KELAINAN PRAGANAS
RONGA MULUT
◼ INSIDEN
◼ Tidak jelas
DEFINISI W.H.O
◼ Lesi praganas (Precancerous lesions)
◼ Adalah suatu perubahan morfologi
jaringan yang cenderung menjadi
keganasan (cancer) daripada normal
◼ Di dalam mulut , yaitu :
◼ Leukoplakia
◼ Erythroplakia
◼ Actinic cheilitis (solar cheilosis)
1
07/05/2018
LEUKOPLAKIA
◼ Insiden :
◼ 0,2 – 4%
◼ Dulu lebih banyak pada pria dewasa dan lansia
◼ Klinis ada 2 jenis
◼ Homogenous leukoplakia
◼ Non – homogenous leukoplakia (nodular,
verukosa, dan speckled) → resiko tinggi
◼ Lokasi pada dasar mulut dan ventral lidah resiko
ganas lebih besar
◼ Lokasi resiko tinggi palatum lunak ventrolateral
lidah dasar mulut
1. Homogenous leukoplakia
2
07/05/2018
◼ Etiologi leukoplakia :
◼ Pemakaian alkohol, penginang,
sanguinarine
◼ Pemakaian tembakau : smoking,
chewing
◼ Infeksi :
◼ candida albicans → candidal leukoplakia
◼ human papilloma virus
◼ Epstein Barr Virus
◼ Treponema palidum
3
07/05/2018
◼ Gambaran histopatologi :
◼ Hyperkeratosis tanpa displasia
◼ Displasia epitel skwamosa
◼ Ca in situ
◼ Atypia sel → keratinosit
◼ Diagnosis :
◼ Biopsi ; pemeriksaan histopatologi
(menentukan leukoplakia)
◼ Untuk menentukan malignansi :
◼ Antigen P53, human papilloma virus
16,18,33
◼ Serologi → syphilis
PERAWATAN
◼ Perbaiki oral hygiene
◼ Eliminasi faktor predisposisi (merokok dan alkohol)
◼ Sebelum perawatan harus dibiopsi untuk
mendeteksi displasia epitel bila perlu marker biologi
molekuler
◼ Eksisi lengkap dengan laser CO2 atau kryosurgeri
◼ Bila luas :
◼ Asam retinoat 13 cis 1 mg/kgBB untuk 2 – 3 bulan
◼ Asam retinoat solution atau krim in orabase
◼ Bila tanpa displasia akan sembuh dalam 2 – 3 bulan
4
07/05/2018
ERYTHROPLAKIA
◼ Erythros = merah, plakia = plak
◼ Definisi : ialah suatu plak merah terang,
tebal seperti beludru, tidak bisa
dikategorikan lesi semacam lainnya
(misalnya erythema pada proses
peradangan)
◼ Insidens :
◼ 80% displasia berat → karsinoma
◼ Lebih sedikit daripada lekoplakia
◼ Kebanyakan pada pria usia dewasa atau
lansia
◼ Potensi ganas lebih besar daripada
leukoplakia
◼ Etiologi : tidak jelas, faktor predisposisi
rokok, alkohol dan human papillomavirus,
penginang
5
07/05/2018
◼ DD :
◼ Erythematous candidosis
◼ Median rhomboid glassitis
◼ Denture stomatitis
◼ tbc (lupus vulgaris)
6
07/05/2018
TATALAKSANA
◼ Observasi 1 – 2 minggu, disertai elimnasi iritan yang
dicurigai, bila lesi persisten harus dibiopsi
◼ Kumur/ulas toluidine blue 1% (tolonium chloride)
untuk membedakan dengan lesi lain, diulang setelah
eliminasi radang
◼ Bila positif harus diangkat/eksisi/laser
◼ Bila infeksi sekunder : topikal antifungal atau systemik
2 minggu
◼ Bila keratosis : Vitamin A sintetik, topikal atau
systemik
◼ Hentikan pemakaian tembakau
◼ Khemoterapi topikal misal bleomysin atau radiasi
7
07/05/2018
Manifetasi Klinis
◼ Biasanya pada bibir bawah
◼ Dini (akut) bibir kemerahan oedem pada
keadaan kronis menjadi kering dan
mengelupas keriput berwarna putih
keabuan
◼ Dapat melibatkan seluruh bibir menjadi
lebih tebal
◼ DD lupus erythematosus, lichen planus
Perawatan
◼ Sebaiknya dicegah pada orang yang
beresiko tinggi, dengan cara memakai topi
atau memakai tabir surya dan menghindari
matahari siang
◼ Trichloroacetic acid, 5-flurouracil,
bleomycin, 3% diclofenac in 2.5%
hyaluronic acid gel, 5% imiquimod
◼ Laser surgery
◼ Periksa ulang setiap 6 bulan
8
07/05/2018
Klinis :
◼ Dini :
◼ Vesikula dan ulser kecil disertai rasa terbakar, erosi,
hypersalivasi dan hypermelanosis
◼ Lanjut :
◼ Mukosa oral halus, inelastic menjadi kaku, sukar buka
mulut, lidah sukar digerakkan, atrofi dan papilanya hilang,
palatum pucat dengan uvula mengkerut, mulut kering,
trismus, dysphagia
◼ Tanda khas : mukosa pucat, terlihat “belang” atau
tampak “pita” vertikal yang dapat dipalpasi, stain sisa
menyirih.
◼ DD : non homogenous leukoplakia, lichen planus tipe
atrofik, pernicious anemia
9
07/05/2018
◼ Diagnosis berdasar :
◼ “Fibrous bands” yang dapat dipalpasi
◼ Tekstur mukosa menebal
◼ Mukosa pucat dengan “white marble like”
◼ Konfirmasi dengan biopsi dan pemeriksaan
histopatologis Juga untuk melihat adanya displasia
◼ Gambaran histopatologis
◼ Atrofi epitel
◼ Perubahan jaringan fibrous pada
epitel
◼ Rete ridge hilang sama sekali
◼ Lamina propria terjadi hialinasasi dan
homogenisasi kolagen
Pemeriksaan darah lengkap
menunjukkan anemia
◼ Terapi :
◼ Paliatif atau symtomatik
◼ Injeksi steroid dan hyaluronidase pada
submukosa atau Kortikosteroid topikal pada
lesi lokal
◼ Preparat zat besi
◼ Vitamin A topikal
◼ Systemic corticosteroid 20 – 30 mg/hr. 2 – 4
minggu kemudian “tapering”
◼ Terapi Surgical untuk memperbaiki buka
mulut dan mencegah Transformasi maligna.
◼ Hentikan dugaan penyebab
◼ Pasien hrs selalu dimonitor krn resiko maligna
10
07/05/2018
Klinis :
◼ Dapat terjadi di mukosa oral saja atau
bersamaan dengan lesi di kulit
◼ Lesi pada mukosa bukal, lidah, bibir dan
gingiva biasanya simetris
◼ Pada gingiva sama dengan
desquamative gingivitis
◼ Asimtomatik tetapi ada rasa nyeri pada
tipe erosif, atrofik, bulosa, lesi gingiva
11
07/05/2018
◼ Diagnosis :
◼ Berdasar gambaran klinis saja
◼ Pemeriksaan histopatologis dan direct
imunofluorescene (pada kasus sukar)
Gambaran Histopatologi :
◼ Vakuolisasi dan destruksi dari sel basal.
◼ Infiltrasi limfosit T yang memanjang dari
lapisan epitel tengah ke atas.
◼ Biopsi: degenerasi hidrofik pada sel – sel
basal epitel.
◼ Hiperparakeratosis / hiperortokeratosis,
Penebalan sel lapisan granulosum disertai
rete pegs
◼ Tampak gambaran Civatte bodies.
12
07/05/2018
◼ DD :
◼ Discoid lupus erythematosis
(erythematous)
◼ Median rhomboid glossitis (atrofik)
◼ Pseudomembranous candidosis
◼ Lichenoid lesions
PERAWATAN
◼ Restorasi sekitar lesi untuk eliminasi reaksi
lichenoid di bongkar (amalgam, composit)
◼ Stop alkohol dan tembakau
◼ Kortikosteroid 20 – 40 mg/hr. 2 – 3
minggu kemudian taper 5 mg. setiap
minggu selama 4-6 minggu
◼ Topikal kortikosteroid
◼ Periksa ulang setiap 6 bulan sekali
13