Anda di halaman 1dari 9

BAHAN PERKERASAN JALAN

“SOAL DAN JAWABAN”

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD YUDHISTIRA DWI SETYANTO


03120190008

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
> Materi 9 (Jenis-Jenis Campuran Aspal)
1. Sebutkan dan beri penjelasan singkat jenis-jenis campuran aspal dingin!
Jawaban:
a) Campuran Aspal Dingin Cair (Cut Back Asphalt)
Aspal cair adalah campuran antara aspal semen dengan bahan pencair dari hasil
penyulingan minyak bumi. Dengan demikian cut back asphalt/aspal cair berbentuk
cair dalam temperature ruang. Berdasarkan bahan pencairnya dan kemudahan bahan
pelarutnya, aspal cair dapat dibedakan atas:
> Rapid Curing Cut Back Asphal (RC-Asphal)
> Medium Curing Cut Back Asphalt (MC Asphalt)
> Slow Curing Cut Back Asphalt (SCA)
b) Campuran Aspal Emulsi (Emulsified Asphalt)
Merupakan salah satu bentuk aspal cair (pada suhu ruangan) dimana
pengencernya adalah air, bukan minyak. Digunakan untuk mendapatkan aspal encer
agar mudah diaduk. Ada 3 macam aspal emulsi / Emulsified Asphalt, yaitu:
> Anionic Emulsified Asphalt
> Cationic Emulsified Asphalt
> Non Lonic Emulsified Asphalt
c) Campuran Aspal Buton
Aspal ini merupakan campuran antara bitumen dengan bahan mineral lainnya
dalam bentuk batuan. Karena aspal buton merupakan bahan alam maka kadar
bitumen yang dikandungnya sangat bervariasi dari rendah sampai tinggi.
2. Jelaskan cara melakukan coating test pada pada campuran aspal emulsi dingin!
Jawaban:
Tahapan pemeriksaan kadar air penyelimutan (Coating Test) adalah:
a) Agregat dibersihkan dan diproporsikan agregat 500 gram
b) Mencampurkan variasi berat air 2%, 3%, 4%, 5%, 6% terhadap berat total
agregat dan KAE awal ke agregat
c) Penentuan kadar air penyelimutan dengan penyelimutan aspal ≥75%
terhadap luas permukaan agregat dan melihat campuran tidak terlalu encer
serta tidak terlalu kaku.
> Materi 10 (Perencanaan Campuran)
1. Apa yang dimaksud dengan half life pada campuran aspal busa?
Jawaban:
Half-life adalah waktu, dalam detik, antara saat busa mencapai volume
maksimum dan waktu menghilang setengah dari volume maksimum. Tujuannya adalah
untuk menghasilkan busa dengan rasio ekspansi yang cukup dan half-life untuk
memungkinkan pencampuran yang maksimal.
2. Apa yang dimaksud dengan electric double layer, pada sistem emulsi? Jelaskan!
Jawaban:
Electric Double Layer (lapisan listrik ganda). Jika minyak terdispersi kedalam
air, satu lapis air yang langsung berhubungan dengan permukaan minyak akan
bermuatan sejenis, sedangkan lapisan berikutnya akan bermuatan yang berlawanan
dengan lapisan didepannya. Dengan demikian seolah-olah tiap partikel minyak
dilindungi oleh dua benteng lapisan listrik yang saling berlawanan. Benteng tersebut
akan menolak setiap usaha dari partikel minyak yang akan menggandakan
penggabungan menjadi satu molekul besar. Karena susunan listrik yang menyelubungi
sesama partikel akan tolak menolak dan stabilitas emulsi akan bertambah.

> Materi 11 (Sifat Volumetrik Campuran)


1. Jelaskan prinsip cara yang bisa digunakan untuk menguji kepadatan lapangan?
Jawaban:
Tingkat pemadatan tanah di ukur dari berat volume kering tanah yang
dipadatkan. Bila air ditambahkan kepada suatu tanah yang sedang dipadatkan, air
tersebut akan berfungsi sebagai unsur pembasah pada partikel-partikel tanah. Untuk
usaha pemadatan yang sama, berat volume kering dari tanah akan naik bila kadar air
dalam tanah meningkat. Harap dicatat bahwa pada saat kadar air w = 0, berat volume
basah dari tanah adalah sama dengan berat volume keringnya.
Bila kadar airnya ditingkatkan terus secara bertahap pada usaha pemadatan yang
sama, maka berat dari jumlah bahan padat dalam tanah persatuan volume juga
meningkat secar bertahap pula. Berat volume kering dari tanah pada kadar air dapat
dinyatakan: Setelah mencapai kadar air tertentu w = w2, adanya penambahan kadar air
justru cenderung menurunkan berat volume kering dari tanah. Hal ini disebabkan
karena air tersebut kemudian menempati ruang-ruang pori dalam tanah yang sebetulnya
dapat ditempati oleh partikel-partikel padat dari tanah. Kadar air dimana harga berat
volume kering maksimum tanah dicapai tersebut kadar air optimum.
Percobaan-percobaan di laboratorium yang umum dilakukan untuk
mendapatkan berat volume kering maksimum dan kadar air optimum adalah proctor
compaction (uji pemadatan proctor)
2. Apa yang dimaksud sifat elasto viscoplastic aspal?
Jawaban:
Lapisan teratas dari sistem perkerasan lentur pada umumnya merupakan lapisan
beraspal. Sifat aspal yang visco-elastic menjadikan karakteristik lapisan beraspal sangat
sensitif terhadap temperatur dan beban survai. Karakteristik lapisan 2 beraspal yang
dipengaruhi oleh temperatur dan beban survai adalah modulus elastisitas.

> Materi 12 (Pengendalian Mutu)


1. Bagaimana pengendalian mutu pekerjaan perkerasan jalan dilakukan?
Jawaban:
Pengendalian mutu pada pekerjaan perkerasan jalan dilakukan dengan cara
pengecekan pada setiap tahapan. Cek pertama adalah pengujian sifat-sifat fisik agregat
dan aspal, FCK, trial compaction, kesiapan alat lapangan dan AMP. Setelah cek
pertama memenuhi dilanjutkan cek kedua yaitu material di stock pile terdiri dari
komponen Quarry tetap, tidak tercampur, tidak terjadi segregasi, kebersihan agregat,
bentuk butian kubikal dan pecah, penumpukan tidak terlalu tinggi. Kemudian
pengecekan AMP meliputi cold bin, dryer, kondisi saringan baik, kalibrasi timbangan,
temperatur aspal dan pencampuran, lama pencampuran. Kemudian setelah pengecekan
kedua disetujui dilanjutkan pengecekan ketiga yaitu mengenai pengecekan batasan
cuaca, kesiapan lahan, pengendalian lalu lintas dan keselamatan kerja. Setelah cek
ketiga selesai dilanjutkan cek keempat meliputi finisher, pengamatan visual, dan
ketebalan sudah sesuai atau belum. Kemudian setelah terpenuhi dilanjutkan pada cek
kelima yaitu meliputi pemadatan awal, pemadatan antara, pemadatan akhir, jumlah
lintasan pemadatan, temperatur atau waktu pengamatan, pembersih pada roda pemadat.
Setelah semua cek dilakukan dan memenuhi maka langkah selanjutnya dilakukan
pengujian diantaranya kerataan, kepadatan dan tebal, serta tekstur apakah sudah
terpenuhi. Setelah melalui tahapan-tahapan yang disebutkan diatas dan telah memenuhi
semua maka pengendalian mutu telah dilakukan dengan baik.
2. Bagaimana pengendalian mutu terhadap biaya dan waktu?
Jawaban:
Pengendalian mutu jika dilaksanakan maka akan sangat berpengaruh pada biaya
dan waktu, karena jika pengendalian mutu dilakukan, dan pada saat proses
pengendalian berlangsung terjadi ketidaksesuaian maka selain biaya yang akan
membengkak, waktu juga akan mengalami penambahan untuk memperbaki
ketidaksesuaian menjadi sesuai dengan mutu yang ditetapkan. Sebaliknya jika pada
proses pengendalian mutu tidak ditemukan ketidaksesuaian maka biaya tidak
membengkak atau bahkan bisa diminimalkan dan proyek atau produksi juga akan
selesai pada waktunya atau bahkan bisa dipercepat.

> Materi 13 (Instalasi Pencampuran Beton Aspal)


1. Bagaimana cara mengetahui kadar aspal dalam campuran aspal beton?
Jawaban:
Untuk mengetahui kadar aspal dalam campuran aspal beton adalah dengan
menggunakan metode Ekstraksi sesuai dengan SNI 03-3640-19 94 menggunakan alat
soklet / refluks.

Pengujian ekstraksi pada campuran aspal.

Pengujian Ekstraksi menunjukan bahwa gradasi agregat berubah menjadi lebih


halus dari gradasi semula perubahan gradasi agregat diakibatkan oleh kehancuran,
beberapa partikel agregat ini menaikan volume rongga udara dalam campuran yang
menghasilkan penurunan kepadatan serta peningkatan VIM dan VMA.
Agregat yang hancur, tidak terlapisi aspal, Hal ini mengakibatkan penurunan
stabilitas dan indeks perendaman dan memasukan kelelehan sehingga menurunkan
Marshall Qoutient dari benda uji Marshall. Immersion, proses ekstraksi merupakan
proses pemisahan campuran dua atau lebih bahan dengan cara menambahkan pelarut
yang bisa melarutkan salah satu bahan yang ada dalam campuran tersebut dapat
dipisahkan. Pelarut yang biasa digunakan dalam proses ekstraksi antara lain spiritus,
bensin minyak tanah, Trichlor Ethylen Teknis, dll.
Salah satu contoh tujuan dilakukan proses ekstraksi yaitu untuk mengetahui
kadar aspal yang terdapat dalam campuran aspal yang dibuat (mix design) yang
menggunakan alat Centrifuge Extractor dengan bensin sebagai pelarutnya selain itu
dapat pula digunakan alat soklet dengan menggunakan Trichlor Ethylen Teknis sebagai
bahan pelarutnya. Kadar aspal adalah bagian yang paling penting dalam penentuan
campuran perkerasan lapis aspal beton, dimana kadar aspal mempengaruhi kualitas dari
campuran aspal beton itu sendiri.
2. Jelaskan secara detail karakteristik campuran aspal beton (asphaltic concrete)!
Jawaban:
Campuran dari aspal dan agregat yang direncanakan harus dapat memenuhi
karakteristik tertentu agar dapat bertahan pada kondisi beban lalu lintas dan iklim
sehingga dapat menghasilkan suatu perkerasan yang kuat, aman dan nyaman. Maka
setiap campuran beton aspal (AC/asphaltic concrete) harus memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1) Stabilitas
Stabilitas adalah kemampuan perkerasan jalan menerima beban lalu lintas tanpa
terjadi perubahan bentuk tetap seperti gelombang, alur, dan bleeding. Kebutuhan
akan stabilitas sebanding dengan fungsi jalan, dan beban lalu lintas yang akan
dilayani. Jalan yang melayani volume lalu lintas tinggi dan dominan terdiri dari
kendaraan berat, membutuhkan perkerasan jalan dengan stabilitas tinggi. Sebaliknya
perkerasan jalan yang diperuntukkan untuk melayani lalu lintas kendaraan ringan
tentu tidak perlu mempunyai nilai stabilitas yang tinggi.
2) Keawetan (durabilitas)
Keawetan atau durabilitas adalah kemampuan beton aspal menerima repetisi
beban lalu lintas seperti berat kendaraan dan gesekan antara roda kendaraan dan
permukaan jalan, serta menahan keausan akibat pengaruh iklim, seperti udara, air,
atau perubahan temperatur. Durabilitas beton aspal dipengaruhi oleh tebalnya film
atau selimut aspal, banyaknya pori dalam campuran, kepadatan dan kedap airnya
campuran.
3) Kelenturan (fleksibilitas)
Kelenturan atau fleksibilitas adalah kemampuan beton aspal untuk
menyesuaikan diri akibat penurunan (konsolidasi / settlement) dan pergerakan dari
pondasi atau tanah dasar, tanpa terjadi retak. Penurunan terjadi akibat berat sendiri
tanah timbunan yang dibuat diatas tanah asli. Fleksibilitas dapat ditingkatkan dengan
mempergunakan agregat bergradasi terbuka dengan kadar aspal yang tinggi.
4) Ketahanan terhadap kelelahan (fatique resistance)
Ketahanan terhadap kelelahan (fatique resistance) adalah kemampuan beton
aspal menerima lendutan berulang akibat repitisi beban, tanpa terjadinya kelelahan
berupa alur dan retak. Hal ini dapat tercapai jika mempergunakan kadar aspal yang
tinggi.
5) Kekesatan / tahanan geser (skid resistance)
Kekesatan / tahanan geser (skid resistance) adalah kemampuan permukaan
beton aspal terutama pada kondisi basah, memberikan gaya gesek pada roda
kendaraan sehingga kendaraan tidak tergelincir, ataupun slip. Berikut adalah faktor–
faktor yang mempengaruhi kekesatan jalan yaitu :
a. Kekasaran permukaan dari butir-butir. Dalam hal ini agregat yang digunakan tidak
hanya mempunyai permukaan yang kasar, tetapi juga mempunyai daya tahan
b. Luas bidang kontak antar butir atau bentuk butir
c. Gradasi agregat
d. Kepadatan campuran
e. Tebal film aspal
f. Ukuran maksimum butir agregat.
6) Kedap air (impermeabilitas)
Kedap air (impermeabilitas) adalah kemampuan beton aspal untuk tidak dapat
dimasuki air ataupun udara ke dalam lapisan beton aspal. Air dan udara dapat
mengakibatkan percepatan proses penuaan aspal, dan pengelupasan film/selimut
aspal dari permukaan agregat. Jumlah pori yang tersisa setelah beton aspal
dipadatkan dapat menjadi indikator kekedapan air campuran. Tingkat
impermeabilitas beton aspal berbanding terbalik dengan tingkat durabilitasnya.
7) Kemudahan pelaksanaan (workability)
Mudah dilaksanakan (workability) adalah kemampuan campuran beton aspal
untuk mudah dihamparkan dan dipadatkan. Tingkat kemudahan dalam pelaksanaan,
menentukan tingkat efisiensi pekerjaan. Faktor yang mempengaruhi tingkat
kemudahan dalam proses penghamparan dan pemadatan adalah:
a. Viscositas aspal
b. Kepekaan aspal terhadap perubahan temperatur
c. Gradasi dan kondisi agregat revisi atau koreksi terhadap rancangan campuran
dapat dilakukan jika ditemukan kesukaran dalam pelaksanaan.

> Materi 14 (Kerusakan Jalan Perkerasan Lentur)


1. Apa kekurangan dari perkerasan lentur?
Jawaban:
> Tebal total struktur perkerasan lebih tebal dari pada perkerasan kaku;
> Kelenturan dan sifat kohesi berkurang selama masa pelayanan;
> Frekuensi pemeliharaan lebih sering daripada menggunakan perkerasan kaku;
> Tidak baik digunakan jika sering digenangi air;
> Membutuhkan agregat lebih banyak.
2. Sebutkan apa saja jenis lapis permukaan atau surface yang digunakan pada perkerasan
lentur?
Jawaban:
> Laburan aspal, merupakan lapis penutup yang tidak memiliki nilai struktural,
> Lapis Tipis Aspal Pasir (Latasir = Sand Sheet = SS),
> Lapis Tipis Beton Aspal (Lataston = Hot Rolled Sheet = HRS),
> Lapis Beton Aspal (Laston = Asphalt Concrete = AC),
> Lapis Penetrasi Macadam (Lapen),
> Lapis Asbuton Agregat (Lasbutag).

> Materi 15 (Kerusakan Jalan Perkerasan Kaku)


1. Apa itu perkerasan kaku?
Jawaban:
Perkerasan kaku (rigid pavement) yaitu perkerasan yang menggunakan semen
portland.
2. Dimana biasa perkerasan kaku digunakan?
Jawaban:
Perkerasan kaku cocok digunakan untuk jalan dengan volume lalu lintas tinggi
yang didominasi oleh kendaraan berat, di sekitar pintu tol, jalan yang melayani
kendaraan berat yang melintas dengan kecepatan rendah, atau di daerah jalan keluar
atau jalan masuk ke jalan berkecepatan tinggi yang didominasi oleh kendaraan berat.

Anda mungkin juga menyukai