Anda di halaman 1dari 18

BAB II PENGETAHUAN JENIS MATERIAL & SEALING II.

1. Material Valve
Valve dapat dipasang kedalam sebuah sistem dengan berbagai cara. Jika valve ini dilas
kesebuah sistem, bagian saluran masuk ( inlet ) dan keluar ( outlet ) dari badan valve itu harus
halus hasil pengelasannya. Flange merupakan satu jenis sambungan juga. Jika digunakan flange
bagian saluran masuk dan keluar diikatkan dengan baut ke flange dari pipa.
Sistem aliran mengalir melalui badan valve. Desain badan valve dapat memungkinkan aliran
lurus atau dapat pula merubah arah aliran. Gambar 3. menunjukkan Globe Valve dengan aliran
lurus. Gambar 4 menunjukan Globe Valve menyudut. Perhatikan bahwa arah aliran berubah
sesuai konstruksi valve.

Valve dengan aliran lurus Valve dengan aliran menyiku Bidang dudukan ( seating ) terletak dalam
badan valve. Dibagian valve yang tidak bergerak dan tempat katup menutup di badan valve yang
menghentikan aliran melalui valve. Untuk itu bidang-bidang dudukan dan katup harus halus dan
dapat menangkup dengan sempurna.
Bidang dudukan dapat dipasang pada badan valve dengan ulir, tekan, press atau dilas tapi ada
juga yang dituang langsung menjadi satu dengan badan valve. Pada sistem yang bertemperatur
dan bertekanan tinggi suatu perpaduan uliran dan pengelasan diterapkan untuk mencegah
kebocoran antara badan valve dan dudukan.
Gambar 5 a. menunjukkan dudukan pada badan vlave dengan ulir.
Gambar 5 b. pemasangan dengan las,
Gambar 5 c. pemasangan dengan ulir dan las.
Bahan-bahan untuk konstruksi khusus berbeda. Ini tergantung dimana valve akan dipasang.
Misalnya untuk sistem bertekanan dan temperatur rendah seperti penyediaan air, bidang
dudukan dapat terbuat dari perunggu atau bahan jenis Teflon.
Pada sistem yang memerlukan tekanan dan temperatur tinggi, bidang dudukan harus sangat kuat.
Stilllite ( nama dagang untuk logam yang sangat keras ) sering digunakan untuk ini. Logam ini
biasanya dijadikan pelapis dari permukaan logam yang menjadi bidang dudukan valve. Katup ialah
bagian dari valve yang menutup pada dudukan ( seat ) untuk menhentikan aliran. Jika katup
terangkat sepenuhnya dari dudukan, ia terbuka ; jika ditekan dudukan, ia tertutup. Posisi sebagian
terbuka disebut “ Posisi Cerat ( throttling ). Posisi cerat dapat mengatur aliran. Banyak jenis desain
( model ) katup yang kita temui.
Susunan katup ganda ( gambar 6 ) didesain untuk kegunaan khusus. Ia digunakan untuk
menyamakan perbedaan tekanan diseberang katup, atau dengan kata lain untuk menyamakan
perbedaan tekanan cairan inlet dan outlet. Dibagian lain valve ini akan diterangkan lebih lanju
Katup valve dikaitkan ke batang valve yang dihubungkan dengan roda tangan, atau operator
valve. Batang valve memindahkan gerak roda tangan ke katup sebelah dalam, sehingga valve
membuka dan menutup. Susunan terlihat di gambat 7.

Katup dipasang pada batang valve dengan berbagai cara. Pada jenis sambungan gelincir, katup-
katup diselipkan masuk pada ujung batang valve. Badan valve mencegah terlepasnya katup dari
gagang valve, ulir juga digunakan sebagai suatu cara untuk menghubungkan batang dan katup.
Pada beberapa jenis valve, batang dan katup dibuat sebagai suatu bagian tunggal yang tidak dapat
dipisahkan. Pen-pen dan pasak belah sering digunakan sebagai alat tambahan untuk mencegah
katup terlepas dari batangnya. Selebihnya dari bagian-bagian valve diperkokoh oleh bonnet (
tudung ), lihat gambar 8. tudung valve dihubungkan dengan badan valve dengan baut dan ulir.
Bentuk tudung ditentukan oleh tipe dan bentuk katupnya. Tudung menjadi rumah katup, sewaktu
katup diangkat penuh dari dudukannya.
Ada 2 cara pemasangan bonnet ( tudung ) :
a. Dengan flange
b. Dengan uliran
Pada bagian batang masuk ke tudung untuk berhubungan dengan roda tangan atau operator,
ada bidang yang dilebihkan. Bidang yang dilebihkan ini disebut tabung packing (stuffing box) lihat
gambar 9. tabung packing diisi dengan perapat (packing). Kegunaan packing ialah mencegah
kebocoran melalui tudung ke udara dan sekaligus memungkinkan batang bergerak jika roda
tangan diputar. Packing dibuat dari bahan yang dapat dimampatkan sehingga membentuk sekat
keliling batang. Agar packing tetap pada tempatnya, sebuah penekan (packing gland) dipasang.
Oleh penekan packing tadi dimampatkan untuk mencegah kebocoran melalui batang dan tudung.
Penekan-penekan biasanya diikat dengan baut atau terikat oleh ulir ketudung valve.

Gerak katup di dalam kerangan diatur oleh roda tangan atau operator, via batang katup. Sebuah
roda tangan biasanya diputar dengan tangan. Tetapi jika operator digerakkan oleh motor listrik,
mekanisme atau hidrolik.
BRIDGE WALL MARKING
“Bridge Wall Marking” adalah keterangan yang berguna yang diletakkan dibagian luar badan
valve. Ia menunjukkan susunan bagian-bagian dalam badan valve dan bagaimana katup menutup
pada dudukan valve dan bagimana katup menutup pada dudukan valve. Gambar 9 menunjukkan
tipe informasi ini.
Sebagai tambahan pada Bridge Wall Marking, terdapat juga service marking. Marking ini
menunjukkan tekanan max yang dapat dibenarkan diberikan pada valve untuk jenis kerja
tertentu. Tetapi service markings tidak menunjukkan rating max untuk tekanan uap.
Huruf-huruf W, O, G, S dan L pada badan valve menunjukkan tipe kerja untuk keterangan itu.
ƒ W (water) digunakan untuk air.
ƒ O (oil) digunakan untuk minyak
ƒ G (gas) digunakan untuk gas
ƒ S (steam) digunakan uap
ƒ L (liquid) digunakan untuk cairan.

II.2. Pemilihan Material pada Body


Jenis fluida ( korosif, beracun ) dan kondisi fluida ( temperatur dan tekanan ) akan
mempengaruhi pemilihan material pada body valve. Table dibawah menujukkan pemilihan
standar valve berdasarkan tekanan dan jenis sambungan valve. Baja karbon banyak digunakan
untuk fluida non korosif dan temperatur menengah ( 425 ° C ). Sedangkan stainless steel dipakai
untuk fluida yang sangat korosif atau temperatur tinggi ( 535° C ). Baja chromemolybdenum
memliliki kemapuan diantara baja karbon dan stainless steel. Baja titanium dipakai untuk fluida
yang beracun ( acid ). Sedangkan Bronze dipakai untuk fluida yang mudah menyala/ meledak
seperti oksigen murni.
II.3. Pemilihan Gasket
Gasket adalah komponen yang terletak diantara 2 komponen valve lainnya yang berfungsi
untuk :
ƒ Mencegah keausan antara 2 komponen valve
ƒ Mencegah kebocoran fluida ke atmosfir
ƒ Memungkinkan berfungsinya mekanisme internal yang tergantung pada 2 fluida yang
terpisah.
Bentuk penampang gasket dibedakan menjadi beberapa, antara lain :
¾ Flat
¾ Spiral wound
¾ Metal O-ring
¾ Metal C-ring
¾ Metal Spring
¾ Metal U-ring
II.4. Konsultasing Pressure Safety Valve.
Secara umum kontruksi dari pressure safety valve terdiri dari : body, tim, spring, bonnet dan
accesories, lihat gambar 1. dibawah ini

Pressure Safety Valve yang akan diproduksi perancangannya harus merujuk pada ketentuan
atau standart yang berlaku misalnya ASME, API atau code lain yang direkomendasikan pada
proses plant atau proyek tersebut. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kontruksi body dan
materialnya. Rancangan “part” harus mempertimbangkan allowable stress dari material yang
akan diguanakan dan harus pula disesuaikan dengan spesifikasi standart yang telah diakui
misalnya ANSI, ASTM atau standart lain yang berlaku. Komponen dari valve meliputi :
1. Valve – Body
Valve body biasanya adalah jenis angle (angle type) lihat gambar 1.2 biasanya mempunyai
outlet yang lebih besar dari inletnya. Hal ini amat penting untuk melakukan “expand” terhadap
fluida seperti gas, vapour. Safety atau relief valve harus selalu melakukan “relief” ke pressure yang
lebih rendah (biasanya dengan tekanan atmosferik). Untuk mencapai hal tersebut dapat dilakukan
dengan menambah ukuran outlet pipa sedemikian rupa sehingga dapat memperoleh back
pressure 10% dibawah harga inlet pressure yang diijinkan untuk memastikan bahwa valve akan
membuka pada harga set pressure yang telah ditentukan. Valve body harus mempunyai
connection yang mampu digunakan pressure dan temperatur pemakaiannya dan tidak hanya
pada kondisi operasinya tetapi juga pada kondisi relievingnya yang biasanya mempunyai harga
yang tidak sama.
Body-connection dari valve berbentuk screw, flange atau welded. Screwed-connection biasanya
digunakan untuk ukuran valve sampai 3” (inlet) x 4” (outlet). Screwed pada inlet dapat berbentuk
“male threaded” atau “female threaded” sedangkan untuk outletnya selalu berbentuk “female
threaded”. Walaupun terbesar (3”x4”) tersedia tetapi kebanyakan chemical dan petroleum
processing plant tidak menggunakan screwed-pipe yang lebih besar dari 2” sehingga ukuran yang
digunakan adalah 11/2” x 2”. Lihat gambar 1.3 dibawah ini.

Beberapa manufacture tertentu dapat menyediakan flange connection dengan ukuran ½ x ¾”


tetapi ukuran ini jarang dipakai, ukuran yang sering dijumpai pada plant adalah 1 x 2” atau 11/2 x
2”. Flange rating harus disesuaikan dengan kondisi pressure dan temperaturenya, raised-face
adalah jenis flange connection yang sering dijumpai tetapi standart yang lain juga dapat ditemui
lihat gambar 1.4 dibawah ini. Outlet flange rating disesuaikan dengan harga maximum back
pressure.
Material body, untuk pemakaian secara umum (general purpose) biasa adalah carbon steel.
Adapun alloy steel akan digunakan bila spesifikasi pipa mengharuskannya atau untuk pemakian
pada kondisi atmosferik tertentu. Untuk fluida berupa udara digunakan Bronze Alloy, sedangkan
untuk pressure relief device yang dipasang pada storage tank (breather valve) biasanya akan
digunakan material yang terbuat dari bahan alluminium.
2. Valve-Nozzle
Arrangement dari nozzle pada pressure safety valve dibedakan menjadi dua jenis yaitu full-
nozzle dan semi nozzle. Pada full nozzle antara valve body dan nozzle menjadi satu sehingga
sebelum terjadi “discharging” semua bagian dari nozzle dan disc “terbasahi” oleh fluida. Dengan
demikian bila diperlukan material yang khusus untuk nozzle dan disc maka harus diikuti dengan
bagian dari valve body (lihat gambar 1.5 dibawah). Pada semi nozzle construction adalah
sedemikian rupa sehingga bagian lain dari valve “contact” dengan fluida yang terdapat pada
pipeline atau vessel dengan demikian valvenya dapat menggunakan material yang standart, dan
bilamana diperlukan material yang khusus hanya diperuntukkan pada nozzle dan disc saja (lihat
gambar 1.6).
Bagian ujung dari nozzle pada dasarnya merupakan orifice dari suatu pressure safety valve.
Pressure safety valve manufacture telah mengadopsi ukuran orifice standar untuk memudahkan
pemilihan relief valve yang diberi simbol (designation) antara 0,110 s/d 26.00 square-inch dengan
perbedaan 15 ukuran dimulai dari huruf D s/d huruf T terkecuali I, O, dan S. Ukuran orifice ini
selanjutnya digunakan sebagai ukuran standart dari nozzle atau Nozzle Orifice Size.
3. Valve-Spring
Spesifikasi material spring dipengaruhi oleh temperatur fluidanya standart spring material untuk
pressure safety valve biasanya adalah carbon steel atau alloy steel (tungsten). Untuk temperatur
antara -240 C s/d 2320 C digunakan material carbon steel, untuk temperatur diatas 2320 C
digunakan tungsten alloy sedangkan untuk temperatur dibawah -240 C (cryogenic) digunakan
stainless steel pada closed bonnet. Untuk corrosive service disarankan untuk menggunakan
spesial alloy steel atau menggunakan spesial coating untuk mencegah “stress-corrosion” yang
dapat menghasilkan patahnya spring. Balanced bellows juga berfungsi untuk melindungi spring
dengan demikian carbon steel spring dapat digunakan bilamana digunakan bellows valve.
Adjusment dari spring dapat mencapai 30% untuk low-range spring dan hanya mencapai 5% untuk
“higher spring range”. Untuk menjaga agar spring tetap lurus (alighment) maka spring dilengkapi
dengan spring washer. Jadi yang harus diingat dalam melakukan seleksi terhadap spring adalah
faktor temperatur dan korosi.
4. Trim dan Internal Part yang lain
Beberapa manufactur membatasi terminology trim hanya terbatas pada nozzle dan disc saja,
sedangkan manufacturer lain meliputi disc holder sebagai bagian dari trim. Trim, merupakan
elemen yang kontak langsung dengan fluida (watted element) dengan demikian secara minimal
materialnya haruslah terbuat dari bahan stanless steel. Untuk fluida yang sangat korosi seperti
H2S material trim harus dikonsultasikan dengan Standar NACE (National Association Corrosion
Engineers).
5. Seating
Bilamana pressure safety valve telah mencapai harga set pressurenya maka akan cenderung
menjadi bocor hal ini disebabkan oleh adanya keseimbangan gaya mekanis yang berasal dari
bagian bawah “disc-area” telah mencapai atau sama dengan gaya “operated spring” yang ada
pada bagian atas disc, kebocoran pada set pressure ini dapat diatasi dengan cara:
a. Membuat permukaan “seating surface” sehalus mungkin dan sepresisi mungkin dengan deviasi
mendekati 5 micro-inch.
b. Menggunakan O-ring seat seal yang memungkinkan untuk mendapatkan kerapatan (tightness)
yang lebih sempurna pada tekanan yang mendekati harga set-pressure.

Gambar 1.7. dibawah ini adalah typical dari seating dari suatu disk pada valve

Ukuran yang digunakan untuk mendefinisikan tightness dari suatu pressure safety valve ada dua
yaitu commercial-tightness dan bubble-tighness. Commercial tightness mensyaratkan besarnya
leakage maksimum yang masih diperbolehkan dinyatakan dalam persen terhadap besarnya set
pressure. Pada bubble tightness diharapkan tidak terdapat kebocoran udara atau bubble terhadap
harga pressure tertentu dalam presentase dari set pressure.
6. Bellows Seal
Bellows seal dirancang untuk melindungi efek back-pressure yang dapat mempengaruhi set
pressure dan melindungi “valve-moving-part” dari korosi, lihat gambar 1.8 dibawah ini.

Adanya variable-back pressure, tidak memungkinkan bagi conventional valve untuk merelief
secara konsisten sesuai dengan set-pressurenya, karena relieving pressurenya akan mengikuti
harga back-pressure.

Dari gambar diatas terlihat bahwa process pressure (P1) akan dilawan oleh gaya spring Fs dan P2
(down stream back pressure), bilamana harga P2 berubah maka harga set pressurenya juga
berubah. Dengan demikian conventional valve hanya dapat digunakan bilamana harga back
pressurenya konstan atau bilamana variasi back-pressurenya tidak melebihi 10% dari harga set
pressure. Dengan menempatkan “balancingbellows” yang tekanan didalamnya dibuat sama
dengan tekanan atmosfer maka pengaruh back pressure dapat ditiadakan. Bila suatu valve
dipasang “bellows-seal” maka bonnetnya harus dibuatkan venting ke atmosfer dengan demikian
bellows tersebut dapat bebas bernafas kalau tidak “pressure built-up” yang ada didalam bellows
akan menghambat “bellows movement”. Perlu dicatat bahwa pemakaian balanced-bellows ini
tidak mempengaruhi sizing calculation.
7. Blowdown Ring
Blowdown ring dibuat dengan tujuan untuk menyelesaikan dua persoalan yaitu : (1) bersama-
sama dengan disc-holder membentuk “huddlingchamber” yang akan mempersiapkan “pop-
action” pada safety valve (2) dengan mengatur blowdown ring akan mengubah perbedaan
tekanan antara set pressure dan reseating pressure dari valve. Bentuk dari blowdown ring
diperlihatkan seperti gambar 1.10 dibawah ini.

Pop action pada safety valve diperlukan untuk mencegah chattering yang dapat terjadi pada
saat valve siap untuk membuka. Safety valve pada vapour service cenderung melakukan “cycle”
antara posisi membuka dan menutup, hal ini seringkali dapat merusak valve seat sehingga
menghasilkan kebocoran. Dengan merancang kombinasi “disc-holder” dan blowdown-ring dengan
memanfaatkan “stream-pressure” dan “kineticforce” untuk mendapatkan “lifting-force” yang
paling besar sesering mungkin pada saat mulai membuka. Blowdown didefinisikan sebagai selisih
antara pressure dimana valve mulai membuka dan pressure dimana valve mulai untuk reseat yang
dinyatakan dalam persen. Blowdown maximum tercapai bilamana blowdown ring telah
menyentuh disc dan bila blowdown diputar menjauh dari disc maka blowdown akan berkurang.
Blowdown normal dari pressure safety valve adalah 5% dari set pressure yang dicapai dengan
cara memutar ring menuju disc kemudian memutar kembali beberapa kali putaran yang
disarankan oleh vendorg. Pada gambar 1.11 dibawah ini teknik penempatan blowdown ring mula-
mula berada pada posisi paling atas dari disk, dengan memutar blowdown ring kebawah pada
posisi tertentu akan didapatkan posisi “pop” action untuk vapor services dan apabila blowdown
ring diturunkan semuanya (tidak lagi menahan beban disc) akan didapatkan posisi liquid relief
services.

Gambar 1.11. Adjusment Blowdown Ring untuk pop action dan relief services
8. Bonnet dan Yoke
Bonnet adalah housing dan merupakan pelindung bagi spring oleh karena itu material dari
bonnet sebaiknya dari bahan yang sama dengan material dari body. Penempatan valve-spring
mungkin berada didalam “relieving stream” seperti ditunjukkan pada gambar 1.12 sehingga
bonnet tidak diperlukan lagi untuk menampung “escaping fluid” yang menyebar.

Sebagian besar valve yang digunakan pada processing industry biasanya mempunyai spring
diluar flow relief stream (lihat gambar 1.13) dengan demikian spring tersebut harus dilengkapi
dengan bonnet, bila digunakan balanced bellow maka harus dipastikan tidak terjadi kebocoran
kepada bonnet. Pada conventional valve venting pada bonnet ditutup (plugged) untuk
menampung flowing fluid. Seperti pada petroleum atau industry sejenis biasanya cairan yang
tetampung ini dialirkan langsung ke flare header.pemakaian safety valve yang tidak memerlukan
“fluid containment” tidak menggunakan “spring arrangement” seperti gambar 1.14 berikut :
Sebagai ganti untuk spring-mounting adalah dengan menggunakan “yoke” ini adalah suatu
design yang paling sederhana dan digunakan pada fluida dengan sifat clean, non-toxic, non-
flamable dsb.

Accessories
Merupakan peralatan tambahan dari pressure safety valve yang bersifat optional antara lain
meliputi lifting lever, gags dan cap.

Lifting lever
Fungsi utama dari lifting lever adalah untuk membuka valve pada saat pressure yang ada
dibawah valve lebih rendah dari set pressure. Lifting lever diperlukan bilamana harus dilakukan
testing terhadap safety valve secara periodik seperti pada steam boiler dan air compressor atau
pada steam service dan air service yang lain. Terdapat tiga bentuk dasar lifting lever yaitu : plain
lever, packed lever dan air-operated device. Bentuk dari plain lever ditunjukkan seperti gambar
1.15 berikut ini.

Plain lifting lever digunakan bilamana tidak terdapat back pressure dan bilamana keluarnya
“discharging-vapor” tidak diperhitungkan. Packed lifting lever digunakan bilamana terdapat back
pressure dan leakage pada “shaft” tidak diijinkan bentuknya diperlihatkan seperti gambar 1.16
berikut.
Air-operated lifting device menggunakan diaphragm-motor untuk mendapatkan lifting-power
digunakan bilamana diperlukan remote operation.

Selain untuk periodic-testing maka lifting lever juga dapat digunakan antara lain untuk :
a. Untuk mengangkat disc dari seat untuk memastikan apakah disc tidak lengket sebagai akibat
adanya korosi, caking atau pengumpulan flowing media yang lain.
b. Untuk membuang partikel asing yang kadang-kadang terjebak dibawah seat pada saat valve
menutup.
c. Untuk venting-purpose (purging) pada piping dan equipment.

Gags
Kegunaan dari gag adalah untuk menahan agar tetap tertutup pada saat equipment digunakan
untuk menampung fluida dengan tekanan yang melebihi harga set pressurenya misalkan pada
hidrotest untuk menghindari “cost of removal and installation“. Gag harus dilepas setelah dipakai
dan tidak boleh tertinggal didalam valve (lihat gambar 1.18) Gambar 1.18.
Caps Relief valve secara standart biasanya dilengkapi dengan “screwed cap” sedangkan bolted
cap” digunakan untuk optional (lihat gambar 1.19).

Anda mungkin juga menyukai