uk
Provided by Kumpulan Jurnal dan Prosiding Elektronik PPNS (Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya - Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, P3M)
Mahasiswa Teknik Perpipaan PPNS 1*, Staf Pengajar Teknik Perpiaan PPNS 2,3
Teknik Perpipaan, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS)
bhimalazuardi03@gmail.com1*
Abstrak
Kata kunci : PT. Petrokimia Gresik, Amonia, Heat loss, pemodelan, insulasi, Stress analysis
Q= nilai kalor yang diperlukan (heat loss) Pipe load adalah beban yang terjadi pada
sistim perpipaan yang diteruskan ke srtuktur bangunan
(W) penumpu melalui peralatan penumpu atau restraint.
Sistem perpipaan pada kondisi operasi tentunya
h1= heat transfer coefficient permukaan mengalami berbagai macam beban.Beban yang
dialami diantaranya beban akibat pipa itu sendiri, berat
bagian dalam pipa (W/m2 °K) fluida yang mengalir, insulasi pipa, beban angina
A1= luas permukaan perpindahan panas maupun gempa bumi.
2.5.1 Beban Sustain (Sustained Load)
bagian dalam pipa (m2)
Beban sustain adalah beban yang bekerja secara
h2= heat transfer coefficient permukaan terus-menerus pada pipa.Tegangan yang terjadi pada
beban sustain merupakan hasil dari jumlah tegangan
bagian luar pipa (W/m2 °K) longitudinal SL akibat tekanan, berat, dan beban
A2=luas permukaan perpindahan panas sustain lain dengan tidak melebihi dari Sh
(SL<Sh).Nilai tegangan izin pada kondisi sustained
bagian luar pipa (m2) load berdasarkan ASME B31.3 Appendix A Table A-
1.Beban sustain menyebabkan terjadinya tegangan
K= konduktivitas thermal (W/m °K) antara lain axial stress, longitudinal pressure stress,
dan bending stress.
𝐹𝑎𝑥 𝑀𝑏𝑐 𝑝𝑑𝑜
SL= + + (2.8)
𝐴𝑚 𝐼 4𝑡
Dengan : Dimana :
M = Momen yang terjadi pada tumpuan (in-lb)
Fax = Gaya aksial (lb) I = Momen inersia (in4)
Z = Modulus section (in3)
Am = Luas penampang pipa (in2) = Displacement (in)
L = Panjang pipa (in)
M = Momen bending (lb.in) E = Modulus elastisitas (Psi)
c = Jarak dari sumbu pipa (in)
P = Tekanan internal
Selayaknya tegangan yang terhitung
do = Diameter luar pipa (in)
harus dibandingkan dengan allowable material.
t = Tebal pipa (in) Piping code allowable sebagaimana ditentukan
diatas adalah semua berkaitan dengan uji tarik
SL = Tegangan longitudinal (Psi) unaxial material, (yaitu Sc dan SH). Oleh karena
itu tegangan yang terhitung harus juga berkaitan
2.5.2 Beban Okasional dengan uji tarik uniaxial. Resultan tegangan yang
Beban gempa biasanya juga disebut beban dihitung adalah nilai tegangan geser maksimum.
sesmic, disebabkan oleh bergeraknya tanah secara Berikut adalah persamaannya :
(𝑆1−𝑆3 )
acak yang melalui anchor struktur/pipa ke tanah dan 𝜏𝑚𝑎𝑥 = (2.12)
2
menyebabkan beban inersia dari struktur/pipa yang
terinduksi. Tekanan gempa yang mengenai pipa dapat (𝑆𝑥−𝑆𝑦) 2
(𝑆𝑥+ 𝑆𝑦 )
dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : S1= + √( ) + 𝜏2
2 2
𝑊𝐿2 (2.13)
𝑆 = 0.75𝑖𝑥 12 𝑥 𝑥 1.5𝐺 (2.9)
8𝑍
(𝑆𝑥+ 𝑆𝑦 ) (𝑆𝑥−𝑆𝑦) 2
S3= - √( ) + 𝜏2
2 2
Dengan : (2.14)
S = Seismic Stress (Psi)
i = Stress intensification factor
W = Berat pipa (lb/in)
L = Panjang pipa (in) Dimana :
Z = Modulus section (in3) S1 = Tegangan Principal Terbesar
G = Seismic acceleration S3 = Tegangan principal terkecil
max = Tegangan geser maximum
2.5.3 Beban ekspansi Thermal
𝑖𝑀
S =
𝑍
(2.12)
Tabel3.1 hasil perhitungan heat loss
Perhitungan segmen 1
σb = 3230.40
i = 1,15
Gambar 4.5 Grafik tegangan akibat beban sustain (software) G = 0.15 (seismic acceleration)
S = 0,75x i x 12 x σb x 1,5 G
S = 0,75 x 1,15 x 12 x 3235,40 x 1,5 x dapat dari software CAESAR II adalah
0.15 terbesar terjadi pada Node 100, yaitu
sebesar 4123 Psi, dan yang terkecil pada
S = 6555,69 psi node 40, yaitu sebesar 2089 Psi. Nilai
tegangan yang cukup besar lain dihasilkan
Occ = S+Sus loads pada node yang berada pada support. Seperti
pada node 30 nilai tegangan yang dihasilkan
= 3235,40 Psi + 6597.79 Psi sebesar 3631 Psi. Untuk node nilai
tegangan akibat beban okasional, tegangan
= 13149.48 Psi terbesar cenderung terjadi pada node yang
dekat dengan support dan anchor. Seperti
Tabel 4.12 hasil perhitungan stress due hasil nilai tegangan pada node 100 yang
occasional loads juga menimbulkan gaya searah sumbu Y
yang terjadi sebesar 1120 lb. Hal ini
Segmen i G Bending Stress (psi) Occasional load manual (psi) Software (psi) Allowable stress (psi) acc dikarenakan, pada saat terjadi gempa
S1 1 0.15 6448.61 13149.48 3631 26600.00 yes anchor menahan pipa yang bergerak akibat
S2 1 0.15 332.53 4368.28 3741 26600.00 yes beban gempa. Maka dari itu, pada node
S3 1 0.15 583.47 5127.40 4126 26600.00 yes
dekat anchor nilai tegangan dan gaya yang
dihasilkan cukup besar.
Tahap berikutnya menganalisa nilai
tegangan yang disebabkan oleh beban 3.4 Stress due to expansion load
okasional. Beban okasional adalah beban
yang tidak terjadi seterusnya. selama sistim Tabel 4.13 menunjukan hasil
beroperasi.Tegangan yang dianalisa pada perhitungan manual stress due to expansion
tahap ini adalah beban akibat gempa. Dalam load dan software yang terjadi pada segmen
hal ini analisa yang dilakukan dengan 1 sampai segmen 3 expansion loop. Berikut
menggunakan software CAESAR II. ini contoh perhitungannya untuk segmen 3
straight pipe :
5Wl4
∆=
384 E I
5𝑥3,156𝑥142,114
∆=
384𝑥30.4𝑥106 𝑥58,87
Gambar 4.6Grafik tegangan akibat beban
gempa (software) ∆= 0.00937
4. Dari hasil perhitungan resultant - Smith, P. R., & Van Laan, T. J. (1987),
tegangan, diperoleh nilai tegangan geser PIPING AND PIPE SUPPORT SYSTEM.
maksimum pada expansion loop sebesar U.S.A : McGraw Hill Inc.
3316,83 Psi untuk Z Bend loop dengan
radius 12 inchi. - TIJARA PRATAMA. (2004). ANALISA
DASAR PELATIHAN TEGANGAN PIPA.
5. UCAPAN TERIMA KASIH Jakarta : TIJARA PRATAMA Inc.
Terimakasih kepada bapak George Endri - Cengel. Y. A.(2002). Heat Transfer Second
Kusuma, ST.,M.Sc.Eng. Dan Bu Nora Edition.
Amelia Novitrie, ST., MT. atas arahan dan
bimbingannya selaku dosen pembimbing.
Terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya Tugas Akhir ini.
6. PUSTAKA