Anda di halaman 1dari 49

PENGENALAN PERPIPAAN DI KAPAL

1. Capaian Pembelajaran khusus


 Mahasiswa memahami kondisi dan kriteria dalam mendesain perpipaan.
 Mahasiswa memahami komponen – komponen perpipaan di kapal.
 Mahasiswa mengetahui daftar peralatan dan tanki – tanki di kapal.
 Mahasiswa memahami dan mampu menggambar simbol - simbol piping di
kapal.
 Mahasiswa mampu mengkalisifikasikan pipa di kapal berdasarkan rule dan
regulation.
 Mahasiswa memahami material yang digunakan di sistem perpipaan di
kapal.

2. Definisi
Di dalam mendesain sistem perpipaan ada beberapa kondisi dan kriteria
yang harus dipahami, diantaranya adalah piping, pipe class, design pressure,
design temperature, ambient influence, Dynamic effect dan thermal expansion and
condition load.

Piping
Istilah piping atau perpipaan didefinisikan sebagai susunan dari beberapa
atau keseluruhan sejumlah komponen yang terdiri dari :
 Pipa
 Flanges dengan gasket dan bolt dan nut-nya
 Expansion element
 Katub dan termasuk juga hydraulic atau pneumatic actuator jika ada.
 Fittings
 Support pipa
 Flexible hose
 Pump housing
Stell pipe GRP Pipe

Flange Expansion element

Ball valve Gate valve


Globe valve Butterfly Valve Safety valve

Pipe support Flexible hose

Sedangkan sistem perpipaan dapat didefinisikan sebagai susunan


perpipaan (piping) yang menghubungkan komponen atau beberapa komponen
seperti pompa, heat exchangers, engine, tank dan lainnya. Komponen disini terdiri
dari peralatan dan tanki.
Sistem perpipaan
Pipe class
Pipe class yang kita temui di dalam rule and regulation di class sebagai
petunjuk dalam mendesian sistem perpipaan sangat membantu untuk tujuan
sertifikasi material perpipaan, pengetesan pipa, pemilihan sambungan pipa dan
pengelasan pipa.
Di dalam tabel dibawah ini ditunjukkan klasifikasi pipa tersebut, diambil dari
BKI vol. III Section 11.

Untuk kategori class 1 dan 2, semua material piping, pengelasannya dan


pengetesan harus mendapatkan approved dari BKI. Material piping harus
mempunyai sertifikat yang di approved BKI. Begitu juga prosedure pengelasan
(welding procedure) juga wajib mendapat persetujuan dari BKI.
Pengetesan perpipaan dilakukan sebelum dan setelah pemasangan di
kapal. Semua perpipaan class 1 dan 2 harus dilakukan pengujian atau pengetesan
- hydraulic pressure test dengan disaksikan oleh class surveyor.
Sambungan pipa yang digunakan pada umumnya menggunakan
sambungan flange. Dari tabel dibawah ini, diketahui beberapa type flange yang
dapat diterapkan untuk ketiga katogori class.

Design Pressure
Tekanan yang terjadi di perpipaan dapat kita ketahui ada dua, yaitu internal
pressure dan external pressure. Internal pressure terjadi karena bekerjanya sistem
itu sendiri dimana fluida bisa mengalir dengan tekanan tertentu untuk melawan
head statis, head velocity dan losses lainnya. Sedangkan external pressure terjadi
karena faktor lingkungan di mana perpipaan berada. Sebagai gambaran
menerjemahkan external pressure, sistem perpipaan kapal selam dimana tekanan
di kedalaman tertentu sangat memperngaruhi perpipaan.
Design pressure merupakan tekanan maksimum yang terjadi pada sistem
perpipaan. Pertimbangan pemilihan perpipaan (kekuatan material) sangat
dipengaruhi oleh design pressure. Safety valve / relief valve digunakan untuk
membatasi tekanan pada perpipaan. Nilai tekanan 10% diatas nilai working
pressure digunakan untuk mensetting relief valve atau safety valve.
Menurut BKI, khusus untuk sistem perpipaan bahan bakar dijelaskan
sebagaimana tabel dibawah

Sedangkan working pressure atau tekanan kerja dapat kita pahami sebagai
tekanan yang diperlukan untuk mengalirkan fluida sesuai dengan perencanaan
sistem perpipaan. Tekanan kerja ini bisa diperoleh dari pendekatan perhitungan
head losses mayor dan head losses minor.
Di dalam pemilihan perpipaan seperti valve dapat kita lihat di body valve
seperti gambar dibawah. Terdapat keterangan 5K50, dimana nominal pressure-nya
sebesar 5 bar dan diameter nominal-nya 50 atau 2”.

Globe valve
Nominal pressure adalah nilai tekanan yang menjadi standar manufacture
dalam produksinya. Standar yang dipakai bisa dari JIS (japan industrial standard)
atau standard lainnya seperti DIN, ANSI dan lainnya. Di dalam mendesign
perpipaan, nilai nominal pressure lebih besar dari design pressure

Design Temperature
Sebagai salah satu pertimbangan dalam mendesain sistem perpipaan,
temperatur fluida yang merupakan media yang akan dilayani harus deketahui dan
tempertur lingkungan dimana perpipaan berada harus diketahui juga. Design
Temperature dari perpipaan tidak boleh kurang dari rata - rata tempertur fluida
dalam perpipaan temperature diluar perpipaan.
Design temperture sebagai salah satu kriteria dalam mendesain sistem
perpipaan yaitu sebagai parameter dalam menentukan pipe class perpipaan.
Selain itu dengan mengetahui design temperture, juga sangat membantu dalam
memilih material perpipaan.
Sebagai salah satu pertimbangan dalam pemilihan material, berikut
disampaikan beberapa batasan temperature dengan penggunaan material tertentu
pula.
No Material Limit of Design temperture
1 Copper dan alumunium Digunakan pada ≤ 200 0C
2 Copper nickel alloy Digunakan pada ≤ 300 0C
3 high-temperature bronze Digunakan pada ≤ 260 0C
4 Nodular cast iron Digunakan pada ≤ 350 0C
5 Grey cast iron Digunakan pada ≤ 220 0C
Carbon and carbon
6 Digunakan pada ≤ 400 0C
manganese steel pipe

Ambient influence
Perubahan suhu di luar perpipaan mempengaruhi tekanan di dalam sistem
perpipaan. Penurunan tekanan secara perlahan akan terjadi pada saat terjadi
penurunan suhu di luar sistem perpipaan dan pada saat tekanan di dalam sistem
perpipaan menjadi lebih rendah dari tekanan atmosfir maka kondisi vacuum akan
terjadi. Begitu juga saat terjadi kenaikan suhu di luar sistem perpipaan maka
tekanan di dalam perpipaan akan meningkat.
Sebagai ilustrasi untuk menjelaskan ambient influence terhadap sistem
perpiaan dapat kita lihat pada sistem pipa udara dari tanki ruang muat kapal
tanker. Dengan memanfaatkan PV-Valve sebagai tank safety equipment
perubahan suhu di luar sistem perpipaan yang menyebabkan perubahan tekanan
internal dapat diakomodir.

Kondisi normal
Kondisi overpressure

Kondisi vacuum

Dynamic effect
Salah satu dari dynamic effect adalah impact. Impact force atau gaya
tumbukan bisa terjadi karena faktor dari luar (external) dan dari dalam (internal).
Sebagai salah dynamic effect, dari dalam sistem (internal) terjadi jika ada
perubahan tekanan secara mendadak, hal ini terjadi pada saat valve dibuka.
Sebagai gambaran terjadinya impact force di kapal dapat kita lihat pada system
hydraulic kapal tanker. System hydraulic ini untuk melayani pompa cargo dengan
tipe submerged pump.

Submerged cargo pump


Pada saat pompa dijalankan, maka akan terjadi dynamic effect yang
membuat pipa akan bergerak. Pergerakan pipa ini, sangat memperngaruhi
penetrasi pipa di bulkhead. Untuk mengatasi dynamic effect ini maka pipa harus
disupport dengan baik dan ditambahi anchor untuk meminimalkan pergerakan
searah pipa.
Bulkhead penetration

Pipe support
Anchor pipe

Anchor pipe
Thermal expansion and contraction load
Dalam mendesain sistem perpipaan perlu dipertimbangkan pengaruh
pemuaian dari material pipa. Pertimbangan ini diperlukan pada saat mendesain
perpipaan di area cargo di kapal. Sebagai salah satu referensi, dapat dilihat pada
gambar dibawah ini

Loop pipe

Perpipaan di area cargo

Expansion loop pipe


Selain expansion loop pipe yang digunakan untuk meminimalkan
contraction load, ada beberapa fitting yang bisa digunakan seperti :
a. Corrugated bellows / metal bellows expansion
b. Swivel joint

c. Dresser coupling

3. Pipe Symbol
Pengenalan dan memahami simbol perpipaan sangat berguna untuk
membaca dan menggambar sistem perpipaan. Banyak simbol perpipaan yang
dipakai sehingga setiap gambar perpipaan disarankan untuk mencantumkan
simbol dan keterangan untuk mendapatkan pemahaman gambar yang baik.
Berikut ini disampaikan symbol perpipaan yang bisa dijadikan referensi.
a. Pipa dan koneksinya
GRAPHICAL
NO NAME REMARKS
SYMBOL

1.1 Not connected crossing Symbol


acceptable

1.2 Connected crossing

1.3 Tee pipe


Ç Ç
1.4 Flexible joint, flexible pipe È È È
joint

1.5 Flanged joint

1.6 Sleeve joint

1.7 Reducer Example :

1.8 Screwed joint

1.9 Welded Joint

Sleeve type expansion joint,


1.10 sleeve type expansion pipe
joint
1.11 Bellows type expansion pipe
joint

1.12 Expansion joint, Expansion W


pipe joint

1.13 Blank flange

As required, use letter O for


1.14 Spectacle flange “open” and letter C for “close”
O C
Example :
1.15 Penetrating, watertight Example for
bulkhead and deck those with flange :

1.16 Penetrating, non watertight


bulkhead and deck

1.17 To bilge To be released locally


b. Kontrol dan bagian pengaturan
GRAPHICAL
NO NAME REMARKS
SYMBOL

2.1 Hand operated

2.2 Remote control TO… Controlled position


shall be in indicated

2.3 Spring

2.4 Weight

2.5 Float

2.6 Piston

2.7 Diaphragm

2.8 Diaphragm with positioner

M
2.9 Electric motor driven

A
2.10 Air motor driven

2.11 Solenoid driven S

c. Valve dan cock


GRAPHICAL
NO NAME REMARKS
SYMBOL
Globe Symbol also
3.1 Stop valve
acceptable
Angle Symbol also
acceptable

3.2 Three way valve

Globe
3.3 Lift check valve Arrowhead may be omitted
Angle

Globe
3.4 Screw down stop Arrowhead may be omitted
check valve Angle

3.5 Swing check valve Arrowhead may be omitted

Example :

3.6 Pressure reducing valve shows 40kÙ


20k
40k 20k
Globe
3.7 Safety valve Arrowhead may be omitted
Angle

Globe
3.8 Self closing valve Arrowhead may be omitted
Angle

3.9 Regulating valve

3.10 Butterfly valve


3.11 Gate valve

3.12 Breather valve

Globe
3.13 Hose valve Example :
Angle

Arrowhead may be omitted


3.14 Foot valve Example :

Globe
3.3 Needle valve and
V-port valve Angle

Globe
3.4 Relief valve
Angle

3.17 Two way cock

3.18 Tree way cock L port

3.19 Three way cock, T-port

3.20 Locked cock

Symbol for check valve


3.21 manifold valve
3.22 Remote operated valve

3.23 Emergency shut off valve

A
3.24 Air motor valve

M
3.25 Electric motor valve

3.26 Piston valve

S
3.27 Solenoid valve

3.28 Diaphragm operated valve

Referensi : Di bawah ini disampaikan simbol secara grafis koneksi untuk valve
sebagai keterangan lanjutan.

TYPE GRAPHICAL SYMBOL


Flanged end

Screwed end

welding end

d. Pipe fitting
GRAPHICAL
NO NAME REMARKS
SYMBOL

4.23 Thermometer Pocket

4.24 Boss

4.25 Boss and plug

4.26 Rose plate

4.27 Change piece, change over


piece

4.28 Goose neck type air pipe


head (without wire net)

4.29 Bonnet type air pipe head


(without wire net)

4.30 Goose neck type air pipe


head (with wire net)

4.31 Bonnet type air pipe head


(with wire net)

4.32 Oil tray coaming

4.33 Bellmouth
e. Control dan instrumentation
GRAPHICAL
NO NAME REMARKS
SYMBOL

5.1 Hydraulic oil line


Draw thinner lines than those for
general piping
5.2 Control air line An arrowhead may be added for
indicating the direction of signal

5.3 Capillary tube

5.4 Electric wiring

Symbols for indicators or


5.5 Local indicator regulators covering two kinds
of variation or having two
function :

5.6 Remote indicator , or ,

5.7 Thermometer T

5.8 Pressure gauge P

5.9 Compound gauge C

5.10 Vacuum gauge V

5.11 Differential pressure gauge Pd

5.12 Pressure switch PS


5.13 Temperature switch TS

5.14 Float switch FS

5.15 Limit switch LS

5.16 Change over switch box COS

5.17 Transmitter

P To be used
5.18 Seal pot
with
pressure gauge
P To be used
5.19 Loop seal
with
pressure gauge

5.20 Salinity cell SC

Without valve
5.21 Glass level gauge
With stop valve

5.22 Flat glass oil level gauge With self closing


valve

5.23 Float type level gauge

5.24 Inner float type level

5.25 Outer float type level gauge Example :

4. Material
Pipa
Mengenali material piping sangat menunjang dalam mendesain sistem
perpipaan. Penggunaan material secara umum dapat kita golongkan menjadi
metallic pipe dan nonmetallic pipe. Metallic pipe ada dua kelompok yaitu Ferrous
pipe dan nonferrous pipe.

Ferrous pipe
- Carbon steel
- Stainless steel
- Cast iron

Metallic pipe
Nonferrous pipe
- Copper
Material pipa - Copper alloy
- Alumunium alloy

Nonmetallic pipe

- PVC
- U-PVC
- PP-R
- HDPE
- FRP (GRP, GRE, GRV)

Pemilihan pipa untuk sistem perpipaan dikapal dapat menggunakan


petunjuk klasifikasi. Di BKI Class, kita bisa menggunakan BKI Vol. III Section 11.B
dan 11.C. Secara umum tabel dibawah dapat digunakan sebagai acuan :
No Material Limit of Design temperture
1 Copper dan alumunium Digunakan pada ≤ 200 0C
2 Copper nickel alloy Digunakan pada ≤ 300 0C
3 high-temperature bronze Digunakan pada ≤ 260 0C
4 Nodular cast iron Digunakan pada ≤ 350 0C
5 Grey cast iron Digunakan pada ≤ 220 0C
Carbon and carbon
6 Digunakan pada ≤ 400 0C
manganese steel pipe

Carbon steel pipe


Untuk syarat pemilihan ketebalan pipa steel (Carbon steel), kita harus
mengetahui sistem perpipaan apa saja di kapal dan ruangan - ruangan yang ada
dikapal. Sebagaimana tabel dibawah, kreteria syarat pemilihan ketebalan
dikelompokkan dalam group N, M dan D. Dimana setiap sistem perpipaan yang
pipanya melintasi atau melalui ruangan memiliki syarat ketebalan tertentu.
Pembacaan pemilihan ketebalan minimum, harus mengetahui jenis pipa -
pipa yang ada di pasaran dengan dimensi berdasarkan standard yang ada. Berikut
ini disampaikan JIS standard sebagai salah satu referensi dalam memilih pipa.
1. JIS G 3452 “Carbon steel pipes for ordinary piping”
2. JIS G 3454 “Carbon steel pipes for pressure service”
3. JIS G 3455 “Carbon steel pipes for high pressure service”.
JIS G 3452
JIS G 3454
JIS G 3455

Sebagai contoh penerapan pemilihan syarat ketebalan steel pipe dalam


sistem perpipaan di kapal dengan menerapkan aturan BKI Class sebagai berikut.
1. Sistem ballast dengan diameter pipa (diameter nominal, DN) 100, pipa
tersebut melalui ruangan engine room.
2. Dari tabel JIS standard, DN 100 memiliki outside diameter (OD) sebesar 114.3
mm
3. Dari tabel BKI, sistem ballast dengan pipa melalui engine room di
kelompokkan dalam group M.
4. Dari tabel minimum ketebalan steel pipe BKI untuk group M dengan OD 114.3
mm berada di OD 76,1 hingga OD 117.8 mm dengan minimum ketebalan
sebesar 4.5 mm.
5. Pemilihan pipa dengan DN 100 dapat menggunakan JIS G 3452 dengan
ketebalan 4.5 mm

Stainless steel pipe, copper pipe and copper alloy pipe


Sedangkan untuk stainless steel, copper dan copper alloy, di aturan BKI
dapat menggunakan minimum ketebalan pipa sebagaimana tabel dibawah.
Valve
Valve atau katub mempunyai fungsi untuk menutup, membuka dan
mencegah aliran balik dari fluida. Selain itu, valve juga berfungsi sebagai mengatur
besar kecilnya aliran fluida yang akan melawati pipa (throttle valve). Untuk
membatasi dan menurunkan tekanan yang melewati suatu komponen, valve juga
berfungsi sebagai safety equipment seperti relief valve/safety valve dan pressure
reducing valve.
Dalam memilih valve harus diketahui diameter nominal, pressure nominal
dan material yang disyaratkan. Pressure nominal merupakan standard tekanan
dari badan standarisasi (seperti, JIS, DIN, ASME, dll.) yang digunakan
manufacture untuk membuat produk seperti flange dan valve. Berikut ini
disampaikan jenis - jenis valve, diantaranya :
a. Globe valve & angle globe valve
Globe Valve adalah katub yang memiliki arah gerak linier maupun
membelok (900) dan dirancang sebagai stopping (menghentikan aliran), membuka
aliran dan mengatur aliran. Disk globe valve bisa benar-benar menutup sebuah
aliran.
Globe valve angle globe vavle

b. Hose globe valve & angle hose globe valve


Valve ini memiliki konstruksi yang sama dengan globe valve diatas, yang
membedakan adalah sisi outletnya. Sisi outletnya dilengkapi dengan fasilitas
koneksi untuk sambungan hose pipe. Katub ini banyak ditemui untuk fasilitas
hydrant.

Hose globe valve angle hose globe valve fire hose

c. Lift Check globe valve


Dalam konfigurasinya mirip dengan globe valve hanya saja pada globe
valve putaran disk atau valve dapat dimanipulasi sedangkan pada lift check valve
tidak (karena globe valve adalah jenis valve putar dan control valve).
Port inlet dan outlet dipisahkan oleh sebuah plug berbentuk kerucut yang
terletak pada sebuah dudukan, umumnya berbahan logam. Ketika terjadi foward
flow, plug akan terdorong oleh tekanan cairan sehingga lepas dari dudukannya
dan fluida akan mengalir ke saluran outlet. Sedangkan apabila terjadi reverse flow,
tekanan fluda justru akan menempatkan plug pada dudukannya, semakin besar
tekanan semakin rapat pula posisi plug pada dudukannya, sehingga fluida tidak
dapat mengalir

d. Gate valve
Gate valve adalah katup yang dibuka dengan mengangkat penghalang
keluar dari jalur fluida. Katup gerbang membutuhkan sedikit ruang di sepanjang
sumbu pipa dan hampir tidak membatasi aliran fluida saat gerbang dibuka penuh

Gate valve
e. Ball valve
Ball valve adalah sebuah katup dengan pengontrol aliran berbentuk disc
bulat (seperti bola / belahan). Bola itu memiliki lubang, yang berada di tengah
sehingga ketika lubang tersebut segaris lurus atau sejalan dengan kedua ujung
Valve / katup, maka aliran akan terjadi. Tetapi ketika katup tertutup, posisi lubang
berada tegak lurus terhadap ujung katup, maka aliran akan terhalang atau tertutup.
Ball valve

f. Check valve (swing check valve)


Check valve adalah alat yang digunakan untuk membuat aliran fluida hanya
mengalir ke satu arah saja atau agar tidak terjadi reversed flow/back flow. untuk
mengalirkan fluida hanya ke satu arah dan mencegah aliran ke arah sebaliknya.
tidak menggunakan handel untuk mengatur aliran, tapi menggunakan gravitasi dan
tekanan dari aliran fluida itu sendiri.

Check valve
g. Butterfly valve
Batterfly valve memiliki turbulensi dan penurunan tekanan (pressure drop)
yang minimal. Valve ini bagus untuk pengoperasian on-off ataupun throttling, dan
bagus untuk mengontrol aliran zat cair atau gas dalam jumlah yang besar. Namun
demikian valve ini biasanya tidak memiliki kekedapan yang bagus, dan harus
digunakan pada situasi / sistem yang memiliki tekanan rendah (low-pressure).
Double flange butterfly valve Butterfly valve wafer type

h. Safety/relief valve
Safety/Relief valve memiliki fungsi yang sangat berbeda dari valve-valve
yang lain. Valve ini didisain khusus untuk melepas tekanan berlebih yang ada di
equipment dan sistem perpipaan. Untuk mencegah kerusakan pada equipment,
dan lebih penting lagi cedera pada pekerja. Relief valve dapat melepas kenaikan
tekanan sebelum menjadi lebih ekstrim

Safety/Relief valve
i. Three-way valve (L and T type)
Three-way valve secara konstruksi bisa dari ball valve atau globe valve.
Tipe L digunakan untuk mengubah arah aliran medium. Katub ini dapat
menghubungkan dua pipa yang saling tegak lurus. Sedangakan katup bola tiga
arah tipe T digunakan untuk mengalihkan, interflow, dan pembalikan aliran.

3-way valve L type 3-way valve T type 3-way valve


Di tabel ini merupakan standard valve yang sering ditemukan di sistem
perpipaan. Standard valve tersebut mengacu standard JIS.
Strainer
Strainer atau filter digunakan untuk melindungi peralatan seperti pompa,
turbin dan kompressor dari kerusakan. Strainer bekerja secara mekanis dengan
menghilangkan padatan dari fluida yang mengalir dengan menggunakan wire
mesh (jala kawat) atau saringan.
Satuan mesh (jala) dapat kita artikan jumlah lubang dalam 1 inch.

Jenis strainer : (umum dipakai di sistem perpipaan di kapal)


1. Y-type strainer
Berdasarkan JIS standard yaitu JIS F7220. Seperti dibawah ini
2. Can Water strainer
Can water strainer banyak ditemui pada instalasi perpipaan di kapal
dengan media air laut. Diletakkan pada jalur inlet sebelum pompa air laut.
Mengacu standard JIS basket strainer memiliki kode JIS F7121

Can water strainer

3. Simplex dan Duplex strainer


Strainer banyak digunakan pada sistem perpipaan dengan fluida
minyak. Duplex memiliki pilihan atau switching tanpa harus menghentikan
aliran fluida pada saat dilakukan pembersihan. Mengacu standard JIS
simplex memiliki kode JIS F7209 dan duplex strainer dengan kode JIS
F7208.
Duplex strainer

Simplex strainer
4. Mudbox
Merupakan salah satu jenis strainer yang dapat ditemui di jalur
suction bilge di engine room. Mengacu pada standard JIS memiliki kode JIS
F7203. Ada dua tipe yaitu straight dan L-type

Straight type L-type


Air vent pipe head
Air vent pipe head adalah komponen yang dipasang di ujung pipa udara.
Terdiri dari dua tipe, float type dan ball type. Dan satu lagi type yaitu gose neck
type.

Foalt type – air vent pipe head

Ball type – air vent pipe head


Type air vent pipe head

Sounding cap head


Sounding cap head adalah komponen yang dipasang di ujung dari pipa
sounding / duga. Setiap tanki dipasang pipa duga. Untuk tanki independent (tidak
ikut struktur kapal) menggunakan pipa duga yang dapat dilihat secara visual dan
dipasang level gauge. Sedangkan tanki dependent (ikut struktur kapal), pipa duga
menggunakan pipa dengan deameter yang cukup untuk memasukkan pendulum
ke dalam tanki.
Jika letak pipa duga dari dependent tank yang berakhir di bawah garis air,
maka sounding cap head harus menggunakan type self closing.
Upper deck sounding pipe

Deck piece sounding cap


Sounding pipe with self closing type

Bellmouth
Bellmouth merupakan end pipe dari sisi hisap dari tanki. Bellmouth
bertujuan untuk mengurangi losses dari sisi hisap dan dengan posisi yang lebih
dekat dengan bottom tanki diharapkan tidak banyak fluida yang tersisa.
Sebagai alternatif bellmouth bisa menggunakan reducer sebagai pengganti
dari standard yang ada. Material bellmouth menyesuaikan dengan material pipa
yang digunakan.
JIS F 3020 Bellmouth
Elbow
Elbow digunakan untuk merubah aliran pipa dari lurus menjadi 45 0 atau 900.
Terdapat tipe, long dan short elbow. Material elbow mengacu material pipa yang
digunakan.
Reducer
Reducer digunakan untuk merubah diameter pipa dari diameter besar ke
diameter kecil atau sebaliknya. Ada dua jenis elbow yang ada, concentric dan
eccentric elbow. Material reducer ini mengacu pada material pipa yang digunakan.

Sleeve
Sleeve digunakan untuk menyambung pipa secara permanen dengan
metode pengelasaan. Sleeve bisa juga digunakan untuk penetrasi pipa. Material
sleeve mengacu pada material pipa yang digunakan. Sebagai alternatif bisa
menggunakan pipa dengan ketebalan yang cukup dan mempunyai selisih OD pipe
dan ID sleeve abt. 1 ~ 4 mm (semakin besar dimensi pipa selisih selisihnya
semakin besar)

Sleeve
Flange, Packing flange & Bolt and nut
Flange digunakan sebagai alat untuk menyambung pipa. Kelebihan
penggunakan flange, memudahkan instalasi dan perbaikan perpipaan. Untuk
menjamin tidak ada kebocoran pada saat flange tersambung, dilakukan
pengetesan leakage. Pengetesan ini dilakukan dengan nilai tekanan sebesar 1,25
x Design pressure. Dalam penyambungan flange, dibutuhkan packing (gasket) dan
bolt and nut.

JIS 5 & 10K – Slip-on flange

JIS 16K – Slip-on flange


JIS 16K and upper - Welding neck flange

Pipe support
Pipe support terdiri dari u-bolt, nut, profile angle diperlukan untuk
menyangga pipa. Selain profile angle, H-profile juga bisa digunakan sebagai
pengganti untuk mensupport pipa dengan beban yang besar.
Kerapatan pipe support sangat diperhatikan untuk meminimalkan getaran
saat kapal berlayar dengan power engine maksimum. Dihalaman selanjutnya
diberikan standard pipe support yang bisa dugunakan untuk petunjuk pemilihan
profile angle dan jarak antar pipe support.

Anda mungkin juga menyukai