Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman
ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran
NIM : 530078147
Kode/Nama Mata Kuliah : EKMO 5101/Perilaku Organisasi
Fakultas : Ekonomi
A. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari
aplikasi THE pada laman https://the.ut.ac.id.
C. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun
dalam pengerjaan soal ujian UAS THE.
D. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan
mengakuinya sebagai pekerjaan saya).
Hidayatullah Ganie
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
Soal No.1 :
Jawaban :
Enny, R (2017: 9-14) yang mengutip beberapa penulis pada bukunya Metodologi Penelitian Bisnis
menguraikan perbedaan antara penelitian kualitatif dengan penelitian kualitatif sebagai berikut :
1) Definisi
Penelitian kuantitatif menurut Kasiram (2008: 149) merupakann proses menemukan pengetahuan
yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang
ingin diketahui, biasanya dapat kita temui pada penelitian dengan pendekatan deduktifis. Penelitian
jenis ini dikenal juga dengan paradigma penelitian tradisional (traditional), positivis (positivist),
eksperimantal (experimental), atau empiris (empiricist).
Sedangkan penelitian kualitatif menurut pendapat Moleong (2005: 6) merupakan penelitian yang
bertujuan untuk memahami tentang fenomena apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti
perilaku, persepsi, motivasi , tindakan secara holistic yang dideskripsikan dalam bentuk kata-kata
dan bahasa, pada suatu konteks tertenut yang alamiah serta dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah.
2) Asumsi
Asumsi yang mendasari penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut (Nana Sudjana dan Ibrahim,
2001; Del Siegle, 2005, dan Johnson, 2005):
a) Bahwa target penelitian tertuju pada realitas yang mempunyai dimensi tunggal, fragmental,
serta cenderung statis sehingga dapat diprediksi.
b) Variabel yang ditetapkan teridentifikasi dan terukur dengan alat-alat yang objektif dan baku.
Sementara pada penelitian kualitatif asumsi dasarnya adalah bahwa realitas sebagai suatu yang
multidimensi, kesatuan, namun berubah-ubah (Nana Sudjana dan Ibrahim, 2001 : 7). Sehingga
sulit untuk menyusun rancangan penelitian yang terinci dan fixed sebelumnya. Rancangan
penelitian akan berkembang sepanjang proses penelitian, penelitian jenis ini juga dikenal dengan
penelitian naturalistik, metode fenomenologis, metode impresionistik, dan metode post positivistic.
3) Karakeristik Penelitian
Beberapa penulis menguraikan karakteristik penelitian kuantitatif sebagai berikut (Nana Sudjana
dan Ibrahim, 2001 : 6-7; Suharsimi Arikunto, 2002 : 11; Johnson, 2005; dan Kasiram
2008: 149-150) :
a) Bertujuan menjelaskan fenomena-fenomena yang sifatnya khusus menggunakan konsep-
konsep yang umum (pendekatan deduktif), rasional– empiris (topdown),
b) Menghindari hal-hal yang bersifat subjektif dengan menggunakan logika positivistik
c) Mulai dari penentuan subjek, sumber data, jenis data, alat yang digunakan sesuai dengan
perencanaan yang dilakukan.
d) Berupaya membuat hukum-hukum dari generalisasinya (Ilmu nomotetik) dan prediksi, lepas
dari konteks waktu dan situasi.
e) Pengumpulan data menggunakan alat pengukuran yang objektif dan baku.
f) Peneliti memposisikan diri terpisah dari objek penelitian, sehingga tidak terlibat secara
emosional dengan subjek penelitian.
g) Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul
Adapun karakteristik penelitian kualitatif menurut Enny R (2017 beberapa penulis adalah sebagai
berikut (Sujana dan Ibrahim, 2001: 6-7; Suharsimi Arikunto, 2002: 11-12; Moleong, 2005: 8-11;
Johnson, 2005, dan
Kasiram, 2008: 154-155).
a) Bertujuan menghasilkan teori substantif yang muncul dari data yang telah ada (grounded
theory) menggunakan pendekatan induktif, untuk memahami, mencari makna di balik data, dan
menemukan kebenaran, baik secara empiris sensual, empiris logis, dan empiris logis
(bottomup).
b) Berupaya menemukan fakta fenomenologis dengan fokus pada persepsi serta makna dari sisi
partisipan, dan hasilnya berupa deskripsi dan interpretasi dalam konteks waktu serta situasi
tertentu.
c) Rancangan penelitian, subjek, sumber data dan alat yang digunakan berkembang sepanjang
proses penelitian sesuai kebutuhan dan tidak ada yang baku.
d) Pengumpulan data berdasarkan prinsip fenomenologis, yaitu memahami gejala atau fenomena
yang dihadapi secara mendalam
e) Peneliti keberadaanya tidak terpisahkan dengan objek penelitian, karena berfungsi pula
sebagai alat pengumpul data
f) Analisis data dapat dilakukan selama penelitian sedang dan telah berlangsung.
4) Prosedur Penelitian
Sedangkan pada penelitian kualitatif prosedur pelaksanaannya fleksibel dan dapat disesuaikan
dengan kebutuhan, situasi dan kondisi di lapangan. Secara garis besar tahapan penelitian kualitatif
adalah sebagai berikut (Sudarwan Danim dan Darwis, 2003 : 80)
a) Merumuskan masalah yang menjadi fokus penelitian.
b) Pengumpulan data di lapangan.
c) Menganalisis data.
d) Merumuskan hasil studi.
e) Menyusun rekomendasi untuk pembuatan keputusan.
4) Tipe-tipe Penelitian
Sedangkan menurut Jhonson (2005:8) ada 5 (lima ) tipe utama pendekatan kualitatif, yaitu :
phenomenology, ethnography, case study research, grounded theory, dan historical research
Rujukan
B. Silahkan analisis grand theory yang tepat digunakan pada penelitian tersebut.
Jawaban :
H7 H7
H4
Corporate Social Responsibility
H2
t Effect
: Indirect
Kinerja Keuangan adalah cerminan upaya pencapaian perusahaan dalam rangka merealisasikan tujuan
keuangannya (financial goals) yaitu memaksimalkan kekayaan pemegang saham melalui peningkatan nilai
perusahaan (Brigham dan Houston, 2001). Salah satu upaya untuk mencapai kinerja keuangan yang baik adalah
melalui mekanisme GCG, sebagai bentuk penegakan etika bisnis dan etika kerja yang menjadi komitmen
Perseroan. Peran dan tuntutan investor dan kreditur asing terhadap penerapan prinsip-prinsip GCG merupakan
salah satu faktor dalam pengambilan keputusan investasi pada suatu perusahaan. Disamping itu kebijakan CSR
bertujuan agar perusahaan mendapatkan legitimasi dari masyarakat. CSR merupakan tuntutan pemangku
kepentingan bahwa perusahaan tidak hanya beroperasi untuk kepentingan pemegang saham, tetapi juga untuk
kepentingan pemangku kepentingan dalam praktik bisnis.
Namun demikian beberapa penelitian terdahulu menunjukkan hasil inkonsisten sehingga perlu digunakan variabel
yang berbeda sebagai variabel mediator antara GCG dan CSR dengan kinerja keuangan perusahaan, dalam hal
ini variabel yang digunakan adalah manajemen laba (earnings management). Laba sering dijadikan indikator
keberhasilan kinerja suatu entitas bisnis, sehingga setiap entitas ingin melaporkan tingkat keuntungan yang lebih
tinggi kepada pengguna laporan keuangan. Informasi diberikan kepada pemilik oleh manajemen tidak dapat
dijamin mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya. Hal ini disebabkan oleh keinginan
manajemen untuk dapat memenuhi kepentingannya sendiri. Manajemen perusahaan sangat memperhatikan
laporan keuangan yang telah dianalisis, karena hasilnya dapat digunakan sebagai alat bantu dalam pengambilan
keputusan lebih lanjut untuk masa yang akan datang.
Rujukan
Mahrani, M., & Soewarno, N. (2018). The effect of good corporate governance mechanism and corporate social
responsibility on financial performance with earnings management as mediating variable. Asian Journal of
Accounting Research.
Brigham, E.F. and Houston, J. (2001), Financial Management, 8th ed., Erlangga, Jakarta (in Bahasa).
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
Soal No.3 :
Berdasarkan artikel yang saudara baca diatas saudara diminta untuk menganalisis:
A. Proses Teknik pengambilan sampel yang digunakan? Jelaskan alasannya.
Sesuai penuturan penulis makalah ini Otchengco Jr, A. M., dan Akiate, Y. W. D. (2021) proses sampling
menggunakan teknik random sampling atau lebih khusus lagi teknik Stratified Random Sampling, hal ini dapat
dipahami sebab populasi sasaran penelitian memiliki karakter kelompok yang berbeda dimana kelompok yang satu
mempunyai jenjang atau tingkatan yang lebih tinggi dari kelompok lainnya, dalam hal ini terutama tingkat pendidikan,
masa kerja. Juliandi, A., & Manurung, S. (2014:55)
Menurut Enny,R (2017:102) tahapan dalam penentuan sampel meliputi ; identifikasi populasi target,
memilih kerangka sampel, menentukan metode pemilihan sampel, merencanakan prosedur pemilihan unit
sampel, menentukan ukuran sampel, menentukan unit sampel, pelaksanaan survey lapangan.
Pada penelitian ini yang menjadi populasi target adalah para pengemudi becak(tricycles) berasal dari
Kapisanan ng Fernandino Tricycles Driver at Operators (KFTODA) berlokasi di kota San Fernando,
Pampanga, Filipina.
Pemilihan sampel dilakukan pada Agustus hingga September 2019 kepada anggota KFTODA yang
berjumlah 3.756 orang. Selanjutnya dengan teknik stratified random sampling, berhasil dkumpulkan 348
pengemudi becak.
Dari sisi usia para pengemudi yang menjadi responden memiliki rentang antara 20 hingga 77 tahun,
dengan usia rata-rata adalah 41,9 tahun. Sekitar 51,2% dari responden berusia 41 tahun ke atas pada
saat pelaksanaan survei. Bila dilihat berdasarkan jenis kelamin (gender), maka para responden
seluruhnya berjenis kelamin laki-laki, penjelasan kondisi ini adalah karena stereotip gender, karena
sebagian besar msih menganggap mengemudi becak merupakan lapangan kerja bagi pria, karena
tuntutan fisiologis berupa kekuatan fisik dan stamina. Lebih jauh hal ini juga dikaitkan dengan ciri
sosial budaya Filipina bahwa tanggung jawab menafkahi keluarga adalah berada dipihak pria
terutama yang sudah menikah.
Sedangkan dari segi masa kerja sebagai pengemudi becak sangat bervariasi mulai dari 1 tahun hingga
40 tahun, dengan mayoritas bekerja selama 10 tahun atau kurang. Lebih jauh dapat diketahui hanya 33%
dari total responden yang bertahan menjadi pengemudi becak lebih dari 10 tahun. Kemungkinan faktor
penyebanya adalah cuaca panas yang luar biasa dan polusi udara di daerah tersebut.
Sebesar 75,6% para pengemudi tersebut hanya mencapai atau menyelesaikan tingkat pendidikan
sekolah menengah atas. Hal ini membuktikan bahwa mengemudi becakmerupakan pilihan mata
pencaharian bagi sebagian besar mereka yang tidak memiliki pendidikan/kredensial yang tinggi.
Rujukan
Juliandi, A., & Manurung, S. (2014). Metodologi Penelitian Bisnis, Konsep dan Aplikasi: Sukses Menulis Skripsi &
Tesis Mandiri. Umsu Press.
Otchengco Jr, A. M., & Akiate, Y. W. D. (2021). Entrepreneurial intentions on perceived behavioral control and
personal attitude: Moderated by structural support. Asia Pacific Journal of Innovation and Entrepreneurship.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
Subyek Penelitian
Merujuk pendapat dari Arikunto (2010) subjek penelitian mempunyai pengertian sebagai tempat di
mana data untuk variabel penelitian diperoleh dan ditentukan dalam kerangka pemikiran. Subjek
penelitian pada hakikatnya melekat pada setiap individu yang berpartisipasi dalam proses
penelitian. Dengan demikian subjek penelitian dijadikan sebagai sumber informasi dalam proses
pengumpulan data untuk membantu menjawab pertanyaan penelitian. Subjek penelitian dapat
berupa orang, barang, atau entitas (organisasi) yang utama memiliki sifat keadaannya terkait topik
penelitian. Sehingga bisa dikatakan subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya
terkandung atau melekat objek penelitian.Meski demikian, terkadang nama subjek penelitian
disebut sebagai subjek manusia, partisipan penelitian, atau relawan studi.
Obyek Penelitian
Pendapat Sugiyono (2014: 20) mengenai pengertian objek penelitan adalah suatu atribut atau
karakter atau nilai dari individu atau sekelompok individu, objek atau kegiatan yang memiliki variasi
spesifik dan ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Objek
penelitian merupakan inti dari problematika riset atau dikenal pula dengan istilah variabel penelitian.
(Arikunto,S. 2010)
Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa objek penelitian merupakan sasaran ilmiah
yang ditujukan untuk mendapatkan data dan mengetahui apa, siapa, kapan dan dimana riset
tersebut dilakukan.
Model yang ditampilkan pada soal bertujuan untuk menguji hubungan kausal antara orientasi
berwirausaha (Entrepreneurial Orientation/EO) dan niat berwirausaha (Entrepreneurial Intention/EI),
disamping itu beberapa penelitian telah membuktikan bahwa pendidikan kewirausahaan sebagai
kontributor perilaku kewirausahaan. Sebagai contoh makalah yang ditulis Koe, W.L (2016)
mencantumkan beberapa penelitian seperti Farashah (2013), yang mengidentifikasi bahwa
seseorang yang telah menyelesaikan kursus kewirausahaan memiliki niat kewirausahaan
cenderung lebih tinggi. Dalam studi lain, Othman et al. (2015) membuktikan bahwa hubungan
antara pendidikan kewirausahaan dan jiwa kewirausahaan dimoderatori oleh locus of control
internal individu. Dengan demikian tidak ada keraguan, bahwa pendidikan kewirausahaan
bertujuan untuk mendorong perilaku dan pola pikir kewirausahaan di antara individu, membina
individu kewirausahaan dan penciptaan usaha baru (Keat et al. 2011).
Dengan demikian populasi yang akan menjadi subyek penelitian (responden) sebaiknya
merupakan mahasiswa yang telah mencapai semester akhir/lulusan program sarjana strata 1
pada sebuah universitas negeri yang dikenal dengan status “entrepreneurial university” (contoh
UGM,IPB) yang bekerja penuh waktu. Secara spesifik, mahasiswa semester akhir dipilih karena
telah menyelesaikan mata kuliah kewirausahaan dan merupakan calon wirausahawan. Meskipun
menyandang status “entrepreneurial university” namun Universitas tersebut adalah
Universitas komprehensif dengan berbagai macam program studi, mulai dari ilmu pengetahuan dan
teknologi hingga ilmu sosial dan humaniora.
Terkait dengan obyek penelitian masih dalam tulisannya Koe, W.L (2016) juga memaparkan bahwa
beberapa penelitian lainnya, seperti Robinson dan Stubberud (2014) membuktikan bahwa siswa
yang menyelesaikan kursus kewirausahaan akan lebih kreatif dan inovatif serta menunjukkan niat
kewirausahaan yang lebih tinggi daripada sebelumnya. Selanjutnya Yurtkoru dkk. (2014)
menegaskan bahwa kewirausahaan adalah proses yang disengaja dan seseorang yang memiliki
keinginan untuk mengambil risiko (pecinta risiko) memberi pengaruh positif terhadap niat
kewirausahaan individu. Demikian pula, Kropp et al. (2008) dengan menggunakan sampel orang
dewasa yang bekerja, menemukan kesimpulan bahwa keputusan memulai usaha bisnis wirausaha
internasional (IEBV) dipengaruhi oleh dua elemen EO, yaitu proaktif dan pengambilan risiko.
Rujukan
Arikunto, S. (2014). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan kombinasi (mixed methods). Bandung: Alfabeta.
Koe, W. L. (2016). The relationship between Individual Entrepreneurial Orientation (IEO) and entrepreneurial
intention. Journal of Global Entrepreneurship Research, 6(1), 1-11.