in the Ghanaian
Construction Industry: Consultants Perspectives

Anda mungkin juga menyukai