MEKANIKA FRAKTUR
PERHITUNGAN FRACTURE ENERGY PADA BALOK BETON
OLEH :
RIDHO AIDIL FITRAH
1520922016
DOSEN :
RENDY THAMRIN Dr. Eng
Dr. RUDDY KURNIAWAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam suatu proses perencanaan, kegiatan rekayasa merupakan kegiatan
untuk mendapatkan produk (struktur) yang lebih baik. Analisa perambatan retake
merupakan salah satu analisa kegagalan yang sering dilakukan karena berkaitan
dengan penggunaan suatu struktur terhadap lingkup waktu dan lingkungannya.
Fracture mechanics merupakan suatu analisis penyelesaian dengan cara
mendefinisikan kondisi lokal dari tegangan dan regangan di sekitar retakan yang
dikorelasikan dengan parameter-parameter globalnya (beban-beban, geometri dsb)
dimana retakan akan merambat. Analisa retak pada struktur dapat juga dilakukan
dengan tahap evaluasi re-desain. Hasil pengujian dianalisa secara grafik untuk
mengetahui laju permabatan retak.
Teknik
mekanika
retak
dapat
memberikan
metodologi
untuk
Gambar 1.1 (a) Perambatan Ukuran Retak (b) Tegangan Residual jika Retak Terjadi
Kekuatan sisa akan menurun secara progresif diakibatkan ukuran retak dan
waktu seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.1 (b), setelah melewati waktu
tertentu kekuatan sisa akan menurun. Hal ini disebabkan struktur tidak dapat
menahan beban lebih tinggi dibandingkan dengan spesifikasinya. Jika terjadi pada
saat pembebanan tinggi, pertumbuhan retak akan tumbuh sampai kekuatan sisa
menurun dan terjadi kegagalan. Hal ini dianggap sebagai kegagalan yang terjadi
akibat keadaan normal. Banyak strukktur yang dirancang untuk memiliki
kekuatan properties yang cukup tinggi namun hal ini bisa memberikan inisiasi
retak. Terutama ketika sudah ada kekurangan atau tuimbulnya konsentrasi
tegangan. Perancang harus mengantisipasi kemungkinan retak dan akibatnya dia
harus menerima risiko tertentu bahwa struktur akan gagal. Hal ini mengindikasi
bahwa setiap struktur memiliki batas umur pakai. Tentu saja kemungkinan
kegagalan harus berada pada tingkat rendah sehinga dapat iterima selama masa
pakai.
Dalam rangka memastikan keselamatan harus memprediksi bagaimana
retak akan tumbuh dan seberapa ceepat kekuatan sisa akan menurun. Untuk itu
beton sebagai suatu material yang umum digunakan dalam desain elemen struktur
seperti balok, kolom, pondasi, pelat lantai harus didesain oleh seorang engineer
sedemikian rupa terhadap perambatan retak agar struktur dapat bertahan dalam
waktu layan yang cukup.
1.2
mekanika fraktur terjadi pada balok beton. Untuk itu, secara khusus penelitian ini
bertujuan :.
1. Mendapatkan fracture energy (Gf) dari struktur balok beton.
2. Membandingkan nilai fracture energy (Gf) secara teoritis dan numerical.
Studi ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk pengetahuan tentang
fraktur pada struktur beton sehingga menjadi pengembangan dalam desain suatu
struktur beton.
1.3
Batasan Masalah
Ruang lingkup dan batasan masalah dari Tugas Akhir ini adalah sebagai
berikut :
1. Balok beton memiliki ukuran 250 mm x 200 mm dengan bentang 1000
mm
2. Analisis dilakukan secara non-linier dua dimensi ini menggunakan
software ATENA 2D v5.
3. Jenis pembebanan yang digunakan adalah beban monotonik.
4. Balok tertumpu pada dua tumpuan sederhana.
5. Jenis Elemen yang digunakan adalah Plane Quadrilateral Elements.
6. Mutu beton yang digunakan adalah fc25 Mpa.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Retak pada model I diakibatkan oleh gaya normal yang terjadi pada bidang
retak sehingga cendrung seperti retak terbuka. Retak pada model I ini merupakan
retak yang sering terjadi dan sering dipelajari. Hal penting yang terjadi pada
pergesaran bidang retak di model II (sliding mode) adalah displacement
permukaan retak berada di dalam bidang retak dan tegak lurus dengan tepi retak.
Sedangkan untuk tearing mode atau model III diakibatkan oleh pergeseran
bidang (out of plane shear). Displacement dari permukaan retak berada di dalam
bidang retak dan sejajar dengan tepi retak. Superposisi dari ketiga jenis mode
retak ini merupakan kasus yang sering ditemui secara umum pada keratakan.
Misalnya ketebalan retak pada model I dengan panjang 2a pada sebuah pelat
seperti pada Gambar 2.2. Pelat tersebut diberikan tegangan geser dengan besaran
tertentu. Ada banyak cara untuk menghitung tegangan geser elastic pada ujung
retak ini. Sebuah elemen pada pelat dengan jarak r dari ujung retak dan pada sudut
terhadap bidang retak, dengan tegangan normal pada sumbu X dan Y, serta
tegangan gesernya , maka perhitungan tegangannya dapat diformulasikan seperti
berikut :
Gambar 2.2. Mekanisme Retak pada Pelat yang diberi Gaya Geser
dengan model I dengan faktor KII dan KIII yang merupakan faktor intensitas
tegangan mode II dan mode III.
2.2
tertutup oleh kurva respons dan sumbu horisontal mewakili kerja yang dilakukan
oleh beban eksternal untuk fraktur balok. Seharusnya bahwa pertumbuhan retak
stabil dan kerja yang dilakukan oleh beban eksternal dihabiskan hanya dalam
celah perambatan.
.(1)
Dimana nilai Wo adalah luasan kurva beban-perpindahan pada Gambar 2.4
yang didekati dengan perhitungan numerik. Nilai a0 adalah tinggi coakan yang
ada pada balok.
Gambar 2.4 (a) Skematik Balok Uji dengan Coakan (b) Luas Kurva Beban-Perpindahan
BAB III
METODOLOGI
3.1
Diagram Alir
Mulai
Pendeskripsian Model
Penyusunan dn Pembuatan
program dengan Atena
Pembahasan :
Kurva Beban-Perpindahan
Perhitungan Fracture Energy
Kesimpulan
Selesai
3.2
Deskripsi Model
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kurva Beban-Perpindahan
4.1
(a)
3.300E+00
3.850E+00
4.400E+00
4.616E+00
Gambar 4.1 Model Balok dengan Coakan (a) Pre-Processing (b) Post Processing (c) Konsentrasi Tegangan
11
Berdasarkan Gambar 4.1 (b) dapat terlihat bahwa pada saat kondisi failure
balok beton menunjukkan kondisi retak yang terlihat pada daerah coakan beton
tersebut. Gambar 4.1 (c) menunjukkan konsentrasi tegangan terbesar terjadi pada
daerah dekat coakan. Kurva beban-perpindahan pada balok dapat diplotkan
dengan Excel seperti Gambar 4.2. Pada kurva tersebut terlihat beban ultimate
yang mampu ditahn balok tersebut adalah 20,95 kN dengan perpindahan
maximum sampai kondisi failure adalah 0.21 mm.
4.2
12
Untuk menghitung besar fracture energy secara teoritis pada balok uji
tersebut diperlukan perhitungan seperti pada persamaan 1. Luas kurva bebanperpindahan dapat dicari dengan menggunakan perhitungan integral dari
persamaan yang dikeluarkan pada program Excel seperti pada Gambar 4.4.
Selanjutnya
parameter-parameter
tersebut
dimasukkan
ke
dalam
0
0
0.102
= 2.318 106 /
250 30 200
13
Sehingga
didapatkan sebesar
0.000002318 kN/mm. Nilai yang didapat dari software ATENA adalah 0.0000513
MN/m atau sama dengan 0.0000513 kN/mm. Terdapat perbedaan yang sedikit
dari perhitungan sehingga perhitungan secara teoritis dan dengan software cukup
untuk memprediksi nilai fracture energy.
14
BAB V
KESIMPULAN
1. Nilai fracture energy pada balok beton berukuran 250 mm x 200 mm adalah
0.0000513 kN/mm pada software ATENA dan 0.000002318 kN/mm secara
teoritis.
2. Nilai teoritis dan software ATENA memiliki perbedaan yang sedikit sehingga
perhitungan tersebut dapat digunakan untuk memprediksi besar nilai fracture
energy.
15
DAFTAR PUSTAKA
16