Anda di halaman 1dari 5

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

1, (2013) 1-5 1

ANALISA LEBAR EFEKTIF PELAT


PADA STRUKTUR GELADAK
KAPAL TANKER
Udah Ifah dan Budie Santosa
Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: Budies@na.its.ac.id

lebar efektif pada pelat geladak. Setiap regulasi atau class


Lebar efektif pelat (effective width of plate) dari struktur memiliki standart lebar efektif pada pelat geladak yang tidak
geladak kapal tanker dianalisis dengan menggunakan standar boleh dilampaui, begitu juga dengan class BKI (Biro
pada Biro Klasifikasi Indonesia dan menggunakan teori balok Klasifikasi Indonesia). Dengan hal ini batasan ijin lebar efektif
sederhana yang terdapat pada buku kekuatan dan teori yang pada pelat geladak maupun tegangan maksimum yang
diberikan oleh Friedrich Bleich. Pada tugas akhir ini, analisis
digunakan adalah batasan ijin berdasarkan klasifikasi BKI.
dilakukan pada balok geladak dan pembujur dengan variasi
jarak yang berbeda. Struktur geladak tersebut dimodelkan Didalam perhitungan lebar efektif pada pelat geladak ini
menggunakan software MSC Pastran sebagai pre-processor dan akan dilakukan perhitungan lebar efektif pelat dengan metode
MSC Nastran sebagai processor. Bagian geladak dari kapal yang perhitungan manual dan metode elemen hingga. Perhitungan
dimodelkan adalah sepanjang 3 ruang muat pada midship. Ruang secara manual dilakukan dengan menggunakan teori balok
muat pada bagian tengah dari ketiga ruang muat tersebut adalah sederhana yang terdapat pada buku kekuatan kapal.
ruang muat yang paling besar. Lebar efektif yang dianalisa Perhitungan dengan metode elemen hingga dilakukan dengan
merupakan pengaruh dari beban eksternal (beban geladak) dan menggunakan permodelan pada MSC Nastran 2010.
beban gelombang (sagging). Variasi dalam perhitungan diambil Permodelan dilakukan berdasarkan regulasi BKI 2008,
sebesar satu kali jarak balok geladak dan dua kali jarak balok
jika terdapat kekurangan petunjuk dalam melakukan
geladak. Tegangan yang dipakai dalam perhitungan didapat dari
pemodelan yang sebelumnya tegangan pada setiap pembujur pemodelan akan dilakukan pengadopsian dari rule lain seperti
pada balok geladak dicari rata-ratanya dan diambil yang Common structural Rules “CSR for Double Hull Oil Tanker”.
terbesar untuk analisis lebar efektif. Untuk tegangan rata-rata Permodelan merupakan suatu cara yang sangat bagus dalam
didapat dari rata-rata dari seluruh tegangan yang terjadi pada mendapatkan hasil tegangan maksimum yang cukup akurat dan
pelat geladak. Hasil dari perhitungan menunjukkan bahwa baik klasifikasi juga merekomendasikan perhitungan tegangan
dalam perhitungan manual melalui pemodelan dan perhitungan dengan menggunakan pemodelan.
menggunakan standar Biro Klasifikasi Indonesia yaitu hampir
sama. Pada variasi jarak balok geladak dengan a sebesar 3600
mm dan b sebesar 900 mm menghasilkan lebar efektif 583.7485
mm, sedangkan perhitungan dari model didapatkan lebar efektif II. TINJAUAN PUSTAKA
sebesar 556.8493 mm.
Perhitungan balok atau girder dengan pelat hadap yang
amat lebar, seperti misalnya pelat yang berpenegar, tidak dapat
lagi dilaksanakan berdasar pada teori lenturan balok, karena
Kata kunci: Lebar efektif pelat (effective width of plate),
teori ini didasarkan pada anggapan bahwa tegangan yang
terjadi tersebar merata pada seluruh penampangnya, sedang
dalam penyelesaian persoalan diatas anggapan tersebut tidak
I. PENDAHULUAN dapat dipakai lagi. Dalam kenyataan pada pelat hadap yang
lebar, tegangan amat mengecil pada bagian tepi hadap
tersebut. Untuk dapat menghitung girder dengan pelat hadap

D
ALAM bidang kekuatan kapal, perlu memperhitungkan
lebar dengan teori balok yang sederhana, diperkenalkan
kekuatan memanjang suatu konstruksi kapal. Distribusi
pengertian lebar bilah hadap yang ikut menyangga atau lebar
beban yang tidak merata dan gelombang air laut yang
pelat efektif. Tegangan yang semula tersebar, tidak merata
tidak beraturan pada kapal yang berlayar menyebabkan
struktur kapal terjadi tegangan dan regangan. selebar pelat hadap b, diganti dengan tegangan yang tersebar
Kapal Tanker merupakan kapal full displacement dengan merata selebar lebar efektif bm , sedang besarnya sama dengan
muatan cair sehingga perlu adanya perhatian khusus dalam tegangan pada pelat bilahnya (tegangan maximumnya).
analisa tegangan maksimum yang salah satunya mengacu pada
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 2

A. Faktor Korosi beban dinamis. Beban dinamis gelombang yaitu terkena


Perhitungan tebal pelat yang ada pada struktur harus gelombang sagging.
ditambahkan faktor korosi. Penambahan faktor korosi berbeda Beban-beban yang terjadi pada kapal menurut CSR terdiri
pada tiap-tiap tempat karena beban yang diterima berbeda. dari 2 macam beban. Beban tersebut antara lain beban
gelombang (eksternal) statis / static wave pressure, beban
Perhitungan t corrosion untuk sebuah struktur sebagai berikut
gelombang (eksternal) dinamis / dynamic wave pressure.
: [Section 6.3.2 of Common Structural Rules for Double Hull
Beban gelombang (eksternal) merupakan beban pada kapal
Oil Tanker, 2010].
yang ditimbulkan dari gelombang air laut.
Perhitungan pada tegangan penumpu lambung dengan 1) Beban Statis
menggunakan tebal aktual ditambahkan -0,25tcorr. Namun,
untuk bagian struktur lainnya, seperti penegar dan pelat,
perhitungan tegangan menggunakan tebal actual ditambahkan -
0,5tcorr.
Untuk geladak kekuatan yang diperlukan sebagai geladak
cuaca dan geladak akil, maka besar beban tidak boleh kurang
dari dua nilai perhitungan di bawah ini :

dengan z adalah jarak vertikal pusat beban konstruksi di atas


garis dasar [m], P0= 2,1 * ( CB + 0,7 )* C0 * CL * f *CRW beban
luar dasar dinamis [kN/m2], T sarat pada kapal [m], H tinggi
Gambar. 1. Faktor korosi
kapal [m].

B. Kondisi Pembebanan 2) Beban Dinamis Gelombang Air Laut


Struktur bangunan apung mendapat beban yang beragam
MWV = L2 * B * C0 * C1 * CL * CM
selama masa operasinya. Beban-beban tersebut diantaranya
adalah functional loads, dead loads, live loads, environmental
dengan C0 adalah koefisien gelombang air laut
loads, sea loads (gelombang dan arus), wind loads, seismic
loads dan Accidental loads. Semua beban tadi yang besar dan
arahnya beragam akan menyebabkan timbulnya tegangan yang
bervariasi pada struktur, yang akan mengarah pada kerusakan C1S kondisi saat sagging = - 0,11 ( CB + 0,7 )
karena kelelahan. Beban kelelahan adalah salah satu parameter CL = 1,0 untuk L >= 90 m
kunci dalam analisis fatigue. Hal yang dimaksud adalah beban CMS kondisi saat sagging
jangka panjang selama proses kerusakan akibat kelelahan = cv
terjadi.

III. METODOLOGI
Pada tugas akhir ini dilakukan pemodelan pada struktur
geladak kapal di daerah midship dengan menggunakan MSC Setelah melakukan input pembebanan pada model, langkah
Patran dan Nastran. Setelah dibuat struktur geladak, material selanjutnya adalah melakukan running model menggunakan
properties dimasukkan pada model (tebal pelat), Kemudian solver MSC Nastran sehingga akan didapatkan tegangan. Hasil
dilakukan perhitungan beban yang akan diinputkan pada tegangan pada setiap balok geladak yang didapat dari analisa
model. dapat mencari harga lebar efektif pelat.

A. Pembebanan
Pembebanan yang dimasukkan pada model FE berdasarkan
pada perhitungan beban BKI section 4. Untuk perhitungan
beban yang bekerja pada struktur berupa beban statis dan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 3

IV. ANALISA
Hasil dari pemodelan sebagai berikut:

Grafik IV.1 Hasil perataan tegangan pada satu kali jarak


balok geladak
Gambar 4.1 Hasil dari pemodelan struktur geladak
Tabel IV.4 Hasil luasan dari kurva tegangan untuk satu kali
A. Variasi pada satu kali jarak balok geladak ( 3600 mm ) jarak balok geladak
Tabel IV.2 Hasil Tegangan pada satu kali jarak balok
geladak Rata2
No. Beam Luas Grafik
No. Beam 4 Beam 5 Beam 6 Beam 9 N/mm²
N/mm² N/mm² N/mm² N/mm² 1 108.575
103871.25
1 110 116 109 99.3 2 122.25
100215
2 123 128 121 117 3 100.45
94140
3 101 104 99.7 97.1 4 108.75
4 109 110 108 108 98887.5
5 111
5 111 110 111 112 107437.5
6 127.75
6 129 126 128 128 105975
7 107.75
7 110 109 108 104 96862.5
8 107.5
8 110 107 107 106 106875
9 130
9 131 127 129 133 109800
10 114
10 111 110 111 124 100912.5
11 110 111 108 112 11 110.25
95591.25
12 102 104 99.7 103 12 102.175
101666.25
13 123 128 121 123 13 123.75
105750
14 111 116 109 109 14 111.25

Tabel IV.3 Hasil perataan tegangan pada satu kali jarak balok
geladak B. Variasi pada dua kali jarak balok geladak ( 7200 mm )
No. Rata2 Beam No. Rata2 Beam Tabel IV.5 Hasil Tegangan pada dua kali jarak balok geladak
N/mm² N/mm² No. Beam 1 Beam 2 Beam 3
1 108.575 8 107.5 N/mm² N/mm² N/mm²
1 127 118 109
2 122.25 9 130
2 124 126 115
3 100.45 10 114
3 127 106 123
4 108.75 11 110.25
4 78.1 110 86.9
5 111 12 102.175
5 91.9 189 80.4
6 127.75 13 123.75
6 127 81.4 119
7 107.75 14 111.25
7 109 115 101
8 386 351 115
9 105 116 111
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 4

10 134 84.3 78.4


11 86.3 188 85
12 81 113 123
13 130 106 116
14 125 128 110
15 126 117

Beam 7 Beam 8 Beam 10


N/mm² N/mm² N/mm² Grafik IV.2 Hasil perataan tegangan pada dua kali jarak
pembujur
105 106 135
Tabel 4.7 Hasil luasan dari kurva tegangan pada dua kali jarak
118 109 132 balok geladak
99.9 118 117 No. Rata2 Beam
Luas Grafik
112 78.3 152 N/mm²
1 116.6666667
186 94.5 180 106800.3
2 120.6666667
78.7 114 128 106117.65
3 115.15
98114.85
126 108 165 4 102.8833333
107932.5
5 136.9666667
123 106 178 110242.8
6 108.0166667
79.2 114 182 102907.8
7 120.6666667
148725
186 93.7 334 8 209.8333333
147465
112 77.6 114 9 117.8666667
121320
10 151.7333333
100 118 117 117997.2
11 110.4833333
118 110 145 98617.5
12 108.6666667
103275
105 106 163 13 120.8333333
109649.7
14 122.8333333
109949.85
Tabel IV.6 Hasil perataan tegangan pada dua kali jarak balok 15 121.5
geladak
C. Lebar Efektif Pelat
Rata2 Tabel 4.8 Hasil lebar efektif dari hasil pemodelan dengan satu
No. Rata2 Beam No. Beam jarak balok geladak
Luas Grafik e'm = n * bm
N/mm² N/mm² e'm
n=3
1 116.666667 8 209.83333
103871.25
2 120.666667 9 117.86667 100215 1669.417 556.4723926
3 115.15 10 151.73333 94140
98887.5 1774.966 591.6551724
4 102.883333 11 110.48333
107437.5
5 136.966667 12 108.66667 105975 1670.548 556.8493151
6 108.016667 13 120.83333 96862.5
7 120.666667 14 122.83333 106875 1895.233 631.744186
109800
100912.5 1848.355 616.1184211
95591.25
101666.25 1930.585 643.5282603
105750
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 5

Tabel 4.9 Hasil lebar efektif dari hasil pemodelan dengan dua V. KESIMPULAN DAN SARAN
jarak balok geladak
Berdasarkan hasil pembahasan, kesimpulan yang dapat
e'm = n * bm diambil adalah tegangan terbesar terletak pada pembujur no 8
Luas Grafik e'm
n=3 dan 9. Lebar efektif pelat sebesar 631.7442 mm dan 470,5163
mm. Hal ini terdapat perbedaan sebesar 8,22 % dengan
106800.3 perhitungan BKI. Untuk penelitian selanjutnya dapat
106117.65 1764.513398 588.1711326 dilakukan variasi perhitungan yang terdapat pada hasil
98114.85 pemodelan tidak hanya dilihat dari hasil tegangan aksial saja,
107932.5 2002.728171 667.576057 bisa juga dilihat dari hasil tegangan gesernya sehingga
didapattkan hasil lebar efektif yang bervariasi.
110242.8
102907.8 1973.312143 657.7707144
148725
147465 1411.548848 470.5162828 UCAPAN TERIMA KASIH
121320
Para penulis mengucapkan terima kasih kepada Jurusan
117997.2 1577.22232 525.7407733 Teknik Perkapalan yang telah membiayai dan memfasilitasi
98617.5 dalam terselesaikannya penelitian ini terutama fasilitas
103275 1857.906442 619.3021472 Laboratorium Konstruksi dan Kekuatan Kapal.
109649.7
109949.85 1787.784668 595.9282225
DAFTAR PUSTAKA
Berikut adalah hasil lebar efektif dengan perhitungan
menggunakan BKI :
Tabel 4.12 Hasil lebar efektif pelat e’m [1] American Bureau of Shipping, Guidance Notes on -
Safehull Finite Element Analysis Of Hull Structures,
a ( mm ) b ( mm ) bm ( mm ) e'm American Bureau of Shipping, Houston, 2004.
[2] Bureau Classifications Indonesia, Rules for the
3600 900 583.7485562 1751.246 Classification and Construction of Seagoing steel ships,
7200 900 583.7485562 1751.246 Volume II, 2008
[3] Bleich, Friedrich, Buckling Strength of Metal Structure,
New York, 1952.
Tabel 4.13 Hasil lebar efektif pada perhitungan rumus bleich [4] International Association of Classification Societies,
Common Structural Rules for Double Hull Oil Tanker,
IACS Council, London, 2010.
b ( mm
a ( mm ) α = a/b α² K
)

3600 900 4 16 4
7200 900 8 64 4

σkr ( kN/m² ) σs bm ( mm )
σm
σkr/σm

8.970775463 0.5231 17.14925533 685.395


2.242693866 0.5231 4.287313832 2.10221379

Anda mungkin juga menyukai